sistem pengupahan pekerja dalam perspektif ekonomi …

94
SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus pada UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group di Desa Korowelang Cepiring-Kendal) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Ekonomi Islam Oleh: DEWI LESTARI 112411003 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2015

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM

(Studi Kasus pada UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group

di Desa Korowelang Cepiring-Kendal)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Jurusan Ekonomi Islam

Oleh:

DEWI LESTARI

112411003

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2015

Page 2: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

ii

Page 3: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

iii

Page 4: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “SISTEM PENGUPAHAN

KARYAWAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

(Studi kasus pada UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group di

Desa Korowelang Cepiring-Kendal). Peneliti tertarik melakukan

penelitian ini karena pengupahan pekerja yang dilakukan pada usaha

tersebut atas dasar borongan sesuai dengan ikan yang diproduksi. Pada

usaha tersebut juga belum ada sistem pembagian pekerjaan buruh.

Semua buruh melakukan pekerjaannya dari proses awal hingga proses

akhir. Dengan tidak adanya pembagian pekerjaan tersebut, maka

antara pekerja yang pemalas dengan pekerja yang rajin akan

memperoleh bagian upah yang sama. Upah juga diberikan secara

sepihak tanpa ada kesepakatan dari kedua belah pihak, sehingga ada

salah satu pihak yang dirugika n

Permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana sistem

penetapan upah karyawan pada UMKM Produksi Ikan Teri Salim

Group di Desa Korowelang Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal

dan bagaimana nilai-nilai Ekonomi Islam yang diterapkan dalam

UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis praktek

pengupahan pekerja dalam perspektif Ekonomi Islam. Metode

pengumpulan data penelitian ini yaitu dengan wawancara secara

langsung dan observasi. Analisis data menggunakan pendekatan

Deskriptif dengan menyesuaikan praktek pengupahan yang dijalankan

oleh UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group dengan perspektif

Ekonomi Islam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, praktek bisnis yang

dijalankan UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group mengenai

pengupahan pekerja sebagian belum sesuai dengan Ekonomi Islam.

Karena, majikan tidak menyebutkan besarnya upah yang akan di

peroleh pekerjanya secara jelas sebelum pekerjaan dimulai. Akan

tetapi, upah pekerja sudah diberikan dengan tepat waktu sesuai dengan

perjanjian. Salim Group belum mengikuti konsep adil, karena tidak

ada pembagian pekerjaan. Penetapan upah pekerja juga kurang baik,

karena tidak menetapkan upah sesuai dengan harga produksi juga

belum menetapkan upah sesuai dengan standar Upah Minimum

Kabupaten atau UMK.

iv

Page 5: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

Dalam pandangan Ilmu Ekonomi Islam pengupahan tersebut

belum sesuai, karena masih ada salah satu pihak yang dirugikan.

Seharusnya upah juga disebutkan sebelum pekerjaan dimulai artinya

harus ada perjanjian di awal pekerjaan. Upah juga harus diberikan

secara adil dan layak, sehingga upah tersebut cukup untuk memenuhi

kehidupan pekerja sehari-hari. Kata kunci, upah dan nilai-nilai

Ekonomi Islam.

v

Page 6: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis

menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah

atau pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Dengan

demikian skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang menjadi

bahan rujukan.

Semarang, 07 Juli 2015

Deklarator

Dewi Lestari

112411003

vi

Page 7: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

MOTTO

Dari Jabir r.a. berkata: Rasulullah SAW

bersabda: sebaik-baik manusia adalah

orang yang paling bermanfaat bagi

manusia

vii

Page 8: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

PERSEMBAHAN

Ku pesembahkan rasa syukur penyelesaian skripsi ini kepada

Allah SWT

1. Untuk kedua orang tuaku yang telah banyak berkorban,

hingga aku dapat menyelesaikan study ini. Terima kasih

atas segala do’a yang selalu engkau panjatkan kepada-Nya

untukku.

2. Para guru dan dosen pembimbingku yang telah meluangkan

waktu untuk penulisan skripsi ini sampai selesai.

3. Segenap keluargaku yang telah banyak memberikan kata-

kata untuk memberi motivasi kepadaku.

4. Kakak sepupu yang telah bersedia setiap saat untuk diajak

berdiskusi.

5. Teman-teman dekatku (Aris, Leni, Ani dan Ligaya) yang

selalu mau mendengar setiap keluh kesah dan mau berbagi

ilmu.

6. Teman-teman seperjuangan terutama EI A, kalian Luar

Biasa.

7. Sahabat terdekatku yang selalu sabar menghadapi ego ku,

yang bisa membuat aku tertawa sejenak melupakan beban

yang ada.

viii

Page 9: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin penulis panjatkan puji syukur

kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat dan

nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam penulis curahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW pembawa rahmat untuk semua makhluk dimuka

bumi, beserta keluarga, sahabat dan kita sebagai ummatnya semoga

kelak mendapat pertolongan di hari akhir nanti. Amin

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam

proses penulisan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang

dihadapi. Akan tetapi, berkat kesabaran, kerja keras dan kesungguhan

hati serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung

dan tidak langsung sehingga penulis mempunyai semangat tinggi

untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karen itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak.

Terkhusus kepada:

1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang.

2. Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Islam UIN Walisongo Semarang dan selaku dosen

Pembimbing I.

3. Bapak H. Nur Fatoni, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam

serta Bapak Furqon selaku Sekretaris Jurusan, atas kebijakan yang

dikeluarkan khususnya yang berkaitan dengan penulisan skripsi

ini.

4. Bapak H. Ade Yusuf Mujaddid, M.Ag. selaku dosen Pembimbing

II yang telah memberikan waktu, tenaga dan pemikirannya guna

mendampingi dan menjadi teman diskusi untuk penulis.

5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah

banyak berbagi serta memberikan ilmu kepada penulis.

6. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan dan

mencurahkan segala kemampuannya untuk memberikan fasilitas

ix

Page 10: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

dan memenuhi keinginan penulis. Tanpa semangat dan do’a

mereka mungkin penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi

ini.

7. Bapak Mat Salim dan Bapak Toyib selaku Pimpinan UMKM

Produksi Ikan Teri Salim Group di Desa Korowelang Cepiring-

Kendal serta seluruh karyawannya, yang telah memberikan

informasi terkait dengan apa yang dibutuhkan penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman Ekonomi Islam yang telah bersama-sama mencari

ilmu dan saling memotivasi khususnya keluarga besar EI A

2011(Aris, Ema, Leni, Ani, Ligaya dkk) yang telah memberi

warna di UIN Walisongo Semarang.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-

apa, hanya ucapan terima kasih dan do’a. Semoga jasa dan

kebaikan semua pihak tersebut di catat oleh Allah SWT sehingga

kelak mendapatkan tempat yang paling baik di sisihnya.

Dari penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita

semua. Amin Ya Robbal’Alamin.

Semarang, 07 Juli 2015

Dewi Lestari

112411003

x

Page 11: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................. iii

HALAMAN ABSTRAK ..................................................... iv

HALAMAN DEKLARASI ................................................. vi

HALAMAN MOTTO ......................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ................................... ix

HALAMAN DAFTAR ISI .................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................. 1

B. Rumusan Permasalahan ................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian ................ 4

D. Tinjauan Pustaka ............................................. 5

E. Metodologi Penelitian ...................................... 6

F. Sistematika Penulisan ...................................... 11

BAB II PEMBAHASAN UMUM TENTANG UPAH

A. Pengertian Upah dan Upah Dalam Tinjauan

Ekonomi Islam ................................................ 13

B. Sistem Penetapan Upah Dalam Islam .............. 32

C. Hubungan Kerja Dalam Islam ......................... 44

xi

Page 12: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

BAB III PROFIL UMKM PRODUKSI IKAN TERI SALIM

GROUP DAN SISTEM PENGIPAHAN

A. Profil UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group

1. Sejarah Singkat Berdirinya UMKM Produksi

Ikan Teri Salim Group ............................. 49

2. Letak Geografis Produksi Ikan Teri Salim

3. Group ....................................................... 50

4. Ruang Lingkup Bidang Usaha ................. 50

B. Organisasi dan Manajemen

1. Struktur Organisasi .................................. 51

2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ......... 52

3. Jumlah Tenaga Kerja ............................... 53

4. Jam Kerja ................................................. 55

5. Sistem Pengupahan .................................. 55

C. Proses Produksi

1. Bahan Baku .............................................. 58

2. Uraian Proses Produksi ............................ 58

3. Mesin dan Peralatan ................................. 59

BAB IV ANALISIS SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DI

UMKM PRODUKSI IKAN TERI SALIM GROUP

DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

A. Analisis Sistem Pengupahan di UMKM Produksi

Ikan Teri Salim Group ..................................... 61

xii

Page 13: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................... 71

B. Saran ................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii

Page 14: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengupahan karyawan atau buruh merupakan bentuk

pemberian kompensasi yang diberikan oleh majikan kepada

karyawan. Kompensasi tersebut bersifat financial dan merupakan

yang utama dari bentuk-bentuk kompensasi yang ada bagi

karyawan.1 Karena gaji yang diterima karyawan berfungsi sebagai

penunjang untuk kelangsungan hidupnya, yaitu untuk memenuhi

sandang, pangan, papan, pendidikan dll. Sedangkan bagi

perusahaan, upah yang diberikan kepada karyawan berfungsi

sebagai jaminan untuk kelangsungan produksi perusahaan

tersebut. Maka, hubungan antara pengusaha dengan pekerja harus

terjaga baik dan saling memahami kebutuhan masing-masing.

Majikan harus memberikan upah yang sesuai dengan pekerjaan

dan pekerja bekerja sesuai dengan perjanjian.

Dalam usaha bisnis, produksi merupakan suatu kegiatan

yang dapat menentukan kelangsungan sebuah usaha tersebut.

Setiap usaha harus bersifat produktif, karena kelangsungan sebuah

usaha tergantung pada tinggi rendahnya produktifitas perusahaan.

Jika tingkat produktifitas banyak maka laba yang akan dihasilkan

juga akan banyak begitu juga sebaliknya jika produktifitas usaha

1 Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:

PT. BPFE, 1987, h. 130.

Page 15: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

2

melemah dan barang yang dihasilkan sedikit maka pendapatan

akan sedikit. Banyak sedikitnya produksi dan tingkat keberhasilan

perusahaan karena adanya sumber daya manusia yang berhasil

menangani proses produksi tersebut. Oleh karena itu, karyawan

atau buruh sangat penting bagi perusahaan. Artinya, perusahaan

harus menentukan besarnya upah ataupun gaji dengan sedemikian

rupa sehingga karyawan puas dan perusahaan tidak rugi ataupun

dirugikan.2

Pada dasarnya, manusia dapat hidup lebih baik jika ia mau

berusaha dengan bekerja. Melalui pekerjaan yang ditekuninya ia

dapat memperoleh hasil untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Namun, kurangnya lapangan pekerjaan di daerah pedesaan

membuat tingginya tingkat pengangguran.

Dalam dunia modern seperti saat ini, persaingan untuk

mendapatkan pekerjaan sangat ketat. Tingkat pendidikan dan

kemampuan sangat dibutuhkan. Banyak orang yang memiliki

modal tapi tidak bisa menggunakannya untuk usaha. Dan banyak

pula orang yang tidak mempunyai modal tetapi mempunyai

kemampuan untuk melakukan usaha. Oleh sebab itu, manusia

sebagai makhluk social tidak bisa hidup sendiri. Mereka harus

bekerjasama satu sama lain untuk dapat menciptakan suatu

hubungan timbal balik yaitu antara pemilik modal dengan yang

membutuhkan pekerjaan.

2 Ibid.

Page 16: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

3

Dengan adanya kerjasama antara pemilik modal dengan

pekerja, maka pekerja akan mendapatkan upah dari hasil

pekerjaannya. Pengusaha dapat mendapatkan laba dari hasil usahanya

dan pekerja mendapatkan upah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Namun, terkadang pengusaha dan pekerja kurang memahami tata cara

pengupahan dan upah yang sesuai dengan Ilmu Ekonomi Islam.

Sehingga, dalam sebuah pekerjaan terdapat pihak yang dirugikan.

Pada produksi Ikan Teri Salim Group yang berada di Desa

Korowelang, karyawan akan mendapatkan upah perminggu

berdasarkan jumlah ikan yang tersedia untuk diproduksi. Namun,

dalam proses produksi pekerja melakukan pekerjaannya dari proses

awal sampai akhir tanpa adanya pembagian pekerjaan secara pasti.

Tidak adanya pembagian pekerjaan tersebut maka antara pekerja yang

pemalas dengan yang rajin akan memperoleh bagian upah yang sama.

Dengan sistem pengupahan yang dilakukan di Produksi Ikan Teri

Salim Group tersebut ada nilai positif dan negatifnya bagi buruh

maupun yang mempekerjakannya.

Dari latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik

untuk meneliti sistem pengupahan yang dilakukan pada Produksi Ikan

Teri Salim Group yang berada di Desa Korowelang dalam pandangan

Ekonomi Islam, dengan judul penelitian: “Sistem Pengupahan

Karyawan Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada

UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group di Desa Korowelang

Cepiring-Kendal)“.

Page 17: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

4

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas,

maka rumusan masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem penetapan upah karyawan pada Produksi

Ikan Teri Salim Group di Desa Korowelang Cepiring ?

2. Bagaimana bentuk nilai-nilai Ekonomi Islam yang diterapkan

dalam UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group?

C. Tujuan Dan Manfaat Hasil Penelitian

Tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui proses penetapan upah yang dilakukan

pada UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group di Desa

Korowelang Cepiring-Kendal.

2. Untuk mengetahui keselarasan praktik bisnis yang dijalankan

pada Produksi Ikan Teri Salim Group di Desa Korowelang

dengan aturan Ekonomi Islam dalam sistem pengupahan.

Manfaat penelitian adalah:

1. Bagi mahasiswa, diharapkan berguna untuk menambah ilmu

pengetahuan dan diharapkan juga untuk memahami bisnis yang

sesuai dengan syariah.

2. Bagi UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group di Desa

Korowelang Cepiring-Kendal diharapkan dapat memberikan

informasi sebagai pertimbangan untuk menetapkan upah yang

wajar sesuai dengan kaidah Ekonomi Islam.

Page 18: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

5

D. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini, penulis bukanlah yang

pertama membahas tentang upah. Sudah banyak penelitian yang

dilakukan untuk membahas tentang upah, diantaranya yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rian Hidayat dengan judul

“Upah Buruh Harian Lepas Dalam Perspektif Ekonomi Islam

(Studi Kasus pada usaha Karet di Kecamatan Kerumutan

Kabupaten Pelalawan”. Skripsi, Prodi Ekonomi Islam UIN

Sultan Syarif Kasim Riau tahun 2014, bahwa dalam

pengupahan tidak terdapat standarisasi yang ditetapkan oleh

majikan. Upah hanya berdasarkan perbedaan dan penetapan

upah secara turun temurun. Hal tersebut mengakibatkan

pekerja menerima upah masih dikatakan pas-pasan bahkan

belum bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.3

Perbedaan yang meninjol antara skripsi ini dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis yaitu pada studi kasus

penelitiannya.

2. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Tri Lestari dengan

judul “Konsep Standarisasi UMR Dalam Ekonomi Islam Dan

Implementasinya Di Yayasan Pondok Mulya”. Skripsi, Prodi

Muamalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011,

bahwa ketetapan Pondok Mulya dilihat dari sistem Ekonomi

3 Rian Hidayat, “Upah Buruh Harian Lepas Dalam Perspektif

Ekonomi Islam (Studi kasus pada usaha Karet di Kecamamatan Kerumutan

Kabupaten Pelalawan)”, Skripsi Prodi Ekonomi Islam UIN Sultan Syarif

Kasim, Riau 2014.

Page 19: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

6

Islam, dilihat dari sudut pandang: konsep adil dan layak. Adil,

yaitu dengan memberikan upah tepat pada waktu pembayaran

yaitu sebulan sekali, dengan cara perhitungan yang sesuai

dengan semestinya tanpa ada yang dikurangi sesuai dengan

kesepakatan kerja. Layak, dalam hal ini Yayasan Pondok

Mulya dalam memberikan gaji Yayasan telah mengikuti

standar yaitu standar UMR. Namun, belum mampu

menerapkan gaji yang layak dalam memenuhi kebutuhan

karyawan yang cukup pangan, sandang, dan papan, karena

jika dihitung dari besarnya gaji yang telah diterima hal ini

belum mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.4

Perbedaan antara skripsi ini dengan penelitian penulis yaitu

dari segi analisinya. Penelitian yang dilakukan oleh penulis

menggunakan analisis kualitatif sedangkan yang dilakukan

oleh Tri Lestari menggunakan analisis kuantitatif.

E. Metodologi Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada Produksi Ikan Teri Salim

Group yang berada di dekat sungai Bodri Desa Korowelang yang

mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Jenis penelitian

yang dilakukan dengan metode penelitian kualitatif ini meliputi:

jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan

teknik analisis data.

4 Tri Lestari, “Konsep Standarisasi UMR Dalam Ekonomi Islam

Dan Implementasinya Di Yayasan Pondok Mulya”, Skripsi Prodi Muamalah

UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011.

Page 20: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

7

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan

pendekatan deskriptif. Metode ini merupakan metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data

yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi.5 Penelitian

deskriptif merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan

sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil

penelitian yang relevan dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul dari suatu

fenomena yang terjadi.6 Maka dari itu penulis ingin

mendeskripsikan tentang cara pengupahan yang dilakukan

pada produksi ikan teri yang berada di Desa Korowelang

apakah sudah sesuai dengan Prinsip Ekonomi Islam.

2. Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini

peneliti hanya akan meneliti sebagian dari populasi untuk

dijadikan sampel.7 Karena peneliti mempertimbangkan

beberapa hal diantaranya karena keberagaman karakteristik

dari setiap populasi. Mulai dari jenis kelamin, pendidikan dan

factor usia.

5 Suharyadi dan Purwanto, Statistika; Untuk Ekonomi dan Keuangan

Modern,Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat. 2007, h. 23. 6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D), Bandung: ALFABETA, 2010, h. 89. 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 174.

Page 21: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

8

a. Data Primer

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data

primer. Data primer yaitu data yang diperoleh dari

wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang

terkait serta melakukan observasi untuk membahas objek

yang diteliti dari permasalahan yang terjadi di lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian

yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melainkan

melalaui perantara. Penelitian ini menggunakan data

sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku,

majalah, karya ilmiah dan dari dokumen-dokumen yang

digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian.

Data sekunder bermanfaat untuk lebih

memperjelas permasalahan yang diteliti karena

berdasarkan pada data-data sekunder yang telah tersedia.

Data ini juga dapat digunakan sebagai sarana pendukung

untuk memahami masalah yang akan diteliti.

Dengan menggunakan dua sumber data tersebut

diharapkan penulis dapat melakukan proses penelitian

yang dapat memberikan informasi yang jelas terkait

dengan objek permasalahan yang diteliti.

Page 22: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

9

3. Tehnik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan dilakukan

dalam penelitian ini menggunakan tehnik wawancara dan

observasi.

a. Interview (Wawancara)

Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti

yaitu kategori in-depth interview, dimana dalam

pelaksanaannya lebih bebas. Tujuannya yaitu untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana

pihak yang diajak wawancara diminta pendapat serta ide-

idenya untuk menemukan permasalahan.8 Dalam

melakukan wawancara ini, peneliti mendengarkan secara

teliti dan mencatat hal-hal penting yang dikemukakan oleh

narasumber.

Dengan wawancara ini dimaksudkan agar peneliti

dapat menggali informasi secara langsung mengenai cara

pengupahan di Produksi Ikan Teri Salim Group. Adapun

pihak-pihak yang di wawancarai untuk mengetahui

mekanisme pemberian upah karyawan yaitu:

1) Dari pihak pimpinan.

2) Staf yang mengelola keuangan.

3) Karyawan yang bekerja di Produksi ikan teri tersebut

serta dari slip gaji karyawan atau buruh.

8 Sugiyono, Metode…, h. 320.

Page 23: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

10

b. Observasi (Pengamatan)

Untuk memperoleh informasi tentang cara

pengupahan yang dilakukan pada Produksi Ikan Teri

Salim Group penulis melakukan observasi langsung ke

tempat penelitian. Observasi dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui kondisi para pekerja dan pekerjaan

yang dilakukan secara langsung.

Dengan melakukan observasi di lapangan peneliti

akan lebih mampu memahami konteks data dalam

keseluruhan situasi social yang dihadapi. Dengan terjun

langsung di lapangan, peneliti akan mendapatkan

gambaran yang lebih komprehensif karena peneliti tidak

hanya mengumpulkan data tetapi juga akan dapat

merasakan suasana social yang diteliti.

4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis deskriptif dengan menggambarkan objek

penelitian yang sesuai dengan data yang diperoleh di

lapangan. Analisis ini sangat penting dilakukan. Karena

dengan analisis ini akan diketahui apakah praktik pengupahan

karyawan pada UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group

sudah sesuai dengan Ekonomi Islam.

Page 24: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

11

F. Sistematika Penulisan

BAB I. Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri dari: latar belakang masalah,

perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian

dan terakhir sistematika penulisan.

BAB II. Pembahasan Umum Tentang Upah

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan

pengertian tentang upah, upah dalam tinjauan ilmu

Ekonomi Islam dan hubungan kerja dalam Islam.

BAB III. Profil UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group dan

Sistem Pengupahan

Pada bab ini terdiri dari profil dan ruang lingkup,

organisasi dan manajemen, jumlah karyawan, jam

kerja, sistem pengupahan pekerja dan proses

Produksi Ikan Teri Salim Group di Desa

Korowelang.

BAB IV. Analisis Sistem Pengupahan Karyawan Di UMKM

Produksi Ikan Teri Salim Group Dalam Perspektif

Ekonomi Islam

Bab ini bersisi analisis ekonomi Islam dalam

pengupahan karyawan di UMKM Produksi Ikan

Teri Salim Group di Desa Korowelang.

Page 25: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

12

BAB V. Penutup

Pada bab terakhir ini berisi kesimpulan dari

penelitian, saran atau rekomendasi dari peneliti

yang dapat berguna untuk pengembangan usaha

Produksi Ikan Teri Salim Group di Desa

Korowelang.

Page 26: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

13

BAB II

PEMBAHASAN UMUM TENTANG UPAH

A. Pengertian Upah dan Upah Dalam Tinjauan Ilmu Ekonomi

Islam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, upah adalah

uang dan sebagainya yang dibayarkan sebagai balas jasa atau

sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk

mengerjakan sesuatu.9 Sedangkan pengertian upah menurut UU

Ketenagakerjaan dalam Pasal 1 (ayat 1) No. 13 Tahun 2003, Upah

adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam

bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja

kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu

perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-

undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan

keluarganya atas suatu pekerjaan dan/jasa yang telah atau akan

dilakukan.10

Upah adalah harga yang dibayarkan kepada pekerja atas

jasanya dalam produksi kekayaan seperti factor produksi lainnya,

tanaga kerja diberikan imbalan atas jasanya. Dengan kata lain,

upah adalah harga dari tenaga yang dibayar atas jasanya dalam

produksi. Menurut pernyataan Professor Benham yang dikutip

oleh Afzalur Rahman bahwa upah didefinisikan dengan sejumlah

9 Ibid, h. 1787.

10 Undang-undang Ketenagakerjaan, diakses pada tanggal

20/06/2015, pukul 09.45.

Page 27: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

14

uang yang dibayar oleh orang yang memberi pekerjaan kepada

seorang pekerja atas jasanya sesuai perjanjian.11

Menurut Fiqh Mu’amalah upah disebut juga dengan

ijarah. Al-Ijarah berasal dari kata al-ajru arti menurut bahasanya

ialah al-„iwadh yang arti dari bahasa Indonesianya ialah ganti dan

upah.12

Sedangkan ujroh (fee) yaitu upah untuk pekerja. Ujroh

terbagi menjadi dua, yaitu:13

1. Ujroh al-misli adalah upah yang distandarkan dengan

kebiasaan pada suatu tempat atau daerah. Dalam istilah

sekarang disebut dengan UMP.

2. Ujroh Samsarah adalah fee yang diambil dari harga objek

transaksi atau pelayanan sebagai upah atau imbalan.

Idris Ahmad dalam bukunya yang berjudul Fiqh syafi‟I

berpendapat bahwa ijarah berarti upah-mengupah. Dalam buku

tersebut diterangkan bahwa rukun dan syarat upah-mengupah,

yaitu mu‟jir (yang memberi upah) dan musta‟jir (yang menerima

upah), sedangkan Kamaluddin A. Marzuki sebagai penerjemah

Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq menjelaskan makna ijarah

dengan sewa-menyewa. Dari dua buku tersebut ada perbedaan

terjemah kata ijarah dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

11

Afzalur Rahman, Economic Doktrines of Islam, Terj. Soeroyo dan

Nastangin, “Doktrin Ekonomi Islam”, Jilid II, Yogyakarta: PT Dana Bhakti

Wakaf, 1995, h. 361. 12

Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2011, h. 1 13

Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, Cetakan

pertama, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010, h. 871.

Page 28: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

15

Antara upah dan sewa ada perbedaan makna operasionalnya.

Sewa biasanya digunakan untuk benda sedangkan upah digunakan

untuk tenaga.14

Masyarakat akan berkembang dengan lebih pesat bila

terdapat suatu sistem perangsang dengan memberikan imbalan

besar kepada orang-orang yang rajin bekerja. Namun, hal tersebut

tidak berlaku untuk masayarakat Islam. Agama Islam tidak

menonjolkan perangsang kebendaan, karena segala imbalan fisik

dipandang sebagai sarana atau upaya bukan suatu tujuan.15

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa upah adalah

imbalan atas tenaga yang dikeluarkan oleh pekerja yang diberikan

oleh pengusaha atas suatu pekerjaan yang dilakukan dan

dinyatakan dalam bentuk uang. Pemberian besarnya upah yang

dibayarkan pengusaha kepada pekerja sesuai dengan perjanjian

yang telah sepakati diantara kedua belah pihak. Sementara itu,

pihak-pihak yang dapat menentukan upah adalah sebagai

berikut:16

1. Buruh dan pemilik usaha, keduanya bersepakat dalam

menentukannya.

2. Serikat buruh, ini dikarenakan mereka berkompeten dalam

menentukan upah buruh bersama pemilik usaha dengan

14

Suhendi, Fiqih…, h. 1-2. 15

J. T. Salim, Bisnis Menurut Islam Teori Dan Praktek, PT

Intermasa, 1988, h. 11. 16

Baqir Syarif al-Qarasyi, Huququl „Amil fil Islam, Terj. Ali Yahya,

“Keringat Buruh”, Cetakan Pertama, Jakarta: Al-Huda, 2007, h. 250.

Page 29: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

16

syarat kaum buruh memberikan kewenangan kepada mereka

untuk melakukannya.

3. Negara, namun disyaratkan bahwa dalam intervensinya

Negara tidak menghilangkan hak-hak buruh maupun hak-hak

pemilik usaha. Apabila upah telah ditentukan, maka buruh

memiliki kemerdekaan penuh untuk menerima atau

menolaknya tanpa adanya unsure paksaan.

Pada dasarnya Ilmu Ekonomi Islam merupakan suatu ilmu

pengetahuan yang berupaya memandang, meninjau, meneliti yang

pada akhirnya menyimpulkan dan menyelesaikan permasalahan-

permasalahan ekonomi dengan cara-cara Islami, dan cara-cara

Islami tersebut didasarkan atas ajaran agama Islam.17

Islam

memiliki tujuan-tujuan syari’ah (maqasid asy-syari‟ah) serta

petunjuk operasional (strategi) untuk mencapai tujuan tersebut.

Tujuan tersebut selain mengacu pada kepentingan manusia untuk

mencapai kesejahteraan dan kehidupan yang lebih baik, juga

memiliki nilai yang sangat penting bagi persaudaraan dan keadilan

sosioekonomi serta menuntut tingkat kepuasan yang seimbang

antara kepuasan materi dan ruhani.18

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Ekonomi

Islam adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah ekonomi

17

M. Sholahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2007, h. 4. 18

Tim Pengembang Perbankan Syari’ah Institut Bankir Indonesia,

Konsep, Produk Dan Implementasi Operasional Bank Syari‟ah, Jakarta:

Djambatan, 2001, h. 11.

Page 30: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

17

masyarakat dalam perspektif nilai-nilai Islam untuk membantu

merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan

distribusi sumber daya yang langka, yang sejalan dengan ajaran

Islam untuk kesejahteraan manusia. Dengan demikian, Ekonomi

Islam dapat diartikan sebagai ilmu ekonomi yang dilandasi oleh

ajaran-ajaran Islam yaitu al-Quran, as-sunnah sebagai sumber

utama sedangkan ijma’ dan qiyas merupakan pelengkap untuk

memahami al-Quran dan as-sunnah.19

Menurut Metwally, prinsip-prinsip ekonomi Islam secara

garis besar yaitu:20

1. Dalam ekonomi Islam, berbagai jenis sumber daya dipandang

sebagai pemberian atau titipan Tuhan kepada manusia.

2. Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu

termasuk alat produksi dan factor produksi. Kepemilikan

individu dibatasi oleh kepentingan masyarakat dan Islam

menolak setiap pendapatan yang diperoleh secara tidak sah.

3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama.

4. Kepemilikan kekayaan pribadi harus berperan sebagai capital

produktif yang akan meningkatkan besaran produk nasional

dan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya

direncanakan untuk kepentingan orang banyak.

6. Seorang muslim harus takut kepada Allah dan hari kiamat.

19

Ibid. h. 13. 20

Zaenul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari‟ah, Pustaka

Alfabet, 2002, h. 16-18.

Page 31: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

18

7. Seorang muslim yang kekayaannya melebihi ukuran tertentu

(nisab) diwajibkan membayar zakat.

8. Islam melarang setiap pembayaran bunga (riba) atas berbagai

bentuk pinjaman.

Ada perbedaan pendapat yang besar dikalangan ahli

ekonomi, baik dari kalangan Islam maupun dari kalangan non-

Islam mengenai masalah seberapa besar upah seorang pekerja yang

harus diterima atau bagaimana upah tersebut ditetapkan. Sebagian

mengatakan upah ditetapkan berdasarkan tingkat kebutuhan

hidup.21

Dari kalangan non-Islam seperti:

1) Thomas Aquinas berpegang pada gagasan upah yang layak,

berpegang pada gagasan upah “layak” yang biasanya dikaitkan

dengan soal pemerataan. Di lingkungan dunia Islam masalah

moral jauh lebih dipentingkan daripada di dunia Barat, dan

menurut pandangan umum tidaklah adil, bahkan tidak bisa

diterima jika soal moral saja.22

2) Teori Karl Max dalam pengupahan didasarkan pada teori nilai

dan asas pertentangan kelas. Pada dasarnya, pendapat Karl

Marx bahwa hanya buruh yang merupakan sumber nilai dari

jasa buruh atau jumlah waktu kerja yang digunakan untuk

memproduksi suatu barang .

21

Rahman, Economic…, h. 362. 22

Salim, Bisnis…, h. 106.

Page 32: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

19

Pemikiran tentang upah dari kalangan Islam yaitu:

1. Ibnu Khaldun menyatakan bahwa, di dalam Islam upah

ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan, hal tersebut sesuai

dengan pemikiran Ibnu Khaldun yang telah memberi isyarat

bahwa pembagian pekerjaan mengokohkan kembali solidaritas

social.23

Allah menciptakan semua yang ada di dunia ini untuk

manusia. Dan manusia mempunyai bagian dari segala sesuatu

yang ada di dunia ini. Tetapi sekali seseorang telah memiliki

suatu barang, maka orang lain tidak bisa mengambil barang itu

melainkan ia harus memberikan sesuatu yang sama nilainya

sebagai gantinya. Oleh karena itu, maka penghasilan yang

diperoleh orang dari pertukangan merupakan nilai dari kerjanya.

Dalam pekerjaan pertukangan nilai kerja harus ditambahkan

kepada (harga) produksi, sebab dengan tidak adanya kerja maka

tidak aka nada produksi. Maka jelaslah bahwa semua atau

sebagian besar dari penghasilan dan laba menggambarkan nilai

dari kerja manusia.

Nilai setiap orang terletak dalam keahliannya. Artinya,

pertukangan yang dikuasainya adalah ukuran bagi nilainya atau

lebih tepat ukuran bagi nilai tenaga kerja yang menjadi sumber

kehidupannya.24

Untuk itu, upah yang dibayarkan kepada

23

Charles Issawi, An Arab Phylosophy of History Selections From

the Prolegomena of Ibn Khaldun of Tunis, Terj. Mukti Ali, Filsafat Islam

Tentang Sejarah, Jakarta: Tintamas, 1976, h. 23. 24

Ibid. h. 99.

Page 33: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

20

pekerja dapat berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaan dan

tanggungjawabnya.

2. Ibnu Taimiyah juga menyumbangkan pemikiran ekonomi

mengenai kompensasi ekuivalen yang diukur dari nilai

ekuivalennya. Kompensasi tersebut merupakan fenomena yang

baku dan relative bertahan lama karena merupakan suatu

kebiasaan yang mapan, sedangkan just price lebih bersifat

dinamis ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan

penawaran dan juga dipengaruhi oleh keinginan seseorang

terhadap aktivitas bisnis.25

Islam menawarkan suatu penyelesaian yang sangat baik

atas masalah upah dan menyelamatkan kepentingan pekerja dan

para majikan tanpa melanggar hak-hak yang sah dari majikan.

Seorang majikan tidak dibenarkan bertindak kejam terhadap

kelompok pekerja dengan menghilangkan hak sepenuhnya dari

bagian mereka. Upah ditetapkan dengan cara yang paling tepat

tanpa harus menindas pihak manapun.

Untuk itu, upah yang dibayarkan kepada masing-

masing pegawai bisa berbeda berdasarkan jenis pekerjaan dan

tanggung jawab yang dipikulnya. Tanggungan nafkah keluarga

juga bisa menentukan jumlah gaji yang diterima pegawai. Upah

yang di berikan berdasarkan dengan tingkat kebutuhan dan taraf

25

Lukman Hakim, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, Surakarta:

Erlangga, 2012, h. 36.

Page 34: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

21

kesejahteraan masyarakat setempat. Hal tersebut sesuai dengan

Q.S Al-Ahqaf ayat 19 sebagai berikut:

Artinya: “Dan setiap orang memperoleh tingkatan sesuai

dengan apa yang telah mereka kerjakan dan agar

Allah mencukupkan balasan perbuatan mereka dan

mereka tidak dirugikan”.26

Menentukan bentuk dan jenis pekerjaan sekaligus

menentukan siapa pekerja yang akan melakukan pekerjaan

merupakan hal yang sangat penting. Karena hal tersebut agar

dapat diketahui seberapa besar kadar pengorbanan atau tenaga

yang dikeluarkan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan.

Upah dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:27

1. Upah yang telah disebutkan (ajrun musamma)

Syarat upah yang telah disebutkan tersebut harus disertai

dengan kerelaan antara kedua belah pihak yang bertransaksi.

2. Upah yang sepadan (ajrul misti)

Upah yang sepadan ini maksudnya adalah upah yang

sepadan dengan profesinya jika akad ijarah-nya telah

menyebutkan jasa (manfaat) kerjanya.

26

Departemen Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya,

Bandung: ALT Art (j-ART), 2005, h. 504. 27

Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet

Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: Gema Insani, 2002, h.

194.

Page 35: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

22

Dari segi masa kerja yang ditetapkan, transaksi ijarah

dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:28

1) Transaksi ijarah yang hanya menyebutkan takaran

kerja pekerjaan yang dikontrak saja tanpa harus

menyebutkan masa kontrak atau masa kerjanya.

2) Transaksi ijarah yang hanya menyebutkan masa

kerjanya tanpa harus menyebutkan takaran kerjanya.

3) Transaksi ijarah yang menyebutkan masa kerjanya

sekaligus menyebutkan takaran pekerjaannya.

Penjelasan tentang jenis pekerjaan sangat penting dan

diperlukan ketika menyewa orang untuk bekerja sehingga

tidak terjadi kesalahan atau pertentangan. 29

Sedangkan

tentang batasan waktu kerja sangat bergantung pada

pekerjaan dan kesepakatan dalam akad. Dalam prakteknya

sesuai dengan ketentuan undang-undang, bahwa perjanjian

untuk melakukan pekerjaan tersebut dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:30

a. Perjanjian untuk Melakukan Jasa-jasa Tertentu.

Dalam perjanjian untuk melakukan jasa-jasa

tertentu salah satu pihak menghendaki agar pihak lain

melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan pihak yang menghendaki tersebut bersedia

28

Ibid. h.193. 29

Rachmat Syafe’I, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia,

2001, h. 127. 30

Lubis, Hukum…, h. 151-152.

Page 36: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

23

untuk memberikan upah. Biasanya pihak yang

melakukan pekerjaan tersebut adalah orang yang ahli

seperti notaries, pengacara, dokter dll. Lazimnya,

pihak yang melakukan perjanjian tersebut sudah

menentukan tariff untuk suatu pekerjaan yang akan

dilakukannya.

b. Perjanjian Kerja Perburuhan.

Perjanjian kerja atau perburuhan merupakan

perjanjian yang diadakan antara pihak pekerja (buruh)

dengan pihak yang memberikan pekerjaan (majikan).

Lazimnya, pekerja memberikan perintah dan yang

melakukan pekerjaan harus menaati perintah tersebut.

c. Perjanjian Pemborongan Pekerjaan.

Perjanjian pemborongan pekerja adalah suatu

perjanjian yang diadakan oleh pemborong dengan

yang memberikan pekerjaan borongan. Bagaimana

cara pemborong menyelesaikan pekerjaannya tidaklah

penting bagi pihak yang memborongkan. Yang

penting asil pekerjaan yang diserahkan kepadanya

dalam keadaan baik. Biasanya perjanjian

pemborongan selalu dikaitkan dengan jangka waktu.

Adapun yang menjadi syarat sahnya perjanjian kerja

tersebut adalah:31

31

Ibid. h. 153.

Page 37: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

24

1) Pekerjaan yang diperjanjikan termasuk jenis pekerjaan

yang mubah atau halal menurut ketentuan syari’at,

berguna bagi perorangan atau masyarakat.

2) Manfaat kerja yang diperjanjikan dapat diketahui

dengan jelas. Upah sebagai imbalan pekerjaan harus

diketahui dengan jelas. Termasuk jumlahnya,

wujudnya dan waktu pembayarannya.

Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana

upah diatur dan ditetapkan sistem. Pengupahan di

Indonesia pada umumnya didasarkan kepada tiga fungsi

upah yaitu:

a. Menjamin kehidupan yang layak bagi para pekerja

dan keluarganya

b. Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang

c. Menyediakan insentif untuk mendorong peningkatan

produktivitas kerja

Dalam suatu program pengupahan dan penggajian,

terdapat paling sedikit delapan komponen. Kedelapan

komponen tersebut ialah:

1) Organisasi Administrasi Pengupahan dan Penggajian.

Dalam satuan kerja yang menangani kegiatan

pengupahan dan penggajian itu harus dilakukan secara

sistematik sehingga setiap orang mengetahui secara

pasti:

Page 38: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

25

a) Wewenang, tugas dan tanggung jawabnya

b) Saluran pertanggungan jawab yang terbuka

baginya

c) Saluran komunikasi yang dapat digunakannya

d) Jaringan informasi yang harus diperhitungkan

e) Kerja sama yang harus dibina dan

dipeliharanya

f) Sifat koordinasi yang mesti diperhatikan

g) Bidang-bidang yang mungkin terjadi

duplikasi dan tumpang tindih dalam

pelaksanaan.

2) Metode Pembayaran Upah atau Gaji

Pada dasarnya terdapat tiga metode pembayaran

upah atau gaji, yaitu:

a) Pembayaran upah atau gaji berdasarkan

jangka waktu tertentu.

b) Pembayaran upah atau gaji berdasarkan

satuan produksi yang dihasilkan.

c) Kombinasi dari dua metode tersebut.

Pimpinan satuan kerja yang menangani

pengupahan dan penggajian perlu mengetahui

secara mendalam kelebihan dan kekurangan dari

setiap metode. Dalam kondisi yang bagaimana

satu metode tepat untuk digunakan.

Page 39: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

26

3) Struktur Upah dan Gaji

Struktur yang baik adalah struktur yang

mencerminkan rasa keadilan. Salah satu cara yang

lumrah ditempuh untuk mencapai sasaran keadilan

adalah dengan menyusun suatu struktur tugas dalam

organisasi. Adanya struktur tugas yang jelas yang

perlu dipahami dan diterima oleh tenaga kerja yang

melakukan berbagai jenis pekerjaan, akan

memungkinkan pelaksanaan penilaian pekerjaan

dengan obyektif .

4) Program Pengupahan dan Penggajian Sebagai

Perangsang Kerja

Suatu program pengupahan dan penggajian

hendaknya tidak di lihat dan diperlakukan semata-

mata sebagai kompensasi atas waktu, tenaga,

pengetahuan, keahlian dan ketrampilan yang

digunakan oleh tenaga kerja demi kepentingan

organisasi, akan tetapi juga sebagai salah satu cara

untuk merangsang peningkatan kegairahan bekerja.

Dengan kata lain, setiap tenaga kerja perlu memahami

nilai upah dan gaji tidak semata-mata dari segi materi

akan tetapi juga dari segi psikologi kerja.

5) Tambahan Sumber Pendapatan Bagi Tenaga Kerja

Suatu organisasi dapat menempuh berbagai

kebijakan dalam usaha menambah penghasilan para

Page 40: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

27

karyawan. Misalnya bagi organisasi niaga, ada tiga

bentuk yang digunakan untuk menambah sumber

pendapatan tenaga kerja yang terdapat di dalamnya

yaitu:

a. Program pembagian keuntungan perusahaan tidak

hanya dengan para pemilik modal tetapi juga

dengan para karyawan

b. Pemilikan saham perusahaan

c. Pemberian penghasilan tambahan (bonus pada

akhir tahun, masa cuti dan berlibur atas biaya

perusahaan dll)

6) Terjaminnya Sumber Pendapatan dan Peningkatan

Jumlah Imbalan Jasa

Setiap tenaga kerja ingin memperoleh kepastian

bahwa selama dia melakukan tugasnya dengan baik

sesuai dengan berbagai ketentuan dan kebijaksanaan

yang berlaku dalam organisasi, tidak akan terjadi

pemutusan hubungan kerja terhadapnya yang

mengakibatkan hilangnya pekerjaan dan pendapatan

yang tetap.

7) Kompensasi Bagi Kelompok Manajerial

Kelompok manajerial memiliki peranan yang

sangat penting dalam menjalankan roda organisasi.

Pentingnya peranan tersebut melahirkan berbagai

tuntutan yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang

Page 41: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

28

menduduki jabatan manajerial ketimbang tuntutan

yang dipersyaratkan bagi para petugas operasional.

8) Prospek di Masa Depan

Dalam memikirkan dan memperhitungkan

prospek masa depan di bidang sistem pengupahan dan

penggajian, maka perlu menggunakan tiga jenis

orientasi waktu yaitu:

a. Pengetahuan tentang sejarah organisasi.

b. Orientasi masa kini.

c. Orientasi masa depan.

Dengan menggunakan dimensi tiga waktu tersebut,

di samping pengetahuan yang sifatnya teknis mengenai

berbagai segi pengupahan dan penggajian orang yang

bersangkutan akan dapat menyusun rencana dan program

pengupahan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan organisasi dengan memperhitungkan

kebutuhan dan keinginan para karyawan.32

Beberapa cara perhitungan atau pertimbangan dasar

penyusunan upah dan gaji antara lain sebagai berikut:

a. Upah Menurut Prestasi Kerja

Pengupahan dengan car ini langsung mengkaitkan

besarnya upah dengan prestasi kerja yang telah

ditunjukkan oleh karyawan yang bersangkutan.

32

Sondang P. Siagian, Pengembangan Sumber DAya Insani,

Jakarta: Gunung Agung, 1987, h. 92-97.

Page 42: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

29

Berarti bahwa besarnya upah tersebut tergantung pada

banyak sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu

kerja karyawan. Cara ini dapat diterapkan apabila

hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif.

b. Upah Menurut Lama Kerja

Besarnya upah ditentukan atas dasar lamanya

karyawan melaksanakan atau menyelesaikan suatu

pekerjaan. Cara perhitungannya dapat menggunakan

per jam, per hari, per minggu, ataupun per bulan.

Umumnya cara ini diterapkan apabila kesulitan dalam

menerapkan cara pengupahan berdasarkan prestasi

kerja. Kelebihan dan kekurangan cara ini antara lain:

1) Kelemahan

- Mengakibatkan mengendornya semangat

karyawan yang sesungguhnya mampu

berproduksi lebih dari rata-rata.

- Tidak membedakan usia, pengalaman dan

kemampuan karyawan.

- Membutuhkan pengawasan yang ketat agar

karyawan sungguh-sungguh bekerja.

- Kurang mengakui adanya prestasi kerja

karyawan.

Page 43: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

30

2) Kelebihan

- Dapat mencegah hal-hal yang tidak atau kurang

diinginkan seperti: pilih kasih, diskriminasi

maupun kompetisi yang kurang sehat.

- Menjamin kepastian penerimaan upah secara

periodic.

- Tidak memandang rendah karyawan yang

cukup lanjut usia.

c. Upah Menurut Senioritas

Cara pengupahan ini didasarkan pada masa kerja

atau senioritas karena yang bersangkutan dalam suatu

organisasi. Dasar pemikirannya adalah karyawan

senior, menunjukkan adanya kesetiaan yang tinggi

dari karyawan yang bersangkutan. Semakin senior

semakin tinggi loyalitasnya pada organisasi.

Kelemahan yang menonjol dari sistem ini adalah

belum tentu mereka yang senior memiliki kemampuan

yang tinggi atau menonjol dibandingkan dengan

karyawan muda (yunior). Mereka menjadi pimpinan

bukan karena kemampuannya, tetapi karena masa

kerjanya.

d. Upah Menurut Kebutuhan

Cara ini menunjukkan bahwa upah pada

karyawan didasarkan pada tingkat urgensi kebutuhan

hidup yang layak dari karyawan. Upah yang diberikan

Page 44: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

31

adalah wajar apabila dipergunakan untuk memenuhi

kehidupan yang layak sehari-hari (kebutuhan pokok

minimum), tidak berlebihan namun juga tidak

kekurangan.33

Pengertian UMKM sesuai dengan Undang- Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) adalah sebagai berikut:34

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang

perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang

memenuhi criteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

33

Martoyo, Manajemen…, h. 130-131. 34

Undang-undang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM),

diakses pada tanggal 28/06/2015, pukul 09.00.

Page 45: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

32

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar

dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

B. Sistem Penetapan Upah dalam Islam

Di dunia Islam faktor-faktor mikro dan makro ekonomi

sepertinya kurang berperan dalam soal penetapan upah.

Kurangnya mobillitas tenaga kerja, antara perusahaan satu dengan

perusahaan lainnya, ataupun perbedaan jenis pekerjaan yang satu

ke jenis lainnya. Hal ini berarti, jika upah ditawarkan lebih tinggi

sebagai akibat kekurangan tenaga kerja, maka tidak akan terjadi

perpindahan kerja untuk mengisi kekurangan tersebut. Upah

kurang berfungsi sebagai isyarat pasaran efektif, kecuali dalam hal

adanya perbedaan upah yang sangat besar, baik untuk tenaga ahli

maupun yang tidak ahli bahkan perbedaan upah dapat

menyebabkan migrasi internasional. Maka secara umum factor-

faktor penawaran dan permintaan sepertinya tidak berperan

penting, dan masih belum jelas apakah factor-faktor itu akan

berpengaruh besar di segi penawaran walaupun dapat

mempengaruhi sisi permintaannya.35

Menyangkut penentuan upah kerja, syari’at Islam tidak

memberikan ketentuan rinci secara tekstual baik dalam ketentuan

al-Qur’an maupun Sunnah Rasul. Secara umum, ketentuan al-

35

Salim, Bisnis…, h.105.

Page 46: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

33

Qur’an yang ada kaitannya dengan penentuan upah kerja adalah

QS. An-Nahl ayat 90 sebagai berikut:

Artinya: “Allah memerintahkan berbuat adil, melakukan

kebaikan, dan dermawan terhadap kerabat. Ia

melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan

penindasan. Ia mengingatkan kamu supaya

mengambil pelajaran”36

Apabila ayat tersebut dikaitkan dengan perjanjian kerja,

maka dapat dikemukakan bahwa Allah memerintahkan kepada

para pemberi pekerjaan (majikan) untuk berlaku adil, berbuat

baik, dan dermawan kepada para pekerjaannya. Kata “kerabat”

dalam ayat tersebut dapat diartikan “tenaga kerja”, sebab para

pekerja tersebut sudah merupakan bagian dari perusahaan, dan

jika bukan dari jerih payah pekerja tidak mungkin usaha majikan

dapat berhasil. Selain itu, dari ayat tersebut dapat ditarik

pengertian bahwa pemberi kerja dilarang Allah untuk berbuat keji

dan melakukan penindasan (seperti menganiaya). Majikan harus

ingat, jika bukan dari jerih payah pekerja tidak mungkin usaha

majikan dapat berhasil.37

36

Departemen Republik Indonesia, al-Qur‟an dan Terjemahnya,

Bandung: ALT Art (j-ART), 2005, h. 500. 37

Lubis, Hukum…, h. 155.

Page 47: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

34

Sistem penetapan upah dalam Islam diantaranya yaitu:38

1. Upah disebutkan sebelum pekerjaan di mulai

Rasulullah SAW memberikan contoh yang harus

dijalankan kaum muslimin setelahnya, yakni penentuan upah

para pekerja sebelum mereka mulai menjalankan

pekerjaannya. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: Dari Abi Said al Khudri ra. sesungguhnya Nabi SAW

bersabda: “Barang siapa mempekerjakan seorang

pekerja, maka harus disebutkan upahnya” (H.R.

Abdur Razak sanadnya terputus, dan al Baihaqi

menyambungkan sanadnya dari arah Abi Hanifah)

kitab Bulughul Maram dan Ibanatul Ahkam..39

Dalam hadits tersebut Rasulullah telah memberikan

petunjuk, supaya majikan terlebih dahulu memberikan

informasi tentang besarnya upah yang akan diterima oleh

pekerja sebelum ia mulai melakukan pekerjaannya. Dengan

adanya informasi besaran upah yang diterima, diharapkan

dapat memberikan dorongan semangat untuk bekerja serta

38

Hakim, Prinsip-prinsip…, h. 202. 39

Ibid. h. 515-516.

Page 48: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

35

memberikan kenyamanan dalam pekerjaan. Mereka akan

menjalankan pekerjaan sesuai dengan kesepakatan kontrak

kerja dengan majikan.

2. Membayar upah sebelum keringatnya kering

Rasulullah SAW menganjurkan majikan untuk

membayarkan upah para pekerja setelah mereka selesai

melakukan pekerjaannya.40

Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: Dari Ibnu Umar ra. berkata: Rasulullah SAW

bersabda: “Berikanlah upah pekerja sebelum

keringatnya kering”. (H.R. Ibnu Majjah). Dan

pada bab inihadis dari Abi Hurairah ra. menurut

Abi Ya‟la dan Baihaqi, dan hadis dari Jabir

menurut Tabrani semuanya Dhaif.41

Ketentuan tersebut untuk menghilangkan keraguan

pekerja atau kekhawatirannya bahwa upah mereka akan

dibayarkan, atau akan mengalami keterlambatan tanpa adanya

40

Ibid. 41 Kahar Masyhur, Bulughul Maram, Jakarta: PT Rineka Cipta,

1992, h. 515.

Page 49: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

36

alasan yang dibenarkan. Namun, umat Islam diberikan

kebebasan untuk menentukan waktu pembayaran upah sesuai

dengan kesepakatan antara pekerja dengan yang

memperkerjakan.

Dalam kandungan dari kedua hadist tersebut

sangatlah jelas dalam memberikan gambaran bahwa jika

mempekerjaan seorang pekerja hendaklah dijelaskan terlebih

dahulu upah yang akan diterimanya dan membayarkan

upahnya sebelum keringat pekerja kering. Sehingga kedua

belah pihak sama-sama mengerti atau tidak merasa akan

dirugikan.42

Nilai-nilai Ekonomi Islam yang terdapat pada sistem

pengupahan yaitu:43

a. Keadilan

Adil dalam pengupahan yaitu tidak terjadi tindakan

aniaya terhadap orang lain juga tidak merugikan

kepentingannya sendiri, majikan membayar para pekerja

dengan bagian yang seharusnya mereka terima sesuai

dengan pekerjaannya. Dalam perjanjian (tentang upah)

kedua belah pihak diperingatkan untuk bersikap jujur dan

adil , sehingga tidak tejadi tindakan aniaya terhadap orang

42

Edwin Hadiyan, “Sistem Pengupahan Tenaga Kerja Ditinjau Dari

Prinsip Fiqih Muamalah Dan Undang-undang No. 13 tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan”, Jurnal, Dosen Fakultas Syariah Institut Agama Islam

Latifah Mubarokiyah Pondok Pesantren Suryalaya, 2014. 43

Rahman, Economic…, h. 363-364.

Page 50: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

37

lain serta tidak merugikan kepentingan sendiri. Karyawan

atau buruh akan menerima upah adalah untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya sehari-hari atau dengan kata lain

untuk kebutuhan ekonominya.

Dengan adanya kepastian menerima upah ataupun

gaji secara periodik, berarti adanya jaminan “economic

security”-nya beserta keluarga yang menjadi

tanggungannya.44

Oleh karena itu, al-Qur’an

memerintahkan kepada majikan untuk membayar para

pekerja dengan bagian yang seharusnya mereka terima

sesuai kerja mereka, dan pada saat yang sama dia telah

menyelamatkan kepentingannya sendiri. Prinsip tersebut

tercantum dalam QS. Al Jaatsiyah ayat 22 sebagai

berikut:45

Artinya: “Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan

tujuan yang benar dan agar dibatasi tiap-tiap

diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan

mereka tidak akan dirugikan”.46

44

Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Insani, Yogyakarta:

PT BPFE, 1987, h. 129. 45

Rahman, Economic…, h. 363-364. 46

Departemen Republik Indonesia, al-Qur‟an dan Terjemahnya,

Bandung: ALT Art (j-ART), 2005, h. 500.

Page 51: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

38

Setiap manusia akan mendapatkan imbalan dari

apa yang telah dikerjakannya dan masing-masing tidak

akan dirugikan. Ayat diatas menjamin tentang upah yang

layak kepada setiap pekerja sesuai dengan tenaga yang

dikeluarkan dalam proses produksi. Sementara majikan

harus menerima keuntungannya sesuai dengan modal dan

tenaganya terhadap produksi.

Jika para pekerja tidak menerima upah secara adil

dan pantas, maka dampaknya tidak hanya akan

mempengaruhi daya beli yang akhirnya juga akan

mempengaruhi standar penghidupan pekerja serta

keluarganya. Disamping itu, ketidakadilan terhadap

golongan pekerja akan menyebabkan rasa tidak senang dan

kekacauan dikalangan mereka dan bisa menimbulkan aksi

terhadap industri dalam bentuk aksi pemogokan kerja.47

Adil dapat digolongkan menjadi empat yaitu:48

1) Keadilan Eksternal

Keadilan tersebut mengacu pada bagaimana

rata-rata gaji suatu pekerjaan dalam satu perusahaan

dibandingkan dengan rata-rata gaji di perusahaan lain.

47

Wuryanti Koentjoro, “Upah Dalam Perspektif Islam, Jurnal,

Fakultas Ekonomi Unissula Semarang, 2011. 48

Paramita Rahayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi

Kesepuluh Jilid 2, Indonesia: PT Indeks, 2011, h. 54.

Page 52: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

39

2) Keadilan Internal

Keadilan internal adalah seberapa adil tingkat

pembayaran gaji, bila dibandingkan dengan pekerjaan

lain dalam perusahaan yang sama (misalnya, apakah

manajer penjualan dibayar adil bila dibandingkan

dengan gaji manajer produksi?).

3) Keadilan Perorangan

Keadilan perorangan adalah keadilan

pembayaran perorangan dibandingkan dengan

penghasilan rekan kerjanya dengan pekerjaan yang

sama dalam perusahaan, berdasarkan kinerja

perorangan.

4) Keadilan Procedural

Keadilan procedural adalah keadilan dalam

proses dan prosedur yang digunakan untuk mengambil

keputusan berkenaan dengan alokasi gaji.

Keadilan di dalam Islam dikategorikan menjadi dua

yaitu:49

a) Adil Bermakna Transparan

Artinya, sebelum pekerja dipekerjakan harus

dijelaskan dulu bagaimana upah yang akan

diterimanya. Hal tersebut meliputi besarnya upah dan

tata cara pembayarannya.

49

Sholihin, Buku…, h. 871-874.

Page 53: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

40

b) Adil Bermakna Proporsional

Adil bermakna proporsional artinya, pekerjaan

seseorang harus dibalas menurut berat pekerjaan

tersebut.

Berdasarkan prinsip keadilan, upah dalam

masyarakat Islam akan ditetapkan melalui negosiasi

antara pekerja, majikan dan Negara. Dalam

pengambilan keputusan tentang upah maka

kepentingan pencari nafkah dan majikan akan

dipertimbangkan secara adil.50

Upah akan mengalami

perbedaan dengan adanya perbedaan nilai jasanya,

bukan perbedaan jerih payah atau tenaga yang

dicurahkan. Sementara itu, jerih payah (tenaga)

tersebut secara mutlak tidak pernah dinilai dalam

menentukan besarnya upah. Meskipun benar bahwa

jasa dalam suatu pekerjaan adalah karena hasil jerih

payah (tenaga), namun yang diperhatikan adalah jasa

(manfaat) yang diberikan dan bukan sekedar

tenaganya, meskipun tenaga tersebut diperlukan. Oleh

karena itu, dalam transaksi ijarah harus diperhatikan

tenaga yang dicurahkan oleh para pekerja sehingga

para pekerja tersebut tidak merasa dibebani dengan

pekerjaan yang berada di luar kapasitasnya.51

50

Ibid. h. 365. 51

Yusanto dan Widjayakusuma, Menggagas…, h. 194.

Page 54: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

41

Jadi, dalam pandangan ekonomi Islam pengusaha

harus membayar upah para pekerja dengan bagian yang

sesuai dengan pekerjaannya. Dalam perjanjian (tentang

upah) antara majikan dan bekerja harus bersikap jujur dan

adil dalam setiap urusannya. Apabila majikan memberi

upah secara tidak adil, maka dia dianggap telah

menganiaya pekerjanya. Dalam memberikan upah,

pengusaha atau majikan harus mempertimbangkan upah

pekerjanya secara tepat tanpa harus menindas pihak

manapun, baik dirinya sendiri maupun pihak pekerja.

b. Kelayakan

Upah yang layak ditunjukkan dengan pembuatan

undang-undang upah minimum di sebagian besar Negara

Islam. Namun, terkadang upah minimum tersebut sangat

rendah, hanya sekedar memenuhi kebutuhan pokok saja.

Namun rupanya setiap pemerintah Negara Islam merasa

bahwa paling tidak mereka harus mendukung gagasan

upah minimum tersebut mengingat suasana moral yang

berlaku.52

Agar dapat menetapkan suatu tingkatan upah

yang cukup Negara perlu menetapkan terlebih dahulu

tingkat upah minimumnya dengan mempertimbangkan

perubahan kebutuhan dari pekerja golongan bawah dan

52

Salim, Bisnis…, h. 107.

Page 55: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

42

dalam keadaan apapun tingkat upah tersebut tidak akan

jatuh.53

Untuk mempertahankan suatu standar upah yang

sesuai, Islam telah memberikan kebebasan sepenuhnya atas

mobilisasi tenaga kerja. Disamping itu, memberi

kebebasan sepenuhnya kepada pekerja untuk memilih jenis

pekerjaan yang dikehendakinya. Demi kemakmuran dan

kemajuan Negara, maka perlu untuk menyusun kembali

sistem upah sesuai dengan ajaran Rasulullah untuk

menentukan upah minimum.54

Sudah menjadi kewajiban

majikan untuk menentukan upah minimum yang dapat

menutupi kebutuhan pokok hidup termasuk makanan,

pakaian, tempat tinggal dan lainnya sehingga pekerja akan

memperoleh suatu tingkatan kehidupan yang layak.

Secara empiris ada tiga komponen yang dianggap

mempengaruhi besarnya upah minimum yaitu:

1) Kebutuhan Fisik Minimum (KFM)

Kebutuhan fisik minimum adalah kebutuhan

pokok seseorang yang diperlukan untuk

mempertahankan kondisi fisik dan mentalnya agar

dapat menjalankan fungsinya sebagai salah satu factor

produksi. Nilai kebutuhan fisik minimum

mencerminkan nilai ekonomi dari barang dan jasa yang

53

Rahman, Economic…, h. 365. 54

Wuryanti Koentjoro, “Upah Dalam Perspektif Islam, Jurnal,

Fakultas Ekonomi Unissula Semarang, 2011.

Page 56: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

43

diperlukan oleh pekerja dan keluarganya dalam jangka

waktu satu bulan. Barang dan jasa tersebut dibagi dalam

lima kelompok barang yaitu: (a) makanan dan

minuman; (b) bahan bakar dan alat penerangan; (c)

perumahan dan peralatan dapur; (d) sandang atau

pakaian; (e) lain-lain termasuk di dalamnya (biaya

untuk transportasi, rekreasi, obat-obatan, sarana

pendidikan dan sebagainya).

2) Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks harga konsumen merupakan petunjuk

mengenai naik turunnya harga kebutuhan hidup.

Naiknya harga kebutuhan hidup tersebut secara tidak

langsung mencerminkan tingkat inflasi. IHK dihitung

setiap bulan dan setiap tahun dinyatakan dalam bentuk

prosentase.

3) Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Pertumbuhan ekonomi daerah mencerminkan

keadaan perekonomian di suatu daerah. Keadaan

tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan dan kondisi

perusahaan yang beroperasi di daerah yang

bersangkutan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan

perekonomian di suatu daerah semakin besar pula

kesempatan perusahaan untuk berkembang di daerah

yang bersangkutan.55

55

Ibid. h. 152-153.

Page 57: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

44

Upah yang sesungguhnya akan berubah berdasarkan

undang-undang persediaan dan permintaan ketenagakerjaan yang

tentunya akan dipengaruhi oleh standar hidup sehari-hari dari

kelompok pekerja. Menjadi kewajiban bagi setiap orang-orang

yang beriman berusaha untuk berperan serta dalam membantu

mengadakan perubahan terhadap keberadaan sistem upah yang

tidak Islami dan tidak adil serta menggantinya dengan suatu

sistem upah yang adil.56

Penetapan upah karyawan dalam Islam didasarkan dengan

prinsip keadilan dan upah yang layak. Adil berarti upah yang

diberikan kepada pekerja sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan

untuk menyelesaikan pekerjaannya. Upah diberikan secara layak

berarti upah yang diterima pekerja cukup untuk memenuhi

kehidupan sehari-hari. Mengenai pemikiran upah layak, maka

pemerintah menetapkan upah minimum pekerja atau buruh.

Dengan adanya upah minimum maka pemerintah dapat

mempertimbangkan upah sesuai dengan perubahan kebutuhan

para buruh.

C. Hubungan Kerja Dalam Islam

Dalam sebuah lingkungan pekerjaan hubungan kerja

antara majikan dan buruh harus dijaga dengan baik. Karena jika

diantara majikan dan buruh tidak terjalin dengan baik maka akan

terjadi konflik dalam sebuah hubungan pekerjaan. Islam

56

Rahman, Economic..., h. 380.

Page 58: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

45

menghubungkan keduanya dalam jalinan persahabatan dan

persaudaraan, dengan cara tersebut maka tidak akan terjadi

benturan dalam kepentingan masing-masing. Di dalam sebuah

lingkungan pekerjaan maka sangat dibutuhkan adanya rasa saling

percaya, niat yang baik dan menghormati hak-hak orang lain.57

Hak-hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh pemberi pekerjaan

adalah sebagai berikut:58

1. Pekerja berhak menerima upah yang memungkinkan baginya

menikmati kehidupan yang layak.

2. Pekerja tidak boleh diberi pekerjaan yang melebihi

kemampuan fisiknya.

3. Mereka harus diperlakukan dengan baik dan sopan dan

dimaafkan jika mereka melakukan kesalahan selama bekerja.

4. Pekerja harus diberi bantuan pengobatan yang tepat jika sakit

dan membayar biaya pengobatan yang sesuai pada saat itu.

5. Mereka harus dibayar dengan ganti rugi yang sesuai atas

kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan.

Kewajiban para pekerja harus jelas supaya mereka dapat

bekerja dengan sebagimana mestinya. Adapun yang menjadi

kewajiban pekerja yaitu:59

1. Mengerjakan sendiri pekerjaan yang ada dalam perjanjian

kalau pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang khas.

2. Benar-benar bekerja sesuai dengan waktu perjanjian.

57

Rahman, Economic…, h. 384. 58

Rahman, Econimic … , h. 391-392. 59

Lubis,Hukum…, h. 154.

Page 59: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

46

3. Mengerjakan pekerjaan dengan tekun, cermat dan teliti.

4. Menjaga keselamatan barang yang dipercayakan kepadanya

untuk dikerjakan, sedangkan jika bentuk pekerjaan berupa

urusan hendaklah mengurus urusan tersebut sebagaimana

mestinya.

Seorang majikan Muslim tidak dapat dikatakan orang

yang beriman, jika niatnya semata-mata mencari keuntungan

dalam industrialisasi. Sebaliknya seorang majikan Muslim dapat

dikatakan orang yang beriman jika dia lebih mengutamakan

kebaikan masyarakat termasuk orang-orang yang bekerja

dengannya. Karena semangat berbuat baik dan cinta kepada

sesama yang diajarkan Islam telah tumbuh dalam jiwa orang-

orang yang beriman. Perhatian majikan terhadap pekerjanya tidak

hanya pada upahnya saja. Akan tetapi majikan juga harus

memperhatikan kesehatan serta kesejahteraan para pekerjanya

dan berusaha agar pekerjanya dapat merasa puas di lingkungan

perusahaannya. 60

Majikan bertanggung jawab menjamin kepastian kerja

bagi para pekerja. 61

Karena kekayaan yang merupakan hasil

kerjasama antara pekerja dengan majikan itu diakui oleh Islam.

Akan tetapi, posisi pekerja termasuk lemah karena

kepentingannya seolah-olah terancam oleh kepentingan majikan.

60

Salim, Bisnis…, h. 110. 61

Ibid, h. 113.

Page 60: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

47

Maka Islam memberikan Perhatian khusus untuk melindungi hak-

hak pekerja dengan adanya jaminan pekerjaan.62

Sesungguhnya puncak dari jaminan sosial adalah

tanggung jawab Negara dalam menjamin sarana-sarana

kehidupan dan peristirahatan bagi warga negaranya serta

menciptakan cara-cara untuk melindungi mereka yang

memerlukannya.63

Jaminan sosial tenaga kerja atau yang sering

disingkat menjadi jamsostek (Pasal 1 ayat (1) UU Nomer 3

Tahun 1992) adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam

bentuk santunan uang sebagai pengganti sebagian dari

penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai

akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja

berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan

meninggal dunia.64

Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja meliputi:65

1) Jaminan Kecelakaan Kerja

Yaitu jaminan terhadap tenaga kerja yang tertimpa

kecelakaan kerja pada waktu melakukan pekerjaan yang

meliputi:

a) Biaya pengangkutan

b) Biaya pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan

c) Biaya rehabilitasi

62

Rahman, Economic…, h. 389. 63

al-Qarasyi, Huququl…, h. 252. 64

Lubis, Hukum…, h. 157-158. 65

Ibid.

Page 61: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

48

d) Santunan berupa uang yang meliputi:

- Santunan sementara tidak mampu bekerja

- Santunan cacat sebagian untuk selamanya

- Santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik

maupun mental

- Santunan kematian

2) Jaminan Kematian

Yaitu jaminan tenaga kerja yang meninggal dunia

bukan akibat kecelakaan kerja. Keluarganya berhak atas

jaminan kematian meliputi: biaya pemakaman dan santunan

uang.

3) Jaminan Hari Tua

Jaminan hari tua dimaksudkan untuk memberikan

jaminan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia tertentu

dan tidak memungkinkan lagi baginya bekerja dalam

hubungan kerja. Jaminan hari tua tersebut dibayarkan pada

saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau setelah

mencapai masa kepesertaan tertentu dalam program jaminan

social tenaga kerja.

4) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Yang dimaksud jaminan pemeliharaan kesehatan

adalah jaminan terhadap pemeliharaan kesehatan tenaga kerja

sehingga pekerja dapat melaksanakan pekerjaannya dengan

produktivitas tenaga kerja yang bersangkutan.

Page 62: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

49

BAB III

PROFIL UMKM PRODUKSI IKAN TERI SALIM GROUP

DAN SISTEM PENGUPAHAN

A. Profil perusahaan Produksi Ikan Teri Salim Group

1. Sejarah singkat berdirinya UMKM Produksi Ikan Teri

Salim Group

Pembangunan dan perkembangan Produksi Ikan Teri

Salim Group merupakan salah satu bentuk dari keberanian dan

keuletan dari pemilik dan staf-stafnya. Dari mulai pertama

menggagas bisnis yang di jalaninya sampai sekarang mereka

dapat mengembangkan bisnisnya dengan membuka cabang

usaha baru yang sejenis.

Sebelum Pak Salim dan kawan-kawannya mendirikan

usaha tersebut, sebelumnya sudah ada tempat produksi ikan

teri yang berada di Korowelang juga dan Pak Salim adalah

salah satu karyawan di tempat tersebut. Akan tetapi beberapa

tahun kemudian tempat usaha tersebut tidak beroperasi lagi,

sehingga Pak Salim dan kawan-kawannya menganggur.

Harga ikan yang tidak stabil dan terkadang sangat

rendah membuat para nelayan malas untuk bekerja. Karena

biaya yang dikeluarkan untuk melaut tidaklah sedikit, harga

ikan dengan biaya yang dikeluarkan tidak sebanding, dan

akhirnya banyak warga yang menjadi pengangguran. Melihat

fenomena tersebut Pak Salim memberanikan diri untuk

Page 63: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

50

memulai lagi usaha yang pernah ditekuninya dan bekerjasama

dengan kawan-kawan lamanya. Usaha tersebut selain

tujuannya untuk memperoleh laba dari hasil produksi juga

bertujuan untuk menserahterakan masyarakat yang berada

disekitarnya. Pada tanggal 28 Agustus 2008 usaha Produksi

Ikan Teri Salim Group mulai beroperasi hingga sekarang.66

2. Letak Geografis Produksi Ikan Teri Salim Group

Berdirinya Produksi Ikan Teri Salim Group

merupakan bentuk keberanian dari seorang Mat Salim yang

menginginkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitarnya yang

berada di Desa Korowelang, Kecamatan Cepiring Kabupaten

Kendal. Berikut batas-batas dari tempat Produksi Ikan Teri

Salim Group sebagai berikut:

a. Sebelah utara : tempat pelelangan ikan

b. Sebelah selatan : lapangan sepak bola

c. Sebelah timur : sungai kalibodri

d. Sebelah barat : jalan

3. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha pada UMKM ini

merupakan usaha yang bergerak dibidang produksi. UMKM

Produksi Ikan Teri Salim Group bertindak sebagai pengolah

bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Sedangkan bahan

baku di dapat dari para nelayan setempat, tetapi jika dari

66

Wawancara langsung dengan Bapak Thoyib, sebagai pemilik

usaha, pada tanggal 15 Februari 2015, di Produksi Ikan Teri Salim Group.

Page 64: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

51

nelayan setempat tidak mendapat ikan teri atau hanya tersedia

sedikit maka mereka membeli ikan di tempat lain yaitu dari

Bandengan, Demak, Tawang, Batang dan Pekalongan yang

sudah menjadi pelanggan tetapnya.

B. Organisasi Dan Manajemen

1. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan usaha di bidang Produksi ikan

teri, maka dibentuk suatu struktur organisasi sebagai berikut:

Ketua

Mat Salim dan Thoyib

Sekretaris

Ashif Aw.

Gambar 1. Struktur Organisasi UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group67

67

Data dari Bapak Ahif Aw., sebagai Sekretaris, pada tanggal 15

Februari 2015, di Produksi Ikan Teri Salim Group.

Buruh Buruh Buruh Buruh Buruh

Pimpinan Produksi

Wariyadi

Pengadaan barang

Warnoto dan Sarif

Mandor

Rakhim

Page 65: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

52

2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

a. Pemilik atau ketua

Pemilik atau ketua bertugas mengamati dan

mengontrol usahanya. Walaupun terkadang pemilik

ikut andil dalam proses produksi. Karena di Produksi

Ikan Teri Salim Group saat bekerja tidak

membedakan mana bos dan mana karyawan, semua di

anggap sama.

b. Sekretaris

Di produksi ikan teri salim group. sekretaris

bertugas sebagai sekretaris juga sebagai bagian

keuangan. Karena, sekretaris juga bertugas untuk

mencatat keluar masuk barang, jam kerja, siapa saja

yang tidak masuk bekerja, menghitung berapa jumlah

upah pekerja dan juga yang memberikan upah kepada

pekerjanya.

c. Pimpinan Produksi

Pimpinan Produksi bertugas mengatur jalannya

produksi. setelah ikan berada di tempat, maka bagian

produksi ini harus mengarahkan pekerja supaya ikan

di rebus dengan takaran garam berapa kilo, saat

proses penjemuran dia yang menentukan kapan

saatnya di balik dan kapan proses penjemuran harus

di angkat sampai dengan proses packing.

Page 66: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

53

d. Pengadaan Barang

Bagian pengadaan barang memiliki tugas dalam

pengadaan ikan. Bagian ini yang harus membeli hasil

tangkapan ikan nelayan, jika nelayan setempat hanya

sedikit maka bagian ini harus mencari di tempat lain

yang sudah menjadi langganannya. Namun, bagian ini

juga harus selektif dalam membeli ikan, bagian ini

harus sudah paham mengenai mana ikan yang masih

baik dan mana ikan yang sudah tidak layak untuk di

produksi.

e. Kepala pekerja atau mandor

Bagian ini bertugas mengawasi para pekerja

dalam proses produksi. Jika ada pekerja yang malas-

malasan maka bagian ini berhak untuk menegurnya.

3. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja di UMKM Produksi Ikan Teri

Salim Group sebanyak 30 orang, 20 orang pekerja laki-laki

dan 10 orang pekerja perempuan. Semua pekerja tidak

termasuk pekerja tetap, yang tetap hanya satu yaitu bagian

sekretaris. Karena yang mendapat gaji bulanan hanya bidang

tersebut. maksudnya semua pekerja boleh mempunyai

pekerjaan lain selama usaha Produksi Ikan Teri Salim Group

tidak ada bahan baku. Tetapi, pada saat ada bahan baku dan

semua pekerja di beri informasi bahwa sudah ada lagi bahan

baku tanpa ada paksaan semua pekerja berangkat atau masuk

Page 67: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

54

bekerja. Karena, para pekerja sudah menganggap bahwa

pekerjaan itulah yang sudah menjadi pekerjaannya untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya.68

Adapun nama-nama pekerja yang bekerja di UMKM

Produksi Ikan Teri Salim Group sebagai berikut:

Tabel 1. Nama-nama Pekerja

NO NAMA JABATAN

NO NAMA JABATAN

1 Ashif Aw. Sekretaris

21 Kona Buruh

2 Wariyadi Pimp. Produksi

22 Mur Buruh

3 Warnoto Pengadaan Barang

23 Miatun Buruh

4 Sarif Pengadaan Barang

24 Rokhatun Buruh

5 Rakhim Mandor

25 Kuntiyah Buruh

6 Dirin Buruh

26 Pina Buruh

7 Zarou Buruh

27 Kursiyah Buruh

8 Sukis Buruh

28 Sundari Buruh

9 Heri A Buruh

29 Roliyah Buruh

10 Sudar Buruh

30 Supi' Buruh

11 Aries Buruh

12 Mul Buruh

13 Kries Buruh

14 Aripin Buruh

15 Nariyo Buruh

16 Didik Buruh

17 Guntoro Buruh

18 Parjo Buruh

19 Japut Buruh

20 Heri B Buruh

68

Data dari Bapak Ashif Aw., sebagai Sekretaris, pada tanggal 15

Februari, di Produksi Ikan Teri Salim Group.

Page 68: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

55

4. Jam Kerja

Jam kerja di Produksi Ikan Teri Salim Group

tergantung banyak sedikitnya ikan yang akan diproduksi.

Oleh sebab itu, di tempat tersebut pembayarannya dengan

sistem borongan. Jam masuk kerja juga tidak ditentukan

secara pasti, hanya jika ada bahan baku datang maka para

pekerja di beri informasi. Maka dengan sendirinya pada saat

itu juga para pekerja langsung berangkat. Misalkan saja jam

10 bahan baku datang, maka jam itu pula para pekerja di

suruh untuk berangkat.

Jam untuk selesai bekerja juga tidak di tentukan, dan

para pekerja juga harus kerja cepat. Karena jika tidak cepat

hasil produksi ikan teri kurang baik. Maka para pekerja akan

di anggap selesai jika ikan teri sudah dalam proses packing.

Tapi dengan melalui proses dan waktu yang tidak singkat.

5. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan di Produksi Ikan Teri Salim

Group dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:69

a. Sistem Bagi Hasil

Pemilik usaha dan staf akan mendapatkan keuntungan

dari usahanya dengan sistem bagi hasil. Perhitungan

bagi hasil tersebut akan dibagikan paling lambat tiga

bulan sekali. Dari bagi hasil tersebut pemilik usaha

69

Wawancara langsung dengan Pemilik UMKM Produksi Ikan Teri

Salim Group, pada tanggal 15 Februari 2015, di Produksi Ikan Teri SAlim

Group.

Page 69: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

56

akan mendapatkan bagian masing-masing ¼ dan staf

akan mendapatkan 1/8 dari keuntungan produksinya.

Tetapi, pemilik usaha dan staf akan mendapat uang

untuk kebutuhan keluarga Rp. 50.000,- per hari.

b. Sistem Bulanan dan Bagi Hasil

Dari semua pekerja, yang menjadi pekerja tetap hanya

bagian sekretaris. Sekretaris akan mendapat gaji Rp.

600.000,- per bulan juga akan mendapat bagi hasil

dari keuntungan produksi. Adanya perbedaan sistem

upah di bagian sekretaris ini, karena sekretaris

dianggap paling besar tanggungjawabnya. Selain

bekerja menjadi sekretaris ia juga mendapat tugas

untuk mengurus keuangan Produksi Ikan Teri Salim

Group.

c. Sistem Borongan

Pada sistem ini, para buruh di beri upah setiap

seminggu sekali pada hari jum’at. Para bekerja di

hitung kerja borongan dengan ketentuan setiap 1kg di

beri harga Rp. 550. Dibawah ini merupakan upah

buruh selama satu minggu pada bulan Februari

sebagai berikut:70

70

Daftar upah buruh UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group,

tanggal 22-28 Jamuari 2015.

Page 70: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

57

Tabel 2. Upah Buruh

NO HARI PRODUKSI JAM

KERJA UPAH (Rp)

Pria Wanita 1 Jumat 8,6 Kwintal 12 35.000 25.000 2 Sabtu 1,2 Ton 9 35.000 25.000 3 Minggu 2,5 Ton 15 65.000 50.000 4 Senin 1 Ton 11 30.000 20.000 5 Selasa 1,9 Ton 11 45.000 35.000 6 Rabu -

- -

7 Kamis 3 Kwintal 9 20.000 -

Jika pada hari senin bahan baku sebanyak 1 ton maka,

Rp. 550 x 1000 kg = Rp. 550.000

Pada hari tersebut hanya dikerjakan 11 buruh,

maka Rp. 550.000 : 11 = Rp. 30.000 pekerja laki-laki

dan Rp. 20.000 pekerja perempuan.

Maka, jika proses produksi ikan teri sebanyak 1 ton

mampu diselesaikan pekerja selama satu hari, maka

upah yang akan diterima pekerja Rp. 30.000, jika

proses produksi selesai 2 hari upah para pekerja juga

sama besarnya dengan upah yang selesai satu hari.

Namun, jika keadaan sepi, UMKM tersebut tidak

berproduksi setiap hari dan jika berproduksi pun

bahan baku yang ada tidak sebanyak pada saat musim

ikan teri.71

71

Wawancara langsung dengan Bapak Wariyadi, sebagai Pimpinan

Produksi, pada tanggal 15 Februari 2015, di Produksi Ikan Teri Salim Group.

Page 71: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

58

C. Proses Produksi

1. Bahan Baku

Bahan baku di UMKM Produksi Ikan Teri Salim

Group hanya ikan teri, untuk pencampurannya yaitu garam

pada saat proses perebusan. Bahan baku di dapat dari para

nelayan dan tugas pengadaan barang yang mencari atau

membeli dari para nelayan langsung di pinggiran sungai.

Tetapi dari bidang pengadaan barang, mereka juga

mendapat ikan dari daerah lain melalui orang yang sudah

menjadi langganan di daerah lain. Kekurangannya, jika

barang dari tempat lain biasanya ikan dalam kondisi

kurang baik, karena terkadang ikan tersebut sudah agak

lama. Dan untuk mencegah pembusukan ikan teri biasanya

diberi es dan garam. Hal itulah yang membuat hasil ikan

teri kurang baik.

2. Uraian Proses Produksi

Pertama-tama ikan teri di cuci, setelah di cuci ikan di

tata di atas rigen (tempat pengering). Setelah di tata di

tempat untuk merebus diisi air dan tunggu sampai

mendidih dahulu. Jika sudah mendidih ikan direbus kurang

lebih 5 menit, lalu di angkat dengan menggunakan katrol.

Setiap ikan yang di rebus sudah matang, sebagian dari para

pekerja langsung mengeluarkan ikan rebusan dari tempat

perebusan ke luar ruangan yang sudah di sediakan untuk

proses penjemuran, dan begitu seterusnya sampai selesai.

Page 72: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

59

Setelah ikan setengah kering, maka tugas pekerja

adalah membalik ikan terinya. Proses tersebut tidak bisa

dilakukan sendiri atau satu orang saja melainkan harus dua

orang. Setelah ikan kering, ikan-ikan tersebut di bawa ke

dalam untuk di packing. Proses packing pun tidak di

lakukan oleh bidang packing, tetapi dilakukan oleh semua

pekerja. Karena di usaha tersebut tidak di beri bidang

khusus packing.72

Setelah packing selesai, hasil produksi siap di kirim ke

pabrik-pabrik di berbagai daerah tidak hanya di daerah

Kendal saja tetapi sudah sampai ke Jakarta dan Rembang.73

a. Semarang : PT. Fu Shen Sea Food Indonesia

b. Rembang : PT. ICS, PT. MIP (Marina Induk Prima)

c. Jakarta : CV. Jaya Baru

3. Mesin dan Peralatan

Mesin yang di gunakan hanya mesin untuk pemompa

air. Sedangkan peralatan yang di gunakan yaitu:

a. Kompor : untuk merebus ikan teri

b. Katrol : untuk mengangkat ikan yang sudah direbus

c. Bambu : sebagai penyangga tempat penjemuran

d. Rigen : tempat atau wadah untuk menjemur ikan

72

Wawancara langsung dengan Bapak Wariyadi, sebagai Pimpinan

Produksi, pada tanggal 15 Februari 2015, di Produksi Ikan Teri Salim Group. 73

Wawancara langsung dengan Bapak Ashif Aw., sebagai

Sekretaris, pada tanggal 15 Februari 2015, di Produksi Ikan Teri Salim

Group.

Page 73: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

60

e. Blung : tempat untuk ikan yang belum di rebus

f. Panci besar : untuk tempat perebusan ikan

g. Timbangan : alat yang di pakai untuk mengukur massa

hasil produksi saat packing

Page 74: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

61

BAB IV

ANALISIS SISTEM PENGUPAHAN KARYAWAN DI UMKM

PRODUKSI IKAN TERI SALIM GROUP DALAM

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

A. Analisis Sistem Pengupahan di UMKM Produksi Ikan Teri

Salim Group

Mekanisme pengupahan karyawan di UMKM Produksi

Ikan Teri Salim Group yang berada di Desa Korowelang

Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal ini menggunakan sistem

upah borongan atau upah menurut hasil karena pemberian upah

diberikan setiap satu minggu sekali yaitu pada hari Jum’at.

Dimana para pekerja mendapatkan upah sesuai dengan bahan

baku yang ada untuk di produksi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, untuk

menetapkan upah yang sesuai dengan kaidah Ilmu Ekonomi Islam

maka harus memenuhi beberapa karakteristik diantaranya:

1. Upah Harus Disebutkan Sebelum Pekerjaan Dimulai

Di UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group, tidak ada

perjanjian tentang penetapan upah antara pekerja dengan

pengusaha. Disana penetapan upah langsung ditetapkan oleh

majikan dan dari sebagian pekerja disana tidak mengetahui

berapa besarnya upah mereka.

Praktik yang dijalan pada UMKM Produksi Ikan Teri

Salim Group belum sesuai dengan ketentuan yang diberikan

Page 75: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

62

Rasulullah, yaitu majikan harus menyebutkan terlebih dahulu

berapa upah yang akan diterima sebelum pekerja mulai

bekerja. Sebenarnya disana sudah ditetapkan seberapa besar

upah yang akan dibayar kepada pekerja, penetapan upah

disana berdasarkan per Kg. Setiap 1 Kg di beri harga Rp.

550,-. Namun, banyak pekerja disana yang tidak mengetahui

ketentuan tersebut. Berarti UMKM Produksi Ikan Teri Salim

Group kurang dalam pennyampaian ketetapan masalah

pengupahan. Padahal, masalah upah merupakan bagian yang

sangat penting yang harus diperhatikan.

Di UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group upah

pekerja selalu diberikan tepat waktu pada hari Jum’at.

Walaupun dalam satu minggu hanya bekerja dua hari, upah

tetap diberikan pada hari Jum’at.

Berikut penjelasan dari pekerja yang ada disana:

Pekerja A (wanita), selama dia bekerja disana kurang

lebih sudah 3 tahun si A tidak mengetahui berapa upah yang

ditetapkan per 1 Kg. Tidak ada perjanjian tentang upah ketika

dia masuk kerja disana. Si A hanya mengetahui bahwa bekerja

disana sistemnya borongan tanpa dia tahu berapa upah yang

sebenarnya.

Pekerja B (laki-laki), dia bekerja disana sudah hampir

2,5 tahun. Si B tahu bahwa disana bekerja dengan sistem

borong, tetapi dia tidak mengetahui berapa upahnya setiap per

Page 76: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

63

1 Kg. pada saat dia mulai bekerja disana tidak ada perjanjian

mengenai pekerjaannya.

Mengenai prosedur pelaksanaan pengupahan pekerja,

UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group belum baik karena

pemberian besarnya upah tidak ada perjanjian diantara

pengusaha dengan pekerjanya. Sementara, perjanjian

mengenai besarnya upah sangat penting dalam hubungan

pekerjaan. Dengan adanya perjanjian upah diawal, maka

pekerja dapat melakukan tawar menawar mengenai upahnya.

Sebab, di dalam Islam, pekerja juga berhak untuk ikut

menetapkan upahnya.

2. Upah Dibayarkan Sebelum Keringatnya Kering

Pembayaran upah pekerja di UMKM Produksi Ikan

Teri Salim Group sudah memenuhi karakteristik Ekonomi

Islam, karena di UMKM tidak menunda-nunda untuk

memberikan upah kepada pekerjanya. Walaupun pembayaran

upah belum sesuai dengan hadis Nabi Muhammad Saw

tentang waktu pembayaran upah harus diberikan sebelum

keringat pekerja kering, namun di sana tidak menunda-nunda

pembayaran. Produksi Ikan Teri Salim Group selalu

membayarkan upahnya tepat waktu sesuai dengan perjanjian.

Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah saw, yang

diriwayatkan oleh Abu Daud sebagai berikut:

Page 77: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

64

Artinya: Dari Abu Hurairah ra. Berkata: Rasulullah SAW

bersabda: Seorang muslim itu terikat kepada

syarat yang telah disepakatinya, kecuali syarat

yang mengharamkan sesuatu yang halal atau

menghalalkan sesuatu yang haram (HR. Abu

Daud).

Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan dari pihak

Pimpinan Produksi yang mengatakan:

“pemberian upah disini menggunakan sistem

borongan tetapi kami memberikan upah karyawan

seminggu sekali pada hari Jum’at. Karena, bahan baku

yang ada setiap harinya tidak menentu kadang sedikit

kadang juga banyak. Jika produksinya banyak maka

upah pekerja juga banyak jika yang ada sedikit juga

upahnya sedikit. Jika sepi tidak ada ikan, maka

karyawannya tidak bekerja”.74

Nilai-nilai Ekonomi Islam yang ada di UMKM

Produksi Ikan Teri Salim Group yaitu:

74

Wawancara dengan bagian Pimpinan Produksi Ikan Teri Salim

Group di Desa Korowelang Cepiring-Kendal, tanggal 15 Februari 2015.

Page 78: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

65

a. Keadilan

Keadilan dalam penetapan upah di UMKM

Produksi Ikan Teri Salim Group belum ada. Karena antara

pekerja yang pemalas dengan pekerja yang tekun mendapat

upah yang sama sesuai dengan upah borongan. penentuan

upah juga tidak berdasarkan harga pasaran yang ada. Upah

ditetapkan secara sepihak oleh pimpinan. Antara gaji

dibidang sekretaris, gaji bagian produksi dengan gaji

bagian pengadaan barang tidak ada perbedaan. Padahal,

tanggung jawab yang di pikulnya tidak sama.

Jika dilihat dari makna adil itu proporsional, maka

keadilan disana belum sepenuhnya dapat dikatakan adil.

karena, adil secara proporsional yaitu pekerja akan

mendapat upah sesuai dengan berat pekerjaan yang

dikerjakan. Karena, pada saat lembur sampai tengah

malam per satu jam hanya dibayar Rp. 5000 untuk laki-laki

dan Rp. 4000 untuk pekerja perempuan. Padahal, pekerjaan

yang dilakukan sangat berat pada waktu lembur sampai

tengah malam. Mereka harus bekerja cepat dan tidak

mendapat tunjangan makan. Dan jika lembur sampai

malam, biasanya sampai jam 3 pagi. Setelah itu, jam 7

harus sudah berangkat untuk melakukan proses

penjemuran.

Sedangkan, penentuan upah di UMKM Produksi

Ikan Teri Salim Group belum sepenuhnya menerapkan

Page 79: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

66

sistem pembagian kerja. Walaupun sudah ada struktur

organisasi untuk stafnya. Akan tetapi, pekerja atau buruh

tidak ada pembagian kerja. Perbedaan upah tersebut hanya

berlaku untuk staf saja. Sedangkan untuk upah buruh, tidak

ada perbedaan tingkat upah. Karena, untuk proses produksi

tidak ada pembagian pekerjaan. Buruh bekerja mulai dari

proses awal hingga pengemasan. Hanya saja, untuk upah

pekerja wanita lebih rendah dibandingkan dengan pekerja

laki-laki. Selisih upahnya yaitu sebesar Rp. 1.000,-.

Karena di sana tidak ada pembagian kerja, maka

semua pekerja bekerja dari proses awal sampai

pengemasan. Dengan kondisi yang seperti itu, maka

kinerjanya akan kurang baik. Orang yang memiliki

kepandaian juga akan sama dengan orang yang tidak

pandai. Tidak ada kesempatan bagi pekerja yang pandai

untuk bisa naik jabatan.

Sebenarnya untuk proses Produksi Ikan Teri

terdapat beberapa tahapan, seperti:

- Pencucian ikan

- Menata Ikan di Rigen

- Bagian yang merebus ikan

- Bagian sortir, antara ikan teri dengan ikan yang tidak

sejenis

- Bagian penjemuran ikan

- Pengemasan

Page 80: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

67

Untuk perhitungannya setiap 1 Kg dipatok harga

Rp. 550,-. Misalkan ikan tersedia 3 ton, maka 3.000 Kg X

Rp. 550 = Rp. 1.650.000 .

Rp. 1.650.000 : 26 Orang = Rp. 63.400,- per orang.

“sistem pengupahan pekerja yang dipakai di sini yaitu

borongan, tetapi upahnya di hitung harian. Karena tidak

ada ketepatan jam masuk kerja, jika ikan sudah ada kami

hanya memberi informasi kepada pekerja lewat sms serta

disuruh berangkat jam berapa gitu. Ketika kami

menetapkan masuk kerja jam 2 siang, tetapi ada pekerja

yang telat misalkan satu jam maka kami potong gaji. Agar

pekerja yang sudah masuk duluan tidak iri”.75

Mekanismenya, pemilik usaha dan staf akan

mendapat uang makan setiap hari dan akan mendapat uang

bagi hasil. Biasanya bagi hasil tersebut dilakukan

selambat-lambatnya 3 bulan sekali. Sedangkan untuk

buruh, mereka akan mendapat upahnya per minggu setiap

hari Jum’at.

b. Kelayakan

Produksi UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group

dalam menentukan upah pekerjanya belum sesuai dengan

kategori upah yang layak. Upah yang layak dapat dilihat

dari tiga aspek, yaitu cukup pangan, sandang dan tempat

75

Wawancara dengan pemilik UMKM Produksi Ikan Teri Salim

Group di Desa Korowelang Cepiring-Kendal, tanggal 15 Februari.

Page 81: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

68

tinggal. Sedangkan dari keterangan pekerja UMKM

Produksi Ikan Teri Salim Group sebagian mengatakan

bahwa upah dari hasil kerjanya terkadang belum

mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk mencukupi

kebutuhannya, terkadang pekerja mencari pekerjaan lain

jika bahan baku sepi.

Karena untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat pada umumnya telah ditetapkan UMP (Upah

Minimum Provinsi) dan UMK (Upah Minimum

Kabupaten). Upah Minimum tersebut merupakan upah

minimum perbulan yang sudah termasuk tunjangan dengan

ketentuan bekerja 7 jam perhari dan 40 jam dalam

seminggu. Upah minimum biasanya disesuaikan dengan

tingkat kebutuhan perekonomian masyarakat. Untuk UMK

di wilayah Kabupaten Kendal pada tahun 2015 ini yaitu

Rp. 1.383.000,-.76

Jika dirata-rata, penghasilan pekerja belum

memenuhi Standar Upah Kabupaten Kendal. Berikut

uraiannya:

Dalam waktu satu minggu, jika pekerja laki-laki

mendapat upah Rp. 315.000. untuk upah harian Rp.

125.000 dan upah lembur Rp. 200.000. Maka, Rp. 315.000

x 4 minggu = Rp. 1.260.000,-

76

http://daftar-lengkap-umk-kabupaten-jawa-tengah-2015. Di akses

pada tanggal 14-03-2015.

Page 82: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

69

Sedangkan untuk pekerja wanita, upah harian Rp.

60.000 dan upah lembur Rp. 110.000 dalam satu minggu.

Maka, Rp. 170.000 x 4 minggu = Rp. 680.000 satu bulan.

Melalui perhitungan tersebut, sudah jelas. Bahwa

upah di UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group belum

memenuhi standar UMK. Padahal, jika upah didasarkan

atas harga produksi, upah disana masih tergolong kecil.

Karena, penjualan ikan teri per kilonya seharga Rp.

125.000.

B. Hubungan Kerja Dalam Islam

Selain upah pokok dan upah lembur, pekerja di UMKM

Produksi Ikan Teri Salim Group tidak mendapatkan upah lainnya.

Akan tetapi,setiap hari para pekerja mendapatkan jatah makan

satu kali sehari. Pada saat Idul Fitri para pekerja mendapatkan

THR berupa makanan pokok saja. Sedangkan pada saat Produksi

Ikan Teri Salim Group tidak melakukan produksi agak lama,

maka para pekerja disana akan diberi kebutuhan makanan pokok.

Biasanya berupa beras 5 Kg dan mie instan 10 biji.

Di UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group memag sudah

cukup baik karena majikan memberi tunjangan. Akan tetapi,

belum menerapkan jaminan social berupa layanan medis yang

dapat digunakan sewaktu pekerja sakit ataupun jika terjadi

kecelakaan saat bekerja.

Page 83: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

70

Berikut penjelasan dari pemilik UMKM Produksi Ikan

Teri Salim Group mengenai Tunjangan atau jaminan social:

“kalau mengenai jaminan social disini belum ada. Seperti

jaminan kecelakaan kerja dan jaminan pemeliharaan

kesehatan. Tetapi, pada saat sepi seperti musim hujan saya

memberikan tunjangan kepada pekerja dengan

memberikan bahan makanan pokok yaitu beras dan mie

instan. Saya memberikan itu, karena saya menganggap

bahwa pekerja tersebut sudah menjadi tanggungan saya.

Walaupun saya tidak membantu sepenuhnya, sekiranya

saya sedikit meringankannya”.77

Terdapat dua akad yang ada di praktikan di sana. Yaitu

akad ju’alah karena disana berdasarkan perjanjian pemborongan

kerja. Pekerja belum mengetahui secara pasti berapa upah yang

akan diterimanya. Akad ijarah Produksi Ikan Teri Salim Group

terdapat staf yang mendapat upah pasti dalam satu bulan. Karena

semua pekerja mendapat upah secara borong kecuali bagian

keuangan.

77

Wawancara dengan pemilik UMKM Produksi Ikan Teri Salim

Group di Desa Korowelang Cepiring-Kendal, tanggal 15 Februari 2015.

Page 84: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan pembahasan tentang

pengupahan karyawan di UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group

yang berada di Desa Korowelang Cepiring-Kendal dalam

perspektif Ekonomi Islam di atas, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem pengupahan pada UMKM Produksi Ikan Teri Salim

Group kurang baik, karena majikan tidak menyebutkan

besarnya upah yang akan di peroleh pekerjanya secara jelas

sebelum pekerjaan dimulai. Sehingga banyak pekerja yang

tidak mengetahui secara jelas berapa upah kerjanya setiap 1

Kg-nya. Akan tetapi, UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group

dalam melakukan pembayaran upah pekerjanya sangat baik.

Karena, di UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group sudah

melakukan pembayaran upah pekerja sesuai dengan perjanjian

yaitu pada hari Jum’at sore pukul 14.00.

2. Jika dilihat dari Ekonomi Islam, UMKM Produksi Ikan Teri

Salim Group belum baik, karena nilai-nilai dalam Ekonomi

Islam belum sepenuhnya terpenuhi. Konsep upah dalam

Ekonomi Islam lebih menekankan pada upah pekerja diberikan

secara adil dan layak. Ketetapan upah pada UMKM Produksi

Page 85: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

72

Ikan Teri Salim Group dilihat dari sudut pandang upah secara

adil dan layak sebagai berikut:

a. Pada UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group belum

mengikuti konsep adil. Karena, antara pekerja yang rajin

dengan yang pemalas akan mendapatkan upah yang sama.

Tidak ada perbedaan tingkat upah diantara para pekerja

juga tidak ada pembagian pekerjaan. Semua dilakukan

secara bersama-sama dari proses awal sampai proses

akhir. Adil dalam Islam yaitu pekerja akan memperoleh

upah sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan untuk

melakukan pekerjaan.

b. Dalam menetapkan upah pekerja UMKM Produksi Ikan

Teri Salim Group belum baik, karena upah ditetapkan

belum berdasarkan upah harga pasaran, tidak menetapkan

upah sesuai dengan harga produksi juga belum

menetapkan upah sesuai dengan standar Upah Minimum

Kabupaten atau UMK. Jika bahan baku yang diproduksi

sedikit, upah pekerja belum dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Namun pada saat musim ikan teri, maka upah

yang diperoleh pekerja sangat mencukupi untuk

kehidupan sehari-harinya. Kelayakan dalam Islam

meliputi cukup sandang, pangan dan papan dalam lingkup

daerah tersebut.

Page 86: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

73

B. Saran

Problem dibidang pengupahan para pekerja akan selalu

ada. Krisis global dunia telah banyak membangkrutkan bisnis di

dunia, persaingan bisnis menjadi sangat ketat. Pengusaha biasanya

sangat meminimalisir kerugian dengan harapan mendapatkan

untung yang sebesar-besarnya. Yang membuat pengusaha

melupakan hak-hak yang semestinya untuk para pekerjanya.

Untuk menghindari hal-hal tersebut maka penulis memberi saran:

1. Membuat pembagian kerja agar pekerja dapat mengetahui

secara pasti mengenai tugas dan tanggungjawab pekerja dan

kepastian upah yang akan diperoleh sesuai dengan bagian

pekerjaannya. Karena upah sebagai balas jasa atas tenaga yang

telah dikorbankan, maka upah seharusnya dijelaskan secara

rinci supaya tidak ada salah satu pihak yang dirugikan dan

terdapat keterbukaan antara pengusaha dengan pekerjanya.

2. Dilihat dari harga barang produksi yang tinggi, hasil penjualan

yang lebih dari Rp. 300.000.000 setiap tahun dan sudah

mempunyai karyawan yang banyak maka sangat di sayangkan

jika usaha tersebut belum berbadan hukum. Dari penulis

menyarankan kepada pemilik usaha tersebut agar memberi

upah pekerjanya secara adil dan layak sesuai dengan Ilmu

Ekonomi Islam.

Page 87: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qarasyi, Baqir Syarif. Huququl ‘Amil fil Islam, Terj. Ali Yahya,

“Keringat Buruh”, Cetakan Pertama, Jakarta: Al-Huda, 2007.

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, Jakarta:

Pustaka Alfabet, 2002.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Departemen Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya,

Bandung: ALT_Art (j-ART), 2005.

Hadian, Edwin. Sistem Pengupahan Tenaga Kerja Ditinjau Dari

Prinsip Fiqiqh Muamalah Dan Undang-undang No. 13 Tahun

2003 Tentang Ketenagakerjaan, Jurnal, Dosen Fakultas

Syariah Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah Pondok

Pesantren Suryalaya, 2014.

Hakim, Lukman. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, Surakarta: Erlangga,

2012.

Hidayat, Rian. Upah Buruh Harian Lepas Dalam Perspektif Ekonomi

Islam (Studi kasus pada usaha Karet di Kecamatan

Kerumutan Kabupaten Pelalawan), Skripsi, Prodi Ekonomi

Islam UIN Sultan Syarif Kasim, Riau, 2014.

Issawi, Charles. An Arab Phylosophy Of History Selection from the

Prolegomena of Ibn Khaldun of Tunis, Terj. A. Mukti Ali,

“Filsafat Islam Tentang Sejarah”, Jakarta: Tintamas, 1976.

Koentjoro, Wuryanti. Upah Dalam Perspektif Islam, Jurnal, Fakultas

Ekonomi Unissula Semarang, 2011.

Page 88: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

Lestari, Tri. Konsep Standarisasi UMR Dalam Ekonomi Islam Dan

Implementasinya Di Yayasan Pondok Mulya, Skripsi, Prodi

Muamalah UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011.

Lubis, Suhrawardi K. Hkum Ekonoomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika,

2004.

Martoyo, Susilo. Manajemen Sumber DAya Manusia, Yogyakarta: PT

BPFE, 1987.

Masyhur, Kahar. Bulughul Maram, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992.

Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet

Widjayakusuma. Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: Gema

Insani, 2002.

Rahman, Afzalur. Economic Doctrines of Islam, Terj. Soeroyo

Nastangin, “Doktrin Ekonomi Islam”, Jilid 2, Yogyakarta:

Dana Bhakti Wakaf, 1995.

Salim, J.T. Bisnis Menurut Islam Teori Dan Praktek, PT Intermasa,

1988.

Siagian, Sondang P. Pengembangan Sumber Daya Insani, Jakarta:

Gunung Agung, 1987.

Sholahuddin, M. Asas-asas Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007.

Sholihin, Ahmad Ifham. Buku Pintar Ekonomi Syariah, Cetakan

Pertama, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D), Bandung: ALFABETA, 2010.

Suhendi, Hendi. Fiqih Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2011.

Page 89: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

Suharyadi dan Purwanto. Statistika; Untuk Ekonomi dan Keuangan

Modern, Edisi ke-2, Jakarta: Salemba Empat, 2007.

Sumarsono, Sonny. Teori Dan Kebijakan Publik Ekonomi Sumber

Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Syafe’i, Rahmat. Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001.

Tim Pengembang Perbankan Syari’ah Institut Bankir Indonesia.

Konsep, Produk Dan Implementasi Operasional Bank

Syari’ah, Jakarta: Djambatan, 2001.

Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. Kamus Bahasa Indonesia,

Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

Undang-undang Ketenagakerjaan, Diakses pada tanggal 20/09/2015,

Pukul 09.45.

Undang-undang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM),

diakses pada tanggal 28/06/2015, pukul 09.00.

Page 90: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

DAFTAR WAWANCARA:

A. Profil Perusahaan

1. Sejarah berdirinya Salim Group

2. Visi dan misi Salim Group

3. Struktur Organisasi Salim Group

4. Jumlah karyawan Salim Group

5. Semua karyawan berstatus karyawan tetap atau ada yang

hanya sementara

B. Aspek Keadilan

1. Perhitungan gaji karyawan di tetapkan atas dasar apa ?

2. Apakah ada perbedaan gaji karyawan yang memiliki

prestasi kerja ?

C. Aspek Kelayakan

1. Berapa jam karyawan bekerja dalam satu hari ?

2. Karyawan bekerja dengan hitungan perhari atau borongan

?

3. Selain gaji pokok apakah ada gaji lembur, bonus dan

tunjangan hari raya ?

D. Aspek Perjanjian Kerja

1. Sebelum karyawan mulai bekerja, apakah ada perjanjian

kerja ?

2. Sebelum karyawan mulai bekerja apakah ada tawar

menawar upah ?

3. Berapa gaji pokok karyawan ?

Kendal,

( )

Page 91: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

DAFTAR WAWANCARA:

1. Menurut saudara, dengan sistem pengupahan yang diberikan

secara (harian, mingguan, borongan) apakah keberatan atau

tidak ?

2. Menurut saudara, dengan gaji yang saudara terima apakah

sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ?

3. Menurut saudara, apakah tenaga yang dikeluarkan untuk

bekerja sudah sesuai dengan gaji yang diberikan ?

4. Sebelum masuk kerja, apakah ada tawar menawar upah atau

karyawan hanya mengikuti ketentuan dari pemilik saja ?

5. Berapa gaji yang saudara terima ?

Kendal,

( )

Page 92: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

BIODATA MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dewi Lestari

Tempat Tanggal lahir : Kendal, 02 Desember 1993

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Ds. Kalirandugede Rt/Rw. 003/002 Kec.

Cepiring Kab. Kendal No HP : 0856-4291-1937

Nama Orang tua

Ayah : Muhtar

Pekerjaan : Wiraswasta

Ibu : Siti Asiyah

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Ds. Kalirandugede Rt/Rw. 003/002 Kec.

Cepiring Kab. Kendal.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 07 Juli 2015

Yang Menyatakan

Dewi Lestari

NIM: 112411003

Page 93: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …
Page 94: SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dewi Lestari

Tempat/ tanggal lahir : Kendal, 02 Desember 1993

Agama : Islam

Alamat : Ds. Kalirandugede Rt/Rw. 003/002 Kec.

Cepiring Kab. Kendal

Menerangkan dengan sesungguhnya

Riwayat pendidikan

A. Pendidikan formal

1. TK Mekar Sari Korowelang Kulon tahun 2003

2. Tamat SDN 2 Korowelang Kulon tahun 2004

3. Tamat MTs NU Nurul Huda Semarang tahun 2007

4. Tamat MA NU Nurul Huda Semarang tahun 2011

B. Pendidikan non formal

1. Lulus Pondok pesantren Al Ishlah Semarang tahun 2010

Demikian daftar riwayat hidup saya buat dengan sebenarnya.

Hormat saya,

Dewi Lestari

NIM 112411003