studi kandungan logam berat besi (fe) dalam …

80
SKRIPSI STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM SEDIMEN DAN KERANG ANODONTA WOODIANA DI SUNGAI PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP AMINA K111 08 932 BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Upload: others

Post on 27-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

SKRIPSI

STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM

SEDIMEN DAN KERANG ANODONTA WOODIANA DI

SUNGAI PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

AMINA

K111 08 932

BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian

Skripsi dan disetujui untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.

Makassar, Mei 2012

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Anwar Daud, SKM, M.Kes Agus Bintara Birawida, S.Kel, M.Kes

Mengetahui,

Ketua Bagian Kesehatan Lingkungan

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin

dr. H. Hasanuddin Ishak, M.Sc, Ph.D

Page 3: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar pada hari

Rabu, Tanggal 16 Mei 2012

Ketua : DR. Anwar Daud, SKM, M.Kes (……………………...)

Sekretaris : Agus Bintara Birawida, S.Kel, M.Kes (……………………...)

Anggota :

1. Ruslan, SKM, MPH (……………………...)

2. Jumriani Ansar, SKM, M.Kes (……………………...)

3. dr. Masyita Muis, PH (...................................)

Page 4: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Lingkungan

Skripsi, Mei 2012

AMINA

Studi Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Dalam Sedimen dan Kerang

Anodonta Woodiana di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep

(ix + 58 + 2 Tabel + 8 Lampiran)

Sungai Pangkajene merupakan sumber utama bagi masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran sungai Pangkajene. Aktivitas masyarakat, pasar dan industri yang berada disepanjang sungai sangat memungkinkan sungai tercemar oleh

limbah hasil buangan dari aktivitas tesebut secara alamiah atau sengaja dibuang ke sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat besi

(Fe) pada sedimen dan kerang Anodonta Woodiana di sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep.

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan

dekskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah sedimen dan kerang Anodonta Woodiana. Pengambilan sampel sedimen menggunakan grab sampler dan

pengambilan sampel kerang dengan bantuan masyarakat sekitar. Pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan dengan menggunakan alat AAS Varian Spectra AA 50.

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret – April 2012. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kandungan logam besi (Fe) pada

sedimen tidak memenuhi syarat dimana titik tertinggi berada pada titik 3 (29,826

mg/kg) dan titik terendah terdapat dititik 4 (26,955 mg/kg)semuanya tidak memenuhi syarat karena melebihi kadar yang diperkenankan, yakni maksimal

20,00 mg/kg. Kandungan besi (Fe) pada kerang Anodonta woodiana tertinggi titik 1(75,758 mg/kg) dan terendah di titik 4 (14,905 mg/kg) semuanya tidak memenuhi syarat yang diperkenankan, yakni maksimal 2 mg/kg.

Kepada pihak industri, pasar dan masyarakat yang ada disekitar sungai diharapkan agar mengurangi pembuangan limbah langsung ke badan sungai.

Untuk pihak pemerintah diharapkan bisa mengadakan sosialisasi kepada masyarakat mengenai batas maksimum kerang dan menginformasikan kepada masyarakat bahwa kerang telah tercemar logam berat, serta bagi peneliti

selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian terhadap air sumur penduduk dan pemeriksaan logam berat pada biota lain seperti halnya ikan yang d ikonsumsi di

daerah setempat.

Daftar Pustaka : 40 ( 1977 – 2012)

Kata Kunci : Besi, Sedimen, Kerang Anodonta Woodiana

Page 5: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nyalah yang senantiasa memberikan kekuatan,

kesehatan, dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Studi Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Dalam Sedimen Dan Kerang

Anodonta Woodiana Di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep” sebagai syarat

dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin.

Dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan, penulis menyadari bahwa

penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai

pihak,oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih.

Skripsi ini penulis persembahkan buat kedua orang tuaku tercinta

H.Abidin B dan Hj.Marhana yang telah sabar dengan penuh cinta dan kebesaran

hati memberikan do’a, motivasi serta semangat selama penulis menempuh

pendidikan di FKM Unhas. Dan tidak lupa kepada adikku Ahlidin, Amirah serta

kakakku Ahmad atas semangat dan do’anya.

Penulis juga sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

bapak DR. Anwar Daud S.KM. M.Kes selaku Pembimbing I dan bapak Agus

Bintara Birawida S.Kel. M.Kes selaku Pembimbing II yang dengan penuh

kesabaran telah meluangkan waktu dan pemikirannya untuk memberikan arahan

kepada penulis mulai dari awal hingga selesainya penulisan ini.

Dengan segala hormat, tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. H.M Alimin Maidin, MPH sebagai dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin beserta seluruh staf akademik

atas bantuannya selama penulis mengikuti pendidikan.

Page 6: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

2. Bapak dr. H. Hasanuddin Ishak, M.Sc., Ph.D selaku ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan yang memberikan dukungan dan motivasi dalam akademik.

3. Para Dosen FKM Unhas dan terutama dosen Kesehatan Lingkungan yang

telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga selama penulis

mengikuti pendidikan di FKM Unhas.

4. Bapak Ruslan S.KM. M.Kes, Ibu Jumriani Ansar S.KM. M.Kes dan Ibu dr.

Masyita Muis, MS selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan

masukan serta arahan guna penyempurnaan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan, Kepala Kantor Kesbang dan Limnas Kabupaten Pangkep, Camat

Bungoro, Camat Pangkajene, Kades Biring Ere, Kades Mangilu, Lurah

Sapanang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

6. Bapak dan ibu pengelola Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) Sulawesi Selatan yang bersedia membantu dalam pemerikasaan

sampel.

7. Sahabat-sahabatku, fany, dyah, wiwi, mega, taya, zuhra, imaa, dacan, gun,

aidil, ivan, rendra, syahri, tyo, aii’, tamir yang selama ini selalu memberi

dukungan, kesabaran dan kasih sayang kepada penulis yang tak terhingga

nilainya.

8. Buat teman-teman Romusa 2008, teman-teman seperjuangan di jurusan

Kesehatan Lingkungan, teman-teman PBL Posko Lembo, teman-teman KKN

angkatan XXXVIII posko Goarie, Soppeng yang senantiasa memberikan

dukungan, motivasi, kesabaran serta kasih sayang yang tulus kepada penulis.

9. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun

materil hingga skripsi ini dapat terselesaikan, semoga Allah SWT senantiasa

memberikan imbalan pahala yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati, penulis meminta

saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun demi

penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan yang

Page 7: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

sederhana ini bernilai ibadah disisi-Nya dan dapat memberikan kontribusi yang

bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Makassar, Mei 2012

Penulis

Page 8: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Pemeriksaan Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Pada Sedimen

Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep …………............................. 42

2. Hasil Pemeriksaan Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Dalam Kerang

Anodonta Woodiana Di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep …… 43

Page 9: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN i

RINGKASAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 9

D. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pencemaran Air 10

B. Tinjauan Umum Tentang Logam Berat 18

C. Tinjauan Umum Tentang Besi ……….. 21

D. Tinjauan Umum Tentang Sedimen 24

E. Tinjauan Umum Tentang Kerang Anodonta Woodiana 27

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti 31

B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti 33

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 33

Page 10: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 35

B. Waktu dan Lokasi Penelitian 35

C. Populasi dan Sampel 35

D. Teknik Pengambilan Sampel 36

E. Alat, Bahan dan Cara Kerja 37

F. Pengumpulan Data 39

G. Pengolahan dan Penyajian Data 40

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 41

B. Pembahasan 44

C. Keterbatasan Penelitian 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 57

B. Saran 58

C.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

DAFTAR LAMPIRAN

1. Laporan Analisis Laboratorium

2. Hasil Analisis Laporan Laboratorium

3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel

4. Surat Keputusan Standar Consensus-Based Sediment Quality Guidelines 2003

5. Surat Izin Penelitian dari Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin

6. Surat Izin Penelitian Gubernus Sulawesi Selatan C.q. Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah

7. Surat Izin Penelitian Bupati Pangkep C.q. Kepala Kantor Kesbang dan Limnas

8. Lembar Ceklist

9. Dokumentasi Penelitian

Page 12: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktifitas kehidupan yang sangat tinggi dilakukan oleh manusia ternyata

telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

manusia dan tatanan lingkungan hidupnya. Penyebab tercemarnya atau

rusaknya tatanan lingkungan hidup adalah limbah. Limbah pertanian, indusrti

dan hasil kegiatan manusia lainnya yang mengandung logam berat dapat

mengkontaminasi perairan sungai maupun laut dan akan berakumulasi dalam

rantai makanan (biota) yang berasal dari perairan tersebut.

Meningkatnya aktivitas manusia akhir-akhir ini di sepanjang aliran

sungai telah memberi pengaruh terhadap ekosistem muara. Kegiatan yang

memberikan dampak terhadap muara tersebut antara lain penebangan hutan di

bagian hulu. Kegiatan ini menyebabkan meningkatnya pengikisan tanah di

sepanjang aliran sungai. Sebagai dampaknya jumlah sedimen di dalam sungai

bertambah dan menyebabkan pendangkalan. Faktor yang mempengaruhi

proses sedimentasi yang terjadi di muara antara lain aktivitas gelombang dan

pola arus (Efriyeldi, 1999).

Kandungan logam dalam sungai berasal dari berbagai sumber, seperti

batuan dan tanah serta dari aktivitas manusia termasuk pembuangan limbah

cair baik yang telah diolah maupun belum diolah ke badan air kemudian

secara langsung dapat memapari air permukaan. Logam berat memasuki air

Page 13: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

alami dan menjadi bagian dari sistem suspensi air dan sedimen melalui proses

absorpsi, presipitasi, dan pertukaran ion. Logam dalam sistem perairan

menjadi bagian dari sistem air sedimen dan distribusinya dikendalikan oleh

kesetimbangan dinamik dan interaksi fisika kimia, yang umumnya

dipengaruhi oleh parameter pH, konsentrasi dan tipe senyawa, kondisi reduksi

oksidasi, dan bilangan oksidasi dari logam tersebut. Meskipun diketahui

bahwa keberadaan logam berat di perairan merupakan hal alamiah yang

terbatas dalam jumlah tertentu dalam kolom air, sedimen, dan lemak biota,

tetapi keberadaan logam berat ini akan meningkat akibat masuknya limbah

yang dihasilkan oleh industri- industri serta limbah yang berasal dari aktivitas

lainnya. Dalam hubungannya dengan kondisi morfologi dan hidrologi, materi

terlarut seperti logam dapat terakumulasi sepanjang perairan, bahkan dapat

terjadi beberapa kilometer setelah sumber polusi (Rosmini dkk, 2008).

Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung

terhadap kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung

terhadap kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat

yaitu sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan

perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan), dapat

terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan

membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme tersebut

(Anggraini, 2007).

Logam berat pada perairan tidak secara langsung menimbulkan dampak

pada kesehatan manusia. Logam ini akan terakumulasi dalam tubuh manusia

Page 14: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

dalam jangka waktu yang lama, lalu akan menimbulkan gejala dan dampak

yang akan dirasakan selanjutnya. Begitu pula dengan logam berat dalam

sedimen, tidak secara langsung menimbulkan dampak pada kesehatan

manusia. Logam berat memiliki sifat yang mudah mengendap dan mengikat di

dasar perairan dan kemudian akan bersatu dengan sedimen. Logam berat

dalam sedimen akan mengganggu kehidupan biota air seperti ikan dan kerang.

Logam berat akan terakumulasi dalam tubuh biota air ini dan apabila

dikonsumsi oleh masyarakat, maka akan menimbulkan gangguan kesehatan

(Warta, 2004).

Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan

manusia, tergantung bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam

tubuh serta besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu

menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh,

menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen atau karsinogen bagi

manusia maupun hewan. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia

melalui rantai makanan, inhalasi, maupun penetrasi melalui kulit. Logam

tersebut terakumulasi dalam tubuh dan meracuni manusia (Madia dkk, 2011).

Pencemaran logam berat dapat ditemukan dalam badan air dan juga

dalam bentuk padatan yang terdapat dalam perairan seperti sedimen. Sedimen

merupakan lapisan bawah yang melapisi sungai, danau, reservoir, teluk, muara

dan lautan. Biasanya, kandungan logam berat dalam sedimen lebih tinggi

dibandingkan logam berat dalam air. Hal ini disebabkan oleh logam berat

Page 15: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

yang masuk ke dalam perairan yang akan mengalami pengendapan pada

sedimen.

Beberapa pencemaran di sungai tentunya diakibatkan oleh kehidupan

disekitarnya baik pada sungai itu sendiri maupun perilaku manusia sebagai

pengguna. Pengaruh dominan terjadinya pencemaran yang sangat terlihat

adalah kerusakan yang di akibatkan oleh manusia dalam kuantitas tergantung

dari pola kehidupannya. Setiap pinggiran sungai yang padat dengan

pemukiman, dipastikan akan terlihat saluran-saluran buangan yang menuju ke

badan sungai (Sukadi, 1999).

Sungai Pangkajene merupakan sungai yang membelah kabupaten

pangkep dan merupakan sumber air bagi masyarakat sekitar. Selain itu sungai

pangkajene merupakan salah satu objek wisata. Setiap hari banyak masyarakat

yang berdatangan, walau hanya untuk sekedar duduk-duduk. Di pinggiran

sungai pangkajene juga terdapat penjual kaki lima dan padat pemukiman. Hal

ini menjadi sangat mungkin untuk sungai pangkajene tercemar oleh limbah

rumah tangga.

Selain itu Pangkep memiliki industri semen tonasa, yang saat ini masih

merajai pasar semen di kawasan timur Indonesia. Pabrik semen tonasa

memiliki 4 unit yang tersebar di kabupaten pangkep. PT Semen Tonasa

menggunakan batubara sebagai bahan bakar untuk operasi pabrik. Batubara

terutama digunakan sebagai bahan bakar pada Pusat Listrik Tenaga Uap

(PLTU) yang memasok kebutuhan energi listrik bagi industri tersebut

(Puslitbang LH, 2011). Pada pembakaran dan pemecahan batubara, selain

Page 16: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

dihasilkan gas buangan (CO, NOx dan S0x), juga banyak dihasilkan partikel-

partikel yang terdispersi ke udara sebagai bahan pencemar. Partikel-partikel

tersebut antara lain: karbon dalam bentuk abu atau fly ash (C), debu silika

(SiO2), debu alumina (AL2O3), dan oksidasi-oksidasi besi (Fe2O3) (Wardhana,

2001).

Partikel-partikel hasil dari pembakaran dan pemecahan batubara yang

terdispersi ke udara, tidak hanya akan mencemari udara tetapi juga bisa

mencemari perairan. Hal ini terjadi karena air hujan dapat membawa partikel-

partikel yang berbahaya dari hasil pembakaran batubara yang kemudian

masuk ke dalam tanah dan mencemari air sungai. Adanya aktifitas tersebut

berpotensi memberikan sumbangsih terhadap peningkatan kadar besi pada

perairan. Secara tidak langsung dapat berdampak tidak baik terhadap

masyarakat seperti terakumulasinya logam berat pada biota laut khusunya

pada ikan dan kerang.

Menurut Endang dkk (2007) kadar logam berat dalam sedimen di

bagian Barat Teluk Jakarta di dominasi oleh logam besi (Fe). Dimana pada

bulan Juni 2003 kisaran logam berat Fe = 82,18-533,59 ppm sedangkan pada

bulan Agustus 2003 logam berat Fe berkisar antara 84,12-258,82 ppm. Ini di

sebabkan oleh bagian Barat Teluk Jakarta khususnya Sungai Angke dan muara

Baru merupakan lokasi pembuangan limbah dari PLTU dan tempat

berlabuh/bersandar kapal-kapal yang selesai bongkar muat barang-barang

yang diperlukan oleh industri dan masyarakat yang ada disekitar lokasi

tersebut.

Page 17: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Logam-logam berat diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu

organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama

sebagai racun yang terakumulasi. Kandungan logam berat yang telah

terkontaminasi pada air dan biota yang telah melebihi ambang batas jika

masuk dalam tubuh akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Salah

satunya adalah logam besi. jika air yang kita minum mengandung besi maka

cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis

besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh

rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan

terjadinya iritasi pada mata dan kulit (Fardiaz, 1992).

Besi dalam air berbentuk ion bervalensi dua (Fe2+) dan bervalensi tiga

(Fe3+). Dalam bentuk ikatan dapat berupa Fe2O3, Fe(OH)2, Fe(OH)3 atau

FeSO4 tergantung dari unsur lain yang mengikatnya. Dinyatakan pula bahwa

besi dalam air adalah bersumber dari dalam tanah sendiri di samp ing dapat

pula berasal dari sumber lain, diantaranya dari larutnya pipa besi, reservoir air

dari besi atau endapan–endapan buangan industri. Pemanfaatan logam besi

sangatlah luas bila dibandingkan dengan pemanfaatan dari logam-logam yang

lain. Logam besi disamping karena kelimpahannya yang cukup banyak di

alam, juga merupakan salah satu logam yang paling reaktif dan paling vital

bagi mahluk hidup (Lopo, 2011).

Beberapa unsur logam dibutuhkan organisme laut untuk pertumbuhan

dan perkembangan hidupnya. Akan tetapi, logam berat dapat terakumulasi di

dalam tubuh organisme jika terjadi absorbsi terus menerus. Dalam jumlah

Page 18: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

yang lebih logam berat dapat bersifat racun terutama bagi organisme. Logam

yang ada pada perairan suatu saat akan turun dan mengendap pada dasar

perairan, membentuk sedimentasi hal ini akan menyebabkan organisme yang

mencari makan di dasar perairan (udang, rajungan, dan kerang) akan memiliki

peluang yang besar untuk terpapar logam berat yang telah terikat di dasar

perairan dan membentuk sedimen.

Anodonta woodiana atau yang biasa disebut dengan kijing taiwan/

kerang air tawar dan masyarakat pangkep mengenalnya dengan baja – baja’

merupakan kerang-kerangan yang hidup di danau atau sungai. Kerang jenis

ini mempunyai keistimewaan, yaitu dapat mengatur tingkat metabolisme O2

dengan baik sehingga masih bisa hidup pada keadaan perairan yang berkadar

O2 rendah. Kerang air tawar baru layak santap bila kondisi lingkungan bersih

dari pencemaran. Bila lingkungan perairan di mana ia tinggal tercemar, bisa-

bisa bukan protein yang didapat melainkan racun yang bisa mematikan.

Logam besi yang terakumulasi dalam tubuh dapat menimbulkan gangguan

kesehatan seperti, anemia, muntah, kerusakan usus, penuaan dini hingga

kematian mendadak, pusing, mudah lelah, kulit kehitam-hitaman, sakit

kepala, gagal hati, hepatitis, sakit liver, masalah mental, rasa logam di mulut,

dalam dosis yang berlebihan dan digunakan dalam waktu yang cukup lama

dapat menimbulkan penyakit kronik bahkan dapat menimbulkan kematian

(Kusnaedi, 2010).

Muhajir (2009), melaporkan bahwasanya kandungan logam berat

dalam sedimen yang terbawa aliran sungai yang bermuara di perairan estuari

Page 19: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Pantai Timur Surabaya berada di atas rata-rata kandungan logam untuk

daerah yang belum tercemar dengan urutan logam terbanyak adalah Fe, Mn,

Zn, Cu, Pb, Ni, Cd, dan Ag. Tiga unsur logam terbanyak dalam daging

kerang adalah besi (Fe), mangan (Mn), dan seng (Zn), sehingga masyarakat

disarankan untuk mengurangi kualitas dan kuantitas konsumsi kerang-

kerangan.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang kandungan logam berat besi (Fe) pada sedimen dan kerang Anodonta

Woodiana di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan diatas

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah kandungan

logam berat besi (Fe) pada sedimen dan kerang Anodonta Woodiana di Sungai

Pangkajene Kabupaten Pangkep”.

Page 20: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kualitas Sedimen dan Kerang Anodonta Woodiana

disekitar Sungai Pangkajene.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kandungan logam berat besi (Fe) dalam Sedimen di

sekitar Sungai Pangkajene.

b. Untuk mengetahui kandungan logam berat besi (Fe) dalam Kerang

Anodonta Woodiana di sekitar Sungai Pangkajene.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan

merupakan bahan bacaan dan pembanding bagi peneliti berikutnya.

2. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan masukan

pada Pemerintah Kabupaten Pangkep untuk meningkatkan upaya

pencegahan pencemaran logam berat terutama pada sungai.

3. Manfaat Praktis

Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam mengaplikasikan

ilmunya dan memperluas wawasan pengetahuan.

Page 21: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pencemaran Air

Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara

Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor: KEP02/MENKLH/I/1988

Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah: masuk atau dimasukkanya

mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau

berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga

kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi

kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (pasal1).

Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan/ peruntukannya

digolongkan menjadi :

1.Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2.Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk

diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.

3.Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan

dan peternakan.

4.Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian,

dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik negara.

Menurut definisi pencemaran air tersebut diatas bila suatu sumber air

yang termasuk dalam kategori golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk

Page 22: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

kemuadian mengalami pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari

suatu industri maka kategori sumur tadi bukan golangan A lagi, tapi sudah

turun menjadi golongan B karena air tadi sudah tidak dapat digunakan

langsung sebagai air minum tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu.

Dengan demikian air sumur tersebut menjadi kurang/tidak berfungsi lagi

sesuai dengan peruntukannya (Achmad, 2004).

Pencemaran air dapat dihindari apabila masing-masing pihak mau

menjaga. Didalam kegiatan industri dan teknologi air yang telah digunakan

(air limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karna dapat

menyebabkan pencemaran. Jadi, harus diproses daur ulang baru dikembalikan

ke lingkungan. Selain itu dampak pencemaran air dapat menimbulkan

keracunan, yang dapat dikategorikan dalam beberapa macam :

a. Keracunan Kadmium

b. Keracunan Kobalt

c. Keracunan Air Raksa

d. Keracunan Bahan Insektisida

Ketiga bahan seperti Kadmium, Kobalt dan Air Raksa biasanya

terdapat di limbah-limbah industri. Sedangkan yang keempat yaitu bahan

insektisida berasal dari persawahan karena untuk meningkatkan produksi

pangan untuk menghindari hama. Lambat laun bahan-bahan berbahaya yang

masuk ke tubuh menyebabkan terganggunya fungsi organ-organ di dalam

tubuh sehingga menimbulkan kerusakan (Defli, 2009).

Page 23: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi

terutama bagi manusia. Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan

mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia,

menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan

kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan

tubuh manusia. Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh

dapat meracuni organ tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat

berfungsi lagi dan dapat menyebabkan kesehatan terganggu bahkan dapat

sampai meninggal (Lutfi, 2009).

Logam berat yang masuk ke sistem perairan, baik di sungai maupun

lautan akan dipindahkan dari badan airnya melalui tiga proses yaitu

pengendapan, adsorbsi, dan absorbsi oleh organisme-organisme perairan. Pada

saat buangan limbah industri masuk ke dalam suatu perairan maka akan terjadi

proses pengendapan dalam sedimen. Hal ini menyebabkan konsentrasi bahan

pencemar dalam sedimen meningkat. Logam berat yang masuk ke dalam

lingkungan perairan akan mengalami pengendapan, pengenceran dan dispersi,

kemudian diserap oleh organisme yang hidup di perairan tersebut.

Pengendapan logam berat di suatu perairan terjadi karena adanya anion

karbonat hidroksil dan klorida. Logam berat mempunyai sifat yang mudah

mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan dan bersatu dengan

sedimen sehingga kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi dibanding

dalam air (Dony, 2009).

Page 24: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

1. Indikator Pencemaran Air

Di dalam kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan

(air limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena

dapat menyebabkan pencemaran. Air tersebut harus diolah terlebih dahulu

agar mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan.

Apabila semua kegiatan industri dan teknologi memperhatikan dan

melaksanakan pengolahan air limbah industri dan masyarakat umum tidak

membuang sampah secara sembarangan maka masalah pencemaran air

tidak perlu dikhawatirkan.

Pembuangan air limbah secara langsung inilah yang menjadi

penyebab utama terjadinya pencemaran air. Limbah (baik berupa padatan

maupun cairan)yang masuk kedalam air lingkungan menyebabkan

terjadinya penyimpangan dari keadaan normal air dan ini berarti suatu

pencemaran.

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah :

a. Adanya perubahan suhu air

b. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion hidrogen

c. Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air

d. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut

e. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan (Wardhana, 2001).

2. Sumber Pencemaran Air

Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum

dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung

Page 25: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari

industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung

adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau

atmosfir berupa hujan. Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari

industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air tanah

mengandung sisa dari aktivitas pertanian misalnya pupuk dan pestisida.

Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu

pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam (Warlina, 2006).

3. Komponen Pencemaran Air

Komponen pencemaran air ikut menentukan bagaimana indikator tersebut

terjadi. Komponen pencemaran air dikelompokkan sebagai berikut :

a. Bahan Buangan Padat

Yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan

buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus,

misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi

pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun

pembentukan koloidal. Apabila bahan buangan padat tersebut

menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau berat jenis air akan naik.

Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan perubahan warna air.

Air yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan

mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air. Sehingga proses

fotosintesa tanaman dalam air akan terganggu. Jumlah oksigen terlarut

dalam air menjadi berkurang, kehidupan organisme dalam air juga

Page 26: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

terganggu. Terjadinya endapan di dasar perairan akan sangat

mengganggu kehidupan organisme dalam air, karena endapan akan

menutup permukaan dasar air yang mungkin mengandung telur ikan

sehingga tidak dapat menetas. Selain itu, endapan juga dapat

menghalangi sumber makanan ikan dalam air serta menghalangi

datangnya sinar matahari (Warlina, 2006).

b. Bahan Buangan Organik

Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat

membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila

dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme. Dengan

bertambahnya populasi mikroorganisme di dalam air maka tidak

tertutup pula kemungkinannya untuk ikut berkembangnya bakteri

patogen yang berbahaya bagi manusia.

c. Bahan Buangan Anorganik

Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme,

umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi

peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini

biasanya berasal dari limbah industri yag melibatkan penggunaan

unsure-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium (Cd), air

raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg)

dll.

Page 27: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

d. Bahan Buangan Olahan Makanan

Sebenarnya bahan buangan olahan makanan dapat juga dimasukkan ke

dalam kelompok bahan buangan organik. Namun dalam hal ini sengaja

dipisahkan karena bahan buangan olahan makanan seringkali

menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung. Oleh karena bahan

buangan ini bersifat organik maka mudah membusuk dan dapat

terdegradasi oleh mikroorgnisme, termaksud pula di dalamnya bakteri

patogen. Oleh karena itu industri pengolahan bahan makanan perlu

mendapatkan pengawasan yang seksama agar bakteri patogen tidak

berkembang di dalam air lingkungan.

e. Bahan Buangan Cairan Berminyak

Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan

mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak

mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan

luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut.

Penyusutan minyak ini tergantung pada jenis minyak dan waktu.

Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh

mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.

Lapisan minyak di permukaan akan mengganggu mikroorganisme

dalam air. Ini disebabkan lapisan tersebut akan menghalangi diffusi

oksigen dari udara ke dalam air, sehingga oksigen terlarut akan

berkurang. Juga lapisan tersebut akan menghalangi masuknya sinar

Page 28: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

matahari ke dalam air, sehingga fotosintesapun terganggu (Wardhana,

2001).

f. Bahan Buangan Zat Kimia

Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi yang dimaksudkan

dalam kelompok ini adalah bahan pencemar air yang berupa :

1. Sabun (deterjen, shampo, dan bahan pembersih lainnya)

2. Bahan pemberantas hama (insektisida)

3. Zat warna kimia

4. Larutan penyamak kulit

4. Dampak Pencemaran Air

Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan

menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan

mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen

terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat

pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan

pada tanaman dan tumbuhan air. Ada beberapa penyakit yang masuk

dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa

oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit

ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam

sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari, misalnya penyakit diare, hepatitis A, cholera, dll (Warlina, 2006).

Page 29: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

B. Tinjauan Umum Tentang Logam Berat

Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak

dapat didegradasi maupun dihancurkan. Logam berat dapat masuk ke dalam

tubuh manusia melalui makanan, air minum, atau udara. Logam berat seperti

besi, tembaga, selenium, atau seng dibutuhkan tubuh manusia untuk

membantu kinerja metabolisme tubuh. Akan tetapi, dapat berpotensi menjadi

racun jika konsentrasi dalam tubuh berlebih. Logam berat menjadi berbahaya

disebabkan sistem bioakumulasi, yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia

didalam tubuh mahluk hidup. Indikator yang digunakan untuk mendeteksi

pencemaran air adalah cemaran logam berat didalamnya. Disebut logam berat

berbahaya karena umumnya memiliki rapat massa tinggi (5gr/cm³) dan

sejumlah konsentrasi kecil dapat bersifat racun dan berbahaya (Anonim,

2008).

Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria

yang sama dengan logam-logam lain. Perbedaannya terletak deri pengaruh

yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk kedalam

organisme hidup. Lebih lanjut dikatakan bahwa istilah logam berat sebenarnya

telah dipergunakan secara luas, terutama dalam perpustakaan ilmiah sebagai

suatu istilah yang menggambarkan bentuk dari logam tertentu, dimana

karakteristik dari logam ini adalah sebagai berikut:

a. Memiliki spesifikasi graviti yang sangat besar (lebih dari 4)

b. Mempunyai nomor atom 22-34 dan 40-50 serta unsur-unsur lantanida dan

aktinida.

Page 30: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

c. Mempunyai respon biokimia khas (spesifik) pada organisme hidup (Dullah,

2009).

Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung

terhadap kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung

terhadap kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat

yaitu :

1. Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan

dan keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan).

2. Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan

membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme

tersebut.

3. Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih

tinggi dari konsentrasi logam dalam air. Disamping itu sedimen mudah

tersuspensi karena pergerakan masa air yang akan melarutkan kembali

logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber

pencemar potensial dalam skala waktu tertentu.

Pencemaran logam berat dalam lingkungan bisa menimbulkan bahaya

bagi kesehatan, baik pada manusia, hewan, tanaman maupun lingkungan

terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia di muka bumi ini. Logam

berat dibagi dalam dua jenis, yaitu :

1. Logam berat esensial: yakni ion logam dalam jumlah tertentu yang sangat

dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan logam tersebut

Page 31: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

bisa menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan

lain sebagainya.

2. Logam berat tidak esensial: yakni ion logam yang keberadaannya dalam

tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik seperti

Hg, Cd, Pb, Cr, dan lain- lain.

Logam berat masih termasuk golongan logam-logam dengan kriteria-

kriteria yang sama dengan logam-logam yang lain. Perbedaannya terletak dari

pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk

kedalam tubuh organisme hidup. Sebagai contoh, bila unsur logam besi (Fe)

masuk dalam tubuh, meski dalam jumlah agak berlebihan biasanya tidaklah

menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh karena unsur besi (Fe)

dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen. Sedangkan unsur logam

berat baik itu logam berat beracun yang dipentingkan seperti tembaga (Cu),

bila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan

pengaruh-pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologis tubuh (Miettinen,1977).

Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan

manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat

dalam tubuh serta besarnya dosis paparan (Widowati dkk, 2008). Akumulasi

logam berat pada tubuh manusia akan menimbulkan berbagai dampak yang

membahayakan kesehatan. Di antaranya adalah kerapuhan tulang, rusaknya

kelenjar reproduksi, kanker, kerusakan otak, dan keracunan akut pada sistem

saraf pusat (Anonim, 2008).

Page 32: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

C. Tinjauan Umum Tentang Besi

1. Pengertian besi (fe)

Besi (fe) adlah logam berwarna putih keperakan, liat dan dapat

dibentuk. Fe di dalam susunan berkala termasuk golongan VIII, dengan

berat atom 55,85g.molˉ ˡ, nomor atom 26, berat jenis 7.86g.cmˉ³ dan

umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi (fe) adalah

logam yang dihasilkan dari biji besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan

bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain harus dipisahkan

melalui penguraian kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi

baja, yang bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam bentuk campuran

beberapa logam dan bukan logam, terutama karbon (alloy).

2. Sumber Keberadaan

Kandungan Fe di bumi sekitar 6.22%, di tanah sekitar 0.5 – 4.3%,

di sungai sekitar 0.7 mg/l, di air tanah sekitar 0.1–10 mg/l, air laut sekitar

1-3 ppb, pada air minum tidak lebih dari 200 ppb. Pada air permukaan

biasanya kandungan zat besi relatif rendah yakni jarang melebihi 1 mg/L

sedangkan konsentrasi besi pada air tanah bervariasi mulai dan 0,01 mg/l

sampai dengan + 25 mg/l.

Di alam biasanya banyak terdapat di dalam bijih besi hematite,

magnetite, taconite, limonite, goethite, siderite dan pyrite (FeS),

sedangkan di dalam air umumnya dalam bentuk terlarut sebagai senyawa

garam ferri (Fe3+) atau garam ferro (Fe2+), tersuspensi sebagai butir

koloidal (diameter <1mm) atau lebih besar seperti, Fe(OH)3 dan tergabung

Page 33: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

dengan zat organik atau zat padat yang anorganik (seperti tanah liat dan

partikel halus terdispersi). Senyawa ferro dalam air yang sering dijumpai

adalah FeO, FeSO4, FeSO4.7 H2O, FeCO3, Fe(OH)2, FeCl2 sedangkan

senyawa ferri yang sering dijumpai yaitu FePO4, Fe2O3, FeCl3, Fe(OH)3.

3.Peranan Biologi Besi

Besi dalam bentuk zat besi (Fe) sangat penting bagi semua organisme.

Fe memiliki berbagai fungsi esensial dalam tubuh, yaitu :

a. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh

b. Sebagai alat angkut elektron dalam sel

c. Sebagai bagian terpadu dari berbagai reaksi enzim

Logam besi disamping karena kelimpahannya yang cukup

banyak dialam, adalah merupakan salah satu logam yang paling

reaktif dan paling vital bagi mahluk hidup (Widowati dkk., 2008).

Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia

berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh

memerlukan 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat

Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat

menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan tubuh manusia

tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang sering

mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam karena

akumulasi Fe (Lopo, 2011). Selain itu debu Fe juga dapat diakumulasi

di dalam alveoli, dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru

(Slamet, 2009).

Page 34: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

4. Pengaruh Besi (Fe) Terhadap Kesehatan Manusia

Zat besi (Fe) adalah merupakan suatu komponen dari berbagai

enzim yang mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting di dalam

tubuh meskipun sukar diserap (10-15%). Besi juga merupakan komponen

dari hemoglobin yaitu sekitar 75%, yang memungkinkan sel darah merah

membawa oksigen dan mengantarkannya ke jaringan tubuh. Kelebihan zat

besi (Fe) bisa menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah, kerusakan

usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, mudah marah, radang

sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker, cardiomyopathies, sirosis ginjal,

sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, kulit kehitam – hitaman,

sakit kepala, gagal hati, hepatitis, mudah emosi, hiperaktif, hipertensi,

infeksi, insomnia, sakit liver, masalah mental, rasa logam di mulut,

myasthenia gravis, nausea, nevi, mudah gelisah dan iritasi, parkinson,

rematik, sikoprenia, sariawan perut, sickle-cell anemia, keras kepala,

strabismus, gangguan penyerapan vitamin dan mineral, serta

hemokromatis (Arifin, 2010).

5. Masuknya Besi ke Dalam Tubuh Manusia

Besi (Fe) dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan haemoglobin

sehingga jika kekurangan besi (Fe) akan mempengaruhi pembentukan

haemoglobin tersebut. Besi (Fe) juga terdapat dalam serum protein yang

disebut dengan “transferin” berperan untuk mentransfer besi (Fe) dari

jaringan yang satu ke jaringan lain. Besi (Fe) juga berperan dalam aktifitas

beberapa enzim seperti sitokrom dan flavo protein. Apabila tubuh tidak

Page 35: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

mampu mengekskresikan besi (Fe) akan menjadi akumulasi besi (Fe)

karenanya warna kulit menjadi hitam. Debu besi (Fe) juga dapat

diakumulasi di dalam alveori menyebabkan berkurangnya fungsi paru-

paru. Kekurangan besi (Fe) dalam diet akan mengakibatkan defisiensi

yaitu kehilangan darah yang berat yang sering terjadi pada penderita tumor

saluran pencernaan, lambung dan pada menstruasi. Defisiensi besi (Fe)

menimbulkan gejala anemia seperti kelemahan, fatigue, sulit bernafas

waktu berolahraga, kepala pusing, diare, penurunan nafsu makan, kulit

pucat, kuku berkerut, kasar dan cekung serta terasa dingin pada tangan dan

kaki. (Lopo, 2011).

D. Tinjauan Umum Tentang Sedimen

Sedimen adalah padatan yang dapat mengendap jika air didiamkan

tidak terganggu selama beberapa waktu. Padatan yang mengendap tersebut

terdiri dari partikel-partikel padatan yang mempunyai ukuran relatif besar dan

berat sehingga dapat mengendap dengan sendirinya. Sedimen yang terdapat di

dalam air biasanya berbentuk sebagai akibat dari erosi, dan merupakan

padatan yang umum terdapat di dalam air permukaan. Adanya sedimen dalam

jumlah tinggi di dalam air akan sangat merugikan karena hal-hal sebagai

berikut:

1. Sedimen dapat menyebabkan penyumbatan saluran air dan selokan, dan

dapat mengendap di dalam bak penampungan air sehingga mengurangi

volume air yang dapat di tampung dalam bak tersebut.

Page 36: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

2. Sedimen yang mengendap di dasar sungai atau danau dapat mengurangi

polusi ikan dan hewan-hewan air lainnya karena telur-telur ikan dan

sumber-sumber makanan mungkin terndam di dalam sungai.

3. Adanya sedimen mengurangi penetrasi sinar ke dalam air sehingga

mengurangi kecepatan fotosintesis oleh tanaman air menurun.

4. Sedimen menyebabkan air menjadi keruh sehingga menambah biaya

penjernihan air jika air tersebut akan digunakan untuk keperluan industri.

Padatan terendap biasanya terdiri dari pasir dan lumpur. Berbeda

dengan tanah liat yang tidak dapat mengendap dengan sendirinya, lumpur

merupakan padatan yang dapat mengendap dengan sendirinya terutama jika

airnya tidak terguncang (Fardiaz, 1992). Dalam kamus lingkungan, Mustafa

(2000) mendefinisikan sedimen sebagai berikut:

a. Bahan padat, baik mineral/organik, yang berada dalam suspensi, sedang

diangkut atau telah dipindahkan dari lokasi asli oleh air, udara, gaya

berat, atau es dan telah mengendap pada permukaan bumi di atas atau di

bawah permukaan laut.

b. Bahan padat dari buangan yang mengendap dalam pengolahan primer

dan sekunder.

Sedimen penyusun dari sungai memiliki ukuran yang bervariasi.

Perbedaan jenis sedimen dasar ini mempengaruhi karakteristik kimia sungai,

pergerakan air dan porositas dasar sungai. Secara umum, sedimen dasar sungai

dapat diklasifikasi menjadi : batu kali (bedrock), buler (boulder), kobel

Page 37: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

(cobble), pebel (pebble), kerikil (gravel), pasir (sand), lumpur (silt), dan tanah

liat (clay) (Efendi, 2003).

Sedimen merupakan konsentrator dan sampel yang baik untuk

penelitian jangka panjang, karena sifatnya stabil untuk beberapa jenis

pencemar di hidrosfer seperti organotin dan residunya. Zat pencemar tersebut

dapat dikonsumsi oleh mikroorganisme dan dapat merupakan sumber

pencemar pada kolam air melalui pencucian sedimen dan peristiwa resuspensi.

Dalam lingkungan perairan, bentuk logam antara lain berupa ion- ion bebas,

pasang ion organik, dan ion kompleks. Kelarutan logam dalam air dikontrol

oleh pH air. Kenaikan pH menurunkan kelarutan logam dalam air, karena

kenaikan pH mengubah kestabilan dari bentuk karbonat menjadi hidroksida

yang membentuk ikatan dengan partikel pada badan air, sehingga akan

menjadi lumpur (Palar, 1994). Mengendapnya logam berat bersama-sama

dengan padatan tersuspensi akan mempengaruhi kualitas sedimen di dasar

perairan dan juga perairan sekitarnya. Kekuatan ionik yang terdapat di air laut

disebabkan adanya berbagai kandungan anion dan kation pada air laut,

sehingga memungkinkan terjadinya proses koagulasi (penggumpalan)

senyawa logam berat yang ada dan memungkinkan terjadinya proses

sedimentasi (pengendapan) (Wardhana, 1995).

Logam berat yang masuk kedalam lingkungan perairan tidak

selamanya berasal dari kegiatan manusia, tetapi bisa juga berasal dari adanya

daur alamiah yang dapat memindahkan logam berat dari batu-batuan ke tanah

dan organisme hidup lalu ke air dan mengendap dalam sedimen. Pengendapan

Page 38: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

partikel khususnya partikel biorganik memegang peranan penting dalam

peningkatan logam berat dan pemindahannya pada bagian yang lebih dalam

dari air laut, sungai dan danau yang umumnya sebagian tereliminasi dan

megalami perubahan bentuk menjadi sedimen. Permukaan sedimen yang

terdiri dari subtansi biologi merupakan lapisan yang baik untuk pengikatan

logam berat dari permukaan sedimen dengan lapisan mineral (Andreas, 2010).

E. Tinjauan Umum Tentang Kerang Anodonta Woodiana

1. Pengertian dan Klasifikasi

Kijing air tawar (Anodonta Woodiana) adalah salah satu kijing

yang dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pangan dari hasil perairan.

Kijing Taiwan bukan merupakan kerang asli dari Indonesia. Diduga kijing

Taiwan masuk ke Indonesia melalui ikan nila atau ikan mola yang dibawa

dari Taiwan sekitar tahun 1960 sampai 1970. Nama kijing Taiwan akhirnya

diambil dari daerah asal tersebut kijing ini banyak ditemukan di danau dan

perairan tawar lainnya (Ella, 2008). Global Biodiversity Information

Facility (2007) dalam Yuniar (2010), klasifikasi kerang kijing (Anodonta

Woodiana) adalah sebagai berikut:

Domain : Eukaryota

Kingdom : Animalia

Subkingdom : Bilateria

Branch : Protostomia

Infrakingdom : Lophotrochozoa

Page 39: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Phylum : Mollusca

Class : Bivalvia

Subclass : Metabranchia

Superorder : Eulamellibranchia

Order : Unionida

Superfamily : Unionacea

Family : Unionidae

Genus : Anodonta

Specific name : Woodiana Japonica

Scientific name : Anodonta Woodiana Japonica

2. Anatomi dan Morfologi Anodonta Woodiana

Kijing taiwan (Anodonta woodiana) termasuk jenis kerang-kerangan.

Tubuhnya terdiri dari dua keping berbentuk sama, bernapas dengan insang

dan mantel. Tubuh Kijing atau kerang air tawar terdiri dari dua bagian, yaitu

bagian dalam dan bagian luar. Bagian luar di sebut cangkang atau kulit.

Sebagian besar organ tubuh kerang air tawar berada di bagian dalam. Organ-

organ itu hanya bisa dilihat apabila cangkangnya dibuka dengan lebar,

sedangkan bila dibuka dengan sempit, hanya beberapa organ saja yang bisa

dilihat. cangkang atau kulit adalah bagian yang langsung berhubungan

dengan perairan. Warnanya coklat kehijauan. Bagian ini sangat keras seperti

batu. Bila dilihat dari atas, sebagian besar cangkang kerang air tawar

berbentuk oval, tapi ada juga yang mendekati bulat. Sedangkan bila dilihat

Page 40: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

dari samping, cangkang kerang air tawar berbentuk lonjong di satu bagian,

lalu memipih ke bagian lainnya.

Ada dua bagian pada cangkang kerang air tawar, yaitu cangkang

sebelah kiri dan cangkang sebelah kanan. Cangkang kiri biasanya lebih pipih

dibandingkan dengan cangkang kanan. Kedua cangkang dihubungkan

dengan sebuah engsel, sehingga kedua bagian cangkang itu membuka dan

menutup. Cangkang kerang air tawar dihiasi dengan beberapa lingkaran

berupa lekukan. Lingkaran- lingkaran berpusat pada sebuah titik yang dekat

engsel. Lingkaran paling besar nampak dibagian tepi cangkang, lalu

mengecil ke titik pusat. Bila dipecah, pada cangkang kerang air tawar akan

terlihat tiga buah lapisan.

Lapisan pertama disebut Periostracum layer. Lapisan kedua disebut

prismatic layer. Sedangkan lapisan ketiga disebut nacreous layer.

Periostracum layer adalah lapisan paling luar. Lapisan ini sangat kasar

seperti tanduk. Periostracum layer tersusun dari bahan organik. Prismatic

layer adalah lapisan tengah. Lapisan ini lebih halus dibanding Periostracum

layer. Prismatic layer tersusun dari kristal-kristal prisma hexagonal calcite.

Sedangkan nacreous layer adalah lapisan dalam. Lapisan ini tersusun dari

kalsium karbonat dalam bentuk kristal aragonit (Yuniar, 2010).

3. Akumulasi Logam pada Kerang

Jenis kerang baik yang hidup di air tawar maupun di air laut banyak

digunakan sebagai indikator pencemaran logam. Hal ini disebabkan karena

Page 41: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

habitat hidupnya yang menetap atau sifat bioakumulatifnya terhadap logam

berat. Karena kerang banyak dikonsumsi oleh manusia maka sifat

bioakumulatif inilah yang menyebabkan kerang harus diwaspadai bila

dikonsumsi terus menerus (Hayati, 2009).

Page 42: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Sungai sebagai salah satu komponen lingkungan yang mempunyai

fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia termasuk untuk menunjang

keseimbangan lingkungan. Sebagai akibat adanya peningkatan kegiatan

pembangunan di berbagai bidang maka baik secara langsung maupun secara

tidak langsung akan mempunyai dampak terhadap kerusakan lingkugan

termasuk di dalamnya pencemaran sungai yang berasal dari limbah domestik

maupun non domestik seperti pabrik dan industri. Oleh karena itu pencemaran

air sungai dan lingkungan sekiranya perlu dikendalikan seiring dengan laju

perkembangan agar fungsi sungai dapat dipertahankan kelestariannya.

Peningkatan kadar logam berat dalam sungai umumnya di sebabkan

oleh masuknya limbah industri, pertambangan, pertanian dan domestik yang

mengandung logam berat. Peningkatan kadar logam berat dalam sungai akan

mengakibatkan logam berat yang semula dibutuhkan untuk berbagai proses

metabolisme akan berubah menjadi racun bagi organisme tersebut. Selain

bersifat racun, logam berat juga terakumulasi dalam sedimen dan biota

melalui proses biokonsentrasi, bioakumulasi dan biomagnifikasi oleh biota.

Pencemaran logam berat dapat ditemukan dalam badan air dan juga

dalam bentuk padatan yang terdapat dalam perairan seperti sedimen. Sedimen

merupakan lapisan bawah yang melapisi sungai, danau, reservoir, teluk, muara

Page 43: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

dan lautan. Biasanya, kandungan logam berat dalam sedimen lebih tinggi

dibandingkan logam berat dalam air. Hal ini disebabkan oleh logam berat

yang masuk ke dalam perairan yang akan mengalami pengendapan pada

sedimen.

Hewan air jenis kerang-kerangan atau jenis binatang yang

pergerakannya sangat lambat di dalam air. Mereka biasanya hidup menetap di

suatu lokasi tertentu di dasar air. Jenis kerang banyak digunakan sebagai

indikator pencemaran logam. Hal ini disebabkan karena habitat hidupnya yang

menetap dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap konsentrasi logam

berat. Kemampuan kerang dalam menyerap logam merupakan ancaman bagi

manusia. Selain mudah didapatkan hewan ini merupakan pangan yang murah

dan mengandung protein tinggi. Dengan mengkonsumsi hewan ini secara

berkala akan menyebakan terakumulasinya logam berat kedalam tubuh

manusia dan apbila pada kadar tertentu akan berdampak pada kesehatan

manusia itu sendiri.

Berdasarkan maksud dan tujuan peneliti maka penelitian ini khusus

meninjau tentang kandungan logam berat besi (Fe) dalam sedimen dan

kandungan besi (Fe) pada kerang Anodonta Woodiana di Sungai Pangkajene.

Page 44: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

B. Pola Pikir Variabel yang Diteliti

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka disusunlah pola pikir

variabel yang diteliti seperti pada bagan berikut ini :

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Kandungan logam besi di sedimen

a. Defininisi operasional

Sedimen adalah tanah, pasir atau lumpur yang mengendap yang

terdapat pada sungai Pangkajene di ambil dengan menggunakan grab

sampler dan kadar logam beratnya di ukur dengan metode

Spektofotometer Serapan Atom (SSA), yang dinyatakan dalam satuan

mg/kg berat kering.

b. Kriteria objektif :

Memenuhi syarat : Apabila kandungan besi (Fe) dalam sedimen

sungai Pangkajene ≤ 20,00 mg/kg

berdasarkan standar Consensus-Based

Sediment Quality Guidelines (2003).

Tidak : Apabila tidak memenuhi kriteria di atas.

Sedimen

Kerang

Kandungan

logam Besi (Fe)

Page 45: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

2. Kandungan logam besi pada kerang

a. Definisi Operasional

Kerang Anodonta Woodiana adalah kerang yang berada di sungai

Pangkajene, warna coklat kehijauan, memiliki cangkang berbentuk oval

dan pemeriksaannya menggunakan alat spektrofotometer serapan atom

(SSA).

b. Kriteria Objektif

Memenuhi syarat : Apabila jumlah kandungan besi (Fe) pada kerang

tidak melebihi kadar maksimum sesuai dengan

(Keputusan Direktorat Gizi Departemen RI,

dalam Wati, dkk. 2009) yakni 2 mg/kg.

Tidak : Apabila tidak memenuhi kriteria di atas.

Page 46: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode observasional dengan

menggunakan rancangan deskriptif dengan maksud untuk melakukan

pengamatan laboratorium untuk mendapatkan gambaran dan mendapatkan

informasi tentang kadar besi pada sedimen dan kerang Anodonta Woodiana di

Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep

yang berlokasi di sekitar PT Semen Tonasa serta melewati beberapa daerah

pemukiman seperti pemukiman di Desa Sela, Desa Biringere, Desa Samaelo,

dan Kota Pangkep. Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Maret sampai dengan

16 April 2012.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah sedimen dan kerang Anodonta

Woodiana yang terdapat pada Sungai Pangkajene di Kabupaten Pangkep.

Page 47: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

2. Sampel

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sedimen dan kerang Anodonta

Woodiana yang ada di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep yang terdiri

dari lima titik, yaitu pemukiman di Desa Sela, Desa Biringere, Desa

Samaelo, dan Kota Pangkep yang akan digunakan untuk pemeriksaan

kandungan logam Besi (Fe).

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

secara purposive sampling atau berdasarkan pertimbangan tertentu menurut

karakterisik populasi, yaitu melihat sumber polutan/pencemaran yang di duga.

Jumlah lokasi pengambilan sampel yaitu sebanyak 5 titik diantaranya:

1. Titik 1 berlokasi di Desa Sela yang mewakili bagian hulu dari sungai,

sumber pencemar pada titik ini yaitu limbah pertanian dan limbah

domestik.

2. Titik 2 berlokasi di Desa Biringere yang merupakan anak sungai yang

dekat dengan stock file batu bara, sumber pencemar pada titik ini yaitu

limbah industri dan limbah domestik.

3. Titik 3 berlokasi di Desa Samaelo yang merupakan pertemuan antara anak

sungai pada titik 2 (Desa Biringere) dengan sungai besar, sember

pencemar pada titik ini yaitu limbah industri.

4. Titik 4 berlokasi di Desa Samaelo yaitu 100 meter dari titik 3, sumber

pencemar pada titik ini yaitu limbah domestik.

Page 48: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

5. Titik 5 berlokasi di Kota Pangkep yang mewakili bagian hilir dari sungai,

sumber pencemar pada titik ini yaitu limbah domestik dan limbah pasar.

Frekuensi pengambilan sampel sedimen dan kerang dilakukan 1 kali

pengambilan karena frekuensi waktu tidak mempengaruhi jumlah

kandungan logam berat pada sedimen dan kerang.

E. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Pemeriksaan Kadar Besi pada Sedimen

a. Pengambilan sampel sedimen sungai

1) Alat yang digunakan

a) Grab sampler

b) Tali

c) Ember

d) Kantong plastik bening

e) Spidol permanen

2) Prosedur pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menurunkan grab

sampler. Grab sampler harus dalam posisi terbuka dan lurus setelah

itu grab sampler diturunkan secara perlahan hingga menyentuh

dasar sungai. Kemudian grab sampler sedikit digoyangkan agar

mulutnya menutup. Setelah itu, secara cepat grab sampler ditarik

kembali ke atas. Grab sampler kemudian dibuka lalu sampel

sedimen yang ada di dalam grab sampler dituangkan ke dalam

Page 49: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

sebuah wadah berupa ember lalu air yang ada dalam ember

dibuang sehingga yang tersisa adalah sedimen. Kemudian sedimen

tersebut dimasukkan ke kantong plastik bening dan diberi tanda.

b. Pemeriksaan laboratorium

Sedimen ditimbang dengan menggunakan neraca analitik

sebanyak 5 gram. Sampel kemudian dimasukkan ke dalam labu

Erlenmeyer. Ditambahkan 5 ml HNO3 , 1 ml HClO4 kemudian diaduk

hingga tercampur rata. Setelah tercampur rata sampel didestruksi

dengan suhu 320º C hingga tingkat kecairan sampai 1 ml. Sampel

didinginkan dalam suhu ruang. Kemudian dicampur aquades sebanyak

50 ml dan diaduk. Larutan kemudian disaring dengan menggunakan

kertas saring. Hasil yang telah di saring dimasukkan ke gelas beker

kemudian di hitung dengan menggunakan AAS Varian Spectra AA 50.

1. Pemeriksaan kadar Besi pada Kerang

a. Alat dan Bahan

1) Spektofotometer Serapan Atom (SSA) 1 unit

2) Neraca analitik 1 buah

3) Labu Erlenmeyer 5 buah

4) Labu ukur 5 buah

5) HNO3 pa secukupnya

6) HCLO4 1 ml

7) Corong dan Kertas saring 5 buah

8) Kerang Anodonta woodiana ±26 gram

Page 50: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

b. Cara Kerja

Sampel Kerang dicuci dengan air hingga hilang semua lumpurnya,

kemudiana diambil 30-40 biji Kerang (ukuran lebarnya ± 2 cm dengan

panjang ± 3 cm) setelah itu daging kerang dipisahkan dari

cangkangnya lalu dikeringkan dengan bantuan sinar matahari dan

setelah kering kemudian sampel kerang ditimbang sebanyak ± 5 gr,

kemudian ditambahkan HNO3 pa agar terendam kemudian

ditambahkan HCLO4 1 ml dan didiamkan satu sampai dua jam,

kemudian didekstruksikan di hotplet dengan suhu 370o – 500o

kemudian didinginkan dan diencerkan menggunakan aquades dan

kemudian disaring kedalam labu ukur, ekstrat jernih yang diperoleh

langsung diukur ke alat Spektofotometer Serapan Atom (SSA) dengan

kurfa standar sebagai pembanding.

F. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui survei pendahuluan dilapangan seperti

keadaan umum lokasi dan pemeriksaan kandungan besi (Fe) yang

dilakukan oleh petugas laboratorium dalam sedimen dan biota kerang

Anodonta Woodiana di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur seperti jurnal, skripsi, tesis,

dan DELH Industri Semen Tonasa.

Page 51: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

G. Pengolahan dan Penyajian Data

1. Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan sampel di laboratorium

dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu komputer,

yaitu program microsoft office excel 2007.

2. Hasil pemeriksaan tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan

diuraikan dalam bentuk narasi.

Page 52: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep

pada tanggal 27 Maret 2012 yang dilakukan dengan pengambilan sampel pada

sedimen, kerang, dan pemeriksaan sampel terhadap parameter besi (Fe) di

Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan

dari tanggal 27 Maret – 16 April 2012 dengan tujuan untuk memperoleh hasil

gambaran mengenai kandungan logam berat besi (Fe) pada perairan Sungai

Pangkajene.

Penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel pada lima titik di

sungai Pangkajene, yakni titik I, titik II, titik III, titik IV, dan titik V. Setiap

titik pengambilan sampel terdiri dari pengambilan sampel sedimen dan sampel

kerang untuk sampeldilakukan satu kali pengambilan sampel yaitu pada pukul

13.00-15.00 WITA. Sampel sedimen di ambil dengan menggunakan alat grab

sampler sebanyak 600 gr lalu dimasukkan ke dalam plastik sampel kemudian

dilakukan pemeriksaan laboratorium. Sampel kerang diambil pada setiap titik

sebanyak 500 gr berat basah lalu dimasukkan ke dalam plastik sampel

kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan maka dapat di uraikan hasil pemeriksaan yaitu sebagai berikut:

Page 53: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

1. Kandungan logam berat besi (Fe) dalam sedimen pada Sungai

Pangkajene Kabupaten Pangkep

Hasil pemeriksaan kandungan besi (Fe) dalam sedimen pada Sungai

Pangkajene Kabupaten Pangkep dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1

Hasil Pemeriksaan Kandungan

Logam Berat Besi (Fe)Pada Sedimen

Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep

No. Titik Pengambilan

Sampel Kandungan Besi (Fe)

(mg/kg) Ket

1. Titik I 28,645 TMS

2. Titik II 27,510 TMS

3. Titik III 29,826 TMS

4. Titik IV 26,955 TMS

5. Titik V 28,713 TMS

Sumber : Data Primer, 2012

Ket : Memenuhi Syarat (MS) apabila ≤ 20,00 mg/kg berdasarkan

standar Consensus-Based Sediment Quality Guidelines (2003).

Pada tabel 1 menunjukkan hasil pemeriksaan kandungan logam berat

besi (Fe) pada sedimen Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep pada lima

titik pengambilan sampel diperoleh gambaran bahwa pada pengambilan

titik I sebesar 28,645 mg/kg, pada titik II sebesar 27,510 mg/kg, pada titik

III sebesar 29,826 mg/kg, pada titik IV sebesar 26,955 mg/kg, dan pada

titik V sebesar 28,713 mg/kg.

Kandungan logam berat besi (Fe) tertinggi dari hasil pemeriksaan

sedeimen Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep diperoleh pada sampel

titik III, yaitu sebesar 29,826 dan kandungan logam berat besi (Fe)

Page 54: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

terendah dari hasil pemeriksaan sedimen Sungai Pangkajene Kabupaten

Pangkep diperoleh pada pengambilan sampel titik IV, yaitu sebesar 26,955

mg/kg. Hasil pemeriksaan kandungan logam berat besi (Fe) pada semua

sampel sedimen menunjukkan bahwa tidak memenuhi syarat berdasarkan

srandar Consensus-Based Sediment Quality Guidelines (2003).

2. Kandungan logam berat besi (Fe) dalam kerang Anodonta Woodiana

pada Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep

Hasil pemeriksaan kandungan besi (Fe) dalam kerang Anodonta

Woodiana pada Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep dapat dilihat pada

tabel 2 berikut ini:

Tabel 2

Hasil Pemeriksaan Logam Berat Besi (Fe)

Dalam Kerang Anodonta Woodiana Pada Sungai

Pangkajene Kabupaten Pangkep

No. Titik pengambilan

sampel

Kandungan besi (Fe)

(mg/kg) Ket

1. Titik I 75,758 TMS

2. Titik II 35,985 TMS

3. Titik III 19,198 TMS

4. Titik IV 14,905 TMS

5. Titik V 29,516 TMS

Sumber : Data Primer, 2012 Ket : Memenuhi syarat apabila ≤ 2 mg/kg sesuai dengan (Keputusan

Direktorat Gizi Departemen RI, dalam Wati, dkk. 2009).

Page 55: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan kandungan

logam berat besi (Fe) dalam kerang Anodonta Woodiana pada Sungai

Pangkajene Kabupaten Pangkep pada 5 titik pengambilan sampel pada

siang hari diperoleh gambaran bahwa pada pengambilan sampel di titik I

sebesar 75,758 mg/kg, pada pengambilan sampel di titik II sebesar 35,985

mg/kg, pada pengambilan sampel di titik III sebesar 19,198 mg/kg, pada

pengambilan sampel di titik IV sebesar 14,905 mg/kg, dan pengambilan

sampel di titik V sebesar 29,516 mg/kg. Kandungan logam berat besi (Fe)

tertinggi dalam kerang dari hasil pemeriksaan laboratorium yaitu berada

pada titik I sebesar 75,758 mg/kg. Hasil pemeriksaan kandungan logam

berat besi (Fe) pada lima titik pengambilan sampel semuanya tidak

memenuhi syarat berdasarkan Keputusan Direktorat Gizi Departemen RI,

dalam Wati, dkk. 2009.

B. Pembahasan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mnegetahui kandungan logam berat

besi (Fe) pada sedimen dan kerang Anodonta Woodiana pada Sungai

Pangkajene yang merupakan salah satu sungai yang berada di Kabupaten

Pangkep dimana sungai ini merupakan salah satu sumber air bagi masyarakat

sekitar.

Berbagai kegiatan terdapat di sepanjang aliran sugai Pangkajene antara

lain: perkampungan, pabrik dan industri, rumah makan, pertanian, pasar

memberikan kontribusi berbagai jenis polutan yang terbawa arus ke dalam

Page 56: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

aliran sungai Pangkajene, sebagian mengalami proses pengendapan bersama

lumpur dalam sedimen. Dampak negatif dari pendirian pabrik/industri salah

satunya adalah limbah hasil produksi dapat menimbulkan pencemaran, karena

pabrik sering memanfaatkan sungai sebagai sarana untuk membuang limbah

yang dihasilkan. Pengotoran sungai oleh pengolahan limbah tak sempurna

oleh pabrik dan industri dapat menyebabkan keracunan pada ikan dan

manusia. Limbah dapat pula meresap ke dalam tanah. Pembuangan limbah

yang mengandung logam-logam berat ke lingkungan sekitar, pada akhirnya

sampai pada manusia melalui rantai makanan (Yuliani, 2010).

Hasil pemeriksaan yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan

berdasarkan Srandar Consensus-Based Sediment Quality Guidelines (2003)

untuk sedimen dan Keputusan Direktorat Gizi Departemen RI, dalam Wati,

dkk. 2009 untuk kerang Anodonta Woodiana. Masyarakat disekitar sungai

Pangkajene tersebut mengkonsumsi kerang tersebut sebagai lauk pauk yang

lezat akan tetapi kerang ini berpotensi terhadap kesehatan.

Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar yang berbahaya

karena bersifat toksik jika dalam jumlah yang besar dan dapat mempengaruhi

berbagai aspek dalam perairan baik aspek ekologis maupun aspek biologis.

Logam-logam berat yang ada dalam badan perairan akan mengalami proses

pengendapan dan terakumulasi dalam sedimen, kemudian terakumulasi dalam

tubuh biota yang ada dalam perairan (termasuk kerang yang bersifat sesil dan

sebagai bioindikator) baik melalui insang maupun melalui rantai makanan dan

Page 57: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

akhinya akan sampai pada manusia. Fenomena ini dikenal sebagai

bioakumulasi atau biomagnifikasi (Tauhid, 2001).

1. Kandungan logam berat besi (Fe) pada sedimen sungai Pangkajene

Hasil pemeriksaan sampel sedimen menunjukkan kandungan

logam besi (Fe) berkisar antara 29,826 – 26,955 mg/kg. Dari hasil

pmeriksaan laboratorium yang dilakukan, diperoleh kadar besi (Fe) pada

sampel sedimen sudah tidak memenuhi syarat. Kandungan logam besi (Fe)

tertinggi di titik 3 sebesar 29,826 mg/kg yang merupakan pertemuan titik 2

dengan sungai besar dimana pada titik 2 telah terjadi peningkatan aktivitas

industri yaitu tempat pembuangan limbah batu bara, pada titik 3 banyak

pemukiman warga dan sebelum titik 3 terdapat bengkel, semua ini

mempengaruhi tingginya logam Fe pada titik tersebut. Terendah di titik 4

sebesar 26,955 mg/kg dikarenakan pada lokasi tersebut memang terdapat

pemukiman warga tapi tidak sepadat yang ada dititik 3 sehingga kandungan

logam Fe dalam sedimen rendah pada titik ini. Menurut standar Consensus-

Based Sediment Quality Guidelines (2003) kadar normal Fe dalam sedimen

yang tidak terkontaminasi adalah 20,00 mg/kg.

Sumber utama logam Fe diduga berasal dari pasir besi yang

secara alami sudah ada pada dasar sungai yang berupa pelapukan batuan

yang mengandung unsur tersebut. Dengan demikian jika mengacu kepada

apa yang diungkapkan maka sedimen di sungai Pangkajene ini sudah

tercemar oleh Fe, adanya unsur ini dimungkinkan karena adanya limbah-

Page 58: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

limbah yang berasal dari limbah rumah tangga (perkampungan) dan

perbengkelan. Kontaminasi ini seiring dengan berjalannya waktu akan

dapat menimbulkan akumulasi baik pada tubuh biota yang hidup dan

mencari makan di dalam maupun di sekitar sedimen atau dasar perairan,

dan akan berbahaya bagi kehidupan biota, yang pada gilirannya akan

berbahaya pula bagi manusia yang mengkonsumsi biota tersebut (Ahmad F,

2009).

Logam berat yang ada di perairan dapat masuk dalam sedimen

dengan cara absorpsi. Adanya logam berat yang terendap dalam sedimen

akan memberikan dampak negatif bagi organisme yang hidup di dasar

sungai seperti kerang dan udang dan apabila dikonsumsi dapat berbahaya

bagi kesehatan (Palar, 1994).

Nybakken (1992) menyatakan bahwa keberadaan lumpur di dasar

perairan sangat dipengaruhi oleh banyaknya partikel tersuspensi yang

dibawa oleh air serta faktor- faktor yang mempengaruhi penggumpalan,

pengendapan bahan tersuspensi tersebut, seperti arus. Knox 1986 (dalam

Efriyeldi, 1999), menyatakan bahwa sedimen merupakan lingkungan yang

sangat kompleks, karena sedimen yang berasal dari beberapa sumber,

meliputi dari daratan yang dibawa air sungai (fluvial sediment).

Logam berat yang semula terlarut dalam air sungai diadsorbsi oleh

partikel halus (suspended solid) dan oleh aliran air sungai dibawa ke muara.

Air sungai bertemu dengan arus pasang di muara sungai, sehingga partikel

halus tersebut mengendap di muara sungai. Hal inilah yang menyebabkan

Page 59: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

kadar logam berat dalam sedimen muara lebih tinggi dari laut lepas. Pada

umumnya muara sungai mengalami proses sedimentasi, dimana logam

yang sukar larut mengalami proses pengenceran yang berada di kolom air

lama kelamaan akan turun ke dasar dan mengendap dalam sedimen.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk 2008, Logam Fe

terlihat lebih tinggi dibandingkan kedua logam lainnya dan berdasarkan

Baku Mutu Pemerintah PP No. 20 tahun 1990 untuk kualitas gol B (air

yang digunakan sebagai bahan baku) maka konsentrasi logam besi (Fe) di

perairan Sungai Kuripan sudah melebihi nilai baku mutu yaitu 5 ppm.

Sedangkan logam Mn dan Co masih di bawah nilai baku mutu yang

ditetapkan pemerintah. Logam berat yang telah mencemari suatu perairan

akan terakumulasi dalam sedimen dan organisme melalui proses gravitasi,

bio-konsentrasi, bio-akumulasi, dan bio-magnifikasi. Kadar logam berat Fe

di air terlihat lebih kecil dibandingkan dengan kadar logam berat yang ada

di sedimen atau pun pada kerang, demikian juga dengan kadar logam berat.

Hal ini mengindikasikan telah terjadinya bioakumulasi pada sedimen dan

kerang.

Kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan

dalam air. Ini menunjukkan adanya akumulasi logam berat dalam sedimen.

Hal ini dimungkinkan karena logam berat dalam air mengalami proses

pengenceran dengan adanya pengaruh pola arus. Rendahnya kadar logam

berat dalam air laut, bukan berarti bahan cemaran yang mengandung logam

berat tersebut tidak berdampak negatif terhadap perairan, tetapi lebih

Page 60: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

disebabkan oleh kemampuan perairan tersebut untuk mengencerkan bahan

cemaran yang cukup tinggi. Baku mutu logam berat di dalam lumpur atau

sedimen di Indonesia belum ditetapkan, padahal senyawa-senyawa logam

berat lebih banyak terakumulasi dalam sedimen (karena proses

pengendapan) yang terdapat kehidupan biota dasar. Biota dasar yang

resisten terhadap perubahan kualitas lingkungan (tercemar oleh logam

berat) dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran. (Endang, 2007).

Selain dari aktivitas industri yang terjadi daerah daratan,

pencemaran pada sedimen juga dapat terjadi secara alami, seperti yang

dikatakan effendi (2000) bahwa pencemaran berupa sedimen berasal dari

tanah longsor, erosi dan sebagainya yang mengalir ke air dan akan

menimbulkan pendangkalan, karena terbentuknya sedimen di dasarnya.

Tingginya kadar logam berat besi (Fe) diperkirakan karena ketersediaan

logam berat besi di perairan yang besar, hingga tingkat akumulasi logam

berat besi kedalam tubuh kerang juga besar. Selain itu cara makan kerang

yang menyaring partikel-partikel dalam air dan sifat hidup yang cendrung

membenamkam diri dan bergerak lambat memberikan pengaruh terhadap

proses bioakumulasi logam berat besi pada tubuh kerang (Anggraini, 2007).

Dalam penelitian Tauhid, 2001 mengatakan secara keseluruhan

nilai rata-rata kandungan Fe dalam air, sedimen dan kerang di sungai

sungai Sumpang Minangae dapat dilihat bahwa rata-rata kandungan Fe

dalam sedimen lebih besar daripada rata-rata kandungan Fe dalam jaringan

kerang dan air. Hal ini diduga karena Fe yang terlarut dalam air cenderung

Page 61: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

diendapkan dalam sedimen dan kerang lebih banyak mengambil Fe dari

rantai makanan (terutama dari fitoplankton dan detritus) dibanding dari

sedimen. Kandungan Fe dalam jaringan kerang terutama berasal dari rantai

makanan. Seperti yang diketahui bahwa kerang bersifat penyaring plankton

(filter feeder) dan pemakan detritus (detrivora). Fitoplankton yang

merupakan awal dari rantai makanan mengabsorpsi ion-ion logam Fe yang

terlarut dalam air, kemudian fitoplankton dimakan oleh zooplankton,

zooplankton dimakan oleh organisme kecil dan selanjutnya dimakan oleh

organisme yang lebih besar (Hutagalung, 1991).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sedimen yang terangkut

dalam air sungai antara lain: (1) Ukuran sedimen yang masuk ke badan

sungai, (2) Karakteristik saluran yaitu morfologi sungai, tingkat kekasaran

dasar sungai, kemiringan sungai dan debit air, (3) Karakteristik fisik

partikel sedimen. Endapan (sedimen) dan koloidal serta bahan terlarut juga

dapat berasal dari adanya bahan buangan industri yang berbentuk padat.

Bahan buangan industri yang berbentuk padat jika tidak dapat larut

sempurna akan mengendap didasar sungai, dan yang larut sebagian akan

menjadi koloidal (Sudaryo, 2009).

Page 62: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

2. Kandungan logam berat besi (Fe) pada kerang Anodonta Woodiana di

Sungai Pangkajene

Kerang dapat mengakumulasi logam lebih besar dari pada

hewan air lainnya karena sifatnya yang menetap, lambat untuk dapat

menghindarkan diri dari pengaruh polusi, dan mempunyai toleransi yang

tinggi terhadap konsentrasi logam tertentu. Karena itu jenis kerang

merupakan indikator yang sangat baik untuk memonitor suatu pencemaran

lingkungan (Darmono, 2008).

Kandungan logam berat besi (Fe) pada kerang di Titik 1 (Desa

Sela) adalah 75,758 mg/kg, tingginya kandungan logam pada kerang

anodonta woodiana disebabkan adanya aktivitas pembuangan limbah

rumah tangga sehingga terakumulasi dalam tubuh kerang. Pada kerang di

Titik 2 (Desa Biringere) adalah 35,958 mg/kg, tingginya kandungan logam

pada kerang anodonta woodiana disebabkan peningkatan aktivitas di

industri dan pembuagan limbah rumah tangga sehingga terakumulasi

dalam tubuh kerang. Pada kerang di Titik 3 (Desa Samaelo) adalah 19,198

mg/kg, tingginya kandungan logam pada kerang anodonta woodiana

disebabkan peningkatan aktivitas di industri pada titik 2 (Desa Biringere)

karena titik 3 merupakan aliran air langsung dari titik 2 (Desa Biringere).

Pada kerang di Titik 4 (Desa Samaelo) adalah 14,905 mg/kg, adanya

kandungan logam pada kerang anodonta woodiana disebabkan adanya

aktivitas pembuangan limbah rumah tangga. Sampel kerang di Titik 5

(Kota Pangkep) adalah 29,516 mg/kg, tingginya kandungan logam pada

Page 63: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

kerang Anodonta Woodiana disebabkan adanya aktivitas pembuangan

limbah domestik lain di sekitar lokasi pengambilan sampel. Berbagai

faktor dapat mempengaruhi kandungan logam pada kerang antara lain

umur, ukuran biota, kebiasaan makan biota atau tingkat trofik dalam

jaringan, serta spesies atau jenis biota sejalan (Arifin, 2010).

Tingginya logam di titik 1 di pengaruhi oleh padatnya penduduk

yang tinggal di sekitar tersebut dan banyak menghasilkan limbah domestic

seperti kaleng-kalengan. Setiap limbah dari pemukiman dibuang ke sungai

Pangkajene tanpa diolah terlebih dahulu. Ini juga disebabkan karena

adanya perubahan jumlah penduduk, perubahan aktifitas di sepanjang

DAS dan juga karena perubahan peruntukan lahan.

Besi termasuk logam multiguna sehingga penggunaannya dalam

industri sangat luas, antara lain dalam industri pengolahan logam, alat-alat

listrik, dan tambang asam. Pengaruh terhadap hewan laut apabila logam ini

telah terkonsentrasi adalah perubahan warna dan rasa dagingnya sehingga

tidak enak untuk dikonsumsi (Haldstead dalam Rahma M, 2006).

Jika dibandingkan dengan standar baku mutu logam berat untuk

biota konsumsi dari Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pengawasan

Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

03725/B/SK/1989 (2 ppm), maka dapat dikatakan bahwa kadar logam

berat besi dalam kerang sudah melebihi baku mutu yang telah ada.

Tingginya kadar logam berat besi tersebut tentunya sudah membahayakan

bagi manusia sebagai pengkonsumsi kerang. Hal ini disebabkan karena

Page 64: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

sifat kerang yang filter feeder, yaitu mencari makan dengan cara

menyaring partikel - partikel makanan dan air yang dihisapnya dibawah

mantel. Dengan cara hidup yang demikian tubuh kerang memiliki peluang

terakumulasi logam besi lebih besar. Berdasarkan pengamatan dilapangan,

aktivitas pengumpulan kerang tersebut masih terus berlangsung. Dari hasil

wawancara dengan warga setempat, hasil yang dipero leh selain di jual ke

pasar juga untuk mereka konsumsi sendiri. Walaupun pencarian kerang

tersebut tidak dilakukannya setiap hari namun jika hal ini terus dilakukan

secara terus menerus maka logam berat besi (Fe) dapat mengganggu

metabolisme tubuh dan pada akhirnya membahayakan jiwa orang yang

mengkonsumsinya (Angraini, 2007).

Tingginya kandungan logam berat besi (Fe) juga tidak lepas dari

padatnya aktivitas yang terjadi di sekitar lokasi pengambilan sampel.

Aktifitas masyarakat dan limbah pasar yang dibuang ke perairan

berkontribusi terhadap pencemaran besi (Fe) pada air sungai. Air sungai

telah mengandung besi yang berasal dari sisa-sisa buangan limbah

industri, limbah pasar, dan limbah rumah tangga dan logam ini akan

terserap oleh zooplankton, fitoplankton. Zooplankton, fitoplankton ini

merupakan makanan kerang Anodonta Woodiana, akibatnya melalui rantai

makanan ini dalam tubuh kerang terdapat logam besi. Apabila kerang-

kerang tersebut termakan oleh manusia, akan terjadi penumpukan dalam

tubuh manusia dan hal ini akan menimbulkan banyak dampak yang

berbahaya bagi kesehatan manusia (Ayuningrat, 2009).

Page 65: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Ada 3 proses yang terjadi dalam hubungan suatu bahan kimia

dengan organisme di peraian, yaitu: (1) Proses biokosentrasi, yaitu proses

suatu bahan kimia dari air masuk ke dalam organisme melalui insang atau

jaringan epitheliat dan terakumulasi, (2) Proses biokumulasi, yaitu istilah

yang lebih luas dan meliputi bukan hanya biokosentrasi tetapi juga

akumulasi bahan kimia melalui makanan yang dikosumsi, dan (3) Proses

biomaknifikasi, yaitu mengarah ke total proses yang terjadi, meliputi

biokonsentrasi dan bioakumulasi dimana konsentrasi bahan kimia yang

terakumulasi meningkat dalam jaringan sesuai dengan tingkatan tropik

yang dilewati (Connell & Miller 1984 ; Rand & Petrocelli 1985). Proses

biomaknifikasi suatu bahan kimia di dalam suatu struktur tropik atau rantai

makanan organisme laut dapat terjadi oleh karena adanya suatu proses

biotransfer. Proses biotransfer adalah perpindahan secara biologis suatu

bahan kimia dari suatu tingkatan tropik yang rendah ke tingkat yang lebih

tinggi di dalam suatu struktur rantai makanan (Prasetya D, 2006).

Besi (Fe) adalah suatu komponen dari berbagai enzim yang

mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh

meskipun sukar diserap (10-15%). Besi juga merupakan komponen dari

hemoglobin yaitu sekitar 75%, yang memungkinkan sel darah merah

membawa oksigen dan mengantarkannya ke jaringan tubuh. Kelebihan zat

besi (Fe) bisa menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah, kerusakan

usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, diare, pusing, mudah le lah,

kulit kehitam – hitaman, sakit kepala, gagal hati, hepatitis, mudah emosi,

Page 66: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

hiperaktif, hipertensi, anemia, gangguan penyerapan vitamin dan mineral,

serta hemokromatis.

Besi (Fe) dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan

hemoglobin sehingga jika kekurangan besi (Fe) akan mempengaruhi

pembentukan haemoglobin tersebut. Besi (Fe) juga terdapat dalam serum

protein yang disebut dengan transferin berperan untuk mentransfer besi

(Fe) dari jaringan yang satu ke jaringan lain. Besi (Fe) juga berperan

dalam aktifitas beberapa enzim seperti sitokrom dan flavo protein. Apabila

tubuh tidak mampu mengekresikan besi (Fe) akan menjadi akumulasi besi

(Fe) karenanya warna kulit menjadi hitam.

Kekurangan besi (Fe) dalam diet akan mengakibatkan defisiensi

yaitu kehilangan darah yang berat yang sering terjadi pada penderita tumor

saluran pencernaan, lambung dan pada menstruasi. Defisiensi besi (Fe)

menimbulkan gejala anemia seperti kelemahan, fatigue, sulit bernafas

waktu berolahraga, kepala pusing, diare, penurunan nafsu makan, kulit

pucat, kuku berkerut, kasar dan cekung serta terasa dingin pada tangan dan

kaki (Arifin, 2010).

Page 67: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep pada

tanggal 27 Maret - 16 April 2012 memiliki beberapa keterbatasan. Adapun

keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada saat pengambilan sampel dilakukan pada musim hujan sehingga

kualitas air Sungai Pangkajene tidak menggambarkan kondisi

sesungguhnya, hal ini disebabkan terjadi pengenceran oleh air hujan

sehingga kadar bahan pencemar menjadi berkurang.

Page 68: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan perhitungan di laboratorium

mengenai studi kandungan logam berat Besi (Fe) pada sedimen dan kerang

Anodonta Woodiana di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kandungan logam berat Besi (Fe) pada sedimen sungai Pangkajene dari 5

titik semua tidak memenuhi syarat sesuai dengan standar Consensus-Based

Sediment Quality Guidelines (2003). Hasil pemeriksaan sampel sedimen

menunjukkan kandungan logam besi (Fe) berkisar antara 29,826 – 26,955

mg/kg.

2. Kandungan logam berat besi (Fe) dalam kerang Anodonta Woodiana di

sungai Pangkajene dari 5 titik, semua tidak memenuhi syarat sesuai

dengan Keputusan Direktorat Gizi Departemen RI, dalam Wati, dkk.

2009., yaitu berkisar antara 75,758 mg/kg – 14,905 mg/kg.

Page 69: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka penulis

menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kepada pihak Pemerintah Kabupaten Pangkep dan Industri yang berada di

sekitar sungai Pangkajene diharapkan agar mengurangi pembuangan

limbah langsung ke badan sungai. Karena jika kandungan logam Besi (Fe)

melebihi apa yang ditetapkan maka dapat menimbulkan dampak kesehatan

bagi manusia.

2. Kepada masyarakat yang berada di sekitar sungai Pangkajene sebaiknya

memerhatikan dan menjaga kebersihan sungai dari buangan limbah rumah

tangga, serta sampah-sampah anorganik.

Page 70: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia lingkungan. Yogyakarta: Andi.

Ahmad, F. 2009. Tingkat Pencemaran Logam Berat Dalam Air Laut Dan Sedimen

Di Perairan Pulau Muna, Kabaena, Dan Buton Sulawesi Tenggara Makara, Sains, Vol. 13, No. 2, November 2009: 117-124. [online].

http://journal.ui.ac.id/science/article/viewFile/407/403. [diakses 23 Januari 2012].

Andreas, V. 2010. Proses Sedimentasi yang terjadi pada Muara Sungai Cimanuk Indramayu. [online]. http://arielaut.wordpress.com/2010/04/21/proses-sedimentasi-yang-terjadi-pada-muara-sungai-cimanuk-indramayu/. [diakses 13

Februari 2012].

Anggraini. 2007. Analisis Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu Dan Zn Pada Air Laut, Sedimen Dan Lokan (Geloina Coaxans) Di Perairan Pesisir Dumai, Provinsi

Riau. [online]. http://images.cientherell4.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/revdraokcq

maaagwubm1/jurnal%20dewi%20versi%20pdf.file.pdf?nmid=20979624. [diakses 20 Januari 2012].

Anonim. 2008. Bahaya Pencemaran Logam Berat Dalam Air. [online]. http://adinfobogor.blogspot.com/2008/01/bahaya-pencemaran-logam-berat-dalam-

air_31.html. [diakses 23 Januari 2012].

Arifin. 2010. Penghilangan Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Dalam Air. [online]. http://smk3ae.wordpress.com/2010/08/28/penghilangan-besi-fe-dan-mangan-mn-

dalam-air-2/. [diakses 31 Januari 2012].

Ayuningrat, E., 2009. Penapisan Awal Komponen Bioaktif Dari Kijing Taiwan (Anodonta Woodiana Lea.) Sebagai Senyawa Antioksidan. [Online], http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/29551/EllaSalamah_Penap

isanAwalKomponen_2008_No2_119-133_abstract.pdf?sequence=2 [diakses 27 April 2012].

Darmono, 2008. Lingkungan Hidup Dan Pencemaran, Hubungannya Dengan

Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta : Universitas Indonesia.

Dony. 2009. Pendekatan Terpadu Pengelolaan Pencemaran Lingkungan. [online]. http://www.unila.ac.id/index.php/en/home-mainmenu-1/72-

arsip/365Pendekatan%20Terpadu%20Pengelolaan%20Pencemaran%20Lingkungan. [diakses 23 Januari 2012].

Page 71: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Dullah. 2009. Kadar Logam Merkuri Dan Timbal Dalam Air Laut Di Sepanjang

Anjungan Pantai Losari Samapi Golden Hotel Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Efendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.

Efriyeldi. 1999. Sebaran Spasial Karakteristik Sedimen Dan Kualitas Air Muara

Sungai Bantan Tengah, Bengkalis Kaitannya Dengan Budidaya Kja (Keramba Jaring Apung. [online]. http://www.unri.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol2/14.pdf. [diakses 13 februari 2012].

Ella, A., Eka, A., & Purwaningsih, S. 2008. Penapisan Awal Komponen Bioaktif

Dari Kijing Taiwan (Anodonta Woodiana) Sebagai Senyawa Antioksidan. [online]. Vol 9 No. 2.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/29551/EllaSalamah_PenapisanAwalKomponen_2008_No2_119-133.pdf?sequence=1. [diakses 16 Februari 2012].

Endang, R & Abdul, R. 2007. Pemantauan Kadar Logam Berat Dalam Sedimen

Di Perairan Teluk Jakarta. [online]. http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/05_endang%20rochyatun_pemantauan%20%

20kadar%20new.pdf. [diakses 23 Januari 2012].

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air Dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Hayati. 2009. Analisis Kadar Arsen Pada Kerang Yang Berasal Dari Laut Belawan.[online].http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14732/1/09E02

805.pdf. [diakses 3 Februari 2012].

Lopo, H. 2011. Makalah Pencemaran Logam Besi. [online]. http://hanchlopoblogspot.blogspot.com/2011/04/makalah-pencemaran- logam-besi-fe.html. [diakses 16 Februari 2012].

Lutfi. 2009. Pengaruh Pencemaran Air Terhadap Hewan, Tumbuh-Tumbuhan,

Dan Tubuh Manusia. [online]. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-air/pengaruh-pencemaran-air-terhadap-hewan-tumbuh-

tumbuhan-dan-tubuh-manusia/. [diakses 23 Januari 2012].

Madia & Pranoto. 2011. Pengaruh Pencemaran Air Oleh Logam Berat Terhadap Manusia. [online]. http://www.bppp-tegal.com/:pengaruh-pencemaran-air-oleh-

logam-berat-terhadapmanusia. [diakses 23 Januari 2012].

Miettinen. 1977. Pengertian dan Macam Logam Berat. [online]. http://dedepurnama.blogspot.com/2009/07/logam-berat.html. [diakses 9 Januari 2012].

Page 72: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Muhajir, A. 2009. Studi Kandungan Logam Berat Pada Kerang Anadara Dari

Beberapa Pasar Kota Malang. [online]. http://lib.uinmalang.ac.id/thesis/fullchapter/02520030-abd-muhajir.pdf. [diakses 3 Februari 2012].

Mustafa, A. 2000. Kamus lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Palar, H. 1994. Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

Prasetya, D, 2006. Proses Hierarki Analitik Dalam Pengelolaan Kerang Simping (Amusium Pleuronectes) Di Kabupaten Brebes Jawa Tengah. [online].

http://repository.upnyk.ac.id/208/1/Proses_Hierarki_Analitik_dalam_PengelolaanKerang_Simping_%28Amusium_pleuronectes%29_di_kabupaten_Brebes_Jawa_

Tengah.pdf. [12 Mei 2012].

Pusat Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup (Puslitbang LH). 2011. Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Industri Semen Portland PT Semen Tonasa. Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar.

Rahmah M, 2006. Kandungan Fe, Cu, Zn, Dan Pb Dalam Sedimen Perairan Pesisir Sekitar Kawasan Industri Gresik . [online]. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46329/G06mra.pdf?sequen

ce=1. [diakses 28 April 2012].

Rosmini & Andarani. 2008. Profil Pencemaran Logam Berat (Cu, Cr, Dan Zn) Pada Air Permukaan Dan Sedimen Di Sekitar Industri Tekstil Pt X (Sungai

Cikijing). [online]. http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/teknologi_pengelolaan_lingkungan/wpcontent/uploads/2010/10/pi-pertiwi-andarani-15305045.pdf. [diakses 20 Januari 2012].

Slamet, J. S., 2009. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press.

Sudaryo, Sutjipto, 2009. Identifikasi Dan Penentuan Logam Pada Tanah Vulkanik Di Daerah Cangkringan Kabupaten Sleman Dengan Metode Analisis Aktivasi

Neutron Cepat. [online]. http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/D-30%20_sudaryo_.pdf. [12 Mei 2012].

Sukadi. 1999. Pencemaran Sungai Akibat Buangan Limbah dan Pengaruhnya

Terhadap BOD dan DO. [online]. http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196409101991011-SUKADI/02-Penelitian/04-Pencemaran_Sungai.pdf. [diakses 20 Januari 2012]

Page 73: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Tauhid, 2001. Kandungan Logam Berat Pada Air, Sedimen Dan Kerang Marcia

Sp. Di Teluk Parepare, Sulawesi Selatan Vol 2 No. 2 Agustus 2001: 35-44. [online]. http://118.97.33.150/jurnal_pdf/sci_2_2/tauhid.pdf. [diakses 12 Mei 2012].

Tim Penyusun. 2012. Panduan Penulisan Skripsi. Makassar: Bagian Kesehatan

Lingkungan FKM UH.

Wardhana, W.A. 1995. Dampak pencemaran lingkungan. Yogyakarta: Andi.

Wardhana, W.A. 2001. Mengatasi Zat Besi (Fe) Tinggi dalam Air. [online]. http://adyancebpp.worrdpress.com/2001/04/16/mengatasi-zat-besi- fe-tinggi-

dalam-air/. [diakses 16 Januari 2012].

Warlina, L., 2006. Pencemaran Air : Sumber, Dampak Dan Penanggulangannya. [Online] http://Rudyct.Com/Pps702-Ipb/08234/Lina_Warlina.Pdf [Diakses 18

Januari 2012].

Warta. 2004. Pencemaran ada pada lapisan sedimen. [online]. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20925/5/Chapter%20I.pdf.

[diakses 13 Februari 2012].

Wati, H., Krisdianto & Ramli, R., 2009. Kandungan Logam Besi (Fe) Dalam Air dan Ikan Sepat (Trichogaster trichopterus Egen) Di Sungai Yang Melewati Kecamatan Gambut Dan Aluh Aluh Kabupaten Banjar. [Online]

fmipa.unlam.ac.id/bioscientiae/wp-content/.../B-Vol.-6-No.-1-4.pdf [Diakses 29 April 2012].

Widowati, W., Sastiono, A. & Jusuf, R., 2008. Efek Toksik Logam : pencegahan

dan penanggulangan pencemaran. Yogyakarta : Andi Offset

Wikipedia. 2012. Kerang. [online]. http://id.wikipedia.org/wiki/Kerang. [diakses 3 Februari 2012].

Yuniar. 2010. Kerang Kijing (Anodonta Woodiana). [online].

http://stationofwords.blogspot.com/2012/01/kijing- taiwan-anodonta-woodiana_7844.html. [diakses 16 Februari 2012].

Page 74: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …
Page 75: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Lembar Ceklist

Tanggal Pengambilan Sampel : 27 Maret 2012 sampel sedimen

2 April 2012 sampel kerang

Titik : 1

Pemeriksa : Muh. Asri

Laboratorium : Laboratorium Pengkajian Teknologi Pertanian

Variable yang diteliti Kandungan Fe

Sedimen 28,645 mg/kg

Kerang Anodonta Woodiana 75,758 mg/kg

Tanggal Pengambilan Sampel : 27 Maret 2012 sampel sedimen

2 April 2012 sampel kerang

Titik : 2

Pemeriksa : Muh. Asri

Laboratorium : Laboratorium Pengkajian Teknologi Pertanian

Variable yang diteliti Kandungan Fe

Sedimen 27,510 mg/kg

Kerang Anodonta Woodiana 35,985 mg/kg

Page 76: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Tanggal Pengambilan Sampel : 27 Maret 2012 sampel sedimen

2 April 2012 sampel kerang

Titik : 3

Pemeriksa : Muh. Asri

Laboratorium : Laboratorium Pengkajian Teknologi

Pertanian

Variable yang diteliti Kandungan Fe

Sedimen 29,826 mg/kg

Kerang Anodonta Woodiana 19,198 mg/kg

Tanggal Pengambilan Sampel : 27 Maret 2012 sampel sedimen

2 April 2012 sampel kerang

Titik : 4

Pemeriksa : Muh. Asri

Laboratorium : Laboratorium Pengkajian Teknologi

Pertanian

Variable yang diteliti Kandungan Fe

Sedimen 26,955 mg/kg

Kerang Anodonta Woodiana 14,905 mg/kg

Page 77: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Tanggal Pengambilan Sampel : 27 Maret 2012 sampel sedimen

2 April 2012 sampel kerang

Titik : 5

Pemeriksa : Muh. Asri

Laboratorium : Laboratorium Pengkajian Teknologi

Pertanian

Variable yang diteliti Kandungan Fe

Sedimen 28,713 mg/kg

Kerang Anodonta Woodiana 29,516 mg/kg

Page 78: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

DOKUMENTASI PENELITIAN

Pengambilan dan Contoh Sampel

Sedimen

Page 79: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

Spektofotometer serapan Atom

(SSA) alat untuk mengukur kadar

logam berat

Larutan Standart Besi

Sampel Kerang Anodonta

Woodiana

Page 80: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : AMINA

Tempat tanggal lahir : Makale, 21 Oktober 1989

Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Alamat : Jl. Tritura No.70, Makale, Tana Toraja

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 2002 : Madrasah Ibtidayyah Negeri Makale

2. Tahun 2005 : SMP Pest. IMMIM Puteri Pangkep

3. Tahun 2008 : SMA Pest. IMMIM Puteri Pangkep

Masuk tahun 2008 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Kesehatan

Lingkungan, Universitas Hasanuddin