makalah pai

43
BAB I AQIDAH ISLAM A. PENGERTIAN DAN FUNGSI AQIDAH Aqidah diambil dari akar suku kata ‘aqoda’, artinya ikatan dua utas tali dalam satu buhul sehingga tersambung. Aqad berarti pula janji, ikatan/kesepakatan antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Secara istilah aqidah adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, membuat jiwa tenang dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan. Inti dari aqidah islam adalah keimanan. Yang dimaksud dengan iman sendiri adalah : ركانلا ا ا ل ب م ع و سانل ل ا ر ب ير ق ت ب ل ق ل ا ب ق ي صد ت و ه مان يلا اIman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengerjakan denagn perbuatan.Aqidah Islam merupakan penutup aqidah samawi (risalah langit), Al Qur’an dan sunah rasul yang agung secara lengkap telah menjelaskan aqidah itu dan memberikan petunjuk kepadanya berupa keimanan dan eksistensi Allah, hari akhir, para malaikat, kitab- kitab suci dan para nabi secara takdir. Aqidah Islam merupakan dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran islam, dengan ini orang muslim terikat dengan semua aturan yang datang dari islam, hal 1

Upload: wahyudin

Post on 27-Jun-2015

1.338 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PAI

BAB I

AQIDAH ISLAM

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI AQIDAH

Aqidah diambil dari akar suku kata ‘aqoda’, artinya ikatan dua utas tali

dalam satu buhul sehingga tersambung. Aqad berarti pula janji,

ikatan/kesepakatan antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Secara istilah

aqidah adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, membuat jiwa

tenang dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.

Inti dari aqidah islam adalah keimanan. Yang dimaksud dengan iman

sendiri adalah :

االركان با وعمل للسان با تقرير لقلب با تصديق هو االيمان

“Iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan

mengerjakan denagn perbuatan.”

Aqidah Islam merupakan penutup aqidah samawi (risalah langit), Al

Qur’an dan sunah rasul yang agung secara lengkap telah menjelaskan aqidah itu

dan memberikan petunjuk kepadanya berupa keimanan dan eksistensi Allah, hari

akhir, para malaikat, kitab-kitab suci dan para nabi secara takdir.

Aqidah Islam merupakan dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan

hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran islam, dengan ini orang muslim

terikat dengan semua aturan yang datang dari islam, hal ini yang menjadi

kekuatan serta dapat memotivasinya untuk tetap tunduk.

Fungsi Aqidah Islam

Aqidah islam mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki manusia

sejak lahir, yaitu potensi fitrah yang selalu membutuhkan agama dalam

rangka mencari keyakinan terhadap Tuhan. Untuk itu dipelukan adanya

keselarasan antar keyakinan lahiriah dan batiniah.

1

Page 2: Makalah PAI

“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan

dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl : 78)

2. memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa akan membuat

kegelisahandan gundah gulana jiwa yang hilang berubah menjadi

ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kenikmatan.

3. memberikan pedoman hidup yang pasti

“Dan agar orang-orang yang Telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al

Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk

hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk

bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” (QS. Al Hajj:

54)

B. Karakteristik Aqidah Islam

Aqidah ilahiyyah mempunyai karakteristik yang membedakan dengan

yang lainnya, yaitu sebagai berikut :

1. Aqidah yang jelas

Aqidah yang jelas dapat diterima oleh akal, karena akal selalu menuntut

keesaan atau ketunggalan (karena apa yang terjadi bila kreator alam ini

lebih dari satu apalagi banyak) di balik keberagaman dan kebiknekaan

alam raya ini.

2. Aqidah fitrah

Aqidah inilah yang dibutuhkan oleh fitrah, hal ini senada dengan firman

Allah dalam surat Ar Rum : 30, serta dinyatakan dengan implisit oleh Nabi

melalaui haditsnya :

“setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah (islam) dan sesungguhnya

kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai yahudi, Nasrani atau

majusi” (HR. Muttafaq ‘alaihi)

2

Page 3: Makalah PAI

3. Aqidah yang solid (kokoh)

Aqidah yang solid dan baku, tidak menerima tambahan dan pengurangan

dan tidak pernah mengalami distorsi atau penyelewengan-penyelewengan

terhadap aqidah ini.

4. Aqidah Argumentatif

Aqidah yang argumentatif yang tidak cukup dalam menetapkan dalam

persoalan-persoalannya dengan mengandalkan doktrin lugas dan intruksi

keras serta dogma-dogma menyesatkan.

.......... “......Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah

orang yang benar".”

5. Aqidah moderat

Aqidah yang moderat (pertengahan) yang mana anda tidak akan

mendapatkan pada sikap yang berlebih-lebihan maupun pengurangan.

C. Eksistensi dan Keesaan Allah

Eksistensi Allah sebagai penguasa alam semesta beserta semua

makhluk yang ada didalamnya tidak dapat terbantahkan lagi dengan

argumentasi apapun. Al Qur’an telah memberikan metode yang dapat

membuktikan eksistensi Allah, yaitu dengan cara :

1. Mengalihkan akal dan nalar kepada ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan

Allah) di alam yang berbicara bahwa di baliknya ada penciptaan yang

Maha bijaksana, bahawa ciptaan ini harus ada penciptanya dan keteraturan

ini harus ada pengaturnya.

2. Menggugah fitrah sehat manusia yang dengannya seseorang dapat

langsung mengetahui bahwa ia memiliki Tuhan dan sembahan yang maha

kuat dan maha besar yang melindungi dan merawatnya.

3. Quotasi (pengambilan fakta) oleh Al Qur’an berdasarkan fakta sejarah

manusia. Tentang hal ini, Al Qur’an banyak menyitir berbagai sejarah

3

Page 4: Makalah PAI

yang dialami oleh para Nabi beserta umatnya yang terdapat dalam

beberapa ayat diantaranya :

- Tentang Nuh as, terdapat dalam QS Al A’rof : 64

- Tentang Nabi Hud as, terdapat dalam QS. Al A’raf : 72

- Tentang Nabi Shaleh dan kaumnya Tsamud, terdapat dalam QS. An

Naml : 52-53

- Serta berbagai ayat yang menjadi saksi sejarah akan eksistensi dan

keberadaan Allah Robbil Izzati.

“Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang

bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tiada beranak dan tidak pula

diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."” (QS.

Al ikhlas : 1-4)

Allah yang mencipta, mengatur, mengurus dan menjaga alam semesta

ini. Allah juga Tuhan yang Esa dalam UluhiyyahNya, maksudnya adalah

tidak ada yang berhak untuk menerima ibadah kecuali Allah, tidak ada

yang berhak untuk menerima rasa takut, rasa cinta, rasa rindu kecuali

hanya Allah.

D. Keimanan Kepada Malaikat

Malaikat yang merupakan makhluk ghaib yang bertugas untuk

melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh Allah.

Karena Ghaib, mereka tidak bisa dilihat oleh panca indera, tetapi atas

izin Allah mereka dapat menjelmakan dirinya seperti manusia, seperti

malaikat jibril seperti amnusia dihadapan Maryam, ibu Isa Almasih (QS.

Maryam : 16-17)

Malaikat diciptakan Allah dari cahay dengan mempunyai sifat dan

pembawaan yang berbeda dengan makhluk lainnya yaitu :

1. mereka adalah makhluk yang selalu takut dan patuh kepada Allah

4

Page 5: Makalah PAI

2. mereka adalah makhluk yang tidak pernah berdosa atau bermaksiat (QS.

At Tahrim : 6)

3. mereka adalah makhluk yang tidak pernah sombong dan selalu bertasbih

kepada Allah (QS. Al A’raf : 206)

Kita wajib mengimani keberadaan malaikat sesuai denagn apa yang

diperintahkan oleh Allah dan RasulNya, meyakini adanya kehidupan rohani

yang harus dikembangkan sesuai dorongan para malaikta itu, harus

melahirkan sikap hati-hati, optimis, dinamis, dan tidak mudah putus asa.

Diantara makhluk kategori setan ada yang dikenal dengan sebutan iblis,

yaitu makhluk ghaib yang dengan berusaha dengan berbagai cara

menjerumuskan manusia ke lembah kesesatan dengan merangsang nafsu

rendah manusia dan selalu mempengaruhi manusia agar berprilaku sama

dengan iblis. Konsekuensi adalah ahrus senantiasa waspada, hati-hati dan tetap

istiqamah agar tidak terjerat kepada godaan syetan yang menyesatkan.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz dzariat : 56)

E. Keimanan kepada Kitab-Kitab

Iman kepada kitab-kitab Allah merupakan rangkaian ketiga dari pondasi

keimanan. Kitab-kitab Allah merupakan wahyu Allah yang berisi informasi-

informasi dan aturan-aturan dan hukum-hukum dari Allah bagi manusia yang

diberikan kepada para utusan-Nya dan wajib disebarkan kepada seluruh

umatnya serta di bukukan, wahyu yang di turunkan oleh Allah untuk para

utusannya saja dan tidak dibukukan dikena dengan istilah Suhuf.

Kitab-kitab suci sebelum Al Qur’an diturunkn oleh Allah khusus untuk

kelompok masyarakat dan bangsa tertentu.

Al Qur’an adalah kitab suci yang memuat firman-firman Allah berupa

wahyu yang disampaikan oleh malaikat jibril kepada Nabi Muhammad

sebagai Rasulullah. Sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari

di kota Makkah dan Madinah.

5

Page 6: Makalah PAI

Iman kepada kitab Allah dapat memberikan keyakinan yang kuat bagi

manusia akan kebenaran yang ditempuh, karena manusia tidak mampu melihat

masa depan yang akan ditempuhnya setelah kehidupan ini berakhir, maka

Allah memberi tahu melalui kitabNya, sehingga manusia dapat mengatur

hidupnya sesuai denga rencana dan kabar Allah dalam kitab tersebut.

F. Keimanan Kepada Rasul-rasul

Iman kepada rasul-rasul Allah merupakan konsekuensi logis dari

keimanan kita kepada Allah, karena tidaklah pantas jika Allah menciptakan

manusia dan menundukkan untuknya semua apa yang ada di alam, kemudian

membiarkannya terombang ambing tanpa petunjuk.

Rasul adalah manusia yang dipilih Allah yang diberi kuasa untuk

menerangkan sesuatu yang datang dari Allah.

Rasul pun merupakan contoh tauladan baik sifat, sikap, perkataan,

perbuatan, dan tingkah lakunya yang patut diikuti oleh manusia, karena dialah

sebaik baiknya makhluk di sisi Allah.

Rasul yang wajib kita imani dan keberadaanyya dan dikabarkan dalam

Al Qur’an adalah berjumlah 25 orang, mulai dari Nabi adam sampai

penghujung Nabi Muhammad SAW.

G. Keimanan kepada hari Kiamat

Keberadaan hari akhirat merupakan salah satu bentuk dari keadilan

Allah, akhirat hadir menjawab pertanyaan fitrah diri, yaitu “apakah kita

tercipta hanya untuk sekedar kehidupan di Dunia ini saja dan hanya untuk

masa yang pendek ini saja?”.

Akal tidak bisa menerima jika Allah tidak menjadikan adanya hari

Akhirat, hari pembalasan dan hari dipertanggungjawabkan semua amalan kita.

Sangatlah salah pemikiran orang-orang yang menganggap bahwa

kehidupan akan berakhir dengan kematian, karena setelah kematian, maka

manusia akan dihadapkan kepada kehidupan yang lebih panjang, dan

kehidup[an yang menentukan apakah kebahagiaan atau kesengsaraan yang

akan didapat.

6

Page 7: Makalah PAI

Hari kiamat adalah rencana Allah yang pasti datang saatnya. Sifat-sifat

kiamat digambarka oleh Allah dalam Al qur’an bahwa hari itu seluruh alam

akan dihancurkan, manusia akan digiring ke hadapan pengadilan Allah yang

Maha Adil,semuadi periksa sesuai dengan amal perbuatannya.

Keimanan terhadap hari kiamat harus dibarengi dengan keimanan

terhadap peristiwa-peristiwa yang menyertai hari kiamat tersebut serta alam-

alam yang akan kita alami setelah hari kiamat itu terjadi.

Yang harus kita imani terhadap hari kiamat, yaitu :

1. kita harus percaya akan adanya alam qubur

2. kita harus meyakini adanya alam dimana akan dibangkitkannya kembali

seluruh umat manusia sejak zaman Nabi adam sampai mereka yang

merasakan kiamat, yaitu alam Ba’ast

3. kita haurs meyakini adanay padang Mahsyar (QS. An Najm: 39-41)

4. kita harus meyakini adanya alam hisab atau mizan (QS. Al Mujadilah:6)

5. kita harus meyakini adanya syurga beserta berjuta-juta kenikmatan yang

ada didalamnya sebagai balasan bagi mereka yang selalu taat menjalankan

perintah agama (QS. Al Waqi’ah : 27-34)

6. kita haurs yakin akan adanya neraka beserta adzabnya yang maha pedih

sebagai balasan bagi mereka yang selalu bermaksiat kepada Allah (QS. Al

Humazah :4-7)

7. kitapun harus menyadari dengan sepenuh hati bahwa kehidupan di akhirat

itu, baik nantinya berujung di syurga maupun di neraka, sifatnya kekal dan

takkan pernah berakhir, selamanya di daamnya.

“Dan dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, Kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS. Ar-Ruum:27)

7

Page 8: Makalah PAI

H. Keimanan Terhadap Takdir

Takdir merupakan rangkaian terakhir dari rukun iman yang harus kita

yakini, sering diistilahkan juga dengan qadha dan qadar. Qadha merupakan

ketentuan mengenai sesuatu atau ketetapan tentang sesuatu. Sedangkan qadar

adalah ukuran sesuatu menurut hukum tertentu.

Kalau taqdir berasal dari kata “qodaro” yang berarti mengukur,

memberi kadar atau ukuran. Takdir merupakan pengetahuan Allah atas semua

peristiwa di masa lampau ataupun di masa depan, seolah sebagai “kejadian

tunggal”.

Takdir merupakan pembendaharaan ilmu Allah, beriman kepada takdir

Allah akan memacu orang untuk mengoptimalkan ikhtiar tanpa mesti bersusah

payah atau putus asa dan kecewa terhada hasil yang dicapai.

Oleh sebab itu, pribadi yang yakin terhadap takdir Allah akan tampil

menjadi pribadi orang yang optimis, selalu berusaha ulet dan sabar serta

tawakal kepada Allah.

BAB II

SYARI’AH

A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SYARI’AH

Makna dasar syari’ah adalah jalan ke sumber (mata) air, berasal dari

syari’ yang berarti jalan yang harus dilalui oleh setiap muslim. Sedangkan

secara istilah. Sayari’ah adalah sisitem norma yang mengatur hubungan

8

Page 9: Makalah PAI

manusian dengan tuhan, manusia dengan menusia, dan hubungan manusia

dengan alam raya. Atau definisi lain mengatakan bahwa syari’ah adalah

peraturan-peaturan lahir yang bersumber dari wahyu dan kesimpulan-

kesimpulan yang berdasar dari wahyu itu mengenai manusia. Syari’at ini

mengatur bagaimana manusia menjalani hidupnya.

Dalam segi ilmu hukum, syari’at adalah norma hukum dasar yang

diwahyukan Allah, yang wajib diikuti oleh orang Islam, baik dalam

hubungan dengan Allah maupun berhubungan dengan sesame manusia dan

benda dalam masyarakat.

Fungsi syaria’at Islam:

1. Menunjukan dan mengarahkan pada pencapaian tujuan manusia

sebagai hamba Allah.

2. Menunjukan dan mengarahkan manusia pada pencapaian tyujuan

manusia sebagai khalifah Allah.

3. Membawa manusia kepada kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat.

Secara garis besar, syaria’at atau ilmu fikih dibagi menjadi empat

kelompok, yaitu:

1. Fiqih ibadah

2. Fiqih muamalah

3. Fiqih munakahat

4. Fiqih jinayat

B. IBADAH

Ibadah secara bahasa dapat diartikan sebagai menyembah atau

menghamba, ketaatan, ketundukan, dan kerendahan serta pengabdian. Secara

etimologis, ibadah adalah menghambakan diri kepada Allah, menjadikan diri

kita sebagai hamba atau budakAllah. Ibadah merupakan penghambaan

manusia kepada Allah sebagai pelaksanaan tugas hidup sebagai makhluk.

1. Ibadah Khusus (makhdah)

9

Page 10: Makalah PAI

a. Thaharah

Taharah secara bahasa adalah bersuci dari kotoran baik yang bersifat

hissy (dapat diindera, seperti air kencing), maupun bersifat maknawi

(tidak dapat diindera), seperti bersuci dari aib dan perbuatan maksiat.

Yang dikategorikan thaharah atau bersuci , adalah :

1) Wudlu

Wudlu dilakukan untuk membersihkan diri jika kita berhadast

kecilyaitu bila kita buang air kecil, buang air besar dan buang

angin. Cara berwudlu adalah dengan membasuh anggota badan kita

yang menjadi anggota wudlu dengan air secara merata.

2) Mandi besar

Dilakukan ketika selesai haidl dan nifas, serta keluar mani ketika

habis junub.

3) Tayamum

Adalah bersuci dengan menggunakan tanah/debu (yang suci) untuk

mengusap muka dan kedua tangan dengan niat, agar bolehnya

melaksanakan shalat apabila tidak mendapatkan air.

4) Istinja

Adalah membersihkan tempat keluarnya najis (qubul dan dubur)

baik dengan air atau dengan batu atau dengan yang lainnya.

b. Shalat

Shalat secara bahasa berarti do’a, sedangkan menurut istilah syara’,

shalay adalah ibadah yang mencakup ucapan-ucapan dan perbuatan-

perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

Ibadah shalat dari segi hukumnya terbagi menjadi shalat wajib dan

shalat sunat.

Shalat merupakan ibadaha yang pokok dan menjadi tiang agama

serta menjadi pembeda nyata orang muslim dengan orang kafir, sahalat

ini pula merupakan ibadah yang pertama kali akan dihisab oleh Allah,

siapa orang yang shalatnya rapi dan beres, maka yang lainnya punakan

beres, tetapi siapa orang yang shalatnya rusak , maka yang lainnya

akan rusak.

10

Page 11: Makalah PAI

c. Zakat

Zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang

berhak menerimanya dengan beberapa syarat, dengan kata lain zakat

adalah memberikan harta apabila tekah mencapai nisab dan haul

kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat tertentu. Harta

yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah hasil perkebunan, peternakan,

perdagangan, emas dan perak serta harta lain yang termasuk pada zakat

mal.

Sedangkan zakat fitrah merupakan zakat yang wajib dikeluarkan

oleh setiap jiwa umat Islam menjelang Idul fitri. Adapun oaring-orang

yang berhak menerima zakat (mustahik zakat) antara lain :

1) Fakir

2) Miskin

3) Amilin

4) Mu’allaf

5) Hamba sahaya

6) Gharim

7) Fisabilillah

8) Ibnu sabil

d. Shaum

Shaum menurut bahasa adalah menahan diri, sedangkan meurut

istilah adalah menahan diri dari makan, minum, dan jima’ dari mulai

terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Ibadah shaum ini menjadi

beberapa hukum, yaitu ada shaum wajib (bulan ramadhan, kafarat,

nadzar), shaum sunat (shaum senis, kamis, daud, a’rafah dll), shaum

makruh dan shaum harta (shaum pada hari raya idul fitri dan idul

adha).

e. Haji

Asal makna ‘haji’ adalah menyengaja sesuatu, sedang yang

dimaksud haji adalah mengunjungi ka’bah untuk melakukan bebebrapa

amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu. Ibadah haji hukumnya

11

Page 12: Makalah PAI

wajib bagi mereka yang mampu melakukannya baik secara materi,

fisik, maupun psikis. Beberapa rangkaian yang terdapat dalam ibadah

haji diantaranya:

1) Thowaf

2) Sa’I

3) Wukuf

4) Ihram

5) Tahallul

6) Jumroh

7) Dan lain sebagainya.

C. MUAMALAH

Muamalah secara bahasa berarti salaing mengerjakan, diambil dari

akar kata ‘aamal. ‘yu’amilu’, mu’aamalatan’. Sedangkan arti muamalah

menurut istilah fiqih adalah segala peraturan Allah (syari’at Islam) yang

mengatur soal-soal hubungan aantara manusia dengan manusia lainnya dalam

urusan penghidupannya agar tercipta keadilan dan kedamaian dalam

kebersamaan hidup manusia.

D. WARIS DALAM ISLAM

Mawaris atau faroid adalah aturan yang berkaitan dengan harta pusaka

atau warisan. Pengetahuan tentang cara perhitungan pembagian harta pusaka

dan pengetahuan tentang bagian-bagaian harta peninggalan yang wajib untuk

setiap pemilik hak pusaka atau waris.

Ilmu faro’idh disyari’atkan Allah untuk memelihara dan mengatur

kelanjutan harta benda orang yang mati, supaya tidak diperebutkan oleh orang

atau tidak tersia-sia bilamana tidaka ada ahli warisnya.

Adapun beberapa bentuk pengalihan harta tersebut yang tidak diatur

dalam ilmu waris, yaitu:

1) Wasiat, ada;ah menagguhkan amal kebaikan kepada waktu sesudah

mati.

12

Page 13: Makalah PAI

2) Hadiah, adalah memberikan sesuatu kepada orang lain dengan

dikirimkan, guna mendapatkan penghormatan dan kasih saying.

3) Wakaf, adalah menahan sesuatu barang daripada diperjual belikan,

diberikan atau dipinjamkan oleh yang punyanya, guna dijadikan

manfaat untuk kepentingan sesuatau tertentu yang diperbolehkan oleh

syara’ setara tetap bentuknya dan boleh dipergunakan dan diambil

manfaatnya oleh orang yang ditentukan, baik perorangan atau umum.

E. MUNAKAHAT (Hukum Pernikahan / Perkawinan)

Nikah secara bahasa diartikan bercampur, sedangkan menurut istilah

ilmu fiqih nikah adalah aqad antar calon suami dengan seorang wali nikah

yang menjamin halalnya bersetubuh antara istri dan suaminya dengan

kalimat nikah / kawin. Sedangkan menurut UU perkaawinan nikah adalah

ikatan lahir batin antar seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan

tujuan membentuk keluarga (rumah tamgga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan ketuhanan YME.

Hukum nikah itu asalnya sunat, bagi orang yang mengingnkannya

serta terpenuhi persyaratannya. Hukum itu bisa berubah tergantung ‘ilatnya

(sebabnya) yaitu :

1. Jatuh wajib, bagi orang yang mampu serta hampir tidak kuat menahan

hawa nafsunya.

2. Jatuh mubah, bagi orang yang mampu serta kuat menahan hawa

nafsunya.

3. Jatuh makruh, bagi orang yang tak mampu biaya serta kuat menahan

hawa nafsunya.

4. Jatuh haram, bagi orang yang tidak ada kesanggupan memenuhi

kewajibannya atau dengan nikahnya itu bermaksud jahat terhadap istrinya.

Hal-hal yang bersangkutan dengan pernikahan

1. Kriteria memilih calon pasangan

Kriteria yang harus dijadikan patokan, antara lain :

a. kekayaan

b. keturunan

13

Page 14: Makalah PAI

c. kecantikan

d. keagamaan

2. Khitbah : menyatakan permintaan untuk menikah dari seorang laki-laki

kepda seorang perempuan atau sebaliknya dengan perantara seseorang

yang dapat dipercayai.

3. Mahram : orang- oaring yang haram untuk dinikahi.

4. Rukun nikah:

a. Calon pasangan suami istri.

b. Wali

c. Saksi

d. Mahar

e. Ijab qabul

5. Talaq : melepaskan ikatan nikah dari suami kepada istrinya dengan

lafadz tertentu.

6. ‘Iddah : masa menanti yang diwajibkan atas perempuan yang

dicceraikan suaminya (cerai hidup atau cerai mati), gunanya supaya

diketahui kandungannya isi atau tidak.

7. Hikmah pernikahan:

a. Memelihara derajat manusia

b. Menjaga garis keturunan

c. Mengembangkan kasih sayang.

F. JINAYAT

Kata jinayat merupakan isim mashdar dari ‘janaa’ yang berarti

memetik/memotong/memungut. Arti jinayat menurut istilah ilmi fiqih adalah

pelanggaran yang dibuat oleh seseorang pelaku terhadap Allah atau

larangannya, hak-hak manusia dan hak binatang yang mana pelakunya harus

diberi/dijatuhi hikuman yang setimpal.

Jinayat dibagi kedalam tiga aspek, yaitu:

14

Page 15: Makalah PAI

1. Jaraimul qishas, kejahatan yang dikenai hukuman diyat atau qishas

yaitu pembunuhan.

a. Pembunuhan yang benar-benar disengaja

b. Pembunuhan yang tidak disengaja semata-mata, adalah

pembunuhan yang tidak dimasukan membunuh, karena salah

sasaran, atau ketidak tahuan pelaku sehingga secara tidak sengaja

menghilangkan nyawa seseorang.

c. Pembunuhan seperti sengaja, adalah penbunuhan yang dilakukan

yidak sengaja dan tidak menggunakan alt dan cara yang dapat

membunuh.

2. Jaraimul hudu, kejahatan yang dapat dikenai hikum had (hukuman

tertentu yang diwajibkan tas orang yang melanggar larangan-larangan

tertentu). Yang termasuk jinayat jenis ini adalah:

a. Zina, adalh memasukan kemaluan laki-laki sampai tekuknya ke

dalam kemaluan perempuan yang diigini.

b. Menuduh zina, ini merupakan dosa besar dan mewajibkan hikuman

dera delapan puluh kali bagi yang merdeka dan empat puluh kali

bagi yang hamba.

c. Mabuk, yaitu meminum minuman yang diharamkan.

d. Mencuri, mengambil harta orang lain dengan cara diam-diam,

diambil dari tempat penyimpanannya.

e. Memberontak atau bughaah adalah kaum muslim yang tidak taat

kepada imam muslimin karena ada kekeliruan (keraguan) paham.

f. Murtad, adalah keluar dari agama Islam baik pindah ke agama lain

atau menjadi tidak beragama.

g. Durhaka kepada orang tua.

3. Jaraimul ta’zir

Adalah kejahatan yang dapat dikenai ta’zir, antara lain ta’zir atas

maksiat, kemaslahatan umum dan pelanggaran-pelanggaran,

sedangkan hukumannya tergantung pada keputsan hakim.

15

Page 16: Makalah PAI

BAB III

AKHLAK

A. AKHLAK, ETIKA DAN MORAL

Akhlak merupakan keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang

melahirkan perbuatan, baik dan buruk , akglak berasal dari bahasa arab

‘akhlaq’ , yang secara etimologis berarti budi pekerti , perngai, tingkah laku

16

Page 17: Makalah PAI

atau tabi’at etika adalah ilmu yang menyelidiki baik dan buruk dengan

memperhatikan perbuatan manusia sejauh yang di ketahui oleh akal pikiran.

Moral adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide –ide umum

( masyarakat ) yang baik dan wajar.

Akhlak merupakan dimensi ke tiga dari ajaran islam setelah akidah

dan syariah, akhlak ini menyangkut masalah masalah kehidupan yang

berkaitan dengan ketentuan ketentuan dan ukuran ukuran, baik buruk atau

benar salahnya satu perbuatan. Akhlak berkaitan dengan bagaimana

sehahrusnya orang manusia bertindak sehingga iadapat mengukur dan di

ukur moralitasnya. Akhlak merupakan tujuan inti dan misi utama di utusnya

para rasul di muka bumi ini.

B. Karakteristrik Akhlak Islam

Akhlak islam memiliki karakteristrik sebagai berikut :

1. Akhlak yang argumentatif dan dapat di pahami

2. Akhlak (moral) yang universal

3. Akhlak yang sesuai dengan fitrah

4. Akhlak yang memperhatikan realita

5. Akhlak yang positif

6. Akhlak yang komprehensif

Akhlak yang seimbang (tawazun), yaitu akhlak yang menggabungkan

antara sesuatu dengan kebalikan dengan pengaruh keserasian, dan

keharmonisan, tanpa sikap yang berlebihan dan pengurangan.

C. Cakupan Akhlak Islam

Akhlak yang di ajarkan dalam islam mencakup beberapa cakupan,

yaitu :

1. Akhlak terhadap Allah (khalik), di tujukan untuk membina hubungan yang

akrab dengan

Allah sebagai pencipta dan penentu segala, sehingga Allah di rasakan

selalu hadir dalam

17

Page 18: Makalah PAI

gerak dan langkahnya, yang termasuk kedalam akhlak ini di antaranya :

a. Mencintai Allah melebihi cinta pada apapun dan siapapun

b. Beriman pada Allah

c. Bertaqwa

d. Mengharapkan dan berusaha memperoleh keridoan Allah

e. Mensyukuri nikmat dan karunia Allah

f. Menerima dengan ikhlas semua qodho dan qadar Ilahi setelah ber

ikhtiar dengan seoptimal mungkin.

g. Memohon ampun pada Allah atas segala dosa yang pernah di lakukan.

h. Bertawakal kepada Allah.

i. Berdo’a

2. Akhlak Terhadap Mahluk Dibagi dua :

A. akhlak terhadap manusia, di tujukan untuk membangun kebersamaan

dan keharmonisan pribadi dan sosial dibagi menjadi :

1. Akhlak terhadap rasulullah

a. Mencintai rasulullah dan mengikuti segala sunnahnya

b. Menjadikan rasulullah sebagai idola, suri tauladan dalam kehidupan

sehari hari

c. Menjalankan apa yang di suruhnya dan menjauhi larangan nya.

2. Akhlak terhadap orang tua

a. Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya

b. Merendahkan diri yang di iringi dengan persaan kasih sayang

c. Bekomunikasi dengan orangtua dengan khidmat dan menggunakan kata

kata yang lemah lembut

d. Berbuat baik dengan sebaik bainya

e. Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka yang masih hidup

ataupun sudah meninggal

3. Akhlak terhadap diri sendiri

a. Amanah yaitu sikap peribadi yang setia tulus hati dan jujur dalam

melaksanakan sesuatu yang di percayakannya

b. Sidiq, berlaku benar dan jujur dalam perkataan atau perbuatan

c. Adil, menempatkan sesuatu pada tempatnya

18

Page 19: Makalah PAI

d. Al-iffah, memelihara kesucian diri dan kehormatan dari tindakan tercela,

pitnah dan perbuatan yang dapat mengotori dirinya

e. Al-haya, malu terhadap Allah dan diri sendiri dari perbuatan yang

melanggar perintah Allah

f. Asy-saja’ah, keberanian yang merupakan sikap mental yang dapat

menguasai hawa nafsu

g. Al-quwwah, kekuatan yang terdiri dari kekuatan

fisik,jiwa,semangat,pikiran dan kecerdasan

h. As-sobru, kesabaran baik ketika di timpa musibah ataupun dalam

mengerjakan sesuatu

i. Ar-rahman, kasih sayang yang menjadi sifat yang saling mengasihi

dengan diri sendiri, orang lain dan sesama mahluk

j. Al-iqtishaad, hemat yang meliputi terhadap harta, tenaga, dan waktu

k. Menjauhi segala yang buruk baik perkataan maupun perbuatan

4. Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat

a. Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga

b. Saling melaksanakan kewajiban agar dapat memperoleh hak masing

masing

c. Berbakti kepada orangtua

d. Mendidik anak anak dengan kasih sayang

e. Memelihara dan melanjutkan hubungan silaturahmi yang dibina orangtua

yang sudah meninggal

5. Akhlak terhadap tetangga

a. Saling mengunjungi

b. Saling membantu baik di waktu senang atau susah

c. Saling memberi sehingga menimbulkan rasa saling mencintai

d. Saling menghormati

e. Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan

6. Akhlak terhadap masyarakat

a. Menghormati nilai dan norma yang berlaku

b. Saling memuliakan tamu yang berkunjung

c. Tolong menolong dalam melakukan kebajikan dan taqwa

19

Page 20: Makalah PAI

d. Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri berbuat baik dan

mencegah perbuatan mungkar

e. Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan

kehidupan

f. Bemusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama

g. Mentaati segala putusan yang telah di sepakati bersama

h. Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang di

berikan oleh orang lain

i. Menepati janji yang telah ia ikrarkan

b. Akhlak terhadap bukan manusia yaitu terhadap lingkungan hidup yang

merupakan karunia

Allah yang patut di syukuri dan di kelola dengan baik, bentuk akhlaknya

antara lain :

1. Sadar dalam memelihara kelestariuan lingkungan hidup

2. Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati yang di

ciptakan Allah untuk kepentingan manusia dan mahluk lainya

3. Sayang terhadap sesama mahluk.

Sebagai mana sabda Rosul SAW

“kasihanilah makhluk yang ada di bumi, niscaya makhluk yang ada di langit akan

menyayangi kamu.” (Al-Hadits)

BAB VI

TAQWA

A. Pengertian taqwa

Kata taqwa berasal dari bahasa Arab “ Taqwa” , menurut penelitian

Almuqoddisi di dalam Al-Qur’an terdapat 256 kata ‘taqwa’ pada 251 ayat

dalam berbagai hubungan dan variasi makna. Akar katanya mempunyai

20

Page 21: Makalah PAI

banyak arti antara lain : takut, menjaga diri, memelihara, tanggung jawab dan

memelihara kewajiban.

Definisi Taqwa yang paling umum adalah melaksanakan semua

perintah –Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Hakikat Taqwa adalah seseorang tidak pernah terlihat dalam sebuah

hal yang dilarang , tidak pernah kehilangan dari suatu hal yang di perintah,

selalu mencegah diri dari adzab Allah dan selalu waspada dan hati-hati dalam

menyalami dan mengarungi titian hidup ini .

Ciri manusia yang bertaqwa, di jelaskan oleh Allah dalam firman –

Nya yaitu :

“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan

menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan

mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu

dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan

adanya (kehidupan) akhirat”. (Q.S.Al-Baqarah : 3-4)

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang

maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan

mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang

berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan

perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah,

lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang

dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak

21

Page 22: Makalah PAI

meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”. (Q.S.Ali-

Imran : 134-135)

B. Balasan taqwa

Orang-orang yang bertaqwa, akan mendapatkan kebahagiaan di dunia

maupun akhirat sebagai balasan dari ketaqwaan nya tersebut, di antaranya

:

a. Akan di berikan furqon ( petunjuk yang dapat membedakan antara yang

hak maupun yang bathil , atau juga berarti pertolongan)

b. Dihapus segala dosanya oleh Allah

c. Akan di berikan rahmat oleh Allah

d. Diberikan cahaya untuknya berjalan mengarungi hidup

e. Diampuni dosanya oleh Allah

f. Akan diberikan jalan keluar oleh Allah dari masalah yang di hadapimya

g. Diberikan rizki oleh Allah dari jalan yang tidak disangka-sangka.

C. Cara-cara mencapai derajat taqwa

Jalan yang bisa di lakukan untuk mencapai derajat taqwa , di

antaranya :

a. Mu’ahadah, adalah sikap dan perilaku yang selalu mengingat bahwa

kita pernah melakukan perjanjian dengan Allah untuk menjadikan Allah

sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah, dengan ini kita selalu

di ingatkan agar selalu menepati perjanjian itu.

b. Muroqobah, adalah suatu kondisi dimana kita selalu mendekatkan diri

kepada Allah dalam keadaan apapun dengan dzikir dan ibadah yang tiada

henti .

c. Muhasabah, adalah suatu kondisi di mana kita selalu berintropeksi diri

kan perjalanan hidup yang telah di jalani, kemudian menindak lanjutinya

dengan perbaikan dan perubahan yang mengarah pada kondisi yang

lebih baik dan lebih sesuai dengan ridho dan izin Allah.

d. Mu’aqobah, adalah memberikan sanksi terhadap diri atas pelanggaran

yang di lakukan oleh diri akan peraturan–peraturan yang telah di

22

Page 23: Makalah PAI

berlakukan oleh Allah, baik karena meninggalkan perintah atau karena

melaksanakan larangan .

e. Mujahadah, adalah usaha yang sungguh- sungguh tanpa mengenal lelah

dan henti untuk tampil menjadi pribadi yang mendekatkan diri kepada

Allah dengan jalan yang telah di syari’atkan, sehingga tercapai derajat

mulia di sisi Allah.

Ruang lingkup taqwa meliputi empat jalur hubungan umat manusia, yaitu :

1. Hubungan manusia dengan Allah

Hubungan manusia dengan allah merupakan penyebab utama hubungan-

hubungan manusia dengan yang lainnya.

Bentuk pemeliharahan hubungan dengan Allah bisa di lakukan antara lain :

1. Beriman kepada Allah menurut cara-cara yang di ajarkan Allah melalui

wahyu yang sengaja di turunkannya untuk menjadi petunjuk dan

pedoman hidup

2. Beribadah kepada Allah dengan jalan melaksanakan shalat, menunaikan

zakat, melakukan shaum, melaksanakan haji serta melaksanakan ibadah-

ibadah lain yang disyari’atkan.

3. Mensyukuri nikmat Allah dengan berbagai cara.

4. Bersabar menerima segala cobaan dari Allah.

5. Memohon ampun dengan taubat.

2. Hubungan Manusia dengan Dirinya Sendiri

Hubungan manusia dengan dirinya sendiri merupakan dimensi taqwa yang

ke dua. Hubungan dengan dirinya sendiri disebutkan cara-caranya dalam al-qur’an

dalam beberapa ayatnya dicontohkan oleh rasul dalam beberapa haditsnya.

Diantarannya selalu berlaku :

1. Memelihara kehormatan diri

2. Sabar

3. Syukur

4. Istiqomah

5. Pemaaf

6. Adil

23

Page 24: Makalah PAI

7. Ikhlas Selalu konsisten dengan akhlak yang baik

3. Hubungan Mannusia dengan Sesama Manusia

Hubungan antara manusia dengan manusia lainnya dapat dipelihara

dengan jalan antara

lain :

1. Saling tolong menolong

2. Saling memaafkan

3. Selalu menepati janji

4. Lapang dada

5. Menegakan keadilan

6. Beramar ma’ruf nahi munkar

7. Menyebarkan rahmat dan kasih sayang

4. Hubungan Manusia dengan Lingkungan Hidup

Dimensi keempat dari taqwa adalah adanya hubungan antara manusia

dengan lingkungannya. Hubungan ini dapat dikembangkan antara lain dengann

mengelola, menjaga, melestarikan, memelihara, dan menyayangi binatang dan

tumbuh-tumbuhan, tanah, air, dan udara, serta semua alam semesta yang sengaja

diciptakan oleh Allah untuk kepntingan manusia dan makhluk lainnya.

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan,

memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu

dapat mengambil pelajaran”.(Q.S.An-Nahl : 90)

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Q.S.Ar-Rum :

4)

24

Page 25: Makalah PAI

Konsekuensi dari pemeliharaan dan penjagaan terhadap empat

hubunngandi atas, melahirkan empat ( kesadaran) tanggung jawab, yaitu

tanggung jawab kepada Allah sebagai pencipta segala hal, tanggung jawab pada

hati nurani sendiri, tanggung jawab pada manusia lain, dan tanggung jawab untuk

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan sertaalam raya ini.

BAB V

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

A. KEDUDUKAN AKAL DAN WAHYU DALAM ISLAM

Akal berasal dari bahasa arab, artinya mengikat dan menahan, mengerti,

memahami dan berpikir. Akal dalam pengertian Islam adalah daya berpikir yang

terdapat dalam jiwa manusia; daya yang memperoleh pengetahuan dengan

memperhatikan alam sekitarnya. Akal menjadi faktor utama yang menempatkan

manusia pada kedudukan yang lebih mulia dibandingkan makhluk Allah lainnya.

Dengan akal manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga

terwujud kebudayaan peradaban.

Kedudukan akal dalam islam, tinggi sekali, karena akallah wadah yang

menampung aqidah, syari’at serta akhlak yang menjelaskannya. Kita tidak pernah

bisa memahami Islam tanpa menggunakan akal. Dan dengan menggunakan

akalnya dengan baik dan benar, sesuai dengan petunjuk Allah. Dengan

menggunakan akalnya manusia dapat berbuat, memahami dan mewujudkan

sesuatu.

Wahyu berasal dari bahasa arab, artinya suara, api, kecepatan, bisikan,

isyarat, tulisan dan kitab, juga berarti pemberitahuan yang cepat. Wahyu

25

Page 26: Makalah PAI

didefinisikan sebagai penyampaian firman Allah kepada orang pilihan-Nya agar

diteruskan kepada umat manusia untuk dijadikan pegangan hidup. Firman Tuhan

itu mengandung ajaran dan pedoman yang diperlukan umat manusia dalam

perjalanan hidupnya baik di dunia maupun akhirat.

Wahyu ini diturunkan kepada para nabi dan rasul melalui tiga cara, yaitu

dimasukan langsung kepada hati dalam bentuk ilham, turun dari belakang tabir

dan melalui utusan dalam bentuk malaikat, seperti diungkap oleh ayat Allah

dalam Al-Qur’an, yaitu:

“Tidak terjadi bahwa Allah berbicara kepada manusia kecuali dengan wahyu

atau dari belakang tabir atau dengan mengirimkan seseorang utusan untuk

mewahyukan apa yang Ia kehendaki dengan seizin-Nya, sungguh Ia Maha Tinggi

lagi Maha Bijaksana”. (QS. Asy-Syura : 51)

Dalam islam wahyu atau firman Tuhan disampaikan kepada Nabi

Muhammad, diturunkan dengan jalan ketiga, yaitu melalui utusan dalam bentuk

malaikat Jibril, dan semuanya tersimpan dengan baik dalam Al-Qur’an ini yang

menjadi wahyu/firman tuhan tidak sebatas pada isinya saja, tetapi juga dalam

kata-katanya, sehingga kebenaranya mutlak, baik dari segi isi maupun dari segi

bahasanya, sehingga kalau ada susunan bahasanya yang diganti dan dirubah atau

isinya di modifikasi, maka itu sudah bukan wahyu atau firman tuhan lagi.

B. KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK ILMU DALAM ISLAM

Akal merupakan wadah yang mengembangkan dan menghasilkan

pengetahuan, dari pengetahuan ini kemudian berkembang lagi menjadi ilmu.

Untuk dapat memahami ilmu secara benar, kemudian ilmu tersebut

diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok ilmu.

Beberapa ulama berbeda pendapat dalam menentukan kelompok-

kelompok ilmu tersebut, diantaranya :

a. Al Farabi, mengklasifikasikan dan merinci ilmu menjadi ilmu bahasa,

ilmu logika, ilmu matematis, metafisika, ilmu politik, ilmu fiqih dan ilmu

kalam.

26

Page 27: Makalah PAI

b. Al Ghazali, mengklasifikan ilmu menjadi :

1) Ilmu-ilmu teoritis dan praktis.

2) Ilmu yang dihadirkan atau ilmu laduni atau ilmu mukasyafah dan ilmu

yang dicapai atau pengetahuan yang diperoleh.

3) Ilmu-ilmu keagamaan/religius

Ilmu-ilmu keagamaan/religius, terdiri dari :

1) Ilmu tentang prinsip-prinsip dasar (al-ushul), yaitu:

a. ilmu tentang keesaan Allah (ilmu tauhid)

b. ilmu tentang kenabian

c. ilmu tentang akhirat atau eskatologi

d. ilmu tentang sumber pengetahuan religius baik sumber primer (Al-Qur’an

dan Sunnah Nabi) maupun sumber sekunder (ijma’ dan atsar sahabat).

2) ilmu tentang cabang-cabang (furu’) atau prinsip-prinsip turunan, terdiri dari :

a) ilmu tentang kewajiban manusia kepada Tuhan, ilmu ibadah.

b) ilmu kewajiban manusia kepada masyarakat.

c) ilmu tentang kewajiban manusia kepada dirinya sendiri, ilmu akhlak.

Ilmu-ilmu intelektual, diantaranya :

1. Ilmu matematika

2. Ilmu logika

3. Ilmu fisika

4. Ilmu-ilmu tentang wujud di luar alam atau metafisika

5. Ilmu fardlu ‘ain dan ilmu fardlu kifayah.

3. Qutubuddin Al Syirazi, menyajikan klasifikasi ilmu sebagai berikut:

a) Ilmu-ilmu filosofis

b) Ilmu-ilmu non-filosofis atau ilmu-ilmu religius

4. Al-Qur’an sebagai rujukan utama umat islam, ilmu itu terbagi kepada dua, yaitu

:

a) Ilmu ladunni, yaitu ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia. Ilmu ini

juga disebut dengan ilmu ilahi.

b) Ilmu kasbi atau ilmu insani, ilmu yang diperoleh karena usaha manusia.

Islam tidak membedakan dan memisahkan ilmu agama dan ilmu

pengetahuan umum. Keduanya merupakan bagian integral dari Islam dan saling

27

Page 28: Makalah PAI

menguatkan dan berinteraksi satu dengan lainnya, ilmu-ilmu ini harus dikuasai

oleh umat islam dalam rangka memerankan peran dirinya sebagai hamba Allah

dan sebagai khalifah di muka bumi ini.

C. KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU

فعليه االخرة يريد كان ومن بالعلم فعليه الدنيا يريد كان من

( الحديث ( بالعلم فعليه هما يريد كان ومن بالعلم

“barang siapa yang menghendaki kebahagiaan di dunia, maka padanya

denganilmu an barang siapa yang menghendaki kebahagiaan di akhirat, maka

padanya dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan di

keduanya maka padanya dengan ilmu.” (Al Hadits)

Karena begitu pentingnya kedudukan ilmu dalam pencapaian kebahagiaan

dunia dan akhirat, maka islam sebagai ajaran yang sempurna, mewajibkan

umatnya selalu menuntut ilmu, walaupun harus mengeluarkan energi dan tenaga

yang banyak, baik energi fisik, biaya psikis maupun energi pikiran dan emosi.

( الحديث ( مسلمة و مسلم علىكل فريضة العلم طلب

“menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah.” (Al

Hadits)

“Menuntu ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah”. (Al-

Hadits)

Orang yang berilmu, berdasarkan Al-Qur’an, sangat jelas dibedakan dengan yang

tidak berilmu, diantaranya :

1. Hanya orang yang berilmu yang dapat menerima pelajaran (Q.S.Az-

Zumar : 9)

2. Hanya orang yang berilmu yang takut kepada Allah (Q.S.Fathir : 28)

3. Hanya orang yang berilmu yang mampu memahami hakikat sesuatu yang

disampaikan Allah melalui perumpamaan-perumpamaan (Q.S.Al-

Ankabut : 43)

4. Hanya manusia yang terbaik yang dikaruniakan ilmu/pengetahuan

(Q.S.Al-Baqoroh : 31-33, Q.S.Al-An’am : 75, dll)

28

Page 29: Makalah PAI

Orang yang mempunyai ilmu merupakan orang yang mulia dalam pandangan

ajaran agama islam karena akan diangkat beberapa derajat oleh Allah.

D. STUDI KASUS ISLAM DALAM KONTEKS BIDANG STUDI

1. Ilmu kealaman

a. penciptaan alam semesta (QS.Ali-Imron : 190)

b. fisika inti : hakikat zarah (elemen terdasar). (QS.Yunus : 61)

c. astronomi (QS.Luqman : 29)

d. asal usul kehidupan (QS.Al-Anbiya : 30)

e. geologi (QS.An-Nazi’at : 30-31)

2. Ilmu kemanusiaan

a. psikologi (QS.Al-Mudatsir : 38)

b. bahasa (QS.Ar-Rum : 22)

c. sastra (QS.Asy-Syu’ara : 224-227)

3. Ilmu sosial

a. politik (QS.Ali-Imron : 26)

b. ekonomi (QS.Al-Muthopipin : 1-3)

c. hukum (QS.Al-An’am : 57)

d. pendidikan (QS.Al-Alaq : 1-5)

29