makalah shalat

21
KATA PENGANTAR Assalamu ‘alaikum Wr.Wb Alhamdulillahhirabbil’alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di Akhir kelak nanti. Amien.. Penulis berucap Syukur kepada Allah atas limpahan Nikmat sehat- Nya, baik fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis berhasil menyelesaikan pembuatan makalah, sebagai tugas dari mata kulia. Tentunya makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu, penulis mengharapkan kritik-kritik dan saran dari pembaca untuk lebih baiknya makalah ini. Demikian, dan jika terdapat banyak kesalahan penulis mohon maaf yang sebesar- besarnya. Akhirul kalam...... Wassalamua’laikum Wr.Wb

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 24-Jun-2015

910 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah shalat

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr.Wb

    Alhamdulillahhirabbil’alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Atas segala rahmat dan

hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada junjungan Nabi Agung Muhammad

SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di Akhir kelak nanti. Amien..

Penulis berucap Syukur kepada Allah atas limpahan Nikmat sehat-Nya, baik fisik maupun akal

pikiran, sehingga penulis berhasil menyelesaikan pembuatan makalah, sebagai tugas dari mata

kulia.

Tentunya makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu, penulis

mengharapkan kritik-kritik dan saran dari pembaca untuk lebih baiknya makalah ini. Demikian,

dan jika terdapat banyak kesalahan penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Akhirul kalam......

Wassalamua’laikum Wr.Wb

Page 2: Makalah shalat

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Shalat Merupakan salah satu ibadah yang paling mulia dan paling dicintai oleh Allah. Bahkan,

Nabi saw. Sendiri telah menegaskan tentang kedudukan shalat dalam agama, yaitu, dalam sabda

beliau yang berbunyi : “Shalat merupakan  tiang agama.”  Nabi sendiri disuruh Allah untuk

melakukan Shalat lima waktu pada saat Isra’ Mi’raj. itu merupakan perintah langsung dari Allah

untuk Nabi dan wajib disampaikan kepada umat-Nya.

Shalat merupakan rukun islam yang kedua setelah manusia mengucapkan dua kalimat Syahadat,

dari kelima rukun islam tersebut, yang harus dilakukan oleh manusia setiap hari adalah Shalat.

Seperti yang dikatakan Rasulullah bahwa Shalat merupakan tiang agama, berarti apabila kita

lalai menjalankan sholat satu kali pun, kita bisa meninggalkan ajaran agama kita, dan itu kita

berarti melanggar ajaran agama. Melanggar suatu apapun itu merupakan perbuatan dosa, apalagi

melanggar ajaran-ajaran agama kita. Sesibuki apapun kita, kita harus melaksanakan sholat,

apabila kita meninggalkannya maka sholatnya harus diQadha’ atau dibayar pada hari yang

lainnya. Dan apabila kita melakukan suatu perjalanan yang jauh, maka sholatnya harus di Jama’,

dengan sholat jama’ dapat meringankan perjalanan kita karena dilakukan dengan masing-masing

dua rakaat.

Disini kami pemakalah akan membahas tentang yang telah disampaikan diatas, yaitu hadits

tentang shalat, shalat wajib dan sunnah :Tata cara Shalat, shalat berjama’ah, shalat jama’, shalat

qasar, shalat sunnah, dan shalat jenazah.

Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua agar kita semua

dapat menjalankan shalat dengan khusyu’.

B. Rumusan masalah

1.    Jelaskan  bagaimana tata cara shalat beserta hadits yang mendukungnya!

2.    Bagaimana cara shalat berjama’ah beserta hadits yang mendukungnya!

3.    Bagaimana cara shalat jama’ beserta hadits yang mendukungnya!

4.    Bagaimana cara shalat Qasar beserta hadits yang mendukungnya!

5.    Apa saja yang ada dalam shalat sunnah itu? dan jelaskan hadits yang mendukungnya!

6.    Bagaimana cara mensholati jenazah? Dan jelaskan hadits yang mendukungnya!

C.    Tujuan

Kami sebagai Pemakalah akan membahas Hadits tentang Shalat Wajib dan Sunnah :

1.    Untuk menjelaskan bagaimana tata cara shalat beserta hadits yang mendukungnya.

2.    Untuk menjelaskan bagaimana cara shalat berjama’ah beserta hadits yang mendukungnya!

3.    Untuk menjelaskan bagaimana cara shalat jama’ beserta hadits yang mendukungnya!

4.    Untuk menjelaskan bagaimana cara shalat Qasar beserta hadits yang mendukungnya!

Page 3: Makalah shalat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tata Cara Shalat

Tata cara shalat sudah diatur oleh syari’at islam secara baik lagi sempurna. Misalnya, tentang

syarat rukun shalat, dan bagaimana pelaksanaan shalat itu sendiri.

Tata cara pelaksanaan shalat dapat diketahui dengan hadits berikut ini:

ان ابيه عن الحنفية ابن محمد بن عقيل بن عبدالله عن الثورى سفيان عن سالم سعيدبن اخبرنا

: م السال وتحليلها التكبير وتحريمها الوضوء الصالة مفتاح قال وسلم عليه الله صلى الله .رسول

    “Telah mengkhabarkan kepada kami Sa’id bin Salim dari Sofyan Ats-Tsauri dari Abdillah bin

Uqail dari Muhamad bin Hanafiyah dari ayahnya, bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Kunci

pembuka shalat adalah wudlu’, permulaan shalat adalah takbir, dan penutup shalat adalah

salam.”

سمع انه لك ما بن عة رفا جده عن ابيه عن خالد بن يحي بن على عن محمد بن ابراهيم اخبرنا

: ثم لى تعا الله أمر كما فليتوضاء الصالة الى كم احد قام اذا يقول وسلم عليه الله صلى الله رسول

ثم وليكبره الله فليحمد القران من شئ معه يكن لم وان به اقرأ القران من شئ معه كان فان ليكبر

رأسه ليرفع ثم جدا سا يطمئن حتى ليسجد ثم ئما قا يطمئن حتى ليقم ثم راكعا يطمئن حتى ليركع

ته صال ينقصمن نما فا هذه نقسمن فمن لسا جا يطمعن .فليجلسحتى

 “Telah mengkhabarkan kepada kami Ibrahim bin Muhamad dari Ali bin yahya bin Khalad dari

ayahnya dari kakeknya yang bernama Rifa’ah bin Malik, bahwa dia telah mendengar Rasulullah

saw. Bersabda: “Apabila salah seorang diantara kamu akan mengerjakan shalat, hendaklah dia

berwudlu’ lebih dahulu sebagaimana yang telah diperintahkan Allah. Lalu dia bertakbir,

kemudian bila dia menghafal sebagian dari ayat-ayat Al-qur’an, hendaklah membacanya. Bila

tidak menghafalnya, hendaklah dia membaca hamdalah (memuji kepada Allah) dan bertakbir.

Lalu ruku’ hingga sempurna didalam ruku’. Kemudian berdiri (I’tidal) hingga sempurna didalam

berdiri. Lalu bersujud hingga sempurna didalam sujud, kemudian mengangkat kepala (bangkit),

lalu duduk hingga sempurna didalam duduk. Barang siapa mengurangi sedikit saja dari tatacara

ini, berarti dia telah mengurangi pelaksanaan shalat.”

Penjelasan Hadits

    Rasulullah telah menjelaskan tentang tatacara pelaksanaan shalat, sebagaimana yang sudah

lazim dilakukan. Sabda Rasulullah: “Bila menghafal sebagian dari ayat-ayat Al-Qur’an,

hendaklah membacanya. Dan bila tidak menghafal, hendaklah membaca hamdalah,” adalah

sebagai perintah pada permulaan islam, ketika Al-Qur’an belum banyak diturunkan, dan belum

ada aturan bahwa didalam surat harus membaca Surat Al-fatihah, atau dalam keadaan darurat.

Misalnya ada orang awam masuk islam, kemudian dia akan melaksanakan shalat, tetapi belum

hafal bacaan Surat Al-fatihah, maka dia diperbolehkan membaca sembarang ayat Al-Qur’an

Page 4: Makalah shalat

yang sudah dihafalnya, atau membaca hamdalah saja dalam pelaksanaan shalat, sebagai ganti

bacaan Surat Al-fatihah. Tentu saja dia harus terus menerus belajar membaca Surat Al-fatihah

hingga hafal. 

Bila tidak dipahami demikian, maka akan memunculkan permasalahan. Sebab hadits diatas

bertentangan dengan hadis-hadis lain yang menerangkan, bahwa shalat tidak akan sah tanpa

disertai bacaan surat Al-fatihah. Namun boleh jadi yang dimaksud pada hadis diatas adalah Surat

Alfatihah, hingga dapat dipahami bahwa shalat dengan hanya membaca Surat Al-fatihah saja

sudah sah. Tetapi bila lafal sebagian dari ayat-ayat Al-Qur’an dimaksudkan sebagai surat-surat

pendek dalam Al-Qur’an, kemudian dibaca sesudah surat Al-fatihah, maka lebih utama. Sebab

telah kita maklumi bahwa membaca salah satu surat atau ayat Al-Qur’an didalam shalat sesudah

bacaan Surat Al-Fatihah hukumnya sunnah.

Berikut ini ada Hadis tentang Tatacara Shalat yang dilakukan Nabi Muhammad saw:

بن رفاعة عن خالد بن يحيى ابن على عن عجالن بن محمد اخبرنى قال محمد بن ابراهيم اخبرنا

: فسلم جاء ثم وسلم عليه الله صلى الله رسول من قريبا المسجد فى ليصلى رجل جاء قال رافع

. : تصل لم فانك صالتك اعد وسلم عليه الله صلى النبى له فقال وسلم عليه الله صلى النبى على

: شاء: وما القران بام اقرأ ثم فكبر القبلة الى توجهت اذا قال اصلى كيف الله رسول يا ععلمنى فقال

فاقم رفعت فاذا ظهرك وامدد روعك مكن و ركبتيك على راحتيك فاجعل ركعت فاذا تقرأ ان الله

فاجلس رفعت فاذا السجود فمكن سجدت فاذا مفاصلها الى العظام ترجع حتى رأسك وارفع صلبك

تطمئن حتى وسجدة ركعة كل فى ذلك افعل ثم اليسرى فخذك .على

“Telah mengkhabarkan kepada kami Ibrahim bin Muhammad, dia telah berkata: Telah

mengkhabarkan kepadaku Muhammad bin Ajlan dari Ali bin Yahnya dari Khalad dari Rifa’ah

bin Rafi’, dia telah berkata: “Ada seorang laki-laki mengerjakan shalat didalam masjid,

berdekatan dengan Rasulullah saw. Setelah selesai shalat, lelaki itu datang menghadap

Rasulullah saw. Sambil mengucapkan salam kepada beliau. Kemudian Rasulullah bersabda:

“Ulangi Shalatmu!. Sebab sesungguhnya kamu belum melaksanakan shalat.” Kemudian lelaki itu

segera berdiri, lalu melaksanakan shalat seperti apa yang dia lakukan sebelumnya.

Rasulullah bersabda lagi: “Ulangi Shalatmu. Sebab sesungguhnya kamu belum melaksanakan

shalat.” Lelaku itu kemudian berkata: “Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku bagaimana

seharusnya aku melaksanakan shalat.” Rasulullah kemudian bersabda: “Jika engkau menghadap

kiblat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah Surat Al-Fatihah dan apa yang engkau hafal dari

sebagian ayat-ayat Al-Qur’an. Apabila engkau ruku’, maka luruskanlah punggungmu. Apabila

engkau bangkit dari ruku’, maka luruskanlah tulang punggungmu dan tegakkanlah kepalamu,

hingga tulang-tulangmu kembali pada tempat semula. Apabila engkau sujud, maka tekanlah

sujudmu. Dan apabila engkau bangkit dari sujud, maka duduklah diatas telapak kaki kirimu.

Kemudian lakukanlah hal seperti itu pada setiap rakaat, dan lakukanlah sujud (yang kedua),

Page 5: Makalah shalat

sehingga engkau tumakninah.”

Penjelasan Hadis

Rasulullah telah mengajarkan tatacara shalat yang sempurna, setelah sebelumnya beliau

menyaksikan ada seorang lelaki yang melakukan shalat secara sembarangan didekat beliau.

Rasulullah mengajarkan tatacara shalat setelah lelaki itu meminta kepada beliau untuk

mengajarkannya. Ini sebagai bukti betapa bijaknya Rasulullah dalam menuntun umatnya ke arah

kesempunaan ibadah.

B.    Shalat Berjamaah

    Shalat jamaah sangat dianjurkan oleh agama, pahala yang didapat dua puluh tujuh derajat

lebih besar dari pada shalat seorang diri.

Dari Riwayat Malik, Abi Zinad, A’raj, dan Abi Hurairah Berkata:

وسلم عليه الله صلى النبى ان عنه الله رضى هريرة ابى عن االعرج عن الزناد ابى عن لك ما اخبرنا

جزءا: بخمسوعشرين وحده كم احد صالة من افضل الجماعة صالة .قال

“Telah menghkabarkan kepada kami Malik dari Abi Zinad dari A’raj dari Abu Hurairah

radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi saw. Telah bersabda: “Shalat berjamaah yang dilakukan salah

seorang diantara kamu lebih utama dari pada shalat sendirian, pahalanya berlipat dua puluh lima

kali.”

Dari Hadis lain juga mengatakan:

: صالة قال وسلم عليه الله صلى الله رسول ان عنهما الله رضى عمر ابن عن نافع عن لك ما اخبرنا

درجة وعشرين بسبع الفرد على تفضل .الجماعة

“Telah dikhabarkan kepada kami Malik dari Nafi’ dari Ibnu Umar Radhiyallahu an’huma, bahwa

Rasulullah saw. Telah bersabda: “Shalat berjamaah lebih utama dari pada shalat seorang diri, dua

puluh derajat kali lipat.”

Penjelasan Hadis

    Dari dua Hadis diatas Rasulullah menegaskan tentang pentingnya shalat berjamaah. Serta

keistimewaan yang terkandung didalamnya. Shalat jamaah adalah sunnah Rasul yang sangat

terkenal, mengandung hikmah yang besar, serta dapat mempersatukan kaum muslimin dalam

pandangan dan gerak langkah, hingga diantara mereka tergalang kebersamaan dan rasa

solidaritas.

    Dalam menyikapi perihal hukum shalat jamaah, ada perbedaan pendapat dikalangan para

Ulama’. Menurut Mayoritas Jumhur Ulama shalat jamaah hukumnya buka fardu ‘ain, hanya saja

apakah sunnah ataukah fardlu kifayah, dikalangan mereka masih terjadi perbedaan pendapat.

    Dalam riwayat lain diterangkan bahwa Rasulullah berniat akan membakar rumah mereka

ketika meninggalkan shalat isya’. Sedangkan riwayat yang lain lagi menerangkan, ketika

meninggalkan seluruh shalat lima waktu secara mutlak juga akan dibakar rumahnya. Menurut

pendapat yang terpilih shalat jamaah hukumnya fardlu kifayah bukan fardlu ‘ain. Dan ini

Page 6: Makalah shalat

merupakan banyak dukungan dari para Ulama.

 Berikut ini ada Hadits tentang Pahala Jamaah Shalat isya’ dan subuh:

: وبين بيننا قال وسلم عليه الله صلى الله رسول ان حرملة بن الرحمن عبد عن لك ما اخبرنا

اونحوهذا يستطيعونهما ال والصبح العشاء شهود .المنافقين

“Telah Mengkhabarkan kepada kami Malik dari Abdurrahman bin Harmalah, bahwa Rasulullah

saw. Telah Bersabda: “Perbedaan mencolok antara kami dengan orang-orang munafik adalah

menghadiri shalat jamaah isya’ dan subuh. Mereka sangat keberatan menghadiri dua shalat

jamaah tersebut.” Atau “mereka tidak sanggup melakukan kedua shalat jamaah itu.” Atau:

“Mereka ogah menuju tempat pelaksanaan shalat jamaah tersebut.”

Penjelasan Hadis

    Penyebutan shalat isya’ dan subuh secara khusus pada hadis diatas, karena biasanya pada

pelaksanaan shalat tersebut kebanyakan mata manusia sudah atau masih ngantuk, hingga merasa

malas untuk melaksanakan shalat jamaah. Oleh karena itu, bagi mereka yang melaksanakannya,

maka Allah akan menyediakan pahala yang besar. Bahkan keberadaan shalat jamaah isya’ dan

subuh dijadikan pembeda antara orang munafik dengan orang islam yang sejati.

    Rukun atau Fardlu shalat:

1.    Niat.

2.    Takbiratul ikhram.

3.    Berdiri tegak bagi yang mampu ketika shalat fardlu.

4.    Membaca al-fatihah pada tiap rakaat.

5.    Ruku’.

6.    I’tidal.

7.    Sujud dua kali untuk tiap rakaat.

8.    Duduk diantara dua sujud.

9.    Tuma’ninah pada setiap ruku’, sujud, duduk diantara dua sujud dan i’tidal sekalipun pada

shalat sunnah.

10.    Tasyahud Akhir.

11.    Membaca shalawat Nabi.

12.    Duduk untuk tasyahud, shalawat dan salam.

13.    Mengucapkan salam.

14.    Tertib.   

C.    Shalat Jama’

    Shalat jama’ adalah melaksanakan atau menggabungkan shalat wajib dalam satu waktu. 

Shalat jama’ dilaksanakan pada waktu bepergian dalam jarak tempuh 90 km. pada shalat jama’,

yang bisa dijamakkan adalah shalat dzuhur, ashar, magrib dan isya’, sedangkan subuh tidak bisa

Page 7: Makalah shalat

dijama’kkan.

            Dalam riwayat hadis shahih muslim mengatakan:

: السفر عليه عجل اذا وسلم عليه الله صلى النبي عن عنه الله رضي ماللك انسبن عن

الشفق يغيب حين العشاء وبين بينهما يجمع حتى .يؤخرالمغرب

“Anas bin Malik r.a berkata: “Apabila Nabi bergegas dalam perjalanan, beliau akhirkan shalat

zhuhur ke awal waktu shalat Asar, lalu beliau menjama’ keduanya. Dan belian akhirkan shalat

maghrib, sehingga beliau menjama’kan dengan shalat isya’ ketika mega merah telah hilang.

Penjelasan Hadis

    Saat memasuki shalat dzuhur, lalu masih dalam perjalanan maka shalatnya bisa dijama’ diawal

waktu shalat asar. Dan ketika waktu maghrib datang menjama’kannya shalat isya’ ketika mega

merah telah hilang.

D. Shalat Qasar

    Yang dimaksud dengan mengqasar sholat adalah meringkas shalat. Shalat yang bisa diringkas

hanya shalat dengan jumlah empat rakaat. Sementara maghrib dan subuh tidak bisa diqasarkan.

Bila menqasar shalat, bisa dilakukan dengan dua rakaat saja, untuk memudahkan seorang

Musafir.

 Berikut ini ada Hadis tentang Mengqasar shalat:

: ثالثا فيصليها يؤخرالمغرب السير اذااعجله ص النبى رايت قال عنهما الله رضى عمر بن عبدالله عن

يقوم حتى العشاء بعد يسبح وال يسلم ثم ركعةين فيصليها العشاء يقيم حتى يلبث قلم ثم يسلم ثم

اليل جوف .من

    “Dari Abdullah bin Umar r.a berkata: Saya melihat Nabi saw. Apabila tergesa-gesa dalam

perjalanan beliau akhirkan maghrib. Beliau shalat tiga rakaat kemudian salam. Beliau diam

sejenak sampai masuk isya’ lalu beliau shalat dua rakaat kemudian salam, dan beliau tidak

membaca tasbih setelah isya’ sampai beliau bangun jauh ditengah malam.”

Penjelasan Hadis

    Dari Hadis diatas dapat dijelaskan bahwa apabila kita tergesa-gesa dalam perjalanan pada saat

waktu maghrib, maka kita harus mengqasar shalat maghrib dan isya’. Maghrib dilakukan dengan

tiga rakaat, sedangkan isya’ dengan dua rakaat.

    Dari Hadis lain Riwayat Abu Hurairah disitu Rasulullah memberi pesan kepada Umatnya,

bahwa:

: تسافر ان االخر واليوم بالله تؤمن المراة يحل النبىصال قال عنه الله رضى هريرة ابى عن

يوم حرمة  مسيرة ليسمعها وليلة .

“Dari Abu Hurairah r.a berkata: Nabi saw. Bersabda: “Tidak halal bagi seseorang wanita yang

beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian perjalanan sehari semalam tanpa ada

muhrim (seorang yang haram dinikah atau menikah).”

Penjelasan Hadis

        Dari Hadis diatas dapat dijelaskan bahwa Apabila seseorang bepergian, terutama wanita,

Page 8: Makalah shalat

maka wanita itu harus didampingi muhrimnya. Seperti: ayahnya, atau saudaranya. Sehingga

wanita tersebut terhindar dari bahaya.

E.  Shalat Sunnah

: . . . فى مرافقتك لك اسأ النبيصفقلت لى قال قال عنه الله رضى األسلمي لك ما بن ربعة عن

: , : : السجود بكثرة نفسك على عنى فا قال ذلك هو فقلت لك؟ ذ غير او فقال .الجنة

“Dari Rabi’ah bin Malik al Aslamiy r.a, dia berkata: Nabi saw. Bersabda kepada saya:

Mohonlah! Lalu saya berkata: saya memohon kepada engkau untuk menemanimu didalam surga.

Lalu beliau bertanya: Apa lagi selain itu? Lalu saya menjawab: Hanya itu saja. Beliau bersabda:

bantulah aku agar terkabul permohonan untuk dirimu dengan banyak sujud (H.R Muslim).

Penjelasan Hadis

    Hadis ini menjelaskan “banyak sujud” itu dengan banyak shalat sunnah, dia menjadikan Hadis

itu sebagai dalil shalat sunnah. Seakan-akan dia mengalihkan pengertian hakekat sujud selain

shalat karena tidak mau memisahkan sujud saja tanpa shalat. Dan sujud itu meskipun bertepatan

dengan shalat fardlu (seperti sujud tilawah dalam shalat). Akan tetapi penetapan sujud pada

shalat itu pasti bagi setiap orang islam. Hanya saja Nabi saw. Memberikan petunjuk dengan

suatu cara yang khusus yaitu shalat sunnah itu, agar dengan banyak shalat sunnah itu bisa

tercapai maksudnya.

    Dalam hadis tersebut terkandung dalil yang menunjukkan kesempurnaan iman dan ketinggian

cita-citanya untuk mencapai tuntutan yang lebih mulia dan derajat yang paling tinggi dan

memelihara diri dari pengaruh negatif dunia dan syahwat. Dan hadis itu juga menunjukkan

bahwa shalat itu adalah amal yang lebih utama dari lainnya dalam usaha semacam itu, karena

beliau (Nabi saw) memberikan petunjuk, tidak akan mencapai maksud kecuali dengan banyak-

banyak shalat. Disamping menunjukkan bahwa permohonannya itu termasuk permohonan yang

paling mulia.

    Dalil hikmah Shalat sunnah:

, . . لم وان تامة له كتبت اتمها كان فان ته صال القيامة يوم العبد به يحاسب ما اول ص الله رسول قال

: الزكاة ثم فريضته بها فتكملون تطوع من لعبدى تجدون هل انظروا ئكته لمال الله قال اتمها يكنن

ذلك حسب على األعمال تؤخذ ثم .كذلك

“Rasulullah saw. Telah bersabda: Adapun yang pertama kali dihisap dari amal hamba itu pada

hari kiamat kelak ialah shalatnya. Jika dia sudah menyempurnakan shalat itu, maka ditulis

sempurna baginya, dan jika dia belum menyempurnakan shalatnya, maka Allah berfirman

kepada malaikatnya: “Perhatikanlah olehmu, apakah kamu menjumpai amal sunnahnya? (kalau

ada), maka kamu tambahkan shalat fardlunya itu dengan shalat sunnahnya, kemudian zakatnya,

demikian juga, kemudian amal-amalnya itu diambil sesuai dengan itu.”

    Hadis tersebut sebagai dalil yang menunjukkan hikmah shalat sunnah. Mengenai lafal menurut

riwayat Muslim, bahwa beliau (Nabi saw) tidak shalat setelah terbit fajar kecuali dua rakaat,

Page 9: Makalah shalat

maka hadis itu dijadikan dalil oleh orang yang berpendapat makruh shalat sunnah setelah terbit

fajar.

F.  Shalat Jenazah

, عتيك بربن جا عن اخبره عتيك بن الحارث بن عتيك عن عتيك جابربن بن عبدالله عن لك ما اخبرنا

وسلم عليه الله صلى الله رسول فصاح  ان غلب قد فوجده بت ثا بن عبدالله يعود يجبه  جاء فلم به

: , وبكين النسوة فصاح الربيع با آ يا عليك غلبنا وقال وسلم عليه الله صلى الله رسول سترجع فا

, , باكية تبكين فال وجب فاذا دعهن وسلم عليه الله صلى الله رسول فقال يسكتهن عتيك ابن فجعل

: مات: اذا ل قا الله؟ رسول يا الوجوب وما .قال

“Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Abdillah bin Jabir bin Atik bin Harits bin Atik,

dia meriwayatkan dari Jabir bin Atik: Sesungguhnya Rasulullah saw. Datang menjenguk

Abdullah bin Tsabit, kemudian beliau mendapatinya sudah sakit sangat parah. Lalu Rasulullah

memanggilnya, tetapi dia dapat menjawab. Kemudian mengucapkan Istirja’ (innalillah), lantas

bersabda: “Kami telah tertinggal untuk mengejarmu, wahai Abu Rabi’. Lantas terdengar kaum

wanita berteriak dan menangis. Ibnu Atik kemudian menyuruh mereka diam. Lalu Rasulullah

bersabda: “Biarkanlah mereka itu. Hanya saja apabila sudah benar-benar terjadi kematian, jangan

sampai ada seorang pun menangis.” Lantas Ibnu Atik berkata: “Apakah yang dimaksud Al-

Wujud itu, ya Rasulullah?” jawab Rasulullah: “Kalau sudah benar-benar meninggal.”

Penjelasan Hadis

    Menangis yang hanya mengeluarkan air mata, tidak diikuti dengan jeritan dan suara keras

adalah diperbolehkan, baik sesudah meninggalnya seseorang yang ditangisi maupun sebelumnya.

Lain halnya dengan pendapat orang yang berpandangan kepada pengertian Lahiriah hadis

tersebut, mereka hanya membolehkan menangis sebelum seseorang meninggal. Sedangkan

sesudah meninggal, maka tidak diperbolehkan. Tetapi pendapat ini lemah. Dikatakan lemah

karena bertentangan dengan hadis yang menyatakan bahwa ketika Rasulullah saw.

Mengeluarkan air mata karena melihat anak shalih seorang putrinya sedang sakaratul maut, maka

Sa’d bin Ubaidah bertanya: “Ya Rasulullah, mengapa engkau menangis?” rasulullah menjawab:

“Ini adalah rahmat yang dijadikan oleh Allah dalam hati hamba-hamba-Nya yang penyayang.”

Rasulullah memberitahukan kepada Sa’d bin Ubaidah, bahwa menangis yang hanya sekedar

mengeluarkan air mata adalah tidak haram dan tidak makruh. Bahkan air mata tersebut

merupakan rahmat dan keutamaan. Sedangkan yang diharamkan adalah memanggil-manggil si

mayit, menyebut-nyebut kebaikannya, dan menampari pipi sendiri sambil menangis. Hal ini

diperkuat dengan sabda Rasulullah saw yang menegaskan: “Sesungguhnya Allah tidak menyiksa

seseorang karena air mata, dan tidak pula karena sedihnya hati.

: انما أونسى اخطأ ولكنه يكذب لم انه اما عنها الله رضى عائشه فقالت الحى ببكاء ليعذب الميت ان

: عليها ليبكون انهم فقال اهلها عليها يبكى وهى يهودية على وسلم عليه الله صلى الله رسول مر

قبرها فى ب لتعذ .وانها

Page 10: Makalah shalat

“Telah mengkhabarkan kepada kami Malik bin Anas dari Abdullah bin Abi Bakar dari ayahnya

dari Amrah: Sesungguhnya dia mendengar Aisyah berkata tatkala kepadanya diingatkan bahwa

Abdullah bin Umar telah berkata: “Sesungguhnya mayit akan disiksa karena tangisan orang yang

masih hidup.” Lantas Aisyah berkata: “Ketahuilah, Sesungguhnya Ibnu Umar Tidak Berdusta.

Akan tetapi dia keliru dan lupa. Sebab Rasulullah pernah melewati jenazah seorang perempuan

Yahudi yang ditangisi oleh keluarganaya, lalu beliau berkata: “Sesungguhnya mereka menangisi

perempuan itu, lantaran si perempuan tersebut akan disiksa didalam kuburnya.”

عليه الله صلى الله رسول ان عطية ام عن سيرين ابن عن نى السختيا ايوب عن لك ما اخبرنا

: فى واجعلن وسدر بماء لك ذ من اواكثر اوخمسا ثا ثال اغسلنها ابنته غسل فى لهن قال وسلم

كفورا من اوشيئا كافورا .االخيرة

“Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Ayub As-Sikhtiyani dari Ibnu Sirin dari Umi

Athiyah: Sesungguhnya Rasulullah saw Bersabda kepada mereka (kaum wanita) ketika

memandikan putrinya: “Mandikanlah dia tiga kali atau lima kali atau lebih banyak lagi. Jika

kamu sekalian memandang perlu, maka mandikanlah dengan air dan daun bidara. Dan pada kali

yang terakhir, gunakanlah kapur barus atau sesuatu yang serupa dengan kapur barus.”

Penjelasan Hadis

    Dalam hadis ini dapat diambil kesimpulan, bahwa memandikan mayit, mengkafani, menyolati,

dan mengebumikannya hukumnya adalah fardlu kifayah. Artinya, apabila ada sebagian orang

yang telah melakukannya, maka gugurlah hukum fardhu terhadap yang lain. Tetapi jika tidak ada

seorangpun yang melakukannya, maka semua orang yang berada dalam kampung tersebut

berdosa.

    Memandikan mayit sebanyak tiga kali atau lima kali atau lebih banyak lagi hukumnya adalah

sunnah, karena melebihi yang telah difardhukan. Dalam memandikan mayit disunnahkan dalam

bilangan ganjil, sebagaimana yang dipahami dari hadis diatas. Sebab dalam hadis lain Rasulullah

juga bersabda: “Sesungguhnya Allah adalah witir (Esa), dia menyukai yang witir (yang ganjil).”

Yang dimaksud adalah Esa dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Karena itu, dia menyukai hal-

hal yang serupa bilangannya dengan keadaan diri-Nya dalam hal keganjilannya.

عليه الله صلى الله رسول ان الخدرى سعيد ابى عن الرحمن عبد ابى بن ربيعة عن لك ما اخبرنا

: هجرا تقولوا وال فزوروها القبور زيارة عن ونهيتكم قال .وسلم

“Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Rabi’ah bin Abi Abdirrahman dari Abi Sa’id Al-

Khudri: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Aku dahulu telah melarang kamu sekalian

menziarahi kubur, tetapi sekarang berziarahlah. Dan janganlah kamu mengeluarkan ratapan.”

    Dalam riwayat lain ditegaskan: “Maka sekarang berziarah kuburlah kalian, karena

sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan kepada kehidupan akhirat,”

Page 11: Makalah shalat

        Tujuan utama dari ziarah kubur adalah mengambil pelajaran dari apa yang telah menimpa

diri orang lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak atau belum dikenal. Betapapun

kuatnya mereka dan banyaknya harta yang mereka miliki serta pengaruh yang kuat, semua itu

tidak dapat memelihara diri mereka dari kematian. Dengan demikian, hati orang yang berziarah

kubur akan menjadi sadar dari kesesatannya dan mau bertaubat, serta mudah bagi yang berharta

untuk menyedekahkan dari sebagian dari hartanya dan bertambah rajin dalam beribadah kepada

Allah SWT.

   

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Rukun atau Fardlu shalat:

1.    Niat.

2.    Takbiratul ikhram.

3.    Berdiri tegak bagi yang mampu ketika shalat fardlu.

4.    Membaca al-fatihah pada tiap rakaat.

5.    Ruku’.

Page 12: Makalah shalat

6.    I’tidal.

7.    Sujud dua kali untuk tiap rakaat.

8.    Duduk diantara dua sujud.

9.    Tuma’ninah pada setiap ruku’, sujud, duduk diantara dua sujud dan i’tidal sekalipun pada

shalat sunnah.

10.    Tasyahud Akhir.

11.    Membaca shalawat Nabi.

12.    Duduk untuk tasyahud, shalawat dan salam.

13.    Mengucapkan salam.

14.    Tertib.   

B. SARAN

Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Mahalli, Ahmad Mudjab, Hadis-hadis Ahkam Riwata Asy-syafi’i, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2003)

Al-albani, Muhammad nashirudin, Ringkasan Shahih Muslim (Jakarta: Gema Insani,

2003)

Az-zubaidi, Zaenuddin Ahmad, dan Zuhri, Muhammad, Terjemah Hadis Shahih Bukhari

Jilid I (Semarang: CV. Toha Putra, 1986)

Page 13: Makalah shalat

Muhammad, Abu Bakar, Terjemahan Subulus Salam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1991)

http://abusalma.wordpress.com/2006/12/04/shalat-jama%E2%80%99-dan-qashar/

diakses tgl 09-092012 09:39

MAKALAH

SHALAT WAJIB DAN SUNAT

Page 14: Makalah shalat

DISUSUN OLEH :

SITTI RAHMA