makalah kontraksi dan relaksasi otot
DESCRIPTION
ggygyguyTRANSCRIPT
![Page 1: Makalah Kontraksi Dan Relaksasi Otot](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5695cf801a28ab9b028e5c4f/html5/thumbnails/1.jpg)
Kontraksi dan Relaksasi Otot pada Kasus Olahraga Berat
Berlie Kleinfelter Neonufa
102013455
Kelompok B9
Email : [email protected]
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telephone: (021) 5694-2061 (hunting), Fax: (021) 563-1731
I. Pendahuluan
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Dalam setiap kegiatan manusia sehari-
hari tentu menggunakan pergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif yang membuat
manusia bisa menjalankan kegiatannya.
Karena jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki struktur
filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang sehingga dapat melangsungkan
perubahan sel menjadi pendek. Di balik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya
merupakan gerak mekanik itu, terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri
demi kelangsungan kontraksi otot. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai
mekanisme kontraksi dan relaksasi otot dimana hal ini tidak terpisahkan dari proses
pengikatan aktin dan miosin serta seluruh proses biokimianya.
1
![Page 2: Makalah Kontraksi Dan Relaksasi Otot](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5695cf801a28ab9b028e5c4f/html5/thumbnails/2.jpg)
Olahraga Berat
Kelelahan Otot
Metabolisme
Kontraksi dan relaksasi otot
Makroskopis otot
Proses Kontraksi dan relaksasi
II. Pembahasan
Skenario 9
Setelah berlari mengelilingi apangan basket sebanyak 5 kali putaran, seorang anak kelas 4
SD merasakan pegal pada kakinya dan diminta oleh guru olahraganya untuk mengambil
nafas panjang dan duduk beristirahat.
Rumusan masalah
Anak kelas 4 SD merasa pegal pada kakinya setelah berlari 5 putaran.
Mind map :
Analisis Masalah
1. Metabolisme
dalam melakukan kontraksi otot tentu perlu melakukan proses kimiawi (metabolisme) untuk
memperoleh energi.
a. Reaksi aerob
Saat aktivitas berlangsung, asam piruvat yang terbentuk melalui glikolisis anaerob
mengalir ke mitokondria sarkoplasma untuk masuk dalam siklus asam sitrat
(trikarboksilat) untuk oksidasi.
Jika ada oksigen, glukosa terurai dengan sempurna menjadi karbon dioksida, air
dan energi (ATP).
Reaksi aerob berlangsung lambat tetapi efisien, menghasilkan energi sampai 36
mol ATP per mol glukosa.1
2
![Page 3: Makalah Kontraksi Dan Relaksasi Otot](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5695cf801a28ab9b028e5c4f/html5/thumbnails/3.jpg)
b. Reaksi anaerob
Otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa memakai oksigen dengan
menggunakan ATP yang dihasilkan melalui glikolisis anaerob, langkah pertama
dalam respirasi seluler.
Glikolisis berlangsung dalam sarkoplasama, tidak memerlukan oksigen, dan
melibatkan pengubahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat.
Glikolisis anaerob berlangsung cepat tetapi tidak efisien karena hanya
menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa. Glikolisis anaerob dapat
memenuhi kebutuhan ATP untuk kontraksi otot dalam waktu singkat jika
persediaan oksigen tidak mencukupi.
Pembentukan asam laktat dalam glikolisis anaerob
- Tanpa oksigen, asam piruvat diubah menjadi asam laktat
- Jika aktivitas yang dilakukan sedang dan singkat, persediaan oksigen
yang adekuat, akan menghalangi akumulasi asam laktat.
- Asam laktat berdifusi keluar dari otot dan dibawa ke hati untuk
disintetsis ulang menjadi glukosa. 1
2. Biokimia kontraksi dan relaksasi otot
Otot rangka berfungsi penting dalam pergerakan, postur, dan produksi panas. Setiap
otot rangka terdiri atas banyak serabut otot multinukleus yang memanjang yang
didalamnya terdapat benang-benang protein yang disebut miofibril. Impuls motorik
yang ditransmisikan dari otak melalui saraf motorik perifer memicu mekanisme
neurokimia yakni pelepasan asetilkolin, pelepasan kalsium, pelepasan adenosin
trifosfat, yang kemudian mengontrok kontraksi dan relaksasi otot.2 Kontraksi otot
terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf yang bersifat elektrik, dihantar ke sel-sel
otot secara kimiawi dan hal ini dilakukan oleh sambungan otot-saraf (neuromuscular
junction). Impuls saraf sampai ke sambungan otot saraf yang mengandung
gelembung-gelembung kecil asetilkolin. Asetilkolin dilepas ke dalam ruang antara
saraf dan otot (celah sinaps) dan ketika asetilkolin menempel pada sel otot, ia akan
menyebabkan terjadinya depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh
sel otot, sehingga timbul kontraksi. Untuk bisa berkontraksi serabut otot
memerlukan energi yang didapat dari oksidasi makanan, terutama karbohidrat. Pada
proses pencernaan karbohidrat akan dipecah menjadi gula sederhana yang disebut
glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan dengan segera oleh tubuh akan dikonversi
3
![Page 4: Makalah Kontraksi Dan Relaksasi Otot](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5695cf801a28ab9b028e5c4f/html5/thumbnails/4.jpg)
menjadi glikogen dan disimpan di hati dan di otot. Glikogen otot merupakan sumber
panas dan energi bagi aktivitas otot. Selama oksidasi glikolisis menjadi
karbondioksida dan air, terbentuk suatu senyawa yang kaya akan energi. Senyawa
ini disebut Adenosin Trifosfat (ATP). Apabila otot harus melakukan kontraksi,
energi ATP akan dilepas seiring dengan perubahannya menjadi Adenosin Difosfat
(ADP). Selama oksidasi glikogen, akan terbentuk asam piruvat. Bila terdapat banyak
oksigen, seperti yang terjadi pada gerakan umum, asam piruvat dipecah menjadi
karbon dioksida dan air. Pada proses ini juga dilepas energi yang akan dipakai untuk
membuat lebih banyak ATP. Apabila oksigen tidak mencukupi, asam piruvat diubah
menjadi asam laktat, yang bila menumpuk akan menyebabkan kelelahan otot (lih.
Gambar 1).3
Organisasi mikroskopik serabut otot rangka
1. Miofibril, adalah unit kontrakrif yang mengalami spesialisasi, volumenya mencapai 80%
volume serabut. Miofibril yang menyusun otot tertentu tidak semuanya identik. Diameter,
sifat-sifat sitokimia serta fisiologis miofibril bervariasi.4
2. Setiap miofibril silindris terdiri dari miofilamen tebal dan miofilamen tipis.
a. Miofilamen tebal terdiri terutama dari protein miosin. Molekul miosin disusun untuk
membentuk ekor berbentuk cambuk dengan dua kepala globular, mirip dengan
tongkat golf berkepala dua.
4
Gambar 1. Perubahan selama kontraksi otot.anat fisio perawat
![Page 5: Makalah Kontraksi Dan Relaksasi Otot](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5695cf801a28ab9b028e5c4f/html5/thumbnails/5.jpg)
b. Miofilamen tipis terdiri dari protein aktin. Dua protein tambahan pada filamen tipis
adalah tropomiosin dan troponin, melekat pada aktin. 1
3. Pemitaan ditentukan berdasarkan susunan miofilamen
a. Pita A yang lebih gelap (anisotropik, atau mampu mempolarisasi cahaya) terdiri dari
susunan vertikal miofilamen tebal yang berselang seling dengan miofilamen tipis
b. Pita I yang lebih terang (isotropik, atau nonpolarisasi) terbentuk dari niofilamen aktin
tipis, yang memanjang ke dua arah dari garis Z ke dalam susunan filamen tebal.
c. Garis Z terbentuk dari protein penunjang yang menahan miofilamen tipis tetap
menyatu di sepanjang miofibril
d. Zona H adalah area yang lebih terang pada pita A miofilamen miosin yang tidak
tertembus filamen tipis.
e. Garis M membagi dua pusat zona H. Pembagian ini merupakan kerja protein
penunjang lain yang menahan miofilamen tebal tetap bersatu dalam susunan
f. Sarkomer adalah jarak antar garis Z ke garis Z lainnya.1
Dasar molekular untuk kontraksi
a. Molekul miosin
Terbentuk dari dua rantai protein berat yang identik dan dua pasang rantai ringan
1) Bagian ekor rantai yang berat berpilin satu sama lain dengan dua kepala protein
globular, atau crossbrige, menonjol di salah satu ujungnya.
2) Crossbridge menghubungkan filamen tebal ke filamen tipis. Setiap crossbridge
memiliki sisi pengikat aktin, sisi pengikat ATP, dan aktivitas ATPase (enzim
yang menghidrolisis aktivitas ATP) .
3) Beberapa ratus molekul miosin tersusun dalam setiap filamen tebal dengan ekor
cambuknya yang saling bertumpang tindih dan kepala globularnya menghadap ke
ujungnya.
b. Molekul aktin
Tersusun dari tiga protein
1) F-aktin-fibrosa
terbentuk dari dua rantai globular G-aktin yang berpilin satu sama lain.
2) Molekul tropomiosin
membentuk filamen yang memanjang melebihi subunit aktin dan melapisi sisi
yang berikatan dengan crossbridge miosin.
3) Molekul troponin
berikatan dengan molekul tropomiosin dan menstabilkan posisi penghalang pada
molekul tropomiosin.
5
![Page 6: Makalah Kontraksi Dan Relaksasi Otot](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5695cf801a28ab9b028e5c4f/html5/thumbnails/6.jpg)
c. Jika kalsium (Ca++) tidak ada, tropomiosin dan troponin mencegah terjadinya ikatan
antara aktin dan miosin.
d. Jika kalsium ada, maka reorganisasi troponin-tropomiosin memungkinkan terjadinya
hubungan antara aktin dan miosin.1
3. Proses Kontraksi dan Relaksasi
a) Kontraksi Otot
- Di awal siklus kontraksi, ATP berikatan dengan kepala miosin di sisi enzim yang
menghidrolisis, ATPase
- ATPase memecah ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik. Keduanya tetap
melekat di kepala miosin ( ATP ADP + P + energi)
- Energi yang dilepas melalui proses hidrolisis mengaktivasi kepalla miosin ke
dalam posisi yang condong, siap mengikat aktin.
- Ion-ion kalsium, yang telah dilepas retikulum sarkoplasma berikatan dengan
troponin yang melekat pada tropomiosin dan aktin
- Kompleks troponin-ion kalsium mengalami perubahan susunan yang
memungkinkan tropomiosin menjauhi posisi penghalang aktinnya
- Sisi pengikat-miosin pada aktin kemudian terbuka untuk memungkinkan
terjadinya perlekatan pada sisi pengikat-aktin di kepala miosin
- Saat pengikatan, ADP dan osfat anorganik dilepas dari kepala miosin, dan kepala
miosin bergerak dan berputar ke arah yang berlawanan untuk menarik filamen
aktin yang melekat menuju pita H. Peristiwa ini disebut power stroke kepala
miosin.
- Kepala miosin tetap terikat kuat pada aktin sampai sebuah molekul baru ATP
melekat padanya dan melemahkan ikatan antara aktin dan miosin.
- Kepala miosin terlepas dari aktin, condong kembali dan siap untuk melekat pada
aktin di sisi baru, berputar, dan kembali menarik untuk mengulangi siklus.
- Kepala miosin terlepas dari aktin, condong kembali, dan siap untuk melekat pada
aktin di sisi baru, berputar, dan kembali menarik untuk mengulangi siklus.
- Siklus tersebut terjadi dalam ribuan kepala miosin selama masih ada stimulasi
saraf, dan jumlah ion kalsium serta ATP yang mencukupi.1
6
![Page 7: Makalah Kontraksi Dan Relaksasi Otot](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5695cf801a28ab9b028e5c4f/html5/thumbnails/7.jpg)
b) Relaksasi otot
- Relaksasi otot terjadi saat stimulasi saraf berhenti dan ion kalsium tidak lagi
dilepas. Ion kalsium ditransfer kembali ke retikulum sarkoplasma dengan pompa
kalsium dalam membran retikulum sarkoplasma.
- Relaksasi terjadi jika ion-ion Ca++ dipompa lagi masuk kedalam reticulum
sarkoplasma secara transport aktif dengan bantuan ATP , sehingga binding site
aktin kembali tertutupi oleh tropomiosin , cross bridge tidak dapat terjadi.relaksasi
terjadi.1
4. Makroskopis Otot
Berdasarkan skenario 9, maka rasa pegal yang dialami oleh anak tersebut berada pada
ekstremitas inferior yang terdiri dari :
o Otot-otot pangkal paha
o Otot-otot tungkai atas
o Otot-otot tungkai bawah
o Otot-otot kaki.dr minto, sobotta
Otot-otot pangkal paha terdiri atas:
a. Otot pangkal paha bagian luar :
- Muskulus gluteus maximus
- Muskulus gluteus medius
- Muskulus gluteus minimus
- Muskulus tensor fascia latae
- Muskulus obturatur externus
- Muskulus quadratus femoris
b. Otot pangkal paha bagian dalam :
- Muskulus psoas minor
- Muskulus psoas major
- Muskulus iliacus
- Muskulus piriformis
- Muskulus gemellus superior
- Muskulus gemellus inferior
- Muskulus obturatur internus
Otot-otot tungkai atas :
7
![Page 8: Makalah Kontraksi Dan Relaksasi Otot](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5695cf801a28ab9b028e5c4f/html5/thumbnails/8.jpg)
a. Otot-otot extensor sendi lutut
- Muskulus sartorius
- Muskulus rectus femoris
- Muskulus vastus medialis
- Muskulus vastus intermedius
- Muskulus vastus lateralis
- Muskulus articularis genu
b. Otot-otot adductor femoris
- Muskulus pectineus
- Muskulus gracillis
- Muskulus adductor longus
- Muskulus adductor brevis
- Muskulus adductor minimus
- Muskulus adductor magnus
c. Otot-otot flexor sendi lutut
- Muskulus biceps femoris
- Muskulus semitendinosus
- Muskulus semimembranosus
Otot-otot tungkai bawah :
a. Otot-otot flexor tungkai bawah :
- Muskulus gastrocnemeus
- Muskulus soleus
- Muskulus plantaris
- Muskulus popliteus
- Muskulus flexor digitorum longus
- Muskulus tibialis posterior
- Muskulus flexor hallucis longus
b. Otot-otot extensor tungkai bawah:
- Muskulus tibialis anterior
- Muskulus extensor digitorum longus
- Muskulus extensor hallucis longus
- Muskulus peroneus tertius
c. Otot-otot Peronei :
- Muskulus peroneus longus
8
![Page 9: Makalah Kontraksi Dan Relaksasi Otot](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5695cf801a28ab9b028e5c4f/html5/thumbnails/9.jpg)
- Muskulus peroneus brevis
Otot-otot kaki:
a. Otot-otot dorsum pedis
- Muskulus extensor digitorum brevis
- Muskulus extensor hallucis brevis
b. Otot-otot plantar pedis
- Muskulus abductor hallucis
- Muskulus flexor hallucis brevis
- Muskulus abductor hallucis
- Muskulus abductor digiti quinti
- Muskulus flexor digit quinti brevis
- Muskulus opponens digiti quinti
- Muskulus flexor digitorum brevis
- Muskulus quadratus plantae
- Mm. Lumbricales
- Mm. Interossei plantares
- Mm. Interossei dorsalis.dr.minto, sobotta
9
![Page 10: Makalah Kontraksi Dan Relaksasi Otot](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5695cf801a28ab9b028e5c4f/html5/thumbnails/10.jpg)
III. Kesimpulan
Jadi, dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa rasa kelelahan otot (pegal) yang
dialami oleh anak tersebut akibat olahraga berat adalah karena kontraksi otot terus
menerus sehingga terjadi reaksi anaerob. Karena reaksi anaerob hanya menghasilkan dua
molekul ATP maka reaksi anaerob akan dilakukan secara terus menerus untuk memenuhi
kebutuhan energi, namun reaksi anaerob akan menghasilkan asam laktat, dan karena
glikolisis anaerob dilakukan terus menerus dalam olahraga berat, maka terjadilah
penumpukan asam laktat pada otot, sehingga anak tersebut mengalami kelelahan (pegal)
pada otot khususnya otot-otot ekstremitas inferior.
10
![Page 11: Makalah Kontraksi Dan Relaksasi Otot](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5695cf801a28ab9b028e5c4f/html5/thumbnails/11.jpg)
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.122-32. Carpenito LJ. Diagnosis keperawatan: aplikasi pada praktik kimia. Jakarta: EGC;
2009.h.12713. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat.Jakarta: EGC; 2002.h.197-84. Fawcett DW. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2002.h. 2415. Salim D. Buku ajar anatomi. Jakarta: Penerbit fakultas kedokteran ukrida; 2013.h.30-486. Paulsen F, Waschke J. Sobotta atlas anatomi manusia : anatomi umum dan sistem
muskuloskeletal. Edisi ke-23. Jakarta: EGC; 2012.h. 295-325
11