sap relaksasi otot progresif

22
SATUAN ACARA PENYULUHAN “RELAKSASI PROGRESIF” Disusun Oleh: Kelompok 3/IIA Devita Ardiani 1401100003 Wildan Aziz Muzakki 1401100007 Enjelia Permatasari 1401100027 Jesy Akbar Ratu Paksi 1401100046 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Upload: devita-ardiani

Post on 07-Jul-2016

1.256 views

Category:

Documents


346 download

DESCRIPTION

Satuan Acara penyuluhan relaksasi otot progresif

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“RELAKSASI PROGRESIF”

Disusun Oleh:

Kelompok 3/IIA

Devita Ardiani 1401100003

Wildan Aziz Muzakki 1401100007

Enjelia Permatasari 1401100027

Jesy Akbar Ratu Paksi 1401100046

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MALANG

JUNI 2016

LEMBAR PENGESAHAN

SAP “RELAKSASI PROGRESIF”

Telah disetujui dan disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

oleh :

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi penyuluhan : Terapi Progresif

Pokok bahasan : Terapi Progresif

Sasaran : Pengunjung di Puskesmas Gribig Malang

Hari/ Tanggal : Rabu, 15 Juni 2016

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Tunggu Puskesmas Gribig Malang

1. LATAR BELAKANG

Dalam jurnal pengembangan multimedia relaksasi oleh Neila Ramdhani dan

Adhyos Aulia Putra pada tahun 2006, relaksasi merupakan salah satu teknik

pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatetis dan

parasimpatetis ini. Teknik relaksasi semakin sering dilakukan karena terbukti efektif

mengurangi ketegangan dan kecemasan, membantu orang yang mengalami

insomnia, dan asma.

Di Indonesia, penelitian tentang relaksasi ini juga sudah cukup banyak dilakukan.

Relaksasi bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik. Efektivitas latihan relaksasi

dan terapi kognitif untuk mengurangi kecemasan berbicara di muka umum,

selanjutnya relaksasi juga efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi ringan, dan menurunkan ketegangan pada siswa penerbang.

Terapi relaksasi dilakukan untuk mencegah dan mengurangi ketegangan

pikiran dan otot - otot akibat stres karena ketegangan dapat mempengaruhi

keseimbangan tubuh. Bila ketegangan terjadi maka tubuh akan menjadi lemah

dan akibatnya tubuh tidak dapat melakukan fungsinya secara optimal.

Penggunaan kelompok dalam praktik keperawatan jiwa memberikan dampak

positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi pemulihan kesehatan

seseorang.

2. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien atau keluarga

pengunjung Puskesmas Gribig dapat mengetahui dan memahami mengenai

terapi relaksasi progresif.

b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan

keluarga pasien dapat mengetahui tentang:

1) Pengertian relaksasi progresif

2) Tujuan relaksasi progresif

3) Indikasi pelaksanaan relaksasi progresif

4) Cara melakukan relaksasi progresif

3. RENCANA KEGIATAN

1. Metode : Ceramah, diskusi, demonstrasi, dan tanya

jawab

2. Media dan Alat Bantu : Leaflet, pertunjukan slides (melalui lembar

balik)

3. Tempat dan Waktu

a. Tempat Kegiatan : Puskesmas Gribig Malang

b. Hari/Tanggal : Rabu, 15 Juni 2016

4. Materi dan Pemateri : Kelompok 3A

5. Peserta : Pengunjung Puskesmas Gribig Malang

6. Waktu : 30 menit

4. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap

KegiatanKegiatan perawat Kegiatan klien Media

Pembukaan

( 5 menit)

1. Salam pembuka

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan maksud dan

1. Menjawab

salam

2. Mendengarkan

1. Ceramah

2. Tanya jawab

tujuan penyuluhan

4. Menggali pengetahuan peserta

tentang materi yang akan

disampaikan

keterangan

penyaji

3. Menyampaikan

pengetahuan

tentang materi

yang

disampaikan

Penyajian dan

diskusi

( 20 menit)

1. Menggali pengetahuan peserta

tentang relaksasi progresif

2. Menjelaskan pengertian

relaksasi progresif

3. Menjelaskan tujuan relaksasi

progresif

4. Menjelaskan indikasi

pelaksanaan relaksasi progresif

5. Menjelaskan dan

mendemonstrasikan cara

melakukan relaksasi progresif

- Memperhatikan

- Mendengarkan

keterangan

penyaji

- Mengikuti dan

menirukan

demonstrasi

1. Ceramah

2. Demonstrasi

3. Tanya jawab

4. Leaflet

Penutup

(5 menit)

1. Mengevaluasi atau menanyakan

kembali materi yang telah

disampaikan pada peserta

2. Menyimpulkan kembali materi

yang telah disampaikan

3. Memberikan motivasi kepada

keluarga agar selalu optimis

dalam merawat anggota

Peserta menjawab

pertanyaan,

memperhatikan dan

menjawab salam

Tanya jawab

keluarganya yang sedang sakit

4. Memotivasi untuk

pengaplikasian

5. Memberi salam penutup

5. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi terstruktur

a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia

penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.

b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya

dalam penyiapan kursi, absensi dan leaflet.

c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan

pihak Puskesmas Gribig Malang

2. Evaluasi proses

a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan

b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.

c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..

3. Evaluasi hasil

Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah

disampaikan dengan benar melalui pertanyaan lisan (75%).

6. MATERI PENYULUHAN (Lampiran 1)

7. DAFTAR PUSTAKA (Lampiran 2)

8. PRE-TEST DAN POST-TEST (Lampiran 3)

Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi

ketegangan dan kecemasan. Relaksasi progresif merupakan suatu terapi relaksasi

yang diberikan kepada pasien dengan menegangkan otot-otot tertentu dan

kemudian relaksasi. Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis

dan mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan

yang dialami sehari-hari di rumah.

Dalam buku Student manual for theory and practice of counseling and

psychotherapy, oleh Gerald Corey pada tahun 2005, istilah relaksasi sering

digunakan untuk menjelaskan aktifitas yang menyenangkan.Rekreasi, olahraga,

pijat, dan menonton bioskop.Semua bentuk kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan suasana rileks merupakan contoh yang banyak diaggap sebagai

relaksasi.

Oleh karena itu efek yang dihasilkan adalah perasaan senang, relaksasi

mulai digunakan untuk mengurangi ketegangan psikis yang berkaitan dengan

permasalahan kehidupan.Terdapat banyak macam teknik relaksasi yang bisa

dilakukan. Terdapat empat macam tipe relaksasi, yaitu:

1. Relaksasi otot (progresive muscle relaxation)

2. Pernafasan (diaphragmatic breathing)

3. Meditasi (attention-focussing exercises)

4. Relaksasi perilaku (behavioral relaxation training)

Dalam relaksasi otot (progresive muscle relaxation) sendiri, individu akan

diberikan kesempatan untuk mempelajari bagaimana cara menegangkan

sekelompok otot tertentu kemudian melepaskan ketegangan itu. Bila sudah dapat

merasakan keduanya, klien mulai membedakan sensasi pada saat otot dalam

keadaan tegang dan rileks.

Relaksasi progrsif adalah suatu cara dari teknik relaksasi yang

mengkombinasi latihan nafas dalam dan serangkaian kontraksi dan relaksasi otot.

Relaksasi progresif yaitu teknik merelaksasikan otot dalam pada bagian tubuh

tertentu atau seluruhnya melalui teknik program terapi ketegangan otot.Teknik

relaksasi otot dalam merupakan teknik relaksasi yang tidak membutuhkan

imajinasi atau sugesti.

B. Tujuan

Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi

dan Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:

1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,

tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.

2. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.

3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan

tidak memfokus perhatian seperti relaks.

4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.

5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.

6. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia

ringan, gagap ringan, dan

7. Membangun emosi positif dari emosi negatif.

C. Indikasi untuk Pasien

Teknik relaksasi mambantu pasien berkoping dari cemas, panik gejala fisik

lain (Mc Cann, 2003). Indikasi lain untuk nyeri otot, cemas, depresi ringandan

insomnia. Kontra indikasi terapi ini adalah pada pasien marah.

D. SOP Relaksasi Progresif

Persiapan

tempat dan

alat

Alat-alat:

1. Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami

2. Tempat tidur atau kursi dengan sandaran rileks ada

penopang untuk kaki dan bahu.

Persiapan 1. Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan

melakukan kegitan relaksasi progresif.

2. Menjelaskan teknik dasar prosedur yang akan

dilakukan dengan cermat agar bisa dimengerti oleh pasien (gunakan

otak kanan yang bersifat menerima).

3. Menjelaskan lama waktu relaksasi progresif yang

efektif (10-20 menit).

4. Meminta kepada pasien untuk berdiri, melepaskan alas

kaki, mememosisikan badan senyaman mungkin dan tidak saling

bersentuhan dengan anggota tubuh yang lain serta benda yang ada

disekitar.

Proses

relaksasi

progresif

a. Meminta pasien untuk memejamkan mata dengan

lembut dan perlahan-lahan.

b. Meminta pasien untuk menarik napas dalam dan

menghembuskan napas dengan panjang.

c. Meminta kepada pasien untuk menarik napas dalam:

1. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.

a. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.

b. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi

ketegangan yang terjadi.

c. Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama

10 detik.

d. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali

sehingga dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan

keadaan relaks yang dialami.

e. Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.

2. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan

bagian belakang.

a. Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan

tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah

menegang.

b. Jari-jari menghadap ke langit-langit.

Gambar gerakan 1 dan 2

3. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot

besar padabagian atas pangkal lengan).

a. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.

b. Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak

sehingga otot biseps akan menjadi tegang.

Gambar gerakan 3

4. Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu

supaya mengendur.

a. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan

hingga menyentuh kedua telinga.

b. Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan

yang terjadi di bahu punggung atas, dan leher.

Gambar 4

5. Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-

otot wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut).

a. Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan

alis sampai otot terasa kulitnya keriput.

b. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan

ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan

mata.

6. Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan

ketegangan yang dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti

dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot

rahang.

7. Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot

di sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan

dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

Gambar 5, 6, 7 dan 8

8. Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher

bagian depan maupun belakang.

a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang

baru kemudian otot leher bagian depan.

b. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.

c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi

sedemikian rupa sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian

belakang leher dan punggung atas.

9. Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher

bagian depan.

a. Gerakan membawa kepala ke muka.

b. Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan

ketegangan di daerah leher bagian muka.

10. Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung

a. Angkat tubuh dari sandaran kursi.

b. Punggung dilengkungkan

c. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10

detik, kemudian relaks.

d. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil

membiarkan otot menjadi lurus.

11. Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.

a. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan

udara sebanyak-banyaknya.

b. Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan

ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.

c. Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan

lega.

d. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan

antara kondisi tegang dan relaks.

Gambar 9, 10, 11, 12

12. Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut

a. Tarik dengan kuat perut ke dalam.

b. Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10

detik, lalu dilepaskan bebas.

c. Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.

Gambar 13,14

13. Gerakan 14 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki

(seperti paha dan betis).

a. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa

tegang.

b. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa

sehingga ketegangan pindah ke otot betis.

c. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.

d. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

Terminasi a. Mengeksplorasi perasaaan pasien

b. Berdiskusi tentang umpan balik dengan pasien

c. Melakukan kontak : topik, waktu dan tempat, untuk

kegiatan selanjutnya / terminasi jangka panjang.

Lampiran 2

DAFTAR PUSTAKA

Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien

Psikogeriatrik.Jakarta : Salemba Medika

Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin.(2005). Fundamental Keperawatan

buku I edisi 7.Jakarta : Salemba Medika

Ramdhani, N., & Putra, A., A. 2006. Pengembangan Multimedia Relaksaasi.

(http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/

relaksasi-otot.pdf). Diakses pada 13 Juni 2016.

Lampiran 3

EVALUASI PRE-POST TEST PENYULUHAN

1) Apakah pengertian relaksasi progresif?

2) Apakah tujuan relaksasi progresif?

3) Bagaimana langkah – langkah pelaksanaan relaksasi progresif?