makalah perilaku dalam organisasi

Upload: fian-zacky-vengaence

Post on 10-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

prilaku dalam organisasi

TRANSCRIPT

  • MAKALAH PERILAKU DALAM ORGANISASI

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. Latar Belakang

    Proses pengendalian manajamen berperan pada suatu orgnisasi. Namun dalam

    prosesnya dipengaruhi oleh faktor manusia. Beberapa karakteristik organisasi yang

    mempengaruhi proses tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku anggota dalam suatu

    organisasi. Suatu organisasi mempunyai tujuan,dan fungsi sistem pengendalian maajemen

    yitu mendorong anggota organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.

    Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan organisasi baik yang berorientasi laba

    maupun nirlaba juga menerangkan masalah keselarasan tujuan masing-masing anggotta

    organisasi terhadap tujuan perusahaan secara keseluruhan. Keselarasan tujuan dalam hal ini

    dipengaruhi oleh siistem informal dan juga sistem formal. Beberapa faktor informal adalah

    dari eksternal dan sebagian dari internal. Faktor internal termasuk didalamnya membahas

    tentang teori motivasi kerja. Pegendalian dicapai oleh bentuk formal. Bentuk pertama adalah

    peraturan (rules) dan bentuk yang kedua adalah cara sitematis perencanaan dan pengawasan.

    Lalu akan diuraikan berbagai bentuk struktur organisasi karena akan berpengaruh pada

    pengendallian manajemen yangg digunakan. Pada bagian terakhir akan diuraikan fungsi

    controller dalam proses pengendalian manajemen.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. KESELARASAN TUJUAN

  • Tujuan pokok sistem pengendalian manajemen adalah menjamin sebisa mungkin

    adanya keselarasan tujuan dari masing-masing anggota ke arah tercapainya tujuan

    perusahaan. Keselarasan tujuan dalam suatu proses berarti tindakan-tindakan yang

    mengarahkan setiap anggota untuk menyelaraskan tujuan pribadinya masing-masing sesuai

    dengan kepentingan perusahaan.

    Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan

    Keselarasan tujuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang biasa disebut dengan faktor

    informal dan formal. Faktor informal bisa berbentuk aspek eksternal dan bisa berbentuk

    aspek internal. Aspek eksternal adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang pada

    kehidupan masyarakat dimana perusahaan merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri. Hal

    ini biasa disebut etos kerja yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi,

    keuletan, semangat, dan kebanggan yang dimiliki oleh pegawai dalam menjlankan tugas

    secara tepat waktu. Beberapa sikap tersebut bersifat lokal yaitu spesifik untuk kota atau

    wilayah dimana organisasi beroperasi.

    Aspek-aspek internal yang mempengaruhi keberhasilan pengendalian manajemen adalah

    sebagai berikut:

    1. Budaya

    Budaya yang dimaksud disini adalah aturan atau kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan

    atau sering juga disebut iklim kerja. Iklim kerja ini bisa berbentuk sikap, norma, hubungan

    kerja dan asumsi yang secara eksplisit ataupun implisit diterima dan berlaku bagi seluruh

    anggota organisasi.

    2. Gaya manajemen

    Aspek internal yang juga terpenting adalah Gaya Manajemen, termasuk sikap pimpinan

    terhadap pengendalian. Sikap pimpinan biasanya juga tercermin dalam sikap bawahan. Tidak

    ada satu bentuk pun ben

    3. Organisasi Informal

  • Organisasi Informal yang dimaksudkan disini adalah adanya hubungan kerja secara informal

    antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga setiap orang akan mengerti arah mana

    yang akan dituju perusahaan.

    4. Persepsi dan Komunikasi

    Perintah yang diterima oleh seorang bawahan dari atasannya bisa saja tanggapannya berbeda.

    Kesalahan persepsi setiap saat bisa terjadi, dan jika tidak ditangani dengan baik maka bisa

    merugikan kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Untuk itulah diperlukan cara

    komunikasi yang efektif yang memungkinkan informasi yang disampaikan tidak salah

    diterima oleh pihak yang menerima.

    5. Kerjasama dan konflik

    Suatu organisasi berusaha menjaga keseimbangan yang tepat antara kekuatan yang

    menimbulkan konflik dan yang menimbulkan kerjasama. Beberapa konflik memang

    diinginkan. Konflik yang menghasilkan persaingan diantara pegawai untuk kenaikan pangkat

    atau berbagai bentuk kompensasi adalah menyehatkan. Bentuk kerjasama tertentu juga

    penting. Disinilah perlunya system pengendalian manajemen yang handal yang

    memungkinkan minimisasi konflik dan menciptakan kerjasama yang baik.

    B. TEORI MOTIVASI KERJA

    Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan

    individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan organisasi.

    Motivasi yang ada pada seseorangg padda gilirannya akan mewujudkan suatu perilaku yang

    diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Beberapa teori motivasi yang dikenal

    dapat diterapkan dalam organsisasi. Beberapa teori yang dikenal adalah sebagai berikut:

    1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

    Teori ini dikemukakan sejak tahun 1943. Isi pokok dari teori ini menjelaskan suatu

    hierarki kebutuhan yang menunjukan adanya lima tingkatan keinginan dan kebutuhan

    manusia, yaitu:

  • Kebutuhan fisiologis. Merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia,

    seperti: rasa lapar, haus, tidur, dan sebagainya.

    Kebutuhan Keamanan. Merupakan kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan

    dari bahaya, ancaman, dan perampokan ataupun pemecatan dari pekerjaan.

    Kebutuhan Sosial

    Merupakan kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang

    lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam satu kelompok, rasa kekeluargaan,

    persahabatan dan kasih sayang.

    Kebutuhan Penghargaan

    Merupakan kebutuhan akan status dan kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan prestasi.

    Kebutuhan Aktualisasi Diri

    Merupakan kebutuhan pemenuhan diri, untuk memperguanakan potensi diri, aktivitas diri,

    pengembangan diri semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang

    cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri.

    Dari sudut pandang motivasi, teori ini mengatakan meskipun tidak pernah ada kebutuhan

    yang pernah dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang pernah terpenuhi secara

    substansial tidak lagi menjadi motivasi. Jadi jika ingin memotivasi seseorang, menurut

    Maslow, perusahaan perlu mengetahui anak tangga yang mana seseorang itu berada, sehingga

    dapat ditetukan jenis kebutuhan yang harus diberikan.

    2. Teori Dua Faktor Herzberg

    Herzberg tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang mempengaruhi

    perilaku adalah:

    Hygiene factor. Faktor ini berkaoitan dengan konteks kerja dan arti lingkunagn kerja

    bagi individu. Faktor-faktor higienis yang dimaksud adalah kondisi kerja, dasar

    pembayaran (gaji), kebijakan organisasi, hubungan antar personel, dan kualitas

    pengawasan.

  • Satisfier factor. Faktor pemuas yang dimaksud berhubungan dengan isi kerja dan

    definisi bagaimana seseorang menikamati atau merasakn pekerjaannya. Faktor yang

    dimaksud adalah prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan kesempatan untuk

    berkembang.

    3. Teori Pengharapan Vroom

    Teori ini terdiri dari unsur-unsur Expectency, Instrumentality, dan Valence. Expectency

    adalah hubungan dimana seseorang mempercayai antar usaha dan kemampuan dengan

    hasilnya diukur dalam sistem pengukuran prestasi organisasi (Hubungan upaya-Kinerja).

    Instrumentality adalah hubungan antara kinerja yang diukur dengan hasil yang diharapkan

    untuk individu (Hubungan Kinerja-Ganjaran). Sedangkan Valence adalah nilai dimana

    seseorang menugaskan pada hasil yang disediakan untuk individu dari organsisasi sebagai

    hasil pengukuran prestasi normal (Hubungan Ganjaran-Tujuan).

    C. SISTEM PENGENDALIAN FORMAL

    Sistem tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sistem pegendalian manajamen dan

    peraturan (rules).

    Peraturan (rules)

    Istilah rules dalam hal ini menunjukkan semua bentuk pengendalian dan instruksi formal.

    Peraturan atau rules termasuk: instruksi yang ada, praktik-praktik yang dilakukan, job

    diskripsi, prosedur-prosedur operasi standar, petunjuk pelaksanaan (manual), dan kode etik.

    Beberapa bentuk dari peraturan (rules) seperti yang telah disebutkan dapat dijelaskan sebagi

    berikut:

    Pengawasan Secara Fisik (Physical Controls). Termasuk didalamnya adalah penjaga

    kemanan, password dikomputer, TV monitor atau alat fisik lain yang bertugas

    mengawasi setiap orang.

  • Petunjuk Pelaksanaan (Manual). Adalah aturan-aturan tertentu yang harus dijalankan.

    Seiring dengan berjalannya waktu beberapa aturan mungkin ketinggalan zaman

    sehingga secara periodik perlu dievaluasi kembali untuk diadakan perbaikan.

    Sistem Pengaman (Safeguard System). Berbagai bentuk pengawsan secara sistematis

    menjamin arus informasinya akurat dan mencegah kesalahan atau kekurangan.

    Sistem Pengendalian Tugas (Task Controls System). Pengendalian tugas adalah proses

    yang menjamin bahwa tugas-tugas spesifikndapat dilaksanakan secara efektif dan

    efisien. Beberapa dari tugas-tugas tersebut dikendalikan dengan menggunakan rules.

    Jika sebuah tugas merupakan tugas yang otomatis, maka sistem akan bekerja sendiri

    secara otomatis melakukan pengendalian.

    Proses Pengendalian Formal

    Proses pengendalian formal meliputi tahap-tahap tertentu yang secara terus menerus

    bekerja dari tahun ke tahun. Tahap ini dimulai dengan penentuan tujuan perusahaan dan

    strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana strategik (strategic plan) disiapkan untuk

    mengimplementasikan strategi tersebut dan semua informasi yang tersedia digunakan untuk

    membuat renccaa ini. Strategic plan kemudian diubah menjadi anggaran tahunan yang

    difokuskan pada perencanaan pendapatan dan biaya untuk pusat-pusat pertanggungjawaban

    secara individual. Pusat-pusat pertanggungjawaban juga diatur dengan sejumlah perturan dan

    informasi lainnya. Pusat-pusat pertanggungjawaban ini kemudian beroperasi melakukan

    kegiatan, dan hasil kegiatan tersebut diukur dan dilaporkan. Hasil sesungguhnya kemudian

    dibandingkan dengan rencana untuk menentukan keberhasilan pusat pertanggungjawaban ini

    dalam melakukan tugasnya.jika pusat pertanggungajawaban tersebut berhasil, maka umpan

    balik berupa hadiah atau penghargaan akan diberikan kepada pusta pertanggungjawaban

    teteapi jika tidak berhasil maka umpan balik digunakan untuk mrlakukan perbaikan pada

    pusat pertanggungjawaban tersebut, dan peraikan yang memunginkan terhadap rencana.

    D. TIPE-TIPE ORGANISASI

  • Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya. Pada

    gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen

    organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya

    organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :

    1. Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungi-fungsi

    yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.

    2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas aktivitas-

    aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai bagian

    independen dari perusahaan.

    3. Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.

    Organisasi-organisasi fungsional

    Bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang

    membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi

    spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang memilki pengetahuan khusus.

    Seorang manajer pemasaran dan seorang manajer produksi yang terampil kemungkinan besar

    akan mampu mengambil keputusan yang lebih baik di bandingkan dengan seorang manajer

    yang bertanggung jawab atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi, seorang spesialis

    yang terampil harus mampu melakukan supervisi atas para buruh yang bekerja dalam bidang

    yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan seorang manajer generalis. Oleh karena

    itu, kelebihan dari struktur organisasi fungsional adalah memiliki potensi untuk bekerja

    secara efisien.selain itu, kegiatan yang sama dalam organisasi fungsional lebih efektif.

    Ada sejumlah kelemahan pada struktur organisasi fungsional, diantaranya :

    1. Terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional secara

    terpisah (seperti manajer produksi dan manajer pemasaran) karena tiap fungsi tersebut

    sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir. Dengan demikian perusahaan

    akan sulit untuk menentukan tanggung jawab terhadap laba kepada manajer setiap

    individual.

    2. Jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang

    melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari fungsi tersebut,

    maka perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi berbeda hanya dapat

  • diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal dari tingkatan

    organisasi yang lebih rendah.

    3. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan

    produk dan pasar yang beragam.

    Unit-unit Bisnis

    Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan masalah-

    masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga disebut sebagai

    divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran

    sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan

    koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang terpisah.

    Kelemahan dari struktur organisasi unit usaha adalah

    1. Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin setiap unit

    bisnis.

    2. Konflik antar bisnis

    3. Kurangnya kerjasama

    Keuntungan dari struktur organisasi unit usaha adalah

    1. Tempat yang cocok untuk latihan manajemen

    2. Divisi lebih memahami pasar dari pada kantor pusat dan bisa bereaksi lebih cepat

    apabila ada ancaman ataupun kesempatan. Sehingga tanggung jawab untuk

    menghasilkan laba yang

    3. diletakkan pada satu orang manajer atau direktur yang diberi tanggung jawab

    Organisasi Matrik

    Merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit bisnis. Setipa unit

    bisnis mempertanggung jawabkan kegiatannya, dan kegiatan setiap unit bisnis dibantu oleh

    beberapa fungsional. Sedangkan setiap fungsi mempertanggung jawabkan kegiatan sesuai

    dengan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa unit bisnis yang dibantu.

    Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggung jawab terhadap

    keberhasilan proyeknya, juga bertanggung jawab terhadap unit-unit fungsional. Masalah

    pengendalian manajemen pada organisasi matrik jelas lebih sulit dibandingkan dengan bentuk

  • organsasi lainnya. Perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan disesuaikan

    dengan sumber daya yang tersedia pada unit-unit fungsional. Koordinasi harus dilakukan

    dengan mempertimbangkan jadwal kegiatan dari beberapa unit sehingga proyek-proyek dapat

    diselesaikan tepat waktu dan tidak ada orang yang tidak bekerja. Pengendalian akan sulit

    manakala tingkat keberhasilan suatu proyek merupakan tanggung jawab dari beberapa

    manajer.

    Implikasi atas Desain Sistem

    Implikasi untuk membentuk sistem pengendalian manajemen tidak terbatas hanya soal

    kriteria saja. Jika hal tersebut merupakan satu-satunya pertimbangan maka bentuk divisi atau

    unit usaha bisa saja dipilih. Masalahnya sistem pengendalian manajemen tidak tergantung

    pada satu kriteria saja. Organisasi fungsional bisa saja lebih baik karena dapat memberikan

    manfaat ekonomis yang lebih besar. Untuk unit bisnis bisaanya sulit mencari seorang yang

    tepat. Demikian juga dengan bentuk organisasi matrik. Dapat disimpulkan sistem yang bagus

    tersebut harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan didiskusikan terlebih dahulu

    dengan pimpinan puncak.

    Jika kemudahan dalam pengendalian merupakan satu-satunya kriteria, maka semua

    perusahaan akan diorganisasikan ke dalam unit-unit bisnis. Hal ini disebabkan karena dalam

    organisasi unit bisnis, setiap manajer unit harus bertanggung jawab untuk meningkatkan

    kemampuan setiap produk yang dihasilkan oleh unitnya guna menghasilkan laba, melakukan

    perencanaan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan elemen-elemen yang berpengaruh

    pada kemampuan

    E. FUNGSI CONTROLLER

    Untuk menjamin keberhasilan sistem pengendlian manajemen diperlukan seorang yang

    mengawasi kegiatan kearaha pencapaian tujuan biasanya disebut controller. Fungsi controller

    adalah:

    Mendesain dan menjalankan informasi dan mengawasi sistem.

    Menyiapkan laporankeuangan dan pelaporan keuangan kepada pemegang sham atau

    pihak lain.

  • Menyiapkan dan menganalisis prestasi dan membantu pimpinan untuk memahami

    laporan, menganalisis proposal anggaran dan program, mengkonsolidasikan rencana

    anggaran masing-masing bagian untuk dijadikan anggaran tahunan.

    Mengawasi prosedur internal dan eksternal audit untuk menjamin faliditas data.

    Membantu mengembangkan kemampuan masing-masing orang dengan cara pelatihan

    yang berhubungan dengan fungsi controller .

    Hubungan Dengan Organisasi Lini

    Fungsi pengawasan adalah fungsi staf. Meskipun seorang kontroler bisaanya bertanggung

    jawab untuk merancang maupun mengoperasikan sistem yang mengumpulkan dan

    melaporkan informasi, pemanfaatan informasi ini adalah tanggung jawab jajaran manajemen.

    Controller tidak membuat ataupun mendorong pihak manajemen untuk mengambil

    keputusan. Tanggung jawab untuk menjalankan pengawasan sesungguhnya berasal dari CEO

    lalu turun ke bawah melalui jalur organisasi lini, yang menggunakan informasi yang

    disediakan oleh controller sehingga controller merupakan staf CEO.

    Seorang controller membuat beberapa keputusan. Pada umumnya, ada beberapa

    kebijakan yang diputuskan oleh manajemen lini. Misalnya, seorang aanggota bagian

    controller memutuskan biaya yang layak atas biaya perjalanan dinas; seorang manajer lini

    lebih suka tidak melibatkan pembicaraan soal biaya yang dihabiskan untuk biaya perjalanan

    dinas.

    Controller memainkan peran yang penting dalam penyiapan rencana strategi dan

    anggaran. Juga bagian controller pada dasarnya bertugas menganalisis laporan kinerja,

    menjamin laporan tersebut akurat, dan meminta perhatian manajer lini atas beberapa tindakan

    yang memerlukan perhatian. Untuk kegiatan seperti ini controller bertindak hampir seperti

    manajer lini.

    Controller Unit Usaha

    Para controller unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas mereka. Pada satu sisi,

    mereka berutang kesetiaan paa controller, corporate, yang memegang tanggung jawab

    operasi sistem pengendalian secara keseluruhan. Disisi lain, mereka juga berutang kesetian

    pada para manajer di unit mereka, yaitu pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan.

  • BAB III

    PENUTUP

    I. Kesimpulan

    Pada awal berdirinya suatu organisasi memiliki berbagai macam tujuan. Tujuan

    paling penting pada perusahaan yag berorientasi laba adalah tingkat keuntungan. Namun

    demikian laba bukan merupakan tujuaan satu-satunya, karena ada tujun lain yaitu

    produktifitas, posisi pasar sikap karyawan, dan lain-lain. Sedangkan pada organisasi nirlaba,

    bertujuan menyediakan jasa.

    Tujuan-tujuan inilah yang akan dicapai perusahaan. Namun dalam pencapaiannya,

    kepentingan masing-masing anggota tetap perlu diperhatikan sehingga akan tercapai

    keselarasan tujuan. dengan demikian dalam sistem pengendalian manajemen harus

    mengupayakan keselarasan tujuan anggota organisasi dan tujuan oraganisasi itu sendiri.

    Sebagai tambahan sistem pengendalian manajeme, ada aturan, pedoman dan prosedur yang

    membantu dalam proses pengendalian

    Perusahaan juga bisa memilih beberapa bentuk struktur organisasi berdasarkan fungsi,

    unit usaha, atau matrix. Pilihan yang tepat akan mempengaruhi desain sistem pengendalian

    manajamenorganisasi bersangkutan. Controller bertanggung jawab atas desain dan operasi

  • sistem pengendalian, tetapi sebagai staf CO, ia tidak mempunyai keputusan manajamen.

    Pelaporan tanggung jawab controller tergantung pada organisasi apakah langsung bertaggung

    jawab pada controller kator pusat atau (jika ia mengawasi sesuatu unit usaha) bertanggung

    jawab kepada manajer unit usaha.

    DAFTAR PUSTAKA

    Halim Abdul, Achmad Tjahjono dan Muh. Fakhri Husein. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen.

    Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

    http://dennyimamazhari.wordpress.com (Jumat, 14 Maret 2014. Pukul 11:00)

    http://dian49e.blogstudent.mb.ipb.ac.id (Jumat, 14 Maret 2014. Pukul 11:00)

    http://firdanisa23319.blogspot.com (Jumat, 14 Maret 2014. Pukul 11:00)