makalah pulau rambut

4
Pulau Rambut Lokasi Pulau Rambut adalah sebuah pulau kecil dan tidak berpenduduk yang terletak di Teluk Jakarta pada koordinat 106Ëš31’30” BT, 5Ëš57’ LS, berjarak 3 km dari pantai terdekat yaitu Pantai Tanjung Pasir, Tangerang. Meski berada di kawasan Kepulauan Seribu namun kawasan ini tidak termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Kepuluan Seribu. Secara administratif Pulau Rambut terletak di Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Namun dengan statusnya sebagai Suaka Margasatwa maka dalam pengelolaannya berada dalam wewenang Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) DKI Jakarta. Status Kawasan Pulau Rambut pertama kali ditetapkan sebagai Cagar Alam pada tahun 1939 melalui Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.7/1939. Selanjutnya pada tahun 1970 pemerintah Indonesia mengukuhkan status kawasan ini sebagai Cagar Alam melalui Keputusan Pemerintah No.11/I/20 tertanggal 28 Mei 1970 dengan luas areal 45 ha. Adanya status Cagar Alam tersebut berarti secara resmi pulau ini tidak diperbolehkan adanya campur tangan manusia di dalam pengelolaan habitat satwa liar di Pulau Rambut. Pada tahun 1999 pemerintah RI mengubah status kawasan ini menjadi Suaka Margasatwa melalui S.K. Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 275/Kpts-II/1999 tanggal 7 Mei 1999 dengan luas 90 ha termasuk perairan di sekitarnya. Perubahan status ini dilatar belakangi semakin meningkatnya kerusakan baik di dalam maupun di luar kawasan Pulau Rambut. Melalui perubahan status ini diharapkan kondisi Pulau Rambut akan lebih baik dengan adanya campur tangan manusia dalam mengelola kawasan tersebut. Selain status tersebut BirdLife International

Upload: marina-silalahi

Post on 25-Jun-2015

124 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah pulau rambut

Pulau Rambut

LokasiPulau Rambut adalah sebuah pulau kecil dan tidak berpenduduk yang terletak di Teluk Jakarta pada koordinat 106Ëš31’30” BT, 5Ëš57’ LS, berjarak 3 km dari pantai terdekat yaitu Pantai Tanjung Pasir, Tangerang. Meski berada di kawasan Kepulauan Seribu namun kawasan ini tidak termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Kepuluan Seribu.

Secara administratif Pulau Rambut terletak di Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Namun dengan statusnya sebagai Suaka Margasatwa maka dalam pengelolaannya berada dalam wewenang Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) DKI Jakarta.

Status Kawasan

Pulau Rambut pertama kali ditetapkan sebagai Cagar Alam pada tahun 1939 melalui Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.7/1939. Selanjutnya pada tahun 1970 pemerintah Indonesia mengukuhkan status kawasan ini sebagai Cagar Alam melalui Keputusan Pemerintah No.11/I/20 tertanggal 28 Mei 1970 dengan luas areal 45 ha. Adanya status Cagar Alam tersebut berarti secara resmi pulau ini tidak diperbolehkan adanya campur tangan manusia di dalam pengelolaan habitat satwa liar di Pulau Rambut.

Pada tahun 1999 pemerintah RI mengubah status kawasan ini menjadi Suaka Margasatwa melalui S.K. Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 275/Kpts-II/1999 tanggal 7 Mei 1999 dengan luas 90 ha termasuk perairan di sekitarnya. Perubahan status ini dilatar belakangi semakin meningkatnya kerusakan baik di dalam maupun di luar kawasan Pulau Rambut. Melalui perubahan status ini diharapkan kondisi Pulau Rambut akan lebih baik dengan adanya campur tangan manusia dalam mengelola kawasan tersebut. Selain status tersebut BirdLife International memasukkan Pulau Rambut sebagai daerah penting bagi burung di Pulau Jawa.

Keanekaragaman Hayati

FloraDi Pulau Rambut terdapat tiga formasi vegetasi hutan, yaitu hutan pantai, hutan mangrove dan hutan sekunder campuran. Hutan pantai terletak di bagian Selatan dan Timur dengan ketebalan kurang lebih 20 meter dan luas 1,82 Ha. Daerah ini terdiri dari vegetasi yang kebanyakan semak dan tumbuhan bawah yang kurang rapat memiliki ketinggian 5 hingga 10 meter. Pada tahun 1984 di daerah hutan pantai diintroduksi jenis Lamtoro (Leucaena leucocephala) dan Akasia (Acacia auriculiformis) untuk mengatasi abrasi yang disebabkan oleh hempasan angin dan gelombang.

Di hutan pantai yang berpasir dapat ditemukan tumbuhan semak dan perdu serta rumput-rumputan. Daerah ini didominasi oleh komunitas Thespesia populnea dan Acacia auriculiformis. Jenis lain yang mudah dikenal adalah daun Barah (Ipomoea pescaprae),

Page 2: makalah pulau rambut

rumput Lari-lari (Spinifex littoreus), Gelang laut (Sesuvium portulacastrum), Seruni (Wedelia biflora), Babakoan (Scaevola frutescens, sundel malam Clerodendron inerme, rumput Tembagan (Ischaemum muticum, pohon ketapang Terminalia catappa serta pandan Pandanus tectorius. Di atas daerah pasang surut dapat dijumpai waru laut Thespesia populnea, waru Hibiscus tilliaceus, cemara laut Casuarina equisetifolia, centigi Pemphis acidula, bidara Ximenia americana, entong-entongan Opuntia vulgaris dan tanjang Lumnitzera racemosa.

Hutan mangrove dengan luas 13,26 ha terletak pada bagian Timur melingkari pulau hingga Timur Laut, Utara dan bagian Barat Laut. Bagian Timur merupakan hutan mangrove satu strata dengan ketinggian antara 8-10 m. Di bagian Timur laut terdapat hutan mangrove yang rusak dengan luas 7,70 ha. Pada bagian Utara dekat pantai ditumbuhi Rhizophora mucronata, makin ke bagian dalam bercampur dengan Ceriops tagal. Di bagian dalam terdapat asosiasi Ceriops tagal – Xylocarpus granatum – Scyphiphora hydrophyllacea. Pada bagian Barat terdapat komunitas tumbuhan yang didominasi oleh Ceriops tagal – Rhizophora mucronata. Pada tahun 2002 terjadi kerusakan hutan mangrove pada bagian Barat dengan luas kurang lebih 0,5 ha tanpa penyebab yang pasti. Kerusakan ini ditandai dengan mengeringnya pohon-pohon bakau yang ada.

Bagian tengah pulau yang tanahnya agak tinggi ditumbuhi hutan sekunder campuran dengan luas 19,73 ha. Daerah ini dikuasai oleh komunitas Sterculia foetida – Dyxoxylum caulostachyum. Ketinggian vegetasi antara 20-30 m, terdiri dari 3 strata penting yaitu pohon emergen yang didominasi oleh jenis kepuh Sterculia foetida dengan ketinggian 25-30 m. Pada strata tajuk atas dengan ketinggian vegetasi 20-25 m didominasi oleh pohon kresek Ficus timorensis dan kedoya Dyxoxylum caulostachyum dan pada strata semak didominasi oleh kingkit Triphasia trifolia.

Di hutan campuran juga dapat dijumpai kesambi Schleichera oleosa, pohon ketapang Terminalia catappa, bintaro Cerbera manghas, kiribut Diospyros maritima, permot Passiflora foetida, mengkudu Morinda citrifolia, soka hutan Ixora timorensis, melinjo Gnetum gnemon, mindi Melia azedirach, saga hutan Adenanthera pavonina, mangkokan Acalypha indica, koreak Guettarda speciosa, nyamplung Calophyllum inophyllum, lada Piper betle, asam jawa Tamarindus indica, sawo kecik Manilkara kauki, bunga kupu-kupu Bauhinia sp. dan pepaya Carica papaya. Vegetasi merambat yang dapat ditemukan di daerah ini adalah gambir laut Clerodendron inerme, oyot ubi Dioscorea bulbifera dan sundel malam Ipomoea longiflora.

FaunaPenghuni utama Pulau Rambut adalah jenis-jenis burung air yang sebagian besar menetap di Pulau Rambut sepanjang tahun. Sebanyak 26 jenis burung air dapat ditemukan di lokasi ini dari total 61 spesies burung yang ada.

Pada puncak musim berbiak antara bulan Januari-Agustus, Pulau Rambut dihuni tidak kurang dari 20000 individu burung air. Jenis burung air yang berbiak di Pulau Rambut berasal dari jenis kuntul (Egretta alba, E intermedia, E. garzetta), cangak (Ardea cinerea,

Page 3: makalah pulau rambut

A. purpurea), pecuk (Phalacrocorax sulcirostris, P. niger), pecuk ular (Anhinga melanogaster), kowak malam (Nycticorax nycticorax), bangau (Mycteria cinerea), dan ibis (Plegadis falcinellus, Threskiornis melanocephalus). Pulau Rambut juga merupakan satu-satunya lokasi berbiak populasi bangau bluwok di Pulau Jawa. Bangau bluwok merupakan salah satu bangau paling terancam punah di dunia dengan status rentan.

Pulau Rambut juga terkadang dikunjungi oleh jenis burung migran seperti Sikatan Emas Ficedula zanthopygia, Alap-alap Walet Falco subbuteo dan Bubut-pacar Jambul Clamator coromandus. Selain jenis-jenis satwa liar yang disebutkan di atas di Pulau Rambut juga terdapat berbagai jenis kupu-kupu dan serangga yang hingga saat ini belum dilakukan pengidentifikasian.

Pulau Rambut juga dihuni oleh keluarga reptil sperti Biawak Varanus salvator, Tokek Gecko gecko, Ular Sanca Phyton reticulatus, Ular Cincin Emas Boiga dendrophylla, Kadal Mabouya multifasciata. Satu-satunya jenis mamalia yang menghuni kawasan ini ialah Kalong Pteropus vampyrus. Di daerah pantai berpasir di sebelah Timur dan Selatang terkadang dijumpai adanya Penyu Hijau Chelonia mydas yang mendarat untuk bertelur, namun adanya predator seperti Biawak seringkali mengakibatkan telur yang telah diletakkan habis dimangsa.