makalah pendekatan keterampilan proses

Download Makalah Pendekatan Keterampilan Proses

If you can't read please download the document

Upload: vita-faridiana

Post on 29-Jun-2015

3.687 views

Category:

Documents


69 download

TRANSCRIPT

78*$6675$7(*,3(0%(/$-$5$1),6,.$

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSESdalam Pembelajaran IPA (Fisika)

Dosen Pembimbing : Bapak Wartono

2OHK

FINA MUTOHAROH 108321417060

VITA FARIDIANA 108321417064

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2011 Pendekatan Keterampilan Prosesdalam Pembelajaran IPA (Fisika)

Fisika merupakan bagian dari sains tentang dunia fisik seperti kimia, geologi, dan astronomi. Tidak hanya bagian dari sains dunia fisik, fisika juga merupakan pengetahuan dasar sains yang diperoleh dan dikembangkan dengan berlandaskan pada serangkaian penelitian yang dilakukan oleh para saintis dalam mencari jawaban tentang berbagai gejala alam serta penerapannya dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena fisika merupakan ilmu yang diperoleh dengan serangkaian penelitian maka seyogyanya dalam proses pembelajaran, fisika dipandang sebagai proses, bukan produk. Pembelajaran fisika sebagai suatu proses berarti bahwa siswa tidak hanya diberikan tentang prinsip/konsep dari suatu materi, lebih kepada bagaimana proses dalam menemukan prinsip atau konsep itu. Kerangka Pemikiran Pembelajaran fisika akan lebih mudah dipahami saat pembelajaran itu dilakukan dengan melakukan kegiatan belajar secara nyata sehingga peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar secara langsung. Dengan melakukan kegiatan langsung, siswa akan diberi kesempatan untuk menemukan konsep, fakta, atau prinsip melalui dirinya sendiri. Pembelajaran yang demikian akan lebih bermakna daripada hanya sekadar menghapalkan suatu konsep atau prinsip. Sehingga salah satu alternatif pendekatan dalam pembelajaran fisika yaitu menggunakan pendekatan keterampilan proses.

1. Pengerti n Pendekatan Keterampilan Proses Pengertian pendekatan keterampilan proses menurut Kurniati (2001: 11)

mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang memberi kesempatan kepada siswa agar dapat menemukan fakta, membangun konsep-konsep, melalui kegiatan dan atau pengalaman-pengalaman seperti ilmuwan. Selain itu, menurut Arikunto (2004 :33) pendekataan berbasis keterampilan proses adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya keterampilan-keterampilan intelektual tersebut telah ada pada siswa. Dari kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan maksud karena

untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa. Kepribadian yang berkembang merupakan prasyarat untuk melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa. Sedangkan jika ditelaah dari kata-kata yang membentuknya yaitu proses dan keterampilan, dijabarkan sebagai berikut: a. Proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian. b. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Dengan demikian Pendekatan Keterampilan Proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan olah perbuatan (fisik).

2. Jenis-jenis Keterampilan Proses Menurut Tim Action Research Buletin Pelangi Pendidikan (1999 : 35), keterampilan proses terbagi menjadi dua macam yaitu keterampilan proses dasar, dan keterampilan proses terpadu. Masing-masing keterampilan tersebut terdiri dari beberapa aspek.

Keterampilan dalam keterampilan proses dibagi menjadi dua, yaitu : a. Keterampilan proses tingkat dasar (Basic Science Proses Skill) meliputi observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, dan inferensi. b. Keterampilan proses terpadu (Intergated Science Proses Skill) meliputi menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik, memberikan hubungan antar variabel, menyusun hipotesis, memproses data, dan menganalisis penyelidikan. Semua keterampilan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa. Jadi Tim Action Buletin Pelangi Pendidikan membagi keterampilan proses ke dalam dua jenis. Keterampilan-keterampilan itulah yang akan dimiliki oleh siswa apabila dalam pembelajarannya diterapkan pendekatan keterampilan proses. Di beberapa literature juga ada yang tidak membagi-bagi keterampilan seperti pada pendapat di atas. Penerapan pendekatan keterampilan proses akan memberikan siswa berbagai macam keterampilan dalam pembelajaran seperti yang dijelaskan berikut ini. Keterampilanketerampilan yang di dapat dalam pembelajaran berbasis keterampilan proses, yaitu :

a. Mengamati (Observasi) Untuk dapat mencapai keterampilan mengamati siswa harus menggunakan sebanyak mungkin inderanya, yaitu indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba. Dengan demikian ia dapat mengumpulkan dan menggunakan fakta-fakta yang relevan dan memadai. Apabila siswa mendapatkan kemampuan melakukan pengamatan dengan

menggunakan beberapa indera, maka kesadaran dan kepekaan mereka terhadap segala hal disekitarnya akan berkembang, pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan

menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Melatih keterampilan pengamatan termasuk melatih siswa mengidentifikasi indera mana yang tepat digunakan untuk melakukan pengamatan suatu objek. b. Menafsirkan pengamatan (interpretasi) Untuk dapat menafsirkan pengamatan, siswa harus dapat mencatat setiap pengamatan, lalu menghubung-hubungkan pengamatannya sehingga ditemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan. c. Mengelompokkan (klasifikasi) Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan atau pengelompokkan atas objek-objek atau kejadian-kejadian. Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila siswa telah dapat melakukan dua keterampilan berikut ini. Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yang dapat diamati dari sekelompok objek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi. Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek Klasifikasi berguna untuk melatih siswa menunjukkan persamaan, perbedaan dan hubungan timbal baliknya. d. Meramalkan (prediksi) Keterampilan prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi atau belum diamati berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada. Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui. Contoh kegiatan untuk melatih kegiatan ini adalah memprediksi berapa lama (dalam menit, atau detik) lilin yang menyala akan tetap menyala jika kemudian ditutup dengan toples (dalam berbagai ukuran) yang ditelungkupkan.

e. Menggunakan alat bahan Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan dengan sendirinya siswa harus menggunakan betul alat serta bahan itu agar dapat memperoleh pengalaman langsung. Selain itu siswa harus pula mengetahui mengapa atau bagaimana menggunakan alat dan bahan itu. f. Menerapkan konsep atau prinsip Dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, siswa seharusnya dapat menerapkan konsep tersebut pada peristiwa atau pengalaman baru yang terkait dengan cara menjelaskan apa yang terjadi. g. Menyusun Hipotesis Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terdapat variabel respon. Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan secara deduktif. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah. Berhipotesis dapat berupa pernyataan hubungan antar variabel atau mengajukan perkiraan penyebab terjadinya sesuatu. Dengan berhipotesis terungkap cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya. h. Merencanakan percobaan atau penelitian Agar siswa dapat merencanakan percobaan, ia harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan. Selanjutnya siswa harus dapat menentukan variabel yang dibuat tetap dan variabel yang berubah, menentukan apa yang dapat diamati, diukur atau ditulis, serta menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Selain itu siswa juga harus dapat menentukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik kesimpulan. i. Berkomunikasi Menurut Abruscato (Nasution, 2007: 1.44 ) mengkomunikasikan adalah

menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Untuk mencapai keterampilan berkomunikasi, siswa harus dapat berdiskusi dalam kelompok tertentu serta menyusun dan menyampaikan laporan tentang kegiatan yang dilakukannya secara sistematis dan jelas. Siswa juga harus dapat menggambarkan data yang diperolehnya dalam bentuk grafik, tabel atau diagram. Misalnya siswa mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan deskripsi bendabenda dan kejadian tertentu secara rinci. Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskrifsikan beberapa jenis hewan- hewan kecil (seperti ukuran, bentuk, warna,

tekstur, dan cara geraknya), kemudain siswa tersebut menjelaskan deskrifsi tentang objek yang diamati didepan kelas. j. Mengajukan pertanyaan Pertanyaan yang diajukan dalam mengembangkan keterampilan ini dapat meminta penjelasan tentang apa, mengapa, bagaimana atau menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan tentang latar belakang hipotesis menunjukkan bahwa siswa memiliki gagasan atau perkiraan untuk menguji atau memeriksanya. Dengan mengajukan pertanyaan diharapkan siswa tidak hanya sekedar bertanya tetapi melibatkan proses berpikir.

Walaupun pembagiannya berbeda, sebenarnya esensinya sama saja bahwa dengan menerapkan pendekatan proses dalam proses pembelajaran di kelas khususnya buntuk IPA (fisika) akan mengasah berbagai macam keterampilan siswa yang sangat berguna apabila siswa melakukan penelitian atau penyelidikan secara ilmiah.

Tabel 1 Ketrampilan Proses dan Sub-Ketrampilan Proses Ketrampilan Proses 1. Mengamati Sub-Ketrampilan Proses 1.1. Menggunakan indera 1.2. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan 1.3. Mencari kesamaan dan perbedaan 2. Menafsirkan pengamatan 2.1. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah 2.2. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan 2.3. Menemukan suatu pola dalam satu seri pengamatan 2.4. Menarik kesimpulan 3. Mengklasifikasikan 3.1. Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat objek yang diamati 3.2 Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek 4. Meramalkan 4.1. Berdasarkan hasil-hasil pengamatan mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati 5. Menggunakan alat dan bahan 5.1. Mengetahui bagaimana dan mengapa menggunakan alat dan bahan 6. Menerapkan konsep 6.1. Menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru

6.2. Menggunakan konsep-konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi 7. Menyusun Hipotesis 7.1. Menyatakan hubungan antara variable 7.2. mengajukan perkiraan penyebab terjadinya sesuatu 8. Merencanakan penelitian 8.1. Menentukan alat, bahan dan sumber yang akan digunakan dalam penelitian 8.2. Menentukan variabel-variabel 8.3. Menentukan variabel yang harus dibuat tetap dan mana yang berubah 8.4. Menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis 8.5. Menentukan cara dan langkah-langkah kerja 8.6. Menentukan bagaimana mengolah hasil pengamatan untuk mengambil kesimpulan 9. Berkomunikasi 9.1. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas 9.2. Menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan 9.3. Menggambarkan data dengan grafik, tabel, atau diagram, atau membaca grafik dan lain-lain. 10. Mengajukan pertanyaan 10.1. Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa 10.2. Bertanya untuk meminta penjelasan 10.3. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis

3. Pembelajaran IPA (Fisika) dengan Pendekatan Keterampilan Proses Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran akan dapat mengembangkan kemampuan berpikir anak. Anak akan aktif dalam menggunakan pikirannya untuk menemukan berbagai konsep atau prinsip dari suatu materi. Seperti yang dikemukakan oleh Bruner (Hendrik, 2000: 14) bahwa dalam pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses penemuan anak akan menggunakan pikirannya untuk melakukan berbagai konsep atau prinsip. Keterampilan proses merupakan asimilasi dari berbagai keterampilan intelektual yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Piaget (Duherti, 2000:13) mengemukakan bahwa

kemampuan berpikir anak akan berkembang bila dikomunikasikan secara jelas dan cermat yang dapat disajikan berupa grafik, diagram, tabel, gambar atau bahasa isyarat lainnya. Sebelum melangkah ke kegiatan pembelajaran, perlu adanya langkah-langkah dalam strategi mengajar yaitu: a. Tentukan kelas dan satuan waktu untuk membuat perencanaan pelajaran. b. Tentukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang diajarkan. c. Urutkan semua ketrampilan proses serta sub-ketrampilan yang menyertainya. d. Tentukan metode atau pendekatan mengajar yang akan digunakan untuk mengajarkan setiap konsep atau prinsip IPA (fisika) yang telah ditetapkan. e. Tentukan ketrampilan proses atau sub ketrampilan proses yang akan dikembangkan bagi setiap konsep atau prinsip yang diajarkan dengan metode yang telah ditetapkan. f. Susunlah persiapan mengajar untuk setiap konsep atau prinsip IPA (fisika) itu. Adapun untuk pelaksanaan di dalam kelas, pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dirancang dengan beberapa tahapan. Dengan beberapa tahapan -tahapan itu, diharapkan akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Tahapan -tahapan pembelajaran berbasis keterampilan proses menurut Dimyati dan Mudjiono ( 1999 : 49) yaitu dengan: a. Kegiatan Pendahuluan Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini meliputi kegiatan penampilan fenomena, apersepsi, dan menghubungkan pembelajaran dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar tertarik untuk belajar lebih dalm lagi sehingga siswa akan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan antusias. b. Kegiatan Inti. Di dalam kegiatan inti ini dilakukan demonstrasi atau eksperimen, kemudian siswa mengisi LKS, hal itu dimaksudkan untuk memunculkan dampak siswa lebih aktif dan mengacu pada indikator keberhasilan pembelajaran. Dengan mengerjakan LKS secara sistematis sesuai instruksi maka siswa dapat membuat rumusan-rumusan teori berdasarkan eksperimen yang mereka laksanakan. Hal tersebut dikarenakan LKS telah dirancang dengan step-step yang menuntun siswa untuk menemukan suatu teori sesuai eksperimen. c. Kegiatan Akhir Pada tahap ini guru memberikan penguatan materi dan penanaman konsep dengan tetap mengacu kepada teori permasalahan.

Hasil belajar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses akan membuat siswa dapat memahami dan menganalisis suatu ilmu pengetahuan sendiri dengan lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 49) Pembelajaran dengan keterampilan proses, seseorang akan mampu mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang dilambangkan dengan kata-kata menjadi suatu buah pikiran. Setelah belajar seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Hasil dari rangkaian kegiatan kompleks adalah kapabilitas. Timbulnya kapabilitas tersebut dari : (1) Stimulasi yang berasal dari lingkungan. (2) Proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil belajar yaitu melalui suatu evaluasi atau tes dan dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil belajar yang dapat diukur ada tiga macam atau ranah. Ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Bloom dalam Sardiman (1991: 49) menjelaskan bahwa Ada tiga ranah yang harus menjadi sasaran dalam evaluasi belajar, yaitu : a. Ranah kognitif, yang mencakup kegiatan mental (otak). Ada enam jenjang dalam proses berfikir diantaranya pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. b. Ranah afektif, yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ada lima jenjang dalam ranah afektif diantaranya menerima/memperhatikan, menanngapi, menilai/menghargai, mengatur/mengorganisasi, karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. c. Ranah psikomotorik, yang berkairtan dengan keterampilan/skill. Ranah psikomotorik lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi reaksi fisik. Pada penelitian ini, hasil belajar siswa yang dinilai adalah ranah kognitif yaitu untuk mengukur proses berpikir siswa yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.

Dari penjabaran di atas, peningkatan aktivitas dalam pendekatan keterampilan proses akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan pendekatan keterampilan proses menekankan bagaimana siswa belajar, bagaimana mengelola

perolehannya, sehingga mudah dipahami dan digunakan dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diusahakan agar siswa memperoleh pengalaman dan pengetahuan sendiri, melakukan penyelidikan ilmiah, melatih kemampuan-kemampuan intelektualnya, dan merangsang keingintahuan serta dapat memotivasi kemampuannya untuk meningkatkan pengetahuan yang baru diperolehnya.

Dengan melakukan eksperimen maka siswa akan mendapat pengalaman yang dialami secara nyata. Pengalaman-pengalaman tersebut akan mudah diingat dan daya ingat siswa akan lebih lama dibandingkan bila siswa hanya membaca buku atau mencatat saja. Daya ingat siswa tersebut sangat berharga sebagai modal pengetahuan siswa dan tentunya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Melalui pengembangkan keterampilanketerampilan proses diharapkan anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian, keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep, serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Akhirnya, pembelajaran yang dirilis dengan pendekatan keterampilan proses akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Fisika siswa. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan pendekatan ketrampilan proses antara lain: a. Dalam menyusun strategi mengajar dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses, maka ketrampilan-ketrampilan proses itu bersama-sama dikembangkan dengan fakta-fakta dan konsep-konsep serta prinsip yang ada dalam IPA (fisika) b. Ketrampilan-ketrampilan proses mulai dari mengamati hingga mengajukan pertanyaan tidak perlu merupakan suatu urutan yang harus diikuti dalam mengajarkan IPA (fisika). Namun kesepuluh ketrampilan itu merupakan sejumlah ketrampilan proses yang

diperkirakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik di sekolah menengah maupun sekolah dasar. c. Setiap pendekatan atau metode belajar yang diterapkan dalam pendidikan IPA (fisika) dapat digunakan untuk mengembangkan ketrampilan proses tersebut. Jumlah dan macam ketrampilan proses beserta sub-sub ketrampilannya tidak perlu sama untuk setiap metode atau pendekatan mengajar yang digunakan, asal sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan materi yang diajarkan. d. Untuk mengembangkan ketrampilan proses sebaiknya digunakan metode-metode memecahkan masalah atau pendekatan inkuiri bebas bukan metode ceramah. e. Dalam satu waktu, misalnya satu semester, seluruh ketrampilan proses itu beserta semua sub-ketrampilan prosesnya hendaknya pernah dikembangkan, dan tersebar pada seluruh materi yang harus diajarkan dalam satu satuan waktu itu. Pengembangannya hendaknya semaksimal mungkin sesuai dengan waktu pelajaran yang tersedia. juga harus diperhatikan keseimbangan antara ketrampilan-ketrampilan proses yang dikembangkan.

Jadi, jangan hanya dikembangkan ketrampilan proses mengamati, tetapi tidak pernah dikembangkan ketrampilan proses menerapkan konsep misalnya. 4. Beberapa kebaikan pendekatan ketrampilan proses Ketrampilan proses IPA (fisika) merupakan ketrampilan intelektual sehingga dengan mengembangkan ketrampilan proses tersebut meminta para siswa menggunakan pikiran mereka. Menurut ahli psikologi, yaitu Gagne, dengan mengembangkan ketrampilan proses ini anak dibuat kreatif, ia akan mampu mempelajari IPA (fisika) di tingkat yang lebih tinggi dalam waktu yang singkat. Menurut ahli yang lain, dengan mengembangkan ketrampilan proses, siswa mempelajari IPA (fisika) sebanyak mereka dapat mempelajarinya dan ingin mengetahuinya. Penggunaan ketrampilan-ketrampilan proses merupakan suatu proses yang berlangsung selama hidup. Dr. Wynne Harlen mengemukakan, bahwa ketrampilanketrampilan proses merupakan hasil kognitif kehidupan pada umumnya, pengembangannya menolong siswa belajar, dan kegiatan ilmiah yang kelihatannya baik di sekolah maupun di kemudian hari, tergantung pada ketrampilan-ketrampilan proses itu.

RINGKASANPendekatan Keterampilan Proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam

pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan olah perbuatan (fisik). Proses pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses ini yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teoriteori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan. Pembelajaran seperti ini dilaksanakan dengan maksud karena untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa. Kepribadian yang berkembang merupakan prasyarat untuk melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa.

Sepuluh Keterampilan Proses IPA (fisika) yang dapat dilakukan dalam pembelajaran adalah mengamati, menafsirkan pengamatan, mengklasifikasikan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, menyusun hipotesis, merencanakan penelitian, berkomunikasi dan mengajukan pertanyaan. Setiap keterampilan tersebut dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan oleh siswa untuk dapat memiliki keterampilan proses IPA (fisika) bersangkutan. Kegiatan ini disebut sub-keterampilan proses IPA (fisika). Dalam menggunakan pendekatan ketrampilan proses IPA (fisika) para guru sebaiknya membuat perencanaan pengajaran tentang materi pelajaran dalam satu satuan waktu, misalnya satu semester. Dalam perencanaan ini ditentukan konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan ketrampilan-ketrampilan proses IPA beserta sub-ketrampilan proses IPA (fisika) yang akan dikembangkan. Dalam perencanaan ini diusahakan agar semua ketrampilan proses IPA (fisika) pernah dikembangkan, dan ada keseimbangan antara jumlah sub-ketrampilan proses IPA (fisika) yang dilakukan para siswa. Setelah perencanaan guru selanjutnya melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan tahap-tahapan yang tentunya mendukung pelaksanaan pendekatan keterampilan proses. Hal ini diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran melalui tiga tahapan yaitu kegiatan pendahuluan yang bertujuan memotivasi siswa, kegiatan inti yang berisi eksperimen, demonstrasi dan penjelasan lebih mendalam mengenai materi lalu terakhir adalah kegitan penutup yang bertujuan memberikan penguatan dan pendalaman materi kepada para siswa.

Di dalam pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa diharapkan dapat memahami dan menganalisis suatu ilmu pengetahuan sendiri dengan lebih baik sehingga pembelajaran yang dirilis dengan pendekatan keterampilan proses akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA (Fisika) siswa. Hasil belajar ini diukur melalui test atau evaluasi yang diwujudkan dengan angka. Test atau evaluasi yang diberikan mengukur 3 ranah/aspek meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan pendekatan ketrampilan proses antara lain: (1) Dalam menyusun strategi mengajar dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses, maka ketrampilan-ketrampilan proses itu bersama-sama dikembangkan dengan fakta-fakta dan konsep-konsep serta prinsip yang ada dalam IPA (fisika), (2) Ketrampilan-ketrampilan proses tidak perlu merupakan suatu urutan yang harus diikuti dalam mengajarkan IPA (fisika). Namun disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik di sekolah, (3) Jumlah dan macam ketrampilan proses beserta sub-sub ketrampilannya tidak perlu sama untuk setiap metode atau pendekatan mengajar yang digunakan, asal sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan materi yang diajarkan, (4) Untuk mengembangkan ketrampilan proses sebaiknya digunakan metode-metode memecahkan masalah atau pendekatan inkuiri bebas bukan metode ceramah, (5) Dalam satu waktu, misalnya satu semester, seluruh ketrampilan proses itu beserta semua sub-ketrampilan prosesnya hendaknya pernah dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan waktu pelajaran yang tersedia juga harus diperhatikan keseimbangan antara ketrampilan-ketrampilan proses yang dikembangkan.

Pendekatan ketrampilan proses IPA (fisika) mempunyai beberapa kebaikan yaitu (1) membuat siswa berpikir, (2) membuat siswa kreatif, (3) ketrampilan-ketrampilan proses IPA (fisika) diperlukan dalam kegiatan ilmiah baik di sekolah maupun di kemudian hari.

PERTANYAAN DAN JAWABAN Pertanyaan 1. Mengapa IPA (fisika) dapat dikatakan mencakup dua hal yaitu IPA (fisika) sebagai produk dan IPA (fisika) sebagai proses? Jelaskan! 2. Jelaskan ketrampilan-ketrampilan proses IPA (fisika)! 3. Mengapa untuk mengembangkan ketrampilan proses IPA (fisika) lebih baik digunakan metode pemecahan masalah bukan metode ceramah? Jelaskan! 4. Apakah setiap sub-ketrampilan proses IPA harus dikembangkan dalam satu satuan waktu? Mengapa? 5. Bagaima cara mengetahui hasil belajar yang dilakukan berdasarkan pendekatan keterampilan proses? 6. Jelaskan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran melalui pendekatan keterampilan proses agar hasil prmbelajaran optimal? 7. Jelaskan kebaikan-kebaikan penggunaan pendekatan ketrampilan proses dalam belajar-mengajar IPA (fisika)! Jawaban 1. IPA sebagai produk dimaksudkan bahwa di dalam IPA (fisika) terdapat sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukumhukum dan teori-teori. Sementara IPA (fisika) sebagai proses dimaksudkan segala kegiatan yang dilakukan dan sikap-sikap yang dimiliki para ilmuwan untuk menghasilkan produk IPA.

2. Ketrampilan-ketrampilan proses IPA a. Mengamati (Observasi) Untuk dapat mencapai keterampilan mengamati siswa harus menggunakan sebanyak mungkin inderanya, yaitu indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba. Dengan demikian ia dapat mengumpulkan dan menggunakan fakta fakta yang relevan dan memadai. b. Menafsirkan pengamatan (interpretasi) Untuk dapat menafsirkan pengamatan, siswa harus dapat mencatat setiap pengamatan, lalu menghubung-hubungkan pengamatannya sehingga ditemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan.

c. Mengelompokkan (klasifikasi) Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila siswa telah dapat melakukan dua keterampilan berikut ini. Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yang dapat diamati dari sekelompok objek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi. Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek Klasifikasi berguna untuk melatih siswa menunjukkan persamaan, perbedaan dan hubungan timbal baliknya. d. Meramalkan (prediksi) Keterampilan prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi atau belum diamati berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada. Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui. e. Menggunakan alat bahan Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan dengan sendirinya siswa harus menggunakan betul alat serta bahan itu agar dapat memperoleh pengalaman langsung. Selain itu siswa harus pula mengetahui mengapa atau bagaimana menggunakan alat dan bahan itu. f. Menerapkan konsep atau prinsip Dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, siswa seharusnya dapat menerapkan konsep tersebut pada peristiwa atau pengalaman baru yang terkait dengan cara menjelaskan apa yang terjadi. g. Menyusun Hipotesis Berhipotesis dapat berupa pernyataan hubungan antar variabel atau mengajukan perkiraan penyebab terjadinya sesuatu. Dengan berhipotesis terungkap cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya. h. Merencanakan percobaan atau penelitian Agar siswa dapat merencanakan percobaan, ia harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan. Selanjutnya siswa harus dapat menentukan variabel yang dibuat tetap dan variabel yang berubah, menentukan apa yang dapat diamati, diukur atau ditulis, serta menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Selain itu

siswa juga harus dapat menentukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik kesimpulan. i. Berkomunikasi Untuk mencapai keterampilan berkomunikasi, siswa harus dapat berdiskusi dalam kelompok tertentu serta menyusun dan menyampaikan laporan tentang kegiatan yang dilakukannya secara sistematis dan jelas. Siswa juga harus dapat menggambarkan data yang diperolehnya dalam bentuk grafik, tabel atau diagram. j. Mengajukan pertanyaan Pertanyaan yang diajukan dalam mengembangkan keterampilan ini dapat meminta penjelasan tentang apa, mengapa, bagaimana atau menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan tentang latar belakang hipotesis menunjukkan bahwa siswa memiliki gagasan atau perkiraan untuk menguji atau memeriksanya. Dengan mengajukan pertanyaan diharapkan siswa tidak hanya sekedar bertanya tetapi melibatkan proses berpikir.

3. Karena dengan menggunakan metode pemecahan masalah diharapkan siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga ketrampilan atau sub-ketrampilan proses IPA dapat dilakukan oleh siswa. Sementara dengan menggunakan metode ceramah yang lebih berperan aktif adalah guru.

4. Ya, agar siswa dapat menguasai kesepuluh keterampilan tersebut dan hasil pembelajaran yang diinginkan melalui pendekatan keterampilan proses dapat terpenuhi secara maksimal sehingga siswa diharapkan dapat memahami dan menganalisis suatu ilmu pengetahuan sendiri dengan lebih baik sehingga pembelajaran yang dirilis dengan pendekatan keterampilan proses akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA (Fisika) siswa. 5. Hasil belajar melelui pendekatan keterampilan proses diukur melalui test atau evaluasi yang diwujudkan dengan angka. Test atau evaluasi yang diberikan mengukur tiga ranah/aspek meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif.

6. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan pendekatan ketrampilan proses antara lain: a. Dalam menyusun strategi mengajar dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses, maka ketrampilan-ketrampilan proses itu bersama-sama dikembangkan dengan fakta-fakta dan konsep-konsep serta prinsip yang ada dalam IPA (fisika) b. Ketrampilan-ketrampilan proses tidak perlu merupakan suatu urutan yang harus diikuti dalam mengajarkan IPA (fisika). Namun disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik di sekolah c. Jumlah dan macam ketrampilan proses beserta sub-sub ketrampilannya tidak perlu sama untuk setiap metode atau pendekatan mengajar yang digunakan, asal sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan materi yang diajarkan d. Untuk mengembangkan ketrampilan proses sebaiknya digunakan metode-metode memecahkan masalah atau pendekatan inkuiri bebas bukan metode ceramah. e. Dalam satu waktu, misalnya satu semester, seluruh ketrampilan proses itu beserta semua sub-ketrampilan prosesnya hendaknya pernah dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan waktu pelajaran yang tersedia juga harus diperhatikan keseimbangan antara ketrampilan-ketrampilan proses yang dikembangkan.

7. Kebaikan penggunaan pendekatan ketrampilan proses dalam belajar-mengajar IPA (fisika): a. Dengan mengembangkan ketrampilan proses IPA meminta para siswa menggunakan pikiran mereka karena ketrampilan proses IPA merupakan ketrampilan intelektual. b. Dengan mengembangkan ketrampilan proses IPA anak dibuat kreatif, ia akan mampu mempelajari IPA di tingkat yang lebih tinggi dalam waktu yang singkat. c. Dengan mengembangkan ketrampilan proses IPA, siswa mempelajari IPA sebanyak mereka dapat mempelajarinya dan ingin mengetahuinya. d. Dengan mengembangkan ketrampilan proses IPA, menolong siswa belajar, dan kegiatan ilmiah yang kelihatannya baik di sekolah maupun di kemudian hari, tergantung pada ketrampilan-ketrampilan proses IPA itu karena ketrampilanketrampilan proses merupakan hasil kognitif kehidupan pada umumnya.