makalah kooperatif learning_kelompok 1_s2 ipa 2014

29
PEMBELAJARAN IPA TERPADU: MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Dr. Harry Firman, M.Pd pada mata kuliah Pembelajaran IPA Terpadu OLEH: KELOMPOK I BINAR KASIH SEJATI (1402311) DEDE SUSTRI (1402428) NURHASANAH RAHMAN (1402512)

Upload: nurhasanahrahman

Post on 04-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

PEMBELAJARAN IPA TERPADU:

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Dr. Harry Firman, M.Pd pada mata kuliah Pembelajaran IPA Terpadu

OLEH:

KELOMPOK I

BINAR KASIH SEJATI (1402311)

DEDE SUSTRI (1402428)

NURHASANAH RAHMAN (1402512)

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

Page 2: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING

Pembelajaran kooperatif siswa bekerjasama dalam kelompok kecil, mereka saling

membantu untuk mempelajari suatu materi (Slavin,2000). Hal yang serupa

diungkapkan oleh Thompson dan Smith, yaitu dalam pembelajaran kooperatif, siswa

bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari materi akademik

dan keterampilan antar pribadi. Anggota-anggota kelompok bertanggung jawab atas

ketuntasan tugas-tugas kelompok dan untuk mempelajari materi itu sendiri.

Pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk

berinteraksi. Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dalam setting kelas, siswa

lebih banyak belajar dari satu teman ke teman yang lain diantara sesama siswa

daripada belajar dari guru. Manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil

belajar rendah menurut Lundgren (1994) antara lain: (a) dapat meningkatkan

motivasi, (b) meningkatkan hasil belajar, (c) meningkatan retensi atau penyimpanan

materi pelajaran yang lebih lama.

Menurut Suyanti (2010: 99-100) karakteristik pembelajaran kooperatif dapat

dijelaskan sebagai berikut

a. Pembelajaran secara tim,Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim.

Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu

membuat siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling

membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan

pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.

b. Didasarkan pada manajemen kooperatif, Sebagaimana pada umumnya, manajemen

mempunyai empat fungsi pokok yaitu Perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan, dan

Kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Perencanaan menunjukkan

bahwa pembelajaran memerlukan perencanaan yang matang agar proses

pembelajaran berjalan secara efektif. Pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran

Page 3: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan melalui langkah-langkah

pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah

disepakati bersama. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok. Oleh sebab itu, perlu diatur

tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan

bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik

melalui tes maupun non tes

c. Kemauan untuk bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok.

Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran

kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung

jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu,

misalnya siswa yang pintar membantu siswa yang kurang pintar.

d. Keterampilan bekerja sama

Kemampuan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan

kegiatan yang tergambar dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa

perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan

anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi

dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan

pendapat dan memberi kontribusi kepada keberhasilan kelompok.

Menurut Arends (2007: 5), bahwa pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar.

2. Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi.

Page 4: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

3. Jika memungkinkan, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender

4. Sistem reward-nya berorientasi kelompok maupun individu.

PENGELOMPOKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING

Dalam pembelajaran kooperatif dikenal adanya beberapa tipe antara lain dilihat dari:

a. Berpasangan (2 orang) dan dikerjakan bersama dibagi menjadi beberapa tipe

1. Three step interview

2. Reciprocal teaching

3. CIRS ( cooperative integrated reading composition)

4. TPS (think pairs share)

5. TPC (think pairs-check)

6. TPW (Think Pairs Write)

7. TEA PARTY

8. Metode Struktural

9. Bambo dancing

10. The power of two

b. Lebih dari 2 dan kinerja setiap individu dipengaruhi hasil kelompok dibagi

menjadi beberapa tipe:

1. TAI

2. STAD

3. JIGSAW

4. RESERVED JIGSAW

5. NHT.

6. RAOUND TABLE

7. TGT

c. Lebih dari 2 orang,dan dikerjakan bersama dibagi menjadi beberapa tipe :

1. 3 MINS REVIEW

2. GI

Page 5: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

3. THE WILIAMS

4. LEARNING TOGETHER

5. STL(student team learning)

6. TWO STAY TWO STRAY

7. POINT COUNTERPAINT

8. LISTENING LEARN

9. WRITE AROUND

10. SNOWBALL TRHOWING

KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

A. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif

1. Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu menggantungkan

pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri,

menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

2. Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan,

mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan

membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

3. Model pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk

menghargai orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta

menerima segala perbedaan.

4. Model pembelajaran kooperatif dapat memberdayakan setiap siswa untuk

lebih bertanggung jawab dalam belajar.

5. Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk

meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk

mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan

orang lain, mengembangkan keterampilan, dan sikap positif terhadap sekolah.

6. Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa

untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan

Page 6: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

balik. Siswa dapat memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan,

karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

7. Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan

siswa mengelola informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan

memberikan rangsangan berfikir. Hal ini bergunauntuk pendidikan jangka

panjang.

B. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif.

1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping itu

memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.

2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan

fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik

permasalahan yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

4. Saat diskusi terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa

yang lain menjadi pasif.

5. Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip. Hal ini terjadi jika anggota

kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti datang

terlambat, mengobrol atau bergosip membuat waktu berlalu begitu saja

sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.

Page 7: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. 2007. Learning to Teach. Terjemahan oleh Soetjipto, Helly

Prajitno & Soetjipto, Sri Mulyantini. 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lundgren, Linda. 1994. Cooperative learning in the science classroom. Glencoe:

MacMillan/McGraw-Hill.

Slavin, Robert E. 2000. Educational psychology: Theory and practice. Sixt Edition.

Boston: Allyn and Bacon.

Suyanti, Retno Dwi. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Page 8: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

CONTOH KASUS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN IPA

Model pembelajaran kooperatif dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan pembentukan kelompok dan aktivitas penugasannya yakni;

A. BERPASANGAN (DUA SISWA), TUGAS DIKERJAKAN BERSAMA

No.Tipe Model

Pembelajaran KooperatifFoto Kegiatan

Aplikasi pada Pembelajaran

IPAHasil Penelitian / Temuan

1.

Cooperative Integrated

Reading Composition

(CIRC)Sumber: http://membumikan-

pendidikan.blogspot.com/

Dapat dilaksanakan kapan saja,

diaplikasikan pada materi yang

terdapat wacana (Bab Tekanan

dan Sistem Pernapasan, dsb).

Terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah dan

keterampilan berpikir kreatif yang

signifikan antara siswa yang belajar

dengan model pembelajaran CIRC

dan siswa yang belajar dengan

model pembelajaran konvensional

(F= 114,927; p<0,05) pada materi

Optik dan Cahaya (Sukiastini, et al.,

2013)

2. Three- Step Interview

Sumber: Dokumen Pribadi

Memerlukan waktu yang

cukup lama, sebaiknya

diaplikasikan pada materi yang

berbasis memecahkan

masalah/ mencari solusi

(Global warming, dsb)

Beberapa penelitian menyatakan

dapat meningkatkan hasil belajar

siswa

Pada kenyataannya terkadang

pengambilan kesimpulan tidak

dapat dilaksanakan dengan baik

Jika diterapkan pada materi yang

Page 9: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

sukar, tidak semua siswa mampu

menjawab pertanyaan temannya.

Perlu kendali penuh dari guru.

3. Reciprocal Teaching

Sumber:

http://www.gotranslate.xyz//Pemb

elajaran

Diskusi dari sebuah teks

kemudian tanya jawab, yang

paling baik untuk diterapkan

pada bab yang menimbulkan

banyak pertanyaan (contoh

materi Zat Adiktif, dsb)

Tidak semua siswa mengerti teks

yang diberikan oleh guru maka

tidak semua siswa mampu

membuat pertanyaan.

Kurang baik dilaksanakan pada

kelas dengan siswa yang kurang

kritis.

4.Think – Pairs – Share

(TPS)

Sumber:

http://www.indotesis.com/?

p=460#sthash.Jtfa0upD.dpbs

Diaplikasikan pada materi

yang dapat memacu berpikir

kritis, kemudian disimpulkan

guru (contoh materi mengenai

lingkungan)

TPS dapat meningkatkan

penguatan konsep pada materi

ekosistem dengan nilai gain

ternormalisasi sedang (Hendry,

2012)

Pembelajaran bisa sangat kondusif

karena diawali dengan pemikiran

dari setiap individu berbeda, maka

setiap siswa menjadi bertambah

ilmunya.

Page 10: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

5.Think – Pairs – Check

(TPC)

Sumber:

https://susilofy.wordpress.com/

Siswa saling mengecek

perkataan pasangan

kelompoknya maka dapat

diaplikasikan pada materi IPA

yang mengunakan perhitungan

TPC dapat juga meningkatkan hasil

belajar siswa, akan tetapi jika

pasangan teman yang mengecek juga

tidak mengetahui jawabannya maka

dapat memicu miskonsepsi.

6.Think – Pairs – Write

(TPW)

Sumber:

h

ttp://sdnkauman.blogspot.co.id/201

1_04_01_archive.html

Dapat diaplikasikan pada

materi IPA yang lebih efektif

dengan menulis (Contoh

pembelajaran IPA yang

memiliki konten biologi lebih

banyak)

TPW memerlukan waktu yang

lebih lama dari TPC, siswa juga

terkadang memiliki tingkat

kejenuhan yang lebih dalam

menerapkan TPW ini.

Terdapa temuan, siswa cenderung

mengandalkan teman yang lainnya

saat menulis.

7. Tea Party Berputar kemudian tanya

jawab dengan berbeda siswa,

dapat diterapkan pada seluruh

materi pembelajaran IPA

namun harus tetap

dikondisikan agar kondusif

Metode tea party ini cukup jarang

dilaksanakan, selain harus

memiliki ruangan yang cukup luas,

pengondisiannya pun terkadang

menemui kesulitan.

Dalam kelas besar tidak semua

Page 11: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

Sumber:

http://priyadiuntung27.blogspot.co.

id/

siswa dapat langsung memahami

apa yang diinginkan guru.

8. Metode Struktural

Sumber:

http://fitrianygustariny.com/

Melaksanakan kegiatan-

kegiatan seperti make a match,

bisa diterapkan di setiap

pembelajaran setelah materi

diberikan.

Pelaksanaan kegiatan belajar dengan

metode structural dapat membuat

kelas menjadi lebih kondusif, karena

pekerjaan akan dapat dilaksanakan

dengan lebih cepat dan saling

membenarkan satu sama lain.

9.Bamboo Dancing/ Inside-

Out Circle

Sumber:

http://fitrianygustariny.com/senang

nya-belajar-ekonomi-dengan-

metode-bamboo-dancing/

Banyak diaplikasikan pada

pembelajaran IPA dengan

konten yang tidak terlalu berat,

seperti mengenai ciri makhluk

hidup, lingkungan, dan tata

surya.

Tipe ini jarang diterapkan pada

pembelajaran IPA, dikarenakan

cukup jarang yang mengetahui cara

mengajarkannya.

Siswa harus sangat focus dengan

instruksi guru agar pembelajaran

tetap kondusif

Page 12: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

10. The Power of Two

Sumber:

http://fitrianygustariny.com/

Dua lebih baik dari sendiri,

bisa berupa presentasi ataupun

menjawab pertanyaan sehingga

dapat diaplikasikan pada

materi IPA apapun.

Dua memang lebih baik daripada

satu, banyak siswa dengan metode

ini menjadi lebih percaya diri

dalam menyelesaikan persoalan

yang diberikan.

Ketika metode ini diaplikasikan

dengan konsep kompetisi maka

kelas akan menjadi lebih hidup,

akan tetapi guru harus mengontrol

penuh pelaksanakan kegiatan agar

tujuan pembelajaran tercapai.

Page 13: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

B. LEBIH DARI DUA SISWA, PENGELOMPOKKAN BERDASAR KEMAMPUAN INDIVIDU

No.Tipe Model Pembelajaran

KooperatifFoto Kegiatan

Aplikasi pada

Pembelajaran IPAHasil Penelitian/ Temuan

1.Team Assisted

Individualization (TAI)

Sumber:

https://karwapi.wordpress.com

Perlu ada tes penempatan di

awal pembentukan

kelompok, dapat

diaplikasikan di pembelajaran

IPA yang perlu tes materi

(Sel, Atom, Gaya, dsb)

Hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode

pembelajaran TAI lebih besar

daripada hasil belajar dengan

metode konvensional.

(Waryuman, dkk., 2010)

2. Student Teams

Achievement Division

(STAD)

Sumber: http://smpn3bobotsari-

ku.blogspot.co.id/2012/02

Setelah diskusi kelompok

lalu hasil akan

dipresentasikan di depan

kelas, sangat tepat

diaplikasikan pada materi

yang membutuhkan banyak

gambar/ ilustrasi (sistem-

sistem organ)

Hasil penelitian menunjukkan

hasil tes tindakan siklus I kriteria

ketuntasan minimum sebesar

62,86% setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Hasil tes tindakan siklus

II menunjukkan peningkatan

kriteria ketuntasan minimum

mencapai 88,57% sehingga

penelitian ini dihentikan pada

siklus II karena indikator kerja

penelitian ini telah tercapai yaitu

minimal 80 % siswa telah

Page 14: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

memperoleh nilai ≥ 65. (Harni,

2012)

3. Jigsaw Sumber:

https://adiwarsito.wordpress.com

Sangat sesuai bila diterapkan

dalam materi yang dapat

terbagi-bagi (Sistem organ

pada manusia, atau materi

yang kental dengan konten

fisika, dsb)

Penerapan metode pembelajaran

jigsaw pada pembelajaran IPA,

dapat meningkatkan minat belajar

siswa (minat belajar siswa pada

prasiklus yang dengan persentase

57% menjadi 69% meningkat

menjadi 81%). Serta dapat

meningkatkan aktivitas siswa

(pada Pra Siklus 60% menjadi

77% dan meningkat menjadi

85%). Hasil belajar siswa juga

meningkat. (rata-rata IPA 64,5,

menjadi 74 dan akhirnya 79,5)

(Sutarjo, dkk., 2015)

4. Reversed Jigsaw

Sumber:

Sama seperti jigsaw hanya

urutannya yang berbeda,

cocok diterapkan pada materi

yang dapat dipresentasikan

seperti pencemaran

lingkungan dsb.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penerapan pendekatan

Kontekstual Berbantuan Jigsaw

Puzzle Competition dapat

meningkatkan hasil belajar fisika

siswa kelas VII B SMP Negeri 2

Biromaru. (Raniati, dkk, 2012)

Page 15: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

https://adiwarsito.wordpress.com

5.Numbered Head Together

(NHT)

Sumber:

http://s1pgsd.blogspot.co.id/2011/05

Sistem tanya jawab, maka

akan sangat cocok jika

diterapkan pada pembelajaran

yang banyak memunculkan

pertanyaan singkat dan dapat

diterapkan pada materi apa

saja.

Terdapat pengaruh positif

terhadap hasil dan minat belajar

siswa SMP pada materi sistem

pencernaan (Wahidah, 2013).

Siswa bersemangat untuk

saling mengingatkan dan

menjawab pertanyaan guru.

6. Round Table

Sumber:

https://mgmpips3gw.wordpress.com

Dapat diterapkan di akhir

semester sebelum evaluasi,

agar dapat meneruskan

kalimat (kaya akan

pengetahuan) IPA yang

diberikan.

Tidak terlalu signifikan dalam

meningkatkan hasil belajar, tapi

dirasa cukup efektif untuk

didiskusikan bersama, karena

semua orang dapat melengkapi

jawaban temannya satu sama lain.

Page 16: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

7.Team Game Tournament

(TGT)

Sumber:

https://duniabelajarkimia.wordpress.

com

Cocok untuk diterapkan pada

pembelajaran yang

memerlukan banyak hapalan

(konten biologi)

TGT pada materi gelombang

dapat meningkatkan aktivitas

belajar dan hasil belajar dengan

nilai Gain ternormalisasi

sedang (Nuraeni, 2013)

Harus sangat hati-hati dan

detail dalam menentukan aturan

main, tak jarang dapat memacu

keributan akibat ketidakadilan

ataupun ketidak sesuaian.

C. LEBIH DARI DUA SISWA, PENGELOMPOKKAN ACAK TUGAS DIKERJAKAN BERSAMA

No.Tipe Model

Pembelajaran KooperatifFoto Kegiatan

Aplikasi pada

Pembelajaran IPAHasil Penelitian/ Temuan

1. Three- minutes Review

Sumber: Dokumen Pribadi

Dapat dillaksanakan di akhir

materi pembelajaran dengan

kegiatan berkelompok.

Berdasarkan temuan langsung,

metode ini sangat efektif untuk

dilaksanakan di akhir

pembelajaran yakni untuk

menyamakan persepsi di setiap

kelompok.

Namun sayangnya tidak semua

kelompok turut berpartisipasi

dengan metode ini.

Page 17: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

2. Group Investigation (GI)Sumber:

http://peluangmatematika12.blogspot.c

o.id

Baik diterapkan untuk materi

pembelajaran yang konten

materinya tidak begitu sulit,

atau yang pernah dipelajari

siswa di jenjang sebelumnya

agar lebih terarah.

(Lingkungan, gaya, dsb.)

Terdapat perbedaan hasil

belajar siswa yang signifikan

antara kelompok siswa yang

belajar menggunakan model

Pembelajaran Kooperatif tipe

GI dengan siswa yang belajar

mengikuti model pembelajaran

konvensional (Ariadi, 2014).

Kebanyakan siswa tidak dapat

merangkai keseluruhan

pembelajaran sendiri, sangat

membutuhkan pengarahan

guru.

3. The Williams

Sumber: Dokumen Pribadi

Menjawab pertanyaan besar,

cocok diterapkan kepada

pembelajaran dengan materi

yang menyeluruh (tidak

dibagi menjadi subbab-

subbab) atau yang benar-

benar terintegrasi.

Penerapan tipe ini cukup

mengalami kesulitan karena di

samping guru harus sangat

kreatif dalam memberikan

pertanyaan yang sesuai.

Siswapun sebaiknya telah

mempelajari beberapa bab agar

keinginan guru dapat tercapai.

Page 18: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

4. Learning Together

Sumber: Dokumen Pribadi

Pembelajaran bersama yang

dapat diterapkan pada materi

apa saja dan kegiatan apa

saja (laboratorium, outdoor,

dll.)

Metode ini merupakan metode

yang paling sering digunakan,

selain efisien waktu tetapi juga

efisien dalam hasil pengerjaan.

Sering kali dalam metode

seperti ini tidak semua siswa

memiliki peran, perlu adanya

pengontrolan yang jelas dari

guru yang bersangkutan.

5.Student Team Learning

(STL)

Sumber: Dokumen Pribadi

Kumulasi skor, dapat

diterapkan pada materi apa

terutama materi yang dapat

dikerjakan bersama.

Setiap siswa harus diketahui

terlebih dahulu, kemampuannya,

sering terjadi apabila suatu

kelompok tersebut selalu dalam

posisi yang kalah terkadang

menjadi kurang termotivasi.

6. Two Stay Two Stray Metode ini cukup

menyenangkan dilakukan

siswa, membutuhkan

kerjasama dan kemampuan

berkomunikasi. Materi yang

cocok untuk diterapkan

adalah materi yang erat

dengan kaitan hidup sehari-

Hasil penelitian

menunjukkan terdapat

peningkatan terhadap

aktivitas dan hasil belajar

setelah diterapkan (TSTS)

(Bambang, dkk., 2014)

Siswa sangat bersemangat

Page 19: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

Sumber:

http://portadora1.rssing.com/chan-

6156810/all_p4.html

hari yang tidak banyak

rumus.

dalam pembagian tugas.

7. Point Counterpoint

Sumber: Dokumen Pribadi

Seperti debat, dimana siswa

harus menguasai teori

terlebih dahulu. Paling baik

diterapkan pada materi yang

sangat aplikatif (Peduli

lingkungan, sistem organ,

zat-zat kimia di kehidupan,

pesawat sederhana, dsb.)

Pembelajaran tipe ini terkadang

sering gaduh dan menjadi keluar

konteks, sehingga guru benar-

benar harus mengarahkan

jawaban siswa

8. Listening Team

Sumber:

http://www.rumahbelajar.web.id

Perlu untuk siswa

mendengarkan instruksi guru

dengan baik, materi ini

kurang cocok bila diajarkan

pada materi yang

menggunakan rumus.

Siswa harus kondusif terlebih

dahulu, karena jika tidak sering

kali di tengah jalan banyak siswa

yang terus bertanya tentang tugas

yang mereka dapat.

Page 20: Makalah Kooperatif Learning_kelompok 1_s2 Ipa 2014

9. Write Around

Sumber:

http://sukasains.com/tulisanku/asyikny

a-belajar-tata-surya-dengan-

pembelajaran-kooperatif/

Melanjutkan kalimat dalam

satu wacana, cocok

diterapkan pada materi

dengan banyak wacana

seperti proses tumbuhan dan

tata surya.

Kasus yang ditemukan

kebanyakan setelah siswa

menyelesaikan tugasnya dalam

kelompoknya maka tidak ada

lagi tanggung jawab siswa

tersebut di kelompoknya.

10. Snowball Throwing

Sumber:

http://fitrianygustariny.com/penerapan

-metode-snowball-throwing-

modifikasi/

Dapat diterapkan pada

pembelajaran yang

kontennya tidak terlalu

banyak tetapi jam pelajaran

yang cukup, tetapi

memungkinkan juga untuk

diaplikasikan pada materi

apapun.

Model pembelajaran Snowball

Throwing dapat digunakan

sebagai alternatif dalam

pembelajaran yang

mengupayakan peningkatan

keaktifan belajar. (Husna, 2014)