makalah keterampilan memberi penguatan

30
MAKALAH KETERAMPILAN MEMBERI PENGUAT Strategi Belajar Mengajar KELOMPOK XI (SEBELAS) Bachtiar Hidayat 8105128004 Dewi Marwati 8105128019 PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI NON REGULER 2012 1

Upload: bachtiar-hidayat

Post on 12-Nov-2015

895 views

Category:

Documents


114 download

DESCRIPTION

Salah satu tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar FE UNJ

TRANSCRIPT

MakalahKeterampilan Memberi PenguatStrategi Belajar Mengajar

KELOMPOK XI (SEBELAS)Bachtiar Hidayat8105128004Dewi Marwati8105128019PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI NON REGULER 2012

Ekonomi dan AdministrasiFakultas EkonomiUniversitas Negeri Jakarta

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang ada di Indonesia. Melalui pendidikan kompetensi, keahlian dan karakter siswa dapat terbentuk dengan baik dan diharapkan dapat menjadi masyarakat yang berbudi luhur. Saat ini Indonesia memiliki masalah pada peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan di Indonesia yang rendah membuat Indeks daya saing global SDM Indonesia masih tergolong rendah, hal ini bisa kita perbaiki dengan meningkatkan kompetensi SDM Indonesia salah satunya, yakni dengan meningkatkan motivasi belajar siswa yang nantinya akan berdampak pada pencapaian prestasi siswa..Membekali peserta didik agar cerdas secara intelektual pengetahuan dan sosial merupakan peran guru di sekolah. Maka guru sebagai pengajar maupun pendidik memiliki peran besar terhadap siswa dan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamzah B. Uno (2006: 168) yaitu guru harus menguasai keterampilan dalam mengajar agar dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas lulusan sekolah dan diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul dalam proses kegiatan belajar mengajar.Guru dapat mengoptimalkan perannya di kelas dengan menguasai keterampilan mengajar. Penguasaan keterampilan mengajar yang baik akan mempengaruhi tingkat keaktifan dan partisipasi siswa sehingga bisa dikatakan bahwa peran keterampilan memberikan penguatan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan teori belajar dari Psikologi Behaviouristik Skiner (Wasty Soemanto, 1998: 125) yaitu Skiners Operant Conditioning yaitu Seperti halnya Thorndike, Skiner menganggap reward atau reinforcement yaitu penguatan sebagai faktor terpenting dalam proses belajar.Selanjutnya Mulyani dan Johar (1999: 262) menjabarkan keterampilan mengajar, yaitu keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan menggunakan variasi, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mangajar kelompok kecil dan perorangan, keterampilan mengelola kelas, serta keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.Kemudian D.N. Pah (1984: 6) menyatakan komponen pemberian penguatan (reinforcement) dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari penguatan verbal dan penguatan nonverbal. Penguatan verbal adalah pemberian penguatan yang berupa pujian yang dinyatakan dengan ucapan kata atau kalimat, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan bahasa tubuh (body language). Penggunaan kedua bentuk penguatan itu dimaksudkan untuk mendorong siswa agar mau belajar lebih giat lagi dan lebih bermakna.Dalam pelaksanaanya penguatan verbal memang terkesan sederhana, yaitu dengan guru mengutarakan kata atau kalimat penguat seperti: pujian dan persetujuan, akan tetapi guru harus berhati hati dalam menyampaikannya agar dapat berfungsi secara tepat. Begitupula dengan penguatan nonverbal yang diberikan melalui gerak isyarat dan kegiatan menyenangkan, guru harus tetap selektif dalam menyampaikan kepada siswa agar siswa dapat menerima dengan baik dan dapat berdampak positif terhadap kegiatan belajar mengajar. Walaupun pada pelaksanaanya berbeda antara keduanya, namun antara keduanya dapat saling melengkapi yaitu dapat dilakukan secara bersama untuk memaksimalkan pencapaian tujuan.Pemberian penguatan bersangkutan langsung dengan tujuan yang akan dicapai, hal ini perlu dipahami guru sebagai antisipasi terhadap masalah yang akan timbul. Menurut Marno dan Idris (2010: 132) memberikan penguatan sepertinya sederhana, yaitu dengan guru memberikan tanda persetujuan terhadap tingkah laku siswa yang dinyatakan dalam bentuk penguatan verbal dan nonverbal, seperti: pujian, senyuman, anggukan atau memberi hadiah secara material. Akan tetapi, keterampilan memberi penguatan akan terasa sulit dilakukan apabila guru sendiri tidak memahami cara dan makna yang ingin dicapai.Penguasaan keterampilan memberikan penguatan diharapkan dapat menjadi modal bagi guru untuk mengatasi permasalahan dalam rangka menciptakan suasana nyaman dan hubungan timbal balik yang harmonis antara guru dan siswa serta mampu mendorong siswa untuk belajar lebih baik.Guru selalu menginginkan pola interaksi yang positif di kelas agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Namun tidak semua siswa di dalam kelas dapat berinteraksi dengan baik, karena masing-masing siswa mempunyai karakter yang berbeda, sebagian terbuka, sebagian tertutup, sebagian pemalu, sebagian berani, dan sebagainya (Martinis Yamin, 2007: 161-162). Keragaman tersebut dikarenakan kebutuhan antar siswa berbeda. Pada diri siswa terdapat kekuatan mental berupa keinginan, perhatian, kemauwan atau cita-cita yang menjadi penggerak belajar yang disebut motivasi (Dimyati dan Mujiono, 2006: 80).Guru memiliki peran terhadap motivasi yang dimiliki siswa, sehingga sudah semestinya guru mampu menerapkan keterampilan memberikan penguatan kepada siswa sebagai usaha dalam memotivasi siswa. Motivasi pada dasarnya dapat membantu siswa dalam menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan yang hendak dicapai, menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, dan menentukan ketekunan belajar (Hamzah B. Uno, 2010: 27). Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar, sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya (Wina Sanjaya, 2008: 28).Mengingat pada besarnya peran motivasi dalam mencapai keberhasilan suatu pembelajaran, maka guru memiliki tugas untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 80) bahwa siswa melakukan kegiatan belajar karena adanya dorongan oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar ini dikatakan sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang bisa timbul dari diri sendiri/ intrinsik dan dari luar/ ekstrinsik untuk menggerakan dan mengarahkan perilaku siswa.Motivasi siswa sebagai dorongan dalam kegiatan belajar tidak timbul begitu saja, siswa memerlukan peran serta orang lain dalam hal ini guru untuk memberikan stimulus berupa hal-hal yang menyenangkan bagi siswa. Tanggapan terhadap stimulan yang diberikan oleh guru inilah yang akan menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar atau berperilaku lebih baik.Menyadari pentingnya motivasi dan keterampilan memberikan penguatan untuk siswa, guru perlu menguasai keterampilan dasar memberikan penguatan. Tetapi kegiatan memberikan penghargaan atau penguatan dalam proses belajar mengajar dalam kelas jarang sekali dilaksanakan oleh guru (Hamzah B. Uno, 2010: 168). Pendapat tersebut diperkuat lagi oleh D. N. PAH (1984: 3) yang menyatakan bahwa tidak jarang kita temui guru-guru yang hanya memberikan komentar negatif terhadap tingkah laku siswa yang salah, dan jarang sekali atau tidak pernah memberikan respons positif terhadap tingkah laku siswa yang baik. Padahal melalui keterampilan penguatan yang diberikan guru, siswa akan terdorong untuk membangkitkan dan mempertahankan motivasinya dalam setiap proses pembelajaran (Hamzah B. Uno, 2010: 168).Penerapan keterampilan penguatan yang dilakukan secara terus menerus dan tidak bervariasi akan membawa dapak kejenuhan bagi siswa. sehingga cenderung lesu, pasif, dan siswa kurang semangat dalam pembelajaran. Untuk itu, perlu adanya peran guru dalam memberikan penguatan yang tepat dalam pembelajaran, sehingga dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa.Sehubungan dengan uraian di atas, peneliti akan melakukan penulisan dengan judul Hubungan antara keterampilan memberikan penguatan dengan motivasi belajar siswa.

B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan bahwa rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh hal-hal berikut :1. Pembelajaran cenderung didominasi oleh guru2. Pemberian penguatan yang kurang tepat oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung3. Hubungan keterampilan memberikan penguatan verbal dan nonverbal dengan motivasi belajar siswa yang belum dipahami guru

C. Pembatasan MasalahPembatasan masalah yang bersifat menyederhanakan dan menyempitkan lingkup permasalahan diperlukan untuk memperdalam pembahasan tanpa mengurangi sifat ilmiah dalam penulisan ini. Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan pada hubungan keterampilan memberikan penguatan verbal dan nonverbal dengan motivasi belajar siswa.D. Perumusan MasalahBerdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :1. Apakah terdapat hubungan antara keterampilan memberikan penguat dengan motivasi belajar siswa?

E. Kegunaan PenulisanManfaat yang diharapkan dari hasil penulisan ini adalah:1. Bagi MahasiswaHasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan refleksi bagi peneliti sebagai mahasiswa program kependidikan yang kelak akan terjun dalam dunia pendidikan. Dengan penulisan ini juga diharapkan peneliti mengetahui motivasi belajar SMA yang dipengaruhi oleh berbagai pemberian penguat oleh guru.2. Bagi Pihak SekolahMemberikan informasi dan masukan pada pihak SMA Negeri dan Swasta dalam mengambil kebijakan dan solusi dalam meningkatkan prestasi belajar dengan meningkatkan peran aktif guru untuk memberikan penguatan yang tepat agar siswa lebih termotivasi dalam belajar. Penulisan ini juga sebagai referensi dalam peningkatan layanan bimbingan konseling bagi sekolah yang membutuhkannya.3. Bagi MasyarakatSebagai salah satu sumber referensi tentang pentingnya memberikan penguatan verbal dan nonverbal terhadap motivasi belajar siswa yang merupakan modal dalam mencapai kegiatan belajar mengajar.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Dasar MengajarKeterampilan adalah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki seseorang. Keterampilan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 935) diartikan sebagai Kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Secara sederhana keterampilan dasar dapat dikatakan sebagai suatu kemampuan dasar untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi apa yang dikehendaki sesuai dengan rencana. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. (Sardiman, 2011:47).Sejalan dengan Sardiman, Uzer Usman (2010:6) mengatakan bahwa, Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.Pengertian mengajar yang diungkapkan oleh para ahli tersebut merujuk pada suatu proses mengorganisasi lingkungan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut sebagian besar berada dalam pengelolaan guru. Untuk dapat mengelola suatu proses pembelajaran guru memerlukan keterampilan dasar mengajar. Adapun keterampilan mengajar yang diutarakan oleh As. Glicman dalam Dadang Sukirman (2011:3) bahwa : Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien, dan professional.Sedangkan Dadang Sukirman (2011:3) sendiri mengatakan bahwa: Keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara dalam melaksanakan tugas mengajarnya.Selain kedua pendapat tersebut, Susiwi (2011:2) mengutarakan tentang pengertian keterampilan dasar mengajar bahwa, Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang bersifat generik atau keterampilan dasar teknik instruksional yang harus dikuasai oleh seorang guru. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa keterampilan dasar mengajar guru merupakan kemampuan atau keahlian dasar seorang guru dalam melaksanakan dan mengelola kegiatan mengajar agar tercipta kualitas proses pembelajaran yang baik. Keterampilan dasar mengajar harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru sebagai kemampuan dasar untuk melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar diperlukan oleh guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal ini didukung oleh pendapat dari Wina Sanjaya (2009:32) yang mengutarakan bahwa: Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di samping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran.B. Jenis-jenis Keterampilan Dasar MengajarKeterampilan mengajar guru merupakan kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Ada delapan keterampilan dasar yang mutlak harus dimiliki seorang guru untuk menjadi tenaga pendidik yang baik (Uzer Usman, 2010 : 74-108) :1. Keterampilan bertanya2. Keterampilan memberi penguatan3. Keterampilan mengadakan variasi4. Keterampilan menjelaskan5. Keterampilan memuka dan meutup pelajaran6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil7. Keterampilan mengelola kelas8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan peroranganDari kedelapan keterampilan dasar mengajar, salah satu yang akan menjadi bahasan pokok dalam makalah ini adalah point ke dua yaitu keterampilan memberi penguatan.C. Pengertian KeterampilanKeterampilan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang menggunakan kemampuan (skill) yang dimiliki melalui sebuah proses belajar yang dilakukan secara bertahap. Adapun keterampilan menurut beberapa ahli, diantaranyaMenurut Nasution (1975: 28) keterampilan adalah kemampuan untuk mengerjakan atau melaksanakan sesuatu dengan baik. Berdasarkan pengertian menurut Nasution bahwa keterampilan salah satu bentuk kemampuan yang dihasilkan untuk dapat mengerjakan sesuatu dengan baik.Poerwadharminta (1996: 1088) mengartikan keterampilan merupakan kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (dengan keahlian). Teori yang dikemukakan oleh Poerwadharminta tentang keterampilan berhubungan dengan kecakapan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik dan teratur.Sulastri (2008: 9) mengemukakan bahwa keterampilan merupakan kesanggupan yang dilakukan seseorang untuk berbuat dan melakukan tindakan dengan mudah dan tepat setelah melalui belajar (Sulastri, 2008: 9). Apa yang dikemukakan oleh Sulastri mengenai keterampilan berkenaan dengan kemampuan seseorang yang diperoleh melalui proses belajar agar sesuatu yang dilakukan dapat dikerjakan dengan mudah olehnya.Soemaryadi (1995: 2) menjelaskan kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan baik. Menurut Soemaryadi, keterampilan sama halnya dengan kecekatan yakni sesuatu yang dikerjakan seseorang dengan cepat dan baik pelaksanaannya.Berdasarkan teori-teori diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keterampilan dapat dikatakan kemampuan, kecakapan dan kecekatan yang dimiliki oleh seseorang setelah melalui proses belajar sehingga ketika mengerjakan atau melakukan sesuatu pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat, cermat dan baik.D. Pengertian PenguatSanjaya (2009:37) menyatakan bahwa penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon baik verbal ataupun non verbal, yang diberikan guru terhadap tingkah laku siswa untuk memberikan umpan balik atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi dan memotivasi siswa yang lain untuk berbuat hal yang sama seperti siswa yang diberikan penguatan tadi.Menurut Hasibuan (2008:58) yang menyatakan bahwa memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali, dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar-mengajar.Usman (1994:73) mengemukakan penguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku murid,yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima (anak didik) atas perbuatannya sebagai tindak dorongan ataupun koreksi.Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli bahwa penguat atau penguatan adalah suatu bentuk perbuatan baik verbal ataupun non verbal yang dilakukan oleh seorang guru terhadap tingkah laku yang dilakukan oleh peserta didik sebagai salah satu informasi atau umpan balik yang diberikan guru kepada peserta didik untuk memberikan dorongan atau koreksi.E. Keterampilan Memberi PenguatKeterampilan memberikan penguat adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk memberikan suatu penguat yang merupakan salah satu bentuk perbuatan baik verbal ataupun non verbal terhadap tingkah laku yang dilakukan oleh peserta didik sebagai salah satu informasi atau umpan balik yang diberikan guru kepada peserta didik untuk memberikan dorongan atau koreksi agar dapat meningkatkan tingkah laku positif yang dilakukan oleh peserta didik tersebut.F. Tujuan Pemberian Penguatan Menurut Winataputra (2004:7.30) penguatan bertujuan untuk : a. Meningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa Melalui penguatan yang diberikan oleh guru terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa diperhatikan oleh gurunya. Dengan demikian perhatian siswa pun akan semakin meningkat seiring dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya. Apabila perhatian siswa semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnya pun akan semakin baik pula.b. Memudahkan siswa belajarTugas guru sebagai fasilitator pembelajaran bertujuan untuk memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus ditunjang oleh kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan memberikan respon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian siswa untuk mencoba, bereksplorasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalam belajar. c. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya perilaku yang positif d. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan negatif yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negatif dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa. e. Memelihara iklim kelas yang kondusifSuasana kelas yang menyenangkan, aman dan dinamis akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana kelas akan lebih demokratis, sehingga siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya.

G. Indikator Keterampilan Dasar MengajarDalam penulisan ini keterampilan dasar mengajar guru diukur dengan menggunakan indikator keterampilan dasar mengajar yang dikemukakan oleh Hasibuan dan Moedjiono (2010 : 58-94) yaitu :Keterampilan Memberikan Penguatana. Penguatan verbalPenguatan verbal dapat berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru.b. Penguatan gesturalPenguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa.c. Penguatan dengan cara mendekatiPenguatan ini dikerjakan dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa.d. Penguatan dengan sentuhan Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa.e. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkanPenguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya bila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta memimpin kegiatan, dan lain-lain.f. Penguatan berupa tanda atau benda Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam simbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif.

H. Cara-cara Pemberian PenguatanWinataputra (2004:7.35) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penguatan, guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Sasaran penguatanSasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya memberikan penguatan kepada siswa tertentu, kepada kelompok siswa, ataupun kepada seluruh siswa secara utuh, misalnya : Wah Ibu bangga benar dengan kedisiplinan kelas II ini. b. Penguatan harus diberikan dengan segera Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respon yang diharapkan. Dengan perkataan lain, tidak ada waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan. c. Variasi dalam peggunaan Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya hingga dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerimanya. Penguatan verbal dengan kata-kata yang sama, misalnya : bagus, bagus, bagus, akan kehilangan makna, hingga tidak berarti apa-apa bagi siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya berusaha mencari variasi baru dalam memberi penguatan.Berikut ada dua cara dalam menggunakan penguatan, antara lain.a. Penguatan kepada pribadi tertentuPenguatan harus jelas kepada siapa ditujukan. Karena apabila tidak, akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.b. Penguatan kepada kelompokPenguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya Bapak sangat senang kalian menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dapat juga memberikan sebuah penghargaan lain.

I. Aplikasi Penguatan Menurut Djamarah (2000:101) aplikasi atau pemberian penguatan dapat dilakukan pada saat : 1) Siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan lainnya dan benda yang menjadi tujuan diskusi, 2) Siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku, membaca, dan bekerja di papan tulis, 3) Menyelesaikan hasil kerja (selesai penuh, atau menyelesaikan format), 4) Bekerja dengan kualitas kerja yang baik (kerapian, ketelitian, keindahan, dan mutu materi),5) Perbaikan pekerjaan (dalam kualitas, hasil atau penampilan), 6) Ada kategori tingkah laku (tepat, tidak tepat, verbal, fisik, dan tertulis), 7) Tugas mandiri (perkembangan pada pengarahan diri sendiri, mengelola tingkah laku sendiri, dan mengambil inisiatif kegiatan sendiri).

J. Kelebihan dalam Pemberian Penguatan dalam PembelajaranPemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain.1. Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.2. Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.3. Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.4. Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.5. Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam memberikan penguatan, maka proses pembelajaran akan tercapai secara maksimal.K. Kelemahan dalam Pemberian Penguatan dalam PembelajaranWalaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut.Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal.Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanKeterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan membangkitkan semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran.Dalam kegiatan pembelajaran, penguatan mempunyai peran penting dalam meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran. Dan bertujuan untuk : Meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan dan memelihara motivasi siswa, memudahkan siswa belajar, mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya perilaku yang positif, menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa, memelihara iklim kelas yang kondusif dan lain-lain.Adapun tiga komponen dalam keterampilan memberi penguatan yaitu : penguatan verbal, penguatan tak penuh, penguatan nonverbal.Keterampilan member penguatan memiliki prinsip : kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, menghindari penggunaan respons negatif.

B. Saran1. Saran untuk PembacaDiharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama untuk para calon guru atau pendidik dapat lebih mengetahui keterampilan dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Sehingga hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik, dan suasana di dalam kelas tercipta menyenangkan dan tidak tegang.2. Saran untuk PendidikDiharapkan setelah membaca makalah ini, para pendidik yang sebelumnya tidak pernah atau jarang dalam memberikan penguatan menjadi tahu bahwa penguatan dalam proses pembelajaran sangat penting dikarenakan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Sebaiknya para pendidik menghindari respon negatif, karena hal tersebut dapat membuat siswa tertekan.1