makalah plh

14
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam 20 tahun terakhir jumlah orangutan lebih dari setengah berkurang. Orangutan adalah spesies yang sudah terancam punah. Ancaman utama terhadap orangutan adalah Perdagangan ilegal orangutan, Hilangnya habitat, Penebangan liar, Kebakaran hutan, Perkebunan kelapa sawit .  Untuk mepertahankan orangutan supaya tidak punah didirikanlah sebuah Yayasan Balikpapan Orangutan Survival (BOS).  Yayasan BOS merupakan inisiatif dari Peter Hos dan istrinya Martha. . BOS Foundation adalah sebuah yayasan independen. BOS Foundation sama sekali tidak berafiliasi dengan BOSF BOSF Internasional dan Indonesia. Karena itu tidak ada proyek yang lebih mendukung organisasi ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam makalah ini adalah: 1. Apakah yang menjadi penyebab orangutan terancam punah? 2. Apa itu Yayasan BOS? 3. Bagaimanakah program yaysan BOS? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Menjelaskan penyebab terancam punahnya orangutan 2. Menjelaskan tentan yayasan BOS 3. Menjelaskan program dari yayasan BOS 1.4 Manfaat penulisan 1. Dapat menambah wawasan penulis dan khalayak tentang hal-hal yang berhubungan dengan pentingnya menjaga lingkungan untuk melestarikan orangutan.

Upload: zulwan-meikasiwi

Post on 20-Jul-2015

441 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 1/14

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam 20 tahun terakhir jumlah orangutan lebih dari setengah berkurang. Orangutan

adalah spesies yang sudah terancam punah. Ancaman utama terhadap orangutan adalah

Perdagangan ilegal orangutan, Hilangnya habitat, Penebangan liar, Kebakaran hutan,

Perkebunan kelapa sawit . 

Untuk mepertahankan orangutan supaya tidak punah didirikanlah sebuah Yayasan Balikpapan

Orangutan Survival (BOS). Yayasan BOS merupakan inisiatif dari Peter Hos dan istrinya

Martha. .

BOS Foundation adalah sebuah yayasan independen. BOS Foundation sama sekali tidak

berafiliasi dengan BOSF BOSF Internasional dan Indonesia. Karena itu tidak ada proyek

yang lebih mendukung organisasi ini.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam makalah ini

adalah:

1.  Apakah yang menjadi penyebab orangutan terancam punah?

2.  Apa itu Yayasan BOS?

3.  Bagaimanakah program yaysan BOS?

1.3  Tujuan Penulisan

1.  Menjelaskan penyebab terancam punahnya orangutan

2.  Menjelaskan tentan yayasan BOS

3.  Menjelaskan program dari yayasan BOS

1.4  Manfaat penulisan

1.  Dapat menambah wawasan penulis dan khalayak tentang hal-hal yang

berhubungan dengan pentingnya menjaga lingkungan untuk melestarikan

orangutan.

Page 2: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 2/14

2

2.  Dapat melatih siswa pada umumnya dan penulis khususnya dalam

mengembangkan wawasan diri untuk menyusun buah pikiran secara sistematis

dalam bentuk makalah.

3.  Sebagai bahan referensi untuk pembaca.

Page 3: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 3/14

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Penyebab Kepunahan

Ancaman utama terhadap orangutan: 

1.  Perdagangan ilegal orangutan 

Ibu orangutan ditembak, sehingga bayi mereka dapat menurunkan dan dapat

menjual sebagai hewan peliharaan. Jika ibu ditembak dari sebuah pohon, begitu juga

bayi sering kematian. Untuk setiap bayi orangutan di pasar diperdagangkan, ada tiga

orangutan lain untuk membunuh.

2.  Hilangnya habitat 

Daerah di Sumatera dan Kalimantan, yang cocok untuk orangutan, dalam 20 tahun

terakhir sekitar 80% hilang.

a.  Penebangan liar. Di Belanda 70% dari kayu yang diimpordari Indonesia secara ilegal.

b.  Kebakaran hutan: Setiap tahun, kebakaran hutan yang

disebabkan oleh petani membakar sepotong kecil hutan

untuk lahan pertanian baru dan api tidak lagi dapat

mengontrol.

c.  Perkebunan kelapa sawit: meningkatnya permintaan

untuk minyak kelapa sawit (termasuk untuk sabun dan

voediingsmiddelenindustrie dan bio-fuel) menghilang

hutan hujan lebih dan lebih.

2.2  Pengertian Yaysan BOS

BOS (The Borneo Orangutan Survival Foundation) adalah yayasan nirlaba Indonesia

yang visinya adalah "terwujudnya kelestarian orangutan Borneo di habitatnya dengan

peran serta masyarakat". Inisiasi pendiriannya sudah dimulai sejak tahun 1991.

Saat ini BOS merawat lebih dari 830 orangutan (data April 2010) dan didukung oleh

lebih dari 420 orang staf yang berdedikasi tinggi dan memiliki cinta yang mendalam

terhadap satwa liar dan habitatnya, serta memiliki keahlian di bidang keanekaragamanhayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestry, pemberdayaan masyarakat dan

pendidikan serta perawatan kesehatan orangutan.

BOS bekerjasama dengan Departemen Kehutanan Republik Indonesia, didukung oleh

 jaringan 12 organisasi mitra BOS yang berada di seluruh dunia dan setiap tahunnya

diaudit secara terbuka oleh lembaga auditor yang bereputasi internasional.

Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo atau BOS (Borneo Orangutan Survival

Foundation) akan mengelola kawasan hutan untuk konservasi orangutan. Peresmian

Page 4: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 4/14

4

tersebut akan dilakukan dalam "Launching Hutan Lestari untuk Orangutan (Forest 

Forever for Orangutan)" di Departemen Kehutanan, Kamis (19/1).

The Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS) merupakan yayasan yang

bekerjasama dengan Dephut sejak tahun 1999 dalam program Pelestarian Orangutan

dan Habitatnya di Kalimantan, antara lain melalui proyek Reintroduksi Orangutan di

Wanariset Samboja (Kaltim) dan Nyaru Menteng (Kalteng). Sejak tahun 2000, Yayasan

BOS tidak dapat melakukan pelepasliaran orangutan karena terkendala sulitnya

memperoleh areal yang memenuhi kriteria sebagai tempat pelepasliaran orangutan.

SK Menhut No. P.61/Menhut-II/2008 tentang ketentuan dan tata cara pemberian

Persiapan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE)

memberikan peluang bagi Yayasan BOS untuk mengelola sebuah kawasan dengan

tujuan restorasi ekosistem untuk pelepasliaran orangutan. Yayasan BOS kemudian

membentuk PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (PT. RHOI) dan mengajukan

permohonan ijin ke Departemen Kehutanan.

Departemen Kehutanan telah menyetujui permohonan tersebut dan memberikan areal

seluas 86.450 ha di kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan

Timur.

IUPHHK-RE merupakan ijin untuk mengelola sebuah kawasan dengan tujuan restorasi

ekosistem. Ijin restorasi ekosistem ini dikeluarkan Departemen Kehutanan sebagai salah

satu upaya untuk mengembalikan unsur hayati (flora dan fauna) serta non hayati (tanah

dan air) pada suatu kawasan, sehingga tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya.

Page 5: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 5/14

5

Rehabilitasi dan reintroduksi orangutan merupakan salah satu upaya pelestarian

orangutan (ex situ conservation) di samping upaya konservasi di habitat aslinya (in situ

conservation). Pelepasliaran orangutan ke habitat alamnya merupakan muara dari

seluruh kegiatan rehabilitasi orangutan yang selama ini dilaksanakan oleh Yayasan

Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS), yang telah melakukan kegiatan

rehabilitasi orangutan sejak tahun 1999.

Sesuai dengan Permenhut Mo. P.53/Menhut-IV/2007 tentang strategi dan rencana aksi

konservasi orangutan Indonesia 2007-2017, semua orangutan yang ada pada proyek

reintroduksi harus dilepasliarkan ke alam (habitatnya) paling lambat tahun 2015. Saat

ini Yayasan BOS sedang berusaha untuk melepasliarkan orangutan yang ada pada

proyek introduksi orangutan.

Adapun hasil kerja dari BOS, adalah sebagai berikut:

KEBERHASILAN YAYASAN BOS

Yayasan BOS Akan Melepasliarkan 4 Orangutan

Senin, 27 February 2012 - 17:45:52 WIB Category: Siaran Pers - Read: 398 times

Yayasan BOS bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia,

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Murung Raya dan Balai

Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah akan melepasliarkan

empat orangutan di Kawasan Hutan Lindung Bukit Batikap pada 28 Februari 2012. Empat

orangutan tersebut merupakan bagian dari 40 orangutan yang direncanakan akan

dilepasliarkan di sepanjang tahun 2012.

Kalimantan Tengah, 27 Februari 2012. Setelah lebih dari satu dekade kegiatan pelepasliaran

tidak dapat direalisasikan oleh Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah -

Nyaru Menteng (PROKT-NM) Yayasan Borneo Orangutan Survival karena ketiadaan hutan

yang aman, pada hari ini Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang melepaskeberangkatan 4 orangutan dan Tieam Release Yayasan Borneo Orangutan Survival, dari

Page 6: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 6/14

6

Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya menuju ke Puruk Cahu.

Dari Puruk Cahu, Tim Release akan menuju kawasan Hutan Lindung Bukit Batikap di mana 4

orangutan akan dilepasliarkan keesokan harinya, pada tanggal 28 Februari 2012.

“Upaya penyediaan lahan merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi,

bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten terkait yaitu Pemerintah Kabupaten Murung

Raya. Upaya lain yang sedang dilakukan bersama-sama dengan Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Kabupaten Murung Raya adalah mendukung pengalokasian areal hutan

restorasi ekosistem yang dapat digunakan sebagai tempat pelepasliaran orangutan,

khususnya bagi orangutan yang berada di Proyek Reintroduksi Orangutan Kalimantan

Tengah - Nyaru Menteng (PROKT-NM),” kata Agustin Teras Narang, Gubernur Kalimantan

Tengah.

Lebih dari itu, dalam usaha pelestarian orangutan diperlukan komitmen tinggi dan

kerjasama dari berbagai pihak dalam hal penegakan undang-undang perlindunganorangutan sebagai satwa liar yang dilindungi. “Jika memang ada konflik yang tidak dapat

dihindari, jangan bertindak sendiri, karena konsekuensinya adalah melanggar undang-

undang. Silakan bekerjasama dengan Yayasan BOS dan juga Balai Konservasi dan Sumber

Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah untuk bersama-sama mencari solusinya,” tambah

Agustin Teras Narang, Gubernur Kalimantan Tengah.

Kegiatan pelepasliaran ini tidak akan berhenti di sini. Akhir bulan Maret 2012, Yayasan BOS

berencana melepasliarkan 12 orangutan yang lain dan akan dilanjutkan secara kontinyu.

Masih ada lebih dari sekitar 600 individu orangutan yang berada di Program Reintroduksi

Orangutan Kalimantan Tengah - Nyaru Menteng (PROKT-NM) yang menunggu untukdilepasliarkan. Jika lahan-lahan yang layak dan memenuhi kriteria semakin banyak tersedia

maka upaya pelepasliaran orangutan akan terus dilaksanakan sehingga pada tahun 2015,

maka dapat terpenuhilah Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007 - 2017, yang

dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim di Bali

tahun 2007 lalu, di mana dinyatakan bahwa semua orangutan yang ada di pusat-pusat

rehabilitasi harus dikembalikan ke habitatnya, selambat-lambatnya pada tahun 2015.

“Semua orangutan yang ada di pusat-pusat rehabilitasi harus segera dikembalikan ke

habitatnya selambat-lambatnya pada tahun 2015. Setelah pelepasliaran 4 orangutan ini,

pada akhir Maret 2012 Yayasan BOS akan melepasliarkan 12 orangutan lagi. Hal ini harusdidukung dengan tersedianya hutan yang layak untuk melepasliarkan mereka. Peran dan

dukungan pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Murung Raya menjadi

sangat penting dalam hal ini,” kata Dr. Jamartin Sihite, Direktur Yayasan BOS.

Dr. Jamartin menambahkan, “Pelepasliaran pertama ini telah direncanakan secara matang

dengan koordinasi dari seluruh pemangku kepentingan dan selaras dengan IUCN serta

pedoman nasional. Proses perencanaan yang rinci dan menyeluruh serta pelepasliaran

orangutan kami yang pertama ini akan menjadi dasar yang kuat untuk program

pelepasliaran yang masih akan berjalan hingga beberapa tahun ke depan.” 

Sehubungan dengan kebutuhan areal-areal restorasi ekosistem untuk melepasliarkan

Page 7: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 7/14

7

orangutan, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan menyatakan, “Ke depannya, Kementerian

Kehutanan tetap dengan komitmen semula, yaitu kami akan menyediakan dan

mengalokasikan banyak lagi areal-areal restorasi ekosistem yang memenuhi syarat sebagai

habitat orangutan, untuk tempat pelepasliaran orangutan. Untuk itu, dukungan dan

komitmen yang sama dari Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Provinsi terkait

tentunya sangat kami butuhkan.” 

Senada dengan pernyataan Menteri Kehutanan di atas, Dr. Willy M Yoseph, Bupati Murung

Raya menyatakan, “Besar pula harapan saya agar kegiatan ini menjadi pemicu yang positif 

bagi kabupaten-kabupaten lainnya di Kalimantan Tengah, untuk juga mendukung kegiatan

seperti ini dan mengalokasikan sebagian daerahnya untuk orangutan, sehingga di

Kalimantan Tengah dapat dijumpai banyak tempat pelepasliaran orangutan.” 

“Selain itu, jika pelepasliaran orangutan dapat dilakukan di kawasan konservasi yang telah

dialokasikan oleh sebuah perusahaan yang memiliki ijin HPH di Murung Raya, maka

semestinyalah perusahaan itu membuka diri untuk bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten, BKSDA Kalimantan Tengah, Pemerintah Provinsi dan juga LSM,” tambahnya. 

Dalam dukungannya untuk pelaksanaan operasi pelepasliaran ini, IndoMet Coal merasa

sangat senang dapat bekerjasama dengan Yayasan BOS melalui Proyek Konservasi dan

Pembangunan yang Berkelanjutan di Kalimantan, untuk menyediakan dukungan logistik dan

teknis demi kelancaran operasi pelepasliaran orangutan.

Rock Funston, Project Director IndoMet Coal mengatakan, “Tujuan IndoMet Coal adalah

untuk membangun bisnis yang sukses dan dijalankan dengan bertanggungjawab dan

berkelanjutan. Program dukungan kami terhadap orangutan dengan jelas menunjukkankomitmen kami pada konservasi dan pembangunan yang berkelanjutan.” 

Dr. Sihite juga menambahkan bahwa selain keterlibatan IndoMet Coal, PT Adaro Energy Tbk

 juga ikut mendukung pelaksanaan operasi pelepasliaran ini.

“Kami selalu berusaha untuk memenuhi komitmen kami terhadap lingkungan sekitar dalam

setiap kegiatan operasional kami dan juga mendukung keanekaragaman hayati. Merupakan

suatu kehormatan bagi PT Adaro Energy untuk menjadi bagian dalam kegiatan ini” kata

Garibaldi Thohir, President Director PT Adaro Energy, Tbk. 

Selain dua oraganisasi yang telah disebutkan di atas, Fauna and Flora International juga ikut

mendukung Yayasan BOS dalam pelaksanaan operasi pelepasliaran ini. “FFI senang melihat

hasil kolaborasi antara Yayasan BOS, IndoMet Coal, PT Adaro Energi Tbk dan FFI yang telah

memberikan berita gembira mengenai konservasi orangutan dan juga menunjukkan

komitmen dari Pemerintah Kabupaten Murung Raya untuk selalu menjaga keseimbangan

antara pembangunan daerah dan konservasi.” Godwin Limberg, Project Manager Fauna

and Flora International menambahkan.

Keempat orangutan tersebut akan diterbangkan dengan helikopter menuju Bukit Batikap

dari helipad di dalam kawasan PT Indo Muro Kencana. Disitu pula, Yayasan BOSmenempatkan beberapa kandang transit tempat keempat orangutan tersebut menginap

Page 8: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 8/14

8

selama satu malam sebelum hari pelepasliaran. Yayasan BOS dan PT Indo Muro Kencana

telah menjalin kerjasama baik sejak tahun 2007. 

Secara hukum, orangutan-orangutan yang telah dilepasliarkan ini sekarang menjadi

tanggung jawab BKSDA Kalimantan Tengah. Dalam pelaksanaanya Kepala BKSDA Kalimantan

Tengah mengharapkan dukungan dan kerjasama dari Pemerintah Kabupaten Murung Raya

dan Yayasan BOS.

Kegiatan ini tidak lepas dari peran kerjasama antara Yayasan BOS, para donor, Pemerintah

Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Murung Raya dan BKSDA Kalimantan

Tengah dengan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian

Kehutanan.

2.3  Program Yayasan BOS

1. Reintroduksi Oranguan Dan Rehabilitasi Lahan Semboja

a. Reintroduksi Orangutan 

Proyek Reintroduksi Orangutan [PRO] dibangun Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo

(BOSF) untuk pertama kali di kawasan yang disebut dengan Wanariset Samboja. Kawasan ini

terletak di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, dengan luas sekitar 3-4 ha. Pada

1991, saat itu masih di bawah naungan proyek Tropenbos, dilakukan upaya penyelamatan

orangutan dan habitatnya di area ini.

Dalam pengelolaannya, Yayasan BOS bekerjasama dengan instansi terkait yaitu kepolisian

dan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA), Departemen Kehutanan melakukan upayapenyelamatan bagi orangutan. Termasuk menyita orangutan yang dipelihara masyarakat.

Penyitaan ini menjadi kewenangan BKSDA. Orangutan yang diserahkan atau yang telah

diselamatkan ini, harus menjalani proses karantina dan rehabilitasi. Sebelum kemudian

dilepasliarkan ke habitat alaminya yang tidak ada populasi orangutan liarnya.

Kenapa harus dengan proses tersebut? Karena kebanyakan orangutan yang diselamatkan

Yayasan BOS masih bayi atau sudah tidak tahu lagi bagaimana menjalani hidup sebagaimana

layaknya orangutan. Orangutan yang sempat jadi peliharaan, sudah terbiasa diajarkan hidup

ala manusia.

Proses rehabilitasi inilah yang akan membawa orangutan - terutama bayi - dan kebanyakan

telah menjadi yatim-piatu itu, kemudian belajar hidup sebagai orangutan sejati, secara

perlahan.Berkaitan dengan status keamanan areal untuk pelepasliaran orangutan, PRO Kalimantan

Timur di Samboja Lestari di tahun 2005, juga aktif bersama pihak terkait lainnya, menyusun

model Pengelolaan Hutan Lindung Gunung Beratus (HLGB) yang berkelanjutan.

Namun tahun 2006 adalah masa transisi bagi Yayasan BOS di Kalimantan Timur, karena

dilakukan pemindahan sarana-prasarana reintroduksi orangutan dari Wanariset ke Samboja

Lestari . Hal ini dilakukan mengingat kondisi Wanariset sudah tidak memungkinkan lagi untuk

menampung orangutan secara layak. Kendati demikian, sambil melakukan persiapan

pemindahan, upaya untuk memperbaiki sanitasi dan penanganan orangutan di sana terus

dimaksimalkan.

Selain reintroduksi orangutan, Yayasan BOS juga memiliki Suaka Beruang Madu [Sunbear

Sanctuary] yang hingga sekarang mencapai 52 ekor jumlahnya. Sejak tahun 1998, YayasanBOS mendapat "titipan satwa" berupa beruang madu (Helarctos malayanus) dari Balai KSDA

Page 9: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 9/14

9

Kalimantan Timur yang merupakan hasil sitaan ataupun penyerahan masyarakat secara

sukarela, karena Pemerintah belum memiliki fasilitas untuk satwa tersebut.

b. Rehabilitasi Lahan 

Program Rehabilitasi Lahan Samboja Lestari merupakan salah satu program yang

dikembangkan oleh Yayasan BOS di Kalimantan Timur. Program ini terletak di Kabupaten

Kutai Kartanegara, Kecamatan Samboja, dan berada di 4 (empat) kelurahan yaitu Kelurahan

Margomulyo, Kelurahan Sei Merdeka, Kelurahan Karya Merdeka, dan Kelurahan

Amburawang Darat serta 1 desa yaitu desa Tani Bakti. Menjadikan kawasan perlindungan

bagi satwa orangutan, beruang madu, serta burung dan satwa lainnya melalui kegiatan

rehabilitasi, reboisasi, persemaian, dan aboretum merupakan salah satu peran serta

Program Rehabilitasi Lahan Samboja Lestari. Luas areal Samboja Lestari sampai dengan akhir

tahun 2009 adalah 1.852,63 ha dan 983,24 ha dari luasan areal tersebut sudah memiliki

Sertifikat Hak Pakai dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Tujuan umum Program Rehabilitasi Lahan Samboja Lestari adalah mengubah lahan-lahan liartanpa kehidupan menjadi hutan subur dan tempat perlindungan satwa liar, terutama bagi

orangutan yang tidak dapat dilepasliarkan di alam karena penyakit, umur yang sudah tua

atau cacat. Secara umum, areal Samboja Lestari ini terbagi ke dalam 9 zona, yaitu:

Arboretum (72 ha), Sekolah Hutan (75 ha), Pulau Orangutan (7 ha), Suaka beruang madu (58

ha), Tanaman tamu (25 ha), Pertanian organik/kompos (1 ha), Bangunan/infrastruktur (3 ha),

hutan kota (50 ha), dan rehabilitasi lahan (1.561,63 ha).

Program rehabilitasi lahan merupakan program utama di kawasan ini. Program Rehabilitasi

Lahan Samboja Lestari memadukan kemajuan teknologi, pengetahuan akademis, penelitian

dan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk memastikan keharmonisan hidup antara

manusia dan alam.

Masyarakat sekitar merupakan pelaku utama kegiatan agroforestry, menyuplai buah-buahanuntuk pakan orangutan. Masyarakat juga terlibat secara langsung dalam kegiatan

operasional seperti penanaman, pemeliharaan tanaman. Program ini juga mengupayakan

alternatif pendapatan masyarakat dari pemanfaatan limbah kayu untuk kerajinan. 

2. Central Kalimantan Orangutan Reintroduction Program at Nyaru Menteng

Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah (PRO Kalteng) di Nyaru

Menteng didirikan oleh Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOSF) pada tahun

1999. PRO Kalteng di Nyaru Menteng terletak di Arboretum Nyaru Menteng,

Kalimantan Tengah, sekitar 30 km dari pusat kota Palangkaraya. Pada program ini,

Yayasan BOS bekerja sama dengan instansi berwenang yaitu Balai Konservasi

Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah, Unit Pelaksana Teknis dari

Departemen Kehutanan.

Inti kegiatan PRO Kalteng di Nyaru Menteng adalah kegiatan karantina, rehabilitasi

dan pelepasliaran. Namun, pada kenyataannya PRO Kalteng di Nyaru Menteng juga

melakukan beberapa kegiatan lain seperti memfasilitasi kegiatan rescue

(penyelamatan) dan konfiskasi (penyitaan), yang kewenangannya ada di Balai KSDA.

Sementara untuk mendukung program reintroduksi orangutan khususnya

penyediaan pakan, pada tahun 2002 PRO Kalteng di Nyaru Menteng membeli lahanseluas sekitar 3 hektar di ujung Arboretum. Lahan tersebut merupakan lahan gambut

Page 10: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 10/14

10

dengan kedalaman antara 1-1,5 meter, dan tergenang air pada waktu musim hujan.

Pada tahun 2004 telah ditanam banyak pohon buah-buahan dan pohon lainnya.

Sekeliling areal ditanami salak sebanyak 500 batang. Namun demikian supply pakan

orangutan (buah-buahan) yang mencapai sekitar 1 ton per hari, sebagian besar

diperoleh dari masyarakat sekitar Nyaru Menteng dan Palangkaraya.

3. Mawas Area Conservation Program

Program Konservasi Kawasan Mawas merupakan program konservasi orangutan,

habitat, dan lingkungannya. Kawasan Mawas, yang meliputi Blok E2 seluas 215.000

ha dan Blok A Utara seluas 94.000 ha merupakan kawasan hutan yang bergambut

tebal, yang kedalaman gambutnya melebihi 3 meter. Menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan, areal yang mempunyai kondisi lahan yang seperti itu adalah

merupakan kawasan lindung (konservasi). Wilayah kerja Program Konservasi

Kawasan Mawas secara administratif mencakup dua Kabupaten (Kabupaten Barito

Selatan dan Kabupaten Kapuas) dan lima Kecamatan, serta 53 desa (termasuk di

dalamnya dusun dan RT), yang terdiri dari sekitar 29.000 Kepala Keluarga (KK).Kondisi Kawasan Mawas, selain bergambut tebal seperti tersebut di atas, juga

terdapat keanekaragaman hayati, yang didalamnya terdapat populasi orangutan

tidak kurang dari 3.000 individu orangutan (hasil penelitian van schaik et al,

Population Habitat Viability Assesment - PHVA). Orangutan (Pongo pygmaeus)

merupakan satwa langka dan dilindungi undang-undang, yang saat ini terancam

punah. Upaya untuk mengkonservasi orangutan telah menjadi perhatian serius bagi

masyarakat dunia, maka Program Konservasi Kawasan Mawas merupakan program

yang amat penting bagi kelestarian orangutan serta habitatnya, termasuk

didalamnya kelestarian keanekaragaman hayati dan lingkungan (hutan) maupun

masyarakat lokal.Yayasan BOS membentuk Program Konservasi Kawasan Mawas dengan tujuan

menunjukkan kepada semua pihak bahwa kita dapat melestarikan ekosistem yang

beraneka ragam dan mengandung karbon tinggi untuk memperlambat perubahan

iklim dunia melalui kerjasama di tingkat Internasional. Yayasan BOS berharap dapat

melindungi 500.000 ha areal hutan gambut di Kalimantan Tengah melalui berbagai

program bersama Pemerintah, terutama Pemerintah Daerah dan masyarakat lokal.

Beberapa manfaat yang tidak dapat dihitung/intangible benefits dari Program

Konservasi Mawas yaitu:

  Membantu mengurangi emisi gas rumah kaca di dunia;  Secara langsung meningkatkan kepedulian dunia internasional untuk

menyelamatkan species penting (orangutan);

  Berpengaruh positif terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar Kawasan

Mawas;

  Melaksanakan Konvensi Keanekaragaman Biologi/Convention on Biological Diversity  

(CBD), Agenda 21 (climate change, sustainable bussiness development etc.), Konvensi

perdagangan internasional jenis-jenis yang dilindungi (CITES), dan Konvensi Ramsar

untuk perlindungan lahan basah;

  Memberikan kesempatan bagi staf pemerintah daerah untuk mendapatkan beasiswa

(dalam dan luar negeri) dengan melakukan penelitian di areal kerja ProgramKonservasi Mawas.

Page 11: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 11/14

11

4. Program Restorasi Habitat Orangutan (RHO)

Kementerian Kehutanan RI pada tanggal 18 Agustus 2010 mengeluarkan Surat Keputusan

Nomor 464 Tahun 2010 yang memberi ijin Yayasan BOS untuk melepaskan kembali

orangutan rehabilitasi ke lahan konsesi restorasi ekosistem melalui PT. RHOI, di

Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pelepasan kembali

orangutan rehabilitasi akan dimulai awal tahun depan.

Untuk menyukseskan program pelepasan kembali orangutan, Yayasan BOS

membutuhkan dukungan dari para pemangku kepentingan lokal, nasional dan global,

dengan meluncurkan sebuah program bernama Program Restorasi Habitat Orangutan

(PRHO). Tujuan utama Program ini adalah mempercepat persiapan habitat baru bagi

orangutan di lokasi pelepasan kembali.

Program ini akan mulai mengelola restorasi habitat di lokasi hutan alam yang ijin

konsesinya baru saja diperoleh melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:SK/464/MENHUT-II/2010 tanggal 18 Agustus 2010 tentang “Pemberian Ijin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem Dalam Hutan Alam Kepada PT.

Restorasi Habitat Orangutan Indonesia, Atas Areal Hutan Produksi Seluas 86.450 Hektar,

Di Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur”. Konsesi

hutan lainnya juga kini tengah dipertimbangkan untuk dijadikan lokasi pelepasan kembali

orangutan.

Masih ada beberapa area lain yang akan dikelola oleh Program ini, namun masih dalam

tahap pengurusan ijin dari pemerintah RI. Area tersebut, yaitu: eks HPH PT. Tunggal

Pamenang seluas 68.089 hektar, dan eks HPH PT. Narkata Rimba seluas 23.500 hektar.Yayasan BOS juga sedang bekerjasama dengan pemegang ijin HPH PT. Akhates Plywood

untuk membantu melepaskan kembali orangutan di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan

Tengah.

5. Adopsi da Donasi

» Donation 

Kami sangat menghargai berapapun donasi yang anda berikan sebagai wujud

kepedulian anda terhadap upaya pelestarian orangutan dan habitatnya.

» Adoption 

Ratusan orangutan menjadi Yatim Piatu karena Ibu mereka harus dibunuh terlebih

dahulu untuk mendapatkan mereka. Yayasan BOS bersama dengan Balai Konservasi

Sumberdaya Alam setempat berupaya menyelamatkan Orangutan yang kehilangan

tempat tinggalnya. Orangutan yang berhasil diselamatkan, dibawa ke Pusat

Reintroduksi Orangutan untuk belajar bagaimana bertahan hidup di hutan sebelum

mereka dapat dilepaskan kembali ke habitat alaminya. 

Anda dapat mengulurkan tangan dan mengambil bagian dalam misi penyelamatanOrangutan – Yayasan BOS dengan mengadopsi orangutan. Dengan cara ini, Anda dan

Page 12: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 12/14

12

orang yang Anda kasihi dapat memberikan kontribusi untuk biaya pakan dan perawatan

Orangutan. 

Ada dua tipe adopsi yang kami tawarkan: 

Shared adoption: satu orangutan dapat diadopsi oleh lebih dari satu adopter baik

secara perorangan maupun kelompok.Kami menawarkan pilihan paket adopsi:

  Bronze: 3 bulan masa adopsi dengan biaya Rp 350.000,- (setara dengan USD 40.00);

  Silver: 6 bulan masa adopsi dengan biaya Rp 700.000,- (setara dengan USD 80.00);

  Gold: 12 bulan masa adopsi dengan biaya Rp 1.400.000,- (setara dengan USD

160.00).

Premium adoption: satu orangutan hanya dapat diadopsi oleh satu adopter, baik secara

perorangan maupun kelompok.Biaya per orangutan per tahun Rp 35.000.000,- (setara

dengan USD 3,500);Minimal masa adopsi 1 tahun;Maksimal sampai orangutan yang

diadopsi dilepaskan kembali ke habitat alaminya (hutan) atau mati.

 Adapun visi dan misi dari BOS, yaitu

Visi: 

"Terwujudnya kelestarian orangutan Borneo dan habitatnya dengan peran serta

masyarakat"

Misi:

  Mempercepat pelepasliaran orangutan ex-situ dan penyediaan habitatnya

 Mendorong perlindungan orangutan Borneo dan habitatnya

  Meningkatkan keberdayaan masyarakat sekitar

  Mendukung kegiatan penelitian dan pendidikan konservasi orangutan Borneo dan

habitatnya

  Menggalangkan peran serta para pemangku kepentingan dan mendorong

kemitraan dengan para pihak

  Meningkatkan kapasitas lembaga.

 Sejarah singkat yayasan BOS

1991

Yayasan Tropenbos di Balikpapan memulai proyek orangutan, bekerja sama dengan

Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan RI

1994

Terbentuk Perhimpunan Pecinta Orangutan Balikpapan (The Balikpapan Orangutan

Society )

1998

Berubah menjadi Yayasan Penyelamatan Orangutan Balikpapan (The Balikpapan

Orangutan Survival Foundation )

1999

Page 13: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 13/14

13

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Demi melestarikan kelangsungan hidup pada orangutan, didirikan sebuah organisasi yang

bernama Yayasan Balikpapan Orangutan Survival atau The Balikpapan Orangutan Survival

Foundation (BOS). BOS membantu reintroduksi orang utan sitaan di Stasiun Penelitian

Wanariset di Kalimantan Timur. Yayasan ini dibentuk ketika Dr. Willie Smits, seorang

ahli ekologi hutan tropis menemukan orang utan di pasar lokal. Yayasan ini mendukung

program pendidikan pada masyarakat pada habitat orangutan liar masih dapat

ditemukan.

Page 14: MAKALAH PLH

5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 14/14

14

DAFTAR PUSTAKA

www.orangoetan.nl 

www.orangutan.or.id 

backup.orangutan.or.id/subcontent-4-7.html 

www.kutaikartanegarakab.go.id/.../bos_borneo_orang_utan _survival ...