makalah loss

28
MAKALAH ILMU KEPERAWATAN DASAR IV LOSS AND GRIEVING DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3/I.C/S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Upload: angga-pradikta-eka-putra

Post on 23-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

malakah loss and gieving

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Loss

MAKALAH

ILMU KEPERAWATAN DASAR IV

LOSS AND GRIEVING

DISUSUN OLEH:KELOMPOK 3/I.C/S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2015

Page 2: Makalah Loss

NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1. NUR LAILATUL M 201401084

2. ANGGA PRADIKTA E P 201401088

3. HIDAYATUS SARIROH 201401090

4. RIA AGUSTIN 201401091

5. OKVINDA SANDRA H 201401093

6. USWATUN HASANAH 201401096

7. NUR MANZILATUR ROHMA 201401097

8. FIFIN MIFTAKHUL M 201401098

9. NILA TRI HARTANTI 201401099

Page 3: Makalah Loss

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta

hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penyusun

dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Ilmu Keperawatan Dasar IV”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan

Dasar IV di program studi S1 Keperawatan BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO.

Selanjutnya penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

bu Eka selaku dosen program studi Keperawatan mata kuliah Ilmu Keperawatan

Dasar IV dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta

arahan selama penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan

dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan

saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Page 4: Makalah Loss

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................

1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................

1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kehilangan (Loss)...................................................................................

2.1.1 Definisi Kehilangan..................................................................

2.1.2 Tipe Kehilangan........................................................................

2.1.3 Jenis – Jenis Kehilangan...........................................................

2.1.4 Rentang Respon Kehilangan.....................................................

2.1.5 Dampak Kehilangan..................................................................

2.2 Berduka (Grieving).................................................................................

2.2.1 Definisi Berduka.......................................................................

2.2.2 Jenis Berduka............................................................................

2.2.3 Teori Dari Proses Berduka........................................................

2.2.4 Respon Berduka........................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................

3.2 Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

Page 5: Makalah Loss

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang universal dan

kejadian yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup

seseorang.Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam

pandangan umum berarti sesuatu yang kurang enak atau nyaman untuk

dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak

melibatkan emosi/ego dari diri yang bersangkutan atau disekitarnya.

Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan

berduka sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami

proses ini ada keinginan untuk mencari bentuan kepada orang lain.

Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang

perawat apabila menghadapi kondisi yang demikian.  Pemahaman dan

persepsi diri tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan

keperawatan yang komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan

persepsi menjurus pada informasi yang salah, sehingga intervensi perawatan

yang tidak tetap (Suseno, 2004).

Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe

kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk

menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk

memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka

sehingga kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika

klien tidak berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang

sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial

yang serius.

Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam

lingkungan asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi

dengan klien dan keluarga yang mengalami kehilangan dan dukacita.

Penting bagi perawat memahami kehilangan dan dukacita. Ketika merawat

klien dan keluarga, parawat juga mengalami kehilangan pribadi ketika

Page 6: Makalah Loss

hubungan klien-kelurga-perawat berakhir karena perpindahan, pemulangan,

penyembuhan atau kematian. Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman

pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung klien dan

keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah kami antara lain:

1. Apakah arti dari kehilangan dan berduka?

2. Apa saja jenis-jenis berduka dan kehilangan?

3. Apa saja dampak dan respon dari berduka dan kehilangan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana

berduka dan kehilangan itu

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui arti dari berduka dan kehilangan.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis berduka dan kehilangan .

3. Untuk mengetahui dampak dan respon berduka dan kehilangan.

Page 7: Makalah Loss

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kehilangan (Loss)

2.1.1 Definisi Kehilangan

Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari

kehidupan. Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau

terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian

tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau

mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau

tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau

tidak dapat kembali.

Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah

dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada,

baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Lambert dan

Lambert,1985,h.35). Kehilangan merupakan pengalaman yang

pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya.

Sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung

akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.

Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang

mengalami suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang

dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan merupakan

suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya

ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.

Faktor – Faktor yang mempengaruhi kehilangan Antara lain :

a. Perkembangan

Anak- anak.

1. Belum mengerti seperti orang dewasa, belum bisa

merasakan.

2. Belum menghambat perkembangan.

3. Bisa mengalami regresi

Orang Dewasa

Page 8: Makalah Loss

Kehilangan membuat orang menjadi mengenang tentang

hidup, tujuan hidup, menyiapkan diri bahwa kematian

adalah hal yang tidak bisa dihindari.

b. Keluarga

Keluarga mempengaruhi respon dan ekspresi kesedihan. Anak

terbesar biasanya menunjukan sikap kuat, tidak menunjukan

sikap sedih secara terbuka.

c. Faktor Sosial Ekonomi.

Apabila yang meninggal merupakan penanggung jawab

ekonomi keluarga, beraati kehilangan orang yang dicintai

sekaligus kehilangan secara ekonomi. Dan hal ini bisa

mengganggu kelangsungan hidup.

d. Pengaruh Kultural.

Kultur mempengaruhi manifestasi fisik dan emosi. Kultur

‘barat’ menganggap kesedihan adalah sesuatu yang sifatnya

pribadi sehingga hanya diutarakan pada keluarga, kesedihan

tidak ditunjukan pada orang lain. Kultur lain menggagap bahwa

mengekspresikan kesedihan harus dengan berteriak dan

menangis keras-keras.

e. Agama.

Dengan agama bisa menghibur dan menimbulkan rasa aman.

Menyadarkan bahwa kematian sudah ada dikonsep dasar agama.

Tetapi ada juga yang menyalahkan Tuhan akan kematian.

f. Penyebab Kematian.

Seseorang yang ditinggal anggota keluarga dengan tiba-tiba

akan menyebabkan shock dan tahapan kehilangan yang lebih

lama. Ada yang menganggap bahwa kematian akibat kecelakaan

diasosiasikan dengan kesialan.

Kebutuhan Keluarga yang Berduka membutuhkan :

1. Harapan

a. Perawatan yang terbaik sudah diberikan.

Page 9: Makalah Loss

b. Keyakinan bahwa mati adalah akhir penderitaan dan

kesakitan.

2. Berpartisipasi.

a. Memberi perawatan

b. Sharing dengan staf perawatan.

3. Support

a. Dengan support klien bisa melewati kemarahan, kesedihan,

denial.

b. Support bisa digunakan sebagai koping dengan perubahan

yang terjadi.

4. Kebutuhan Spiritual.

a. Berdoa sesuai kepercayaan.

b. Mendapatkan kekuatan dari Tuhan

2.1.2 Tipe Kehilangan

Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:

1. Aktual Atau Nyata

Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya

amputasi, kematian orang yang sangat berarti / di cintai.

2. Persepsi

Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan,

misalnya; seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan

perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.

2.1.3 Jenis-Jenis Kehilangan

Terdapat 5 katagori kehilangan, yaitu:

1. Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai ( ACTUAL

LOSS )

Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna

atau orang yang berarti adalah salah satu yang paling membuat

stress dan mengganggu dari tipe-tipe kehilangan, yang mana

harus ditanggung oleh seseorang.

Kematian juga membawa dampak kehilangan bagi orang

yang dicintai. Karena keintiman, intensitas dan ketergantungan

Page 10: Makalah Loss

dari ikatan atau jalinan yang ada, kematian pasangan suami/istri

atau anak biasanya membawa dampak emosional yang luar

biasa dan tidak dapat ditutupi.

Contoh : kehilangan anggota badan , kehilngan suami/

istri , kehilangan pekerjaan.

2. Kehilangan yang ada pada diri sendiri ( LOSS OF SELF )

Bentuk lain dari kehilangan adalah kehilangan diri atau

anggapan tentang mental seseorang. Anggapan ini meliputi

perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri, kemampuan fisik

dan mental, peran dalam kehidupan, dan dampaknya.

Kehilangan dari aspek diri mungkin sementara atau menetap,

sebagian atau komplit. Beberapa aspek lain yang dapat hilang

dari seseorang.

Contoh : misalnya kehilangan pendengaran, ingatan,

usia muda, fungsi tubuh.

3. Kehilangan objek eksternal

Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik

sendiri atau bersama-sama, perhiasan, uang atau pekerjaan.

Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda

yang hilang tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut.

4. Kehilangan lingkungan yang dikenal

Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan

yang sangat dikenal termasuk dari kehidupan latar belakang

keluarga dalam waktu satu periode atau bergantian secara

permanen.

Contoh : pindah kekota lain, maka akan memiliki

tetangga yang baru dan proses penyesuaian baru.

5. Kehilangan kehidupan/ meninggal

Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan,

pikiran dan respon pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai

pada kematian yang sesungguhnya. Sebagian orang berespon

berbeda tentang kematian

Page 11: Makalah Loss

2.1.4 Rentang Respon Kehilangan

Denial—–> Anger—–> Bergaining——> Depresi——> Acceptance

1. Fase Denial

a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan

b. Verbalisasi;” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu

terjadi ”.

c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan

pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.

2. Fase Anger / Marah

a. Mulai sadar akan kenyataan

b. Marah diproyeksikan pada orang lain

c. Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur,

tangan mengepal.

d. Perilaku agresif.

3. Fase Bergaining / Tawar- Menawar.

a. Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pada saya ? “ kalau saja

yang sakit bukan saya “ seandainya saya hati-hati “.

4. Fase Depresi

a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus

asa.

b. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido

menurun.

5. Fase Acceptance

a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang.

b. Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat

sembuh”, “ yah, akhirnya saya harus operasi.

2.1.5 Dampak Kehilangan

1. Pada masa anak-anak, kehilangan dapat mengancam

kemampuan untuk berkembang, kadang akan timbul regresi

serta rasa takut untuk ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.

2. Pada masa remaja atau dewas muda, kehilangan dapat

menyebabkan disintegrasi dalam keluarga

Page 12: Makalah Loss

3. Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya kematian

pasangan hidup dapat menjadi pukulan yang sangat berat dan

menghilangkan semangat hidup orang yang ditinggalkan

2.2 Berduka (Grieving)

2.2.1 Definisi Berduka

Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap

kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah,

cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.

Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian

kehilangan. NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu

berduka diantisipasi dan berduka disfungsional.

Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan

pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual

ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau

ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini

masih dalam batas normal.

Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan

pengalaman individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu

kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek dan

ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke

tipikal, abnormal, atau kesalahan/kekacauan.

2.2.2 Jenis Berduka

1. Berduka Normal

Terdiri atas perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal terhadap

kehilangan.Misalnya, kesedihan, kemarahan, menangis,

kesepian, dan menari diri dari aktivitas untuk sementara.

2. Berduka Antisipatif

Yaitu proses’melepaskan diri’ yng muncul sebelum kehilangan

atau kematian yang sesungguhnya terjadi.Misalnya, ketika

menerima diagnosis terminal, seseorang akan memulai proses

perpisahan dan menyesuaikan beragai urusan didunia sebelum

ajalnya tiba

Page 13: Makalah Loss

3. Berduka Yang Rumit

Dialami oleh seseorang yang sulit untuk maju ke tahap

berikutnya,yaitu tahap kedukaan normal.Masa berkabung

seolah-olah tidak kunjung berakhir dan dapat mengancam

hubungan orang yang bersangkutan dengan orang lain.

4. Berduka Tertutup

Yaitu kedudukan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui

secara terbuka.Contohnya:Kehilangan pasangan karena AIDS,

anak mengalami kematian orang tua tiri, atau ibu yang

kehilangan anaknya di kandungan atau ketika bersalin.

5. Berduka Disfungsional

Suatu status yang merupakan pengalaman individu yang

responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara

aktual maupun potensial. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke

tipikal, abnormal, atau kesalahan/ kekacauan.

2.2.3 Teori Dari Proses Berduka

Tidak ada cara yang paling tepat dan cepat untuk menjalani

proses berduka. Konsep dan teori berduka hanyalah alat yang hanya

dapat digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan emosional klien

dan keluarganya dan juga rencana intervensi untuk membantu

mereka memahami kesedihan mereka dan mengatasinya. Peran

perawat adalah untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku

berduka, mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan

memberikan dukungan dalam bentuk empati.

1. Teori Engels

Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase

yang dapat diaplokasikan pada seseorang yang sedang berduka

maupun menjelang ajal.

Fase I (Shock Dan Tidak Percaya)

Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin

menarik diri, duduk malas, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi

Page 14: Makalah Loss

secara fisik termasuk pingsan, diaporesis, mual, diare, detak

jantung cepat, tidak bisa istirahat, insomnia dan kelelahan.

Fase II (Berkembangnya Kesadaran)

Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut

dan mungkin mengalami putus asa. Kemarahan, perasaan

bersalah, frustasi, depresi, dan kekosongan jiwa tiba-tiba

terjadi.

Fase III (Restitusi)

Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan

yang hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tidak

dapat menerima perhatian yang baru dari seseorang yang

bertujuan untuk mengalihkan kehilangan seseorang.

Fase IV

Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan

terhadap almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat

menyesal tentang kurang perhatiannya di masa lalu terhadap

almarhum.

Fase V

Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai

diketahui/disadari. Sehingga pada fase ini diharapkan

seseorang sudah dapat menerima kondisinya. Kesadaran

baru telah berkembang.

2. Teori Kubler-Ross

Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969)

adalah berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu

sebagai berikut:

a. Penyangkalan (Denial)

Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan

dapat menolak untuk mempercayai bahwa telah terjadi

kehilangan. Pernyataan seperti “Tidak, tidak mungkin

seperti itu,” atau “Tidak akan terjadi pada saya!” umum

dilontarkan klien.

Page 15: Makalah Loss

Kemarahan (Anger)

Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin

“bertindak lebih” pada setiap orang dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan lingkungan. Pada fase ini orang akan

lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung dan marah.

Hal ini merupakan koping individu untuk menutupi rasa

kecewa dan merupakan menifestasi dari kecemasannya

menghadapi kehilangan.

Penawaran (Bargaining)

Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara

yang halus atau jelas untuk mencegah kehilangan. Pada

tahap ini, klien sering kali mencari pendapat orang lain.

Depresi (Depression)

Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata

dari makna kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi

kesempatan untuk berupaya melewati kehilangan dan mulai

memecahkan masalah.

Penerimaan (Acceptance)

Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut.

Kubler-Ross mendefinisikan sikap penerimaan ada bila

seseorang mampu menghadapi kenyataan dari pada hanya

menyerah pada pengunduran diri atau berputus asa.

3. Teori Rando

Rando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3

katagori:

a. Penghindaran

Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak percaya.

b. Konfrontasi

Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi

ketika klien secara berulang-ulang melawan kehilangan

mereka dan kedukaan mereka paling dalam dan dirasakan

paling akut.

Page 16: Makalah Loss

c. Akomodasi

Pada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan kedukaan

akut dan mulai memasuki kembali secara emosional dan

sosial dunia sehari-hari dimana klien belajar untuk

menjalani hidup dengan kehidupan mereka.

Berikut tabel perbandingan teori proses berduka.

PERBANDINGAN EMPAT TEORI PROSES BERDUKA

Engel (1964) Kubler-Ross (1969) Rando (1991)

Shock dan tidak percaya Menyangkal Penghindaran

Berkembangnya  kesadaran Marah

Restitusi Tawar-menawar Konfrontasi

Idealization Depresi

Reorganization / the out come Penerimaan akomodasi

2.2.4 Respon Berduka

Menurut Kubler-Ross dalam Potter dan Perry (1997), respon berduka

seseorang terhadap kehilangan dapat melalui tahap-tahap berikut.

Denial à Anger à Bergaining à Depression à Acceptance

Tahap Denial (Penyangkalan)

Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah

syok, tidak percaya, atau mengingkari kenyataan bahwa

kehilangan benar-benar terjadi. Reaksi fisik yang terjadi pada

tahap ini adalah letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan

pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan sering

kali individu tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat

berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa tahun.

Tahap Anger (Kemarahan)

Page 17: Makalah Loss

Pada tahap ini individu menolak kehilangan. Kemarahan yang

timbul sering diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya

sendiri. Orang yang mengalami kehilangan juga tidak jarang

menunjukkan perilaku agresif, berbicara kasar, menyerang

orang lain, menolak pengobatan, bahkan menuduh dokter atau

perawat tidak berkompeten. Respon fisik yang sering terjadi

antara lain muka merah, denyut nadi cepat, gelisah, susah tidur,

tangan mengepal, dan seterusnya.

Tahap Bargaining (Tawar Menawar)

Pada tahap ini terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan

terjadinya kehilangan dan dapat mencoba untuk membuat

kesepakatan secara halus atau terang-terangan seolah kehilangan

tersebut dapat dicegah. Individu mungkin berupaya untuk

melakukan tawar-menawar dengan memohon kemurahan

Tuhan.

Tahap Depression (Depresi)

Pada tahap ini pasien sering menunjukkan sikap menarik diri,

kadang-kadang bersikap sangat menurut, tidak mau bicara,

menyatakan keputusan, rasa tidak berharga, bahkan bisa muncul

keinginan bunuh diri. Gejala fisik ditunjukkan antara lain

menolak makan, susah tidur, letih, dan lain-lain.

Tahap Acceptance (Penerimaan)

Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan.

Pikiran yang selalu berpusat pada objek yg hilang akan mulai

berkurang atau bahkan hilang. Perhatiannya akan beralih pada

objek yg baru. Apabila individu dapat memulai tahap tersebut

dan menerima dengan perasaan damai, maka dia dapat

mengakhiri proses kehilangan secara tuntas. Kegagalan untuk

masuk ke proses ini akan mempengaruhi kemampuannya dalam

mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya.

2.3 Proses Keperawatan

Page 18: Makalah Loss

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami

suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau

pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah

dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau

seluruhnya.

Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.

NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi

dan berduka disfungsional.

Peran perawat adalah untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku

berduka, mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan memberikan

dukungan dalam bentuk empati.

Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu: Aktual atau nyata dan persepsi.

Terdapat 5 katagori kehilangan, yaitu:Kehilangan seseorang seseorang yang

dicintai, kehilangan lingkungan yang sangat dikenal, kehilangan objek

eksternal, kehilangan yang ada pada diri sendiri/aspek diri, dan kehilangan

kehidupan/meninggal. Elizabeth Kubler-rose,1969.h.51, membagi respon

berduka dalam lima fase, yaitu : pengikaran, marah, tawar-menawar, depresi

dan penerimaan.

3.2 Saran

Dari makalah ini kami memberikan saran antara lain:

Page 19: Makalah Loss

1. Seseorang harus dapat menerima suatu kehilangan terhadap seseorang

atau suatu benda dan selalu berduka jika mendapat rejeki.

2. Suatu kehilangan atau berduka harus di syukuri oleh seseorang,

khususnya perawat apabila pasien mendapat musibah atau meninggal

dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Wahdaniah. 2010. Konsep Kehilangan.

http://wahdaniah-ns.blogspot.com/2010/10/konsep-kehilangan.html. Diakses pada

tanggal 18 Maret 2015

Suseno, Tutu April. 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia : Kehilangan,

Kematian, dan Berduka dan Proses Keperawatan. Jakarta : Sagung Seto

Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta: ECG

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC

Niven Neil. 2003. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional

Kesehatan Lain edisi 2. Jakarta : EGC

Axelrod Julie. 2006. The 5 Stages of Loss and Grief.

http://psychcentral.com/lib/the-5-stages-of-loss-and-grief/000617. Diakses pada

tanggal 18 Maret 2015