makalah pup ku

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahan pangan merupakan bahan yang sangat rentan terhadap kerusakan oleh lingkungan dan mikroorganisme. Bahan pangan memerlukan penanganan khusus agar tidak tercemar baik secara mikorobiologi maupun kimiawi. Pabrik atau perusahaan diperlukan perencanaan dalam bangunan, peralatan, dan fasilitas sarana pengolahan sejak dari awal. Dalam perencanaannya, misalnya bangunan seharusnya didesain agar bebas hama seperti binatang mengerat dan mudah dalam melakukan proses produksi. Tata letak pabrik juga harus diatur dengan baik sehingga kegiatan pengolahan berjalan teratur dan menjamin terhindarnya kontaminasi silang pada produk makanan, misalnya oleh bahan mentah. Perancangan tata letak pabrik yang berfungsi sebagai perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk jadi. Fungsi diatas merupakan acuan dasar bagi industri-industri yaitu pada industri pangan dalam mengawali industrinya, yakni merencanakan tata letak pabrik sehingga diperoleh bangunan yang mendukung proses produksi yang efektif dan efisien. Demikian juga PT. campina Ice cream industry yang merupakan industri ice cream perlu perencanaan tata letak pabrik yang baik agar dapat menghasilkan produksi yang berkualitas. B.Tujuan 1.Untuk membandingkan tata letak pabrik PT. Campina Ice Cream Industry dengan literature

Upload: hadifah-run

Post on 07-Aug-2015

252 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pup Ku

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bahan pangan merupakan bahan yang sangat rentan terhadap kerusakan oleh

lingkungan dan mikroorganisme. Bahan pangan memerlukan penanganan khusus agar

tidak tercemar baik secara mikorobiologi maupun kimiawi. Pabrik atau perusahaan

diperlukan perencanaan dalam bangunan, peralatan, dan fasilitas sarana pengolahan

sejak dari awal. Dalam perencanaannya, misalnya bangunan seharusnya didesain agar

bebas hama seperti binatang mengerat dan mudah dalam melakukan proses produksi.

Tata letak pabrik juga harus diatur dengan baik sehingga kegiatan pengolahan

berjalan teratur dan menjamin terhindarnya kontaminasi silang pada produk makanan,

misalnya oleh bahan mentah.

Perancangan tata letak pabrik yang berfungsi sebagai perencanaan dan integrasi

aliran komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan interelasi yang paling

efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan proses transformasi material dari bagian

penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk jadi.

Fungsi diatas merupakan acuan dasar bagi industri-industri yaitu pada industri

pangan dalam mengawali industrinya, yakni merencanakan tata letak pabrik sehingga

diperoleh bangunan yang mendukung proses produksi yang efektif dan efisien.

Demikian juga PT. campina Ice cream industry yang merupakan industri ice

cream perlu perencanaan tata letak pabrik yang baik agar dapat menghasilkan produksi

yang berkualitas.

B. Tujuan

1. Untuk membandingkan tata letak pabrik PT. Campina Ice Cream Industry dengan

literature

2. Untuk mengetahui jenis tata letak pabrik PT. Campina Ice Cream Industry

3. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat efisien tata letak pabrik PT. Campina Ice

Cream Industry

Page 2: Makalah Pup Ku

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk

konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada

umumnya digambarkan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik

(perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan

antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan

untuk mencapai tujuan usaha secara ekonomis dan aman (Apple, tahun 1990: 2).

Tata letak pabrik juga merupakan salah satu bagian terbesar dari suatu studi

perancangan fasilitas (Facilities design). Facilities design sendiri terdiri dari pelokasian

pabrik (plant location) dan perancangan gedung (building design) dimana sebagaimana

diketahui bahwa antara tata letak pabrik (plant layout) dengan penanganan material

(material handling) saling berkaitan erat (Fred E. Meyers, tahun1993 : 1).

B. Tujuan Perancangan Tata Letak Pabrik

Jika sebuah tata letak berfungsi untuk menggambarkan sebuah susunan yang

ekonomis dari tempat-tempat kerja yang berkaitan , dimana barang-barang dapat

diproduksi secara ekonomis, maka seyogyanya dirancang dengan memahami tujuan

penata letak. Tujuan utama tadi adalah (Apple, tahun 1990 : 5) :

1. Memudahkan proses manufaktur

Tata letak harus dirancang sedemikian sehingga proses manufaktur dapat

dilaksanakan dengan cara yang sangat efektif. Saran-saran khusus untuk itu adalah :

a) Susun mesin,peralatan, dan tempat kerja sedemikian hingga barang dapat

bergerak dengan lancar sepanjang suatu jalur, selangsung mungkin.

b) Hilangkan hambatan-hambatan yang ada. Telah umum dikatakan bahwa 80 persen

dari waktu dari sepotong barang dilewatkan dalam pabrik, baik selagi dipindahkan

maupun selama disimpan - hanya 20 persen dari waktunya yang merupakan waktu

produktif.

c) Rencanakan aliran, sehingga pekerjaan yang melalui sebuah tempat dapat dikenali

dan dihitung dengan mudah, dengan kemungkinan kecil tercampur dengan

komponen lain atau onggokan lain dalam tempat yang berhampiran.

d) Jaga mutu pekerjaan dengan merencanakan pemenuhan syarat-syarat yang

mengarahkan pada mutu yang baik.

Page 3: Makalah Pup Ku

2. Meminimumkan pemindahan barang

Tata letak yang baik harus dirancang sedemikian sehingga pemindaha barang

diturunkan sampai batas minimum. Jika dapat dilaksanakan, pemindahan harus

mekanis, dan semua pemindahan harus dirancang untuk memindahakan komponen

menuju daerah pengiriman. Jika mungkin, komponen harus dalam keadaan 'diproses'

sambil dipindahkan, seperti misalnya ketika dicat, dipanggang, dibersihkan, dan lain-

lain.

3. Memelihara keluwesan susunan dan operasi

Perubahan jenis produk, proses maupun kemampuan produksi pada suatu

pabrik adalah suatu kenyataan yang harus diantisipasi dari awal pendirian sebuah

pabrik.

Hal yang umum untuk mengantisipasi perubahan tersebut adalah dengan

membangun atau memasang sistem utilitas pada tempat-tempat yang sambungan-

sambungan pelayanannya dapat dipasangkan dengan mudah ketika bangunan

didirikan.

4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi

Untuk volume barang setengah jadi yang tinggi, pada kondisi ideal tentunya

barang akan berjalan tanpa berhenti dari awal sampai akhir proses. Namun pada

kenyaataannya hal tersebut jarang terjadi. Maka hal yang mungkin dilakukan adalah

dengan menurunkan tingkat persediaan barang setengah jadi sampai sekecil mungkin.

Dengan demikian, maka waktu peredaran total akan berkurang, jumlah barang

setengah jadi akan berkurang yang pada akhirnya akanmenurunkan biaya produksi.

5.Menekan modal tertanam pada peralatan

Susunan mesin yang tepat dan susunan departemen yang tepat dapat

membantu menurunkan jumlah peralatan yang diperlukan. Misalnya, dua komponen

yang berbeda, keduanya memerlukan pemakaian gerinda , mungkin dapat dilewatkan

pada mesin yang sama, sehingga dapat mengurangi biaya mesin kedua.

6. Menghemat pemakaian ruang bangunan

Setiap meter persegi luas lantai dalam sebuah pabrik memakan biaya. Maka

sebaiknya tiap meter persegi digunakan seoptimal mungkin sehingga ongkos tak

langsung untuk tiap satuan produk dapat ditekan. Untuk lantai produksi yang tidak

terpakai harus dikurangi sekecil mungkin karena justru akan menambah beban biaya

produksi atas sebuah produk.

7. Meningkatkan keefektifan pemakaian tenaga kerja

Saran-saran berikut dapat meningkatkan keefektifan pemakaian tenaga kerja :

a. Kurangi pemindahan barang yang dilakukan secara manual, sampai sekecil

Page 4: Makalah Pup Ku

mungkin.

b. Minimumkan jalan kaki untuk kegiatan yang tidak penting.

c. Seimbangkan siklus mesin sehingga mesin dan pekerja tidak ada yang

menganggur.

d. Berikan supervisor yang efektif yang dapat membimbing bawahannya.

8.Memberikan kemudahan, keselamatan, dan kenyamanan pada pekerja

Keselamatan dapat dijamin dengan perancangan tata letak yang tepat. Mesin-

mesin dan peralatan lain harus ditempatkan sedemikian sehingga dapat mencegah

kecelakaan pada pegawai dan kerusakan barang serta peralatan lainnya. Keselamatan

harus digabung kedalam rancangan tata letak dengan pengkajian yang cermat tentang

susunan tempat kerja, tata cara pemindahan barang, teknik-teknik penyimpanan,

pergantian udara, penerangan (pencahayaan) perlindungan dari kebakaran , dan factor

lain yang terlibat dalam satu operasi.

C. Prinsip-Prinsip Dasar Didalam Perancangan Tata Letak Pabrik

Prinsip dasar perencanaan tata letak pabrik merupakan tujuan dari perencanaan

tata letak pabrik itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut antara lain (Wignjoesoebroto, tahun

1990: 55) :

1. Prinsip integrasi secara total.

Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah integrasi secara total dari

seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.

2. Prinsip jarak pemindahan bahan yang paling minimal

Dalam proses pemindahan bahan dari satu unit operasi ke unit operasi yang lain,

waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak pemindahan tersebut.

3. Prinsip aliran dari suatu proses kerja

Dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik, gerakan

memotong.

4. Prinsip pemanfaatan ruangan

Dalam merencanakan tata letak pabrik, kita harus mepertimbangkan faktorfaktor

dimensi ruang serta gerakan-gerakan dari orang, bahan, atau mesin.

5. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja.

Kepuasan dan keselamatan kerja yang terjamin akan memberikan moral kerja yang

lebih baik dari karyawan dan hal ini akan mengurangi ongkos produksi

serta meningkatkan kemauan kerja karyawan sehingga otomatis perusahaan akan

mendapatkan keuntungan ganda.

Page 5: Makalah Pup Ku

D. Ruang Lingkup Perancangan Tata Letak Pabrik

Pekerjaan perancangan tata letak seringkali hanya berhubungan dengan

perencanaan yang cermat dan terinci tentang susunan peralatan produksi. Padahal

perencanaan demikian hanya merupakan salah satu tahap saja dari suatu rangkaian

kegiatan yang sangat luas yang saling berhubungan dan yang secara keseluruhan

membentuk kegiatan perancangan tata letak pabrik.

Ruang lingkup pekerjaan perancangan tata letak pabrik mencakup satu kajian yang

cermat paling tidak dari bidang-bidang berikut (Apple, tahun 1990: 3)

1. Pengangkutan 10. Pergudangan

2. Penerimaan 11. Pengiriman

3. Gudang bahan-baku 12. Perkantoran

4. Produksi 13. Fasilitas

5. Perakitan 14. Bangunan

6. Pengemasan dan pengepakan 15. Bangunan

7. Pemindahan barang 16. Lokasi

8. Pelayanan pegawai 17. Keamanan

9. Kegiatan produksi penunjang 18. Buangan

E. Jenis-jenis Tata Letak Pabrik

Menurut Annisyah, Eka Mariska (2010), secara umum sistem operasi produksi

dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu:

1. Operasi kontinu, yang dicirikan dengan tingginya volume produksi, penggunaan

peralatan khusus, variasi produk sedikit, adanya standarisasi produk serta adanya

produk yang dibuat sebagai persediaan.

2. Operasi tak kontinu (intermittent), yang dicirikan dengan volume produksi rendah,

penggunaan peralatan yang umum (fleksibel), aliran produksi yang tidak kontinu,

seringnya terjadi perubahan jadwal, variasi produk tinggi, dan produk dibuat untuk

memenuhi pesanan pelanggan.

Sistem operasi di atas memiliki konsekuensi pada tipe tata letak yang dipilih. Tipe

tata letak dasar adalah sebagai berikut:

1. Tata Letak Proses (Process Layout)

Tata letak berdasarkan proses, sering dikenal dengan process atau functional

layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan

Page 6: Makalah Pup Ku

kesamaan tipe atau fungsinya. Mesin-mesin yang digunakan tata letak proses

berfungsi umum (general purpose). Tata letak proses umumnya digunakan untuk

industri manufaktur yang bekerja dengan volume produksi yang relatif kecil dan jenis

produk yang tidak standar.

Keuntungan dari penggunaan tata letak proses yaitu:

a. Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan peralatan produksi lainnya.

b. Fleksibilitas tenaga kerja dan fasilitas produksi besar dan sanggup mengerjakan

berbagai macam jenis dan model produk.

c. Kemungkinan adanya aktivitas pengawasan yang lebih baik dan efisien melalui

spesialisasi pekerjaan.

d. Pengendalian dan pengawasan lebih mudah dan baik terutama untuk pekerjaan

yang sukar dan butuh ketelitian tinggi.

e. Mudah untuk mengatasi breakdown dari mesin, yaitu dengan cara memindahkan

prosesnya ke mesin lain tanpa banyak menimbukan hambatan yang signifikan.

Keterbatasan dari tata letak proses antara lain:

a. Ketidakefisienan dalam proses disebabkan oleh adanya backtracking.

b. Adanya kesulitan dalam menyeimbangkan kerja dari setiap fasilitas produksi yang

akan memerlukan penambahan ruang untuk work-in-process storage.

c. Adanya kesulitan dalm perencanaan dan pengendalian produksi.

d. Operator harus memiliki keahlian yang tinggi untuk menangani berbagai macam

aktivitas produksi.

e. Produktivitas yang rendah disebabkan setiap pekerjaan yang berbeda, masing-

masing memerlukan setup dan pelatihan operator yang berbeda.

Berikut akan diberikan gambar yang mengilustrasikan sebuah tata letak proses. 

Page 7: Makalah Pup Ku

2. Tata Letak Produk (Product Layout)

Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product

layout atau production line layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun

kerja berdasarkan urutan operasi dari sebuah produk. Sistem ini dirancang untuk

memproduksi produk-produk dengan variasi yang rendah dan volume yang tinggi

(mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan

produktifitas tinggi dengan ongkos yang rendah

Keuntungan tata letak produk ini yaitu:

a. Aliran pemindahan material berlangsung lancar, sederhana, logis, dan OMH-nya

rendah.

b. Work-in-process jarang terjadi karena lintasan produksi sudah diseimbangkan.

c. Total waktu yang digunakan untuk produksi relatif singkat.

d. Kemudahan dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi.

e. Memudahkan pekerjaan, sehingga memungkinkan operator yang belum ahli untuk

mempelajari dan memahami pekerjaan dengan cepat.

Keterbatasan dari tata letak produk yaitu:

a. Kurangnya fleksibilitas dari tata letak untuk membuat produk yang berbeda.

b. Stasiun kerja yang paling lambat akan menjadi hambatan (bottleneck) bagi aliran

produksi.

c. Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin, baik dari segi

jumlah maupun akibat spesialisasi fungsi yang harus dimilikinya.

d. Kelelahan operator: operator mudah menjadi bosan disebabkan pengulangan tanpa

henti dari pekerjaan yang sama.

e. Ketergantungan dari seluruh proses terhadap setiap part: kerusakan pada suatu

mesin atau kekurangan operator untuk mengendalikan stasiun kerja bias

menghentikan keseluruhan hasil produksi pada satu line produk.

Berikut akan diberikan gambar yang mengilustarsikan sebuah tata letak produk.

Page 8: Makalah Pup Ku

3. Tata Letak Posisi Tetap (Fix Potition Layout)

Tata letak posisi tetap, sering dikenal dengan fixed material location atau fixed

position layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja dimana

material atau komponen utama akan tetap pada posisi/lokasinya, sedangkan fasilitas

produksi seperti tools, mesin, manusia, serta komponen lainnya bergerak menuju

lokasi komponen utama tersebut.

Keuntungan dari tata letak posisi tetap yaitu:

a. Karena banyak bergerak adalah fasilitas produksi maka perpindahan material bisa

dikurangi.

b. Bila pendekatan kelompok kerja digunakan dalam kegiatan produksi, maka

kontinyuitas operasi dan tanggung jawab kerja bisa tercapai dengan sebaik-

baiknya.

c. Kesempatan untuk melakukan pengkayaan kerja (job enrichment) dengan mudah

bisa diberikan, selain itu juga dapat meningkatkan kebanggaan dan kualitas kerja

karena dimungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara penuh (“do the whole

job”).

d. Fleksibilitas kerja tinggi.

Keterbatasan tata letak posisi tetap yaitu:

a. Besarnya frekuensi perpindahan fasilitas produksi, operator, dan komponen

pendukung pada saat operasi kerja berlangsung.

b. Memerlukan operator dengan skill yang tinggi disamping aktivitas supervisi yang

lebih umum dan intensif.

c. Adanya duplikasi peralatan kerja yang menyebabkan dibutuhkannya lokasi

untuk work-in process.

d. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat khususnya dalam

penjadwalan produksi.

Gambar di bawah ini mengilustrasikan sebuah tata letak posisi tetap.

Page 9: Makalah Pup Ku

4. Tata Letak Teknologi Kelompok (Group Technology Layout)

Menurut Wignjoesoebroto (2009), tata letak tipe ini didasarkan pada

pengelompokan produk atau komponen yang akan dibuat. Produk-produk yang tidak

identik dikelompokkan berdasarkan langkah-langkah pemrosesan, bentuk, mesin, atau

peralatan yang dipakai. Pada tipe tata letak ini nantinya seluruh fasilitas produksi juga

akan dikelompokkan dalam sebuah “manufacturing cell”. Efisiensi yang tinggi akan

dicapai sebagai hasil dari pengaturan fasilitas produksi secara kelompok karena

menjamin kelancaran aliran kerja.

Keuntungan dari tata letak teknologi kelompok yaitu:

a. Akan diperoleh pendayagunaan mesin yang optimal.

b. Lintasan aliran kerja lebih lancar dan jarak perpindahan material lebih pendek bila

dibandingkan dengan process layout.

c. Suasana kerja kelompok dapat diwujudkan sehingga keuntungan dari aplikasi job

enlargement juga akan diperoleh.

d. Memiliki keuntungan-keuntungan yang ada pada tipe product layout maupun

process layout karena tipe tata letak ini pada dasarnya merupakan kombinasi dari

kedua tipe layout tersebut.

Keterbatasan tata letak teknologi kelompok yaitu:

a. Diperlukan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi untuk mengoperasikan semua

fasilitas produksi sehingga aktivitas supervise juga harus ketat.

b. Sangat tergantung pada kegiatan pengendalian produksi.

c. Diperlukan buffers dan work in process storage.

d. Sulit mengaplikasikan fasilitas produksi tipe special purpose.

Berikut adalah gambar yang mengilustrasikan sebuah tata letak teknologi kelompok:

Page 10: Makalah Pup Ku

BAB III

PEMBAHASAN

Page 11: Makalah Pup Ku

BAB IV

KESIMPULAN

Page 12: Makalah Pup Ku

DAFTAR PUSTAKA

Annisyah, Eka Mariska. 2010. Perancangan Tata Letak Fasilitas Pabrik Dengan Menggunakan Metode Craft (Studi kasus : Bidang Konstruksi PT. Inti Pindad Mitra Sejati). http://digilib.ittelkom.ac.id [diakses tanggal 18 Desember 2012]

Anonim. 2012. Tata Letak Pabrik: Tujuan dan Prinsip. http://aeunike.lecture.ub.ac.id/ [diakses tanggal 18 Desember 2012]

Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan Edisi 3. Penerbit ITB : Bandung

Wignjosoebroto, Sritomo. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan Edisi Ketiga. Penerbit PT Guna Widya : Jakarta