makalah pengupahan

16
MAKALAH PENGUPAHAN Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Ketenagakerjaan Disusun oleh : Supriyadi 8111413114 M. Faishal Akbar 8111413117 Ayon Diniyanto 8111413146 Endang Nur Ulfah 8111413230 Debora Aswinda Solin 8111414203 Dosen Pengampu : Tri Sulistiyono, S. H., M. H. Pratama Herry Herlambang, S. H., M. H.

Upload: su-pros

Post on 10-Feb-2016

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pengupahan umum

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pengupahan

MAKALAH PENGUPAHAN

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Ketenagakerjaan

Disusun oleh :

Supriyadi 8111413114

M. Faishal Akbar 8111413117

Ayon Diniyanto 8111413146

Endang Nur Ulfah 8111413230

Debora Aswinda Solin 8111414203

Dosen Pengampu :

Tri Sulistiyono, S. H., M. H.

Pratama Herry Herlambang, S. H., M. H.

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2015

Page 2: Makalah Pengupahan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upah merupakan salah satu komponen yang penting dalam sebuah

hungungan kerja antara pengusaha dan pekerja. Upah pada dasarnya merupakan

hak dari seorang pekerja, karena pemberian upah merupakan suatu bentuk

apresiasi atas jasa yang diberikan oleh pekerja. Apresiasi disini bukan hanya

diartikan secara sempit atau sekedar pemberian yang diberikan atas selesainya

suatu tugas. Dalam ketenaga kerjaan upah tidak dapat diartikan sebagai apresiasi

dengan penafsiran sebagai hadiah, namun upah merupakan keadilan yang

diberikan kepada pekerja. Karakteristik upah yang membedakan dengan hadiah

adalah terletak pada penempatan tanggungjawab. Sebagai contoh upah tercipta

karean perjanjian kerja, maka jumlah upah merupakan jumlah tanggung jawab

yang harus dikerjakan oleh pekerja. Dari hubungan inilah pengusaha dan pekerja

melakukan tawar menawar besaran gaji dan tanggungjawab pekerja pada

pengusaha. Ketidak pedulian dan ketidaktahuan pekerja terhadap perjanjian kerja

akan mengakibatkan perjanjian yang tidak seimbang (inequality of bargaining

power) dimana pengusaha mempunyai kekuatan lebih untuk mempengaruhi isi

perjanjian kerja.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi ketidak seimbangan kekuatan

tawar upah pekerja diantaranya adalah penawaran dan permintaan pekerja dan

intektual pekerja. Maka untuk itu dibutuhkan pihak ketiga sebagai penyeimbang

berkaitan dengan upah dalam perjanjian kerja. pihak ketiga tersebut biasa

berbentuk dewan khusus pengawas perlindungan buruh nongovernment dan

pemerintah secara langsung.

Seiring dengan perkembangan intelektual pekerja akan sadarnya hak-hak

yang harus mereka dapat didalam perjanjian kerja maka manuntut pemerintah

sebagai regulator untuk membuat peraturan tentang pengupahan UU No. 13

Tahun 2003 menyebutkan setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan

yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 88 ayat 1).

Page 3: Makalah Pengupahan

Pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan demi melindungi pekerja atau

buruh, dan sebagai standar perusahaan dalam menetapkan besaran upah. Konsep

upah yang layak meliputi: Upah minimum, Dari sinilah tawar menawar antara

pengusaha dan pekerja setidaknya dapat diseimbangkan.

Dengan adanya peraturan pengupahan maka pengusaha dalam

memberikan upah diatur secara jelas dan jika tidak sesuai maka perjanjian kerja

akan batal demi hukum sesuai isi pasal 91 UU No 13 Tahun 2003

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diketahui rumusan masalah dalam

makalah ini adalah :

1. Bagaimana situasi dan kebijakan pengupahan di Indonesia?

2. Bagaimana konsep pengupahan yang layak?

BAB II PEMBAHASAN

A. Situasi dan Kebijakan Pengupahan di Indonesia

Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada

pekerja/buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan

dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu

persetujuan, atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu

perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh termasuk tunjangan, baik

untuk sendiri maupun keluarga (PP. No 8 Th 81). Upah adalah penghailan dalam

bentuk uang dan bentuk lainyang dapat dinilai dengan uang yang diterima tenaga

kerja secara teratur (PP. No. 33. Th. 77)

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya upah

adalah sebagai berikut :

1. Penawaran dan permintaan

Suatu penawaran dari tenaga kerja tinggi karena mempunyai keahlian/skill,

sedang permintaan untuk rekrutannya sedikit maka upah yang ditawarkan

cenderung tinggi, tetapi apabila penawaran rendah/under skill sedang

permintaan banyak, upah cenderung rendah.

Page 4: Makalah Pengupahan

2. Organisasi serikat pekerja

Lemah dan kuatnya serikat pekerja didalam melakukan bergaining akan

mempengaruhi tinggi rendahnya upah.

3. Kemampuan untuk membayar

Meskipun ada tuntutan dari pekerja kalau tidak ada kemampuan membayar

maka upah belum tentu naik, hal ini dikarenakan upah merupakan salah satu

komponen harga produksi yang sangat diperhitungkan oleh seorang

pengusaha.

4. Produktivitas

Upah sebenarnya merupakan imbalan atas prestasi kerja, semakin tinggi

prestasi yang diberikan cenderung naik, tetapi pembakuan prestasi kerja

sampai sekarang belum ada standar resmi sehingga dalam pelaksanaannya

belum terealisasi.

5. Biaya hidup

Lingkungan tempat tinggal akan mempengaruhi kebutuhan hidup seseorang,

dengan biaya hidup tinggi seperti dikota-kota besar upah cenderung tinggi,

tetapi apabila di daerah terpencil upah cenderung rendah.

6. Pemerintah

Kebijakan pemerintah dalam mengeluarkan peraturan ketenagakerjaan juga

dapat mempengaruh tinggi rendahnya upah.

Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin

kompleks, upah masih tetap menjadi persoalan utama di negara berkembang

seperti Indonesia. Keadaan pasar kerja yang dualistis dengan kelebihan penawaran

tenaga kerja dan mutu angkatan kerja yang rendah di satu sisi menyebabkan upah

menjadi issu central dalam bidang ketenagakerjaan.

Kebijakan pengupahan yang ada masih bertumpu pada upah minimum

yang berlandaskan pada kebutuhan hidup layak buruh/pekerja lajang dengan masa

kerja di bawah satu tahun. Belum mencangkup mereka yang sudah bekerja di atas

1 (satu) tahun dan berkeluarga. Perundingan kolektif sebagai alat perjuangan

SB/SP untuk meningkatkan upah dan kesejahteraan buruh, perannya masih sangat

terbatas; bahkan cenderung menurun kuantitas dan kualitasnya. Di sisi lain

Page 5: Makalah Pengupahan

penerapan struktur skala upah masih sangat minim dan belum bersifat wajib (tidak

ada sanksi formal bagi yang belum menerapkannya). Sehingga praktis upah

minimum menjadi upah efektif yang berlaku pada pasar kerja formal terutama

sekali di sector industri padat karya.

Situasi tersebut mendorong SB/SP menggunakan mekanisme upah

minimum untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Upah minimum terus

meningkat setiap tahun seiring meningkatnya upah nominal kesejahteraan (upah

riil) buruh di satu sisi; namun kesempatan kerja di sektor formal semakin terbatas.

Di Indonesia diberlakukan kebijakan pengupahan sebagai berikut

(Soedarjadi, 2008, hlm. 70):

a. Upah Minimum

Upah minimum diartikan sebagai ketetapan yang diartikan sebagai

ketetapan yang dikeluarkan pemerintah mengenai keharusan perusahaan untuk

membayar upah sekuran-kurangnya sama dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL)

kepada pekerja/buruh yang paling rendah tingkatnya, yang merupakan

perlindungan bagi kelompok kerja lapisan bawah yang mempunyai masa kerja

maksimal satu tahun, agar memperoleh upah serendah-rendahnya sesuai dengan

kebutuhan hidup minimum.

Didalam penetapan upah minimum yang ditetapkan setiap tahun

oleh pemerintah bukanlah monopoli Indonesia saja melainkan keberadaannya

sudah diakui di dunia internasional. Tetapi disetiap negara sudah mempunyai cara

dan pola yang berbeda dalam penerapannya sesuai dengan kondisional yang

ada.Internasonal Labour Organizaton (ILO) telah mengeluarkan beberapa

peraturan tentang hal ini dalam konvensi Nomor 131 dan Rekomendasi Nomor

135 Tahun 1970 tentang Penetapan Upah Minimum di negara berkembang.

Indonesia merupakan negara berkembang dan berkepentingan dalam mengatur

upah agar tidak terlalu menyolok kesenjangan dalamdalam penerimaan upah pada

batas level bawah sebagai buruh kasar dengan level atas dalam level pimpinan.

b. Upah lembur

Upah lembur merupakan upah yang diberikan oleh pengusaha

kepada pekerja karena pekerja telah melakukan pekerjaan lebih dari tujuh jam

Page 6: Makalah Pengupahan

dalam sehari atau empat puluh jam dalam seminggu. Dengan suatu ketentuan

bahwa kegiatan lembur hrus dilakukan atas perintah tertulis dari pengusaha dan

disetujui secara tertulis dari pekerja yang bersangkutan (Keputusan Menakertrans

No. 102/Men/VI/2004 Pasal 6 ayat 1)

Ada suatu kewajiban bagi perusahaan untuk mempekerjakan

pekerja dalam melakukan lembur, antara lain :

1) Membayar upah lembur pada pekerja yang melaksanakan kerja lembur

2) Memberikan kesempatan kepada pekerja untuk istirahat secukupnya

3) Memberikan makan dan minum sekurang-kurangnya 1.400 kalori dan

tidak boleh diganti uang

Untuk kerja lembur ini dilaksanakan menurut peraturan paling

banyak 3 jam selama sehari dan 14 jam selama seminggu dengan hitungan per jam

1/173 kali upah sebulan.

c. Upah pembayaran pesangon

Uang pesangon harus diberikan pada pekerja apabila diputuskan

hubungan kerja dan mereka berhak menerimanya sesuai syarat dan ketentuan

yang ada. Lebih lanjut pemerintah telah mengeluarkan peraturan perundang-

undangan yaitu antara lain Kep. Men. Naker No. 150/Men/2000 tentang

Penyelesaian PHK dan Penetapan Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan

Ganti Kerugian di Perusahaan dan Undang-undang No 13 tahun 2013 tentang

Ketenagakerjaan yang memberikan perlindungan pada tenaga kerja.

d. Denda dan potongan

Perusahaan bisa terkena denda karena upah yang biasa dibayarkan

tidak tepat pad waktunya. Hal ini bisa terjadi karena kondisi perusahaan sedang

menurun atau faktor lain yang dapat menyebabkan pembayaran upah tertunda.

Untuk pembayaran upah yang tertunda, perusahaan dapat dikenakan denda

dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Pada hari keempat sampai hari kedelapan terhitung dari seharusnya upah

dibayarkan maka pengusaha berkewajiban untuk membayar denda sebesar

5 % dari upah yang belum dibayar

Page 7: Makalah Pengupahan

2) Sesudah hari kedelapan upah belum juga dibayarkan, maka perusahaan

dapat dikenakan denda tambahan 1% untuk setiap harinya dan maksimal

50% dari upah yang seharusnya diterima

3) Apabila sesudah satu bulan upah dan dendanya belum juga dibayar, maka

perusahaan disamping membayar upah dan denda seperti tersebut diatas

juga harus membayar bunga setiap bulan sama seperti halnya perusahaan

hutang pada bank yang memberi kredit

e. Upah karena tidak masuk kerja karena berhalangan atau melakukan

kegiatan lain

Ada suatu asas yang menyatakan bahwa upah tidak dibayar apabila

pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan atau dalam bahasa asingnya dikenal

dengan no work, no pay tetapi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan

Ketenagakerjaan ada suatu pengecualian, bahwa upah tetap dibayar meskipun

buruh tidak melakukan pekerjaan, antara lain sebagai berikut :

1) Pekerja dalam keadaan sakit yang dapat dibuktikan dengan keterangan

dokter yang berwenang, kepadanya diberikan upah antara lain kurang lebih

selama 1 tahun dengan rincian sebagai berikut :

a) Untuk 4 bulan pertama dibayar 100% dari upah

b) Untuk empat bulan kedua dibayar 75% dari upah

c) Untuk empat bulan dibayar 50% dari upah

d) Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% dari upah sebelum Pemutusan

Hubungan kerja dilakukan oleh Pengusaha

2) Pekerja/buruh dalam keadaan sebagai berikut :

a) Pekerja/buruh menikah, dibayar untuk selama 3 hari

b) Menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 hari

c) Mengkhitankan anaknya dibayar untuk selama 2 hari

d) Membaptiskan anaknya dibayar untuk 2 hari

e) Istri melahirkan/keguguran dibayar untuk 2 hari

f) Istri/suami, orang tua/mertua atau anak/menantu meninggal dunia

dibayar untuk 2 hari

Page 8: Makalah Pengupahan

g) Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia dibayar untuk

selama

B. Konsep Pengupahan yang layak

Berbagai survei yang bergerak dalam bidang pengupahan

menunjukan bahwa tingkat upah minimum tidak dapat memenuhi kebutuhan

hidup yang layak bagi buruh dan masih lebih kecil dari jumlah nyata yang

dikeluarkan oleh buruh untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Karena jika

disesuaikan dengan jumlah pengeluaran maka jumlah pendapatan masih belum

bisa menutup pengeluaran buruh untuk kehidupan sehari-hari yang layak. Selain

rendahnya daya beli upah minimum terhadap kebutuhan hidup, survei ini juga

dijadikan oleh sebagian pengusaha untuk menjadi indikator upah masksimum.

Upah ini tidak lagi diberikan kepada buruh atau karyawan selama satu tahun akan

tetapai bisa sampai sepuluh tahun lebih (Tjandraningsih dan Herawati, 2009).

Oleh karena itu maka diperlukan solusi dalam rangka pembuatan konsep upah

yang layak sehingga akan dapat memenuhi kebutuhan buruh dan juga mempunyai

keuntungan bagi buruh, pemerintah, pegusaha.

Dengan diterapkannya konsep upah yang layak maka diharapkan akan

meningkatkan produktifitas buruh karena sebuah perusahaan akan produktif atau

mempunyai daya saing tinggi manakala buruh atau karyawan juga mempunyai

produktifitas tinggi. Lalu bagaimana konsep upah yang layak yang dapat

menguntungkan bagi semua pihak. Dalam konsep upah yang layak yang

ditawarkan adalah sebuah konsep yang memperhatikan kepentingan buruh dan

pengusaha serta membagi tugas antara pemerintah dan pengusaha. Kemudian juga

serikat buruh dituntut untuk berperan mempertahankan dan meningkatkan kinerja

anggotanga agar mempunyai dasar yang kuat apabila terjadi penyimpangan

terhadap upah yang layak (Tjandraningsih dan Herawati, 2009).

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun

2005 yang menetapkan komponen hidup layak yang akan dipenuhi secara

bertahap. Penahapan yang tertuang dalam peraturan tersebut dapat dijadikan

Page 9: Makalah Pengupahan

sebagai dasar untuk mematangkan konsep upah yang layak. Indonesia juga telah

memiliki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS ketenagakerjaan. BPJS

merupakan perwujudan pemerintah terhadap warga negaranya. Diluncurkannya

BPJS Ketenagakerjaan merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan dan

mendorong jaminan terhadap tenaga kerja. Oleh karena itu maka konsep upah

yang layak adalah konsep yang memeperhatikan antara buruh dan pengusaha.

Dimana peran buruh adalah mempertahankan dan meningkatkan produktifitas

kinerjanya dan peran pengusaha adalah memberikan upah yang sesuai dengan

indikator yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan menambah upah sesuai

dengan tingkat produktifitas kinerja buruh atau pekerja.

Selain itu juga ada pembagian tugas antara pemerintah dan pengusaha.

Pemerintah harus ikut ambil bagian dengan salah satunya adalah ikut memberikan

jaminan sosial serta memberikan aksesnya bagi buruh atau pekerja. Jadi ada

pembagian tugas dan tanggung jawab antara pemerintah dan pengusaha terhadap

jaminan sosial yang mana tidak dibebankan semuanya kepada pengusah

melainkan pemerintah juga harus ikut bertanggung jawab khususnya terkait

jaminan sosial. Kemudian juga terhadap serikat buruh yang mempunyai peran

untuk mempertahankan dan meningkatkan produktifitas kinerja anggotanya agar

dapat menjadi dasar manakala terjadi penyimpangan oleh pihak tertentu. Dengan

adanya konsep tersebut maka semua pihak akan mendapat keuntungan. Buruh

akan lebi sejahtera, pengusaha mendapat keuntungan karena peningkatan kinerja

pekerja dan pemerintah juga ikut mendapat keuntungan karena mampu

mensejahterakan masyarakat.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Page 10: Makalah Pengupahan

Upah memang menjadi tujuan pekerja dalam melakukan pekerjaan.

Pengaturannya tentang upah minimum ditujukan oleh pemerintah sebagai salah

satu bentuk perlindungan bagi pekerja. Kenyataannya upah minimum sampai saat

ini tidak menunjukan kenyataan regulasi yang diinginkan pekerja dan pengusaha.

Didalam UU No 13 Tahun 2003 berisi pokok pengupahan diantaranya definisi

upah, kewajiban pengusaha dalam membeyar upah diatur pula jenis upah,

pengecualian asas no work no pay. Di ada pemberian sanksi denda bagi pengusaha

yang tidak membayarkan upah sesuai waktu yang diperjanjikan ( SE. 01/MEN/82)

Saran

Ada baiknya pasca reformasi ini lakukan penkajian kembali tentang

upah minimum sbagai salah satu bentuk perlindungan upah. Penentuan upah dan

jenjang kenaikan berkala upah sangat memerlukan perubahan. Keterlibatan

pekerja dalam serikat kerja yang mempunyai suara untuk ikut menentukan

besarnya upah dan jenjang upah adalah realisasi dari fungsi sarikat pekerja. Untuk

itulah sangat dibutuhkan reformasi dibidang perlindungan upah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Tjandraningsih, Indrasari dan Herawati Rina. 2009. Menuju Upah Layak: Survei

Upah Buruh Tekstil dan Garmen di Indonesia. Jakarta: Akatiga.

Soedarjadi. 2008. Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia. Yogyakarta : Pustaka

Yustisia

Wijayanti, Astri. 2009. Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi. Jakarta : Sinar

Grafika

Perundang-undangan :

Keputusan Menakertrans No. 102/Men/VI/2004

Keputusan Men. Naker No. 150/Men/2000

Page 11: Makalah Pengupahan

Konvensi ILO Nomor 131 dan Rekomendasi Nomor 135 Tahun 1970 tentang

enetapan Upah Minimum di negara berkembang

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981

Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977

Undang-undang No 13 tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan