makalah seminar itp 2014
DESCRIPTION
ertTRANSCRIPT
METODE PENGUJIAN PORTAL STRUKTUR BETON
BERTULANG
Harry Syafriandi1, Jafril Tanjung
2 dan Rendy Thamrin
3
1Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas, [email protected]
2Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, [email protected]
3Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, [email protected]
ABSTRAK
Pengujian secara ekperimental pada portal struktur beton bertulang bertujuan untuk mengetahui prilaku
portal struktur beton bertulang akibat pembebanan gempa yang dimodelkan sebagai beban horizontal
secara monotonik yang diberikan pada struktur. Dengan pengujian ini dapat dilihat beban yang bekerja
pada portal struktur beton bertulang, perpindahan (deformasi) yang terjadi pada portal struktur beton
bertulang dan pola retak yang terjadi. Sehingga diharapkan dengan adanya metode pengujian yang tepat
dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya dan pengaruh beban yang bekerja pada struktur.
Kata kunci : ekperimental, monotonik, beton bertulang
1. PENDAHULUAN
Dewasa ini pengujian model di bidang
struktur (struktur modeling) banyak di
lakukan karena hasilnya sangat
membantu dalam bidang penelitian /
riset, perancangan dan pengajaran ilmu.
Disamping itu untuk kondisi struktur
yang kompleks ataupun sangat
kompleks, baik geometrinya maupun
kondisi batasnya, dimana metode
analitik ataupun numerik tidak / belum
tersedia, maka penyelesaian model test
adalah satu-satunya jawaban. Dalam
penelitian ini model yang diuji adalah
modal portal stuktur beton bertulang.
Dengan adanya pemodelan yang
dilakukan secara eksperimental maka
diharapkan dapat mengetahui prilaku
portal struktur beton bertulang terutama
akibat pembebanan yang diberikan.
2. DASAR TEORI
2.1 Umum
Beton bertulang telah digunakan
sebagai material bangunan di setiap
negara. Pada banyak negara beton
bertulang merupakan material struktur
yang dominan dalam konstruksi
bangunan. Keuntungan dari penggunaan
beton bertulang adalah tulangan baja
dan bahan pembentuk beton tersedia di
banyak tempat, hanya dibutuhkan
kemampuan yang relatif rendah dalam
konstruksi beton, dan dari segi ekonomi
beton bertulang lebih menguntungkan
dibandingkan bahan konstruksi lainnya.
Pada struktur beton bertulang, balok
utama yang langsung ditumpu oleh
kolom dianggap menyatu secara kaku
dengan kolom. Sistem kolom dan
balok induk seperti ini dikatakan
sebagai sistem portal. Sistem portal
telah lama digunakan sebagai sistem
bangunan yang dapat menahan beban
vertikal gravitasi dan lateral akibat
gempa. Sistem ini memanfaatkan
kekakuan balok-balok utamadan kolom.
Dengan demikian integritas antara balok
utama dan kolom harus mendapat
perhatian dan pendetailan tersendiri,
karena di sekitar daerah ini timbul gaya
geser dan momen yang besar yang dapat
menyebabkan terjadinya retak atau
patahnya penampang.
2.2 Portal Beton Bertulang
Struktur rangka kaku / portal (rigih
frame) adalah struktur yang terdiri atas
elemen-elemen linear, umumnya balok
dan kolom, yang saling dihubungkan
pada ujung-ujungnya oleh joints (titik
hubung) dengan kaku yang dapat
mencegah rotasi relatif diantara elemen
struktur yang dihubungkanya. Dengan
demikian, elemen struktur tersebut
menerus pada titik hubung itu. Struktur
rangka kaku adalah statis taktentu.
Berdasarkan geometrik virtikalnya
portal dapat dibedakan menjadi portal
simetris dan portal asimetris. Struktur
portal asimetris tidak mempunyai
cerminan yang sama jika diberikan
sumbu tengah yang membagi portal
tersebut. Untuk menganalisis sebuah
pertal asimetris menggunakan ukuran
model yang utuh sehingga
membutuhkan ketelitian dan waktu
yang agak lama penggunaan data yang
lengkap pada tiap segme portal dan
proses analisis yang lebih panjang.
Struktur portal di pengaruhi oleh gaya
internal dan gaya eksternal. Gaya
internal merupakan kekakuan struktur
tersebut terhadap gaya eksternal, dalam
hal ini mengenai elastisitas bahan dan
momen inersia. Elastisitas (E)
dinyatakan seperti persamaan (1)
(berdasarkan hukum Hooke) dengan
satuan Kg/cm2 dan momen inersia (I)
dimensi persegi seperti persamaan (2)
dengan satua cm4.
E = f (tegangan) .............................. (1)
ԑ (regangan)
I = 1 .b . h3 .................................... (2)
12
Gaya eksternal yang bekerja pada
struktur portal beton bertulang
diantaranya beban mati, beban hidup,
beban angin dan beban gempa.
Pemodelan beban yang bekerja pada
strukur disesuaikan dengan arah
pembebanan yang bekerja. Untuk beban
mati dan beban hidup bekerja secara
vertikal, sedangkan beban gempa
dengan metode statik ekuivalen
dimodelkan dengan arah horizontal
struktur.
Saat portal struktur beton bertulang
bekerja beban horisontal, portal akan
memberikan respons berupa deformasi
sehingga bentuk portal menjadi miring /
condong yang arahnya sesuai dengan
arah beban yang bekerja. Jika beban
bekerja dengan arah bolak-balik
(bergantian ke kanan dan ke kiri), portal
juga bergantian miring ke kanan dan
kekiri. Akibat dari beban bolak-balik
ini, pada joint terjadi saling adu
kekuatan antara balok dan kolom dari
portal sehingga dapat terjadi salah satu
dari dua kemungkinan, yaitu: balok kuat
kolom lemah atau kolom kuat balok
lemah.
Untuk kemungkinan pertama (balok
kuat kolom lemah), akan terjadi retak
(terjadi leleh lentur dan terbentuk sendi
plastis) pada kolom lebih dahulu
sebelum balok. Keadaan paling
berbahaya apabila terjadi pada ujung-
ujung kolom lantai paling bawah seperti
ditunjukkan pada Gambar 1, karena
portal akan runtuh. Untuk kemungkinan
kedua (kolom kuat balok lemah), akan
terjadi retak (terbentuk sendi plastis)
pada balok lebih dahulu sebelum kolom.
Keadaan paling berbahaya apabila
terjadi retak pada semua ujung-ujung
balok seperti ditunjukkan pada Gambar
2, karena portal akan runtuh.
3. PROSEDUR DAN HASIL
KERJA
3.1 Umum
Penelitian mengenai prilaku portal
struktur beton bertulang akibat beban
horizontal dilakukan di Laboratorium
Material dan Struktur, Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas
Andalas Padang.
Pengujian ini difokuskan pada struktur
portal struktur beton bertulang. Dimana
memperhatikan konsep Balok Kuat
Kolom Lemah (strong beam weak
column) sehingga diharapkan dapat
memperlihatkan pola keruntuhan pada
kolom akibat pembebanan horizontal
akibat gempa.
Kolom, balok, dan dinding yang akan
diuji diskalakan dari ukuran yang
sebenarnya dengan perbandingan 1:5.
Kolom yang ukuran sebenarnya 75 x 75
cm menjadi 15 x 15 cm begitu juga
dengan balok.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui prilaku portal struktur beton
bertulang dalam menerima beban
lateral.
3.2 Propertis Benda Uji
Penelitian dilakukan melalui uji
laboratorium dengan menggunakan
benda uji dengan mutu beton fc’ = 26,4
Mpa, dengan properties sebagai berikut:
Tabel 3.1: Propertis Benda Uji
Idensifikasi
Specimen
P
(cm)
L
(cm)
T
(cm) Tulangan
PT
(Portal
struktur
beton
bertulang)
Sloof 150 60 20 12 Ø 12
5 - 10
Kolom 15 15 70 4 D 10
4 - 5
Balok 150 60 20 12 Ø 12
5 - 10
Gambar 1. Balok Kuat Kolom Lemah
Gambar 2. Balok Lemah Kolom Kuat
Lemah
Gambar 3.1: Struktur Portal Beton
Bertulang
3.3 Alat alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian
sambungan balok kolom ini terdiri dari
beberapa alat uji dan accessories
pendukung seperti gambar 3. 2 :
Gambar 3.2 : Alat dan Benda Uji
(Speciment)
Terdiri dari :
1. Frame Load
Frame ini merupakan kedudukan
utama Specimen yang akan di uji
2. Mesin Uji Tekan atau Universal
Testing Machine (UTM)
Mesin uji tekan adalah alat untuk uji
kuat tekan beton. Dalam penelitian
ini menggunakn mesin uji tekan
dengan kapasitas 2000 KN.
3. Mesin Uji Tarik Tulangan
Mesin tarik digunakan untuk
mengetahui tegangan leleh (fy) dari
tulangan yang digunakan. Dalam
penelitian ini digunakan mesin uji
tarik dengan kapasitas 100 KN.
4. Actuator
Actuator alat yang dihubungkan
langsung dengan hydraulic Jack
yang ujung nya di letakan pada
Load cell untuk memberikan
tekanan.
5. Load Verticality Displacement Test
(LVDT)
Alat untuk mendeteksi lendutan
vertikal terhadap benda uji
6. Load Cell
Alat yang digunakan untuk
meneruskan gaya/beban dari
Actuator ke balok
7. Hydraulic jack
Alat untuk memberikan gaya/beban
hydraulic dengan cara menekan tuas
pada alat ini.
8. Data Logger
Alat untuk pencatat automatis
besaran beban.lendutan,retak dan
perpindahan
9. Accessories pendukung seperti
lempengan pelat baja tebal 30 mm
berbagai ukuran panjang dan lebar,
baut ulir Ø 2,5 inch dan mur.
3.4 Pengujian
Pelaksanaan pengujian dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Benda uji diletakkan pada H-Beam
yang dilengkapi Jack Acuator
dengan maksimum 500 KN.
2. Pasang semua perletakkan dan
pastikan sloof terjepit sempurna.
3. Setelah setting benda uji. Beban
diberikan secara perlahan-lahan
secara konstan dan beban
dinaikkan secara berangsur-angsur
hingga pada batas tertentu sampai
pada kondisi runtuh, sehingga
benda uji dapat dilihat beban
maksimum, perpindahan dan pola
retak.
4. Catat data beban dan perpindahan
tiap-tiap pemberian beban
dilakukan
5. Retak yang terjadi ditandai pada
benda uji saat pengujian, sehingga
retakan yang terjadi dapat terekam
dengan baik menurut jenjang-
jenjang prosesi pemberian beban
dilakukan.
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian secara eksperimental
akan di proses dalam bentuk grafik
beban terhadap perpindahan untuk
mengetahui kekuatan portal struktur
beton bertulang.
Grafik 4.1 : Beban terhadap Deformasi
(Perpindahan)
Dari grafik menunjukan saat beban 58
KN struktur beton bertulang telah
mencapai beban ultimate dengan
perpindahan (deformasi) sebesar 20
mm, setelah itu struktur mengalami
penurunan daya layan.
Akibat pembebanan monotonik pada
portal struktur beton bertulang
mengakibatkan terjadinya retak pada
struktur. Pada kolom bagian atas terjadi
tekan sedangkan pada kolom bawah
terjadi tarik, sehingga crack / retak
pertama yang terjadi pada bagian ini.
Gambar 4.1 : Retak pada struktur
beton bertulang.
Pola retak yang terjadi pada masing-
masing portal umumnya terjadi pada
daerah sendi plastis, yaitu pertemuan
antara kolom dengan balok.
5. KESIMPULAN
Metode pengujian portal beton
bertulang bertujuan untuk membuat
kondisi real di lapangan dapat
dimodelkan dengan kondisi tertentu
sehingga dapat dilakukan penelitian di
laboratorium.
Dengan pemodelan yang dilakukan di
laboratorium, dapat dilihat prilaku
portal struktur beton bertulang akibat
beban gempa yang dimodelkan sebagai
beban horizontal yang bekerja
monotonik pada sampel uji.
Dari pengujian yang dilakukan
diperloleh beban ultimate sebesar 58
KN dengan perpindahan (deformasi)
sebesar 20 mm, setelah itu struktur
mengalami penurunan daya layan.
6. DAFTAR PUSTAKA
1. Dept. PU. 1971. Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBI 1971).
Departemen Pekerjaan umum.
Bandung.
2. Dept. PU. 2002. SNI 03-2847-
2002: Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung. Yayasan LPMB.
Bandung.
3. Park, R., Paulay, T., (1975),
″Reinforced Concrete
Structure″, John Wiley & Sons,
New York.