makalah logam besi
TRANSCRIPT
MAKALAH BAHAN KONTRUKSI KIMIA
”LOGAM BESI”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
Leonela Vindiarti (0612 3040 0299)
Rahmat Akbar Muzata (0612 3040 0304)
KELAS 4 KA
Dosen Pembimbing : Ir. Hj. Elina Margaretty, M.Si
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatNyalah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan,
baik dari segi penyampaian materi ini maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian kami
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah Bahan Konstruksi Kimia ini, meskipun
tersusun sangat sederhana.
Kami menyadari adanya kerja sama antara dosen pembimbing dan teman kelompok yang
memberi masukan yang bermanfaat bagi kami dalam tersusunnya makalah ini. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada siapa saja yang telah berperan dalam penyusunan makalah
ini.
Semoga makalah Bahan Konstruksi Kimia ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya. Kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun. Kami berharap makalah ini dapat membantu siapa saja untuk lebih mengetahui
lagi lebih dalam materi dan bagian-bagian apa saja yang terdapat didalamnya.
Palembang, Maret 2014
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pokok bahasan ini akan membahas pengertian logam besi, unsur-unsur logam,
jenis-jenis logam, baja paduan, proses pembuatan dan aplikasinya.. Setelah selesai
mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mampu untuk mengklasifikasikan bahan
logam, menjelaskan jenis-jenis logam dan paduannya, menjelaskan jenis-jenis baja dan
paduannya, dan menjelaskan proses pembuatan besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai
simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi
telah ditemukan sejak zaman dahulu dan tidak diketahui siapa penemu sebenarnya unsur
ini. Pada keberadaannya di alam, besi terdapat di alam dalam bentuk senyawa, misalnya
pada mineral hematite (Fe2O3), magnetit (Fe2O4), pirit (FeS2), siderite (FeCO3), dan
limonit (2Fe2O3.3H2O). Besi adalah unsur keempat terbanyak di bumi dan merupakan
logam yang terpenting dalam industri. Besi murni bersifat agak lunak dan kenyal. Oleh
karena itu, dalam industri, besi selalu dipadukan dengan logam lain supaya leih keras.
Paduan tersebut sering kiata kenal dengan baja. Baja adalah berbagai macam paduan
logam yang dibuat dari besi tuang ke dalamnya ditambahkan unsur-unsur lain seperti Mn,
Ni, V, atau W tergantung keprluannya. Besi adalah logam yang paling banyak dan paling
beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya karena kelimpahan
besi di kulit bumi cukup besar, pengolahannya relatif mudah dan murah, dan besi
mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa klasifikasi bahan logam?
b. Apa saja jenis-jenis logam dan paduannya?
c. Apa saja jenis-jenis baja dan paduannya?
d. Bagaimana proses pembuatan besi?
1.3 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Pokok bahasan ini akan membahas logam dan paduannya baja serta proses pembuatan
besi. Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk:
a. Mengklasifikasikan bahan logam
b. Menjelaskan jenis-jenis logam dan paduannya
c. Menjelaskan jenis-jenis baja dan paduannya
d. Menjelaskan proses pembuatan besi
BAB II
LOGAM BESI
2.1PENGERTIAN
Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur
kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala
dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Logam adalah unsur yang
jumlahnya paling banyak di bumi ini. Jenis-jenis logam logam memiliki sifat dan
kegunaanya masing-masing. Sampai saat ini, terdapat 65 logam yang terbentuk secara
alami di bumi, namun hanya sedikit yang bisa dimanfaatkan dengan cara yang benar.
Logam-logam yang dapat dimanfaatkan ini hanya mencapai 20 buah, baik yang berdiri
sendiri maupun sebagai bagian dari aloi( campuran dari dua buah logam atau lebih dan
zat lainnya). Aloi ini dibuat untuk membuat logam yang memiliki sifat berbeda dari
sebelumnya, agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Jika sobat semakin penasaran
dengan macam-macam logam dan kegunaanya, mari simak yang satu ini, yang akan
membahas tentang ke-20 logam yang dapat dimanfaatkan tadi dan ditambah dengan 5
jenis aloi yang paling sering kita jumpai.
2.2JENIS LOGAM
Secara umum logam bisa dibedakan atas dua yaitu :
2.2.1 Logam- logam besi (ferous)
Sesuai dengan namanya logam-logam besi adalah logam atau paduan yang
mengandung besi sebagai unsur utamanya. Yang termasuk logam dan paduan besi
terdiri atas:
- Besi tuang (cast iron)
- Baja karbon (carbon steel)
- Baja paduan (alloy steel)
- Baja spesial (specialty steel)
2.2.2 Logam-logam bukan besi (non feorus).
logam-logam bukan besi adalah logam yang tidak atau sedikit sekali
mengandung besi. Yang termasuk logam-logam non-besi, yaitu:
- logam dan paduan dari aluminium (Al), tembaga (Cu
- logam-logam mulia seperti emas (Au), perak (Ag) dan platina (Pt)
- Magnesium (Mg)
- Seng (Zn)
- Timah (Sn)
- Logam-logam tahan panas seperti wolfram
- Paduan ssuper (super-alloys)
- dll
Keempat kelompok besi diatas terbagi lagi atas pengelompokan yang lebih kecil yang
diperlihatkan pada tabel 1.
No. Paduan besi dan Baja Komposisi kimia (dalam %)
1. Besi tuang
- Besi tuang kelabu
- Besi tuang putih
- Besi tuang noduler
- Besi tuang paduan
2-4 %C, 1-3 %Si, 0,80 %Mn (maks)
0,10 %P (maks), 0,05% S (maks)
Disamping terdapat perbedaan yang kecil dari segi
komposisi, perbedaan sifat-sifat besi tuang ditentukan
oleh struktur mikro karena proses pembuatan atau
karena proses perlakuan panas.
Unsur-unsur pemadu : Cr, Ni, Mo, Al atau logam-logam
lainnya.
2. Baja karbon
- Baja karbon rendah
- Baja karbon sedang
- Baja karbon tinggi
0,08-0,35 %C | 0,25-1,50 %Mn
0,35-0,50 %C plus | 0,25-0,30 %Si
0,55-1,7 %C | 0,04 %P (maks)
| 0,05 %S (maks)
3. Baja paduan
- Baja paduan rendah
- Baja paduan medium
Seperti pada baja karbon rendah + unsur-unsur pemadu
kurang dari 4 % seperti : Cr, Ni, Mo, Cu, Al, Ti, V, Nb,
B, W dll.
Seperti pada baja paduan rendah tetapi jumlah unsur-
unsur pemadu diatas 4%.
4. Baja Spesial
- Baja stainless
- Baja perkakas
a. Feritik (12-30 %Cr dan kadar karbon rendah)
b. Martensitik (12-17 %Cr dan 0,1-1,0 % C)
c. Austenitik (17-25 %Cr dan 8-20% Ni)
d. Duplek (23-30 %Cr, 2,5-7 %Ni, plus unsur Ti dan
Mo)
e. Presipitasi (seperti pada austenitik, plu elemen pemadu
seperti : Cu, Ti, Al, Mo, Nb atau N)
High speed steels (0,85-1,25 %C, 1,50-20%W, 4-9,5
%Mo, 3-4,5 %Cr, 1-4 %V, 5-12 %Co)
2.2.3 Jenis Baja Paduan (Alloy-Steel)
Berdasarkan unsur-unsur campuran dan sifat dari baja maka baja paduan dapat
digolongkan menjadi 5 sifat, yaitu:
a. Baja dengan kekuatan tarik yang tinggi
Baja ini mengandung mangan, nikel, kromium dan sering juga
mengandung vanadium dan dapat digolongkan menjadi seperti berikut:
Baja mangan
Baja ini mengandung 0,35%C dan 1,5%Mn dan baja ini termasuk baja murah
tetapi kekuatannya baik. Baja ini dapat didinginkan dengan minyak karena
mengandung unsur mangan sehingga temperatur pengerasannya rendah dan
menambah kekuatan struktur feritnya.
Baja nikel
Baja ini mengandung 0,3%C, 3%Ni dan 0,6%Mn serta mempunyai kekuatan
dan kekerasan yang baik, dapat didinginkan dengan minyak karena
mengandung unsur nikel yang membuat temperatur pengerasnya rendah. Baja
ini digunakan untuk poros engkol, batang penggerak, dan penggunaan lainnya
yang hampir sama.
Baja nikel kromium
Baja ini mempunyai sifat yang keras berhubungan dengan campuran unsur
kromium dan sifat yang liat berhubungan dengan campuran unsur nikel. Baja
yang mengandung 0,3%C, 3%Ni, 0,8%Cr dan 0,6%Mn dapat didinginkan
dengan minyak, hasilnya mempunyai kekuatan dan keliatan yang baik dan baja
ini digunakan untuk barang penggerak dan pemakaina yang hampir sama. Baja
yang mengandung 0,3%C, 4,35%Ni, 1,25%Cr, dan 0,5%Mn (mengandung
nikel dan kromium yang tinggi), mempunyai kecepatan pendinginan yang
rendah sehingga pendinginan dapat dilakukan dalam hembusan udara dan
distorsi diperkecil. Apabila unsur krom dicampur sendiri kedalam baja akan
menyebabkan kecepatan pendinginan kritis yang amat rendah , tetapi bila
dicampur bersama nikel akan diperoleh baja yang bersifat liat. Jenis baja
tersebut digunakan untuk poros engkol dan batang penggerak. Baja nikel
kromium menjadi rapuh apabila distemper atau disepuh pada temperatur 250-
4000C, juga kerapuhannya tergantung pada komposisinya, proses ini dikenal
dengan nama “menemper kerapuhan” dan baja ini dapat diperiksa dengan
penyelidikan pukul takik. Penambahan sekitar 0,3% molibden akan mencegah
kerapuhan karena distemper, juga akan mengurangi pengaruh yang
menyeluruh terhadap baja karena molibden adalah unsur berbentuk karbid.
Baja kromium vanadium
Jika baja ini ditambahkan sekitar 0,5% vanadium sehingga dapat memperbaiki
ketahanan baja kromium terhadap guncangan atau getaran dan membuatnya
dapat ditempa dan ditumbuk dengan mudah, apabila vanadium menggantikan
nikel maka baja lebih cenderung mempengaruhi sifat-sifatnya secara
menyeluruh
b. Baja tahan pakai
Berdasarkan unsur-unsur campuran yang larut didalamnya, baja terdiri dari
2 macam, yaitu:
Baja mangan yang berlapis austenite
Baja ini pada dasarnya mengandung 1,2%C, 12,5%Mn, dan 0,75%Si. Selain
itu juga mengandung unsur-unsur berbentuk karbit seperti kromium atau
vanadium yang kekuatannya lebih baik.
Baja kromium
Jenis ini mengandung 1%C, 1,4%C dan 0,45%Mn. Apabila baja ini
mengandung unsur karbon tinggi yang bercampur bersama-sama dengan
kromium akan menghasilkan kekerasan yang tinggi sebagai hasil dari
pendinginan dengan minyak. Baja ini digunakan untuk peluru-peluru bulat dan
peralatan penggiling padi.
c. Baja tahan karat
Sifat-sifat baja tahan karat, antara lain:
– Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan
– Tahan temperature rendah maupun tinggi
– Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
– Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus
– Tahan terhadap oksidasi
– Kuat dan dapat ditempa
– Mudah dibersihkan
– Mengkilat dan tampak menarik
Baja tahan karat (stainlees steel) mempunyai seratus lebih jenis yang berbeda-
beda. Akan tetapi seluruh baja mempunyai satu sifat karena mengandung kromium
yang dapat membuatnya tahan terhadap karat. Baj tahan karat umumnya
mengandung unsusr Chrom lebih dari 12%, dimana pada kondisi seperti itu baja
akan bersifat pasif terhadap proses oksidasi. Baja tahan karat ini dapat dibagi
kedalam tiga kelompok dasar, yakni:
Baja tahan karat berlapis ferit
Baja ini mengandung unsur karbon rendah (sekitar 0,04% C) dan
sebagian besar dilarutkan dalam besi. Sementara itu, unsur lainnya yaitu
kromium sekitar 13%-20% dan tambahan kromium tergantung pada tingkat
ketahanan karat yang diperlukan. Baja ini tidak dapat dikeraskan dengan cara
disepuh. Baja ini seringkali disebut besi tahan karat dan cocok untuk dipres,
ditarik dan dipuntir. Baja ini mengandung 13% kromium dugunakan untuk
garpu dan sendok, sedangkan yang mengandung 20% kromium untuk tabung
sinar katoda.
Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi
karbonnya rendah. Mengandung chrom 16%, sesuai untuk lingkungan korosif
terutama terhadap bahan kimia asam nitrat, serta biasanya digunakan
untuk komponen – komponen dalam industri kimia.
Baja tahan karat berlapis austenite
Baja tahan karat austenit mengandung nikel dan kromium yang amat
tinggi, nikel akan membuat temperatur transformasinya rendah, sedangkan
kromium akan membuat kecepatan pendinginan kritisnya rendah. Campuran
kedua unsur itu menghasilkan struktur lapisan austenit pada temperatur kamar.
Baja ini tidak dapat dikeraskan melalui perlakuan panas, tetapi dapat disepuh
keras. Pengerjaan dan penyepuhan tersebut membuat baja sukar dikerjakan
dengan mesin perkakas. Seperti baja austenit yang lain, baja tahan karat
austenit tidak magnetis.
Terdiri dari 10 – 30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau CO)
Misalnya : Baja tahan karat (Stainless steel), nonmagnetic dan baja tahan panas
(heat resistant steel). Mengandung chrom-nikel 18%, dimana sifat tahan
karatnya didapat melalui pemanasan pada suhu 1000 - 11000 lalu didinginkan
dengan direndam kedalam air, sesuai untuk lingkungan yang mengandung
garam, serta biasanya digunakan untuk baling – baling kapal.
Baja tahan karat berlapis mertensite
Mengandung sejumlah besar unsur karbon dan dapat dikeraskan
melalui perlkuan panas, juga mempengaruhi sifat-sifatnya melalui pengerasan
dan penyepuhan. Baja yang mengandung 0,1% C, 13% Cr dan 0,5% Mn ini
dapat didinginkan untuk memperbaiki kekuatannya, tetapi tidak menambah
kekerasan. Baja ini seringkali disebut besi tahan karat dan digunakan
khususnya untuk peralatan gas turbin dan pekerjaan dekoratif.
d. Baja tahan panas
Biasanya dinamakan untuk baja yang tahan pada suhu 6500, dimana sifat itu
didapat pada kodisi kadar chrom dan nikel yang cukup tinggi. Berbeda dengan
baja tahan karat adalah umunya kandungankarbonnya lebih tinggi. Umumnya
digunakan pada ketel uap, boiler, tungku dan lain – lain.
Problema utama yang berhubungan dengan penggunaan temperatur tinggi
adalah kehilangan kekuatan, beban rangkak, serangan oksidasi, dan unsur kimia.
Kekuatannya pada temperatur tinggi dapat diperbaiki dengan menaikkan
temperatur transformasinya dan penambahan unsur kromium atau dengan
merendahkan temperatur transformasinya dan penambahan unsur nikel.
Kedua pengerjaan itu akan menghasilkan struktur austensit. Sejumlah kecil
tambahan unsur titanium, aluminium, molibdenum, dengan karbon akan
menaikkan kekuatan dan memperbaiki ketahanannya terhadap beban rangkak.
Unsur nikel akan membantu penahanan kekuatan pada temperatur tinggi dengan
memperlambat atau menahan pertumbuhan butiran-butiran yang baru.
Ketahanannya terhadap oksidasi dan serangan kimia dapat diperbaiki dengan
menambahkan silikon atau kromium.
e. Baja paduan yang dapat digunakan pada temperatur rendah
Terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Baja pegas
Pegas kendaraan dibuat dari baja yang mengandung sekitar 0,8% C,
sesuai dengan sifat-sifatnya yang dibutuhkan dan ditambahkan dengan
lebih dari 0,4% Si dan 0,8 Mn. Baja pegas dikeraskan dengan pendinginan
air atau minyak sesuai dengan komposisinya. Pegas katup dibuat dari baja
yang sama dengan pegas kendaraan juga ditambahkan 1,5% Cr dan 0,17%
V kedalam karbon dan nikel.
b. Baja katup mesin motor
Katup yang menerima beban rendah digunakan baja yang mengandung
0,3% C, Ni 3,5%, 0,35% Cr dan 0,35% Si. Kandungan unsur silikon dan
kromium menaikkan beban yang dapat diterima katup sehingga dapat
menerima beban yang berat. Katup untuk motor pesawat terbang dibuat
dari baja austenit dengan kandungan sekitar 10% Ni dan 12-16% Cr. Katup
pompa serngkali dibuat berlubang dan mengandung natrium untuk
pendinginan.
2.3 UNSUR LOGAM
Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan
penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya
berwujud padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair. Pada
umumnya unsur logam dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi bendabenda
lainnya.
Tabel Unsur-unsur logam
Nama Indonesia Nama Latin Lambang Unsur Bentuk Fisik
Aluminium aluminium Al padat, putih keperakan
Barium Barium Ba padat, putih keperakan
Besi Ferrum Fe padat, putih keperakan
Emas Aurum Au padat, berwarna kuning
Kalium Kalium K padat, putih keperakan
Kalsium calsium Ca padat, putih keperakan
Kromium chromium Cr padat, putih keperakan
Magnesium magnesium Mg padat, putih keperakan
Mangan manganium Mn padat, putih abu-abu
Natrium natrium Na padat, putih keperakan
Nikel nickelium Ni padat, putih keperakan
1. Alumunium
Alumunium adalah logam dengan warna putih keperak-perakan yang memiliki
sifat sangat ringan dan tahan terhadap korosi (karat). Logam ini berasal dari bijihnya,
bauksit, dengan proses elektrolisis. Alumunium digunakan dalam kabel-kabel listrik
lintas udara, pesawat terbang, kapal, mobil, kaleng minuman, dan foil dapur
(pembungkus makanan).
2. Baja
Baja merupakan aloi besi dan karbon yang merupakan satu dari sedikit bahan
terpenting dalam industri, seperti yang kita ketahui, bidang industri ini mempengaruhi
dunia secara global. Baja memiliki sifat tahan karat, dan kegunaanya yang sangat
penting adalah untuk bidang industri ruang angkasa.
3. Besi
Besi merupakan logam yang memiliki warna abu-abu keputih-putihan. Logam
ini dihasilkan terutama dari peleburan biji hematit dalam tanur sembur. Kegunaanya
adalah diapakai untuk bangunan dan bidang teknik, juga dapat dimanfaatkan untuk
membuat aloi baja.
4. Emas
Unsur logam emas memiliki sifat yang lunak, dan memiliki warna kuning
terang yang digunakan untuk perhiasan dan alat-alat elektronik. Tentunya emas tidak
mudah didapat di pasaran, karena memiliki harga yang sangat tinggi dan terus
meningkat.
5. Kalium
Kalium adalah logam ringan dengan warna keperakan, juga memiliki sifat
sangat reaktif. Senyawa-senyawa kalium digunakan dalam pupuk kimia dan untuk
pembuatan kaca.
6. Kalsium
Logam ini memiliki putih keperak-perakan, sifatnya yang mudah dibentuk
sesuai dengan tempat ditemukannya, yaitu di dalam batu kapur dan kapur. Dalam
makhluk hidup juga terdapat logam yang satu ini, salah satunya di tulang gigi hewan.
Pemanfaatan logam ini biasanya untuk membuat semen dan baja kualitas tinggi.
7. Kuningan
Kuningan merupakan sebuah aloi yang terbuat dari tembaga dan seng.
Pemanfaatanya sangat banyak terjadi di bumi ini, yaitu untuk, barang-barang hiasan,
sekrup, alat-alat musik, dan paku-paku kecil.
8. Kupronikel
Merupakan aloi yang terbuat dari tembaga dan nikel yang digunakan untuk
membuat uang logam berwarna perak.
9. Kromium
Kromium adalah logam yang memiliki warna abu-abu, dan mempunyai sifat
yang keras. Sering digunakan untuk membuat baja tahan karat dan melapisi logam-
logam lain untuk melindunginya dan memberi penampikan mengkilap yang
memantul.
10. Magnesium
Logam yang ringan berwarna perak keputih-putihan yang bila terbakar
menghasilkan nyala api putih terang, logam ini digunakan dalam suar penyelamatan
dan kembang api dalam aloi-aloi ringan.
11. Natrium
Natrium merupakan sebuah logam yang sangat reaktif. Memiliki sifat lunak
dan berwarna putih keperakan logam ini terdapat dalam garam dapur dan digunakan
untuk lampu jalanan dan dalam industri kimia.
12. Perak
Perak adalah suatu logam yang mudah dibentuk, berwarna putih abu-abu yang
merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Logam ini digunakan untuk
membuat perhiasan, peralatan perak ,dan film fotografi.
13. Perunggu
Merupakan sebuah aloi dari tembaga dan timah yang dikenal sejak jaman
kuno. Aloi ini memilii sifat tahan korosi dan mudah dibentuk. Dibanyak negara
perunggu dimanfaatkan untuk membuat uang logam yang bernilai rendah.
14. Platina
Logam berwarna putih keperakan, yang mudah dibentuk, digunakan untuk
membuat perhiasan, barang elektronik, dan sebagai katalisator.
15. Plutonium
Logam radioaktif yang dihasilkan dengan cara membombardir uranium dalam
reaktor nuklir dan digunakan dalam senjata nuklir.
16. Raksa
Raksa merupakan logam berbentuk cairan yang berat. Logam cair ini memiliki
warna putih keperakan , dan juga beracun. Digunakan dalam termometer, tapal gigi
dan digunakan dalam beberapa bahan peledak.
17. Seng
Suatu logam putih kebiruan yang diambil dari mineral seng blende (sfarelit).
Logam ini digunakan untuk melapisi besi agar tidak berkarat (disebut galvanisasi).
Logam ini juga digunakan di baterai-baterai listrik tertentu dan dalam aloi-aloi seperti
kuningan.
18. Solder
Suatu aloi dari timah dan timbal yang memiliki titik lebur yang rendah dan
digunakan untuk menyambungkan kabel-kabel dalam barang-barang elektronik.
19. Tembaga
Logam yang mudah dibentuk, berwarna kemerah-merahan yang digunakan
untuk membuat kabel listrik, tangki air panas, dan aloi kuningan, perunggu, dan
kupronikel.
20. Timah
Suatu logam yang lunak, mudah dibentuk, berwarna putih keperakan. Logam
ini digunakan untuk menyepuh baja, guna menghentikan korosi dan dalam aloi
perunggu, pewter (logam campuran timah dan timbal), dan solder.
21. Timbal
Logam berat berwarna biru keputih-putihan ,mudah dibentuk dan beracaun, diambil
dari mineral galena dan digunakan dalam baterai, atap, dan perisai radiasi dari sinar X.
22. Titanium
Suatu logam yang kuat, berwarna putih, dan mudah dibentuk. Logam ini
sangat tahan terhadap korosi dan digunakan untuk aloi-aloi dalam pesawat luar
angkasa, pesawat terbang, dan kerangka sepeda.
23. Uranium
Suatu logam putih keperakan, radioaktif yang digunakan sebagai sumber
tenaga nuklir dan juga senjata nuklir.
24. Vanadium
Suatu logam yang keras, putih beracun, yang digunakan untuk meningkatkan
kekerasan aloi-aloi baja. Sebuah senyawa vanadium digunakan sebagai katalisator
untuk pembuatan asam sulfat.
25. Wolfram
Suatu logam yang keras, berwarna abu-abu keputihan. Logam ini digunakan
dalam filamen lampu, dalam barang-barang elektronik, dan dalam aloi-aloi baja untuk
membuat alat-alat pemotong bertepi tajam.
2.4 PROSES PEMBUATAN BESI
2.4.1 Pembuatan Besi Kasar
Bahan utama besi dan paduannya adalah besi kasar,yang dihasilkan dalam
tanur tinggi,. Bijih besi yang dicampur dengan kokas atau batu gampang (batu
kapur) dilebur dalam tanur ini. Komposisi kimia besi yang dihasilkan tergantung
pada jenis bijih yang digunakan. Jenis bijih besi lazim digunakan adalah hematite,
magnetit, siderite, dan himosit.
Hematite (Fe2O3) adalah bijih besi yang paling banyak dimanfaatkan
karena kadar besinya tinggi, sedangkan kadar kotorannya relatif rendah.
Meskipun pirit (FeS2) banyak ditemukan, jenis bijih ini tidak digunakan
dikarenakan kadar sulfur (belerangnya) tinggi sehingga diperlukan tahap
pemurnian tambahan.
Tanur Tinggi
Besi kasar diasilkan dalam tanur tinggi. Diameter tanur tinggi sekitar 8
m dan tingginya mencapai 60 m. Kapasitas per hari dari tanur tinggi berkisar
antara 700-1600 Mg besi kasar. Bahan baku yang terdiri dari campuran bijih,
kokas, dan batu kapur, dinaikkan kepuncak tanur dengan pemuat otomatis,
kemudaian dimasukkan dalam hopper. Untuk menghasilkan 1000 Mg besi
kasar diperlukan sekitar 2000 Mg bijih besi, 800 Mg kokas, 500 Mg batu kapur
dan 4000 Mg udara panas. Bahan baku tersebut disusun secara berlapis-lapis.
Udara paas dihembuskan melalui tuyer sehingga memungkinkan kokas
terbakar secara efektif dan untuk mendorong terbentuknya karbon monoksida
(CO) yang bereaksi dengan bijih besi dan kemudian menghasilkan besi dan gas
karbon dioksida (CO2). Dengan digunakannya udara panas dapat dihemat
penggunaan kokas sebesar 30% lebih. Udara dipanaskan dalam pemanas mula
yang berbentuk menara silindris sampai sekitar 500oC kalor yang diperlukan
berasal dari reaksi pembakaran gas karbon monoksida yang keluar dari tanur.
Udara panas tersebut memasuki tanur melalui tuyer yang terletak tepat diatas
pusat pengumpulan besi cair.
Batu kapur digunakan sebagai fluks yang mengikat kotoran-kotoran
yang terdapat dalam bijih-bijih dan membentuk terak cair. Terak cair ini yang
lebih ringan dari besi cair yang terapung diatasnya dan secara berkala disadap.
Besi cair yang telah bebas dari kotoran-kotoran dialirkan kedalam cetakan
setiap 5 atau 6 jam.
Disamping setiap 6 Mg besi dihasilkan pula 0,5 Mg terak dan 6 Mg gas
panas. Terak dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (campuran beton)
atau sebagai bahan isolasi panas. Gas panas dibersihkan dan digunakan untuk
pemanas mula udara, untuk membangkitkan energi atau sebagai media
pembakar dapur-dapur lainnya. Komposisi besi kasar dapat dikendalikan
melalui pengaturan kondisi operasi dan pemilihan susunan campuran bahan
baku.
Reduksi Langsung
Pada proses reduksi langsung bijih besi bereaksi dengan gas atau bahan
padat reduksi membentuk besi spons. Proses ini diterapkan di PT Krakatau
Steel, Cilegon. Disini bijih besi pellet direaksikan dengan gas alam dalam dua
unit pembuat besi spons, yang masing-masing berkapasitas 1.000.000 ton per
tahun. Besi spons yang dihasilkan mempunyai komposisi kimia sebagai
berikut:
Fe = 88-91
C = 1,5-2,5
SiO2 = 1,25-3,34
Al2O3 = 0,61-1,63
CaO = 0,2-2,1
MgO = 0,31-1,62
P = 0,014-0,027
Cu = 0,001-0,004
Kotoran (oksida-oksida lainnya) = 0,1-0,5 (dalam %)
Besi spons yang berbentuk butiran kemudian diolah lebih lanjut dalam
dapur listrik. Disini besi spons bersama-sama besi tua (scrap)
2.4.2 Pengolahan Besi Kasar
Besi kasar yang dihasilkan memerlukan pengolahan lebih lanjut. Umumnya
besi kasar dituangkan dalam cetakan untuk dicairkan kembali nantinya atau dapat pula
diolah langsung dalam dapur-dapur tertentu. Dengan pengolahan lanjut dapat
diperoleh besi karbon rendah (wrought iron), baja, besi cor, besi mampu tempa atau
besi cor nodular.
Jenis logam besi ditentukan oleh kadar karbon dan tergantung pada proses
peleburan kembali atau proses pengolahannya.
Tanur untuk Mengolah Besi
Jenis TanurBahan Bakar/
Sumber Energi
Muatan
LogamLingkungan Produk
Kupola Kokas Besi kasar +
besi bekas
Besi cor
kelabu, besi cor
nodular
Oksigen basa Oksigen Besi kasar cair
+ besi bekas
Baja
Dapur listrik Listrik Besi bekas Vakum atau
gas mulia
Baja, besi cor
kelabu
Tanur udara
terbuka
Gas alam, kokas,
serbuk batu bara,
minyak
Besi kasar cair Baja
Tanur udara Serbuk batu bara,
minyak
Besi kasar
padat atau cair
Besi cor
kelabu, besi cor
putih
Konverter Udara Besi kasar cair,
besi kupola
cair
Bahan baku
untuk baja
karbon rendah
dan baja
Dapur induksi Listrik Besi bekas
pilihan
Vakum atau
gas mulia
Baja
Kowi (crucible) Gas, kokas,
minyak
Besi bekas
pilihan
Baja dan besi
cor dalam
jumlah kecil
Setiap proses/dapur mempunyai karakteristik yang berlainan. Bahan dan
sumber energi yang digunakan berbeda pula. Pembuatan baja pada hakikatnya adalah
proses pemurnian besi kasar diiringi dengan perpaduan sedemikian sehingga
memenuhi persyaratan kimia tertentu.
2.5 APLIKASI
Dalam teknik pemakaina diperlukan pemilihan jenis logam dan paduan dengan
sifat-sifat yang sesuai dengan kebutuhan operasi sehingga pemakaiannya dapat
meliputi kekuatan dan ketangguhan pada suhu rendah, suhu ruang atau suhu tinggi,
kelelahan (ftigue), creep, korosi dan oksidasi, keausan, atau sifat lainnya.
Dilihat dari kegunaannya maka besi dan baja campuran merupakan tulang
punggung peradaban modern sampai saat ini untuk peralatan transportasi, bangunan,
pertanian, industri dan peralatan mesin.
Baja merupakan logam yang paling banyak digunakan dalam teknik, dalam
bentuk pelat, lembaran, pipa, batang profil dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
2.6 KESIMPULAN
2.7 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_teknologi_baja/bab2_baja_dan_sifat_sifatnya.pdf
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0CF4QFjAG&url=http%3A%2F%2Fmagenta45ipb.files.wordpress.com%2F2010%2F01%2Fbaja-paduan-kelompok3.doc&ei=j9sdU-H4GqmM1AG11YCgBw&usg=AFQjCNFz-AahQEV_74LZIiRAbr4AuNpVeg&sig2=4T1PxEH9x2N3fIpO37du6A&bvm=bv.62578216,d.dmQ
http://steelindonesia.com/article/01-komposisi_kimia_baja.htm
http://softilmu.blogspot.com/2013/04/jenis-dan-kegunaan-logam.html