makalah nt

33
1 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Definisi Neuralgia Trigeminal Neuralgia trigeminal terdiri atas dua kata. Neuralgia, berasal dari bahasa Yunani; yaitu awalan "neuro-" yang berarti terkait dengan saraf, dan akhiran "-algia" yang berarti nyeri. Dengan demikian neuralgia berarti nyeri yang dirasakan di sepanjang saraf tertentu. Sedangkan trigeminal adalah salah satu dari dua belas saraf kranial memiliki tiga cabang utama yaitu : 1. Cabang oftalmik : mensuplai sensasi sinus frontalis, konjungtiva, kornea, kelopak mata atas, pangkal hidung, dahi dan kulit kepala sampai sejauh puncak kepala. 2. Cabang maksilar : mensuplai sensasi pipi, sinus maksilaris, aspek lateral hidung, gigi atas, nasofaring, palatum durum, dan uvula.

Upload: zeenap-shahab

Post on 25-Jul-2015

192 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah NT

1

1

BAB ITINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi Neuralgia Trigeminal

Neuralgia trigeminal terdiri atas dua kata. Neuralgia, berasal dari bahasa

Yunani; yaitu awalan "neuro-" yang berarti terkait dengan saraf, dan akhiran "-

algia" yang berarti nyeri. Dengan demikian neuralgia berarti nyeri yang dirasakan

di sepanjang saraf tertentu. Sedangkan trigeminal adalah salah satu dari dua belas

saraf kranial memiliki tiga cabang utama yaitu :

1. Cabang oftalmik : mensuplai sensasi sinus frontalis, konjungtiva, kornea,

kelopak mata atas, pangkal hidung, dahi dan kulit kepala sampai sejauh

puncak kepala.

2. Cabang maksilar : mensuplai sensasi pipi, sinus maksilaris, aspek lateral

hidung, gigi atas, nasofaring, palatum durum, dan uvula.

3. Cabang mandibularis : mensuplai sensasi dagu, rahang bawah, dua pertiga

anterior lidah, gigi bawah, gusi dan lantai mulut, dan mukosa bukal pipi.

Dengan demikian neuralgia trigeminal didefinisikan sebagai nyeri yang

dirasakan pada minimal salah satu dari ketiga cabang saraf trigeminal. Neuralgia

trigeminal ditandai dengan nyeri tajam yang timbul mendadak dan singkat, sering

hanya timbul sesisi, namun dirasakan sangat berat dan dapat berulang; pada

daerah yang diatur oleh saraf trigeminal.

Page 2: Makalah NT

2

Gambar 1. Cabang Nervus Trigeminal

1.2 Epidemiologi

Gangguan ini umumnya mengenai pasien berusia lebih dari 50 tahun

meskipun terdapat pula penderita berusia muda dan anak-anak. Penyakit ini lebih

sering terjadi pada sisi kanan wajah dibandingkan dengan sisi kiri (rasio 3:2), dan

merupakan penyakit pada kelompok usia dewasa (dekade enam sampai tujuh).

Hanya 10 % kasus yang terjadi sebelum usia empat puluh tahun. Sumber lain

menyebutkan, penyakit ini lebih umum dijumpai pada mereka yang berusia di atas

50 tahun,

1.3 Etiologi

Neuralgia Trigeminal, dapat diakibatkan oleh berbagai kondisi :

a. Penekanan nervus trigeminal oleh pembuluh darah yang membengkak

atau tumor

b. Multiple sklerosis

c. Idiopatik

1.4 Pathogenesis

Neuralgia Trigeminal dapat terjadi akibat berbagai kondisi yang melibatkan

sistem persarafan trigeminus ipsilateral. Pada kebanyakan kasus, tampaknya yang

menjadi etiologi adalah adanya kompresi oleh salah satu arteri di dekatnya yang

mengalami pemanjangan seiring dengan perjalanan usia, tepat pada pangkal

Page 3: Makalah NT

3

tempat keluarnya saraf ini dari batang otak. Lima sampai delapan persen kasus

disebabkan oleh adanya tumor benigna pada sudut serebelo-pontin seperti

meningioma, tumor epidermoid, atau neurinoma akustik. Kira-kira 2-3% kasus

karena sklerosis multipel. Ada sebagian kasus yang tidak diketahui sebabnya.

Menurut Fromm, neuralgia Trigeminal bisa mempunyai penyebab perifer maupun

sentral.

Sebagai contoh dikemukakan bahwa adanya iritasi kronis pada saraf ini,

apapun penyebabnya, bisa menimbulkan kegagalan pada inhibisi segmental pada

nukleus/ inti saraf ini yang menimbulkan produksi ectopic action potential pada

saraf Trigeminal. Keadaan ini, yaitu discharge neuronal yang berlebihan dan

pengurangan inhibisi, mengakibatkan jalur sensorik yang hiperaktif. Bila tidak

terbendung akhirnya akan menimbulkan serangan nyeri. Aksi potensial

antidromik ini dirasakan oleh pasien sebagai serangan nyeri trigerminal yang

paroksismal. Stimulus yang sederhana pada daerah pencetus mengakibatkan

terjadinya serangan nyeri.

Efek terapeutik yang efektif dari obat yang diketahui bekerja secara sentral

membuktikan adanya mekanisme sentral dari neuralgi. Tentang bagaimana

multipel sklerosis bisa disertai nyeri Trigeminal diingatkan akan adanya

demyelinating plaques pada tempat masuknya saraf, atau pada nukleus sensorik

utama nervus trigeminus.

Pada nyeri Trigeminal pasca infeksi virus, misalnya pasca herpes, dianggap

bahwa lesi pada saraf akan mengaktifkan nociceptors yang berakibat terjadinya

nyeri. Tentang mengapa nyeri pasca herpes masih bertahan sampai waktu cukup

lama dikatakan karena setelah sembuh dan selama masa regenerasi masih tetap

Page 4: Makalah NT

4

terbentuk zat pembawa nyeri hingga kurun waktu yang berbeda. Pada orang usia

muda, waktu ini relatif singkat. Akan tetapi, pada usia lanjut nyeri bisa

berlangsung sangat lama. Pemberian antiviral yang cepat dan dalam dosis yang

adekuat akan sangat mempersingkat lamanya nyeri ini.

Peter Janetta menggolongkan neuralgia glossopharyngeal dan hemifacial

spasm dalam kelompok "Syndromes of Cranial Nerve Hyperactivity". Menurut

dia, semua saraf yang digolongkan pada sindroma ini mempunyai satu kesamaan:

mereka semuanya terletak pada pons atau medulla oblongata serta dikelilingi oleh

banyak arteri dan vena. Pada genesis dari sindroma hiperaktif ini, terdapat dua

proses yang sebenarnya merupakan proses penuaan yang wajar :

1. Memanjang serta melingkarnya arteri pada dasar otak.

2. Dengan peningkatan usia, karena terjadinya atrofi, maka otak akan bergeser

atau jatuh ke arah caudal di dalam fossa posterior dengan akibat makin besarnya

kontak neurovaskuler yang tentunya akan memperbesar kemungkinan terjadinya

penekanan pada saraf yang terkait.

Ada kemungkinan terjadi kompresi vaskuler sebagai dasar penyebab umum dari

sindroma saraf kranial ini. Kompresi pembuluh darah yang berdenyut, baik dari

arteri maupun vena, adalah penyebab utamanya. Letak kompresi berhubungan

dengan gejala klinis yang timbul. Misalnya, kompresi pada bagian rostral dari

nervus trigeminus akan mengakibatkan neuralgia pada cabang oftalmicus dari

nervus trigeminus, dan seterusnya. Menurut Calvin, sekitar 90% dari neuralgia

Trigeminal penyebabnya adalah adanya arteri "salah tempat" yang melingkari

serabut saraf ini pada usia lanjut. Mengapa terjadi perpanjangan dan pembelokan

pembuluh darah, dikatakan bahwa mungkin sebabnya terletak pada predisposisi

Page 5: Makalah NT

5

genetik yang ditambah dengan beberapa faktor pola hidup, yaitu merokok, pola

diet, dan sebagainya. Pembuluh darah yang menekan tidak harus berdiameter

besar. Walaupun hanya kecil, misalnya dengan diameter 50-100 um saja, sudah

bisa menimbulkan neuralgia, hemifacial spasm, tinnitus, ataupun vertigo. Bila

dilakukan microvascular decompression secara benar, keluhan akan hilang.

1.5 Alur Diagnosa

Anamnesis :

a. Lokalisasi nyeri, untuk menentukan cabang nervus trigeminus yang

terkena.

b. Menentukan waktu dimulainya Trigeminal neuralgia dan

mekanisme pemicunya.

c. Menentukan interval bebas nyeri.

d. Menentukan lama, efek samping, dosis, dan respons terhadap pengobatan.

e. Menanyakan riwayat penyakit herpes.

Serangan neuralgia trigeminal dapat berlangsung dalam beberapa detik sampai

semenit. Beberapa orang merasakan sakit ringan, kadang terasa seperti ditusuk.

Sementara yang lain merasakan nyeri yang cukup kerap, berat, seperti nyeri saat

terkena setrum listrik. Penderita neuralgia trigeminal yang berat menggambarkan

rasa sakitnya seperti ditembak, kena pukulan jab, atau ada kawat di sepanjang

wajahnya. Serangan ini hilang timbul dan bisa jadi dalam sehari tidak ada rasa

sakit. Namun, bisa juga sakit menyerang setiap hari atau sepanjang minggu

kemudian, tidak sakit lagi selama beberapa waktu. Neuralgia trigeminal biasanya

hanya terasa di satu sisi wajah, tetapi bisa juga menyebar dengan pola yang lebih

luas. Jarang sekali terasa di kedua sisi wajah dlm waktu bersamaan.

Page 6: Makalah NT

6

Pemeriksaan Fisik:

a. Menilai sensasi pada ketiga cabang nervus trigeminus bilateral

(termasuk refleks kornea).

b. Menilai fungsi mengunyah (masseter) dan fungsi pterygoideus (membuka

mulut, deviasi dagu).

1.6 Pemeriksaan Tambahan

Pemeriksaan tambahan baru diperlukan kalau ada keluhan neuralgia

trigeminal pada orang-orang muda; karena biasanya ada penyebab lain yang

tersembunyi. Itu pun perannya terbatas untuk eliminasi.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan:

a. Rontgen TMJ (temporomandibular joint)

b. CT- Scan atau MRI otak (untuk menyingkirkan tumor otak dan multiple

sclerosis)

1.7 Penatalaksanaan

PenatalaksanaanPengobatan pada dasarnya dibagi atas 3 bagian:

1. terapi konservatif.

2.terapi operatif (pembedahan) dipertimbangkan bila obat tidak berhasil

secara memuaskan.

3. Penatalaksanaan dari segi kejiwaan.

Terapi konservatif (obat)

Penyakit ini terutama menyerang mereka yang sudah lanjut usia. Karena itu,

pemilihan dan pemakaian obat harus diperhatikan secara cermat kemungkinan

timbulnya efek samping. Karena sebagian besar obat yang digunakan pada

penyakit ini mempunyai cukup banyak efek samping. Dasar penggunaan obat

Page 7: Makalah NT

7

pada terapi neuralgia trigeminal dan neuralgia saraf lain adalah kemampuan obat

untuk menghentikan hantaran impulse afferent yang menimbulkan serangan nyeri.

Obat yang sering digunakan :

1. Carbamazepin

2. Difinilhidantoin

Baik carbamazepin maupun difinilhidantoin keduanya dapat menekan

potensial aksi.

3. Clonazepam

Terutama diberikan pada penderita yang tidak dapat ditolong dengan

carbamazepin

4. Baklofan

Bekerja mirip GABA, yang juga menekan (inhibisi) potensial aksi.

Harus dimulai dengan dosis kecil, karena pada dosis besar penderita

lemas, seakan- akan tidak bisa jalan.

Terapi operatif (Bedah)

Pilihan terapi non-medis (bedah) dipikirkan bilamana kombinasi lebih dari

dua obat belum membawa hasil seperti yang diharapkan.

Penatalaksanaan dari Segi Kejiwaan

Hal lain yang penting untuk diperhatikan selain pemberian obat dan

pembedahan adalah segi mental serta emosi pasien. Selain obat-obat anti depresan

yang dapat memberikan efek perubahan kimiawi otak dan mempengaruhi

neurotransmitter baik pada depresi maupun sensasi nyeri, juga dapat dilakukan

teknik konsultasi biofeed back (melatih otak untuk mengubah persepsinya akan

rasa nyeri) dan teknik relaksasi.

Page 8: Makalah NT

8

1.8 Prognosa

Pada banyak kasus, nuralgia trigeminal memiliki prognosis yang baik. Kira-

kira 80 % pasien nyerinya menghilang dengan pengobatan. Ketika pengobatan

gagal atau terjadi efek samping yang tidak diinginkan maka, pilihan pengobatan

yang lain juga tersedia dan memiliki angka kesuksesan yang tinggi.

Page 9: Makalah NT

9

9

BAB IISTATUS PASIEN

2.1 Identitas Penderita

Nama : Ny. W

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Alamat : Dinoyo, Malang

Suku : Jawa

Tanggal periksa : 8 Februari 2012

2.2 Anamnesis

a. Keluhan Utama : nyeri seperti disayat pisau di sekitar pipi

kanan

b. Keluhan penyerta : -

c. Riwayat Penyakit Sekarang :

1. Lokasi : pipi sebelah kanan

2. Onset dan Kronologi : Ny. W datang ke RS jam 10.00 WIB. dengan

keluhan nyeri seperti disayat pisau di sekitar pipi kanan. Nyeri hilang

timbul dan biasa terjadi saat pasien mengunyah, berbicara, menguap

dan sakit gigi.

Page 10: Makalah NT

10

3. Kualitas keluhan : pasien sadar penuh, pasien memegang pipi

kanannya, dan seperti menahan rahangnya agar tidak banyak bergerak.

4. Kuantitas keluhan : nyeri hilang timbul, nyeri seperti disayat pisau

5. Faktor yang memperberat : bila pasien berbicara, mengunyah,

menguap dan sakit gigi.

6. Faktor yang memperingan : ketika diam, tidak menggerakkan rahang.

7. Gejala Penyerta : -

Ny. W datang ke RS dengan keluhan nyeri seperti disayat pisau di sekitar pipi

kanan. Nyeri hilang timbul dan biasa terjadi saat pasien mengunyah, berbicara,

menguap dan sakit gigi. Pasien sadar penuh, pasien memegang pipi kanannya, dan

seperti menahan rahangnya agar tidak banyak bergerak.

d. Riwayat Penyakit Dahulu:

- Riwayat Mondok : disangkal

- Riwayat penyakit serupa : disangkal

- Riwayat herpes : disangkal

- Riwayat Hipertensi : disangkal

- Riwayat DM : disangkal

- Riwayat Asma : disangkal

- Riwayat gastritis : disangkal

- Riwayat alergi obat : disangkal

- Riwayat alergi makanan : disangkal

e. Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : disangkal

- Riwayat Hipertensi : disangkal

Page 11: Makalah NT

11

- Riwayat DM : disangkal

- Riwayat penyakit Jantung : disangkal

- Riwayat penyakit Ginjal : disangkal

- Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal

f. Riwayat Kebiasaan

- Riwayat merokok : disangkal

- Riwayat minum alkohol : disangkal

- Riwayat olah raga : Kadang-kadang

- Riwayat pengisian waktu luang : jalan-jalan bersama keluarga

g. Riwayat Sosial Ekonomi

Ny. W adalah seorang ibu rumah tangga, yang memiliki 3 orang anak.

Suami Ny. W (Tn.S) bekerja sebagai wiraswasta. Biaya hidup sehari-hari

ditanggung oleh Tn. S, penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

h. Riwayat Gizi

Pasien makan biasanya 2-3 kali sehari, dengan lauk pauk tempe, tahu,

ayam, telur, sayur – mayur dan kadang – kadang daging. Pasien minum 8 gelas air

putih sehari Gizi kesan cukup.

2.3 Anamnesis Sistem

a. Kulit : kulit gatal(-), keriput (-)

b. Kepala : sakit kepala(-), pusing(-), rambut rontok(-), luka(-),

benjolan(-), nyeri pipi sebelah kanan (+)

c. Mata : pandangan mata berkunang-kunang(-), penglihatan

kabur(-), ketajaman penglihatan berkurang(-),

penglihatan ganda(-)

Page 12: Makalah NT

12

d. Hidung : tersumbat(-), mimisan(-)

e. Telinga : pendengaran berkurang ( - ), berdengung ( - ), keluar cairan (

- )

f. Mulut : sariawan ( - ), mulut kering (-)

g. Tenggorokan : sakit menelan ( -), serak (- )

h. Pernafasan : sesak nafas ( - ), batuk berdahak (-)

i. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada ( -)

j. Gastrointestinal : mual ( - ), muntah ( - )

k. Genitourinaria : BAK normal

l. Neurologik : kejang ( - ), lumpuh ( - ), kesemutan dan rasa tebal pada

kedua kaki ( - )

m. Psikiatri : emosi stabil, mudah marah ( - )

n. Muskuloskeletal : kaku sendi(-), nyeri sendi (-), nyeri otot(-), nyeri saat

menggerakkan rahang (+)

o. Ekstremitas :

o Atas kanan : bengkak ( - ), sakit ( - ), luka ( - )

o Atas kiri : bengkak ( - ), sakit ( - ), luka ( - )

o Bawah kanan : bengkak ( - ), sakit ( - ), luka ( - )

o Bawah kiri : bengkak ( - ), sakit ( - ), luka ( - )

2.4 Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : cukup baik

b. Kesadaran : GCS 456 compos mentis

c. Tanda Vital

BB : 55 kg

Page 13: Makalah NT

13

TB : 160 cm

BMI : BB/TB2 => 21,5 kg/m2

Tensi : 120/80 mmHg

Suhu : 37oC

Nadi : 80x/menit

RR : 16 x/menit

d. Kulit

sawo matang, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), spidernevi (-)

e. Kepala

Bentuk mesocephal , Luka ( - ), rambut rontok ( - ), makula ( - ), papula (

- ), nodula ( - ).

f. Mata

Conjunctiva anemis ( - / - ), sklera ikterik ( - / - )

g. Hidung

Nafas cuping hidung (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-)

h. Mulut

Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi

lidah hiperemis (-), tremor (-).

i. Telinga

Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping

telinga dalam batas normal.

j. Tenggorokan

Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-).

k. Leher

Page 14: Makalah NT

14

lesi kulit (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

l. Toraks

bentuk normal, simetris, pernafasan thoracoabdominal, retraksi sela iga (-)

spidernevi (-), sela iga melebar (-), massa (-),kelainan kulit (-), nyeri (-)

m. Cor

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : Batas kiri atas : ICS II Linea para sternalis sinistra

Batas kanan atas : ICS II Linea para sternalis dekstra

Batas kiri bawah : ICS V medial lineo media

clavicularis sinistra

Batas kanan bawah: ICS IV linea para sternalis

dekstra

Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-)

Suara tambahan jantung : (-)

n. Pulmo :

Statis (depan dan belakang)

Inspeksi : bentuk normal, simetris

Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi : sonor/sonor

Auskultasi : + + - - - -

suara dasar vesikuler + wheezing - ronkhi -

+ + - - - -

Dinamis (depan dan belakang)

Inspeksi : pergerakan dada kanan sama dengan dada kiri, irama

regular, otot bantu nafas (-), pola nafas abnormal (-)

Page 15: Makalah NT

15

Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi : sonor/sonor

Auskultasi : + + - - - -

suara dasar vesikuler + wheezing - ronkhi -

+ + - - - -

o. Abdomen :

Inspeksi : datar/sejajar dinding dada, venektasi (-), massa

(-), bekas jahitan (-)

Palpasi : supel, nyeri epigastrium (-), hepar dan lien tdk

teraba, turgor baik, massa (-), asites (-)

Perkusi : timpani seluruh lapangan perut

Auskultasi : peristaltik (+) normal

p. Ekstremitas : palmar eritem (-)

q. Pemeriksaan Neurologik

Kesadaran : kompos mentis GCS (E4 V5 M6)

Fungsi luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : dalam batas normal

Status Lokalis : Pemeriksaan Nervus V :

Reflek kornea :

Penutupan kelopak mata bilateral secara reflek (+/+)

Cabang sensoris :

Pemeriksaan sentuhan (+)

Cabang motoris :

Pasien merasakan nyeri pada saat disuruh mengatupkan giginya.

Page 16: Makalah NT

16

r. Pemeriksaan Psikiatrik

Penampilan : perawatan diri baik

Kesadaran : compos mentis

Afek : appopriate

Psikomotor : normoaktif

Proses pikir : bentuk :realistik

isi :waham ( - ), halusinasi ( - ), ilusi ( - )

arus :koheren

Insight : baik

2.5 Planning Pemeriksaan Penunjang

Rontgent TMJ (Temporomandibular Joint)

2.5 Diagnosa

Neuralgia Trigeminal

Page 17: Makalah NT

17

2.6 Penatalaksanaan

Terapi Farmakologi

dr.X, SIP: 2071210043

Praktek/ Rumah: HariPraktek:Jl. Melati Senin-Jum’atMalang Pagi 07.00-09.00 WIB081708xxxxx Sore 16.00-20.00 WIB

Malang, 8 Februari 2012

R/ Carbamazepin Tab 300 mg No XXIS 3 dd Tab 1 d.c

paraf

Pro : Ny. WUmur : 35 tahunAlamat: Dinoyo, Malang

Page 18: Makalah NT

17

18

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Penjelasan Obat

Carbamazepine merupakan Obat yang hingga kini dianggap merupakan

pilihan pertama. Bila efektif maka obat ini sudah mulai tampak hasilnya setelah 4

hingga 24 jam pemberian,kadang-kadang bahkan secara cukup dramatis. Dosis

awal adalah 3 x 100 hingga 200 mg. Bila toleransi pasien terhadap obat ini baik,

terapi dilanjutkan hingga beberapa minggu atau bulan. Dosis hendaknya

disesuaikan dengan respons pengurangan nyeri yang dapat dirasakan oleh pasien.

Dosis maksimal adalah 1200 mg/hari

Karena diketahui bahwa pasien bisa mengalami remisi maka dosis dan

lama pengobatan bisa disesuaikan dengan kemungkinan ini. Bila terapi berhasil

dan pemantauan dari efek sampingnya negatif, maka obat ini sebaiknya diteruskan

hingga sedikitnya 6 bulan sebelum dicoba untuk dikurangi. Pemantauan

laboratorium biasanya meliputi pemeriksaan jumlah leukosit, faal hepar, dan

reaksi alergi kulit. Bila nyeri menetap maka sebaiknya diperiksa kadar obat dalam

darah. Bila ternyata kadar sudah mencukupi sedangkan nyeri masih ada, maka

bisa dipertimbangkan untuk menambahkan obat lain, misalnya baclofan. Dosis

awal baclofen 10 mg/hari yang bertahap bisa dinaikkan hingga 60 hingga 80

mg/hari. Obat ketiga boleh ditambahkan bila kombinasi dua obat ini masih belum

sepenuhnya mengendalikan nyerinya. Tersedia phenytoin, sodium valproate,

Page 19: Makalah NT

19

gabapentin, dan sebagainya. Semua obat ini juga dikenal sebagai obat anti

epileptik.

Carbamazepin :

Indikasi : Epilepsi, serangan umum primer, epilepsy campuran, neuralgia

campuran, neuralgia glossopharingeal.

Dosis awal : 100 – 200 mg 1-2x / hari, kemudian ditingkatkan 400 mg 2-3x/hr.

pada beberapa pasien perlu 1,600-2,000mg/hr

Kontra Indikasi : hi[persensitif, block AV, riwayat Intermitten porfiria, akut

MAOI.

Perhatian : penyakit KV berat, kerusakan ginjal atau hati, usia lanjut, block AV,

kelainan darah, depresi sumsum tulang. Hamil, lakasi, anak < 6 tahun. Jangan

mengendarai atau mengoprasikan mesin.

Efek Samping : hilangnya nafsu makan, mulut kering, mual, diare, konstipasi,

sakit kepala, pusing, somnolen, ataksia, gangguan akomodasi pengelihatan,

demam, dermatitis eksfoliasi, sindrom Steven-Johnson, nekrosis epidermal toksis,

rambut rontok, leucopenia, trombositopenia, agranulositosis, hepatitis, proteinuria

& pembesaran kelenjar getah bening. Reaksi alergi kulit.

Interaksi obat : konsentrasi plasma meningkat dengan eritromisin, INH,

verapramil, diltiazem, dekstropropoksipen, viloxazine, simetidin. Manifestasi

neurotoksik reversible bila dikombinasi dengan litium.

3.2 Kesimpulan

Neuralgia trigeminal adalah nyeri yang dirasakan pada minimal salah satu dari

ketiga cabang saraf trigeminal. Neuralgia trigeminal ditandai dengan nyeri tajam

Page 20: Makalah NT

20

yang timbul mendadak dan singkat, sering hanya timbul sesisi, namun dirasakan

sangat berat dan dapat berulang; pada daerah yang diatur oleh saraf trigeminal.

Neuralgia Trigeminal ditandai oleh :

a. Serangan nyeri facial yang khas N. V

b. Satu cabang atau lebih

c. Paroksismal berupa rasa nyeri tajam (ditusuk atau disetrum listrik)

d. Berlangsung beberapa detik, jarang lebih dari 20 – 30 detik, diikiuti

masa penyembuhan beberapa detik sampai satu menit dan diikiuti

serangan berikutnya.

e. Sering disertai lakrimasi dan kontraksi otot- otot, diluar serangan sama

sekali tidak dirasakan nyeri tersebut.

3.2 Saran

Bila ditemukan gejala neuralgia Trigeminal segera periksakan ke dokter agar

penyakit tidak bertambah parah dan mengganggu aktifitas.

Sebaiknya pengobatan neuralgia Trigeminal pelu adanya perhatian khusus dan

kontrol rutin untuk mengawasi dan mengobati efek samping yang ditimbulkan

obat neuralgia Trigeminal.

Page 21: Makalah NT

21

21

DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin, Moch dr. SpS. 2008. Dasar – Dasar Neurologi: Neuralgia

Trigeminal. Malang. Hal: 180- 184

Ginsberg, Lionel. 2005. Lecture Note : Neurologi : Neuralgia Trigeminal.

EMS : Jakarta. Hal 75- 77

Swartz, Mark H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik : Pemeriksaan Saraf

Cranial. EGC : Jakarta. Hal 364-36

Page 22: Makalah NT

22