makalah korosi
TRANSCRIPT
KOROSI DI LINGKUNGAN SMA NEGERI 1 KOTA LUBUKLINGGAU
MakalahDiajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Kimia
Oleh :Nama : Mar’ie MuhammadKelas : XII IPA 4Guru pembimbing : Eka Sari, M.Pd.
SMA NEGERI 1 KOTA LUBUKLINGGAUTAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalammu‘alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena berkat rahmat,nikmat dan karunia-Nya lah,
makalah sederhana saya yang berjudul “Korosi di lingkungan SMA Negeri 1 Lubuklinggau” akhirnya dapat diselesaikan.
Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Eka Sari, M.Pd selaku Guru pembimbing
mata pelajaran Kimia yang telah banyak memberikan bantuan dalam proses pembuatan makalah ini.
saya sangat berharap agar karya tulis ini dapat menjawab tentang berbagai problematika Korosi dalam
kehidupan sehari-hari. Namun, Saya juga sepenuhnya menyadari bahwa di dalam karya tulis saya ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu saya mempersilakan kepada pembaca untuk memberikan
kritik serta sarannya sehingga saya dapat memberbaiki dan meminimalisir kesalahan di masa yang akan datang.
Semoga karya tulis ilmiah sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian. Terima kasih.
Wassalammu‘aialaikum Wr. Wb.
Lubuklinggau, 15 Oktober 2015
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................................................................ iKATA PENGANTAR............................................................................................................................................ iiDAFTAR ISI......................................................................................................................................................... iiiBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang............................................................................................................................................ 5 1.2 Tujuan......................................................................................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Korosi........................................................................................................................................ 7 2.2 Penyebab Korosi......................................................................................................................................... 8 2.3 Proses Terjadinya Korosi............................................................................................................................ 10 2.4 Laju Korosi.................................................................................................................................................. 11 2.5 Dampak peristiwa korosi............................................................................................................................. 12 2.6 Pencegahan Korosi..................................................................................................................................... 13
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tabel Survey Korosi.................................................................................................................................... 16 3.2 Pembahasan Tabel.................................................................................................................................... 22
iii
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan.................................................................................................................................................. 28 4.2 Saran........................................................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................ 30
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKorosi atau Karat merupakan masalah klasik yang telah tejadi selama berabad-abad lamanya. Korosi
menimbulkan banyak masalah dan hal ini jelas menelan kerugian yang tidak sedikit, seperti masalah keracunan akibat
korosi pada tempat penyimpanan air, hingga berbagai permasalahan dalam sektor industri, seperti sektor industri
logam, industri perhubungan, industri pertambangan dan energi, industri pekerjaan umum, industri pertanian dan
berbagai sektor lainnya. Di Amerika saja kerugian akibat serangan karat mencapai 15 miliar dolar per tahun atau
sekitar 19.5 trilun rupiah jika 1 dolar AS diasumsikan 13.000 rupiah.
Korosi menyerang hampir semua peralatan yang terbuat dari logam. Mulai dari peralatan dapur, mesin cuci,
sampai mesin mobil. Korosi dapat terjadi di pipa-pipa bawah tanah, alat transportasi, rumah, kebun, hingga sekolah.
Seperti yang terjadi di SMA Negeri 1 Lubuklinggau yang merupakan sekolah menengah atas tertua di Kota
Lubuklinggau. Sebagai sekolah yang mempunyai bangunan dan fasilitas yang sudah berumur, maka bisa dipastikan
bahwa tempat ini telah menjadi ladang terjadinya korosi.
5
Korosi yang terjadi tersebut, dapat memperpendek masa pakai dari fasilitas sekolah sehingga menyebabkan
kerugian materiil yang besar.
Maka dari itu penulis merasa perlu untuk melakukan observasi tentang korosi ini guna mengetahui akar dari
masalah korosi dan bagaimana cara mengatasinya.
1.2 Tujuan PenulisanAdapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut :
1.Menginformasikan tentang potret korosi di SMA Negeri 1 Kota Lubuklinggau2.Mengetahui akar masalah korosi di SMA Negeri 1 Kota Lubuklinggau3.Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat korosi4.Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi korosi
6
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian KorosiKorosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan.
Korosi juga dapat diartikan sebagai kemerosotan atau kerusakan sifat
logam oleh karena proses elektrokimia, yang biasanya berjalan lambat.
Contoh yang paling umum adalah korosi logam besi dengan terbentuknya
karat oksida. Dengan demikian korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik yaitu
oksidasi logam menjadi ionnya dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang
mengkonsumsi elektron tersebut dengan laju yang sama. Proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen
atau oksigen dari lingkungan sekitarnya.
7
2.2 Penyebab Korosi
Korosi merupakan reaksi kimia yang terjadi secara alami dan spontan. Tanpa campur tangan manusia, logam dapat bereaksi dengan faktor luar dan menyebabkan peristiwa korosi. Beberapa faktor penyebab korosi antara lain:
1. Tingginya reaktivitas logam
Semakin reaktif logam maka semakin mudah pula mengalami korosi.
2. Temperatur
Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel, sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar hingga laju korosi pada logam akan semakin meningkat.
8
3. Adanya zat pengotor.
Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi.Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon darihasil pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat.
4. Adanya zat-zat elektrolit.
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan.Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat menambah laju aliran elektron sehingga korosi meningkat.
5. Adanya udara bebas, uap air, dan gas tertentu seperti CO2 dan SO2.
9
2.3 Proses korosi Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, proses reaksi redoks yang terjadi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Anoda : { Fe (s) Fe2+ (aq) + 2 e } 2xKatoda : O2 (g) + 4 H+ (aq) + 4 e 2 H2O (l)Redoks : 2 Fe (s) + O2 (g) + 4 H+ (aq) Fe2+ (aq) + 2 H2O (l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa emf standar untuk proses korosi ini adalah Eosel = +1,67
V. Reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dengan ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe2+ yang terbentuk di anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi(III) oksida:
4 Fe2+ (aq) + O2 (g) + (4 + 2x) H2O (l) 2 Fe2O3.x H2O + 8 H+(aq)
Hidrat besi(III) oksida inilah yang dikenal dengan karat besi. Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi elektron dan ion. Itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam. Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang terjadi adalah:
O2 (g) + 2 H2O (l) + 2 e 4 OH- (aq)
Korosi besi relatif lebih cepat terjadi dan berlangsung terus menerus, sebab lapisan senyawa besi(III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara maupun air. Tetapi, aluminium mempunyai potensial reduksi jauh lebih negatif dibandingakn besi, proses korosi lanjut menjadi terhambat karena hasil oksidasi, Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar.
10
2.4 Laju KorosiKetika sepotong besi dibiarkan bereaksi dengan Air (H2O) dan udara (O2) hingga berkarat, seberapa
cepatkahkah korosi besi tersebut ?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita dapat menyatakannya lewat Laju korosi yang juga dikenal dengan rasio korosi. Laju korosi dihitung dengan mengambil korosi pada seluruh permukaan. Laju korosi diukur dengan kondisi mpy (mils per penetration).
myp= (berat hilangakibat korosi dalamgram x (22300 ) )(A ) (dt )
KETERANGAN :A = luas permukaan korosi (in2) d = massa jenis logam (g/cm3) t = waktu korosi (hari)
11
2.5 Dampak dari peristiwa korosiDampak yang ditimbulkan dari peristiwa korosi ini yaitu, meliputi dua
aspek yaitu aspek ekonomi dan aspek sosial.a. Dampak ekonomi1. Kerugian produksi selama selama idle2. Biaya perawatan tinggi.3. Effisiensi berkurang.4. Kontaminasi yg mempengaruhi produk.5. Overdesign
b. Dampak Sosial1. Pemukiman kumuh dan rentan hancur2. Safety/ keamanan
12
2.6 Pencegahan Korosi
2.6.1 Perlindungan katodik (Galvanisasi)
Prinsip dari perlindungan katodik (dengan Zink) adalah mengubah potensial elektroda dari struktur logam sehingga dapat menambah "kekebalan" logam yang ingin dilindungi. Bagian yang dilindungi tentu saja adalah permukaan, karena korosi dimulai dari bagian permukaan, sehingga menutup kemungkinan terjadinya reaksi korosi. Perlindungan katodik penting digunakan untuk logam alat-alat selam dan bawah tanah.
2.6.2 Penghambat (inhibitor) korosi
Adanya molekul asing dapat mempengaruhi reaksi pada permukaan. Proses korosi adalah salah
satu jenis reaksi permukaan. Korosi dapat dikendalikan dengan senyawa asning yang dikenal dengan
senyawa inhibitor (penghambat). Senyawa penghambat dapat terabsorpsi pada permukaan logam yang
bereaksi. Senyawa tersebut langsung menyerap ke arah lapisan permukaan logam. Senyawa
penghambat dapat berkerja pada cara yang berbeda, yaitu memblokir bagian yang rawan korosi dan
mencegah laju anodik maupun katodik. Cara lainnya adalah dengan meningkatkan potensial elektroda.
Contoh senyawa yang dapat menghambat reaksi anodik adalah heksilamina dan natrium benzoat. Dengan cara yang sama, oksidator seperti nitrit, kromat, amina, tiourea juga dapat digunakan untuk
menghambat korosi.
13
2.6.3 Tin plating (Pelapisan dengan timah)
Ialah pelapisan dengan timah. Cara ini biasanya pada kaleng kemasan karena timah bersifat anti
karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan tersebut utuh, apabila lapisan
timah ini penyok atau tergores maka timah justru mempercepat korosi pada besi. Hal ini tejadi karena besi
lebih reaktif daripada timah.
2.6.4 Cromium pating (pelapisan dengan kromium)
Ialah pelapisan dengan kromium. Sama seperti zink, kromium dapat memberikan perlindungan
terhadap korosi meskipun kromium tersebut rusak. Cara ini dilakukan pada sepeda, bumper mobil, dan
handphone.
2.6.5 Sacrificial Protection (Pengorbanan anode)
Perbaikan pipa bawah tanah mungkin memerlukan biaya mahal.hal ini bisa diatasi dengan teknik
Sacrificial Protection, yaitu dengan cara menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan dengan
pipa besi melalui sebuah kawat. Logam magnesium akan berkarat karena lebih reaktif (lebih mudah
berkarat).
14
2.6.6 Dibalut dengan plastikPlastik dapat mencegah besi beraksi dengan udara dan air. Berbagai peralatan rumah tangga dibalut oleh
plastik seperti rak piring dan pegangan ember.
2.6.7 Melumuri dengan oliCara ini biasanya diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin seperti gergaji.oli dapat menjegah
kontak besi dengan air dan udara
2.6.8 MengecatCat dapat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air. Cara ini biasanya digunakan pada
pagar, tiang bendera dan jembatan.
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tabel Korosi
NO.
NAMA KOROSI
IDETIFIKASI
LOGAM
PENYEBAB KOROSI
REAKSI REDOKS
CARA
MENGATASI1. Gergaji
Besi (Fe) Suh
u dan kelembapanUdara (O2
dan H2O)
A : Fe Fe2+ + 2e-
K : ½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
R : Fe + ½ O2 + H2O Fe2+ + 2OH-
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 (tidak stabil)
H2O dan O2
Fe(OH)2 Fe2O3 . XH2O(karat)
Melumuri dengan oli
2.
Pagar Sekolah
Besi (Fe)
Suhu dan kelembapanUdara
A : Fe Fe2+ + 2e-
K : ½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
R : Fe + ½ O2 + H2O Fe2+ + 2OH-
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 (tidak stabil)
H2O dan O2
Fe(OH)2 Fe2O3 . XH2O(karat)
Pengecatan
galvanisasi
16
(O2
dan H2O)
17
NO.
NAMA KOROSI
IDETIFIKASI
LOGAM
PENYEBAB KOROSI
REAKSI REDOKS
CARA
MENGATASI3. Terali Koperasi
Besi (Fe)
Suhu dan kelembapanUdara (O2
dan H2O)
A : Fe Fe2+ + 2e-
K : ½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
R : Fe + ½ O2 + H2O Fe2+ + 2OH-
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 (tidak stabil)
H2O dan O2
Fe(OH)2 Fe2O3 . XH2O(karat)
Melakukan pengecatan
4. Papan Nama Ekskul
Seng (Zn)
Suhu dan kelembapanUdara (O2
dan H2O)
A : Zn Zn2+ + 2e-
K : ½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
R : Zn + ½ O2 + H2O Zn2+ + 2OH-
Zn2+ + 2OH- Zn(OH)2
Co2
Zn(OH)2 Zn(OH)2 . XZnCO3(karat)
Melakukan pengecatan
Galvanisasi
17
NO.
NAMA KOROSI
IDETIFIKASI
LOGAM
PENYEBAB KOROSI
REAKSI REDOKS
CARA
MENGATASI5. Tumpukan seng di belakang
mushola
Seng (Zn)
Suhu
kelembapan
A : Zn Zn2+ + 2e-
K : ½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
R : Zn + ½ O2 + H2O Zn2+ + 2OH-
Zn2+ + 2OH- Zn(OH)2
Co2
Zn(OH)2 Zn(OH)2 . XZnCO3(karat)
Melakukan pengecatan pada permukaan seng
Mempertebal lapisan zink
Penambahan inhibitor
18
6. Ember kaleng Belakang Mushola
Seng (Zn)
Bakteri
Suhu
kelembapan
A : Zn Zn2+ + 2e-
K : ½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
R : Zn + ½ O2 + H2O Zn2+ + 2OH-
Zn2+ + 2OH- Zn(OH)2 Co2
Zn(OH)2 Zn(OH)2XZnCO3(karat)
Melapisi dengan timah
Mengecat
galvanisasi
NO.
NAMA KOROSI
IDETIFIKASI
LOGAM
PENYEBAB KOROSI
REAKSI REDOKS
CARA
MENGATASI7. Pipa Air Besi
Besi (Fe)
Bakteri
Suhu
kelembapan
A : Fe Fe2+ + 2e-
K : ½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
R : Fe + ½ O2 + H2O Fe2+ + 2OH-
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 ( tidak stabil)
H2O dan O2
Fe(OH)2 Fe2O3 .XH2O(karat
pengorbanan anode
Galvanisasi
19
(Zink)
8. Roda Gerobak Mang Boel
Besi (Fe)
Bakteri
Suhu
kelembapan
A : Fe Fe2+ + 2e-
K : ½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
R : Fe + ½ O2 + H2O Fe2+ + 2OH-
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 ( tidak stabil) H2O dan O2
Fe(OH)2 Fe2O3 . XH2O
mengecatnya
dilapisi kromium
NO.
NAMA KOROSI
IDETIFIKASI
LOGAM
PENYEBAB KOROSI
REAKSI REDOKS
CARA
MENGATASI9. Kaleng Biskuit Belakang
mushola Bakt
eriA : Fe Fe2+ + 2e-
K : ½ O2 + H2O + 2e- 2OH- me
nge
20
Besi (Fe) Suh
u
kelembapan
R : Fe + ½ O2 + H2O Fe2+ + 2OH-
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 ( tidak stabil)
H2O dan O2
Fe(OH)2 Fe2O3 . XH2O(karat)
catnya
Galvanisasi (Zink)
Tin plating (Timah)
10. Angkong
Besi (Fe)
Suhu dan kelembapanUdara (O2
dan H2O)
A : Fe Fe2+ + 2e-
K : ½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
R : Fe + ½ O2 + H2O Fe2+ + 2OH-
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 ( tidak stabil)
H2O dan O2
mengecatnya
Galvanisasi (Zink)
21
Fe(OH)2 Fe2O3 .XH2O(karat)
11. Pompa Mang Boel
Besi (Fe)
Suhu dan kelembapanUdara (O2
dan H2O)
A : Fe Fe2+ + 2e-
K : ½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
R : Fe + ½ O2 + H2O Fe2+ + 2OH-
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 ( tidak stabil)
H2O dan O2
Fe(OH)2 Fe2O3 . XH2O(karat)
mengecatnya
melapisi dengan plastik
melumuri dengan oli
12. Tiang listrik smansa
Besi (Fe)
Suhu dan kelembapanUdara (O2
dan H2O)
A : Fe Fe2+ + 2e-
K : ½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
R : Fe + ½ O2 + H2O Fe2+ + 2OH-
Pengorbanan
22
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 ( tidak stabil)
H2O dan O2
Fe(OH)2 Fe2O3 . XH2O(karat)
anode
mengecatnya
23
3.2 Pembahasan3.2.1 Gergaji di Aula
Gergaji teridentifikasi sebagai besi (Fe), Dimana gergaji tersebut mengalami korosi akibat suhu dan
kelembapan ruang aula.
Melumuri dengan oli dapat menghindarkan kontak besi pada gergaji dengan air dan udara.
3.2.2 Pagar sekolahPagar sekolah teridentifikasi sebagai besi. Pagar sekolah mengalami korosi akibat temperatur dan
kelembapan (H2O dan O2).
Mengecat merupakan cara yang tepat untuk mencegah korosi karena cat bisa menghindarkan
kontak antara besi dengan air dan udara.
3.2.3 Terali koperasiTerali koperasi teridentifikasi sebagai besi. Terali ini mengalami korosi akibat suhu serta reaksi
dengan udara dan air.
Mengecat merupakan cara yang tepat untuk mencegah korosi karena cat bisa menghindarkan
kontak antara besi dengan air dan udara.
24
3.2.4 Papan ekstrakulikulerTerindikasi sebagi seng (Zn). Korosi terjadi akibat suhu serta kelembapan udara (H 2O dan O2).
Untuk mencegah korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Pengecatan, karena cat bisa menghindarkan kontak antara besi dengan air dan udara.
2. Penambahan inhibitor, inhibitor seperti heksilamina dan natrium benzoate dapat
menghambat korosi yaitu dengan cara memblokir bagian yang rawan korosi dan mencegah laju
anodik maupun katodik.
3. Penebalan lapisan zink, penebalan lapisan zink dapat memberikan proteksi tambahan
terhadap korosi.
3.2.5 Tumpukan seng di belakang musholaTerindikasi sebagi seng (Zn). Korosi terjadi akibat suhu serta kelembapan udara (H 2O dan O2).
Untuk mencegah korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Pengecatan, karena cat bisa menghindarkan kontak antara besi dengan air dan udara.
2. Penambahan inhibitor, inhibitor seperti heksilamina dan natrium benzoate dapat
menghambat korosi yaitu dengan cara memblokir bagian yang rawan korosi dan mencegah laju
anodik maupun katodik.
3. Penebalan lapisan zink, penebalan lapisan zink dapat memberikan proteksi tambahan
terhadap korosi.
25
3.2.6 Ember kaleng Belakang MusholaTerindikasi sebagi seng (Zn). Korosi terjadi akibat suhu serta kelembapan udara (H 2O dan O2),
Keberadan bakteri anaerobik yang hidup dalam kondisi tanpa zat asam mengubah garam sulfat
menjadi asam yang reaktif dan menyebabkan karat. Bakteri disebut ‘Sulfate Reducing Bacteria’ .
Untuk mencegah korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Pengecatan, karena cat bisa menghindarkan kontak antara besi dengan air dan udara.
2. Penambahan inhibitor, inhibitor seperti heksilamina dan natrium benzoate dapat
menghambat korosi yaitu dengan cara memblokir bagian yang rawan korosi dan mencegah laju
anodik maupun katodik.
3. Penebalan lapisan zink, penebalan lapisan zink dapat memberikan proteksi tambahan
terhadap korosi.
4. Memberi aerasi (memasukkan zat asam) kedalam air (klorinasi, tennates, potassium,tellurite,
cetyl pyridinium, O-nitrophenol,selenate anorganik) untuk mencegah korosi akibat bakteri.
3.2.7 Pipa Air BesiTerindikasi sebagi besi (Fe). Korosi terjadi akibat suhu serta kelembapan udara (H 2O dan O2),
Keberadan bakteri anaerobik yang hidup dalam kondisi tanpa zat asam mengubah garam sulfat
menjadi asam yang reaktif dan menyebabkan karat. Bakteri disebut ‘Sulfate Reducing Bacteria’ .
Untuk mencegah korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
26
1. teknik Sacrificial Protection, yaitu dengan cara menanamkan logam magnesium kemudian
dihubungkan dengan pipa besi melalui sebuah kawat. Logam magnesium akan berkarat karena
lebih reaktif (lebih mudah berkarat) sementara besi terlindungi.
2. Galvanisasi, yaitu dengan melapisi dengan zink, karena zink lebih reaktif daripada besi dan
dapat melindungi besi dari korosi.
3.2.8 Roda Gerobak Mang BoelTerindikasi sebagi besi (Fe). Korosi terjadi akibat suhu serta kelembapan udara (H 2O dan O2).
Untuk mencegah korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Cromium plating, karena kromium dapat memberikan perlindungan terhadap korosi meskipun
kromium tersebut rusak.
2. Pengecatan, karena cat bisa menghindarkan kontak antara besi dengan air dan udara.
3.2.9 Kaleng Biskuit Belakang musholaTerindikasi sebagi besi (Fe). Korosi terjadi akibat suhu serta kelembapan udara (H 2O dan O2),
Keberadan bakteri anaerobik yang hidup dalam kondisi tanpa zat asam mengubah garam sulfat
menjadi asam yang reaktif dan menyebabkan karat. Bakteri disebut ‘Sulfate Reducing Bacteria’ .
Untuk mencegah korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. teknik Tin plating, Ialah pelapisan dengan timah. Cara ini biasanya pada kaleng kemasan
karena timah bersifat anti karat, tidak sereaktif besi dan dapat melindungi besi.
27
2. Galvanisasi, yaitu dengan melapisi dengan zink, karena zink lebih reaktif daripada besi dan
dapat melindungi besi dari korosi.
3. Memberi aerasi (memasukkan zat asam) kedalam air (klorinasi, tennates, potassium,tellurite,
cetyl pyridinium, O-nitrophenol,selenate anorganik) untuk mencegah korosi akibat bakteri.
3.2.10 AngkongTerindikasi sebagi besi (Fe). Korosi terjadi akibat suhu serta kelembapan udara (H 2O dan O2).
Untuk mencegah korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Cromium plating, karena kromium dapat memberikan perlindungan terhadap korosi meskipun
kromium tersebut rusak.
2. Pengecatan, karena cat bisa menghindarkan kontak antara besi dengan air dan udara.
3.2.11 Pompa Mang BoelTerindikasi sebagi besi (Fe). Korosi terjadi akibat suhu serta kelembapan udara (H 2O dan O2).
Untuk mencegah korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Cromium plating, karena kromium dapat memberikan perlindungan terhadap korosi meskipun
kromium tersebut rusak.
2. Pengecatan, karena cat bisa menghindarkan kontak antara besi dengan air dan udara.
3. Melumuri dengan oli , dapat menghindarkan kontak besi pada gergaji dengan air dan udara.
28
3.2.12 Tiang listrik smansaTerindikasi sebagi besi (Fe). Korosi terjadi akibat suhu serta kelembapan udara (H 2O dan O2).
Untuk mencegah korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Pengecatan, karena cat bisa menghindarkan kontak antara besi dengan air dan udara.
2. teknik Sacrificial Protection, yaitu dengan cara menanamkan logam magnesium kemudian
dihubungkan dengan pipa besi melalui sebuah kawat. Logam magnesium akan berkarat karena
lebih reaktif (lebih mudah berkarat) sementara besi terlindun
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 KesimpulanBerdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Lubuklinggau, banyak sekali ditemukan fasilitas
sekolah yang mengalami korosi atau karat dimana beberapa diantaranya dibiarkan terbengkalai. Akar dari masalah
korosi ini ialah penggunaan logam yang memiliki keraktifan yang tinggi seperti Besi (Fe), ditambah lagi dengan
perubahan suhu dan kelembapan untuk jaga waktu yang lama dan terus menerus.
Korosi memberikan dampak secara ekonomi dan sekaligus sosial, dalam segi ekonomi korosi membuat
pengeluaran untuk biaya perawatan fasilitas menjadi tinggi hingga acaman kontaminasi zat yang berbahaya. Pada segi
sosial, korosi dapat mengurangi tingkat keamanan atau sefty bagi siswa pengguna fasilitas sekolah.
Korosi dapat dicegah, beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah korosi antara lain, yaitu :
Galvanisasi (pelapisan dengan Zink), Pengorbanan anode, pengecatan, pembalutan dengan plastik dan pelumuran
permukaan logam tersebut dengan oli.
28
4.2 Saran
Daripada membiarkan beberapa fasilitas sekolah tersebut terbengkalai dan berkarat, akan lebih baik jika di
lakukan beberapa hal untuk mencegah korosi berlanjut dengan cara yang relatif sederhana dan efisien seperti
pengecatan, pelumuran dengan oli dan pengontakkan logam besi dengan Magnesium (pengorbanan anode).
29
DAFTAR PUSTAKA
Arif. 2012. Bab II Dasar Teori Korosi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Justiana,Sandri dan muchtaridi. 2009. Kimia 3. Jakarta: Yudhistira.
Purba, Michael.2004.Kimia 3A untuk SMA Kelas XII. Jakarta:Erlangga.
Purba,Michael. 2003. Kimia 2000 Kelas 3 SMU. Jakarta: Erlangga
Purba,Michael.2006.Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII.Jakarta:Erlangga.
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
www.id.wikipedia.org/wiki/Korosi
30