makalah plh
TRANSCRIPT
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 1/14
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam 20 tahun terakhir jumlah orangutan lebih dari setengah berkurang. Orangutan
adalah spesies yang sudah terancam punah. Ancaman utama terhadap orangutan adalah
Perdagangan ilegal orangutan, Hilangnya habitat, Penebangan liar, Kebakaran hutan,
Perkebunan kelapa sawit .
Untuk mepertahankan orangutan supaya tidak punah didirikanlah sebuah Yayasan Balikpapan
Orangutan Survival (BOS). Yayasan BOS merupakan inisiatif dari Peter Hos dan istrinya
Martha. .
BOS Foundation adalah sebuah yayasan independen. BOS Foundation sama sekali tidak
berafiliasi dengan BOSF BOSF Internasional dan Indonesia. Karena itu tidak ada proyek
yang lebih mendukung organisasi ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam makalah ini
adalah:
1. Apakah yang menjadi penyebab orangutan terancam punah?
2. Apa itu Yayasan BOS?
3. Bagaimanakah program yaysan BOS?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan penyebab terancam punahnya orangutan
2. Menjelaskan tentan yayasan BOS
3. Menjelaskan program dari yayasan BOS
1.4 Manfaat penulisan
1. Dapat menambah wawasan penulis dan khalayak tentang hal-hal yang
berhubungan dengan pentingnya menjaga lingkungan untuk melestarikan
orangutan.
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 2/14
2
2. Dapat melatih siswa pada umumnya dan penulis khususnya dalam
mengembangkan wawasan diri untuk menyusun buah pikiran secara sistematis
dalam bentuk makalah.
3. Sebagai bahan referensi untuk pembaca.
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 3/14
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penyebab Kepunahan
Ancaman utama terhadap orangutan:
1. Perdagangan ilegal orangutan
Ibu orangutan ditembak, sehingga bayi mereka dapat menurunkan dan dapat
menjual sebagai hewan peliharaan. Jika ibu ditembak dari sebuah pohon, begitu juga
bayi sering kematian. Untuk setiap bayi orangutan di pasar diperdagangkan, ada tiga
orangutan lain untuk membunuh.
2. Hilangnya habitat
Daerah di Sumatera dan Kalimantan, yang cocok untuk orangutan, dalam 20 tahun
terakhir sekitar 80% hilang.
a. Penebangan liar. Di Belanda 70% dari kayu yang diimpordari Indonesia secara ilegal.
b. Kebakaran hutan: Setiap tahun, kebakaran hutan yang
disebabkan oleh petani membakar sepotong kecil hutan
untuk lahan pertanian baru dan api tidak lagi dapat
mengontrol.
c. Perkebunan kelapa sawit: meningkatnya permintaan
untuk minyak kelapa sawit (termasuk untuk sabun dan
voediingsmiddelenindustrie dan bio-fuel) menghilang
hutan hujan lebih dan lebih.
2.2 Pengertian Yaysan BOS
BOS (The Borneo Orangutan Survival Foundation) adalah yayasan nirlaba Indonesia
yang visinya adalah "terwujudnya kelestarian orangutan Borneo di habitatnya dengan
peran serta masyarakat". Inisiasi pendiriannya sudah dimulai sejak tahun 1991.
Saat ini BOS merawat lebih dari 830 orangutan (data April 2010) dan didukung oleh
lebih dari 420 orang staf yang berdedikasi tinggi dan memiliki cinta yang mendalam
terhadap satwa liar dan habitatnya, serta memiliki keahlian di bidang keanekaragamanhayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestry, pemberdayaan masyarakat dan
pendidikan serta perawatan kesehatan orangutan.
BOS bekerjasama dengan Departemen Kehutanan Republik Indonesia, didukung oleh
jaringan 12 organisasi mitra BOS yang berada di seluruh dunia dan setiap tahunnya
diaudit secara terbuka oleh lembaga auditor yang bereputasi internasional.
Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo atau BOS (Borneo Orangutan Survival
Foundation) akan mengelola kawasan hutan untuk konservasi orangutan. Peresmian
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 4/14
4
tersebut akan dilakukan dalam "Launching Hutan Lestari untuk Orangutan (Forest
Forever for Orangutan)" di Departemen Kehutanan, Kamis (19/1).
The Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS) merupakan yayasan yang
bekerjasama dengan Dephut sejak tahun 1999 dalam program Pelestarian Orangutan
dan Habitatnya di Kalimantan, antara lain melalui proyek Reintroduksi Orangutan di
Wanariset Samboja (Kaltim) dan Nyaru Menteng (Kalteng). Sejak tahun 2000, Yayasan
BOS tidak dapat melakukan pelepasliaran orangutan karena terkendala sulitnya
memperoleh areal yang memenuhi kriteria sebagai tempat pelepasliaran orangutan.
SK Menhut No. P.61/Menhut-II/2008 tentang ketentuan dan tata cara pemberian
Persiapan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE)
memberikan peluang bagi Yayasan BOS untuk mengelola sebuah kawasan dengan
tujuan restorasi ekosistem untuk pelepasliaran orangutan. Yayasan BOS kemudian
membentuk PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (PT. RHOI) dan mengajukan
permohonan ijin ke Departemen Kehutanan.
Departemen Kehutanan telah menyetujui permohonan tersebut dan memberikan areal
seluas 86.450 ha di kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan
Timur.
IUPHHK-RE merupakan ijin untuk mengelola sebuah kawasan dengan tujuan restorasi
ekosistem. Ijin restorasi ekosistem ini dikeluarkan Departemen Kehutanan sebagai salah
satu upaya untuk mengembalikan unsur hayati (flora dan fauna) serta non hayati (tanah
dan air) pada suatu kawasan, sehingga tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya.
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 5/14
5
Rehabilitasi dan reintroduksi orangutan merupakan salah satu upaya pelestarian
orangutan (ex situ conservation) di samping upaya konservasi di habitat aslinya (in situ
conservation). Pelepasliaran orangutan ke habitat alamnya merupakan muara dari
seluruh kegiatan rehabilitasi orangutan yang selama ini dilaksanakan oleh Yayasan
Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS), yang telah melakukan kegiatan
rehabilitasi orangutan sejak tahun 1999.
Sesuai dengan Permenhut Mo. P.53/Menhut-IV/2007 tentang strategi dan rencana aksi
konservasi orangutan Indonesia 2007-2017, semua orangutan yang ada pada proyek
reintroduksi harus dilepasliarkan ke alam (habitatnya) paling lambat tahun 2015. Saat
ini Yayasan BOS sedang berusaha untuk melepasliarkan orangutan yang ada pada
proyek introduksi orangutan.
Adapun hasil kerja dari BOS, adalah sebagai berikut:
KEBERHASILAN YAYASAN BOS
Yayasan BOS Akan Melepasliarkan 4 Orangutan
Senin, 27 February 2012 - 17:45:52 WIB Category: Siaran Pers - Read: 398 times
Yayasan BOS bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia,
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Murung Raya dan Balai
Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah akan melepasliarkan
empat orangutan di Kawasan Hutan Lindung Bukit Batikap pada 28 Februari 2012. Empat
orangutan tersebut merupakan bagian dari 40 orangutan yang direncanakan akan
dilepasliarkan di sepanjang tahun 2012.
Kalimantan Tengah, 27 Februari 2012. Setelah lebih dari satu dekade kegiatan pelepasliaran
tidak dapat direalisasikan oleh Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah -
Nyaru Menteng (PROKT-NM) Yayasan Borneo Orangutan Survival karena ketiadaan hutan
yang aman, pada hari ini Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang melepaskeberangkatan 4 orangutan dan Tieam Release Yayasan Borneo Orangutan Survival, dari
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 6/14
6
Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya menuju ke Puruk Cahu.
Dari Puruk Cahu, Tim Release akan menuju kawasan Hutan Lindung Bukit Batikap di mana 4
orangutan akan dilepasliarkan keesokan harinya, pada tanggal 28 Februari 2012.
“Upaya penyediaan lahan merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi,
bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten terkait yaitu Pemerintah Kabupaten Murung
Raya. Upaya lain yang sedang dilakukan bersama-sama dengan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Kabupaten Murung Raya adalah mendukung pengalokasian areal hutan
restorasi ekosistem yang dapat digunakan sebagai tempat pelepasliaran orangutan,
khususnya bagi orangutan yang berada di Proyek Reintroduksi Orangutan Kalimantan
Tengah - Nyaru Menteng (PROKT-NM),” kata Agustin Teras Narang, Gubernur Kalimantan
Tengah.
Lebih dari itu, dalam usaha pelestarian orangutan diperlukan komitmen tinggi dan
kerjasama dari berbagai pihak dalam hal penegakan undang-undang perlindunganorangutan sebagai satwa liar yang dilindungi. “Jika memang ada konflik yang tidak dapat
dihindari, jangan bertindak sendiri, karena konsekuensinya adalah melanggar undang-
undang. Silakan bekerjasama dengan Yayasan BOS dan juga Balai Konservasi dan Sumber
Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah untuk bersama-sama mencari solusinya,” tambah
Agustin Teras Narang, Gubernur Kalimantan Tengah.
Kegiatan pelepasliaran ini tidak akan berhenti di sini. Akhir bulan Maret 2012, Yayasan BOS
berencana melepasliarkan 12 orangutan yang lain dan akan dilanjutkan secara kontinyu.
Masih ada lebih dari sekitar 600 individu orangutan yang berada di Program Reintroduksi
Orangutan Kalimantan Tengah - Nyaru Menteng (PROKT-NM) yang menunggu untukdilepasliarkan. Jika lahan-lahan yang layak dan memenuhi kriteria semakin banyak tersedia
maka upaya pelepasliaran orangutan akan terus dilaksanakan sehingga pada tahun 2015,
maka dapat terpenuhilah Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007 - 2017, yang
dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim di Bali
tahun 2007 lalu, di mana dinyatakan bahwa semua orangutan yang ada di pusat-pusat
rehabilitasi harus dikembalikan ke habitatnya, selambat-lambatnya pada tahun 2015.
“Semua orangutan yang ada di pusat-pusat rehabilitasi harus segera dikembalikan ke
habitatnya selambat-lambatnya pada tahun 2015. Setelah pelepasliaran 4 orangutan ini,
pada akhir Maret 2012 Yayasan BOS akan melepasliarkan 12 orangutan lagi. Hal ini harusdidukung dengan tersedianya hutan yang layak untuk melepasliarkan mereka. Peran dan
dukungan pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Murung Raya menjadi
sangat penting dalam hal ini,” kata Dr. Jamartin Sihite, Direktur Yayasan BOS.
Dr. Jamartin menambahkan, “Pelepasliaran pertama ini telah direncanakan secara matang
dengan koordinasi dari seluruh pemangku kepentingan dan selaras dengan IUCN serta
pedoman nasional. Proses perencanaan yang rinci dan menyeluruh serta pelepasliaran
orangutan kami yang pertama ini akan menjadi dasar yang kuat untuk program
pelepasliaran yang masih akan berjalan hingga beberapa tahun ke depan.”
Sehubungan dengan kebutuhan areal-areal restorasi ekosistem untuk melepasliarkan
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 7/14
7
orangutan, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan menyatakan, “Ke depannya, Kementerian
Kehutanan tetap dengan komitmen semula, yaitu kami akan menyediakan dan
mengalokasikan banyak lagi areal-areal restorasi ekosistem yang memenuhi syarat sebagai
habitat orangutan, untuk tempat pelepasliaran orangutan. Untuk itu, dukungan dan
komitmen yang sama dari Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Provinsi terkait
tentunya sangat kami butuhkan.”
Senada dengan pernyataan Menteri Kehutanan di atas, Dr. Willy M Yoseph, Bupati Murung
Raya menyatakan, “Besar pula harapan saya agar kegiatan ini menjadi pemicu yang positif
bagi kabupaten-kabupaten lainnya di Kalimantan Tengah, untuk juga mendukung kegiatan
seperti ini dan mengalokasikan sebagian daerahnya untuk orangutan, sehingga di
Kalimantan Tengah dapat dijumpai banyak tempat pelepasliaran orangutan.”
“Selain itu, jika pelepasliaran orangutan dapat dilakukan di kawasan konservasi yang telah
dialokasikan oleh sebuah perusahaan yang memiliki ijin HPH di Murung Raya, maka
semestinyalah perusahaan itu membuka diri untuk bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten, BKSDA Kalimantan Tengah, Pemerintah Provinsi dan juga LSM,” tambahnya.
Dalam dukungannya untuk pelaksanaan operasi pelepasliaran ini, IndoMet Coal merasa
sangat senang dapat bekerjasama dengan Yayasan BOS melalui Proyek Konservasi dan
Pembangunan yang Berkelanjutan di Kalimantan, untuk menyediakan dukungan logistik dan
teknis demi kelancaran operasi pelepasliaran orangutan.
Rock Funston, Project Director IndoMet Coal mengatakan, “Tujuan IndoMet Coal adalah
untuk membangun bisnis yang sukses dan dijalankan dengan bertanggungjawab dan
berkelanjutan. Program dukungan kami terhadap orangutan dengan jelas menunjukkankomitmen kami pada konservasi dan pembangunan yang berkelanjutan.”
Dr. Sihite juga menambahkan bahwa selain keterlibatan IndoMet Coal, PT Adaro Energy Tbk
juga ikut mendukung pelaksanaan operasi pelepasliaran ini.
“Kami selalu berusaha untuk memenuhi komitmen kami terhadap lingkungan sekitar dalam
setiap kegiatan operasional kami dan juga mendukung keanekaragaman hayati. Merupakan
suatu kehormatan bagi PT Adaro Energy untuk menjadi bagian dalam kegiatan ini” kata
Garibaldi Thohir, President Director PT Adaro Energy, Tbk.
Selain dua oraganisasi yang telah disebutkan di atas, Fauna and Flora International juga ikut
mendukung Yayasan BOS dalam pelaksanaan operasi pelepasliaran ini. “FFI senang melihat
hasil kolaborasi antara Yayasan BOS, IndoMet Coal, PT Adaro Energi Tbk dan FFI yang telah
memberikan berita gembira mengenai konservasi orangutan dan juga menunjukkan
komitmen dari Pemerintah Kabupaten Murung Raya untuk selalu menjaga keseimbangan
antara pembangunan daerah dan konservasi.” Godwin Limberg, Project Manager Fauna
and Flora International menambahkan.
Keempat orangutan tersebut akan diterbangkan dengan helikopter menuju Bukit Batikap
dari helipad di dalam kawasan PT Indo Muro Kencana. Disitu pula, Yayasan BOSmenempatkan beberapa kandang transit tempat keempat orangutan tersebut menginap
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 8/14
8
selama satu malam sebelum hari pelepasliaran. Yayasan BOS dan PT Indo Muro Kencana
telah menjalin kerjasama baik sejak tahun 2007.
Secara hukum, orangutan-orangutan yang telah dilepasliarkan ini sekarang menjadi
tanggung jawab BKSDA Kalimantan Tengah. Dalam pelaksanaanya Kepala BKSDA Kalimantan
Tengah mengharapkan dukungan dan kerjasama dari Pemerintah Kabupaten Murung Raya
dan Yayasan BOS.
Kegiatan ini tidak lepas dari peran kerjasama antara Yayasan BOS, para donor, Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Murung Raya dan BKSDA Kalimantan
Tengah dengan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian
Kehutanan.
2.3 Program Yayasan BOS
1. Reintroduksi Oranguan Dan Rehabilitasi Lahan Semboja
a. Reintroduksi Orangutan
Proyek Reintroduksi Orangutan [PRO] dibangun Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo
(BOSF) untuk pertama kali di kawasan yang disebut dengan Wanariset Samboja. Kawasan ini
terletak di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, dengan luas sekitar 3-4 ha. Pada
1991, saat itu masih di bawah naungan proyek Tropenbos, dilakukan upaya penyelamatan
orangutan dan habitatnya di area ini.
Dalam pengelolaannya, Yayasan BOS bekerjasama dengan instansi terkait yaitu kepolisian
dan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA), Departemen Kehutanan melakukan upayapenyelamatan bagi orangutan. Termasuk menyita orangutan yang dipelihara masyarakat.
Penyitaan ini menjadi kewenangan BKSDA. Orangutan yang diserahkan atau yang telah
diselamatkan ini, harus menjalani proses karantina dan rehabilitasi. Sebelum kemudian
dilepasliarkan ke habitat alaminya yang tidak ada populasi orangutan liarnya.
Kenapa harus dengan proses tersebut? Karena kebanyakan orangutan yang diselamatkan
Yayasan BOS masih bayi atau sudah tidak tahu lagi bagaimana menjalani hidup sebagaimana
layaknya orangutan. Orangutan yang sempat jadi peliharaan, sudah terbiasa diajarkan hidup
ala manusia.
Proses rehabilitasi inilah yang akan membawa orangutan - terutama bayi - dan kebanyakan
telah menjadi yatim-piatu itu, kemudian belajar hidup sebagai orangutan sejati, secara
perlahan.Berkaitan dengan status keamanan areal untuk pelepasliaran orangutan, PRO Kalimantan
Timur di Samboja Lestari di tahun 2005, juga aktif bersama pihak terkait lainnya, menyusun
model Pengelolaan Hutan Lindung Gunung Beratus (HLGB) yang berkelanjutan.
Namun tahun 2006 adalah masa transisi bagi Yayasan BOS di Kalimantan Timur, karena
dilakukan pemindahan sarana-prasarana reintroduksi orangutan dari Wanariset ke Samboja
Lestari . Hal ini dilakukan mengingat kondisi Wanariset sudah tidak memungkinkan lagi untuk
menampung orangutan secara layak. Kendati demikian, sambil melakukan persiapan
pemindahan, upaya untuk memperbaiki sanitasi dan penanganan orangutan di sana terus
dimaksimalkan.
Selain reintroduksi orangutan, Yayasan BOS juga memiliki Suaka Beruang Madu [Sunbear
Sanctuary] yang hingga sekarang mencapai 52 ekor jumlahnya. Sejak tahun 1998, YayasanBOS mendapat "titipan satwa" berupa beruang madu (Helarctos malayanus) dari Balai KSDA
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 9/14
9
Kalimantan Timur yang merupakan hasil sitaan ataupun penyerahan masyarakat secara
sukarela, karena Pemerintah belum memiliki fasilitas untuk satwa tersebut.
b. Rehabilitasi Lahan
Program Rehabilitasi Lahan Samboja Lestari merupakan salah satu program yang
dikembangkan oleh Yayasan BOS di Kalimantan Timur. Program ini terletak di Kabupaten
Kutai Kartanegara, Kecamatan Samboja, dan berada di 4 (empat) kelurahan yaitu Kelurahan
Margomulyo, Kelurahan Sei Merdeka, Kelurahan Karya Merdeka, dan Kelurahan
Amburawang Darat serta 1 desa yaitu desa Tani Bakti. Menjadikan kawasan perlindungan
bagi satwa orangutan, beruang madu, serta burung dan satwa lainnya melalui kegiatan
rehabilitasi, reboisasi, persemaian, dan aboretum merupakan salah satu peran serta
Program Rehabilitasi Lahan Samboja Lestari. Luas areal Samboja Lestari sampai dengan akhir
tahun 2009 adalah 1.852,63 ha dan 983,24 ha dari luasan areal tersebut sudah memiliki
Sertifikat Hak Pakai dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Tujuan umum Program Rehabilitasi Lahan Samboja Lestari adalah mengubah lahan-lahan liartanpa kehidupan menjadi hutan subur dan tempat perlindungan satwa liar, terutama bagi
orangutan yang tidak dapat dilepasliarkan di alam karena penyakit, umur yang sudah tua
atau cacat. Secara umum, areal Samboja Lestari ini terbagi ke dalam 9 zona, yaitu:
Arboretum (72 ha), Sekolah Hutan (75 ha), Pulau Orangutan (7 ha), Suaka beruang madu (58
ha), Tanaman tamu (25 ha), Pertanian organik/kompos (1 ha), Bangunan/infrastruktur (3 ha),
hutan kota (50 ha), dan rehabilitasi lahan (1.561,63 ha).
Program rehabilitasi lahan merupakan program utama di kawasan ini. Program Rehabilitasi
Lahan Samboja Lestari memadukan kemajuan teknologi, pengetahuan akademis, penelitian
dan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk memastikan keharmonisan hidup antara
manusia dan alam.
Masyarakat sekitar merupakan pelaku utama kegiatan agroforestry, menyuplai buah-buahanuntuk pakan orangutan. Masyarakat juga terlibat secara langsung dalam kegiatan
operasional seperti penanaman, pemeliharaan tanaman. Program ini juga mengupayakan
alternatif pendapatan masyarakat dari pemanfaatan limbah kayu untuk kerajinan.
2. Central Kalimantan Orangutan Reintroduction Program at Nyaru Menteng
Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah (PRO Kalteng) di Nyaru
Menteng didirikan oleh Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOSF) pada tahun
1999. PRO Kalteng di Nyaru Menteng terletak di Arboretum Nyaru Menteng,
Kalimantan Tengah, sekitar 30 km dari pusat kota Palangkaraya. Pada program ini,
Yayasan BOS bekerja sama dengan instansi berwenang yaitu Balai Konservasi
Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah, Unit Pelaksana Teknis dari
Departemen Kehutanan.
Inti kegiatan PRO Kalteng di Nyaru Menteng adalah kegiatan karantina, rehabilitasi
dan pelepasliaran. Namun, pada kenyataannya PRO Kalteng di Nyaru Menteng juga
melakukan beberapa kegiatan lain seperti memfasilitasi kegiatan rescue
(penyelamatan) dan konfiskasi (penyitaan), yang kewenangannya ada di Balai KSDA.
Sementara untuk mendukung program reintroduksi orangutan khususnya
penyediaan pakan, pada tahun 2002 PRO Kalteng di Nyaru Menteng membeli lahanseluas sekitar 3 hektar di ujung Arboretum. Lahan tersebut merupakan lahan gambut
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 10/14
10
dengan kedalaman antara 1-1,5 meter, dan tergenang air pada waktu musim hujan.
Pada tahun 2004 telah ditanam banyak pohon buah-buahan dan pohon lainnya.
Sekeliling areal ditanami salak sebanyak 500 batang. Namun demikian supply pakan
orangutan (buah-buahan) yang mencapai sekitar 1 ton per hari, sebagian besar
diperoleh dari masyarakat sekitar Nyaru Menteng dan Palangkaraya.
3. Mawas Area Conservation Program
Program Konservasi Kawasan Mawas merupakan program konservasi orangutan,
habitat, dan lingkungannya. Kawasan Mawas, yang meliputi Blok E2 seluas 215.000
ha dan Blok A Utara seluas 94.000 ha merupakan kawasan hutan yang bergambut
tebal, yang kedalaman gambutnya melebihi 3 meter. Menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan, areal yang mempunyai kondisi lahan yang seperti itu adalah
merupakan kawasan lindung (konservasi). Wilayah kerja Program Konservasi
Kawasan Mawas secara administratif mencakup dua Kabupaten (Kabupaten Barito
Selatan dan Kabupaten Kapuas) dan lima Kecamatan, serta 53 desa (termasuk di
dalamnya dusun dan RT), yang terdiri dari sekitar 29.000 Kepala Keluarga (KK).Kondisi Kawasan Mawas, selain bergambut tebal seperti tersebut di atas, juga
terdapat keanekaragaman hayati, yang didalamnya terdapat populasi orangutan
tidak kurang dari 3.000 individu orangutan (hasil penelitian van schaik et al,
Population Habitat Viability Assesment - PHVA). Orangutan (Pongo pygmaeus)
merupakan satwa langka dan dilindungi undang-undang, yang saat ini terancam
punah. Upaya untuk mengkonservasi orangutan telah menjadi perhatian serius bagi
masyarakat dunia, maka Program Konservasi Kawasan Mawas merupakan program
yang amat penting bagi kelestarian orangutan serta habitatnya, termasuk
didalamnya kelestarian keanekaragaman hayati dan lingkungan (hutan) maupun
masyarakat lokal.Yayasan BOS membentuk Program Konservasi Kawasan Mawas dengan tujuan
menunjukkan kepada semua pihak bahwa kita dapat melestarikan ekosistem yang
beraneka ragam dan mengandung karbon tinggi untuk memperlambat perubahan
iklim dunia melalui kerjasama di tingkat Internasional. Yayasan BOS berharap dapat
melindungi 500.000 ha areal hutan gambut di Kalimantan Tengah melalui berbagai
program bersama Pemerintah, terutama Pemerintah Daerah dan masyarakat lokal.
Beberapa manfaat yang tidak dapat dihitung/intangible benefits dari Program
Konservasi Mawas yaitu:
Membantu mengurangi emisi gas rumah kaca di dunia; Secara langsung meningkatkan kepedulian dunia internasional untuk
menyelamatkan species penting (orangutan);
Berpengaruh positif terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar Kawasan
Mawas;
Melaksanakan Konvensi Keanekaragaman Biologi/Convention on Biological Diversity
(CBD), Agenda 21 (climate change, sustainable bussiness development etc.), Konvensi
perdagangan internasional jenis-jenis yang dilindungi (CITES), dan Konvensi Ramsar
untuk perlindungan lahan basah;
Memberikan kesempatan bagi staf pemerintah daerah untuk mendapatkan beasiswa
(dalam dan luar negeri) dengan melakukan penelitian di areal kerja ProgramKonservasi Mawas.
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 11/14
11
4. Program Restorasi Habitat Orangutan (RHO)
Kementerian Kehutanan RI pada tanggal 18 Agustus 2010 mengeluarkan Surat Keputusan
Nomor 464 Tahun 2010 yang memberi ijin Yayasan BOS untuk melepaskan kembali
orangutan rehabilitasi ke lahan konsesi restorasi ekosistem melalui PT. RHOI, di
Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pelepasan kembali
orangutan rehabilitasi akan dimulai awal tahun depan.
Untuk menyukseskan program pelepasan kembali orangutan, Yayasan BOS
membutuhkan dukungan dari para pemangku kepentingan lokal, nasional dan global,
dengan meluncurkan sebuah program bernama Program Restorasi Habitat Orangutan
(PRHO). Tujuan utama Program ini adalah mempercepat persiapan habitat baru bagi
orangutan di lokasi pelepasan kembali.
Program ini akan mulai mengelola restorasi habitat di lokasi hutan alam yang ijin
konsesinya baru saja diperoleh melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:SK/464/MENHUT-II/2010 tanggal 18 Agustus 2010 tentang “Pemberian Ijin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem Dalam Hutan Alam Kepada PT.
Restorasi Habitat Orangutan Indonesia, Atas Areal Hutan Produksi Seluas 86.450 Hektar,
Di Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur”. Konsesi
hutan lainnya juga kini tengah dipertimbangkan untuk dijadikan lokasi pelepasan kembali
orangutan.
Masih ada beberapa area lain yang akan dikelola oleh Program ini, namun masih dalam
tahap pengurusan ijin dari pemerintah RI. Area tersebut, yaitu: eks HPH PT. Tunggal
Pamenang seluas 68.089 hektar, dan eks HPH PT. Narkata Rimba seluas 23.500 hektar.Yayasan BOS juga sedang bekerjasama dengan pemegang ijin HPH PT. Akhates Plywood
untuk membantu melepaskan kembali orangutan di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan
Tengah.
5. Adopsi da Donasi
» Donation
Kami sangat menghargai berapapun donasi yang anda berikan sebagai wujud
kepedulian anda terhadap upaya pelestarian orangutan dan habitatnya.
» Adoption
Ratusan orangutan menjadi Yatim Piatu karena Ibu mereka harus dibunuh terlebih
dahulu untuk mendapatkan mereka. Yayasan BOS bersama dengan Balai Konservasi
Sumberdaya Alam setempat berupaya menyelamatkan Orangutan yang kehilangan
tempat tinggalnya. Orangutan yang berhasil diselamatkan, dibawa ke Pusat
Reintroduksi Orangutan untuk belajar bagaimana bertahan hidup di hutan sebelum
mereka dapat dilepaskan kembali ke habitat alaminya.
Anda dapat mengulurkan tangan dan mengambil bagian dalam misi penyelamatanOrangutan – Yayasan BOS dengan mengadopsi orangutan. Dengan cara ini, Anda dan
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 12/14
12
orang yang Anda kasihi dapat memberikan kontribusi untuk biaya pakan dan perawatan
Orangutan.
Ada dua tipe adopsi yang kami tawarkan:
Shared adoption: satu orangutan dapat diadopsi oleh lebih dari satu adopter baik
secara perorangan maupun kelompok.Kami menawarkan pilihan paket adopsi:
Bronze: 3 bulan masa adopsi dengan biaya Rp 350.000,- (setara dengan USD 40.00);
Silver: 6 bulan masa adopsi dengan biaya Rp 700.000,- (setara dengan USD 80.00);
Gold: 12 bulan masa adopsi dengan biaya Rp 1.400.000,- (setara dengan USD
160.00).
Premium adoption: satu orangutan hanya dapat diadopsi oleh satu adopter, baik secara
perorangan maupun kelompok.Biaya per orangutan per tahun Rp 35.000.000,- (setara
dengan USD 3,500);Minimal masa adopsi 1 tahun;Maksimal sampai orangutan yang
diadopsi dilepaskan kembali ke habitat alaminya (hutan) atau mati.
Adapun visi dan misi dari BOS, yaitu
Visi:
"Terwujudnya kelestarian orangutan Borneo dan habitatnya dengan peran serta
masyarakat"
Misi:
Mempercepat pelepasliaran orangutan ex-situ dan penyediaan habitatnya
Mendorong perlindungan orangutan Borneo dan habitatnya
Meningkatkan keberdayaan masyarakat sekitar
Mendukung kegiatan penelitian dan pendidikan konservasi orangutan Borneo dan
habitatnya
Menggalangkan peran serta para pemangku kepentingan dan mendorong
kemitraan dengan para pihak
Meningkatkan kapasitas lembaga.
Sejarah singkat yayasan BOS
1991
Yayasan Tropenbos di Balikpapan memulai proyek orangutan, bekerja sama dengan
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan RI
1994
Terbentuk Perhimpunan Pecinta Orangutan Balikpapan (The Balikpapan Orangutan
Society )
1998
Berubah menjadi Yayasan Penyelamatan Orangutan Balikpapan (The Balikpapan
Orangutan Survival Foundation )
1999
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 13/14
13
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Demi melestarikan kelangsungan hidup pada orangutan, didirikan sebuah organisasi yang
bernama Yayasan Balikpapan Orangutan Survival atau The Balikpapan Orangutan Survival
Foundation (BOS). BOS membantu reintroduksi orang utan sitaan di Stasiun Penelitian
Wanariset di Kalimantan Timur. Yayasan ini dibentuk ketika Dr. Willie Smits, seorang
ahli ekologi hutan tropis menemukan orang utan di pasar lokal. Yayasan ini mendukung
program pendidikan pada masyarakat pada habitat orangutan liar masih dapat
ditemukan.
5/17/2018 MAKALAH PLH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-plh-55b07df7bbe4e 14/14
14
DAFTAR PUSTAKA
www.orangoetan.nl
www.orangutan.or.id
backup.orangutan.or.id/subcontent-4-7.html
www.kutaikartanegarakab.go.id/.../bos_borneo_orang_utan _survival ...