modul 5 pembuatan logam bukan besi · pdf filepaduan sehingga logam bukan besi sudah dapat...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
5-1
MODUL 5
PEMBUATAN LOGAM BUKAN BESI
Materi ini membahas tentang proses pembuatan logam bukan besi. Tujuan
instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan logam
bukan besi dalam perkembangan teknologi pemesinan, (2) Menjelaskan sifat-sifat
fisik, teknis, kimia, dan penggunaan setiap logam bukan besi, (3) Menyebutkan
jenis-jenis bijih-bijih setiap logam bukan besi, (4) Membedakan metode
pemurnian setiap logam bukan besi, (5) Menyebutkan sifat-sifat penggunaan
setiap jenis logam bukan besi.
5.1. Pendahuluan
Logam bukan besi merupakan salah satu bahan yang mempunyai peranan
yang sangat penting di dalam perkembangan teknologi. Karena logam bukan besi
mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan yang kurang dimiiiki oleh logam
besi. Sifat-sifat umum yang dimiiiki oleh logam bukan besi seperti tahan korosi
terhadap udara lembab maupun bahan kimia, lebih ringan; kecuali timah dan
timbel, lebih ulet, mudah dibentuk, mempunyai daya hantar listrik dan panas yang
baik, dsb.
Di dalam pengolahan bahan baku logam bukan besi menjadi logam bukan
besi (Aluminum, tembaga; nikel; timbel; magnesium), memerlukan energi yang
lebih besar sehingga harga dari logam bukan besi dan paduannya lebih mahal dari
logam besi. Penggunaan logam bukan besi dewasa ini lebih banyak dalam bentuk
paduan sehingga logam bukan besi sudah dapat menggantikan peranan logam besi
seperti pada pembuatan komponen-komponen mesin, silinder blok, torak, dll.
Logam bukan besi, dibagi atas logam ringan dan logam berat. Yang
termasuk logam ringan (m.j 5000 kg/m3) adalah lithium, kalium, natrium,
rubidium, kalsium, magnesium, aluminium. Logam yang paling ringan ialah
lithium dengan massa jenis 54 kg/m3. Sedangkan yang termasuk logam berat (m.j
5000 kg/m3) adalah tembaga, seng, timah, timbel.
5-2
5.2. Logam Tembaga
Dari produksi seluruh dunia, tembaga dipakai lebih dari 50% dalam dunia
teknik listrik. Hal ini karena tembaga mempunyai daya hantar yang baik untuk
listrik, juga untuk panas ia merupakan pengahantar yang baik, sehingga ia banyak
dipakai dalam teknik pendinginan dan pemanasan; umpamanya di dalam penukar
panas, radiator pendingin, kondensor, dll.
Dalam keadaan terpijar lunak, tembaga murni lunak, ulet, dan hanya
memiiiki kekuatan yang rendah. Ini dapat ditingikatkan melalui pembentukan
dingin (penggilingan, perentangan, pengempaan). Baik dalam keadaan panas
harus berlangsung di atas sekitar 650OC. Tembaga yang telah mengeras akibat
pemberian bentuk dalam keadaan dingin dapat menjadi lunak kembali melalui
pemijaran antara 300 hingga 700OC.
Kesudian tembaga untuk diserpihkan buruk karena ia melumuri (dapat
diperbaiki dengan sedikit imbuhan timah dan seng). Kesudiannya untuk dituang
buruk, karena ia menjadi berpori-pori pada saat mengejang, sedikit imbuhan
fosphor, mangan, silisium, magnesium, dan barilium mencegah pembentukan
pori-pori. Tembaga dapat disolder lunak dan keras dengan baik. Untuk pengelasan
hanya cocok jenis yang bebas zat asam (misalnya SB CU menurut DIN 1708).
Tembaga tahan karat di udara. Pada penyimpanan jangka panjang
terbentuk lapisan oksid ( lapisan pelindung) yang gelap dan butek pada
permukaan. Di udara lembab, tembaga menyelimuti diri dengan suatu lapisan
hijau tembaga karbonat (platina, karat mulia). Asam, garam, belerang, bahan
mengandung belerang, dan amoniak yang mengoksidasikan, menyerang tembaga.
Di bawah pengaruh asam cuka dan asam buah-buahan terbentuk karat hijau,
garam tembaga yang sangat beracun.
Tembaga bewarna coklat keabu-abuan dan mempunyai struktur kristal FCC.
Bijih-bijih tembaga dapat diklasifikasikan atas 3 golongan .
Bijih sulfida.
Bijih oksida.
Bijih murni (native).
5-3
Bijih tembaga yang penting
Mineral Rumus Kimia Kandungan
TembagaChalcopyrite Cu FeS2 34,6%
Bornite 5 Cu S Fe2 S3 55,65%
Chalcocite C u S 68.5%
Malachite Cu CO3Cu 57,4%
Nattive Cupper Cu 99,99%
Heterogenite 2Cu O3CuO H2O
A. Proses Pemurnian Bijih Tembaga.
Proses pernurnian bijih tembaga dapat dilakukan dengan dua cara:
Proses Pirometalurgy:
Proses ini menggunakan temperatur tinggi yang diperoleh dari pembakaran
bahan bakar. Bijih tembaga yang telah dipisahkan dari kotoran-kotoran
(tailing) dipanggang untuk menghilangkan asam belerang dan selanjutnya
bijih ini dilebur.
Gambar 5.1. Diagram proses konvertor.
Pada peleburan tersebut, bijih-bijih dipisahkan dari terak dan akan
menghasilkan mette, selanjutnya mette ini diproses pada converter sehingga
unsur-unsur besi dan belerang dapat dipisahkan dan akan menghasilkan tembaga
blister. Tembaga blister masih mengandung sejumlah unsur-unsur besi, belerang,
seng, nikel, arsen, dsbnya, sehingga blister ini harus diproses ulang (refining)
yang pelaksanaannya dapat dilakukan pada reverberatory.
5-4
Gambar 5.2. Konvertor untuk Tembaga. 1. Lining, 2. nose or mouth; 3 tuyere; 5. roller stand.
Gambar 5.3 Reverberatory.
Proses Hidrometalurgy
Metode ini dilakukan dengan cara melarutkan bijih-biiih tembaga (leaching)
kedalam suatu larutan tertentu, kemudian tembaga dipisahkan dari bahan
ikutan lainnya(kotoran).
Untuk meleaching bijih tembaga yang bersifat oksida, digunakan asam
sulfat (H2SO4), seperti ditunjukkan pada reaksi di bawah ini:
CuCO3.Cu(OH) 2 + 2 H2SO4 2 CuSO4 + CO2 + 3 H2O
Untuk meleaching bijih tembaga yang bersifat sulfida atau native digunakan
ferri sulfat 2Fe2(SO4)3, seperti bijih cholcocite di bawah ini:
5-5
Cu2S + 2Fe2(SO4)3 2CuSO4 + 4FeSO4 + S
Untuk bijih chalcopyrite dan bornite, reaksinya berjalan lambat dan tidak
dapat larut seluruhnya.
Setelah hasil leaching dipisahkan dari bagian-bagian yang tidak dapat larut ,
kemudian larutan ini diproses secara elektrolisa, sehingga didapatkan
tembaga murni.
Gambar. 5.5. Diagram Proses Pyrometallurghy Tembaga.
5-6
B. Jenis-Jenis Tembaga
Beberapa jenis perdagangan (cuplikan dari DIN 1708) .
Jenis tembaga dengan kandungan zat
asam
Jenis tembaga tanpa kandungan
zat asam
Tembaga A A-Cu (99,0%) Tembaga SA A-Cu (99,0%)
Tembaga B B-Cu (99,25%) Tembaga SB B-Cu (99,25%)
Tembaga C C-Cu (99,5%) Tembaga SC C-Cu (99,5%)
Tembaga D D-Cu (99,9%) Tembaga SE E-Cu (99,9%)
Tembaga elektrolit katode KE-Cu (99,0%)
C. Sifat-Sifat tembaga
Rapat massa relatif : 8,9 gr/cm3
Titik lebur : 10701093 OC (tergantung kadar kemurniannya)
Sifat-sifat : - tembaga murni adalah lunak, kuat dan malkabel.
- Kondutivitas panas dan listrik sangat tinggi.
Penggunaan : Tembaga banyak digunakan untuk konduktor listrik,
alat solder, pipa spiral pendingin, kerajinan tangan,
sebagai bahan dasar pembuatan kuningan dan
pernggu, dll.
Kekuatan tarik : 200300 N/mm2.
5.3. Logam Aluminium
Sifat aluminium yang menonjol adalah berat jenisnya yang rendah dan
daya hantar listrik/panas yang cukup baik. Aluminium menyelimuti diri dari udara
dengan sebuah lapisan oksid (pelidung.) yang tidak boleh dirusak. Aluminium
tidak tahan terhadap alkali dan asam garam. Karena kekerasannya rendah,
aluminium kurang baik untuk diubah bentuk dengan penyerpihan. Untuk itu
diperlukan sudut serpih yang besar, kecepatan sayat yang tinggi dan bahan
pelumas yang cocok.
5-7
Aluminium benar-benar lunak dan mudah diregangkan, sehingga mudah
diubah bentuk dalam keadaan dingin dan panas. Melalui penggilingan dapat
dihasilkan selaput sampai tebai 0,004 mm.
Aluminium tidak beracun dan tidak magnetis, merupakan reflector
(pemantul balik) yang baik untuk panas: cahaya dan gelombang-gelombang
elektromagnetis.
Logam aluminium mempunyai struktur kristai FCC. Logam tahan terhadap
korosi pada media yang berubah-ubah dan juga mempunyai ducktilitas yang
tinggi. Aluminium sering terdapat di atas bumi dalam bentuk senyawa kimia,
namun di alam tidak ditemukan aluminium dalam keadaan murni. Bahan dasar
terpenting untuk pembuatan aluminium ialah bauksit, yang merupakan kumpulan
mineral (tanah tawas, oksid aluminium) dengan imbuhan oksid besi dan asam
silica.
Bijih-bijih aluminium dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan,
yaitu:
- Bauksit ; bijih ini didapat dalam bentuk batu-batuan berwarna merah atau
coklat. Bauksit setelah dipisahkan dari kotoran-kotoran penghantar didapat
kaolin (AI2O3. 2SiO2.H2O), Bochimite diapore (Al2 H2O),gibbsite
(Al2O3.3H2O).
- Nepheline (NaK)2O Al2O3.SiO2).
- Alunite (K2SO4) 3. 4 Al (OH) 3)
- Sianite (AI2O3Si.O2),bijih ini tidak diproduksi untuk aluminium, tetapi
diproduksi untuk peleburan langsung paduan aluminium silikon.
A. Proses Pemurnian Bijih Aluminium.
Metode proses pemurnian aluminium dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam,
yaitu :
1. Proses elektrothermis :
Pada proses ini bijih-bijih dicairkan / direduksi dalam dapur listrik sehingga
diperoleh cairan aluminium. Proses ini jarang digunakan karena diperlukan
energi listrik yang sangat besar.
5-8
2. Proses asam;
Pada proses ini bijih-bijih aluminium dilarutkan dalam larutan asam (H2S04,
HCl, dsb). Dari reaksi ini didapatkan garam Al2(SO4)3, Al2Cl3, dsb. Sehingga
unsur-unsur penghan