makalah korosi
DESCRIPTION
korosiTRANSCRIPT
Kata Pengantar
Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya selama pembuatan
tugas ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Adapun mata pelajaran yang menjadi
dasar penulisan ini adalah Bahan Konstruksi Teknik Kimia. Dalam makalah ini, kami
membahas seputar tentang korosi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu guru yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami mengerjakan tugas ini
dengan sebaik-baiknya, meskipun masih terdapat beberapa kekurangan karena keterbatasan
kemampuan kami dan juga terbatasnya waktu yang ibu berikan. Atas keterbatasan kami
inilah, kritik dan saran yang membangun akan sangat kami harapkan, guna
menyempurnakan tugas-tugas lainnya kelak.
Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam proses pembuatan karya ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermutu, serta dapat menjadi salah satu bekal atau pengalaman bagi kami
untuk menjadi lebih baik lagi.
Pekanbaru, 30 Oktober 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….…. . ii
DAFTAR ISI ………………….…………….………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………..…………………………………………….... 1
1.1. Latar Belakang ……....………….…………………………………….…… 1
1.2. Rumusan Masalah ………..…………………………………………...….... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …..…………………………………………………... 4
BAB V PENUTUP …………………………………………………………………….. 12
4.1. Kesimpulan …..…..…………………………………………………............... 12
DAFTAR PUSTAKA …..…………………………………………………................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
1.1.1. Latar Belakang
Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengrusakan material yang
disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni
merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di sekelilingnya
tersebut. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi
berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau
perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan.
Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya,
yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila
logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil.
Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi modern.
Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat
luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya
yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi
akan kehilangan nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan
sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini
difokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada
besi. Selain itu pada percobaan ini akan diketahui logam-logam apa sajakah yang
dapat menghambat terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat kimianya.
1.1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi korosi?
2. Bagaimana pengaruh logam lain pada korosi besi?
3. Logam apa yang dapat meningkatkan dan menghambat korosi?
4. Bagaimana pengaruh pH larutan terhadap korosi besi?
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya
yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari,
korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.Pada
peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi
Sejak logam dibandingkan dengan yang bukan logam, seperti keramik, plastik, karet, beton,
dan lain - lain yang mempunyai hantaran elektrik yang tinggi, korosi biasanya disebabkan
oleh sifat elektrokimia. Pada kasus non logam yang tidak mempunyai konduktifitas elektris,
korosinya disebabkan oleh bahan – bahan kimia. Sesungguhnya, korosi dapat disebut
sebagai "vulture dari metalurgi: karena berangsur-angsur akan habis logamnya". Karat
logam umumnya adalah berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3. xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap
sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya
dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang
mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang
dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak
digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu
tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain,
1991).
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara
pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi
diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi
dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian
pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut
dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baiik oksigen maupun hidrogen yang
tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum
2
definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada pelepasan dan
pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990).
Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek
dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai
anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel
elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau di daerah yang
terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999).
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan
yang korosif. Korosi juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam yang dari bijih
mineralnya. Contohnya bijih besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau
besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan
lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret volta
dan persamaan Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya
korosi (Anonim, 2008).
Hambatan terhadap korosi pada besi tuang kelabu yang terendam dalam air, relatif
baik bila dibandingkan dengan hambatan pada baja lunak. Hambatan terhadap korosi dan
kekuatan bahan ini ditingkatkan sedikit dengan menambahkan 3 persen nikel.
Ketahanannya terhadap tumbukan juga dapat ditingkatkan dengan mengubah prosedur
pengecoran sehingga menghasilkan steroid-steroid grafit alih-alih serpih-serpih yang
normal, bila besi mengalami korosi, serpih-serpih grafit seringkali tetap mencuat di
permukaan, dan secara berangsur membentuk lapisan yang lebih mulia dan kaya akan
karbon pada logam tersebut (Chamberlain, 1991).
Tembaga murni adalah logam yang sangat lunak dan mudah ditempa. Logam ini
biasanya dipadukan dengan sedikit logam lain seperti Be, Te, Ag, Cd, As, dan Cr untuk
mengubah sifat-sifatnya pada penerapan-penerapan tertentu, sambil tetap memperahankan
ketahanan terhadap korosinya yang istimewa dalam kondisi-kondisi kerja yang lebih buruk
(Chamberlain, 1991).
3
Tembaga, adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur
pada suhu yang sangat tinggi, yakni 1038 oC. Karena potensial elektrod standarnya positif,
yaitu (+0,34 untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat
encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).
Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah untuk ditempa dan
liat. Zink melebur pada suhu 410oC. Dan mendidih pada 906oC. Logamnya murni melarut
lambat sekali dalam asam dan dalam alkali. Adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan
platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari
logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya zink-zink komersial
(Svehla, 1990).
Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit
grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi.
Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa,
dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena potensial elektroda standarnya positif, ia tidak larut
dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut
sedikit (Svehla, 1990).
Pada sebuah generator untuk cairan logam, sebagai raktor, terjadi penentrating
selama transfer panas, yang akan menyebabkan tingginya suhu air agar dapat dituang pada
natrium suhu rendah dengan mengisi bagian kosong pada tube, pada proses ini akan terjadi
korosi, yang kemudian akan berakibat pada keadaan ekonomi dan pemasaran generator ini,
sehingga perlu adanya sebuah prosedur baru untuk kemudian mencegah berlanjutnya proses
korosi, diantaranya adalah dengan pengetesan reaksi natrium dengan air, dll (Hamada dan
Tanabe, 2004).
Bentuk - Bentuk Korosi
Bentuk-bentuk korosi dapat berupa korosi merata, korosi galvanik, korosi sumuran,
korosi celah, korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion
fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen), korosi
intergranular, dan selective leaching.
4
1) Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam, oleh
karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi
yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosi merata berupa
kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat
produk korosi dalam bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian
tidak langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan
(preventive maintenance).
2) Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di
lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara
logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah
logam yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi
adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi.
3) Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yang terbuka akibat
pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukan lapisan
pasif dipermukaannya, pada antarmuka lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH,
sehingga terjadi pelarutan lapisan pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan
pasif pecah sehingga terjadi korosi sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena
lokasi terjadinya sangat kecil tetapi dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan atau
struktur patah mendadak.
4) Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen.
Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar dan
didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat
oksigen (O2) di dalam celah habis, sedangkan oksigen (O2) diluar celah masih banyak,
akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan
permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang
terkorosi.
5) Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion fatique
cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen) adalah
bentuk korosi dimana material mengalami keretakan akibat pengaruh lingkungannya.
Korosi retak tegang terjadi pada paduan logam yang mengalami tegangan tarik statis 5
dilingkungan tertentu, seperti : baja tahan karat sangat rentan terhadap lingkungan klorida
panas, tembaga rentan dilarutan amonia dan baja karbon rentan terhadap nitrat. Korosi retak
fatk terjadi akibat tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat
pengaruh hidogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalam kisi paduan.
6) Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat
terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja
tahan karat austenitik apabila diberi perlakuan panas. Pada temperatur 425 – 815oC karbida
krom (Cr23C6) akan mengendap di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %,
didaerah pengendapan tersebut akan mengalami korosi dan menurunkan kekuatan baja
tahan karat tersebut.
7) Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah
satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng.
Mekanisme terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total
terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan
terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit.
Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain selective leaching
terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa pembakaran. Berkurangnya
besi dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan
lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa.
Prinsip
Proses Elektrokimia
Karat merupakan hasil korosi, yaitu oksidasi suatu logam. Besi yang mengalami korosi
membentuk karat dengan rumus Fe2O3.xH2O. Korosi atau proses pengaratan merupakan
proses elektro kimia. Pada proses pengaratan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan
oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi.
Reaksi perkaratan besi
a. Anoda: Fe(s) Fe2+ + 2e
6
Katoda: 2 H+ + 2 e- H2
2 H2O + O2 + 4e- 4OH-
b. 2H+ + 2 H2O + O2 + 3 Fe 3 Fe2+ + 4 OH- + H2
Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O
Autokatalis
Karat yang terbentuk pada logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya.
Oleh sebab itu, karat disebut juga dengan autokatalis. Mekanisme terjadinya korosi adalah
logam besi yang letaknya jauh dari permukaan kontak dengan udara akan dioksidasi oleh
ion Fe2+. Ion ini larut dalam tetesan air. Tempat terjadinya reaksi oksidasi di salah satu
ujung tetesan air ini disebut anode. Ion Fe2+ yang terbentuk bergerak dari anode ke katode
melalui logam. Elektron ini selanjutnya mereduksi oksigen dari udara dan menghasilkan
air. Ujung tetesan air tempat terjadinya reaksi reduksi ini disebut katode. Sebagian oksigen
dari udara larut dalam tetesan air dan mengoksidasi Fe2+ menjadiFe3+ yang membentuk
karat besi (Fe2O3.H2O).
Kerugian
Besi atau logam yang berkarat bersifat rapuh, mudah larut, dan bercampur dengan
logam lain, serta bersifat racun. Hal ini tentu berbahaya dan merugikan. Jika berkarat, besi
yang digunakan sebagai pondasi alau penyangga jembatan menjadi rapuh sehingga mudah
ambruk. Alat-alat produksi dalam industri makanan dan farmasi tidak boleh menggunakan
menggunakan logam yang mudah berkarat. Hal ini disebabkan karat yang terbentuk mudah
larut dalam makanan, obat-obatan, atau senyawa kimia yang diproduksi. Oleh sebab itu,
untuk kepentingan industri biasanya menggunakan peralatan stainless yang antikarat.
Faktor yang berpengaruh :
7
1.Kelembaban udara
2.Elektrolit
3.Zat terlarut pembentuk asam (CO2, SO2)
4. Adanya O2
5. Lapisan pada permukaan logam
6. Letak logam dalam deret potensial reduksi
Cara-cara Pencegahan Korosi Besi
1. Pengecetan. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena
keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating.
Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi
selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya
tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena
potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah (Eº Fe = -0,44 volt; Eº Sn = -0,44 volt).
Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia
dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi
hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon dan berbagai barang lain
dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi
sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut
perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka
besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-
mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
8
6. Chromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk
bumper mobil. Chromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,
kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium itu akan berkarat
tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah
atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
Tips dan Cara Mencegah dan Mengatasi Besi Berkarat
Beberapa cara untuk menanggulangi besi atau logam lain agar tahan dari proses perkaratan:
1. Melapisi besi atau logam lainnya dengan cat khusus besi yang banyak dijual di toko-toko
bahan bangunan.
2. Membuat logam dengan campuran yang serba sama atau homogen ketika pembuatan
atau produksi besi atau logam lainnya di pabrik.
3. Pada permukaan logam diberi oli atau vaselin
4. Menghubungkan dengan logam aktif seperti magnesium / Mg melalui kawat agar yang
berkarat adalah magnesiumnya. Hal ini banyak dilakukan untuk mencegah berkarat pada
tiang listrik besi atau baja. Mg ditanam tidak jauh dari tiang listrik.
5. Melakukan proses galvanisasi dengan cara melapisi logam besi dengan seng tipis atau
timah yang terletak di sebelah kiri deret volta .
6. Melakukan proses elektro kimia dengan jalan memberi lapisan timah seperti yang biasa
dilakukan.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Korosi adalah kerusakan atau degradasi
logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan
sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau
elektrokimia dengan lingkungan.
Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya. Pada
dasarnya peristiwa korosi adalah reaksi elektrokimia. Secara alami pada permukaan
logam dilapisi oleh suatu lapisan film oksida (FeO.OH. Pada proses korosi terjadi
reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron. Anode adalah bagian dari permukaan
logam dimana metal akan larut.
Bentuk-bentuk korosi dapat berupa korosi merata, korosi galvanik, korosi sumuran,
korosi celah, korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik
(corrosion fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced
hydrogen), korosi intergranular, dan selective leaching.
Faktor yang mempengaruhi Korosi, yaitu : Kontak Langsung logam dengan H2O
dan O2, Keberadaan Zat Pengotor, Kontak dengan Elektrolit, temperatur, pH dan
Mikroba
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian
tidak langsung. Kerugian langsung berupa terjadinya kerusakan pada peralatan,
permesinan atau struktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa
terhentinya aktivitas produksi, karena terjadinya pergantian peralatan yang rusak akibat
korosi, bahkan kerugian tidak langsung dapat berupa terjadinya kecelakaan yang
menimbulkan korban jiwa.
Pencegahan Korosi Berdasarkan proses terjadinya ada 2 cara yang dapat dilakukan
untuk mencegah korosi, yaitu perlindungan mekanis dan perlindungan elektrokimia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Chamberlain, J.,Trethewey, KR., (1991), Korosi, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Oxtoby, dkk.2001.Kimia Modern edisi keempat jilid 1.Jakarta: Erlangga
Anonim, 2008, Korosi, (online) (http://www.wikipedia.com), diakses 27 Oktober
2013, pukul 17.00.
Hamada, H., dan Tanabe, H., 2004, Analysis of Overheating Rupture in Heat-
Transfer Tubes
CausingSvehla, G., 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.
11