makalah pandegaku 2

19
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sejak lahirnya Gerakan Pramuka pada tahun 1961, Gerakan Pramuka telah mengemban amanah untuk membina generasi muda Indonesia dengan sistem kepanduan agar dapat menjadi kader dan pemimpin bangsa yang handal dengan bermodal watak serta tingkah laku yang baik dan bijaksana serta ditambah dengan nilai–nilai agama yang sesuai dengan keyakinannya masing – masing. Sebagian besar dari kita pernah merasakan manfaat dari kegiatan praja muda karana (pramuka) tetapi hanya sebagian kecil yang tahu persis potensi dan manfaatnya. Faktor penyebabnya beragam, mulai faktor eksternal persepsi publik tentang gerakan pramuka yang (hanya) sekadar tepuk-tepuk tangan hingga faktor internal seperti minimnya publikasi kegiatan pramuka di media massa. Bahkan sedikit orang yang tahu bahwa Gerakan Pramuka Indonesia merupakan satu-satunya gerakan kepanduan di Indonesia seperti diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Dengan potensi SDM yang lebih beragam, publik boleh berharap ke depan kita akan melihat wajah anggota pramuka yang lebih baik. Sebagai lembaga pembentuk karakter, 1

Upload: heru-fasta-wijaya

Post on 24-Apr-2015

78 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PANDEGAKU 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sejak lahirnya Gerakan Pramuka pada tahun 1961, Gerakan Pramuka telah

mengemban amanah untuk membina generasi muda Indonesia dengan sistem

kepanduan agar dapat menjadi kader dan pemimpin bangsa yang handal dengan

bermodal watak serta tingkah laku yang baik dan bijaksana serta ditambah dengan

nilai–nilai agama yang sesuai dengan keyakinannya masing – masing.

Sebagian besar dari kita pernah merasakan manfaat dari kegiatan praja muda

karana (pramuka) tetapi hanya sebagian kecil yang tahu persis potensi dan

manfaatnya. Faktor penyebabnya beragam, mulai faktor eksternal persepsi publik

tentang gerakan pramuka yang (hanya) sekadar tepuk-tepuk tangan hingga faktor

internal seperti minimnya publikasi kegiatan pramuka di media massa. Bahkan sedikit

orang yang tahu bahwa Gerakan Pramuka Indonesia merupakan satu-satunya gerakan

kepanduan di Indonesia seperti diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2010 tentang

Gerakan Pramuka.

Dengan potensi SDM yang lebih beragam, publik boleh berharap ke depan kita

akan melihat wajah anggota pramuka yang lebih baik. Sebagai lembaga pembentuk

karakter, pramuka mempunyai beberapa potensi yang tidak banyak diketahui oleh

publik secara luas. Salah satunya adalah pramuka luar biasa (PLB).

Pramuka luar biasa adalah sebutan bagi anggota pramuka yang berkebutuhan

khusus, berbeda dari pramuka ’’biasa’’. Penyelenggaraan kegiatan PLB bernaung di

bawah gugus depan luar biasa, dengan demikian Pelaksanaan Gugus Depan bagi yang

berkebutuhan khusus haruslah berbeda sesuai dengan kemampuan pada peserta didik

yang berkebutuhan khusus

Dalam melakukan pembinaan terhadap generasi muda Indonesia maka perlu

diadakannya pola pembinaan terhadap peserta didik agar kegiatan kepramukaan akan

membentuk kader-kader pramuka yang dapat memperjuangkan tanah airnya. Gerakan

Pramuka menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metoda Kepramukaan yang

1

Page 2: MAKALAH PANDEGAKU 2

menerapkan sistem among. Sistem among sangat besar pengaruhnya jika diterapkan

dalam pola pembinaan Pramuka. Namun beberapa Gugus Depan belum seutuhnya

melaksanakan pola pembinaan menggunakan sistem among, bahkan hanya beberapa

Gugus Depan saja yang memang benar-benar menerapkan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Beberapa Gugus Depan telah mengetahui tentang Prinsip dasar kepramukaan dan

Metode Kepramukaan yang menerapkan sistem among. Namun dalam beberapa

kasus tidak banyak gugus depan yang mengetahui seberapa penting penerapan sistem

among yang memberikan dampak positif terhadap peserta didik.

C. BATASAN MASALAH

Pembahasan pada makalah ini difokuskan pada topik “sistem among” sehingga

pembaca dapat lebih memahami tentang pengertian, sasaran dan tujuan serta dapat

menerapkan sistem among dalam melaksanakan pembinaan terhadap peserta didik

baik normal maupun yang berkebutuhan khusus.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan Mengapa sistem

among perlu diterapkan dalam pola pembinaan terhadap peserta didik.

E. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem among.

b. Untuk mengetahui alasan penerapan sistem among.

c. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem among tersebut.

2. Manfaat yang diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah Mengetahui

apa yang dimksud dengan sistem among, sasaran dan tujuan dari sistem

among serta pentingnya penerapan sistem among.

2

Page 3: MAKALAH PANDEGAKU 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. GUGUS DEPAN BAGI YANG BERKEBUTUHAN KHUSUS

Untuk memenuhi hak dan mewadahi kaum muda yang berkebutuhan khusus atau

penyandang cacat dan berminat dalam kepramukaan maka dibentuk :

1. Gugus Depan Pramuka Luar Biasa

Gugusdepan Pramuka Luar Biasa adalah suatu kesatuan organik terdepan

dalam Gerakan Pramuka yang merupakan wadah untuk menghimpun anggota

Gerakan Pramuka yang berkebutuhan khusus atau penyandang cacat yang

mengalami gangguan fisik ,emosi, prilaku, dan social baik usia pramuka siaga,

penggalang, penegak, pandega (S, G, T, D).

Pada gudep pramuka luar biasa ini terdapat hal-hal kekhususan diantaranya :

a) 1. Gudep yang anggotanya semua jenis kecacatan.

Contoh : Gudep yang anggotanya terdiri atas tunanetra, tunarungu,

tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, secara gabungan terwadahi dalam satu

Gudep.

2. Gudep yang anggotanya hanya satu jenis kecacatan.

Contoh : gudep yang anggota pramukanya hanya tuna rungu atau tuna

netra saja. Hal ini dibentuk ada kaitannya dengan spesifik sekolah

tersebut, Karena ada sekolah yang mendidik satu jenis kecacatan saja,

contoh : Sekolah Luar Biasa A (SLB A untuk Tunanetra) atau Sekolah

Luar Biasa B (SLB B untuk tuna rungu), ada juga sekolah yang mendidik

multi kecacatan, contohnya Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB).

b) Syarat kecakapan umum (sku) yang dijadikan pedoman dalam membina

adalah SKU Pramuka Luar Biasa (PLB). Untuk masing-masing kecacatan

SKUnya disesuaikan.

c) Pembinanya adalah guru yang berada sekolah tersebut sesuai dengan

spesifikasi keahliannya.

3

Page 4: MAKALAH PANDEGAKU 2

2. Gugus Depan Terpadu

Gugus Depan terpadu adalah gudep biasa yang sebagian anggotanya

pramuka penyandang cacat. Dalam pelaksanaan penerimaan anggota

mempertimbangkan hal-hal berikut :

a. Tunanetra, tunadaksa, tunalaras dan tunarungu secara selektif artinya

cacatnya tidak berat.

b. Mampu mengikuti kegiatan secara umum (SKUnya memakai SKU

Pramuka biasa)

c. Tidak adanya penyederhanaan materi kegiatan.

d. Peserta didik mampu berkomunikasi secara wajar.

e. Orangtua peserta didik yang bersangkutan mengijinkan masuk anggota

Gerakan Pramuka pada GUDEP tersebut.

f. Adanya minat peserta didik yang bersangkutan

g. Memiliki hak dan kewajiban yang sama antara anggota pramuka luar

biasa dengan pramuka biasa.

h. Pembina yang membina anggota gerakan pramuka penyandang cacat

tersebut adalah Pembina biasa.

i. Apabila terdapat kesulitan, dapat berkonsultasi dengan sekolah Luar

Biasa Terdekat.

3. Gugus Depan Inklusif

Gugus Depan Inklusif adalah gudep biasa yang sebagian anggotanya

mengalami gangguan fisik, emosi, prilaku, dan sosial. Dalam pelaksanaan

penerimaan anggota mempertimbangkan hal-hal berikut :

a. Semua penyandang cacat dapat diterima menjadi anggota

b. Ada kesiapan dari gudep untuk menerima para penyandang cacat ikut

latihan di gudep tersebut.

c. Adanya ijin dari orangtua yang bersangkutan.

d. Peserta didik yang bersangkutan berminat mengikuti kegiatan pramuka di

gudep tersebut.

4

Page 5: MAKALAH PANDEGAKU 2

e. SKU yang dijadikan pedoman dalam kegiatan pembinaan adalah SKU

yang disesuaikan dengan kemampuan dan jenis kecacatannya.

f. Laporan/pencapaian hasil kegiatan dibuatkan sendiri.

g. Pembina yang menangani penyandang cacat adalah Pembina biasa.

h. Apabila terdapat kesulitan, dapat berkonsultasi dengan Sekolah Luar

Biasa Terdekat.

Pembedaan ini memengaruhi pola penyampaian materi kepramukaan.

B. SISTEM AMONG

1. Pengertian Sistem Among

Sistem Among adalah hasil pemikiran dari Raden Mas Suwardi

Suryaningrat yang dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara, Bapak

Pendidikan Nasional Indonesia yang juga pendiri Perguruan Taman Siswa.

Beliau dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat pada tanggal 28 April

1959. Untuk mengenang jasanya dalam dunia pendidikan, tanggal 2 Mei

ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia. 1

Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara

Pembina dengan peserta didik bersendikan sistem Among. Sistem Among

berarti mendidik anggota Gerakan Pramuka menjadi insan yang merdeka

jasmani, rokhani, dan pikirannya, disertai rasa tanggungjawab dan kesadaran

akan pentingnya bermitra dengan orang lain.

Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara

memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan

bertindak secara leluasa, dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur

perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri

peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk

menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri, kreatifitas,

dan aktifitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.

1 http://www.google.com /Sistem Among_gitachan.htm

5

Page 6: MAKALAH PANDEGAKU 2

Sistem Among memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan kepribadiannya, bakat, kemampuan, dan cita-citanya. Kata

“Among” berarti mengasuh, memelihara, menjaga, merawat. Sedangkan

orang yang melaksanakan “Among” disebut sebagai “Pamong”, yaitu orang

yang memiliki kepandaian dan pengalaman lebih dari yang diamong. Dalam

gerakan pramuka, Pembina Pramuka adalah Pamong.

Pembina Pramuka sebagai Pamong berperan untuk menjaga,

membenarkan, meluruskan, mendorong, memberi motivasi serta sebagai

tempat berkonsultasi dan bertanya. Sejauh mungkin Pembina menghindari

unsur-unsur perintah, keharusan, dan paksaan. Dengan memberi kebebasan

dan kesempatan berkreasi seluas-luasnya, peserta didik diharapkan dapat

mengembangkan kreativitas sesuai aspirasinya dan dapat memperkuat rasa

percaya diri akan kemampuannya.

2. Sasaran dan Tujuan Sistem Among dalam Kepramukaan

Sasaran proses pendidikan kepramukaan itu adalah mental, fisik,

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman peserta didik dalam Gerakan

Pramuka yang sasaran akhirnya adalah menjadikan para Pramuka itu sebagai

tenaga kader pembangunan yang bermoral pancasila. Sasaran proses

pendidikan itu dikatakan tercapai dengan efektif kalau sikap, tingkah laku, dan

kegiatan peserta didik merupakan refleksi dari proses pendidikan yang

dialaminya. Tegasnya, hasil pendidikan Kepramukaan itu membudaya pada

diri setiap Pramuka.

Untuk mencapai maksud itu, maka proses pendidikan itu harus

diberikan secara kongkrit. Untuk mengkongkritkan sesuatu pada peserta didik,

jalan yang praktis dan mudah adalah dengan menggunakan contoh. Contoh

tersebut dapat berupa contoh teladan yang diberikan oleh pendidik, yang

dalam hal ini adalah Pamong. Apabila bahan disampaikan kepada peserta

didik berupa contoh-contoh yang sangat kongkrit, maka peserta didik akan

mengalami proses melihat, lalu tahu, kemuadian mengerti, dan akhirnya

6

Page 7: MAKALAH PANDEGAKU 2

paham. Jika keempat proses ini terlaksana, maka peserta didik dapat dikatakan

menghayati bahan tersebut. Dengan penghayatan ini, berarti peserta didik

akan menggunakan bahan tersebut dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga

bahan itu telah menjadi miliknya dan membudaya dalam dirinya. Dengan

membudayakan bahan pendidikan pada setiap peserta didik, maka perlu diberi

motivasi agar dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah membuadaya

itu, peserta didik dapat mengembangkan diri dan mampu untuk berkarya atas

dasar karsanya yang positif.

Diterapkannya sistem Among dalam Gerakan Pramuka, tidaklah karena

sistem Among itu merupakan hasil pemikiran yang dilandasi oleh prinsip-

prinsip filsafat, ideology, ilmu jiwa dan bahwa diakui dalam ilmu pendidikan

dan ilmu pengajaran mutakhir, tetapi juga sesuai proses yang diuraikan di

atas. Ketegasan proses itu adalah tampak pada ungkapan sistem Among dalam

bentuk kalimat sederhana : Ing ngarso sung tulodho maksudnya di depan

menjadi teladan, Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun

kemauan, Tut wuri handayani artinya di belakang memberi motivasi.

Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan dalam

rangka membina watak anak, remaja dan pemuda Indonesia, agar mereka

menjadi manusia yang bermoral Pancasila. Pendidikan moral tidak akan

berhasil dilakukan dalam bentuk klasikal dan masal, lebih efektif dilaksanakan

secara individual.

3. Menerapkan Sistem Among

Proses pendidikan Kepramukaan atas dasar sistem Among, harus

dilaksanakan dalam suasana kekeluargaan. Penerapan sistem Among dalam

Gerakan Pramuka tidak lain merupakan tuntutan sikap laku seorang Pembina

harus menjadi manusia pemberi teladan, manusia pendorong positif bagi peserta

didik.

Sistem Among mengharuskan Pembina mempunyai sikap laku sesuai

dengan :

7

Page 8: MAKALAH PANDEGAKU 2

a. Di depan memberi teladan (Ing ngarso sung toludho)

b. Di tengah-tengah membangun kemauan (Ing madyo mangun karso)

c. Di belakang memberi dorongan (Tut wuri handayani).

Dalam melaksanakan tugasnya, Pembina harus memelihara sikap baik yang

berdasarkan pada :

a. Rasa cinta kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan dan rasa kesanggupan

berkorban

b. Rasa disiplin disertai inisiatif dan rasa tanggungjawab terhadap Tuhan,

masyarakat dan dirinya.

Sistem Among dalam Gerakan Pramuka, para Pramuka dibiarkan

berkembang pribadinya, bakatnya, kemampuannya, cita-citanya, tugas

Pamong/Pembina hanyalah menjaga, membenarkan, meluruskan, mendorong,

memberi motivasi, tempat bertanya, dan tempat meminta pertimbangan. Para

Pramuka harus diperlakukan dan dihargai sebagai subyek didik, bukan sebagai

obyek didik belaka. Sistem Among berarti bahwa semua kegiatan Kepramukaan,

sebagai proses pendidikan, dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata

dengan contoh-contoh nyata, dapat dimengerti dan dihayati, tidak dengan

paksaan atau atas perintah, atas dasar minat dan karsa para Pramuka. Pembina

Pramuka harus mampu memberi contoh, pelaksanaan, tidak hanya pandai

memerintah atau meminta dilayani, serta menuntut perlakuan istimewa dari

peserta didik. Sistem Among digunakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah, satu

dengan lainnya saling berkaitan, karena itu untuk semua golongan peserta didik

(S,G,T,D) digunakan teladan, memberikan daya kreasi dan dorongan. Ketiga

golongan peserta didik itu memerlukan :

1. Konkritisasi (Perwujudan)

Contohnya teladan untuk mengenal, mengetahui, mengerti, dan memahami.

2. Daya Kemampuan Pengembangan kemampuan berkarya atas dasar

karsanya.

3. Dorongan/Motivasi

Motivasi untuk berani berdiri di atas kaki sendiri. Namun tentu saja sesuai

8

Page 9: MAKALAH PANDEGAKU 2

dengan prinsip-prinsip dasar Kepramukaan dan metodik pendidikan

Kepramukaan , pelaksanaannya akan berbeda.

C. SISTEM AMONG PADA PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Setiap manusia adalah sama dimata TuhanNya hanya saja ada yang mempunyai

kelebihan dan kekurangan yang berbeda.

1. Peserta Didik Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus dapat dimaknai dengan anak-anak yang

tergolong cacat atau yang menyandang ketunaan, dan juga anak lantib dan

berbakat. Dalam perkembangannya, saat ini konsep ketunaan berubah menjadi

berkelainan (exception) atau luar biasa. Ketunaan berbeda dengan konsep

berkelainan. Konsep ketunaan hanya berkenaan dengan dengan kecacatan

sedangkan konsep berkelainan atau luar bisa mencakup anak yang

menyandang ketunaan maupun yang dikaruniai keunggulan2.

Banyak istilah digunakan untuk mencoba mengkategorikan anak-anak

dengan kebutuhan khusus, beberapa istilah yang dapat membantu guru

mengumpulkan informasi yang merencanakan untuk masing-masing anak

mencakup: dungu, gangguan fisik, lumpuh otak, gangguan emosional,

ketidakmampuan mental, gangguan pendengaran, gangguan pengllihatan,

ketidak mampuan belajar, autistuk, dan keterlambatan perkembangan.

Kata-kata yang sering digunakan seiring berasal dari konsep lama dan

mengabaikan sikap dan pengharapan negatif petunjuk berikut berguna

memikirkan dan merencanakan dengan ketidakmampuan:

a. Tekankan keunikan dan nilai dari semua anak daripada perbedaan mereka.

b. Jaga pandangan masing-masing: hindari penekanan ketidakmampuan

dengan mengenyampingkan pencapaian masing-masing.

23 http://www.google.com//perkembangan-pendidikan-anak-berkebutuhan-khusus-di-indonesia-463559.html (14-02-13 02.15 pm)

9

Page 10: MAKALAH PANDEGAKU 2

c. Pikirkan cara anak yang tidak berkemampuan dapat melakukan sesuatu

sendiri ayau untuk anak yang lain.

d. Berikan lingkungan di mana anak yang bermasalah ikut serta dalam

kegiatan dengan anak yang tidak bermasalah dan cara-cara yang

bermanfaat satu sama lainnnya.

2. Pembinaan terhadap Peserta Dididk Berkebutuhan Khusus

Berdasarkan hasil Interview pada hari senin tanggal 11 dan 12 februari

2013 dengan Narasumber Bapak Endin, S.Pd, M.MPd (Kepala Sekolah) dan

Bapak Rahmat Hidayat, S.Pd (Ka. GUDEP) bahwasanya Gerakan Pramuka

gugus depan Bandarlampung 09.005-09.006 Pangkalan SLB PKK Provinsi

Lampung mulai beroperasional pada Tahun 1984 dan mengikuti

perkembangan Kepramukaan, namun dalam perjalanannya Gerakan Pramuka

di Pangkalan tersebut banyak mengalami beberapa halangan sehingga sempat

untuk beberapa tahun vakum dan baru mulai beroperasi kembali sekitar dua

tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2011. Beberapa kegiatan pramuka pernah

diikuti seperti kegiatan Perjusami di Sidomulyo, partisipan Jamnas di

Bandung dan kegiatan di sekolah sendiri seperti Latihan Rutin yang diadakan

setiap dua minggu sekali. Kegiatan pada Pramuka Luar Biasa Tidak Jauh

berbeda dengan Pramuka pada umumnya namun disini Lebih disederhanakan

dikarenakan melihat pesrta didik yang memang mempunyai kebutuhan

Khusus.

Pembina pada pangkalan PLB haruslah dari Guru dari sekolah atau

seseorang yang memang memahami dengan kondiisi peserta didik yang

berkebutuhan khusus dan dapat diterima oleh peserta didik. Penerapan sistem

pembinaannya pun sama dengan Pramuka Pada umumnya yaitu dengan sistem

among yang merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk

peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan

timbalbalik antar manusia dengan menerapkan prinsip kepemimpinan “ing

ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani”.

10

Page 11: MAKALAH PANDEGAKU 2

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara

memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan

bertindak secara leluasa.

2. Alasan diterapkannya sistem among agar proses Kepramukaan itu hasilnya

pada diri setiap pramuka, sedangkan Pembina pramuka bersikap laku pemberi

teladan, pembangun karsa, dan pemberi motivasi.

3. Dalam penerapannya, sistem among mengharuskan Pembina Pramuka

mempunyai sikap laku :

a. Ing ngarsa sung tulada : di depan memberi teladan.

b. Ing madya mangun karsa : di tengah-tengah membangun kemauan

c. Tut wuri handayani : di belakang memberi dorongan

4. Sistem Among sangat penting diterapkan dalam gugus depan, karena dapat

menciptakan kader yang kreatif, inovatif dan mengembangkan rasa percaya diri

pada peserta didik tanpa adanya perintah keharusan dan paksaan

B. SARAN

Adapun saran yang dapat kami sampaikan yaitu agar kakak selaku Pembina

dapat menerapkan pelaksanaan sistem among pada peserta didik di pangkalan SLB

PKK Provinsi Lampung sehingga nantinya Pramuka Luar Biasa dan Khususnya di

pangkalan tersebut dapat merasakan bahwa Gerakan Pramuka memang menyentuh

semua kalangan dan tidak ada perbedaan satu sama lain, baik fisik, ras, budaya dan

kepercayaan. Semoga kegiatan kepramukaan di Gugus Depan ini akan semakin maju

dan dapat bersaing secara sportif dengan pangkalan lainnya.

11