makalah miokarditis

44
MAKALAH “ASUHAN KEPERAWATAN MYOCARDITIS” Dibuat Untuk : Memenuhi Tugas SGD Mata Kuliah Sistem Kardiovaskuler Fasilitator : Ns. Rahmawaty Mauilidya., S. Kep Oleh : TIM SGD MATA KULIAH KARDIOVASKULER SEMSTER V Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis” 1

Upload: handz-superners

Post on 06-Aug-2015

1.975 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

MIOKARDITIS ADALAH SALAH SATU GANGGUAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER MANUSIA

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH MIOKARDITIS

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN MYOCARDITIS”

Dibuat Untuk :

Memenuhi Tugas SGD Mata Kuliah Sistem Kardiovaskuler

Fasilitator :

Ns. Rahmawaty Mauilidya., S. Kep

Oleh :

TIM SGD MATA KULIAH KARDIOVASKULER

SEMSTER V

Progam Study S1 Keperawatan

STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG

Pajarakan - Probolinggo

2012BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

1

Page 2: MAKALAH MIOKARDITIS

Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada

umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat

reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi.

Miokarditis merupakan salah satu penyakit jantung didapat non-reumatik

yang sering dijumpai selain miokarditis bakterialis dan difterika. Pada waktu infeksi

terkena virus, infiltrasi sel-sel inflamatoris ke jantung dapat terjadi. Inflamasi pada

miokard didefinisikan oleh Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization

(WHO), sebagai miokarditis. Sedangkan inflamasi miokard yang berkaitan dengan

disfungsi jantung didefinisikan sebagai kardiomiopati inflamatoris.

Dari data terbaru (2011), terdapat perubahan epidemiologi miokarditis infektif

pada saat sekarang yang disebabkan tingkat kesehatan umum yang baik, tingkat

kesehatan gigi yang baik, pengobatan yang lebih dini dan penggunaan antibiotic.

Insidens miokarditis 10-60 kasus per 1.000.000 penduduk per tahun diseluruh dunia

dan cenderung meningkat pada usia lanjut.

Salah satu miokarditis yang penting adalah miokarditis karena kuman difteria,

yang disebut miokarditis difterika. Komplikasi jantung yang biasanya terjadi pada anak

dengan difteria terdapat sekitar 10-20 persen dan 50 persen dari anak yang

meninggal karena difteria disebabkan oleh komplikasi jantung.

Komplikasi penyakit yang sangat berat ialah terjadinya kolaps sirkulasi yang

terjadi pada minggu pertama. Sedangkan miokarditis umumnya timbul pada minggu

kedua dan ketiga.

Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang tepat dan sesegera

mungkin karena apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal.

1.1 Rumusan Masalah

1.1.1 Bagaimana anatomi dari system kardiovaskuler?

1.1.2 Apa definisi dari Miokarditis?

1.1.3 Bagaimana insidensi dari Miokarditis?

1.1.4 Apa etiologi dari Miokarditis?

1.1.5 Bagaimana klasifikasi dari Miokarditis?

1.1.6 Bagaimana patofisiologi dari Miokarditis?

1.1.7 Apa saja manifestasi klinis dari Miokarditis?

1.1.8 Pemeriksaan penunjang apa saja yang digunakan pada Miokarditis?

1.1.9 Bagaimana penatalaksanaan yang tepat pada penderita Miokarditis?

1.1.10 Bagaimana pencegahan terhadap Miokarditis?

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

2

Page 3: MAKALAH MIOKARDITIS

1.1.11 Apa saja komplikasi dari Miokarditis?

1.1.12 Bagaimana prognosis dari Miokarditis?

1.1.13 Bagaimana proses keperawatan yang sesuai pada Miokarditis?

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui secara umum dan keseluruhan mangenai penyakit

Miokarditis agar dapat memeberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan

miokarditis sebaik mungkin.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Bagaimana anatomi dari system kardiovaskuler?

2. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari Miokarditis

3. Untuk mengetahui dan memahami insidensi dari Miokarditis

4. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari Miokarditis

5. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi dari Miokarditis

6. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi dari Miokarditis

7. Untuk mengetahui dan memahami apa saja manifestasi klinis dari Miokarditis

8. Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang apa saja yang

digunakan pada Miokarditis

9. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan yang tepat pada penderita

Miokarditis

10. Untuk mengetahui dan memahami pencegahan terhadap Miokarditis

11. Untuk mengetahui dan memahami apa saja komplikasi dari Miokarditis

12. Untuk mengetahui dan memahami prognosis dari Miokarditis

13. Untuk mengetahui dan memahami proses keperawatan yang sesuai pada

Miokarditis

1.3. Manfaat

1.3.1 Bagi mahasiswa

Mahasiswa di Jurusan Keperawatan mendapat informasi tentang kor pulmonal

secara umum dan tentag pendekatan asuhan keperawatan kor pulmonal.

1.3.2 Bagi tenaga kesehatan

Sebagai masukan untuk pengembangan pemberian layanan kesehatan yang

optimal kepada klien dengan kor pulmonal.

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

3

Page 4: MAKALAH MIOKARDITIS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

4

Page 5: MAKALAH MIOKARDITIS

Gambar 1. Lapisan-lapisan jantung

Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot

jantung yang sangat khusus (Brooker, 2001)

2.2 Definisi

Gambar 2. Penampang jantung dengan miokarditis

Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada

umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat

reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia radiasi.

Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik. Pada miokarditis,

kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil miosit. Toksin

akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit

dengan infiltrasi lema, serat otot mengalami nekrosis hialin. Beberapa organisme

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

5

Page 6: MAKALAH MIOKARDITIS

dapat menyerang dinding arteri kecil, terutama arteri koronaintramuskular yang akan

memberikan reaksi radang perivaskular miokardium. Keadaan ini dapat disebabkan

oleh pseudomonas dan beberapa jenis jamur seperti aspergilus dan kandida.

Sebagian kecil mikroorganisme menyerang langsung sel-sel miokardium yang

menyebaban reaksi radang. Hal ini dapat terjadi pada Toksoplasmosis gondii. Pada

trikinosis, sel-sel radang yang ditemukan terutama eusinofil (Elly Nurachmach, 2009).

Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot

jantung yang sangat khusus (Brooker, 2001).

Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada

umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat

reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi

(FKUI, 1999).

Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh

infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).

Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung, tepatnya

miokardium. (Doenges, 1999).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah

peradangan/ inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agen-agen

infeksi.

2.3 Insiden

Dari data terbaru (2011), terdapat perubahan epidemiologi miokarditis infektif

pada saat sekarang yang disebabkan tingkat kesehatan umum yang baik, tingkat

kesehatan gigi yang baik, pengobatan yang lebih dini dan penggunaan antibiotic.

Insidens miokarditis 10-60 kasus per 1.000.000 penduduk per tahun diseluruh dunia

dan cenderung meningkat pada usia lanjut.

Salah satu miokarditis yang penting adalah miokarditis karena kuman difteria,

yang disebut miokarditis difterika. Komplikasi jantung yang biasanya terjadi pada anak

dengan difteria terdapat sekitar 10-20 persen dan 50 persen dari anak yang

meninggal karena difteria disebabkan oleh komplikasi jantung.

Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang tepat dan sesegera

mungkin karena apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal.

2.4 Etiologi

Penyebab miokarditis dibagi menjadi dua, yaitu :

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

6

Page 7: MAKALAH MIOKARDITIS

1. Infeksi

a. Virus (coxsackievirus, echo virus, HIV, virus epsteinbarr, influenza,

cytomegalovirus, adenovirus, hepatitis A dan B, MUMPs, folio virus, rabies,

respiratori syincitial virus, rubella, vaccinea, varicella zoster, arbovirus)

b. Bakteri (corynebacterio diphteriae, streptococuspyogenis, staphilococcus

aureus, haemophilus pneumoniae, salmonella, nieserria gonorrhoeae,

leptospira, treponema pallidum, mycobacterium tuberkulosis,mycoplasma

pneumonia, riketsia.

c. Jamur (candida, aspergilus)

d. Parasit (tripanosoma cruzii, toxoplasma, schistosoma, trichina)

2. Non infeksi

a. Obat-obatan yang menyebabkan reaksi hypersensitifitas

Antibiotik (sulfonamida, penisilin, cloramfenicol, tetrasiklin,

streptomicyn)

Anti Tuberculosis (isoniazin, paraaminosalisilik acid)

Anti konfulsan (phenindion, phenitoin, carbamazepin)

Anti inflamasi (indometasin, sulfonilurea)

Diuretik (acetazolamid, klortalidon, spironolacton)

b. Obat-obatan yang tidak reaksi hypersensitifitas, seperti Kokain,

Siklofosfamid, Litium, Interferon alfa.

c. Penyebab lain selain obat-obatan adalah : Radiasi dan Giant cell

2.5 Klasifikasi

Dorland (2002) mengklasifikasikan miokarditis sebagai berikut :

a. Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi

yang tidak diketahui.

b. Bacterial myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

c. Chronic myocarditis adalah penyakit radang miokardial kronik.

d. Diphtheritic myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri

yang dihasilkan pada difteri : lesi primer bersifat degeneratiff dan nekrotik dengan

respons radang sekunder.

e. Fibras myocarditis adalah fibrosis fokal/ difus mikardial yang disebabkan oleh

peradangan kronik.

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

7

Page 8: MAKALAH MIOKARDITIS

f. Giant cell myocarditis adalah subtype miokarditis akut terisolasi yang ditandai

dengan adanya sel raksasa multinukleus dan sel-sel radang lain, termasuk

limfosit, sel plasma dan makrofag dan oleh dilatasi ventikel, trombi mural, dan

daerah nekrosis yang tersebar luas.

g. Hypersensitivity myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan reaksi alergi

yang disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai obat, terutama

sulfonamide, penicillin, dan metildopa.

h. Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius ; termasuk bakteri,

virus, riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen tersebut dapat merusak

miokardium melalui infeksi langsung, produksi toksin, atau perantara respons

immunologis.

i. Interstitial myocarditis adalah mikarditis yang mengenai jaringan ikat interstitial.

j. Parenchymatus myocarditis adalah miokarditis yang terutama mengenai

substansi ototnya sendiri. K.Protozoa myocarditis adalah miokarditis yang

disebabkan oleh protozoa terutama terjadi pada penyakit Chagas dan

toxoplasmosis.

k. Rheumatic myocarditis adalah gejala sisa yang umum pada demam reumatik.

l. Rickettsial myocarditis adalah mikarditis yang berhubungan dengan infeksi

riketsia.

m. Toxic myocarditis adalah degenerasi dan necrosis fokal serabut miokardium

yang disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi hewan/ toksin

serangga atau bahan/ keadaan lain yang menyebabkan trauma pada miokardium.

n. Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada

tuberkulosa.

o. Viral myocarditis disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh enterovirus; paling

sering terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien dengan tanggap immune

rendah.

2.6 Patofisiologi

Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga

mekanisme dasar :

1) Invasi langsung ke miokard.

2) Proses immunologis terhadap miokard.

3) Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.

Proses miokarditis viral ada dua tahap, yaitu :

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

8

Page 9: MAKALAH MIOKARDITIS

1) Fase pertama (akut) berangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus) di mana terjadi

invasi virus ke miokardium, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk

neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya

dengan bantuan makrofag dan neutral killer cell (sel NK).

2) Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem imun

akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibodi terhadap miokardium,

akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung

beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokardium dan

yang minimal sampai yang berat.

Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel

endotel dan terbentuknya antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasme

mikrovaskular. Walaupun etiologi kelainan mikrovaskular belum pasti, tetapi sangat

mungkin berasal dari respon imun atau kerusakan endotel akibat infeksi virus.

Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan proses

berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya matriks

miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan rontoknya serabut

otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhirnya proses ini

mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan

payah jantung (Elly Nurachmach, 2009).

Web of caution terlampir.

2.7 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis miokarditis bervariasi, mulai dari asimtomatik sampai terjadi

syok kardiogenik. Tergantung pada tipe infeksi, derajat kerusakan miokardium,

kemampuan miokardium memulihkan diri. Gejala bisa ringan atau tidak ada sama

sekali. Gejala bisa ringan atau tidak sama sekali, biasanya :

1. Kelelahan dan dispneu

2. Demam

3. Nyeri dada

4. Palpitasi

Gejala klinis mungkin memperlihatkan :

a. Gejala klinis tidak khas, kelainan ECG pada segmen ST dan gelombang

T.

b. Takikardia, peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi

denyut nadi akan meningkat lebih tinggi

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

9

Page 10: MAKALAH MIOKARDITIS

c. Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan kontraksi otot jantung

Katub-katub mitral dan trikuspid tidak dapat ditutup dengan keras

d. Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular dan ventrikular.

e. Gagal jantung (Dekompensasi jantung) terutama mengenai jantung

sebelah kanan.

2.8 Pemeriksaan Penunjang

1. MRI

Modalitas pencitraan yang dianjurkan adalah MRI jantung karena dapat

memberikan informasi tentang adanya edema, inflammatory hyperemia dan

irreversible inflammatory injury sesuai kriteria Lake Louise. Memang hingga kini

penelitian masih berlanjut dengan menyertakan biopsi endomiokardium sebagai

standart emas. Penggunaan CMR untuk evaluasi miokarditis ini mempunyai

spesifitas dan PPV yang tingi tapi sensitivitas sekitar 67%.

Gambar 3. MRI pada miokarditis

2. Laboratorium

a. Pemeriksaan laboratorium untuk menentukan etiologi. Biakan darah dapat

menemukan sebagian besar organisme pathogen.Pada infeksi parasit

terdapat eosinofilia sebagai laju endapan meningkat. Enzim keratin kinase

atau laktat dehidroginase (LDH) dapat meningkat sesuai luasnya nekrosis

miokard.

b. Dijumpai leukositosis dengan poli morfonuklear atau limfosit yang dominan

tergantung penyebabnya.Pada infeksi parasit ditemukan eosinofilia.Laju

endap darah meningkat. Enzim jantung dan kreatinkinase atau LDH (Lactat

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

10

Page 11: MAKALAH MIOKARDITIS

Dehidrogenase) meningkat tergantung luas nekrose.Peningkatan CKMB

ditemukan pada kurang 10% pasien,namun pemeriksaan Troponin lebih

sensitif untuk mendeteksi kerusakan miokard.

3. Elektrocardiograf

a. Muncul kelainan sinus takikardia, perubahan segmen ST dan gelembung T

serta low voltage. Kadang ditemukan aritmia arial atau ventrikuler, AV block,

intra ventrikulerconduction defek dan QT memanjang.

b. Pada pemeriksaan EKG yang sering ditemukan adalah sinus takikardia,

perubahan segmen ST dan/ atau gelombang T, serta low voltage.Kadang-

kadang ditemukan aritmia atrial atau ventrikuler. AV blok total yang sifatnya

sementara dan hilang tanpa bekas, tetapi kandang-kadang menyebabkan

kematian mendadak pada miokarditis.

4. Foto thorak

a. Ukuran jantung sering membesar kadang disertai kongesti paru.

b. Biasanya normal pada fase awal.Fungsi vebtrikel kiri yang menurun progresif

mengakibatkan kardiomegali.Dapat ditemukan gagal jantung kongestif dan

edema paru.

5. Ekokardiograf

a. Sering didapatkan hipokinasis kedua ventrikel,ditemukan juga penebalan

ventrikel, trombus ventrikel kiri, pengisian diastolik yang abnormal atau efusi

perikardial.

b. Pada kedua ventrikel sering didapat hipokinesis, bersifat regional terutama di

apeks.

c. Adanya penebalan dinding ventrikel, trombi ventrikel kiri, pengisian diastolic

yang abnormal dan efusi pericardial.

6. Radio Nuclide Scaning dan Magnetic Resonance Imaging.

Ditemukan adanya perubahan inflamasi dan kronis yang khas pada

miokarditis.

7. Biopsy endomiokardial

Melalui biopsy tranvernous dapat diambil endomiokardium ventrikel kanan

kiri. Hasil biopsy yang positif memiliki nilai diagnostic sedang negative tidak dapat

menyingkirkan miokarditis. Diagnosis ditegakkan bila pada biopsy endomiokardial

didapatkan nekrosis atau degenerasi parasit yang dikelilingi infiltrasi sel sel radang.

2.9 Penatalaksanaan

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

11

Page 12: MAKALAH MIOKARDITIS

2.9.1 Penatalaksanaan Keperawatan

Penanganan pada pasien dengan Miokarditis adalah:

1. Pasien diberi pengobatan kusus terhadap penyebab yang mendasari (penisilin

untuk streptokokus hemolitikus).

2. Pasien dibaringkan ditempat tidur untuk mengurangi beban jantung. Berbaring

juga membantu mengurangi kerusakan miokardial residual dan komplikasi

miokarditis.

3. Fungsi jantung dan suhu tubuh harus selalu dievaluasi.

4. Bila terjadi gagal jantung kongestiv harus diberikan obat untuk memperlambat

frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi.

2.9.2 Penatalaksanaan Medis

1. Pengobatan infeksi penyebab

2. Pengendalian terhadap gagal jantung

3. Transplantasi jantung

4. Mengurangi atau menurunkan faktor resiko yang dapat diubah

5. Oksigen untukmeningkatkan oksigenasi darah sehingga beban jantung berkurang

dan perfusi sistemik meningkat.

6. Obat-obatan untuk menghilangkan nyeri seperti Morfin dan Meperidin.

7. Diuretik untuk meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan tujuan mencegah dan

mempertahankan fungsi ginjal. Mencegah kelebihan volume dan gagal jantung

kongestif.

Klien diberi pengobatan khusus terhadap penyembuhan yang mendasarinya,

bila diketahui (misalnya Penicilin untuk Streptokokus Hemolitikus) dan baringkan di

tempat tidur untuk mengurangi beban jantung. Berbaring juga membantu mengurangi

kerusakan miokardial residual dan komplikasi miokarditis.

Pengobatan pada dasarnya sama dengan yang digunakan pada gagal

jantung kongestif.

Fungsi jantung dan suhu tubuh selalu dievaluasi untuk menentukan apakah

penyakit sudah menghilang dan apakah sudah terjadi gagal jantung kongestif. Bila

terjadi disritmia, klien harus dirawat di unit yang mempunyai sarana pemantauan

jantung berkesinambungan sehingga personel dan peralatan selalu tersedia bila

terjadi disritmia yang mengancam jiwa.

2.10 Pencegahan

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

12

Page 13: MAKALAH MIOKARDITIS

Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi yang tepat dan penanganan

awal nampaknya sangat penting dalam menurunkan insidensi miokarditis. Setelah

mengalami suatu episode miokarditis biasanya masih tersisa pembesaran jantung.

Aktifitas fisik harus ditingkatkan dengan perlahan-lahan dan bertahap , pasien di

instruksikan untuk melaporkan gejala yang dirasakan saat aktifitas meningkat seprti

jantung berdenyut cepat sekali, olahraga yang kompetitif dan alkohol sama sekali

harus dihindari.

2.11 Komplikasi

1. Kardiomiopati kongestif/ dilated.

2. Payah jantung kongestif.

3. Efusi perikardial.

4. Gangguan konduksi jantung (Blok total) : AV block total.

5. Trombi Kardiac.

6. Gagal jantung kongestif

7. Disritmia jantung yang menyebabkan kematian mendadak

2.12 Prognosis

1. Sebagian cepat sembuh cepat, kadang jadi kronis.

2. Prognosis buruk bila :

1) Umur muda, sering mati mendadak

2) Bentuk akut fulminan karena virus atau difteri

3) Miokarditis yang sangat progresif

4) Bentuk kronis yang berlanjut menjadi kardiomiopati

5) Penyakit chaga.

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

13

Page 14: MAKALAH MIOKARDITIS

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan

secara menyeluruh

a. Keluhan utama, keluhan utama yang sering muncul pada pasien dengan

gangguan jantung miokarditis bervariasi, antara lain :

Demam

Nyeri dada mirip angina pectoris dan perikarditis

Palpitasi

Sesak napas

b. Pemeriksaan Fisik

1) B1 (Breathing) Sesak nafas.

2) B2 (Blood) Demam, takikardia, nyeri dada.

3) B3 (Brain) Kesadaran compos mentis, pasien mengalami sakit kepala, pusing

karena suplai O2 dan darah ke otak menurun.

4) B4 (Bladder) Penurunan jumlah/frekuensi urine.

5) B5 (Bowel) Mual muntah, anoreksia, tidak nafsu makan, dan penurunan berat

badan.

6) B6 (Bone) Tidak ada kelainan tulang, kelamahan pada otot saat aktivitas, tidak

dapat tidur, kelamahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

c. Tanda Penting

Takikardi

Kardomegali (cepat terjadi)

Bunyi jantung melemah

Irama gallopTanda-tanda gagal jantung, terutama gagal jantung kanan.

d. Pengkajian Pola

Pengkajian pola pada pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges, 1999)

meliputi :

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

14

Page 15: MAKALAH MIOKARDITIS

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : kelelahan, kelemahan.

Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan

aktivitas.

2. Pernapasan

Gejala : napas pendek (napas pendek kronis memburuk pada malam

hari).

Tanda : DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi mengi ;

takipnea, krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal.

3. Sirkulasi

Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah

jantung, palpitasi, jatuh pingsan.

Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal,

kardiomegali, frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ,

petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi Janeway.

4. Eliminasi

Gejala : riwayat penyakit ginjal/ gagal ginjal ; penurunan frekuensi/

jumlsh urine.

Tanda : urin pekat gelap.

5. Nyeri

Gejala : nyeri seperti tertimpa beban bert dan terasa terbakar

Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.

6. Keamanan

Gejala :riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ; trauma dada ;

penyakit keganasan/ iradiasi thorakal ; dalam penanganan gigi ; pemeriksaan

endoskopik terhadap sitem GI/ GU), penurunan system immune, SLE atau

penyakit kolagen lainnya.

Tanda :demam.

e. Pemeriksaan Khusus

1. Pemeriksaa EKG : Tidak khas

ST-T changes inferior

Gangguan konduksi jantung

2. Foto Toraks : Tidak khas

Pembesaran jantung dengan efusi perikard atau pleura.

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

15

Page 16: MAKALAH MIOKARDITIS

3. Ekokardiografi :

Pembesaran jantung kiri

Dapat di bedakan dengan kardiomiopati hipertrofi dan mitral stenosis.

3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang

nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis

(Doenges, 1999) adalah :

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi,

iskemia jaringan.

2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penrunan cardiac

output.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot

miokard, penurunan curah jantung.

4. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

degenerasi otot jantung, penurunan/ kontriksi fungsi ventrikel.

5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penyebaran agen infeksius

6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana

pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/ daya ingat, mis-

intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.

3.3 Intervensi

Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan

dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan.

Intervensi dan implementasi keperawatan yang muncul pada pasien dengan

myocarditis (Doenges, 1999).

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi,

iskemia jaringan.

a. Tujuan : Nyeri hilang atau terkontrol.

b. Kriteria Hasil : Nyeri berkurang atau hilang dan klien tampak

tenang.

c. Intervensi :

Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (agen nonsteroid : aspirin,

indocin ; antipiretik ; steroid).

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

16

Page 17: MAKALAH MIOKARDITIS

Rasional : dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi,

menurunkan demam ; steroid diberikan untuk gejala yang lebih berat.

Kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai indikasi.

Rasonal : memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja

jantung

Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan

posisi, gosokkan punggung, penggunaan kompres hangat/ dingin, dukungan

emosional.

Rasional : tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional

pasien.

Berikan teknik distraksi yang tepat.

Rasional : mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat

aktivitas individu.

Menitoring keluhan nyeri dada dan faktor pemberat atau penurun. Perhatikan

petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya ; berbaring dengan diam/

gelisah, tegangan otot, menangis.

Rasional : pada nyeri ini memburuk pada inspirasi dalam, gerakkan atau

berbaring dan hilang dengan duduk tegak/ membungkuk.

2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penrunan cardiac output.

a. Tujuan : Gangguan perfusi jaringan teratasi dalam waktu 3x24

jam.

b. Kriteria Hasil : RR 30-60 x/ menit, Nadi 120-140 x/ menit, Suhu 36,5-37 oC, Sianosis (-), Ekstremitas hangat.

c. Intervensi:

Beri oksigen sesuai kebutuhan

Rasional : Membantu meningkatkan cardiac output

Observasi frekuensi dan bunyi jantung

Rasional : Frekuensi dan bunyi jantung yang normal mengindikasikan aliran

darah lancar yang berarti perfusi jaringan kembali normal.

Observasi adanya sianosis.

Rasional : adanya sianosis atau kebiruan menunjukkan adanya gangguan perfusi

jaringan.

Observasi TTV.

Rasional : Memantau perkembangan kondisi pasien

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

17

Page 18: MAKALAH MIOKARDITIS

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy.

Rasional: Meningkatkan cardiac output

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot

miokard, penurunan curah jantung.

a. Tujuan : pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.

b. Kriteria hasil : Perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan diri, Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan

beberapa aktivitas tanpa dibantu, Koordinasi otot, tulang dan anggota

gerak lainya baik.

c. Intervensi :

Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk

turun dari tempat tidur, mencatat respons tanda vital dan toleransi pasien pada

peningkatan aktivitas.

Rasional : saat inflamasi/ kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu

melakukan aktivitas yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanen/ terjadi

komplikasi.

Mengkaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dan

keluhan kelemahan, keletiahan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.

Rasional : miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi

sel-sel miokardial.

Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi.

Rasional : meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut.

Kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai indikasi.

Rasional : memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menmgimbangi konsumsi

oksigen yang terjadi dengan aktifitas

Memantau frekuensi/ irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan

setelah aktivitas dan selama diperlukan.

Rasional : membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan

pulmonal.Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari

kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas.

4. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi

otot jantung, penurunan/ kontriksi fungsi ventrikel.

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

18

Page 19: MAKALAH MIOKARDITIS

a. Tujuan : Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja

jantung.

b. Kriteria Hasil : Melaporkan/ menunjukkan penurunan periode dispnea,

angina, dan disritmia dan memperlihatkan irama dan frekuensi jantung

stabil.

c. Intervensi :

Pertahankan tirah baring dalam posisi semi-Fowler.

Rasional : menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung.

Memberikan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi, gosokkan

punggung, dan aktivitas hiburan dalam tolerransi jantung.

Rasional : meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian.

Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi, seperti digitalis, diuretik.

Rasional : dapat diberikan untuk meningkatkan kontraktilitas miokard dan

meurunkan beban kerja jantung.

Kolaborasi pemberian antibiotik/ antimikrobial intervena.

Rasional : diberikan untuk mengatasi patogen yang teridentifikasi dan mencegah

kerusakan jantung yang lebih lanjut.

Memantau frekuensi/ irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan

setelah aktivitas dan selama diperlukan.

Rasional : membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal.

Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan

toleransi jantung terhadap aktivitas.

Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak/ muffled tonus jantung, murmur, gallop

S3 dan S4.

Rasional : memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi misalnya : GJK,

tamponade jantung.

5. Resiko infeksi b.d penyebaran agen infeksius

a. Tujuan : Tidak terjadi penyebaran infeksi

b. Kriteria hasil : Suhu tubuh normal (36,5-37o C), Nilai WBC normal

3800–9800/ mcl.

c. Intervensi:

Kolaborasi pemberian antibiotic

Rasional : Antibiotik untuk mengurangi agen infeksius

Melakukan tes darah lengkap memantau nilai granulosit dan WBC

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

19

Page 20: MAKALAH MIOKARDITIS

Rasional : untuk mengetahui nilai WBC dan granlosit sebagai indikator adanya

infeksi

Observasi tanda-tanda vital

Rasional : Memantau perkembangan kondisi pasien dan melakukan tindakan

selanjutnya

6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan

berhubungan dengan kurang pengetahuan/ daya ingat, mis-intepretasi informasi,

keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.

a. Tujuan : menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan

regimen pengobatan.

b. Kriteria hasil : Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan

komplikasi yang perlu diperhatikan, Memperlihatan perubahan perilaku

untuk mencegah komplikasi.

c. Intervensi :

Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.

Rasional : Perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat

pasien/ orang terdekat untuk mempelajari penyakit.

Jelaskan efek inflamasi pada jantung, secara individual pada pasien. Ajarkan

untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi/ berulangnya dan

gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan, contoh ; demam,

peningkatan nyeri dada yang tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan

toleransi terhadap aktivitas.

Rasional : untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu

memahami penyebab khusus, pengobatan dan efek jangka panjang yang

diharapkan dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda/ gejala yang menunjukan

kekambuhan/ komplikasi.

Anjurkan pasien/ orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat;

kebutuhan diet ; pertimbangan khusus ; aktivitas yang diijinkan/ dibatasi.

Rasional : informasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan

keterlibatan pada program terapeutik, mencegah komplikasi.

Kaji ulang perlunya antibiotic jangka panjang/ terapy antimicrobial.

Rasional : perawatan di rumah sakit lama/ pemberian antibiotic IV/ antimicrobial

perlu sampai kultur darah negative/ hasil darah lain menunjukkan tak ada infeksi.

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

20

Page 21: MAKALAH MIOKARDITIS

3.4 Implementasi Keperawatan

Menurut Patricia A. Potter (2005), Implementasi merupakan pelaksanaan dari

rencana tindakan keperawatan yang telah disusun/ ditemukan, yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dapat terlaksana dengan baik dilakukan

oleh pasien itu sendiri ataupun perawat secara mandiri dan juga dapat bekerjasama

dengan anggota tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi dan fisioterapis. Perawat

memilih intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.

Berikut ini metode dan langkah persiapan untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat :

1. Memahami rencana keperawatan yang telah ditentukan

2. Menyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan

3. Menyiapkan lingkungan terapeutik

4. Membantu dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

5. Memberikan asuhan keperawatan langsung

6. Mengkonsulkan dan memberi penyuluhan pada klien dan keluarganya.

Implementasi membutuhkan perawat untuk mengkaji kembali keadaan klien,

menelaah, dan memodifikasi rencana keperawatn yang sudah ada, mengidentifikasi

area dimana bantuan dibutuhkan untuk mengimple-mentasikan, mengkomunikasikan

intervensi keperawatan.

Implementasi dari asuhan keperawatan juga membutuhkan pengetahuan

tambahan keterampilan dan personal. Setelah implementasi, perawat menuliskan

dalam catatan klien deskripsi singkat dari pengkajian keperawatan, Prosedur spesifik

dan respon klien terhadap asuhan keperawatan atau juga perawat bisa

mendelegasikan implementasi pada tenaga kesehatan lain termasuk memastikan

bahwa orang yang didelegasikan terampil dalam tugas dan dapat menjelaskan tugas

sesuai dengan standar keperawatan.

3.5 Evaluasi

Menurut Patricia A. Potter (2005), Evaluasi merupakan proses yang dilakukan

untuk menilai pencapaian tujuan atau menilai respon klien terhadap tindakan

leperawatan seberapa jauh tujuan keperawatan telah terpenuhi.

Pada umumnya evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi kuantitatif dan

evaluasi kualitatif. Dalam evalusi kuantitatif yang dinilai adalah kuatitas atau jumlah

kegiatan keperawatan yang telah ditentukan sedangkan evaluasi kualitatif difokoskan

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

21

Page 22: MAKALAH MIOKARDITIS

pada masalah satu dari tiga dimensi struktur atau sumber, dimensi proses dan

dimensi hasil tindakan yang dilakukan.

Adapun langkah-langkah evaluasi keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data keperawatan pasien

2. Menafsirkan (menginterpretasikan) perkembangan pasien

3. Membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan

dengan menggunakan kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

4. Mengukur dan membandingkan perkembangan pasien dengan standar

normal yang berlaku.

Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999)

adalah :

1. Nyeri hilang atau terkontrol

2. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.

3. Tidak ada infeksi sistemik

4. Perfusi jaringan perifer kembali normal

5. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.

6. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

22

Page 23: MAKALAH MIOKARDITIS

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Miokarditis jarang didapat pada saat puncak penyakit infeksinya karena akan

tertutup oleh manifestasi sistemis penyakit infeksi tersebut dan baru jelas pada fase

pemulihan. Bentuk ini umumnya sembuh dengan sendirinya, tetapi sebagian berlanjut

menjadi bentuk kardiomiopati dan ada juga yang menjadi penyebab aritmia,

gangguan konduksi atau payah jantung yang secara struktural dianggap normal.

Sebagian besar keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa lemah,

berdebar-debar, sesak napas, dan rasa tidak enak di dada. Nyeri dada biasanya ada

bila disertai perikarditis. Kadang-kadang didapatkan rasa nyeri yang menyerupai

angina pektoris. Gejala yang paling sering ditemukan adalah takikardia yang tidak

sesuai dengan kenaikan suhu. Kadang-kadang didapatkan hipotensi dengan nadi

yang kecil atau dengan gangguan pulsasi.

4.2 Saran

Sebagai perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit myocarditis

karena akan menjadi fatal jika terlambat menanganinya. Selain itu perawat juga

memberi health education kepada klien dan keluarga agar mereka faham dengan

myocarditis dan bagaimana pengobatannya.

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

23

Page 24: MAKALAH MIOKARDITIS

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Askep Miokarditis. Diakses dari http://id.askep-miokarditis.html pada

tanggal 26 November 2012 pukul 21.00 WIB.

Brunner dan Suddarth, (2001) Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 2,

Jakarta : EGC.

Corwin E, (2008). Patofisiologi (Buku Saku), Jakarta : EGC.

DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. (1992). Pedoman Pemberantasan

Penyakit miokarditis. Jakarta.

Doenges, E. Marilynn. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Ignatavicius Donna D. (1991), Medical Surgical Nursing: a nursing process

approach, Philadelpia. Diakses di http://medicastore.com/

Medical/Surgical/Nursing /2009 pada tanggal 25 November 2012. Pukul 19.08

WIB.

Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Patriani. (2008). Askep Miokasrditis. Diakses dari : www.asuhan-keperawatan-

patriani.blogspot.com Pada : 26 November 2010. Pukul 18.30 WIB.

Soeparman, DR, Dr, (1987). Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke 2 Jilid I , Balai Penerbit

FKUI, Jakarta

Udjianti, Wajan Juni. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

24

Page 25: MAKALAH MIOKARDITIS

Lampiran Web Of Caution MYOCARDITIS

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

25

Jantung

Sirkulasi Katup jantung ElektrivitasOtot jantung/myocard

Agen infeksius

Virus Bereplikasi

sel myocard

Sel Lisis

Proses pertahanan tubuh mengeluarkan Neutralizing antibodi

Virus dibersihkan oleh makrofag dan sel NK

Myokardium diinfiltrasi oleh sel radang

Tubuh mengaktifkan sistem Imun

Antibodi terbentuk

enterovirusendotel myocard

Virus menyerang sel myocard

Spasme mikrovaskular

Terbentuk antibody endotel

Enterovirus menyerang endotel

myocard

MYOKARDITIS

MK : Resiko infeksi

Page 26: MAKALAH MIOKARDITIS

Asuhan Keperawatan Pada “Pasien Miokarditis”

26

Obstruksi reperfusi

Proses berulang

Matriks miokardium Larut

Otot jantung mengalami kerusakan secara fokal

Rontoknya serabut otot

Dilatasi jantung

Hopertrofi miosit

Jantung tidak mampu mengkompensasi

Payah jantung

MK : Resiko tinggi penurunan kardiak output

Kebutuhan O2 dan nutrisi jantung tidak terpenuhi

MK : Nyeri

MK : Intoleransi Aktivitas

MK : Gangguan perfusi jaringan perifer