makalah menejemen konflik dan stres
DESCRIPTION
anda dapatkan makalah menejemen konflik dan stresTRANSCRIPT
MAKALAH
MENEJEMEN KONFLIK DAN STRES
Oleh:
Imam Muttaqin
Dosen Pembimbing,
Indro Kuswantoro M.Pd
Mata kuliah,
Sistem Teori Menejemen Stres dan Konflik
PROGRAM MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM ( MPI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AZHAAR
LUBUK LINGGAU SUMATERA SELATAN
TAHUN 2013/2014
1
KATA PENGANTAR
Assalamu;alaikum wr.wb...
Segala puji bagi ALLAH yang telah melimpahkan taufiq, hidayah serta
inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah
“Sistem Teori Menejemen Konflik dan Stres “ dalam hal ini kami ditugaskan
untuk membahas tentang masalah tersebut oleh dosen pembimbing Bapak Indro
Kuswantoro M.Pd
Solawat serta salamnya ALLAH semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad saw. Karna beliaulah satu-satunya nabi yang
mampu menggiring ummatnya dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh
dengan pendidikan baik pendidikan jasmani maupun rohani.
Selanjutnya kami ucapkan beribu terima kasih kepada orang tua kami yang
telah mendidik sejak mulai ayunan tanpa lelah, kepada bapak pembimbing yang
selalu memberi motivasi, dan tak lupa kepada rekan- rekan yang telah membantu
dari segi meminjamkan buku dan lain sebagainya, tanpa bantuan beliau-beliau
mungkin kami tidak dapat menyelesaikan tugas ini sekali lagi kami ucapkan
beribu terima kasih.
Ahirnya kami sadar “Tiada Gading Yang Tak Kan Retak” makalah ini
jauh dari sempurna, namun setidaknya bisa untuk di jadikan sebagai penyempurna
dan suatu pertimbangan dari pemikiran-pemikiran yang multi komplek. Kami
ucapkan selamat membaca.
Penulis, (Kelompok IV)
Wassalamu’alaikum wr.wb...
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusn Masalah...................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5
A. PENGERTIAN MENEJEMEN DAN KONFLIK................................5
1. Pengertian Konflik................................................................................5
2. Jenis-Jenis Konflik................................................................................6
3. Penyebab Dan Akibat Konflik..............................................................8
4. Cara Penanganan Konflik...................................................................10
B. STRES.................................................................................................10
1. Pengertian Stres...................................................................................10
2. Dinamika Penyebab Dan Akibat Stres................................................11
3. Konsep Stres Sekolah..........................................................................13
4. Dampak Stres......................................................................................14
5. Upaya Menangani Stres Sekolah........................................................14
BAB III KESIMPULAN/PENUTUP...........................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Konflik,
Stress yang tidak seimbang, dan trauma merupakan peristiwa psikologi yang
mungkin dialami oleh peserta didik disekolah dasar. Jika peserta didik mengalami
konflik, maka mereka akan terjebak dalam suasana bingung berkepanjangan dan
pada gilirannya mereka mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Dan
jika peserta didik mengalami stress yang tidak seimbang, maka mereka akan
terjebak dalam posisi salah suai (maladjustment). Jika pserta peserta didik
mengalami peristiwa traumatic mereka mengalami trauma. Pada situasi ini
individu menjadi tidak produktif, bahkan bisa jadi terperangkap dalam suasana
depresi yang amat mendalam. Jika anda guru profesional yang memilki dorongan
untuk membantu cukup tinggi, maka paling tidak anada merasa bersedih bahkan
lebih jauhnya anda ingin segera membantu mereka keluar dari dilemma yang
dialaminya. Atas dasar keinginan inilah bahan pembelajaran ini di kembangkan
dengan harapan dapat membantu anda memahami dan mampu menangani konflik,
stress, dan trauma dalam rangka membantu peserta didik berkembang optimal
lebih-lebih bagi kepentingan diri anda sendiri..
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi menejemen, konflik dan jenis-jenisnya?
2. Bagaimana menejemen atau cara menangani konflik yang di alami ?
3. Apakah pengertian stress, dinamika , penyebab dan akibat terjadinya
stresss ?
4. Apakah konsep stress sekolah dan bagaimana cara menanganinya?
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Menejemen Konfik.
2. Mengetahui Pengertian-pengertian diatas sehingga menambah wawasan
kita guna menagani konflik dan stress yang ada.
4
BAB II PEMBAHASAN
A. Menejemen Konflik
1. Pengertian Menejemen
Harold koontz dan cyril O’Donel mendefinisikan manajemen sebagai
usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan
demikian Manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan
pengendalian.1 Sedangkan Terry (1953) mendefinisikan manajemen sebagai
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain.
lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan
lancar , tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian
tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.2
2. Pengertian Konflik
Konflik bias diartikan “Pertentangan paham, pertikaian, persengketaan,
perselisihan”.3Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara
dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya. Konflik merupakan salah satu gejala psikologis yang umumnya
menggiring individu pada suasana kurang menguntungkan terutama jika kita tidak
mengatasinya. Peristiwa ini dipastikan dapat dialami semua orang baik orang tua
maupun muda, anak usia pra sekolah, anak SD sampai mahasiswa, bahkan tua
renta sekalipun karena konflik berawal dari proses pengambilan keputusan dalam
hidup. Pengambilan keputusan dalam kehidupan itu pada dasarnya adalah suatu
proses memilih atau menentukan pilihan di antara sekian banyak pilihan. Artinya
pilihan itu tidak satu, melainkan lebih dari satu, sehingga dalam suasana tertentu
1 Arikunto, Suharsimi. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Rajawali Pers.2 Imron, Ali(ed),ManajemenPendidikan,AnalisSubstantifdanAplikasinyadalamInstitusiPendidikan (Surabaya: UNM, 2003)hal. 533 Farida Hamid,Kamus ilmiah popular lengkap, penb. Apollo Surabaya hlm 302
5
dapat menyulitkan orang yang harus memilih dan diperlukan keputusan yang
tepat. 4
3. Jenis-jenis Konflik
Sekurang-kurangnya dapat dikenali ada 3 jenis konflik, yaitu :
a. Konflik Mendekat-Mendekat ( Approach-approach Conflict ) Konflik jenis
ini terjadi ketika seseorang menghadapi dua pilihan atau lebih sama kuat
yang disukai atau bersifat positif bagi dirinya. Misalnya ketika seseorang
mendaftar ke 2 SMP yang dia inginkan, dan ternyata dia di terima di kedua
SMP, dia sangat bingung dan pada saat itulah terjadi konflik mendekat-
mendekat.
b. Konflik Menjauh-Menjauh ( Avoidance-avoidance Conflict ) Konflik jenis
ini terjadi ketika seseorang dihadapkan pada dua keadaan atau lebih yang
semuanya tidak disukai atau memiliki konsekuensi negative bagi dirinya.
Misalnya ketika seseorang yang kesiangan sekolah dia di suruh memilih
apakah mau melaksanakan hukuman atau tidak masuk kelas. Keduanya
adalah pilihan yang buruk bagi seseorang itu, dia harus berpikir mencari
keputusan.
c. Konflik Mendekat-Menjauh ( Approch-Avoidance Conflict ) Konflik jenis
ini sulit dipecahkan dikarenakan terjadi ketika seseorang di hadapkan pada
suatu keadaan yang mengandung baik atau positif maupun negative
sekaligus. Misalnya, seorang peserta didik yang baru lulus SMA dengan
bakat dan cita-cita pada seni dituntun orang tuanya untuk melanjutkan ke
jenjang kuliah disalah satu jurusan atau progam studi pendidikan yang
menurut orang tuanya sangat menunjang bagi masa depannya. Bagi
peserta didik ini tuntutan orang tuanya bisa menjadi sumber konflik
mendekat-menjauh. Pasalnya, jika dia menuruti kemauaan orang tuanya
dia akan mendapatkan msa depan yang cerah, ini merupakan konsekuensi
positif. Tetapi juga memunculkan dilema negative karena peserta didik
berbakat pada bidang seni dan mempunyai keinginan kuat melanjutkan di
4 http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
6
bidang tersebut. Artinya potensi dan harapannya terkubur.5 Selain jenis-
jenis konflik di atas ada juga beberapa jenis konflik , diantaranya :
a) Konflik Dilihat dari Fungsi
Berdasarkan fungsinya konflik dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Konflik Fungsional (Functional Conflict) Konflik fungsional adalah
konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan memperbaiki
kinerja kelompok.
2. Konflik Disfungsional (Dysfunctional Conflict) konflik disfungsional
adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.
b) Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, konflik dibagi
menjadi enam macam, yaitu:
1) Konflik dalam Diri Individu (Conflict within The Individual). Konflik ini
terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau
karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya.
2) Konflik antar-Individu (Conflict among Individuals). Konflik ini terjadi
karena perbedaan kepribadian (personality differences) antara individu
yang satu dengan individu yang lain.
3) Konflik antara Individu dan Kelompok (Conflict among Individuals and
Groups). Konflik ini terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan
norma - norma kelompok tempat ia bekerja.
4) Konflik antar Kelompok dalam Organisasi yang Sama (Conflict among
Groups in the Same Organization). Konflik ini terjadi karena masing-
masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing
berupaya untuk mencapainya.
5 http://carideny.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-konflik-penyebab- konlik.html
7
5) Konflik antar Organisasi (Conflict among Organizations). Konflik ini
terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak
negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya
yang sama.
6) Konflik antar Individu dalam Organisasi yang Berbeda (Conflict among
Individuals in Different Organizations). Konflik ini terjadi sebagai akibat
sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif
bagi anggota organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public
relations yang menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir
seorang jurnalis.
4. Penyebab dan Akibat Konflik
a. Penyebab Konflik
1. Perbedaan Individu Perbedaan ini meliputi perbedaan pendirian dan
perasaan. Setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-
beda satu dengan lainnya. Perbedaan ini dapat menjadi faktor penyebab
konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika peserta didik diberi
permainan, tentu perasaan setiap anak akan berbeda-beda. Ada yang
merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan Pemikiran dan pendirian yang
akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
Misalnya disekolah anak-anak itu berasal dari berbagai daerah, sehingga
kebudayaan yang dimilikinya pun berbeda, sehingga menyebabkan
konflik.
3. Perbedaan Kepentingan antara Individu atau Kelompok Dalam waktu yang
bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan
yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang
sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya
8
dalam bersekolah ada anak-anak yang benar-benar ingin belajar dan ada
pula yang hanya ingin mendapatkan uang jajan.
4. Perubahan-perubahan Nilai yang Cepat dan Mendadak. Perubahan adalah
sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung
cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya
konflik sosial. Misalnya, pergantian kepala sekolah yang biasanya semua
aturan langsung diubah secepatnya yang menyebabkan konflik terhadap
siswa dan gurunya.
b. Akibat Konflik
1. Akibat Buruk :
a. Menghambat komunikasi, karena pihak-pihak yang berkonflik cenderung
tidak berkomunikasi.
b. Menghambat keeratan hubungan.
c. Mengganggu kerja sama.
d. Mengganggu proses mengajar,bahkan menurunkan kualitas peserta didik.
e. Menimbulkan ketidakpuasan.
f. perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam,
benci, saling curiga dan lain-lain.
g. kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
h. dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
2. Akibat Baik :
a. Membuat suatu organisasi hidup, bila pihak-pihak yang berkonflik
memiliki kesepakatan untuk mencari jalan keluarnya.
b. Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan merupakan salah satu
akibat dari konflik, yang tujuannya tentu meminimalkan konflik yang akan
terjadi dikemudian hari.
c. Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan
dalam system serta prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan
organisasi.
9
d. Memunculkan keputusan-keputusan yang inovatif.
e. Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
f. meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang
mengalami konflik dengan kelompok lain.
5. Cara Penanganan Konflik
Berikut adalah cara penanganan suatu konflik diantaranya:
a. Berpikir untuk mengenali latar belakang penyebab, sumber-sumber, dan
inti masalah konflik, selanjutnya memperkirakan dan menguji jalan keluar,
sampai mengatasi konflik itu sendiri.
b. Meminta saran atau bertukar pikiran dengan orang yang sangat dipercaya
dan mamu membantu mengatasi konflik.
c. Berkonsultasi dengan orang ahli.
d. Berserah diri sambil beribadah sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
setelah berbagai usaha dilakukan.
B. Stress
1. Pengertian
Stress Stress secara harfiah berarti suatu tekanan, baik pada aspek jasmani
maupun rohani. Stress juga dapat diartikan sebagai sesuatu kondisi yang menekan
keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk
mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila
pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendidri adalah
suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena
adanya pelaksanaan kerja mereka. 6
2. Dinamika, Penyebab dan Akibat Stress
6 http://dedeh89-psikologi.blogspot.com/2013/04/pengertian-stress.html
10
a. Dinamika Stress
Stress terjadi ketika pertemuan antara tuntutan-tuntutan (baik dari dalam
maupun dari luar diri) dengan sumber beban yang di rasakan seseorang. Jika
stress sudah menjadi distress maka stress akan menjadi stressor bagi individu pada
situasi ini individu akan terbebani oleh stress yang dating pada dirinya kemudian
ia akan melakukan rekognisi, yakni upaya melakukan pemahaman atau penilaian
terhadap stress yang menghampirinya. Setelah individu melakukan proses
rekognisi, ia akan melakukan coping strategies, yakni proses pemunculan prilaku
sebagi respon atas stress yang menghampirinya. Dalam kehidupan sehari-hari di
SD mungkin tidak semua peserta didik mampu melakukan rekognisi dengan tetap
terhadap tuntutan sekolah. Misalnya, guru setiap hari memberikan tugas untuk di
rumah. Artinya tugas guru berubah sebagai stressor. Wujudnya ia tidak
melakukan tuntutan lingkungan dengan baik, yang dalam konteks ini adalah tugas.
Tetapi mungkin ada juga peserta didik yang menganggap tugas guru sebagai
latihan untuk lebih mencerdaskan dirinya. Wujudnya adalah mengerjakan tugas
sepenuh hati sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya.
b. Penyebab Stress Stress dapat disebabkan karena :
1) Lingkungan fisik yang terlalu menekan
2) Kurangnya control yang dirasakan
3) Kurangnya hubungan interpersonal
4) Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan
c. Akibat Stress Stress
dapat menyebabkan perasaan negative atau yang berlawanan dengan apa yang
diingninkan atau mengancam kesejahteraan emosional. Stress dapat mengganggu
cara sesorang dalam menyerap realitas, menyelesaikan masalah, berfikir secara
umum dan hubungan seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya stress dapat
11
disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor. Stressor ialah stimuli yang
mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi :
1) Sebagai stressor internal Stressor internal berasal dari dalam diri
seseorang, misalnya kondisi sakit, menopause dan lain-lain.
2) Sebagai stressor eksternal Stressor eksternal berasal dari luar diri
seseorang atau lingkungan, misalnya kematian anggota keluarga, masalah
di sekolah dan lain-lain.
3) Cara penanganan stress Cara peanganan stress yang tudak seimbang dapat
melalui 3 langkah kegiatan, sebagai berikut
Langkah pertama disebut langah pengertian yang memiliki kegiatan peran
serta menderita stress secara aktif dalam pengumpulan informasi yang
sesuai untuk memahami sumber penyebab stress beraksi kepada dirinya.
Langkah kedua adalah langkah latihan dan pengulangan. Dalam langkah
ini penderia diajari sebuah variasi keterampilan-keterampilan
penanggulangan stress, yang terentang dari perubahan pola berpikir
bersamaan dengan kehadiran suatu stress kepada relaksasi progesif
(persantaian yang membangun ketenangan).
Ketiga langkah penerapan dan pengulangan. Dalam hal ini penderita
menerapkan keterampilan-keterampilan penanggulangan stress yang telat
di peroleh dari langkah kedua, yang ketepatannya disesuaikan dengan
tuntutan situasi. Selanjutnya dalam langkah pengulangan dan penerapan
penderita menerapkan keterampilan-keterampilan yang diperolehnya
secara lebih meningkat pada situsi-situasi yang lebih sulit.
3. Konsep stress sekolah
Setelah penjelasan stress secara umum di atas, karena kami mengambil
ruang lingkup sekolah dasar maka ada yang di sebut dengan konsep stress
sekolah.
12
1) Pengertian stress sekolah
Stress sekolah adalah stress siswa yang bersumber dari tuntutan sekolah. Tututan
sekolah ini lebih difokuskan pada tuntutan tugas-tugas sekolah dan tuntutan dari
guru-guru. Stress sekolah juga didefinisikan sebagai ketegangan emosional yang
muncul dari peristiwa-peristiwa kehidupan di sekolah dan perasaan terancamnya
keselamatan atau harga diri siswa, sehingga memunculkan reaksi- reaksi fisik,
psikologis, dan tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian psikologis dan
prestasi akademis. Kesimpulannya stress sekolah adalah kondisi stress atau
perasaan tidak nyaman yang dialami oleh siswa akibat adanya tuntutan sekolah
yang dinilai menekan, sehingga memicu terjadinya ketegangan fisik, psikologis,
dan perubahan tingkah laku, serta dapat memengaruhi pretasi belajar mereka.
2) Sumber stress sekolah
Tuntutan fisik, meliputi : keadaan iklim ruangan kelas, temperature yang
tinggi, pencahayaan dan penerangan, perlengkapan atau sarana/prasarana,
daftar pelajaran, kebersihan dan kesehatan sekolah, keamanan dan
penjagaan sekolah dan sebagiaanya.
Tuntutan tugas, meliputi : tugas-tugas yang dikerjakn di sekolah dan di
rumah, mengikuti pelajaran, memenuhi tuntutan kurikulum, menghadapi
ulangan atau ujian, mematuhi disiplin sekolah, penilaian, dan mengikuti
berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Tuntutan peran, secara tipikal berkaitan dengan harapan tingkah laku yang
dikomunikasikan oleh pihak sekolah serta orang tua dan masyarakat
kepada siswa, seperti harapan memiliki nilai yang bagus, mempertahankan
nama baik dan keunggulan sekolah memilki sikap dan tingkah laku yang
baik, memiliki motivasi belajar yang tinggi dan lain-lain.
Tuntutan interpersonal, ruang lingkupnya adalah interaksi. Interaksi social
siswa dapat menyebakan stress baik dengan teman, guru dan lain-lain.
4. Dampak stress
13
Stress mempunyai dampak terhadap kehidupan pribadi anak, baik secara
fisik, psikologis, maupun secara psikososial atau tingkah laku. Sebagaimana di
jelaskan oleh Hasn Selye dalam teorinya tentang stress, bahwa tidak semua stress
bersifat negative, melainkan stress dapat pula bersifat positif. Dlam hal ini Selye
membedakan 3 bentuk stress, yaitu distress, eustress dan neustress. Distress
diasosiasikan dengan respon terhadap stress yang beersifat tidak memuaskan dan
merusak pada keseimbangan fungsi tubuh individu, sedangkan eustress
merupakan respon terhadap stress yang memuaskan yang dapt membangkitkan
fungsi optimal tubuh, baik fungsi fisik maupun fungsi psikis. Adapun neustress
mengacu pada respon stress individual yang bersifat netral, yang tidak memberi
akibat negative atau positif, namun menyebabkan tubuh berada pada fungsi
internal. Dampak negative atau positif dari fenomena stress, tergantung derajat
stress yang mereka alami. Apabila stress yang dialami remaja berada pada taraf
yang tinggi, maka kemungkinan akan membawa dampak negative bagi
perkembangannya. Sebaliknya, apabila stress yang dialami berada dalam taraf
yang moderat, maka dapat berdampak positif. Tinggi, moderat atau rendahnya
derajat stress yang dialami oleh remaja akibat berbagai tuntutan, sangat tergantung
pada penilaian kognitif mereka, yaitu proses mental yang berlangsung terus
menerus untuk menginterprestasikan berbagai situasi d lam interaksinya.
5. Upaya Mengatasi Stress Sekolah
Ada beberapa upaya dalam menangani stress yang ada disekolah sekolah
diantaranya:
1. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif Menciptakan sekolah yang
sehat dan menyenangkan, yang membuat siswa dapat menjalin interaksi
social secara memadai di lingkungan sekolah. Iklim sekolah yang sehat
ini, di samping dibutuhkan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa,
juga diperlukan untuk mengantisipasi timbulnya perasaan tidak nyaman
dan stress dalam diri siswa, yang pada gilirannya akan mempengaruhi
prestasi belajar mereka.
14
2. Melakukan progam pelatihan menanggulangan stress kondisi stress yang
di alami peserta didik di sekolah dapat diatasi oleh guru dengan
melaksanakan progam pelatihan inokulasi stress. Ini merupakan slah satu
strategi atau teknik kognitif-prilaku dalam progam-progam terapi dan
konseling.
3. mengembangkan resiliensi siswa resiliensi merupakn salah satu aspek
potensi yang perlu dikembangkan dalam diri peserta didik. Sebab,
resiliensi merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk
mengahadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan menghilangkan
dampak yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan.
Artinya, resiliensi akan membuat seseorang berhasil menyesuaikan diri
dalam berhadapan dengan kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan dan
tekanan hebat yang inheren dalam dunia sekarang sekalipun.
BAB III KESMPULAN/PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konflik merupakan salah satu gejala psikologis yang umumnya
menggiring individu pada suasana kurang menguntungkan terutama jika
kita tidak mengatasinya.
15
2. Ada 3 jenis konflik, yaitu konflik mendekat-mendekat ( approach-
approach conflict ), konflik mendekat-menjauh ( approch-avoidance
aonflict ), dan konflik mendekat-menjauh ( approch-avoidance conflict )
3. Cara menangani konflik yaitu berpikir, meminta saran atau bertukar
pikiran, berkonsultasi dan berserah diri.
4. Stress adalah sesuatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang
dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan
tersebut terdapat batasan atau penghalang.
5. Dinamika Stress, terjadi ketika pertemuan antara tuntutan-tuntutan (baik
dari dalam maupun dari luar diri) dengan sumber beban yang di rasakan
seseorang. Jika stress sudah menjadi distress maka stress akan menjadi
stressor bagi individu pada situasi ini individu akan terbebani oleh stress
yang dating pada dirinya kemudian ia akan melakukan rekognisi, yakni
upaya melakukan pemahaman atau penilaian terhadap stress yang
menghampirinya. Stress dapat disebabkan karena lingkungan fisik yang
terlalu menekan, kurangnya control yang dirasakan, kurangnya hubungan
interpersonal, dan kurangnya pengakuan terhadap kemajuan. Stress dapat
menyebabkan perasaan negative atau yang berlawanan dengan apa yang
diingninkan atau mengancam kesejahteraan emosional.
6. Stress sekolah adalah stress siswa yang bersumber dari tuntutan sekolah.
Tututan sekolah ini lebih difokuskan pada tuntutan tugas-tugas sekolah
dan tuntutan dari guru-guru.
7. Cara menangani stress memahami sumber penyebab stress, merubahan
pola pikir, dan meningkatkan keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Farida Hamid,Kamus ilmiah popular lengkap, penb. Apollo Surabaya
2. Imron,Ali(ed), ManajemenPendidikan, Analis Substantif dan Aplikasinya
dalam Institusi Pendidikan (Surabaya: UNM, 2003)
3. Arikunto, Suharsimi. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta:
Rajawali Pers.
16
4. Good, V. Carter. 1959. Dictionary of Education. New York: McGraw-Hill
Book Company.
5. Abin Syamsuddin (2000). Psikologi Kependidikan : Perangkat Sistem
Pengajaran Modul. Rosda Karya : Bandung. Cagen,Kevin. (2001).
6. Social Conflicts : Problems and Solution. Makalah Seminar Nasional
tentang Permasalahan Konflik Sosial di Grand Hotel Preanger, 2001.
(tidak diterbitkan) : Bandung. Carideny. (2012).
7. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. PT REMAJA ROSDAKARYA :
Bandung. Dollarz. (2012).
8. Mc. Millan Stress Management.: New York. Prayitno dan Erman. (2004).
9. Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling. PT RINEKA CIPTA : Jakarta.
Tim UPI. (2000).
10. Konseling Traumatis Pasca Konflik Sosial di Aceh. Universitas Pendidikan
Indonesia : Bandung. Wikipedia. (2013).
11. http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik [24 September 2013]
12. http://www.slideshare.net/makalahplus/memahami-konflik-stress-dan-
trauma-sekolah-dasar#
17