makalah skenario 1 (dr. ali) - kelompok 2

22
MAKALAH PBHL SKENARIO 1 (dr. Ali) Disusun oleh: Kelompok B UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

Upload: afrial-wirandani

Post on 10-Jul-2016

33 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

MAKALAH PBHL

SKENARIO 1 (dr. Ali)

Disusun oleh:

Kelompok B

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

FAKULTAS KEDOKTERAN

JANUARI

2016

Page 2: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

MAKALAH PBHL

SKENARIO 1

Disusun oleh:

Fladiniah Puluhulawa 4111141043

Wahidatin Nurul 4111141044

Rachmatulisa Putri 4111141045

Putri Kartika 4111141046

Nursyifa Dewi 4111141047

Haitsam Maulana 4111141048

Wisnu Yoga 4111141049

Mutia Aridha 4111141050

Farhan Walid 4111141051

Robertus Sindhu 4111141052

Ayu Ameliya 4111141053

Beni Saputra 4111141054

Feby Wirananto 4111141055

Hadini Qudsy 4111141056

Striratna Candra 4111141057

Anggita Rizqi 4111141058

Shyfa Nurasiyah 4111141059

Nabila Muliya 4111141060

Julia Nur Andina 4111141061

Grace Belia 4111141062

Feby Wulandari 4111141063

Arsyad Parama 4111141064

Azizah Hanif 4111141066

Mochammad Rivaldi 4111141067

Putri Landya 4111141068

Zulpah Ayu 4111141069

Nindita 4111141070

Allegra Vega 4111141071

Nissa Amamah 4111141072

Muhammad Fauzi 4111141073

Riany Jade 4111141074

Bella Sugih 4111141075

Annisya Permatasari 4111141076

Pera Sri Rahayu 4111141077

Vania Amyra 4111141078

Fahni Nursyifa 4111141079

Gusti Ayu 4111141080

Fauziyah Widya 4111141081

Afrial Wirandani 4111141082

Aulia Dewi 4111141083

Fadhel Salman 4111141084

Faras Hilmy 4111141085

Ossa Mega Aprilla 4111141086

Sheila Amanda 4111141088

Page 3: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga

makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak

terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan

baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, dan untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun

menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih

banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan

kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                       Cimahi, 12 Januari 2016

                                                                                              Penyusun

Page 4: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

SKENARIO

Seorang pasien Ny. AMS (38) didiagnosis menderita pembengkakan kelenjar tiroid

hingga harus menjalani operasi sebanyak dua kali. Namun, sebulan usai menjalani perawatan

Ny.AMS mengembuskan napas terakhir. Sebenarnya keluhan sudah dirasakan dalam tiga

tahun belakangan. Namun, Ny. AMS baru datang ke rumah sakit pada Rabu 20 Februari

2013. Menurut suami nya, Tn. PM, usai mendaftarkan diri ke loket di sebuah rumah sakit di

kawasan Jakarta Timur, keduanya diarahkan ke poli bedah untuk menemui dokter bedah.

Sampai di ruangan, kami bertemu dr. SR.,SpB seorang dokter bedah, ia memeriksa

dengan hanya meletakkan tangannya ke arah benjolan di leher istrinya. "Istri saya diminta

menelan ludah agar diketahui apakah sakit saat menelan. Setelah itu dokter langsung

mendiagnosis, istri saya menderita gangguan pada kelenjar tiroidnya", ujar Tn.PM. Setelah

itu dokter langsung menyarankan  operasi pengangkatan benjolan. Tn. PM menanyakan

apakah tidak perlu pemeriksaan untuk lebih pasti lagi dan menanyakan risiko operasinya.

Dokter hanya menjawab ini kasus yang sering dan sederhana hanya perlu meminum obat

seumur hidup. Tapi jika tidak dioperasi, risiko lebih tinggi.

Saat itu dokter mengatakan, tiroid akan berkembang menjadi kanker dan dapat

menjalar ke bagian tubuh lain. Selain itu, tubuh akan melemah jika melahirkan dan anak yang

dilahirkan akan cebol. "Karena perasaan kami ketakutan dan bingung atas ucapan dokter tadi,

saya dan istri saya akhirnya setuju dioperasi", ungkapnya. Sebelum menjalani operasi, dokter

melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan dan menyatakan istrinya siap dioperasi.

Namun, pada saat operasi dilakukan tanpa didampingi suaminya karena sedang mengurus

KJS (Kartu Jakarta Sehat).

"Saya datang saat operasi sudah selesai. Saya hanya bertemu petugas kamar di

bangsal dan memberikan botol kecil yang berisi seperti gumpalan daging untuk diserahkan ke

laboratorium yang ada di rumah sakit. Petugas juga memberitahu, istri saya sudah

dipindahkan ke ruang rawat dan kondisinya tak sadarkan diri," katanya. Tn. PM mulai

bingung karena sejak selesai operasi hingga istrinya siuman, dia tidak mendapatkan

penjelasan apa pun dari dokter. Setelah diperbolehkan makan dan minum Ny. AMS

mengeluhkan sakit di sekitar leher hingga tak bisa makan atau minum. "keluhan dirasakan

sampai 3 hari. Dokter jaga dan suster bilang itu efek dari operasi," ungkapnya.

Tn PM akhirnya memaksa bertemu dokter SR.,SpB yang menangani istrinya untuk

meminta penjelasan tentang kondisi istrinya. Saat bertemu, dokter bilang harus dilakukan

Page 5: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

operasi kedua karena berdasarkan pemeriksaan radiologi pasca operasi kemungkinan

ada bekuan darah yang menutup saluran tiroid. "Selesai operasi kedua, bukannya sembuh

rasa sakit yang dirasakan istrinya malah makin parah dan ditambah suaranya menghilang.,"

jelasnya. Tn. PM bertambah kaget ketika mengetahui bahwa sebenarnya tiroid yang diderita

istrinya sudah menjadi kanker ganas berita tersebut secara tidak sengaja ia dengar dari

pembicaraan antara petugas kamar operasi pada saat makan siang di kafetaria RS.

Tn. PM mengirim surat ke pihak rumah sakit untuk meminta pasien dirujuk ke RS

yang lebih memadai. Kami meminta semua data-data selama saat perawatan , kami ingin

memilih RS yang lebih baik namun tidak diizinkan dan dokter akhirnya mengadakan

pertemuan dengan keluarga dan pihak rumah sakit berjanji akan mendatangkan dokter ahli

untuk merawat Ny. AMS. Namun karena dokter itu tak kunjung datang saya membawa

pulang istri saya secara paksa lalu membawanya ke salah satu RS swasta besar di ibu kota.

Di RS swasta tersebut istri saya di tangani oleh dr., WN.,SpB setelah kondisi istri saya

stabil dilakukan serangkaian pemeriksaan dan persiapan untuk dilakukan operasi yang ketiga

kalinya. Setelah beberapa hari selesai operasi keluhan nyeri berkurang namun suara istri saya

tetap menghilang. Saya meminta bertemu dengan dr .WN., SpB untuk meminta penjelasan

tentang kondisi istrinya. Dokter bilang bahwa sebenarnya tiroid yang diderita istrinya sudah

menjadi kanker ganas dan telah melekat pada saluran makan dan pernapasan sehingga harus

di angkat sampai lapisan terdalam karena hal tersebut pascaoperasi pertama pengangkatan

tiroid saluran makan dan pernapasan menjadi tipis sehingga saat memberikan makan setelah

operasi leher yang pertama terasa sakit karena saluran makan terputus. “ Lalu saya bertanya

mengapa suaranya masih menghilang ?” , menurut dokter pada saat operasi ditemukan

kondisi pita suara yang sudah membentuk jaringan ikat yang kaku hal tersebut kemungikan

akibat tersayat pada saat operasi sebelumnya dan mengalami penyembuhan yang tidak

sempurna, sehingga istri saya akan kehilangan suara secara permanen. Tn .PM berencana

menuntut dr. SR.,SpB karena telah menyebabkan kerugian materi dan suara istrinya hilang .

TUGAS:

1. Identifikasi isu etik serta kriteria kaidah dasar moral yang sesuai pada tiap paragraf

dengan mengunakan kriteria KDM.

2. Jelaskan jenis kelalaian medis manakah yang sesuai kasus?

3. Identifikasilah empat aspek (4D) dalam pembuktian langsung yakni duty, deliriction

of duty, direct cause dan damage terkait kasus

4. Jelaskan perencanaan tindak lanjut penanganan malpraktik medis terkait kasus.

5. Sebutkan pasal-pasal terkait malpraktik medis pada kasus.

Page 6: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

PEMBAHASAN

1. Isu etik serta kriteria kaidah dasar moral yang sesuai.

Isu Etik KDM

Ia memeriksa dengan hanya meletakkan

tangannya ke arah benjolan di leher

istrinya. Setelah itu dokter langsung

mendiagnosis.

Beneficence

(minimalisasi akibat buruk)

Tn. PM menanyakan apakah tidak perlu

pemeriksaan untuk lebih pasti lagi dan

menanyakan resiko operasinya.

Autonomy

(menghargai rasionalitas pasien)

Dr. Hanya menjawab ini kasus yang sering

dan sederhana hanya perlu meminum obat

seumur hidup.

Non-maleficence

(mengobati secara proporsional)

Pada saat operasi dilakukan tanpa

didampingi suaminya karena sedang

mengurus KJS.

Beneficence

(memandang pasien/keluarga sebagai

sesuatu yang tak hanya

menguntungkan dokter.)

Tn. PM mulai bingung karena sejak selesai

operasi hingga istrinya siuman, dia tidak

mendapatkan penjelasan apapun dari

dokter.

Non-maleficence

(menghindari misrepresentasi dari

pasien)

Tn. PM bertambah kaget ketika

mengetahui bahwa sebenarnya tiroid yang

dideritanya sudah menjadi kanker ganas

berita tersebut secara tidak sengaja ia

dengar dari pembicaraan antara petugas

kamar operasi pada saat makan siang di

kafetaria RS.

Autonomy

(Berterus terang)

Kami ingin memilih RS yang lebih baik Autonomy

Page 7: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

namun tidak diizinkan dan dokter akhirnya

mengadakan pertemuan dengan keluarga

dan pihak rumah sakit berjanji akan

mendatangkan dokter ahli untuk merawat

Ny. AMS.

(menghargai hak menentukan nasib

sendiri, menghargai martabat pasien)

Dokter bilang sebenarnya tiroid yang

diderita istrinya sudah menjadi kanker

ganas dan telah melekat pada saluran

makanan dan pernapasan menjadi tipis

sehingga saat memberikan makan setelah

operasi leher yang pertama terasa sakit

karena saluran makan terputus.

Autonomy

(tiddak berbohong, meskipun demi

kebaikan pasien)

Menurut dokter pada saat operasi

ditemukan kondisi pita suara yang sudah

membentuk jaringan ikat yang kaku hal

tersebut kemungkinan akibat tersayat pada

saat operasi sebelumnya dan mengalami

penyembuhan yang tidak sempurna,

sehingga istri saya akan kehilangan suara

secara permanen.

Non-maleficence

(tidak membahayakan pasien karena

kelalaian)

2. Jenis kelalaian terbagi dalam 3 bentuk, yaitu :

a. Malfeasance, yaitu melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak

tepat/layak (unlawful/improper). Jenis ini sejajar dengan Error of Planning.

Misalnya melakukan tindakan medis tanpa indikasi, mengobati pasien dengan

coba-coba tanpa dasar yang jelas.

b. Misfeasance, yaitu melakukan pilihan tindakan medis yang tepat tetapi tidak

dilakukan dengan tepat atau menyalahi prosedur (improper performance). Jenis ini

sejajar dengan Error of Execution. Misalnya adalah melakukan tindakan medis

menyalahi prosedur

c. Nonfeasance, yaitu tidak melakukan tindakan medis yang sebenarnya wajib

dilakukan.

Selain itu, ada juga yang membagi jenis kelalaian menjadi 3 tingkatan yaitu :

Page 8: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

a. Culpa lata, yaitu tindakan yang sangat tidak berhati-hati, kesalahan yang serius

(gross fault or neglect). Jenis kelalaian ini tidak berlaku lagi hukum perdata,

melainkan pidana.

b. Culpa levis, yaitu kesalahan biasa (ordinary fault/neglect). Jenis kelalaian

ditampung dalam hukum perdata.

c. Culpa levissima, yaitu kesalahan ringan (slight fault or neglect)

Apabila dikaitkan dengan kasus, makan jenis kelalaian yang sesuai ada 2 yaitu :

1. Malfeasance di skenario diceritakan bahwa dr. SR.,SpB menegakkan diagnosis

hanya dengan melakukan pemeriksaan dengan meletakkan tangannya ke arah

benjolan di leher pasien, setelah itu pasien diminta menelan ludah agar diketahui

apakah sakit saat menelan. Dr. SR.,SpB tidak melakukan pemeriksaan lain seperti

pemeriksaan laboratorium untuk lebih memastikan diganosis penyakit pasien.

2. Misfeasance diskenario diceritakan bahwa dari pernyataan dr. WN., SpB yang

mengatakan bahwa suara pasien hilang karena disebabkan oleh pita suara yang

sudah membentuk jaringan ikat yang kaku yang kemungkinan akibat tersayat pada

saat operasi sebelumnya dan mengalami penyembuhan yang tidak sempurna.

Seperti diketahui diskenario bahwa pasien sebelumnya dioperasi oleh dr.

SR.,SpB , sehingga kemungkinan besar bahwa tindakan operasi yang dilakukan

oleh dr. SR.,SpB mengakibatkan pasien hilang suara.

3. Empat aspek (4D) dalam pembuktian langsung:

Duty

Pada saat Ny. AMS datang seharusnya dokter tidak hanya melakukan

pemeriksaan fisik tapi juga pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan Lab untuk

menegakan diagnosis yang baik dan terpercaya. Jika diagnosis pasti sudah di

tegakan. Maka boleh dilakukan tindakan operasi dengan memberikan informed

consent terlebih dahulu. Saat melakukan operasi pastikan di lakukan sesuai

prosedur dengan benar dan hati-hati juga teliti demi meminimalisir akibat buruk

dan demi kesembuhan pasien dan setelah operasi di beri penjelasan mengenai

dampak pasca operasi

Dereliction of Duty

Page 9: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

Dokter SR. SpB tidak memeriksa adanya infeksi lebih lanjut tapi hanya

menggunakan tangannya untuk memeriksa benjolan juga Ny. AMS diminta untuk

menelan untuk merasakan sakit atau tidaknya dan langsung menjatuhkan vonis

bahwa Ny AMS menderita gangguan kelenjar tiroid dan dr SR. SpB langsung

meminta untuk melakukan tindakan operasi. Lalu pada saat kondisi Ny AMS

sudah memburuk dr SR. SpB tidak merujuk dan tidak mengizinkan Ny AMS

untuk dibawa kerumah sakit yang lebih besar dan kompeten dan setelah Tn. PM

selaku suaminya memaksa pengakhiran hubungan sepihak, akhirnya Ny. AMS

bisa keluar dan pindah dari rumah sakit tersebut . Setelah itu juga Tn. PM dan Ny.

AMS seperti tidak dihiraukan dan kurang perhatian saat kondisi kesehatan Ny.

AMS memburuk dan tidak sadarkan diri karena dr SR. SpB dan suster tidak

memberi informasi dengan jelas hanya memberitahu bahwa itu semua efek dari

operasi.

Direct Cause

Dokter melakukan tindakan operasi kepada Ny. AMS sebanyak dua kali.

sejak selesai operasi pertama Ny. AMS mengeluhkan sakit di sekitar leher hingga

tak bisa makan atau minum. keluhan dirasakan sampai 3 hari. Kemudian

dilakukan operasi kedua karena berdasarkan pemeriksaan radiologi pasca operasi

kemungkinan ada bekuan darah yang menutup saluran tiroid.Selesai operasi

kedua, bukannya sembuh rasa sakit yang dirasakan istrinya malah makin parah

dan ditambah suaranya menghilang.

Demage

Dokter SR.SpB tidak melakukan pemeriksaan penunjang yang sesuai

untukmendiagnosis. dr. SR.SpB langsung menyaranka operasi pengangkatan

benjolan tanpa menjelaskan dengan rinci tentang risiko operasi. Setelah operasi

kondisi semakin memburuk,lalu dilakukan operasi kedua . setelah operasi kedua

ternyata tiroid yang di derita menjadi kanker ganas. Pasien tidak bisa makan dan

miinum, setelah itu kehilangan suara secara permanen. Sebulan usai menjalani

operasi dan perawatan. Ny. AMS menghembuskan nafas teraakhir.

Page 10: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

4. Perencanaan tindak lanjut penanganan malpraktik medis.

PELANGGARAN PROFESI KEDOKTERAN

Pelanggaran pada profesi kedokteran terdapat 3 macam,yaitu pelanggaran

etik,disiplin dan hukum. Suatu masalah dapat ditentukan 1 jenis pelanggaran atau

lebih. Pada kasus ini dr.SR.SpB akan dituntut oleh pihak Tn.PM maka jalur

tersebut bisa diawali dengan pihak Tn.PM melapor pada MKDKI Provinsi. Hal

tersebut karena kurangnya disiplin dalam informed consent segala hal yang

berhubungan dengan tindakan dan hasil serta efek samping dari operasi. Lalu

Etik Disiplin

OrganisasiProfesi

Pengaduan keMKDKI Provinsi

Hukum

Administrasi Pidana Perdata

Pengaduan

MKEK/MKEKG

TindakanDisiplin

Keputusan

Teguran pencabutanIzin praktik

Kurungan penjara /denda

TindakanDisiplin

Teguran /pencabutan

Sementara Tetap

Keputusan

PernyataanTertulis

Rekomendasi pencabutantanda registrasi dan

surat izin

KewajibanMengikutipelatihan

Gugat Laporan

Keputusan

Ganti rugi

Laporan

Gugat Tuntutan

Pengadilan

Page 11: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

pihak MKDKI akan meninjau ulang kasus. Apabila terbukti benar dapat dibuat

keputusan. Keputusan dapat berupa penyataan tertulis.Apabila kasus tersebut

parah maka bisa saja MKDKI merekomendasi untung mencabut tanda registrasi

dan surat ijin praktek. Apabila tidak terlalu parah maka dokter tersebut

berkewajiban untuk mengikuti pelatihan. Namun dalam kasus ini kemungkinan

besar dr.SR,Sp.B akan dikenakan pernyataan tertulis.

Dokter SR,Sp.B dapat dituntut karena kesalahan etik. Maka Tn.PM dapat

mengadu ke MKEK lalu pihak MKEK akan meninjau kasus. Apabila sudah

ditinjau akan ada keputusan berupa teguran pencabutan izin praktek yang sifatnya

tetap atau sementara. Pihak Tn.PM akan menuntut kemungkinan tidak adanya

otonomi pasien bagian tidak adanya informed consent

Secara Hukum dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu perdata, pidana dan

administrasi. Kemungkinan pada kasus ini adalah tindak pidana lalu akan dituntut

oleh pihak Tn.PM. Maka kasus ini akan berakhir didalam pengadilan. Pengadilan

akan membuat keputusan berupa ganti rugi, penjara atau teguran serta

pencabutan. Kemungkinan kasus ini pihak dokter dapat diminta ganti rugi dan

teguran karena pihak Tn.PM merasa rugi secara fisik dan materi.

5. Pasal-pasal terkait malpraktik medis

Menurut PerMenKes Republik Indonesia

Melanggar:

1. Pasal 11 ayat 1 = Dalam hal terdapat indikasi kemungkinan perluasan tindakan

kedokteran, dokter yang akan melakukan tindakan jga harus memberikan

penjelasan.

Alasan = dalam skenario dijelaskan bahwa Tn. PM tidak mendapatkan

penjelasan apapun dari dokter pada saat akan dioperasi dan pada saat setelah

operasi. (paragraf 4)

2. Pasal 17 ayat 1 = Pelaksanaan tindakan kedokteran yang telah mendapat

persetujuan, menjadi tanggungjawab dokter atau dokter gigi yang melakukan

tindakan kedokteran.

Page 12: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

Alasan = dalam skenario dokter tidak bertanggung jawab atas tindakan operasi

yang sudah disetujui oleh pasien. Dalam skenarionya, pascaoperasi ny. AMS

kehilangan suaranya dan dokter berjanji mendatangkan dokter ahli tapi dokter

tersebut tidak kunjung datang. (paragraf 6)

Menurut MKEK

Melanggar:

1. Pasal 7c = Seorang dokter harus menghormati hak hak pasien, hak hak

sejawatnya dan hak hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga

kepercayaan pasien.

Alasan = karena hak pasien pada saat pascaoperasi dan ingin pindah ke RS lain

ada intervensi/ larangan oleh dokter dan tidak disertai larangan yang kuat.

(paragraf 6)

2. Pasal 8 = dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan

kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan

yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif) baik fisik maupun

psikososial serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang

sebenar-benarnya.

Alasan = dokter menganggap sepele penyakit yang diderita Ny. AMS. Dokter

tidak melakukan pemeriksaan dengan prosedur yang benar (melanggar golden

rule principle), lalu dokter juga tidak memikirkan cara meminimalisir

komplikasi yang dapat terjadi. (paragraf 1)

3. Pasal 5 = tiap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan daya tahan

fisik maupun psikis hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien

setelah memperoleh persetujuan pasien.

Alasan = dokter melakukan tindakan operasi yang seharusnya bisa membuat

kondisi pasien lebih baik tapi malah menyebabkan kematian.

Menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia

Melanggar :

Page 13: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

1. Pasal 12 = dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan

keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan

Rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha

menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.

Alasan = karena pada awalnya saja dokter menjelaskan sudah tidak jelas kepada

pasien akan bagaimana dari kelanjutan penyakit pasien dan akan dibawa ke

mana pengobatan pasien tersebut dokter di sini tidak memperhatikan

keseluruhan dari aspek pelayanan tersebut.

2. Pasal 52 = hak pasien , mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan

medis sebagaimana dimaksud.

Alasan = karena di sini pada skenario dokter tidak menjawab secara jelas

mengenai segala macam petanyaaan yang ditanyakan pasien mulai dari apakah

tidak perlu pemeriksaan dll tidak dijawab secara jelas.

3. Pasal 48

(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib

menyimpan rahasia kedokteran.

(2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien,

memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan

hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-

undangan.

Alasan = karena dalam skenario diceritakan bahwa banyak perawat yang

memperbincangkan tentang penyakit dari istri pasien berarti dengan begitu

dokter tersebut tidak dapat menjaga rahasia kedokteran.

4. Pasal 39 = praktisi kedokteran diselenggarakan berdasarkan pada kesepakatan

antara dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya untuk pemeliharaan

kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit

dan pemulihan kesehatan.

Alasan = dokter sebetulnya sudah benar dengan mengadakan kesepakatan

dengan pasien namun pelaksanaan praktik dilanggar karena pemeliharaan

kesehatan turun, tidak adanya pencegahan dari penyakit berikutnya, penurunan

kesehatan dengan ditandai kondisi pasien yang memburuk,dan pasien tidak

pulih melainkan meninggal dunia.

5. Pasal 7 = penjelasan tentang tindakan pasien sekurang-kurangnya mencakup :

a. Diagnosis dan tata cara tindakan pasien

Page 14: Makalah Skenario 1 (Dr. Ali) - Kelompok 2

b. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan

c. Alternatif tindakan lain dan resikonya

d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi

e. Prognosis tehadap tindakan yang dilakukan

f.Perkiraan biaya

Alasan = dokter di sini melanggar pasal ini karena ketika pasien bertanya

mengenai penyakitnya dan kelanjutan penyakitnya dokter hanya menjawab

seperlunya.

6. Pasal 45

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh

dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.

Alasan = karena pada skenario penyakit pasien sangat berbahaya

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap. (dilanggar)

Alasan = karena pada skenario dr.SR masih kurang menjelaskan prosedur

operasi yang akan di jalani oleh pasien

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko

tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh

yang berhak memberikan persetujuan.

Alasan = pada kasus pasien penyakitnya malah menjadi tambah parah karena

kurangnya penjelasan

7. Pasal 46

(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib

membuat rekam medis.

Alasan = karena pada skenario Tn.PM meminta data-data istrinya karena tidak

dikasih tahu apa yang terjadi pada istrinya yang masih sakit, tetapi tidak

diberikan oleh pihak dokternya.