makalah penyuluhan

9
Makalah Divisi Pediatrik Sosial Departemen Ilmu Kesehatan Anak Kesulitan Makan Pada Anak Oleh : Dani Bangun Sakti Hasibuan Nim : 090100002 Pembimbing : Dr. Eka Airlangga Konsultan : Dr. Sri Sofyani, Sp.A(K) Dr. A. Hakmi Lubis,Sp.A Dr. Badai Buana Nasution, M.ked (Ped), Sp.A Dr. Widyastuty, M.ked (ped), Sp.A PENDAHULUAN Pada bayi dan anak sehat makan merupakan kegiatan rutin sehari-hari yang sederhana yaitu mengkonsumsi makanan dengan memasukkan makanan ke dalam mulut dan menelannya, sebagai sumber semua jenis zat-zat gizi yang diperlukan. Makan merupakan salah satu kegiatan biologis yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor fisik, psikologis, dan lingkungan keluarga, khususnya ibu. Jika dilihat dari segi gizi anak, makan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan individu terhadap berbagai macam zat gizi (nutrien) untuk berbagai keperluan metabolisme berkaitan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup, mempertahankan kesehatan dan untuk pertumbuhan dan perkembangan. 1 Pemberian makan pada anak memang sering menjadi masalah buat orangtua atau pengasuh anak. Keluhan tersebut sering 1

Upload: dhani-hs

Post on 25-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

memo waktu dianak

TRANSCRIPT

Makalah Divisi Pediatrik SosialDepartemen Ilmu Kesehatan Anak

Kesulitan Makan Pada AnakOleh: Dani Bangun Sakti HasibuanNim : 090100002

Pembimbing: Dr. Eka AirlanggaKonsultan: Dr. Sri Sofyani, Sp.A(K) Dr. A. Hakmi Lubis,Sp.A Dr. Badai Buana Nasution, M.ked (Ped), Sp.A Dr. Widyastuty, M.ked (ped), Sp.A

PENDAHULUANPada bayi dan anak sehat makan merupakan kegiatan rutin sehari-hari yang sederhana yaitu mengkonsumsi makanan dengan memasukkan makanan ke dalam mulut dan menelannya, sebagai sumber semua jenis zat-zat gizi yang diperlukan. Makan merupakan salah satu kegiatan biologis yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor fisik, psikologis, dan lingkungan keluarga, khususnya ibu. Jika dilihat dari segi gizi anak, makan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan individu terhadap berbagai macam zat gizi (nutrien) untuk berbagai keperluan metabolisme berkaitan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup, mempertahankan kesehatan dan untuk pertumbuhan dan perkembangan.1Pemberian makan pada anak memang sering menjadi masalah buat orangtua atau pengasuh anak. Keluhan tersebut sering dikeluhkan orangtua kepada dokter yang merawat anaknya. Faktor kesulitan makan pada anak inilah yang sering dialami oleh sekitar 25% pada usia anak, jumlah akan meningkat sekitar 40-70% pada anak yang lahir prematur atau dengan penyakit kronik.2Hal ini pulalah yang sering membuat masalah tersendiri bagi orangtua, bahkan dokter yang merawatnya. Penelitian yang dilakukan di jakarta menyebutkan pada anak prasekolah usia 4-6 tahun, didapatkan prevalensi kesulitan makan sebesar 33,6%. Sebagian besar 79,2% telah berlangsung lebih dari 3 tahun. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Banchaun Benjasuwantep dan kawan-kawan di Thailand, masalah makan yang paling umum (28,1%) pada tahun kedua kehidupan dan secara bertahapmenurun selama tahun ketiga dan keempat (masing masing 26,9% dan 19%).3Namun pada bayi yang menolak makanan yang kita berikan, belum tentu tidak mau, mungkin dia belum kenal dengan makanan tersebut. Oleh sebab itu kita harus memperkenalkan makanan tambahan secara bertahap dalam hal bentuk, jumlah, frekuensi dan jenisnya.4

TujuanSebagai sumber informasi untuk masyarakat terutama bagi orangtua tentang kesulitan makan pada anak dan tatalaksananya.

Defenisi Kesulitan MakanMakanan bayi dan anak harus memenuhi persyaratan yaitu kebutuhan zat makanan terpenuhi secara adekuat, yakni tidak berlebihan atau kekurangan, mudah diterima dan dicerna, jenis makanan dan cara pemberian sesuai dengan pemberian kebiasaan makan yang sehat, terjamin kebersihannya dan bebas dari bibit penyakit.4Kesulitan makan pada bayi dan anak Jika bayi atau anak menunjukkan gangguan yang berhubungan dengan Makan atau pemberian makan akan segera mengundang kekawatiran ibu. Keluhan yang biasa disampaikan berbagai macam di antaranya1 :- Penerimaan makanan yang tidak/kurang memuaskan.- Makan tidak mau ditelan.- Makan terlalu sedikit atau tidak nafsu makan.- Penolakan atau melawan pada waktu makan.- Kebiasaan makan makanan yang aneh (pika).- Hanya mau makan jenis tertentu saja.- Cepat bosan terhadap makanan yang disajikan.- Kelambatan dalam tingkat keterampilan makan.- Dan keluhan lain.

Penyebab Kesulitan MakanPenyebab kesulitan makan ini mungkin karena meliputi beberapa jenis masalah makan, misalnya selektivitas makanan dengan rasa, jenis dan tekstur makanan, dan juga kurangnya perkembangan keterampilan makan pada anak. 3Faktor yang merupakan penyebab kesulitan makan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :1- Faktor nutrisi- Faktor penyakit/kelainan organik- Faktor penyakit/kelainan kejiwaan1. Faktor NutrisiBerdasarkan kemampuan untuk mengkonsumsi makanan, memilih jenis makanan dan menentukan jumlah makanan, anak-anak dapat dikelompokkan :- Konsumer pasif : bayi- Konsumer semi pasif/semi aktif : anak balita - Konsumer aktif : anak sekolah dan remaja

a. Pada bayi berusia 0 1 tahunPada bayi umumnya kesulitan makan karena faktor mekanis berkaitan dengan keterampilan makan biasanya disebabkan oleh cacat atau kelainan bawaan pada mulut dan kelainan neuro motorik. Selain itu dapat juga oleh kekurangan pembinaan/pendidikan makan antara lain :- Manajemen pemberian ASI yang kurang benar.- Usia saat pemberian makanan tambahan yang kurang tepat, terlalu dini atau terlambat.- Jadwal pemberian makan yang terlalu ketat.- Cara pemberian makan yang kurang tepat.b. Pada anak balita usia 1 5 tahunKesulitan makan pada anak balita berupa berkurangnya nafsu makan makin meningkat berkaitan dengan makin meningkatnya interaksi dengan lingkungan, mereka lebih mudah terkena penyakit terutama penyakit infeksi baik yang akut maupun yang menahun, infestasi cacing dan sebagainya.c. Pada anak sekolah usia 6 12 tahunPada usia ini berkurangnya nafsu makan di samping karena sakit juga oleh karena faktor lain misalnya waktu/kesempatan untuk makan karena kesibukan belajar atau bermain dan faktor kejiwaan. Kesulitan makan karena faktor kejiwaan biasanya pada anak gadis usia sekitar 10 12 tahun sesuai dengan awal masa remaja. Kesulitan makan mungkin mereka lakukan dengan sengaja untuk mengurangi berat badan untuk mencapai penampilan tertentu yang didambakan. Sebaliknya mungkin terjadi nafsu makan yang berlebihan yang mengakibatkan kelebihan berat yang berlanjut menjadi obesitas.d. Pada anak remaja usia 12 18 tahunKesulitan makan pada usia ini biasanya karena faktor kejiwaan (anoreksia nervosa).

2. Faktor Penyakit / Kelainan OrganikBerbagai unsur yang terlibat dalam makan yaitu alat pencernaan makanan dari rongga mulut, bibir, gigi geligi, langit-langit, lidah, tenggorokan, sistem syaraf, sistem hormonal, dan enzim-enzim. Maka dari itu bila terdapat kelainan atau penyakit pada unsur organik tersebut pada umumnya akan disertai dengan gangguan atau kesulitan makan, untuk praktisnya dikelompokkan menjadi :1a. Kelainan/penyakit gigi geligi dan unsur lain dalam rongga mulutb. Kelainan/penyakit pada bagian lain saluran cerna.c. Penyakit infeksi pada umumnyad. Penyakit/kelainan non infeksi

3. Faktor Gangguan / Kelainan Psikologisa. Dasar teori motivasi dengan lingkaran motivasinyaSuatu kehendak/keinginan atau kemauan karena ada kebutuhan atau kekurangan yang menimbulkan ketidak seimbangan. Orang membutuhkan makanan selanjutnya muncul perasaan lapar karena di dalam tubuh ada kekurangan zat makanan. Atau sebaliknya seseorang yang di dalam tubuhnya sudah cukup makanan yang baru atau belum lama dimakan, maka tubuh belum membutuhkan makanan dan tidak timbul keinginan makan.Hal ini sering tidak disadari oleh para ibu atau pengasuh anak, yang memberikan makanan tidak pada saat yang tepat, apalagi dengan tindakan pemaksaan, ditambah dengan kualitas makanan yang tidak enak misalnya terlalu asin atau pedas dan dengan cara menyuapi yang terlalu keras, memaksa anak untuk membuka mulut dengan sendok. Hal ini semua menyebabkan kegiatan makan merupakan kegiatan yang tidak menyenangkan.b. Anak dalam kondisi tertentu, misalnya anak dalam keadaan demam, mual atau muntah dan dalam keadan ini anak dipaksa untuk makan.c. Suasana keluarga, khususnya sikap dan cara mendidik serta pola interaksi antara orang tua dan anak yang menciptakan suasana emosi yang tidak baik. Tidak tertutup kemungkinan sikap menolak makan sebagai sikap protes terhadap perlakuan orang tua, misalnya cara menyuapi yang terlalu keras, pemaksaan untuk belajar dan sebagainya.

Dampak Kesulitan MakanPedoman Diagnostik dan Statistik Mental Gangguan (DSM IV-TR) menggambarkan gangguan makan pada bayi atau awal anak sebagai gangguan makan yang terus-menerus dan kegagalan untuk menambah berat badan atau kehilangan berat badan setidaknya satu bulan tanpa kondisi medis yang signifikan atau kurangnya makanan tersedia.3Kesulitan makan pada anak-anak ditandai dengan pengurangan berat badan yang tiba-tiba pada bayi atau anak-anak (dibawah 6 tahun) dan perlambatan atau gangguan emosi dan perkembangan sosial serta dapat mengarah pada retardasi fisik dan mental bahkan kematian.2

Tatalaksana Mengatasi Kesulitan MakanKesulitan makan merupakan masalah individu anak sehingga upaya mengatasinya juga bersifat individual tergantung dari beratnya dan faktorfaktor yang menjadi penyebab. Penatalaksanaan kesulitan makan yang berat mencakup 3 aspek yaitu :11. Identifikasi faktor penyebabDapat dengan anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik, bahkan mungkin diperlukan pemeriksaan penunjang. Pada keadaan yang berat mungkin penyebabnya tidak hanya satu faktor (multi faktorial).2. Evaluasi tentang faktor dan dampak nutrisi Wawancara yang cermat, khususnya riwayat pengelolaan makan, jenis makanan, jumlah makanan yang dikonsumsi, makanan yang disukai dan yang tidak, cara dan waktu pemberian makan, suasana makan dan perilaku makan. Pemeriksaan fisik khusus untuk menilai status gizi. Pemeriksaan penunjang bila diperlukan. Pemeriksaan kejiwaan bila diperlukan.3. Melakukan upaya perbaikana. Nutrisi Memperbaiki gangguan gizi yang telah terjadi. Memperbaiki kekurangan makanan yang diperlukan misalnya jenis makanan, jumah makanan, jadwal pemberian makan, perilaku dan suasana makan. Mengoreksi keadaan defisiensi gizi yang ditemukan. Sedapat mungkin diberikan dalam bentuk makanan, bila tidak mungkin baru diberikan dalam bentuk obat-obatan.

b. Upaya mengobati faktor-faktor penyebabKeberhasilan mengatasi masalah kesulitan makan juga tergantung kepada keberhasilan upaya mengobati atau melenyapkan faktor penyebab baik faktor organik maupun faktor psikologis/gangguan kejiwaan. Pada kesulitan makan yang sederhana misalnya akibat penyakit stomatitis atau tuberkulosis akan cepat dapat diatasi. Tetapi untuk kesulitan makan yang berat misalnya pada gangguan perkembangan neuromuskuler, kelainan bawaan misalnya kelainan pada bibir sumbing atau celah langit-langit perlu kerjasama dengan keahlian yang terlibat di antaranya ahli bedah, rehabilitasi medik, psikolog, ahli gizi dan sebagainya.

Kesimpulan1. Kesulitan makan merupakan gejala ketidak mampuan secara wajar dalam memenuhi kebutuhan zat gizi.2. Penyebab kesulitan makan mungkin suatu penyakit tetapi mungkin juga banyak faktor yang terlibat.3. Perlu dilakukan upaya gizi yang sesuai untuk memperbaiki dampak kesulitan makan terhadap gangguan tumbuh kembang dan gangguan gizi.4. Perlu dilakukan upaya melenyapkan/mengobati penyebabnya.5. Mungkin diperlukan pendekatan multi disiplin.

Daftar Pustaka1. Sunarjo, Djoko., 2013. Kesulitan Makan Pada Anak., Jakarta.2. Lasmaria,Lenny.,Dkk.,2011. Kesulitan Makan Pada Anak. Bagian ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS Bandung.3. Benjasuwantep B, Chaithirayanon S, Eiamudomkan Monchutha.2013. Feeding problems in healthy young children: prevalence,related factors and feeding practices.Department of Pediatrics, Faculty of Medicine, Srinakharinwirot University,Thailand. Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3718228/pdf/pr-2013-2-e10.pdf [accessed 20 jan 2014]4. Narendra MB; Sularyo TS; Soetjiningsih; dkk. 2002. Gizi dan Tumbuh Kembang Anak.. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama Tahun 2002. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia5