makalah pencegahan penyakit

19
BAB I PENDAHULUAN Kesehatan dari masyarakat tergantung baik pada penyediaan pelayanan kesehatan bagi orang sakit maupun pada upaya kesehatan mayarakat dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyebaran atau kejadian penyakit. Dahulu manusia cenderung menerima sehat-sakit dan kematian muda (premature death) sebagai sesuatu yang tak bisa dihindari dari keberadaannya. Kemudian dewasa ini kita berada dimana harapan hidup sehat dan panjang umur dijadikan sebagai indeks pembangunan masyarakat. Dengan adanya globalisasi dan transisi epidemiologi, maka telah terjadi perubahan pola penyakit. Disamping penyakit menular tetap ada (malaria, tbc, diare, pneumonia), prevalensi penyakit tidak menular pun (Diabetes melitus, hipertensi, kanker, penyakit endokrin, dll) terus meningkat. Pencegahan dan pemberantasan penyakit merupakan prioritas pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Tantangan baru muncul dengan adanya potensi terjangkitnya kembali penyakit-penyakit menular lama yang pada masa lalu relatif sudah dapat dikendalikan. Penanganan kejadian-kejadian penyakit tersebut tidak hanya sebatas pada upaya pengobatan,

Upload: ramadhani-syafitri

Post on 22-Dec-2015

494 views

Category:

Documents


80 download

DESCRIPTION

preventif

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pencegahan Penyakit

BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan dari masyarakat tergantung baik pada penyediaan pelayanan kesehatan

bagi orang sakit maupun pada upaya kesehatan mayarakat dalam promosi kesehatan dan

pencegahan penyebaran atau kejadian penyakit. Dahulu manusia cenderung menerima

sehat-sakit dan kematian muda (premature death) sebagai sesuatu yang tak bisa dihindari

dari keberadaannya. Kemudian dewasa ini kita berada dimana harapan hidup sehat dan

panjang umur dijadikan sebagai indeks pembangunan masyarakat.

Dengan adanya globalisasi dan transisi epidemiologi, maka telah terjadi

perubahan pola penyakit. Disamping penyakit menular tetap ada (malaria, tbc, diare,

pneumonia), prevalensi penyakit tidak menular pun (Diabetes melitus, hipertensi, kanker,

penyakit endokrin, dll) terus meningkat. Pencegahan dan pemberantasan penyakit

merupakan prioritas pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Tantangan baru

muncul dengan adanya potensi terjangkitnya kembali penyakit-penyakit menular lama

yang pada masa lalu relatif sudah dapat dikendalikan. Penanganan kejadian-kejadian

penyakit tersebut tidak hanya sebatas pada upaya pengobatan, melainkan juga

pencegahan terhadap kematian dan kecacatan. Kecacatan dapat menyebabkan penurunan

produktivitas, sehingga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.

Page 2: Makalah Pencegahan Penyakit

BAB II

PEMBAHASAN

Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk

bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada

fungsi atau struktur dari bagian, organ, atau sistem dari tubuh. (Gold Medical

Dictionary).

  Konsep dasar dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang

dari rantai sebab akibat menuju suatu proses kejadian penyakit yaitu proses interaksi

antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, fisiologis, psikologis,

sosiologis, dan antropologis), dan dengan penyebab (agent) serta lingkungan

(environment). Menurut John Gordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan

interaksi tiga komponen penyakit yaitu manusia (host), penyebab (agent) dan lingkungan

(environment).

        Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan antar ketiga komponen

tersebut. Model ini lebih di kenal dengan model triangle epidemiologi atau triad

epidemilogi.

Pejamu (host) : hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia,

antara lain :

1. Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etnik (suku) hubungan keluarga,

2. Bentuk anatomis tubuh,

3. Fungsi fisiologis atau faal tubuh,

4. Status kesehatan, termasuk status gizi,

5. Keadaan kuantitas dan respon monitor,

6. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial,

7. Pekerjaan, dll.

Page 3: Makalah Pencegahan Penyakit

Penyebab (Agent)

Pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya disebabkan oleh

satu faktor tunggal, pada umumnya kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai unsur

yang secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit, namun demikian, secara

dasar, unsur penyebab penyakit dapat di bagi dalam dua bagian utama yakni :

1. Penyebab kausal primer

        Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal terjadinya penyakit, dengan ketentuan

bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya, Pada

penyakit tertentu, unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab

kausal ini dapat dibagi dalam 5 kelompok yaitu :

a. Unsur penyebab biologis yakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk

hidup termasuk kelompok mikro organisme seperti Virus, bakteri, protozoa,

jamur, kelompok cacing, dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya di

jumpai pada penyakit infeksi menular.

b. Unsur penyebab nutrisi yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat

nutrisi dan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun

kelebihan zat nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin,

mineral, dan air.

c. Unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk senyawa kimia yang

dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada

umumnya berasal dari luar tubuh termasuk berbagai jenis zat, racun, obat-obatan

keras, berbagai senyawa kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap, maupun gas.

Ada pula senyawa kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari dalam) yang dapat

menimbulkan penyakit tertentu seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain.

d. Unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit

melalui proses fisika, misalnya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan

(rudapaksa), radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini terutama

melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan gangguan kesehatan.

Page 4: Makalah Pencegahan Penyakit

e. Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang berhubungan dengan kejadian

penyakit gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini

belum jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkan

sekelompok ahli lebih menitikberatkan kejadian penyakit pada unsur penyebab

genetika.

2. Penyebab kausal sekunder

Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambah dalam proses kejadian

penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian,

maka dalam setiap analis penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat terjadinya

penyakit, kita tidak hanya berpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus

memperhatikan semua unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer.

           Hal ini didasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya kejadian setiap penyakit 

sangat di pengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan

ikut dalam proses sebab akibat. Sebagai contoh pada penyakit kardiovaskuler,

tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya. Kejadiannya tidak di batasi

hanya pada penyebab kausal saja, tetapi harus di analisis dalam bentuk suatu rantai sebab

akibat di mana peranan unsur penyebab sekunder sangat kuat dalam mendorong

penyebab kausal primer untuk dapat secara bersama-sama menimbulkan penyakit.

Penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis.

a. Biotis khususnya pada penyakit menular, terjadi dari 5 golongan, yaitu :

1. Protozoa, misalnya Plasmodum, amodea

2. Metazoa, misalnya arthopoda , helminthes

3. Bakteri misalnya Salmonella, meningitis

4. Virus, misalnya polio, measles

5. Jamur, misalnya candida

Page 5: Makalah Pencegahan Penyakit

b. Abiotis, terdiri dari :

1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan/kelebihan gizi (karbohidrat, lemak, mineral,

protein, dan vitamin)

2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan

3. Physical Agent, misalnya suhu, kelembapan panas, kebisingan.

4. Mechanical Agent misalnya pukulan tangan, kecelakaan, benturan, gesekan, dan

getaran

5. Psychic Agent, misalnya stress, depresi

6. Physiologic Agent, misalnya gangguan genetik.

Unsur Lingkungan (Environment)

       

Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan

terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam

proses kejadian penyakit.

1. Lingkungan Biologis

Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain meliputi :

a. Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen;

b. Vektor pembawa infeksi

c. Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia,

baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan),maupun

sebagai reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host intermedia) ; dan

d. Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama

penyakit menular.

         Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang

penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik

sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (sebagai sumber kehidupan)

maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia.

Page 6: Makalah Pencegahan Penyakit

2. Lingkungan fisik

          Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara

langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia.

Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :

a. Udara keadaan cuaca dan geografis.

b. Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air,

dan

c. Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain

sebagainya.

Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang

timbul akibat manusia sendiri.

3. Lingkungan sosial

        Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi serta

institusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat

tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :

a. Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi

yang berlaku,

b. Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat,

c. Sistem pelayanan kesehata nserta kebiasaan hidup sehatmasyarakat setempat,

d. Kebiasaan hidup masyarakat, dan

e. Kepadatan penduduk, kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan

sosial lainnya.

Page 7: Makalah Pencegahan Penyakit

Riwayat Alami Penyakit

Riwayat alamiah suatu penyakit pada umumnya melalui tahap sebagai berikut:

1. Prepatogenesis

      Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada

dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of

susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi

antara penjamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh.

2. Patogenesis

Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu:

Tahap Inkubasi : Tahap inkubasi merupakan tenggang di waktu antara masuknya

bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai

timbulnya gejala penyakit.

Tahap Dini : Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang

Kelihatannya ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena

sudah ada gangguan patologis.

Tahap Lanjut : Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan mungkin

tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (stage of clinical

disease).

Tahap Akhir : Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan

keadaan, yaitu:

a. Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi

pulih, sehat kembali.

b. Sembuh dengan cacat, yakn ibibit penyakit menghilang, penyakit sudah

tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas

gangguan yang permanen berupa cacat.

c. Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih

tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.

d. Penyakit tetap berlangsung secara kronik.

e. Berakhir dengan kematian.

Page 8: Makalah Pencegahan Penyakit

Upaya Pencegahan

Visi Indonesia sehat merupakan pandangan Indonesia dalam mencapai derajat

kesehatan bagi semua masyarakat. Untuk mencapai visi tesebut maka diperlukanlah

berbagai upaya dan strategi yang menunjang program tersebut. Adapun upaya yang

dilakukan adalah mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

            Upaya promotif dan preventif merupakan hal yang mendapat prioritas utama

namun tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan

preventif ini dianggap lebih efektif untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat

kesehatan daripada usaha kuratif dan rehabilitatif, ini dapat dilihat melalui slogan “Lebih

baik mencegah daripada mengobati”. 

Menurut Leavell dan Clark, menjelaskan bahwa upaya pencegahan dapat

dilakukan pada tahap sebelum terjadinya sakit dan pada tahap setelah terjadinya sakit.

Pada tahap sebelum terjadinya sakit dapat dilakukan upaya promotif dan preventif

(primordial prevention dan primary prevention) dan kuratif dan rehabilitative (secondary

prevention dan tertiary prevention). Oleh sebab itulah dikenal empat tingkat upaya

pencegahan penyakit.Upaya yang dimaksud adalah :

1. Pencegahan tingkat awal (primordial prevention)

Upaya pencegahan tingkat awal ini adalah usaha mencegah

terjadinya resiko atau mempertahankan keadaan resiko rendah kepada

masyarakat terhadap penyakit secara umum. Mengkondisikan masyarakat

agar penyakit tersebut tidak mendapat dukungan dari masyarakat.

Upaya ini tidak hanya dari pihak petugas kesehatan saja namun

dari seluruh masyarakat. Yang terlebih sasarannya adalah kelompok

remaja dan usia muda, dengan tidak mengabaikan kelompok dewasa dan

usila. Pencegahan ini meliputi :

Memelihara dan mempertahankan gaya hidup yang sudah ada dan

benar dalam masyarakat. Agar dapat mencegah meningkatnya resiko

terhadap penyakit tertentu.

Page 9: Makalah Pencegahan Penyakit

Mencegah timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat atau mencegah

generasi yang sedang tumbuh untuk tidak meniru atau melakukan

kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan resiko terhadap berbagai

penyakit.

Melakukan modifikasi, penyesuaian terhadap resiko yang ada atau

berlangsung dalam masyarakat.

2. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)

Pencegahan primer ini merupakan upaya agar masyarakat yang

berada dalam keadaan sehat tidak jatuh dalam keadaan sakit, melalui

usaha mengontrol dan mengatasi faktor resiko dengan sasaran utamanya

adalah orang sehat melalui promosi kesehatan. Pencegahan tingkat

pertama berhubungan dengan keadaan penyakit yang masih dalam tahap

prepatogenesis.

Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk

mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah

mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi,

yang bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme penyebab penyakit,

penyemprotan dalam menurunkan dan memutus sumber penularan.

Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan

fisik seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan

serta bentuk pemukiman lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkungan

biologis serta peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah

tangga, hubungan antar individu, dan kehidupan sosial masyarakat.

Meningkatkan daya tahan pejamu yang meliputi perbaikan status

gizi, status kesehatan umum, dan kualitas hidup penduduk, pemberian

imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya, peningkatan

status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari pengaruh

Page 10: Makalah Pencegahan Penyakit

faktor keturunan, dan peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan

kualitas gizi setra olahraga. Pada tahap ini ada 2 golongan kegiatan yaitu :

a. Health promotion ( peningkatan kesehatan )

Peningkatan status kesehatan yakni, meningkatkan derajat

kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi peranan

penyebab dan derajat resiko yang melalui beberapa kegiatan yaitu:

Kampanye kesadaran masyarakat

Promosi kesehatan

Pendidikan kesehatan masyarakat ( health education )

Peningkatan gizi

Pengamatan tumbuh kembang

Pengadaan rumah sehat

Penyelenggaraan hiburan sehat

Konsultasi perkawinan 

Pendidikan seks

Pengendalian lingkungan

b.   General and specific protection ( perlindungan khusus dan umum )

Merupakan usaha atau upaya kesehatan untuk memberikan

pelindungan secara khusus dan umum yang diberikan kepada penjamu

atau penyebab untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau mengurangi

resiko terhadap penyakit tertentu yang meliputi,:

Imunisasi

Hygiene perorangan

Perlindungan diri dari lingkungan

Perlindungan diri dari kecelakaan 

Kesehatan kerja

Perlindungan diri dari carcinogen, foxin, dan allergen

Pengendalian sumber-sumber pencemaran 

Page 11: Makalah Pencegahan Penyakit

Strategi pokok yang dilakukan dalam upaya pencegahan :

1) Strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan

Sasaran pada strategi ini lebih luas sehingga bersifat radikal,

memilliki potensi yang lebih besar pada populasi dan sangat sesuai untuk

sasaran prilaku. Namun secara individu kurang bemanfaat dan rasio antara

manfaat dan resiko cukup rendah. 

2) Strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok resiko tinggi.

Strategi ini sangat mudah diterapkan secara individual, motivasi

subjek dan dan pelaksana cukup tinggi serta rasio antara manfaat dan

resiko cukup baik. Namun sulit dalam memilih kelompok dengan resiko

tinggi, efeknya sangat rendah dan bersifat temporer serta kurang sesuai

untuk sasaran prilaku. 

Penerapan upaya pencegahan primer dapat melalui program PKM

(Penyuluhan Kesehatan Masyarakat), program P2M (pemberantasan

penyakit menular), dan program konseling.

3. Pencegahan tingkat kedua ( secondary prevention )

Pencegahan tingkat kedua ini ditujukan kepada masyarakat yang

dalam keadaan sakit, mereka yang terancam akan menderita penyakit

tertentu. Pencegahan ini dilakukan dengan 2 kegiatan yaitu:

a. Early diagnose dan prompt treatment ( diagnosis dini dan pengobatan )

Screening dini 

Penemuan kasus secara dini

Pemeriksaan umum lengkap

Pemeriksaan massal

Survey terhadap kontak, rumah dan sekolah

Penanganan kasus

Page 12: Makalah Pencegahan Penyakit

Kemoterapi

b. Disability limitation ( pembatasan gangguan )

Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan

Pencegahan komplikasi

Perbaikan fasilitas kesehatan 

Penurunan beban social masyarakat

Penerapan pencegahan sekunder pada program kesehatan

masyarakat dapat melalui Program P2M, program kesehatan,

program KIA melalui deteksi dini, faktor resiko gangguan

kehamilan.

4. Pencegahan tingkat ketiga ( tertiary prevention )

Upaya pencegahan tingkat ketiga atau rehabilitasi merupakan

upaya pemulihan masyarakat yang setelah sembuh dari sakit dan

mengalami kecacatan untuk mencegah bertambah beratnya penyakit atau

mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut melalui aspek medis, dan

social diterapkan melalui PHN (Public Health Nursing). Rehabilitasi

merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologi, dan social

seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitas fisik / medis, rehabilitasi

mental, rehabilitasi social, sehingga setiap individu dapat menjadi anggota

masyarakat yang produktif dan berdaya guna.

Pencegahan ini dapat dilakukan melalui :

Perawatan rumah jompo.

Memberikan keterampilan bagi penderita cacat.

Membentuk perkumpulan bagi orang-orang yang mengalami cacat

tertentu.