makalah pbl berpikir kritis.docx

7
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dokter merupakan profesi yang memberikan pelayanaan kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah sesuai dengan jangkauan teknologi terkin pasien. Penerapan prinsip ilmiah dalam memberikan pelayanan kesehat memerlukan dasar pengetahuan yang kuat, sehingga keputusan klinis yang dih adalah yang terbaik untuk pasien. Pada saat memberikan pelayanan, seorang dihadapkan pada masalah pasien yang harus ditindaklanjuti dengan pengelola tepat dengan berpikir secara logis dari seluruh pengetahuan yang dimiliki dan melakukan tinjauan terhadap seluruh data yang diperoleh dari pasien. Seora dalam profesinya tidak hanya dituntut untuk menguasai teori dan ilmu saja, tetapi juga dituntut untuk dapat berpikir kritis dalam menghadapi kasus atau mas dihadapinya. Berpikir kritis adalah suatu aspek yang sangat penting bagi d menghadapi suatu masalah. Definisi berpikir kritis itu sendiri adalah sebu berpikir yang tidak menerima suatu data tanpa bukti atau sebab yang jelas. kritis sangat diperlukan untuk menghadapi dunia modern ini dimana semua in disajikan secara instan. Seorang dokter juga harus menggunakan logika, ana pemahaman,mengidentifikasi aspek - aspek yang belum terpecahkan serta menemukan pemecahan solusi paling tepat dari suatu pokok permasalahan yang Perkembanganera global yang semakin modern pada saatinitentunya telah membawa dampak positif maupun negatif, disinilah seorang dokter harus mene pola berpikir kritis dalam menghadapi suatu masalah berdasarkan fa yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi sesuai dengan ketrampil ilmu yang telah dikuasainya. 1.2 Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini agar mahasiswa sebagai calon dokter dapa menanggapi suatu masalah dengan berpikir kritis.

Upload: ferina-evangelin

Post on 02-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangDokter merupakan profesi yang memberikan pelayanaan kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah sesuai dengan jangkauan teknologi terkini kepada pasien. Penerapan prinsip ilmiah dalam memberikan pelayanan kesehatan tentunya memerlukan dasar pengetahuan yang kuat, sehingga keputusan klinis yang dihasilkan adalah yang terbaik untuk pasien. Pada saat memberikan pelayanan, seorang dokter dihadapkan pada masalah pasien yang harus ditindaklanjuti dengan pengelolaan yang tepat dengan berpikir secara logisdari seluruh pengetahuan yang dimiliki dan melakukan tinjauan terhadap seluruh data yang diperoleh dari pasien. Seorang dokter dalam profesinya tidak hanya dituntut untuk menguasai teori dan ilmu saja, tetapi juga dituntut untuk dapat berpikir kritis dalam menghadapi kasus atau masalah yang dihadapinya. Berpikir kritis adalah suatu aspek yang sangat penting bagi dokter dalam menghadapi suatu masalah. Definisi berpikir kritis itu sendiri adalah sebuah metode berpikir yang tidak menerima suatu data tanpa bukti atau sebab yang jelas. Berpikir kritis sangat diperlukan untuk menghadapi dunia modern ini dimana semua informasi disajikan secara instan. Seorang dokter juga harus menggunakan logika, analisis dan pemahaman, mengidentifikasi aspek - aspek yang belum terpecahkan serta menemukan pemecahan solusi paling tepat dari suatu pokok permasalahan yang ada. Perkembangan era global yang semakin modern pada saat ini tentunya telah membawa dampak positif maupun negatif, disinilah seorang dokter harus menerapkan pola berpikir kritis dalam menghadapi suatu masalah berdasarkan fakta dan logika yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi sesuai dengan ketrampilan dan ilmu yang telah dikuasainya.

1.2TujuanTujuan pembuatan makalah ini agar mahasiswa sebagai calon dokter dapat menanggapi suatu masalah dengan berpikir kritis.

IIPEMBAHASAN

2.1Pembahasan MasalahBerdasarkan kasus yang didapat membahas tentang seorang pasien yang mengalami kerusakan paru-paru yang sudah parah. Berikut adalah beberapa definisi berpikir kritis menurut para ahli :1) Cotton (1991)Berpikir kritis juga dikenal dengan thinking skills, berpikir kreatif, berpikir tingkat tinggi (high-order thinking). Dalam berpikir kritis terdapat dua dimensi penting, yaitu kerangka berpikir dan pekerjaan mental yang spesifik.(1)2) Michael Seriven dan Richard PaulBerpikir kritis adalah sebuah proses intelektual dengan melakukan pembuatan konsep, penerapan, melakukan sintesis dan atau mengevaluasi informasi yang diperoleh dari observasi, pengalaman, refleksi,pemikiran, atau komunikasi sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu tindakan. Berpikir kritis tidak cukup hanya logis, tetapi terdiri atas proses yang lebih luas dalam bidang kedokteran, antara lain melibatkan persepsi, bahasa, emosi, pertimbangan biostatistik dan epidemiologis, bukti ilmiah terbaik, pengetahuan klinis dan kesehatan masyarakat, sikap, dan ketrampilan.(1)3) Schafersman (1991)Berpikir kritis adalah berpikir berdasarkan pengetahuan yang sesuai dan dapat dipercaya, atau cara berpikir yang beralasan, dapat digambarkan, bertanggung jawab dan mahir. Dalam pengertian ini seorang dikatakan berpikir kritis bila menanyakan suatu hal dan mencari informasi dengan tepat. Kemudian informasi tersebut digunakan untuk menyelesaikan masalah dan mengelolanya secara logis, efisien, dan kreatif, sehingga dapat membuat kesimpulan yang dapat diterima akal. Selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan tepat berdasarkan analisis informasi dan pengetahuan yang dimilikinya.(1)4) Fisher (2001)Mengutip pendapat John Dewey, menjelaskan bahwa berpikir kritis adalah pertimbangan aktif dan tepat serta berhati-hati atas keyakinan dan keilmuan untuk mendukung kesimpulan. Pendapat lain yang dikutip oleh Fisher adalah menurut Robert Ennis, berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang beralasan dan reflektif yang menitikberatkan pada apa yang dipercaya dan apa yang akan dikerjakan. Kedua pendapat ini tampaknya menempatkan berpikir kritis pada satu proses berpikir yang dilakukan secara hati-hati dengan alasan yang dapat diterima dengan akal.(1)

2.2Pertimbangan ReligiusKata religi berasal dari bahasa latin. Harun Nasution mengatakan, bahwa asal kata religi adalah relegere yang mengandung arti mengumpulkan dan membaca. Pengertian demikian juga sejalan dengan isi agama yang mengandung kumpulan cara cara mengabdi pada tuhan yang terkumpul dalam kitab suci yang harus di baca. Menurut pendapat lain, kata religius berasal dari kata religare yang berarti mengikat. Ajaran ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia. Dalam agama selanjutnya terdapat pula dari ikatan roh manusia dengan tuhan, dan agama lebih lanjut lagi memang mengikat manusia dengan Tuhan. Dapat disimpulkan bahwa perilaku religius adalah seperangkat perilaku yang merupakan ekspresi dari religiusitas dan keyakinan terhadap agama.(2)Dalam kasus yang dibahas, Joe menderita kerusakan paru-paru yang parah dan dokter menyarankan agar dilakukan transplantasi lobus paru-paru. Transplantasi tidak dapat segera dilakukan karena sulitnya mencari living donor yang bersedia melakukannya atas pertimbangan faktor religius yang berpengaruh kuat dalam kehidupan masyarakat. Beberapa orang menganggap bahwa transplantasi tidak boleh dilakukan karena tidak menghargai hidup manusia lain dengan cara memberikan organ tubuhnya kepada orang lain sementara pendonor masih hidup dan dianggap bertentangan dengan kepercayaan agama yang mereka anut. Berdasarkan materi yang telah kita pelajari, cara memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman pribadi dengan yang ilahi atau agama disebut revelasi.

2.3Pertimbangan EtikIstilah etika berasal dari bahasa Yunani Kuno ethos, yang berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasan. Kata yang cukup dekat dengan etika adalah moral yang berasal dari bahasa latin mos yang berarti juga kebiasaan, adat. Jadi etimologi kata etika sama dengan etimologi kata moral. Dengan demikian, etika merupakan salah satu hal penting yang menjaga keseimbangan (checks and balances) terhadap penggunaan wewenang dan kebebasan yang diberikan publik. Etika merupakan faktor penting dalam menciptakan dan memelihara kepercayaan publik tehadap perilaku dokter.(3) Dalam kasus disebutkan bahwa rasa takut masyarakat mempengaruhi pola pikir terhadap tindakan pengobatan yang disarankan dokter. Living donor pun harus memikirkan tindakan transplantasi tersebut secara matang karena adanya keraguan yang timbul akibat pengaruh etika yang berkembang dimasyarakat awam yang belum mengetahui secara benar bagaimana pengobatan melalui transplantasi tersebut sehingga membutuhkan waktu yang lama agar living donor bersedia melakukannya.

2.4Cara PengobatanCara pengobatan penyakit yang diderita pasien dalam kasus ini adalah dengan melakukan transplantasi lobus paru-paru. Pengertian transplantasi adalah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya misalnya pencangkokan kulit ) yang bertujuan mengembalikan fungsi yang telah hilang. Terdapat dua pilihan transplantasi didalam kasus yang diberikan, yaitu transplantasi isograft dan xenotransplantasi. Transplantasi IsografYaitu transplantasi antara dua individu dengan genetik yang sama, disebut transplantasi isograft. Pada manusia, pencangkokan ini dilakukan untuk setiap organ pada saudara kembar satu telur.(4)

XenotransplantasiMerupakan transplantasi dari sel, jaringan, ataupun organ yang masih berfungsi baik untuk kehidupan dari satu spesies ke spesies lainnya (spesies yang berbeda), sebagai contoh adalah dari hewan simpanse ke manusia. Xenotransplantasi sebenarnya sangat berpotensi bagi terapi untuk kegagalan organ yang terminal. Akan tetapi, hal ini juga menyebabkan munculnya masalah dalam bidang medis, legal, dan etika. Salah satu kekhawatiran mengenai xenotransplantasi adalah xenozoonosis, di mana bisa saja penularan penyakit yang sebelumnya ada di hewan menjadi ada di manusia. Meskipun demikian, beberapa publikasi juga menyatakan adanya kesuksesan xenotransplantasi yang sudah dilakukan.(4)

2.5Penyebab PenyakitPenyebab penyakit pada kasus yang dibahas dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain kebiasaan merokok, pengaruh lingkungan baik tempat tinggal ataupun lingkungan tempat bekerja, dan juga polusi udara. Tetapi yang menjadi penyebab utama kerusakan paru-paru adalah adanya kebiasaan merokok pada pria ataupun wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap maka semakin besar kemungkinan terjad kerusakan paru-paru. Selain itu lingkungan tempat tinggal ataupun lingkungan tempat bekerja juga berpengaruh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.Pasien yang menderita kerusakan paru-paru yang parah pada kasus bisa disebabkan karena kebiasaannya merokok atau karena pengaruh lingkungannya sehari-hari.

2.6Dampak Dampak dari suatu pengobatan tentunya ada 2 (dua) yaitu positif dan negatif. Hal itu berkaitan dengan tindakan-tindakan dokter dalam mengambil tindakan pengobatan yang tepat dalam menangani pasien serta cara berpikir pasien yang sesuai dengan perkembangan zaman berdasarkan fakta dan logika. Dampak PositifDampak positif yang didapat dari suatu pengobatan adalah pasien sembuh. Hal ini tergantung dengan tindakan pengobatan yang dilakukan oleh dokter serta pandangan dokter yang berpikir kritis. Sembuhnya pasien juga dipengaruhi oleh komunikasi dokter pasien yang baik sehingga dokter dapat menyampaikan metode pengobatan yang dianjurkannya kepada pasien dan pasien benar-benar memahami tindakan apa yang akan dia lakukan untuk mendapatkan kesembuhan. Dalam kasus yang dibahas, pasien menderita kerusakan paru-paru yang parah dan dokter menyarankan untuk melakukan transplantasi lobus paru-paru. Walaupun membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan living donor, tetapi dampak yang dirasakan adalah pasien sembuh. Dampak NegatifDampak negatif adalah dampak yang berakibat buruk dari tindakanyang kita lakukan. Dalam kasus, pasien dinyatakan sembuh. Tetapi pasien mengalami dampak negatif yaitu kondisi ekonomi Joe dan keluarganya memburuk akibat tindakan transplantasi lobus paru-paru yang memerlukan biaya sangat mahal sehingga berdampak pada kondisi ekonomi Joe dan keluarganya.

IIIPENUTUP

KesimpulanSeorang individu hendaknya berpikirberdasarkan fakta dan logika serta mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Dengan berpikir demikian, tiap individu mempunyai cara pandang yang luas dalam menghadapi permasalahan. Dalam bidang kedokteran, sebaiknya dokter berpikir kritis dalam menghadapi permasalah medis dan melihat segala sesuatu bukan hanya berdasarkan teori dan ilmu pengetahuan tetapi juga berdasarkan fakta dan logika serta analisis masalah yang tepat. Dampak yang akan terjadi juga seharusnya dapat diperhitungkan sehingga memaksimalkan kebaikan daripada keburukannya. Variasi antar individu juga menjadi hal yang sangat penting untuk diingat sehingga proses berpikir secara kritis tetap diperlukan dalam menghasilkan keputusan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Achmad, A. (2007). Memahami Berpikir Kritis. Tersedia Online: http://www.pendidikannetwork [15 Agustus 2010].2. Kahmad, Dadang. Sosiologi agama. Cetakan ke-1. Bandung: PT Remaja Rosdakarya; 2000. h. 81-3.3. Lehmann, Paul. Etika sederhana untuk semua: perkenalan pertama. Cetakan ke-2. Jakarta: BPK Gunung Mulia; 2002. h. 94.4. Suprapti, SR. Etika Kedokteran Indonesia.Transplantasi. Edisi 2. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka;2003.h. 64.