makalah pbl 2
DESCRIPTION
makalah palTRANSCRIPT
Mekanisme Pembentukan Memori pada Manusia
Kelly
102012078
E 3
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
kelly [email protected]
Pendahuluan
Manusia memiliki memori yang kemampuan dan kapasitas sangat besar, sehingga tak
terhitungkan besarnya. Akan tetapi tidak semua memanfaatkan kapasitas tersebut seoptimal
mungkin dan lebih banyak lagi yang memanfaatkan memori ini sekedarnya saja, sehingga
banyak ruang-ruang dalam memori seseorang yang tidak terisi bahkan tidak diisi serta tidak
diperlakukan dengan lebih baik karena berbagai faktor. Memori memiliki fungsi yang penting
bagi manusia. Jika kita lakukan aktivitas berpikir maupun menalar, maka sebagian besar kita
menggunakan fakta dari memori atau ingatan kita.
Kita menggunakan konsep waktu dengan menghubung-hubungkan masa sekarang
dengan masa lalu serta membuat perencanaan untuk masa datang. Hal tersebut dimungkinkan
dengan adanya fasilitas fungsi memori kita yang kuat dan dapat disesuaikan pada berbagai
situasi. Oleh karena memori inilah manusia dapat dikatakan makhluk bersejarah. Artinya
makhluk yang tidak ditentukan oleh pengaruh proses dari hal yang terjadi saat kini saja, tetapi
berkembang dalam sejarah masa lalunya yang masih dimilikinya dan sewaktu-waktu dapat
dihidupkannya kembali. Yang terakhir inilah yang dikatakan memori. Memori adalah
kemampuan untuk menyimpan, mempertahankan dan mengingat kembali informasi dan
pengalaman. Memori merupakan konstruksi yang dibuat berdasarkan keinginan dan pengaruh
dari dalam diri maupun dari luar. Memori sering disertai dengan perasaan dan emosi. Tidak
semua peristiwa yang kita alami disimpan dalam memori kita, untuk dapat diambil dan
digunakan kembali. Oleh karena itu memori bersifat selektif.
1
Pembahasan
1.1 Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui
Demensia senilis adalah gangguan mental yang berlangsung progresif, lambat,
dan serius yang disebabkan oleh kerusakan organik jaringan otak.1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari skenario yang diperoleh yaitu seorang laki-laki usia 65 tahun
sering lupa kejadian terbaru namun sangat hafal peristiwa yang dialaminya semasa
muda.
1.3 Analisis Masalah
1.4 Hipotesis
Hipotesis dari skenario yang diperoleh adalah gangguan pada korteks serebri dapat
mempengaruhi memori.
1.5 Sasaran Pembelajaran
Sasaran pembelajaran dari skenario yang diperoleh antara lain:
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang klasifikasi memori.
2
Laki-Laki Usia 65 Tahun Lupa
Kejadian Baru Namun Hafal
Kejadian Lama
Memori
Klasifikasi
Struktur Organ Terkait
Faktor yang Mempengaruhi
Mekanisme Pembentukan
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang struktur organ yang terkait memori.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang faktor yang mempengaruhi memori.
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang mekanisme pembentukan memori.
1.6 Belajar Mandiri
Dalam membahas skenario yang telah dibahas sebelumnya, ada 4 hal yang akan
dijelaskan secara lebih mendalam antara lain klasifikasi memori, struktur organ terkait
memori, faktor yang mempengaruhi memori dan mekanisme pembentukan memori.
1) Klasifikasi Memori
Memori merupakan kapasitas untuk menyimpan dan secara sekunder
menggunakan pengalaman. Artinya suatu proses untuk menyimpan
pengalaman-pengalaman sehingga pada suatu waktu di kemudian hari,
pengalaman itu dapat diingat kembali. Memori otak manusia diklasifikasikan
menjadi 3 jenis yaitu memori sensorik, memori jangka pendek (short term
memory) dan memori jangka panjang (long term memory).
Memori sensorik mempunyai kapasitas tinggi untuk informasi namun
bertahan untuk masa singkat, hanya sekitar 1 detik saat menerima pengalaman
sensorik. Atensi (perhatian) merupakan komponen penting dalam memori
sensorik. Dari semua informasi yang kita peroleh setiap saat, yang tetap teringat
hanyalah yang menarik perhatian kita dan diproses lebih lanjut unuk menjadi
memori jangka pendek dan dapat dikonversi menjadi memori jangka panjang
dengan melibatkan hipokampus.
Memori jangka pendek yaitu memori yang menyimpan informasi untuk
waktu yang terbatas sampai ada informasi baru yang masuk dan mendesak
informasi yang telah tersimpan ini. Memori jangka pendek merupakan memori
yang cepat diingat, cepat lupa dan kapasitasnya terbatas. Sedangkan memori
jangka panjang adalah memori yang menyimpan informasi untuk jangka waktu
yang sangat lama, bahkan seumur hidup. Memori jangka panjang merupakan
memori yang lambat dilupakan dan kapasitasnya tidak terbatas.
Memori jangka panjang dibagi menjadi dua yaitu memori semantis dan
memori episodis. Memori semantis adalah memori yang berkaitan dengan
unsur-unsur makna bahasa dan tidak berkaitan dengan lingkup ruang dan waktu.
Memori ini berisikan jumlah total pengetahuan yang dimiliki seperti
perbendaharaan kata, pemahaman matematika dan segala fakta yang diketahui.
3
Sedangkan memori episodis adalah memori yang mengandung informasi yang
berkaitan dengan pengalaman seseorang dalam lingkup ruang dan waktu.2
Tabel 1. Perbandingan antara Memori Jangka Pendek dan
Memori Jangka Panjang.2
Karakteristik Memori Jangka
Pendek
Memori Jangka
Panjang
Waktu penyimpanan Segera Lebih kemudian
Diperkuat
pengulangan
Kapasitas penyimpanan Terbatas Sangat besar
Proses pemanggilan
(mengingat)
Cepat Lambat kecuali
memori yang tertanam
kuat
Kegagalan pemanggilan
(lupa)
Lupa permanen Biasanya hanya lupa
sementara
Mekanisme penyimpanan Modifikasi sementara
fungsi sinaps yang
sudah ada: perubahan
jumlah
neurotransmiter yang
sudah ada
Perubahan permanen
fungsi/struktur
neuron: pembentukan
sinaps (dendrit) baru,
pembentukan protein
baru
2) Struktur Organ yang Terkait
Struktur organ yang terkait dalam membentuk memori dibagi menjadi
struktur makro dan mikro. Pada struktur makro, organ yang berperan dalam
membentuk memori yaitu korteks serebri, lobus temporal dan lobus frontal.
a. Korteks serebri adalah bagian luar serebrum yang paling banyak
menyimpan memori jangka panjang yang terbagi dalam 3 bagian yaitu area
sensoris, area motorik dan area asosiasi. Area sensoris adalah area yang
bertugas untuk mengartikan bentuk, warna, suara dan pengecapan. Area
motorik adalah area yang bertugas untuk mengendalikan otot rangka seperti
menerjemahkan pikiran menjadi ucapan (kata-kata). Area asosiasi adalah
area yang berkaitan dengan memori, kemauan dan kecerdasan.
4
b. Lobus temporal terletak di bagian tepi otak, di atas telinga, dan di belakang
pelipis. Lobus temporal merupakan pusat memori, pusat pendengaran dan
asosiasinya serta beberapa pusat bicara.
c. Lobus frontal terletak di bagian depan otak, di bawah tulang tengkorak pada
area kening. Lobus frontal berperan aktif dalam tugas-tugas memori jangka
pendek. Selain itu ia juga terlibat dalam emosi, kemampuan membuat
perencanaan, berpikir secara kreatif, dan mengambil insiatif.
Gambar 1. Lobus-Lobus pada Otak.3
d. Hipokampus adalah bagian dari otak yang berada di bawah lobus temporal.
Hipokampus termasuk dalam sistem limbik. Fungsinya adalah membentuk,
memilih, dan menyimpan memori serta terlibat dalam emosi. Hipokampus
berperan besar dalam memproses informasi menjadi memori. Hipokampus
mengatur fungsi memori yang berkaitan dengan pelajaran dan hal memori
yang dihubungkan dengan daya ingat dari suatu peristiwa. Hipokampus
juga disebut sebagai pintu gerbang menuju ingatan. Hipokampus
memungkinkan kita membentuk ingatan spasial sehingga kita dapat
menemukan jalan yang harus ditempuh dalam lingkungan kita. Di samping
itu, bersama dengan area-area otak yang berdekatan, hipokampus
memungkinkan kita membentuk ingatan-ingatan baru mengenai fakta-fakta
dan kejadian-kejadian. Informasi yang kita peroleh akan disimpan di
korteks serebri. Akan tetapi tanpa hipokampus, informasi tersebut tidak
akan sampai ke tempatnya.
e. Amigdala adalah bagian otak yang bentuknya menyerupai biji almond di
dekat hipokampus. Amigdala terdiri atas susunan nuklei yang saling
5
berkumpul. Amigdala masih termasuk dalam sistem limbik. Amigdala
berfungsi untuk mengatur sinyal saraf, emosi, kegelisahan, ketakutan dan
membantu membentuk memori.
Gambar 2. Sistem Limbik.4
Pada struktur mikro, akan dibahas mengenai struktur otak secara histologis.
Sistem saraf pusat terdiri atas terdiri atas otak dan medula spinalis. Sistem saraf
pusat berfungsi untuk memproses berbagai macam informasi sensorik yang
berbeda dan juga merupakan sumber berpikir, emosi, dan memori. Sebagian
impuls saraf yang menstimulasi otot untuk berkontraksi dan kelenjar untuk
bersekresi berasal dari sistem saraf pusat. Otak terdiri atas serebrum, serebelum
dan batang otak/brainstem (midbrain, pons dan medula oblongata).
Serebrum merupakan bagian otak yang terbesar. Permukaan luar
serebrum merupakan substansia kelabu yang membentuk korteks serebri
dan permukaan dalamnya merupakan substansia alba. Serebrum dibagi menjadi
hemisfer serebri kiri dan kanan. Serebrum terdiri atas 6 lapisan dengan
beraneka bentuk dan ukuran yaitu lapisan molekular, lapisan granular luar,
lapisan sel-sel piramid, lapisan granular dalam, lapisan piramid/ganglioner dan
lapisan sel-sel multiform atau polimorf. Selain itu, di serebrum juga
terdapat sel-sel yang terdiri dari sel piramid, sel granular, sel horizontal, dan
sel martinotti.
6
Gambar 3. Lapisan-Lapisan pada Serebrum.4
Serebelum terletak pada posterior dari medula dan pons dan pada
inferior dan posterior lubang kranial. Serebelum memiliki ukuran kedua terbesar
setelah serebrum dan mengandung setengah saraf dari otak. Pada bagian
superior dan inferior berbentuk seperti kupu-kupu, bagian tengah yang
mengkerut disebut vermis dan bagian lateralnya disebut hemisfer serebeli. Pada
korteks serebeli terdapat 3 lapisan, yaitu lapisan molekular, lapisan ganglioner
atau sel purkinye dan lapisan granular. Lapisan molekular terdiri dari sel-sel
yang tidak begitu padat. Lapisan ganglioner/sel purkinye memilki badan sel
yang mencolok dengan dendritnya yang bekembang biak yang menyerupai
kipas. Dendrit ini menempati sebagian besar lapisan molekular. Lap i s an
g r anu l a r dibentuk oleh neuron yang sangat kecil yang saling
berhimpitan. Selain itu, di serebelum juga terdapat sel-sel yang terdiri dari
sel stellata, s el basket dan s el purkinye.
7
Gambar 4. Lapisan-Lapisan pada Serebelum.5
3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Memori
Sebenarnya otak yang sehat tidak akan mengalami kemunduran karena
umur, tetapi kemungkinan berubah adalah normal dalam proses penuaan.
Beberapa orang mengalami keadaan seperti menurunnya perhatian, yaitu sedikit
kesulitan dalam memberi perhatian lebih dari suatu waktu yang bersamaan dan
perlambatan dalam memanggil memori/mengingat. Kadang-kadang terjadi
pemanjangan waktu dalam mengingat/memanggil memori terutama memori
jangka panjang. Dalam hal ini, santai dan mengisi waktu luang dengan berbagai
aktivitas dapat membantu mengingat memori. Adapun faktor-faktor yang
mempegaruhi memori yaitu:
a. Stres
Khawatir di rumah atau di tempat kerja dapat menyebabkan kita lupa. Stres
pun dapat menurunkan waktu pemanggilan memori sehingga proses
mengingat melambat.
b. Kelelahan
Tanpa cukup istirahat, maka seseorang akan mengalami kesulitan untuk
belajar, berkonsentrasi, dan mengingat.
8
c. Gizi kurang
Kurang makan makanan yang bergizi, seperti sayur-sayuran, buah-buahan,
vitamin dan mineral, menurunkan fungsi otak dalam mengingat. Makanan
tidak perlu banyak tetapi cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh kita.
d. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan, terutama dalam proses penyerapannya, tentu saja
mempengaruhi otak sehingga kadang-kadang kita menjadi bingung yang
hal apa yang harus diingat, atau bahkan ingatan yang sudah tersimpan pun
dapat hilang.
e. Penyakit
Beberapa penyakit dapat mempengaruhi memori kita, terutama terjadi
perubahan. Sebagai contoh, gangguan thyroid, penyakit-penyakit infeksi,
serta depresi.5
4) Mekanisme Pembentukan Memori
Mekanisme pembentukan memori dibagi menjadi 3 tahap yaitu input,
penyimpanan dan output. Pada tahap input, orang yang umumnya menerima
masukan, baik lisan maupun tulisan, kemudian memberikan interpretasi tentang
masukan itu untuk memahaminya. Biasanya orang memperhatikan maknanya,
bukan kata-katanya. Karena itu, yang disimpan dalam memori bukan kata-kata
yang didengar atau dibaca tetapi isi dari keseluruhan kata-kata itu. Itulah
sebabnya kalau orang harus menyatakan kembali apa yang baru didengar atau
dibaca, ia tidak akan memakai kata-kata yang persis sama pada inputnya.
Tahap penyimpanan dimulai dengan proses menyimpan informasi pada
memori jangka pendek. Hal-hal yang dirasakan tidak perlu atau hanya secara
sementara disimpan hanya di memori jangka pendek ini. Bila dirasakan perlu
untuk disimpan dalam jangka waktu lama, maka informasi itu dikirim ke
memori jangka panjang. Memori jangka panjang tidak hanya menyimpan makna
saja, kadang-kadang kata demi kata juga dapat disimpan secara tepat.
Pada tahap output, ada 2 cara yang digunakan yaitu rekognisi (recognition)
dan pemanggilan kembali (recall). Rekognisi adalah proses pemangilan memori
dengan meminta seseorang untuk dapat merekognisi sesuatu yang telah
diberikan kepadanya sebelumnya. Sedangkan pada tahap recall, seseorang
9
diminta untuk menyatakan sesuatu yang telah ia lihat atau dengar sebelumnya.
Pada umumnya, recognition lebih dikenal daripada recall.
Ada dua bagian utama otak yang terlibat dalam proses pembentukan
memori, yaitu korteks serebri dan lobus temporal yang didalamnya terdapat
hipokampus. Prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Informasi sensorik yang bermacam-macam masuk dari beberapa bagian
korteks menuju ke hipokampus. Korteks serebri mengolah sinyal dari
berbagai bagian tubuh, termasuk sinyal yang kita dapat dari indera-indera
kita. Hipokampus mempunyai tugas spesifik mengubah informasi jangka
pendek menjadi informasi jangka panjang.
2. Hipokampus tetap memproses informasi tersebut, meskipun peristiwa yang
yang memicu indrawi sudah berlalu. Bahkan saat kita tidur, hipokampus
berinteraksi timbal balik berulang-ulang dengan bagian-bagian korteks.
3. Ketika bagian-bagian tersebut berinteraksi secara aktif, memori bersifat
tidak stabil (mudah berubah dan hilang).
4. Setelah beberapa waktu, hipokampus akan melepaskan hubungan dengan
korteks. Korteks akan menahan memori peristiwa yang terjadi. Hipokampus
akan melepaskan ikatan ini jika memori telah terkonsolidasi penuh.
5. Dibutuhkan waktu proses bertahun-tahun dari kepingan informasi menjadi
memori jangka panjang yang stabil.
6. Proses mengingat kembali akan merekonstruksi pola-pola awal hubungan
saraf yang mulanya terjadi.6
10
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka hipotesis dapat diterima. Gangguan pada
korteks serebri dapat mempengaruhi memori. Korteks serebri adalah bagian luar serebrum
yang paling banyak menyimpan memori jangka panjang yang terbagi dalam 3 bagian yaitu
area sensoris, area motorik dan area asosiasi. Area asosiasi adalah area yang berkaitan dengan
memori, kemauan dan kecerdasan. Jika korteks serebri terganggu, maka seseorang dapat lupa
kejadian-kejadian yang baru saja dialami namun hafal kejadian yang dialaminya di masa
yang lalu.
11
Daftar Pustaka
1. Maryam RS, Ekasari MF, Rosidawati. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika; 2008.h.71.
2. Kushartanti, Yuwono U, Lauder M. Pesona bahasa: langkah awal memahami linguistik.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2008.h.18-21.
3. Haryanto N. Otak tengah. Jakarta: Penerbit Gradien Mediatama; 2007.h.16-7.
4. Wade C, Tavris C. Psikologi. Edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.h.131-5.
5. Almazini P. Mengoptimalkan daya ingat. Jakarta: Penerbit Kanisius; 2008.h.33-4.
6. Dardjowidjojo S. Psikolinguistik: pengantar pemahaman bahasa manusia. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia; 2005.h.279-80.
12