shalat tarawih

23
SHALAT TARAWIH Disusun Oleh : Fauzy Yudistira 08.11.252 Dosen Pembimbing : Suparman, S. Ag SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI SATYA NEGARA PALEMBANG TAHUN 2010/2011

Upload: tirta-aja

Post on 15-Jun-2015

3.462 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Shalat Tarawih

SHALAT TARAWIH

Disusun Oleh :

Fauzy Yudistira

08.11.252

Dosen Pembimbing :

Suparman, S. Ag

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

SATYA NEGARA PALEMBANGTAHUN 2010/2011

Page 2: Shalat Tarawih

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah, sang Pencipta alam semesta beserta isinya untuk

kepentingan hidup manusia. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Nabi

penutup semua risalah samawi, yaitu Muhammad SAW, beserta keluarga, para

sahabat, dan pengikutnya.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul Shalat Tarawih. Oleh karenanya, kami mengharapkan makalah ini dapat

digunakan sebagai monitoring terhadap mahasiswa/i lainnya dan untuk menambah

wawasan dan pengetahuan bagi kami dan kelompok lain mengenai shalat tarawih.

Walaupun dalam makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kekhilafan,

kami mengharapkan kritik dan saran dari Dosen Pembimbing untuk perbaikannya,

agar makalah ini bisa lebih baik lagi. Mudah-mudahan makalah yang saya buat ini

dengan sangat sederhana, dapat bermanfaat bagi kita bersama. Amin

Penulis

Fauzy Yudistira

Page 3: Shalat Tarawih

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bulan Ramadhan adalah merupakan bulan suci, bulan yang dimuliakan

Allah Swt, bulan penuh maghfiroh (ampunan) dan berkah-Nya, bulan dimana

pintu-pintu surga dibuka lebar-lebar dan pintu neraka ditutup rapat, syaiton-

syaiton dibelenggu, bulan dimana jiwa menjadi tenang dan hati menjadi

tentram.

Oleh sebab itulah Rasul Saw dalam bulan Ramadhan mengajak umatnya

agar meningkatkan ibadah, termasuk didalamnya beliau menggalakkan

tuntunannya dalam melaksanakan shalat dimalam bulan Ramadhan yang

dinamakan Shalat Tarawih.

Didalam shalat tarawih ini, Rasul Saw hanya memberikan contoh

tuntunan dan tidak memberikan batasan dalam jumlah raka’atnya. Hal tersebut

tentunya memberikan kebebasan, kelonggaran kepada umatnya untuk

menentukan sendiri pilihannya dengan melihat kondisi dan kemampuan sendiri,

apakah ia mampu melaksanakan dengan 11 raka’at atau 23 raka’at atau bahkan

dengan 39 raka’at.

Dengan demikian, ini adalah merupakan rahmat bagi umatnya, Allah

telah berfirman didalam Al-Quran :

ل� ي�ك�ل�ف� ال ن�ف�س�ا إ�ل و�س�ع�ه�ا Artinya :

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya” (Qs. Al-Baqarah : 286)

Dari kasus-kasus yang kita hadapi mengenai shalat tarawih dalam

perbedaan jumlah rakaat dikalangan umat muslim terutama di Kota Palembang,

Page 4: Shalat Tarawih

maka kelompok kami akan membahas dalam bentuk sebuah makalah yang

berjudul Shalat Tarawih.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Pengertian Shalat Tarawih.

2. Bagaimana Waktu dan Hukum Shalat Tarawih.

3. Fadhilah/keutamaan Shalat Tarawih.

4. Bagaimana Cara Mengerjakan Shalat Tarawih.

Page 5: Shalat Tarawih

BAB II

SHALAT TARAWIH

ع�ن� أ�ب�ى ه�ر�ي�ر�ة� ر�ض�ى� ال ع�ن�ه� قا�ل� : ك�ان� ر�س�و�ل� ال ص�لى ال ع�ل�ي�ه� و�س�لم

ي�ر�غ�ب� ف�ى ق�ي�ام� ر�م�ضا�ن� م�ن� غ�ي�ر� أ�ن� ي�أ�م�ر� ب�ع�ز�ي�م�ة: ف�ي�ق�و�ل� : م�ن� ق�ام� ر�م�ضـ�ان

)إ�ي�م�انا� و�اح�ت�س�ابا� غ�ف�ر�ل�ه� م�ا ت�ق�دم� م�ن� ذ�ن�ب�ه. رواه الجماعة(Artinya :

“Dari Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah Saw mengajak mengerjakan shalat

(tarawih) dalam bulan Ramadhan dengan tanpa menyuruh dengan sungguh-

sungguh, seraya bersabda : Barang siapa melaksanakan shalat (tarawih) kerena

iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang

telah lewat” (HR. Al-Jama’ah)

A. Arti Tarawih

Lafadz Tarawih ( ت�ر�او�ي�ح ) bentuk jamak dari mufrad Tarwihah ( ت�ر�و�ي�ح�ة ) yang mempunyai arti istirahat.

Shalat Tarawih adalah : Shalat malam yang dikerjakan pada bulan suci

Ramadhan sesudah mengerjakan shalat fardhu isya’. H. Mochtar mendefinisikan

Shalat Tarawih ialah Shalat malam pada bulan Ramadhan hukumnya sunnah

mu’akkad, bagi pria dan wanita boleh dikerjakan sendiri-sendiri, boleh

berjama’ah dengan waktunya setelah shalat isya’ sampai terbit fajar.

Disebut Shalat Tarawih oleh karena shalat ini mempunyai rakaat dan

bacaan yang panjang sehingga dalam melaksanakannya memakan waktu yang

lama dengan demikian memerlukan istirahat, dan istirahat ini biasanya dilakukan

pada setiap 2 kali salam dari 4 rakaat.

Page 6: Shalat Tarawih

B. Waktu dan Hukum Shalat Tarawih

Waktu untuk mengerjakan shalat tarawih adalah dari sesudah

dikerjakannya shalat isya sampai terbitnya fajar. Adapun waktu yang utama dan

afdhol untuk mengerjakan shalat tarawih para ulama membagi atas 2 (dua)

bagian, apakah dikerjakan pada awal atau akhir malam.

1. Awal malam lebih utama, bagi mereka yang tidak terbiasa atau khawatir

tidak mampu untuk bangun malam.

2. Akhir malam lebih utama, bagi yang terbiasa dan tidak mempunyai

kekhawatiran sama sekali untuk bangun malam.

Hukum Shalat Tarawih adalah Sunnah Mu’akkadah.

C. Fadhilah Shalat Tarawih

Sebagaimana disebutkan dalam hadits diatas, yang diriwayatkan oleh Al-

Jama’ah dari Abu Hurairah ra menunjukkan bahwa fadhilah bagi orang yang

mengerjakan shalat tarawih adalah mendapatkan ampunan dosa-dosanya yang

telah lewat.

Sedangkan fadhilah yang lain adalah mendapatkan fitrah (bersih suci

bagaikan bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya), sebagaimana hadits yang

diriwiyatkan oleh Imam Ahmad, Nasai dan Ibn Majah dari Abdurrahman Ibn Auf,

yaitu :

ع�ن� ع�ب�د� الرح�م�ن� ب�ن� ع�و�ف� ر�ض�ى� ال ع�ن�ه� أ�ن النب�ى ص�لى ال ع�ل�ي�ه

و�س�لم� ق�ال� : إ�ن ال ع�ز و�ج�ل ف�ر�ض� ص�ي�ام� ر�م�ض�ان� و�س�ن�ن�ت� ق�ي�ام�ه�،

ف�م�ن� ص�ام�ه� و�ق�ام�ه� إ�ي�م�انا� و�اح�ت�س�اب�ا خ�ر�ج� م�ن� ذ�ن�و�ب�ه� ك�ي�و�م� و�ل�د�ت�ه� أ�مQه

( رواه أحمد والنسائى وابن ماجه(Artinya :

“Dari Abdurrahman Ibn Auf ra : Sesungguhnya Nabi Saw bersabda :

Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla telah mewajibkan puasa bulan

Page 7: Shalat Tarawih

Ramadhan dan Aku telah menuntunkan shalat (tarawih)nya. Barang

siapa puasa Ramadhan dan shalat Tarawih karena Iman dan mengharap

pahala dari Allah, maka dosa-dosanya akan keluar bagaikan bayi yang

baru dilahirkan oleh ibunya” (HR. Imam Ahmad, Nasai dan Ibn Majah)

D. Cara Mengerjakan Shalat Tarawih

1. Jumlah Rakaat Dalam Satu Malam

Sebagaimana diketahui bahwa hukum shalat tarawih adalah sunnah

mu’akkadah dapat dilaksanakan sendiri ataupun berjamaah dengan dua

rakaat satu kali salam, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam

menjawab pertanyaan seorang sahabat yang bertanya tentang cara (kaifiyah)

shalat tarawih, yaitu :

قا�ل� ر�س�و�ل قا�ل� : ي�ا ر�س�و�ل� ال� ك�ي�ف� ص�ل�ة� اللي�ل�؟ ف� ق�ام� ر�ج�لV ف�

ل ع�ل�ي�ه� و�س�لم� : ص�ل�ة� اللي�ل� م�ث�ن�ى م�ث�ن�ى ف�إ�ذ�ا خ�ف�ت ال� ص�لى ا

)الصQب�ح� ف�أ�و�ت�ر� ب�و�اح�د�ة. و�ز�اد� أ�ح�م�د� ف�ى ر�و�اي�ةرواه الجماعة(

: ص�ل�ة� اللي�ل� م�ث�ن�ى م�ث�ن�ى ت�س�ل�م� ف�ى ك�ل ر�ك�ع�تي�ن�. Artinya :

“Berdiri seorang laki-laki dan bertanya : Ya Rasulullah bagaimana

(cara) shalat malam? Rasulullah menjawab Shalat malam itu (terdiri

dari) dua rakaat, dua rakaat, jika kamu khawatir (datangnya) subuh,

maka shalat witirlah kamu denga satu rakaat” (HR. Al-Jamaah) Imam

Ahmad menambahkan dalam riwayat lain : “Shalat malam itu (terdiri

dari) dua rakaat, dua rakaat, dimana kamu melaksanakan salam

pada setiap dua rakaat”

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim

dari Kuraib ra dari Abdullah Ibn Abbas ra, dalam menceritakan kisahnya

sewaktu beliau menginap dirumah bibinya Maemunah Binti Al-Harits, yang

Page 8: Shalat Tarawih

menerangkan bahwa Rasulullah Saw shalat malam sebanyak 13 rakaat,

demikian haditsnya :

أ�نه� ص�لى ال ع�ل�ي�ه� و�س�لم� ص�لى ث�ل�ث� ع�ش�ر�ة� ر�ك�ع�ة� ث�م ن�ام� ح�تى

ن�ف�خ� ف�ل�ما ت�ب�ين� ل�ه� الف�ج�ر� ص�لى ر�ك�ع�ت�ي�ن� خ�ف�ي�ف�ت�ي�ن� Artinya :

“Sesungguhnya Rasul Saw shalat malam (dengan) 13 (tiga belas)

rakaat lalu tidur sampai mendengkur, kemudian ketika fajar sudah

mulai nampak beliau lalu shalat dua rakaat ringan”

Begitu juga penegasan senada dengan Imam Nawawi, DR. Wahbah Al-

Zuhaili dalam kitabnya : Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuhu, demikian beliau

menjelaskan

ل�ة: م�ن ل� ل�ي� ف�ى ك� س�ل�ي�م�ات: ش�ر: ت� ع�ة� ب�ع� ش�ر�و�ن� ر�ك� ح� ع� و�التر�او�ي�

ع سQنة� م� ع�ا ل�ل ج�ر� ا�ت�ب�ا ل�و�ع� الف� ش�اء� و�ط� ن� ص�ل�ة� الع� ر�م�ض�ان� ب�ي�

ن�، ل� ر�ك�ع�ت�ي� ص� ب�ك� ن�و�ى الشخ� ه�ا، و�ي� صح�اب�ة� ع�ل�ي� ب�ة� ال م�و�اظ�

التر�او�ي�ح� أ�و� ق�ي�ام� ر�م�ض�ان� و�ل�و� ص�لى أ�ر�ب�ع� ر�ك�عا�ت: ل�م� ت�ص�ح.Artinya :

“Shalat Tarawih itu terdiri dari dua puluh rakaat dengan sepuluh kali

salam setiap malam bulan Ramadhan, (waktunya) antara shalat isya

dan shalat subuh, demikian ini karena mengikuti sunnah Rasul dan

rutinitas para sahabat dalam mengerjakan shalat tarawih. Dan

hendaknya untuk setiap mengerjakan dua rakaat niat shalat tarawih

atau shalat malam Ramadhan, dan apabila shalat dengan empat

rakaat, maka tidak sah”.

Dari beberapa riwayat diatas yang menerangkan tentang jumlah

rakaat dalam shalat tarawih, maka kelompok kami menyimpulkan bahwa

shalat tarawih dapat dilaksanakan dengan 11 rakaat atau 23 rakaat

Page 9: Shalat Tarawih

tergantung diri sendiri yang menentukan pilihannya dan melihat kondisi dan

kemampuannya sendiri. Tapi dalam melaksanakan shalat tarawih harus dua

rakaat satu kali salam, tidak boleh empat rekaat satu kali salam.

2. Yang Afdhol Dikerjakan Sendiri Atau Berjama’ah

Ada 2 macam cara dalam mengerjakan shalat sunnah :

a. Tidak disunnahkan cara mengerjakannya dengan berjama’ah, seperti :

shalat rawatib, tahiyyatul masjid, dhuha, tahajud, witir, istikhoroh, tasbih

dan shalat mutlak.

b. Disunnahkan cara mengerjakannya dengan jama’ah, seperti shalat iedul

fitri dan iedul adha, kusufain (gerhana matahari dan rembulan), istisqo’

(mohon hujan) dan shalat tarawih.

Dalam hal mengerjakan shalat tarawih para ulama berbeda pendapat,

sebagian ulama berpendapat sunnah dikerjakan dengan berjama’ah dan

sebagian lagi tidak disunnahkan dikerjakan dengan berjama’ah (dikerjakan

sendiri). Tetapi yang afdhol (lebih utama) dalam melaksanakan shalat

tarawih dikerjakan dengan berjama’ah, sebagaimana yang diriwayatkan

sebagian jumhur ulama diantaranya Imam Syafe’i, Imam Abu Hanifah Imam

Ahmad Bin Hambal dan sebagian Ashab Imam Maliki, alasan mereka karena

hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam At-

Turmudzi dari Abu Dzar, yaitu :

أ�ن النب�ى ص�لى ال ع�ل�ي�ه� و�س�لم� ج�م�ع� أ�ه�ل�ه� و�أ�ص�ح�اب�ه� و�ق�ال� : أ�نه

ل�ة: ي�ام� ل�ي� ه� ق� ب� ل� ص�ر�ف� ك�ت� تى ي�ن� م�ام� ح� ع� ال� ق�ام� م� ن� روه(م�

أحمد وصححه الترمذى)Artinya :

“Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw telah mengumpulkan keluarga

dan sahabatnya dan bersabda : Barang siapa melaksanakan shalat

Page 10: Shalat Tarawih

(malam) berjama’ah bersama imam sampai selesai, maka baginya

pahala seolah ia mengerjakan shalat satu malam penuh”.

3. Bacaan Dalam Shalat Tarawih

Cara mengerjakan shalat tarawih sama seperti mengerjakan shalat

fardu (wajib), mempunyai syarat sah shalat, rukun-rukun shalat dan hal-hal

yang membatalkan shalat.

Syarat sah shalat ada lima, yaitu :

a. Suci anngota badannya dari hadats kecil dan hadats besar

b. Menutup aurat

c. Berdiri shalat ditempat yang suci dari najis

d. Mengetahui bahwa waktu shalat telah masuk, atau dengan

memperkirakannya

e. Menghadap ke kiblat (ke Ka’bah)

Rukun-rukun shalat, yaitu :

a. Niat. Golongan Syafei dan Maliki memasuki niat sebagai rukun shalat,

sedangkan golongan Hanafi dan Hambali memasuki niat sebagai syarat

sah shalat.

b. Berdiri bagi yang kuasa/mampu

c. Takbiratul Ihram

d. Membaca Al-Fatihah

e. Ruku’

f. I’tidal serta tuma’ninah

g. Sujud dua kali serta tuma’ninah

h. Duduk diantara dua sujud serta tuma’ninah

i. Duduk akhir

j. Membaca tasyahud akhir

k. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad

Page 11: Shalat Tarawih

l. Memberi salam, yang pertama kekanan

m. Menertibkan rukun-rukun.

Hal-hal yang membatalkan shalat, yaitu :

a. Sengaja berbicara, berbincang-bincang layaknya dengan manusia, baik

berbicara dalam rangka pembenahan shalat atau bukan

b. Banyak bertingkah gerak tidak termasuk rukun dan sunnah shalat, seperti

3x melangkah, disengaja atau tidak. Tetapi gerakan kecil yang tidak

berarti tidak membatalkan shalat

c. Ditimpa hadats (waktu shalat) hadats kecil atau besar seperti kentut,

kencing

d. Tertimpa najis yang bukan najis ma’fu, kecuali najis kering dan menimpa

pakaian, dan dengan dikibaskan pakaian itu maka tidak batal shalatnya.

e. Sengaja membuka auratnya, bukan karena ditiup angin

f. Terjadi perubahan niat, seperti berkeras (hatinya) keluar shalat

g. Makan minum sekalipun sedikit adalah membatalkan shalat

h. Tertawa besar dapat membatalkan shalat

i. Murtad (riddah) terputus Islamnya, dia bukan lagi muslim karena ucapan,

perbuatan.

Sebagaimana shalat tarawih adalah shalat yang mempunyai banyak

keistimewaan, diantaranya adalah mempunyai bacaan Al-Quran yang

panjang, didalam membaca Al-Quran inipun ada beberapa pendapat yang

muncul, antara manakah yang afdhal dalam shalat tarawih, apakah Al-Quran

yang terdiri dari 30 juz itu dikhatamkan dalam jangka 1 minggu, 1 bulan atau

hanya cukup membaca surat-surat pendek dari akhir Al-Quran?

Ada beberapa riwayat yang dapat dikemukakan disini, antara lain :

Hadits Hudzaifah ra yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

Page 12: Shalat Tarawih

أ�نه� ص�لى م�ع� النب�ى� ص�لى ال ع�ل�ي�ه� و�س�لم� ل�ي�ل�ة� ف�ق�ر�أ� الب�ق�ر�ة� و� آل

ع�م�ر�ان� و�الن�س�اء� ف�ى ر�ك�ع�ة: و�ك�ان� إ�ذ�ا م�ر ب�آي�ة: ف�ي�ه�ا ت�س�ب�ي�حV س�بح� أ�و

س�ؤ�الV س�أ�ل� أ�و� ت�ع�وذV ت�ع�وذ�، ث�م ر�ك�ع� ن�ح�و�ا م�ما ق�ام� ث�م ق�ام� ن�ح�وا� م�ما

)ر�ك�ع� ث�م س�ج�د� ن�ح�و�ا م�ما ق�ام� رواه مسلم(Artinya :

“Sesungguhnya sahabat Hudzaifah ra shalat (tarawih) bersama

dengan Nabi Muhammad Saw pada suatu malam, kemudian beliau

(dalam shalat itu setelah membaca surat Al-Fatihah) membaca surat

Al-Baqarah, Ali Imran dan An-Nisa dalam satu rakaat, dan dalam

membaca Al-Quran beliau apabila menjumpai ayat yang ada

tasbihnya beliau membaca tasbih dan apabila menjumpai ayat

permohonan, beliau memohon kepada Allah dan begitu juga apabila

ada ayat perlindungan, beliau memohon kepada-Nya, (setelah selesai

membaca Al-Quran) beliau lalu ruku’ (lamanya ruku’ tersebut) sama

seperti waktu berdiri, kemudian berdiri dari ruku’ (iktidal), dimana

lamanya sepadan dengan lamanya ruku’, kemudian beliau sujud,

yang lamanya juga sepadan dengan waktu berdiri dari ruku’ (iktidal).

Atsar yang diriwayatkan oleh Imam Malik, dari Muhammad Ibn Yusuf

dari As-Saib Ibn Yazid :

لدار�ى أ�ن� ي�ق�و�م�ا ا�م�ر� ع�م�ر� ب�ن� الخ�طاب� أ�ب�ي ب�ن� ك�ع�ب: و�ت�م�ي�م�ا ا

ل�لناس� ب�إ�ح�د�ى ع�ش�ر�ة� ر�ك�ع�ة�، ق�ال� : و�ق�د� ك�ان� الق�ار�ئ� ي�ق�ر�أ� ب�الم�ئ�ي�ن

ح�تى ك�نا ن�ع�ت�م�د� ع�ل�ى الع�ص�ى� م�ن� ط�و�ل� الق�ي�ام� و�م�ا ك�نا ن�ن�ص�ر�ف

)إ�ل ف�ى ب�ز�و�غ� الف�ج�ر. رواه الزرقانى(Artinya :

Page 13: Shalat Tarawih

“Khalifah Umar Ibn Khattab memerintahkan sahabat Ubay Ibn Ka’ab

dan Tamim Ad-Dary agar mengimami shalat tarawih bersama orang-

orang dengan 11 rakaat, Rowi berkata : dan waktu itu imam

membaca surat Al-Quran yang terdiri ratusan ayat sehingga kita

bersandar kepada tongkat karena panjangnya berdiri, dan kita tidak

selesai shalat kecuali sudah masuk (terbit) fajar.

Dari hadits diatas, kelompok kami menyimpulkan bahwa tidak

disunnahkan kurang dari satu kali khatam Al-Quran dalam shalat tarawih

dibulan Ramadhan, dan harus melihat kondisi makmum, jika mereka siap dan

sepakat menghendaki bacaan Al-Quran yang panjang maka lebih yang

afdhol/utama adalah mengerjakan dengan apa yang menjadi kehendak,

kesiapan dan kesepakatan mereka. Sebaliknya kalau mereka siap dan

sepakat menghendaki bacaan Al-Quran yang pendek maka lebih yang afdhol/

utama adalah mengerjakan dengan apa yang menjadi kehendak, kesiapan

dan kesepakatan mereka.

4. Doa Qunut Dalam Shalat Witir

Sebagian besar (jumhur) Ulama Salaf dan Khalaf berpendirian

menganggap sunnah hukumnya membaca doa qunut dalam shalat witir yang

dikerjakan bersama-sama dengan shalat tarawih. Adapun tempat membaca

doa qunut adalah setelah ruku’. Sedangkan waktunya adalah mulai masuk

hari ke 16 sampai akhir Ramadhan. Dalil yang digunakan para ulama adalah :

a. Hadits Abdullah Ibn Mas’ud ra diriwayatkan oleh Imam Muslim :

)أ�ن النب�ى ص�لى ال ع�ل�ي�ه� و�س�لم� ق�ن�ت� ب�ع�د� الرQك�و�ع� رواه مسلم(Artinya :

“Bahwasanya Nabi Muhammad Saw berdoa qunut sesudah ruku” (HR.

Muslim)

b. Atsar Hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud :

Page 14: Shalat Tarawih

أ�ن ع�م�ر� ب�ن� الخ�طاب� ج�م�ع� الناس� ع�ل�ى أ�ب�ى ب�ن� ك�ع�ب: ف�ك�ان� ي�ص�ل�ى

ن� ر�م�ض�ان ب�اق�ى م� ف�ى الن�ص�ف� ال ل�ة� و�ل� ي�ق�ن�ت� إ�ل ش�ر�ي�ن� ل�ي� م� ع� ل�ه�

( رواه أبو داود(Artinya :

“Bahwasanya khalifah Umar Ibn Khattab ra memerintahkan kepada

orang-orang agar shalat tarawih dengan (imam) Ubay Ibn Ka’ab ra,

maka beliau shalat tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan ia

tidak berdoa qunut kecuali dalam separo yang kedua (hari ke 16 keatas)”

E. Tahapan Diperintah-Nya Shalat Tarawih

Sebagaimana dijelaskan oleh As-Syaikh Athiyah Muhammad Salim, Imam

Masjid An-Nabawy As-Syareef dalam bukunya : At-Tarawih Aktsar Min Alf Aam

Fi Masjidi An-Nabiy Alaihi As-Salam, bahwa shalat tarawih itu mempunyai

tahapan-tahapan dalam perkembangan diperintah-Nya shalat tarawih, yang

terdiri dari 3 tahapan.

1. Tahapan Pertama

Yaitu tahap dimana Rasulullah Saw secara umum baru memberikan

semangat dan anjuran (At-Targhib al-Muthlaq), tanpa menyebut jumlah

rakaat dan tanpa embel-embel, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh

Imam Muslim dari Abu Hurairah ra :

ـ�ان ه� و�س�لم� ق�ال� : م�ن� ق�ام� ر�م�ض ل ع�ل�ي� ل ص�لى ا أ�ن ر�س�و�ل� ا

)إ�ي�م�انا� و�اح�ت�س�ابا� غ�ف�ر�ل�ه� م�ا ت�ق�دم� م�ن� ذ�ن�ب�ه. رواه مسلم(Artinya :

“Bahwasanya Rasulullah Saw bersabda : Barang siapa melaksanakan

shalat (tarawih) karena iman kepada Allah dan mengharap ridha

Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat”

Page 15: Shalat Tarawih

Dalam hadits ini Rasulullah Saw hanyak mengajak dan menggugah

kepada siapa saja dengan memberitahukan tentang fadilah shalat tarawih

pada bulan Ramadhan dengan tanpa menyebut jumlah rakaat, tanpa

memberikan contoh dan bahkan tanpa menyuruh dengan sungguh-sungguh.

2. Tahapan Kedua

Tahap anjuran, dalam anjuran ini dikaitkan antara shalat tarawih

dengan bulan Ramadhan, bahwa shalat tarawih itu hukumnya sunnah, dalam

tahapan ini Rasulullah Saw belum memberikan contoh dan tuntunan, hanya

anjurannya saja yang lebih dipertegas dari tahap pertama, yaitu bagi yang

mengerjakan shalat tarawih karena iman dan mengharap ridha Allah, ia akan

kembali seperti waktu dilahirkan oleh ibunya, yaitu bersih tanpa noda dan

dosa, seperti yang diterangkan hadits dibawah ini :

ع�ن� ع�ب�د� الرح�م�ن� ب�ن� ع�و�ف� ر�ض�ى� ال ع�ن�ه� أ�ن النب�ى ص�لى ال

ل ف�ر�ض� ص�ي�ام� ر�م�ض�ان ع�ز و�ج� ل ن ا ق�ال� : إ� س�لم� ه� و� ع�ل�ي�

س�اب�ا خ�ر�ج� م�ن نا� و�اح�ت� ق�ام�ه� إ�ي�م�ا ي�ام�ه�، ف�م�ن� ص�ام�ه� و� س�ن�ن�ت� ق� و�

ه� Qل�د�ت�ه� أ�م ي�و�م� و� ن�و�ب�ه� ك� بن(ذ� سائى وا مد والن رواه أح

ماجه)Artinya :

“Dari Abdurrahman Ibn Auf ra : Sesungguhnya Nabi Saw bersabda :

Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla telah mewajibkan puasa bulan

Ramadhan dan Aku telah menuntunkan shalat (tarawih)nya. Barang

siapa puasa Ramadhan dan shalat Tarawih karena Iman dan

mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya akan keluar

bagaikan bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya” (HR. Imam Ahmad,

Nasai dan Ibn Majah)

Page 16: Shalat Tarawih

3. Tahapan Ketiga

Pada tahap ini Rasulullah memberikan contoh dan tuntunan dengan

mengerjakannya sendiri, yang lalu diikuti oleh sahabat. Dari sinilah lalu shalat

tarawih berkembang ada diantara para sahabat yang mengerjakannya

dengan keluarganya dirumah, sebagaimana hadits Jabir ra yang diriwayatkan

oleh Imam Al-Marwazy :

ه� و�س�لم� ف�ى ل ع�ل�ي� ل�ى ر�س�و�ل� ال� ص�لى ا ج�اء� أ�ب�ىQ ب�ن� ك�ع�ب: إ�

ر�م�ض�ان� ف�ق�ال� : ي�ا ر�س�و�ل� ال� ك�ان� م�ع�ى� ف�ى اللي�ل�ة� ش�ي�ئV، ق�ال� :

ق�ر�أ� الق�ر�آن� ف�ن�ص�ل�ى نا ل� ن� ن� : إ� ق�ال� : ن�س�و�ة� د�ار�ى� ق�ل� م�اذ�اك�؟ و�

خ�ل�ف�ك� ب�ص�ل�ت�ك�، ف�ص�ل�ي�ت� ب�ه�ن ث�م�ان� ر�ك�ع�ات: ف�س�ك�ت� ع�ن�ه� و�ك�ان

ش�ب�ه� الر�ض�ا.Artinya :

“Sahabat Ubay Ibn Ka’ab ra menghadap kepada Rasulullah Saw

dalam bulan Ramadhan, ia bertanya : Ya Rasulullah tadi malam saya

ada suatu masalah? Rasulullah bertanya : Apa itu? Ubay menjawab :

perempuan-perempuan keluargaku berkata : kita tidak membaca

(hafal Al-Quran), maka sebaiknya kita shalat (tarawih) berjamaah

denganmu, dan kemudian aku shalat bersama mereka dengan 8

rakaat, Rasulullah diam (tidak menjawab), itu pertanda beliau

meridhoinya”

Dari hadits tersebut diatas telah nampak jelas bahwa shalat tarawih

pada tahapan ini dilaksanakan dan dikerjakan dengan cara berjama’ah

F. Beberapa Riwayat Menerangkan Banyaknya Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Pada masa sekarang ini banyak menunjukkan adanya kecenderungan

gejala atau fenomena yang menghawatirkan karena disini muncul saling

Page 17: Shalat Tarawih

menyalahkan, membid’ahkan antara yang mengerjakan shalat tarawih 11 rakaat

dengan yang mengerjakan shalat tarawih 23 rakaat.

Contohnya di Kota Palembang, Jamaah Masjid Agung Palembang pada

shalat tarawih di bulan Ramadhan mengerjakannya 23 rakaat, sedangkan di

Masjid Ukhwah pada waktu shalat tarawih di bulan Ramadhan mengerjakannya

hanya 11 rakaat. Disini terjadi perbedaan, dan perbedaan ini tidak untuk

dipertentangkan atau saling menyalahkan antara satu dengan yang lainnya

tetapi harus saling menghargai, karena setiap kelompok mempunyai dalil atau

alasan kenapa mengerjakannya demikian. Ada beberapa riwayat yang

menerangkan tentang banyaknya jumlah rakaat shalat tarawih yang akan kami

kemukakan disini adalah sebagai berikut :

1. Tarawih 8 rakaat dan witir 3 rakaat = 11 rakaat

Berdasarkan riwayat Imam Malik dari Muhammad Ibn Yusuf Ibn Yazid :

لدار�ى أ�ن� ي�ق�و�م�ا ل�لناس ا�م�ر� ع�م�ر� ب�ن� الخ�طاب� أ�ب�ي ب�ن� ك�ع�ب: و�ت�م�ي�م�ا ا

ب�إ�ح�د�ى ع�ش�ر�ة� ر�ك�ع�ة�، ق�ال� : و�ق�د� ك�ان� الق�ار�ئ� ي�ق�ر�أ� ب�الم�ئ�ي�ن� ح�تى ك�نا

ن�ع�ت�م�د� ع�ل�ى الع�ص�ى� م�ن� ط�و�ل� الق�ي�ام� و�م�ا ك�نا ن�ن�ص�ر�ف� إ�ل ف�ى ب�ز�و�غ

)الف�ج�ر. رواه الزرقانى(Artinya :

“Khalifah Umar Ibn Khattab memerintahkan sahabat Ubay Ibn Ka’ab dan

Tamim Ad-Dary agar mengimami shalat tarawih bersama orang-orang

dengan 11 rakaat, Rowi berkata : dan waktu itu imam membaca surat Al-

Quran yang terdiri ratusan ayat sehingga kita bersandar kepada tongkat

karena panjangnya berdiri, dan kita tidak selesai shalat kecuali sudah masuk

(terbit) fajar.

2. Tarawih 12 rakaat dan witir tidak disebutkan

Page 18: Shalat Tarawih

Riwayat Imam Malik dari Dawud Ibn Hushein, bahwa ia mendengar dari Abd.

Rahman Ibn Hurmuz Al-A’raj berkata :

ك�ان ق�ال� و� ف�ى ر�م�ض�ان�، ف�ر�ة� ن�و�ن� ا�لك� م� ي�ل�ع� م�ا أ�د�ر�ك�ت� الناس� إ�ل و�ه�

ت�ى ه�ا ف�ى إ�ث�ن� ق�ام� ب� ف�إ�ذ�ا م�ان� ر�ك�ع�ات: ف�ى ث� ق�ر�ة� ق�ر�أ� س�و�ر�ة� الب� ق�ار�ئ� ي� ال

ع�ش�ر�ة� ر�ك�ع�ة� ر�أ�ى الناس� أ�نه� ق�د� خ�ففArtinya :

“Aku tidak pernah menjumpai orang-orang (sahabat dan tabi’in) kecuali

mereka melaknati (dalam doanya) orang-orang kufur dalam bulan

Ramadhan, Rowi berkata : Dan Imam (ketika itu) membaca surat Al-Baqarah

dalam 8 rakaat, dan jika imam dengan surat Al-Baqarah (tersebut,

membaca) dalam 12 rakaat, maka orang-orang melihat kalau imam telah

meringankan (shalatnya)

3. Tarawih 10 rakaat, witir 3 rakaat = 13 rakaat

Riwayat Muhammad Ibn Nashr Al-Marwazy dan Muhammad Ibn Ishaq dari

Muhamad Ibn Yusuf dari eyangnya Al-Saib Ibn Yazid :

ك�ن�ا ن�ص�ل�ى ز�م�ن� ع�م�ر� ف�ى ر�م�ض�ان� ث�ل�ث� ع�ش�ر�ة� Artinya :

“Kita shalat tarawih pada masa Umar Bin Khattab ra dalam bulan

Ramadhan dengan 13 rakaat”

4. Tarawih 20 rakaat, witir 3 rakaat = 23 rakaat

Riwayat dari Imam Malik dari Yazid Ibn Ruman :

ك�ان� الناس� ي�ق�و�م�و�ن� ف�ى ز�م�ان� ع�م�ر� ب�ن� الخ�طاب� ف�ى ر�م�ض�ان� ب�ث�ل�ث: و�ع�ش�ر�ي�ن

ر�ك�ع�ة� Artinya :

“Orang-orang (sahabat dan tabi’in) menjalankan shalat pada masa khalifah

Umar Bin Khattab ra di bulan Ramadhan dengan 23 (dua puluh tiga) rakaat”

Page 19: Shalat Tarawih

5. Tarawih 34 rakaat, witir 1 rakaat = 35 rakaat

Riwayat dari Imam Zararah Ibn Aufa :

أ�نه� ك�ان� ي�ص�ل�ى� ب�ه�م� ب�الب�ص�ر�ة� أ�ر�ب�ع�ا و� ث�ل�ث�ي�ن� و� ي�و�ت�ر� Artinya :

“Sesungguhnya ia shalat Tarawih dengan mereka dikota Bashrah dengan 34

rakaat dab 1 witir”

6. Tarawih 36 rakaat, witir 3 rakaat = 39 rakaat

Riwayat dari Muhammad Ibn Nashr dari riwayat Imam Dawud Ibn Qois, ia

berkata :

أ�د�ر�ك�ت� الن|اس� ف�ى إ�م�ار�ة� أ�ب�ان� ب�ن� ع�ث�م�ان� و�ع�م�ر� ب�ن� ع�ب�د� الع�ز�ي�ز� - ي�ع�ن�ى

ب�الم�د�ي�ن�ة� - ي�ق�و�م�و�ن� ب�س�ت{ و�ث�ل�ث�ي�ن� ر�ك�ع�ة�، و� ي�و�ت�ر�و�ن� ب�ث�ل�ث: Artinya :

“Aku menjumpai orang-orang pada masa pemerintahan Abas Ibn Utsman

dan Umar Ibn Abd. Aziz di Madinah Al-Munawwarah, mereka mengerjakan

shalat tarawih dengan 36 rakaat dan witir 3 rakaat” (Fathul Bari : 205/4)

7. Tarawih 40 rakaat, witir 1 rakaat = 41 rakaat

Riwayat Imam Turmudzi :

أ�ك�ث�ر� م�ا ق�ي�ل� ف�ي�ه� أ�نه�ا ت�ص�ل�ى إ�ح�د�ى و� أ�ر�ب�ع�ي�ن� ر�ك�ع�ة� ب�الو�ت�ر� Artinya :

“Yang paling sering dikatakan : bahwasanya shalat tarawih itu dikerjakan

dengan 41 rakaat dengan witir”

Demikian beberapa riwayat yang menggambarkan begitu banyaknya

ragam dan macam jumlah rakaat dalam shalat tarawih dan witir yang dikerjakan

oleh para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in, yang dapat kelompok kami

simpulkan bahwa semua sepakat, sependapat, tidak ada seorang pun dari

mereka yang mengingkari dan tidak menyetujui.

Page 20: Shalat Tarawih

Permasalahannya adalah sebagaimana yang dikemukakan Imam Malik

dan Imam As-Syafe’i berikut ini, dan bahkan Imam As-Syafe’i mempertegas

pendapatnya dengan mengemukakannya demikian :

و�ل�ي�س� ف�ى ش�ئ� :م�ن� ه�ذ�ا ض�ي�قV و�ل� ح�د ي�ن�ت�ه�ى إ�ل�ي�ه� �ل�نه� ن�اف�ل�ةV، ف�إ�ن

أ�ط�ال�و�ا الق�ي�ام� و� أ�ق�لQو�ا السQج�و�د� ف�ح�س�نV و�ه�و� أ�ح�بQ إ�ل�ى، و�إ�ن� أ�ك�ث�ر�و�ا

Vف�ح�س�ن (و�ا الق�ر�اء�ة�Qو�أ�خ�ف) ج�و�د�Qك�و�ع� و�السQالرArtinya :

“Dan tidak ada masalah dan kesulitan dalam hal ini, dan tidak ada batas

habisnya (berapa saja jumlah rakaatnya) karena ini adalah merupakan

shalat sunnah, jika menghendaki memperpanjang berdiri (karena

banyaknya bacaan Al-Quran dan bacaan lain) dan memperpendek sujud

(menyedikitkan rakaat), maka itu adalah (perbuatan) baik, dan lebih aku

sukai. Dan apabila menghendaki memperbanyak ruku’ dan sujud

(rakaat)nya dan memperpendek bacaan, maka (yang demikian ini) juga

baik.

Page 21: Shalat Tarawih

BAB III

KESIMPULAN

Lafadz Tarawih bentuk jamak dari mufrad Tarwihah yang mempunyai arti

istirahat. Shalat Tarawih adalah : Shalat malam yang dikerjakan pada bulan suci

Ramadhan hukumnya sunnah mu’akkad, bagi pria dan wanita boleh dikerjakan

sendiri-sendiri, boleh berjama’ah dengan waktunya setelah mengerjakan shalat

fardhu isya’ sampai terbit fajar.

Waktu untuk mengerjakan shalat tarawih adalah dari sesudah dikerjakannya

shalat isya sampai terbitnya fajar. Adapun waktu yang utama/afdhol untuk

mengerjakan shalat tarawih, ialah : 1. Awal malam lebih utama, bagi mereka yang

tidak terbiasa atau khawatir tidak mampu untuk bangun malam; 2. Akhir malam

lebih utama, bagi yang terbiasa dan tidak mempunyai kekhawatiran sama sekali

untuk bangun malam. Sedangkan hukum Shalat Tarawih adalah Sunnah

Mu’akkadah.

Fadhilah atau keutamaan mengerjakan shalat tarawih adalah mendapatkan

ampunan dosa-dosanya yang telah lewat, dan mendapatkan fitrah (bersih suci

bagaikan bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya).

Cara mengerjakan shalat tarawih sama seperti mengerjakan shalat fardu

(wajib), mempunyai syarat sah shalat, rukun-rukun shalat dan hal-hal yang

membatalkan shalat.

Syarat sah shalat, yaitu :

1. Suci anngota badannya dari hadats kecil dan hadats besar.

2. Menutup aurat.

3. Berdiri shalat ditempat yang suci dari najis.

4. Mengetahui bahwa waktu shalat telah masuk; dan

Page 22: Shalat Tarawih

5. Menghadap ke kiblat (ke Ka’bah).

Rukun-rukun shalat, yaitu :

1. Niat;

2. Berdiri bagi yang kuasa/mampu;

3. Takbiratul Ihram;

4. Membaca Al-Fatihah;

5. Ruku’;

6. I’tidal;

7. Sujud dua kali;

8. Duduk diantara dua sujud;

9. Duduk akhir;

10. Membaca tasyahud akhir;

11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad;

12. Memberi salam, yang pertama kekanan; dan

13. Menertibkan rukun-rukun. Sedangkan

Hal-hal yang membatalkan shalat, yaitu :

1. Sengaja berbicara, berbincang-bincang;

2. Banyak bertingkah gerak tidak termasuk rukun dan sunnah shalat;

3. Ditimpa hadats (waktu shalat) hadats kecil atau besar;

4. Tertimpa najis yang bukan najis ma’fu;

5. Sengaja membuka auratnya;

6. Terjadi perubahan niat;

7. Makan minum sekalipun sedikit;

8. Tertawa besar; dan

9. Murtad (riddah) terputus Islamnya.

Page 23: Shalat Tarawih

DAFTAR PUSTAKA

“Makalah ini boleh kamu salin n edit tapi inget baca dulu ya biar ilmunya

dapet oce”

KH. M. Hanif Muslih, Lc, Kesahihan Dalil Shalat Tarawih 20 Rakaat, 1997, Penerbit

Santri & Dinamika Press, Surabaya

DR. H. Mochtar Effendy, SE, Fiqh Islam Seri Islamologi II, 2003, Penerbit Universitas

Sriwijaya, Palembang

Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, 2003, Penerbit Media, Jakarta

Timur

Drs. H. Ahmad Rivai MM, Apt, Memakmurkan Masjid Melalui Shalat Jama’ah, 2006,

Dicetak oleh IAIN Raden Fatah Press, Palembang