makalah sdm

14
1 BAB I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pengembangan sumber daya manusia pada suatu bangsa memiliki konstribusi terhadap kemajuan bangsa tersebut. Sebuah bangsa yang maju ternyata adalah bangsa yang didukung oleh sumber daya yang berkualitas, dan dapat melahirkan berbagai kreatifitas untuk mendukung pengembangan bangsanya bukan hanya dilihat dari sumber daya alam yang melimpah. Indikator dalam menentukan kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari rata- rata tingkat pendidikan anggota masyarakatnya dan juga kualitas pendidikannya, jika ini bisa dipenuhi maka kualitas dari berbagai bidang juga meningkat secara otomatis. Saat ini kualitas sumber daya manusia Indonesia sangat jauh tertinggal di belakang, Jika kita bandingkan dengan perkembangan negara-negara dunia, bahkan dengan negara tetangga sekalipun. Menurut indeks pengembangan sumber daya manusia, Indonesia berada di bawah peringkat negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Philipina, bahkan dengan negara Vietnam yang baru saja bangkit dari keterpurukannya.

Upload: linda-faiqotul-himmah

Post on 25-Nov-2015

82 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tentang pemberdayaan manusia dan arus globalisasi

TRANSCRIPT

4

BAB I. Pendahuluan

1.1 Latar BelakangPengembangan sumber daya manusia pada suatu bangsa memiliki konstribusi terhadap kemajuan bangsa tersebut. Sebuah bangsa yang maju ternyata adalah bangsa yang didukung oleh sumber daya yang berkualitas, dan dapat melahirkan berbagai kreatifitas untuk mendukung pengembangan bangsanya bukan hanya dilihat dari sumber daya alam yang melimpah. Indikator dalam menentukan kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari rata-rata tingkat pendidikan anggota masyarakatnya dan juga kualitas pendidikannya, jika ini bisa dipenuhi maka kualitas dari berbagai bidang juga meningkat secara otomatis.

Saat ini kualitas sumber daya manusia Indonesia sangat jauh tertinggal di belakang, Jika kita bandingkan dengan perkembangan negara-negara dunia, bahkan dengan negara tetangga sekalipun. Menurut indeks pengembangan sumber daya manusia, Indonesia berada di bawah peringkat negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Philipina, bahkan dengan negara Vietnam yang baru saja bangkit dari keterpurukannya.

Dalam ketertinggalan kualitas sumber daya manusia kita sekarang ini, kita juga dihadapkan untuk harus berjuang keras menghadapi persaingan global yang sudah mulai intens. Kalau kita tidak mampu bersaing maka akan tersingkir dengan sendirinya. Pendidikan nasional di Indonesia yang diselenggarakan melalui jalur formal, non-formal dan informal menjadi harapan untuk peningkatan sumber daya manusia. Dengan demikian kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan mampu menjawab tantangan era globalisasi.Pendidikan luar sekolah dan pemuda sebagai perwujudan dari pendidikan non-formal juga ikut bertanggungjawab untuk menjawab tantangan ini. Semua bidang harus berkoordinsi untuk mewujudkan SDM Indonesia yang berkualitas. Pada bab selanjutnya akan di bahas mengenai Strategi Pengembangan SDM melalui Pendidikan Luar Sekolah untuk menghadapi tantangan globalisasi.1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah pada makalah ini:a. Apa pengertian Globalisasi?

b. Hubungan globalisasi dengan peningkatan SDM?

c. Apa strategi meningkatkan pendidikan non-formal?1.3 TujuanAdapun tujuan dari makalah ini:a. Mengerti arti globalisasi dan cara mengikutinya.b. Mengetahui salah satu cara (strategi) meningkatkan SDM dengan pendidikan non-formal.

BAB II. PEMBAHASAN1.1. Hakikat GlobalisasiIstilah globalisasi sudah sering digunakan dalam berbagai bidang, misalnya pendidikan dan paling banyak di bidang ekonomi. Salah satu ciri dari era globalisasi adalah suatu dunia yang terbuka dengan kehidupan yang serba kompetitif yang bersifat multi dimensional. Globalisasi merupakan proses mendunia dengan tingkat perubahan yang cepat dan radikal di berbagai aspek kehidupan manusia karena adanya teknologi. Tilaar menjelaskan (2004: 16) proses globalisasi bergerak sejalan dengan tiga arena kehidupan manusia, arena ekonomi, politik dan budaya.

Perubahan global ini melahirkan suatu gaya hidup dengan karakteristik adalah kehidupan yang penuh persaingan sehingga menuntut masyarakat dan organisasi di dalamnya untuk membenahi diri mengikuti perubahan-perubahan cepat yang terjadi. Persaingan yang terjadi tidak hanya berskala nasional tetapi sudah berskala international. Apabila kita mempertahankan atau menolak perubahan-perubahan tersebut maka kita akan tertinggal dari arus perubahan itu. Inilah yang disebut dengan tantangan era globalisasi.Ada 4 ciri utama kehidupan masyarakat dunia abad 21 sebagai awal dari era globalisasi, yaitu:

1. Dunia tanpa batas (bordeless)Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia menjadi suatu tempat yang disebut placeless society. Manusia bebas berkomunikasi, terbuka untuk bekerjasama dalam berbagai perdagangan tanpa ada yang membatasi, transparan, tak ada yang ditutp-tutupi.

2. Kemajuan ilmu dan teknologi

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat, sehingga membentuk masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society).

3. Kesadaran terhadap hak dan kewajiban asasi manusia

Hak-hak manusia di dunia ini seperti hak untuk hidup dan hak untuk dihidupi adalah sama.

4. Masyarakat mega kompetisi

Masyarakat yang terbuka akan memungkinkan untuk dapat bekerja sama antar masyarakat dan antar bangsa tanpa batas.Dampak yang beragam akibat globalisasi terutama terjadi pada aspek sosial dampak positif nya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.

Sedangkan dampak negatifnya, banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif, salah satu contoh dengan hadirnya modernisasi disegala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instant) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat terjadi dehumanisasi yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.

1.2. Globalisasi dan Peningkatan SDMUntuk menghadapi era globalisasi diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM. Peningkatan sumber daya manusia salah satu upaya utama untuk mengimplikasikan keinginan tersebut. Namun hal ini memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar.Persaingan global yang terjadi menuntut kualitas SDM yang baik agar tidak tertinggal. Tujuan peningkatan sumber daya manusia yang dinyatakan oleh UNDP, seperti yang disarikan oleh Tilaar, adalah usaha untuk meningkatkan horizon pandangan dari seseorang. Manusia yang telah berkembang akan meningkatkan pandangannya dengan lebih luas sehingga ia dapat menjadi manusia yang berdaya. Manusia yang berdaya adalah manusia yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakan pilihan.Karakteristik sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam menghadapi era global itu adalah (1) Manusia yang dapat bersaing, yaitu manusia yang dapat mengembangkan potensinya dan dengan potensinya itu dapat menghasilkan sesuatu yang berkualitas dan dapat mengadakan pilihan-pilihan yang tepat, sehingga mampu bersaing dan bersanding sejajar dengan bangsa-bangsa lain. (2) Manusia yang berpikir kreatif , yaitu manusia yang dapat bersaing dan memunculkan kresi-kreasi baru. 1.3. Strategi Pengembangan SDM melalui Pendidikan Luar SekolahPendidikan merupakan sektor yang paling berperan dalam mencetak dan mengembangkan sumber daya manusia termasuk sub sektor pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan luar sekolah adalah salah satu upaya meningkatkan kualitas SDM dalam menghadapi tantangan globalisasi. Tetapi hal ini harus disesuaikan dengan perubahan perubahan yang ada dalam masyarakat sehingga harus dianalisi apa yang menjadi kebutuhan pengembangan, sasaran yang akan dikembangkan dalam sub sektor ini.Menurut Botkin (1983) kegiatan belajar yang paling cocok dimasa depan adalah pembelajaran innovative (innovative learning) yang memadukan belajar mengantisipasi (antisipative learning) dan partisipasi learning atau belajar bersama orang lain. Ansipasi adalah kapasitas manusia untuk menghadapi situasi baru yang mungkin dan belum pernah terjadi sebelumnya. Aplikasi dari antisipasi ialah dapat meramalkan masa depan dan mengevaluasi konsekuensi dari keputusan diri yang telah diambil. Sedangkan partisipasi adalah proses aktif yang memerlukan usaha dan kerja.Sedangkan menurut Sudjana (2005:399) pengembangan pendidikan non formal dimasa mendatang perlu memperhatikan beberapa hal yaitu: Pertama, dengan merubah visi, misi, dan strateginya yang berorientasi menghasilkan pelajar sebagai pekerja menjadi penghasil lulusan yang kemampuan, berkualitas, dan mandiri untuk menghasilkan lapagan pekerjaan. Berkualitas disini dilihat dari sudut pandang kemantapan pengetahuan dan teknologinya (IPTEK) dan keimanan dan ketakwaan (IMTAQ). Kedua, proses pembelajaran yang utuh dimulai dari komponen, proses, dan tujuan. Ketiga komponen harus diterapkan dalam mengajar para peserta didik.Ketiga, meningkatkan visi, misi, dan strategi pengembangan. Visi dan misi menggambarkan tujuan yang akan dicapai para peserta didik. Keempat, pendidikan non formal haruslah berpihak kepada masyarakat umum. Artinya tidak hanya untuk kalangan tertentu saja tetapi mencakup untuk semua kalangan dimulai dari kalangan atas hingga kalangan bawah. Kelima, pendidikan formal haruslah mengembangkan tiga aspek pembinaan internal kelembagaannya dengan upaya penelitian, manajemen, dan produksi.

Ada beberapa program PLS (Pendidikan Luar Sekolah) yang ditujukan untuk meningkatkan serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan belajar anggota masyarakat seperti pendidikan anak usia dini, program kesetaraan (paket A, paket B, dan paket C), program pendidikan berkelanjutan yang direalisasikan dalam kelompok belajar usaha, program kepemudaan seperti pembentukan usaha produktif dan lain lain. Akan tetapi program program di atas mempunyai potensi dan yang terbatas, baik dalamhal pelaksanaan, penembangan, maupun hasil yang diharpkan nantinya sangat jauh dari harapan.

Untuk itu kita harus mengembangkan strategi-strategi baru sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan sumber daya manusia agar menjadi manusia-manusi yang berkualitas, yang mampu menghadapi persaingan di era global. Untuk itu ada berbagai strategi yang dapat ditempuh, di antaranya :1.Memperkuat potensi masyarakat gemar belajar dengan memfasilitasinya dengan tindakan yang sesuai dengan kondisi masyarakat itu sendiri, baik yang berkaitan dengan tujuan, program-program, dukungan fasilitas dan penyaluran untuk memanfaatkan hasil belajar.2.Memberdayakan potensi yang terdapat pada masyarakat yang bisa menyelenggarakan program pendidikan luar sekolah dan pemuda untuk memberikan dukungan moril, pikiran, tenaga, dan material atau dana.3.Memperkuat kompetensi staf, sehingga mampu merancang, mengembangkan, mengimplementasikan, memanage dan menilai program-program pendidikan luar sekolah dan pemuda ini dalam mengembangkan sumber daya manusia.4.Memfasilitasi pusat-pusat kegiatan belajar masyarakat, sehingga tidak menyulitkan bagi masyarakat yang ingin belajar.5.Meningkatkan koordinasi dan networking, baik dalam pendayagunaan berbagai sumber yang mendukung, maupun dalam pemanfaatan lulusan dari setiap program pendidikan yang diselenggarakan.6.Menaikkan anggaran pendidikan non-formal, terutama untuk program-program pendidikan luar sekolah dan pemuda, karena yang menjadi sasaran dari program ini adalah masyarakat yang benar-benar butuh pencerahan.Strategi yang dikembangkan pendidikan non-formal dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan era globalisasi mempunyai kekuatan-kekuatan, di mana dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa jalur pendidikan non-formal adalah salah satu bagian dari layanan pendidikan yang ikut berperan dalam mengembangan sumber daya manusia. Di samping itu banyaknya lapisan masyarakat terutama kelas bawah yang ingin dan membutuhkan pendidikan dengan sambil bekerja, adanya ketetapan pemerintah yang menyatakan bahwa hasil pendidikan non-formal untuk dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal.

Akan tetapi di lain sisi ada beberapakelemahanjuga, seperti kompetensi staf yang masih belum memadai dalam merancang, mengembangkan, mengimplementasikan, memanage dan menilai program-program pendidikan luar sekolah dan pemuda, dana untuk penyelenggaran dan pengembangan program-program pendidikan masih kecil, kesejahteraan tenaga fungsional yang belum memadai, kurangnya sosialisasi program program pendidikan luar sekolah dan pemuda di tengah masyarakat,

Sedangkanpeluangyang dapat kita manfaatkan dalam hal ini adalah potensi yang terdapat pada masyarakat untuk memberikan dukungan moril, pikiran, tenaga, dan material ataupun dana untuk menyelenggarakan program-program pendidikan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah dan menumbuhkan persaingan untuk menyelenggarakan program yang unggul, memancing kreatifitas masyarakat untuk mampu memilih program-program yang dapat menghasilkan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Di samping kekuatan, peluang, dan kelemahan, tentu ada juga yang bisa menjadi ancamanjika kita tidak hati-hati dan waspada dalam menyikapi nya. Misalnya, ketidakseriusan dan ketepatan dalam memilih strategi pengembangan sumber daya manusia, maka dana yang dihabiskan akan sia-sia, utang luar negeri Indonesia makin membengkak, ekonomi bangsa bukannya makin pulih tapi justru makin terpuruk. Di samping itu, dengan terbukanya kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyelenggarakan program-program pendidikan luar sekolah, maka masyarakat mempunyai kesempatan dan akses untuk mencari dana bantuan dari luar negeri. Hal ini jika tidak diawasi bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak asing untuk menekan dan menanamkan pengaruhnya terhadap Indonesia, menimbulkan rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah, mengadu kepentingan antar masyarakat, yang akhirnya dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB III. Penutup3.1. KesimpulanStrategi yang perlu dikembangkan oleh pendidikan non formal dalam menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan memperkuat potensi masyarakat gemar belajar, memperbadayakan potensi yang ada dalam masyarakat, memperkuat kompotensi staf, memfasilitasi pusat pusat belajar masyarakat, lebih menyeluruh untuk semua kalangan.3.2. Saran

Upaya yang dilakukan harus didasari dengan niat yang ikhlas dan kesungguhan unuk mengangkat citra manusia Indonesia yang mampu bersaing di tengah pencaturan Indonesia.DAFTAR PUSTAKASudjana, Djuju. 2005. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Non formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia . Bandung: Falah Production. Tilaar, H.AR. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21. Jakarta: Tera Indonesia.

. 2001. Rencana Strategis Program Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Tahun 2002 2004. Jakarta: Depdiknas.

. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

H.AR.Tilaar.Membenahi Pendidikan Nasional. Rineka Cipta Jakarta. 2002. h. 2-3

H.AR.Tilaar.Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21. Tera Indonesia. Jakarta. 1999. h.. 400-401

H.AR.Tilaar.Rencana Strategis Program Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Tahun 2002 2004. Depdiknas, Jakarta. 2001