makalah struktur apbd.docx

13
MAKALAH ADMINISTRASI KEUANGAN NEGARA “STRUKTUR APBD” Dosen Pengampu: Nurimamah Anggota Kelompok 2: Alfia Dessy Natasari 115030207111035 Vina Adila 115030200111066 Uswatun khasanah 115030201111021 Ni Made Diah Putri Saraswati 115030207111065 Nuraini 115030213111005

Upload: alifia-desy

Post on 07-Dec-2014

122 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

struktur apbd

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH struktur apbd.docx

MAKALAH

ADMINISTRASI KEUANGAN NEGARA

“STRUKTUR APBD”

Dosen Pengampu: Nurimamah

Anggota Kelompok 2:

Alfia Dessy Natasari 115030207111035

Vina Adila 115030200111066

Uswatun khasanah 115030201111021

Ni Made Diah Putri Saraswati 115030207111065

Nuraini 115030213111005

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: MAKALAH struktur apbd.docx

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulisan makalah yang berjudul “STRUKTUR APBD” ini dapat diselesaikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu

dalam pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulisan makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas Administrasi

Keuangan Negara dan diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat

menambah wawasan tentang kekuasaan, politik dan kepemimpinan.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih kurang sempurna. Oleh

karena itu, segala kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan

terbuka.

Malang, Feb 2013

Penulis

Page 3: MAKALAH struktur apbd.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sumber-Sumber Penerimaan Daerah

2.2 Klasifikasi Belanja berdasarkan Urusan Wajib, Pilihan, Belanja Langsung dan Tidak Langsung

2.3 Penerimaan dan Pengeluaran Belanja Daerah

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: MAKALAH struktur apbd.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

APBD merupakan kependekan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

APBD adalah anggaran pendapatan dan belanja daerah setiap tahun yang telah

disetujui oleh anggota DPRD (Dewan perwakilan Rakyat Daerah). Menurut Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, struktur APBD merupakan satu

kesatuan yang terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan

Daerah. Struktur APBD tersebut diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan dan

organisasi yang bertanggung jawab melaksanakan urusan pemerintahan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah Administrasi

Keuangan Negara “Struktur APBD” adalah:

1. Apa sajakah sumber-sumber dari penerimaan daerah ?

2. Bagaimana klasifikasi belanja berdasarkan urusan wajib, pilihan, belanja langsung

dan tidak langsung ?

3. Bagaimana penerimaan dan pengeluaran belanja daerah ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan dalam pembahasan rumusan masalah di atas

antara lain:

1. Untuk mengetahui sumber-sumber dari penerimaan daerah.

2. Untuk mengetahui klasifikasi belanja berdasarkan urusan wajib, pilihan, belanja

langsung dan tidak langsung.

3. Untuk mengetahui penerimaan dan pengeluaran belanja daerah.

Page 5: MAKALAH struktur apbd.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sumber-Sumber Penerimaan Daerah

2.2 Klasifikasi Belanja berdasarkan Urusan Wajib, Pilihan, Belanja Langsung

dan Tidak Langsung

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari Rekening Kas

Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban

daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya

kembali oleh daerah. Pasal 26 dan 27 dari Peraturan Pemerintah Nomor 58

Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah tidak merinci tentang

klasifikasi belanja menurut urusan wajib, urusan pilihan, dan klasifikasi menurut

organisasi, fungsi, program kegiatan, serta jenis belanja. Sedangkan Permendagri

Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 31 ayat (1), memberikan secara rinci klasifikasi

belanja daerah berdasarkan urusan wajib, urusan pilihan atau klasifikasi menurut

organisasi, fungsi, program kegiatan, serta jenis belanja.

A. Klasifikasi Belanja Menurut Urusan Wajib

Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 32 ayat (2), klasifikasi

belanja menurut urusan wajib mencakup:

1) Pendidikan

2) Kesehatan

3) Pekerjaan Umum

4) Perumahan Rakyat

5) Penataan Ruang

6) Perencanaan Pembangunan

7) Perhubungan

8) Lingkungan Hidup

9) Kependudukan dan Catatan Sipil

10) Pemberdayaan Perempuan

11) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

12) Sosial

13) Tenaga Kerja

14) Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Page 6: MAKALAH struktur apbd.docx

15) Penanaman Modal

16) Kebudayaan

17) Pemuda dan Olah Raga

18) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

19) Pemerintahan Umum

20) Kepegawaian

21) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

22) Statistik

23) Arsip, dan

24) Komunikasi dan Informatika.

B. Klasifikasi Belanja Menurut Urusan Pilihan

1) Pertanian;

2) Kehutanan;

3) Energi dan Sumber Daya Mineral;

4) Pariwisata;

5) Kelautan dan Perikanan;

6) Perdagangan;

7) Perindustrian; dan

8) Transmigrasi.

C. Klasifikasi Belanja Menurut Urusan Pemerintahan, Organisasi, Fungsi,

Program dan Kegiatan, serta Jenis Belanja

Belanja daerah tersebut mencakup:

1) Belanja Tidak Langsung dan

2) Belanja Langsung.

Komponen belanja tidak langsung dan belanja langsung sebagai berikut:

1) Belanja Tidak Langsung, meliputi:

a) Belanja Pegawai

Digunakan untuk menganggarkan belanja penghasilan pimpinan dan

anggota DPRD, gaji pokok dan tunjangan kepala daerah dan wakil

kepala daerah serta gaji pokok dan tunjangan pegawai negeri sipil, tam-

bahan penghasilan, serta honor atas pelaksanaan kegiatan.

Page 7: MAKALAH struktur apbd.docx

b) Bunga

Digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang

dihitung atas kewajiban pokok utang (principal outstanding)

berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah,

dan jangka panjang.

c) Subsidi

Digunakan untuk menganggarkan subsidi kepada masyarakat

melalui lembaga tertentu yang telah diaudit, dalam rangka mendukung

kemampuan daya beli masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidu-

pan dan kesejahteraan masyarakat. Lembaga penerima belanja subsidi

wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana

subsidi kepada kepala daerah.

d) Hibah

Untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang,

barang dan/atau jasa kepada pihak-pihak tertentu yang tidak mengikat/

tidak secara terus menerus yang terlebih dahulu dituangkan dalam su-

atu naskah perjanjian antara pemerintah daerah dengan penerima hi-

bah, dalam rangka peningkatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan

di daerah, peningkatan pelayanan kepada masyarakat, peningkatan

layanan dasar umum, peningkatan partisipasi dalam rangka penyeleng-

garaan pembangunan daerah.

e) Bantuan Sosial

Untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang

dan/atau barang kepada masyarakat yang tidak secara terus menerus/

berulang dan selektif untuk memenuhi instrumen keadilan dan pemer-

ataan yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat ter-

masuk bantuan untuk PARPOL.

f) Belanja Bagi Hasil

Untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pen-

dapatan provinsi yang dibagihasilkan kepada kabupaten/kota atau pen-

dapatan kabupaten/kota yang dibagihasilkan kepada pemerintahan

desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

g) Bantuan Keuangan

Untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum

atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa,

dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah kabu-

Page 8: MAKALAH struktur apbd.docx

paten/kota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah lainnya

dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuan-

gan.

h) Belanja Tak Terduga

Untuk menganggarka belanja atas kegiatan yang sifatnya tidak bi-

asa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana

alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, terma-

suk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun se-

belumnya yang telah ditutup.

2) Belanja Langsung, meliputi:

a) Belanja Pegawai

Digunakan untuk menganggarkan belanja penghasilan pimpinan

dan anggota DPRD, gaji pokok dan tunjangan kepala daerah dan wakil

kepala daerah serta gaji pokok dan tunjangan pegawai negeri sipil, tam-

bahan penghasilan, serta honor atas pelaksanaan kegiatan.

b) Belanja Barang dan Jasa

Digunakan untuk menganggarkan belanja barang yang nilai man-

faatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa

dalam melaksanakan program dan kegiatan.

c) Belanja Modal

Digunakan untuk menganggarkan belanja yang digunakan untuk

pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau

pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaatnya

lebih dari 12 (duabelas) bulan. Honorarium panitia dalam rangka pen-

gadaan dan administrasi pembelian/pembangunan untuk memperoleh

aset dianggarkan dalam belanja pegawai dan/atau belanja barang dan

jasa.

2.3 Penerimaan dan Pengeluaran Belanja Daerah

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran

yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan

daerah adalah transaksi keuangan pemerintah daerah yang dimaksudkan untuk

menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus APBD.

Page 9: MAKALAH struktur apbd.docx

Pembiayaan Daerah menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal

59 terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

A. Penerimaan Pembiayaan

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 60 menyebutkan bahwa

Penerimaan Pembiayaan Daerah, meliputi:

1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Lalu

2) Pencairan Dana Cadangan

3) Penerimaan pinjaman daerah

4) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

5) Penerimaan kembali pemberian pinjaman dan

6) Penerimaan piutang daerah.

B. Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran Pembiayaan Daerah, meliputi:

1) Pembentukan dan cadangan

2) Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah

3) Pembayaran utang pokok yang jatuh tempo dan

4) Pemberian pinjaman daerah.

Karena Modul ini disiapkan untuk pejabat Eselon II, maka uraian lebih rinci

tentang pembiayaan daerah tidak diberikan, tetapi dapat dilihat pada Permendagri

Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 62 sampai dengan Pasal 77.

Page 10: MAKALAH struktur apbd.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:

1. Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah adalah hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai

kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan dan tidak perlu dibayar

kembali oleh daerah.

2. Belanja Daerah

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari Rekening Kas Umum

Daerah yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam

satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

daerah.

3. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan

Daerah menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 59 terdiri dari

Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

Page 11: MAKALAH struktur apbd.docx

DAFTAR PUSTAKA

www.struktur penyusunan dan penentuan apbd.com

Pengertian APBN, APBD, Struktur APBN, APBD dan Fungsi APBN, APBD