makalah pribadi etika kristen (tugas akhir).docx
DESCRIPTION
bakkabkabkabsakbdkTRANSCRIPT
PERANAN ETIKA KRISTEN dalam PEMBENTUKAN dan
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Disusun oleh : Priscilla Natalie
NIM : 102012356
Fakultas : Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6
Jakarta Barat
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………. ………………………………………(1)
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………(2)
PENDAHULUAN I. Latar Belakang………………………………………(3)
II. Rumusan Masalah…………………………………...(3)
III. Tujuan…………………….........................................(3)
PEMBAHASAN I. Pengambilan Keputusan Etis dan
Faktor-Faktor di Dalamnya………………………..(4-5)
II. Etika…………………………………………………(5)
KESIMPULAN……………………………………………………………………..(6)
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….(7)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan kepribadian seseorang adalah hasil interaksi seseorang dengan lingkungan.
Lingkungan itu bisa meliputi keluarga, masyarakat, kampus, dan pekerjaan. Masing-masing area
tersebut memiliki perilaku yang berbeda-beda yang memerlukan pengkajian moral dan pribadi
tersebut. Seseorang dapat dikatakan mengalami perkembangan kepribadian apabila orang terse
but dapat mengambil keputusan etika dengan akurat pada masing-masing lingkungannya. Etika
dan pengambilan keputusan etis menjadi sangat penting bagi seseorang jika ingin bertumbuh
kepribadiannya.
Rumusan Masalah
1) Bagaimana cara kita mengambil suatu keputusan etis dan memahami factor-faktor yang
ada di dalamnya ?
2) Bagaimana kita mengartikan kata “etika” dalam kehidupan kita dan pengembangan
kepribadian kita ?
Tujuan
Agar kita dapat memahami apa keterkaitan dari etika dengan pengambilan keputusan etis, agar
kita juga dapat menentukan jalan keluar dalam pengambilan keputusan etis serta mengetahui
factor yang berada di dalamnya serta mengartikan etika dan moral sebagai sesuatu yang penting
di dalam kehidupan kita.
PEMBAHASAN
Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-Faktor di Dalamnya
1. Arti keputusan etis
Keputusan etis adalah keputusan tentang apa yang benar dan apa yang salah. Karenanya,
ia adalah keputusan yang sering sulit dan rumit. Sementara sikap dan keputusan etis mau
tidak mau harus dilakukan dan tidak bisa dihindari. Karena ia adalah bagian hidup
manusia.
2. Tiga jalan dalam etika Kristen
Secara umum pikiran, tindakan dan keputusan etis manusia dapat diklasifikasikan dalam
3 bentuk. Pertama keputusan etis yang sangat berorientasi pada tujuan (teleologis), kedua
keputusan etis yang sangat memperhatikan hukum atau ketentuan-ketentuan normative
(deontologist), ketiga keputusan etis yang mengutamakan situasi atau konteks yang ada
(etika tanggung jawab).
3. Factor iman di dalam pengabilan keputusan etis
Iman selalu mengandung kepercayaan. Beriman kepada Allah berarti mempercayaiNya
lebih dari apapun di dunia ini. Percaya Ia mengasihi kita, Ia dapat diandalkan, kehidupan
kita menjadi berharga jika sesuai dengan maksudNya, menyandarkan hidup kita
padaNya. Iman mengandung kesetiaan. Jika kepercayaan lebih bersifat pasif, maka
kesetiaan lebih bersifat aktif. Etika Kristen adalah etika yang mendasarkan pada sifat dan
pekerjaan Tuhan. Teologi Kristen berkata, bahwa dunia menuju keadilan, kebaikan, kasih
dan ketulusan, maka etika Kristen berkata kamu harus adil, harus baik, harus mengasihi,
harus tulus.
4. Factor tabiat di dalam pengambilan keputusan etis
Keputusan etis manusia juga sangat dipengaruhi oleh factor dalam batin kita seperti
prasangka, hati nurani, motivasi yang adalah bagian dari tabiat kita. Tabiat adalah suatu
susunan batin. Pemberi arah pada keinginan, kesukaan dan perbuatan orang. Susunan
batin ini dibentuk oleh interaksi dengan lingkungan social sekitar dan Allah. Tabiat
mengandung hati nurani, pengetahuan apa yang baik dan buruk. Tabiat mengandung
kecenderungan dan motivasi untuk berbuat selarang dengan batik kita. Tabiat bukan
sekedar pengertian mental. Tabiat bersifat berkembang dan dinamis dan dapat dibentuk.
5. Factor situasi dalam pengambilan keputusan etis
Situasi harus benar-benar kita kenali sehingga kita tepat dalam menerapkan norma-norma
dan nilai-nilai etis dalam situasi tertentu. Cermat dalam melihat situasi akan menolong
kita melakukan perbuatan yang tepat dan berguna dalam situasi itu. Suatu persoalan atau
masalah akan dapat kita ketahui dengan kita melihat dan memahami situasinya. Namun
kita juga harus menyadari, bahwa kita punya keterbatasan dalam mencermati situasi.
Entah karena pengetahuan kita atau karena factor lain. Dalam mengenali situasi kita perlu
mencermati hal-hal yang dapat mempengaruhi.
6. Keputusan etis
Sumber bantuan dan kekuatan dalam pengambilan keputusan etis : doa, ibadah, Roh
Kudus, gereja, orang-orang yang memberikan kontribusi baik, alkitab, dan berbagai
referensi bacaan. Berbagai pertimbangan menuntun kita melakukan tindakan.
Etika
Kata-kata seperti “etika”, “etis”, dan “moral” tidak terdengan dalam ruang kuliah saja dan tidak
menjadi monopoli kaum cendekiawan. Di kalangan intelektual pun sering disinggung tentang
hal-hal seperti itu. Kata-kata ini tidak berfungsi dalam suasana iseng dan remeh, tetapi
sebaliknya dalam suatu konteks yang serius dan kadang-kadang malah amat prinsipil. Jika kita
bicara tentang “etika” dan “moral” ternyata kita memaksudkan sesuatu yang penting.
KESIMPULAN
Pengambilan keputusan etis itu selalu dipengaruhi oleh factor-faktor di dalamnya yang
membantu kita untuk bisa menemukan cara dan jalan untuk menentukan keputusan tersebut
seiring dengan berjalannya waktu dan kepribadian kita yang semakin bertumbuh dan dibentuk.
Selain itu etika dan moral itu di anggap sebagai sesuatu yang penting. Jadi ketika kita masuk
dalam suatu keadaan atau situasi di mana kita sering mengucapkan kata-kata itu, maka berarti
kita berada di keadaan yang penting.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brownlee M, Pengambilan Keputusan dan Faktor-Faktor di Dalamnya, BPK Gunung
Mulia, 2000, Jakarta
2. Bertens, Etika, Kanisius