makalah konsep dasar ipa ii
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan bumi dan antariksa merupakan bagian dari bidang studi
IPA. Pembelajaran mengenai alam semesta dipandang perlu untuk
meningkatkan pengetahuan dan penguasaan materi bagi calon guru sekolah
dasar.
Andalan manusia untuk dapat mengenal alam semesta adalah pikiran
dan pengamatan dengan panca indera. Kedua andalan tersebut memiliki
batasan. Misalnya : “tentang jatuh bebas” dari Galileo. Dua buah benda yang
berat tidak sama dijatuhkan dalam waktu bersamaan. Sebelumnya semua
orang berpikir yang lebih berat terlebih dahulu sampai di tanah. Tiap hari kita
saksikan matahari terbit di timur dan tenggelam di barat, sehingga kita
berkesimpulan matahari mengelilingi bumi padahal yang benar bumi
mengelilingi matahari. Oleh karena itu, dalam IPA sesuatu yang dianggap
benar apabila memenuhi kedua kriteria sekaligus yaitu benar menurut hasil
pemikiran dan benar pula menurut hasil pengamatan (rasional dan objetif).
Meskipun demikian kebenaran IPA tetap memiliki keterbatasan karena
kebenaran ilmu itu bersifat tentatif (bersifat sementara).
Hal ini sangat penting kita sadari agar kita tidak begitu saja menerima
hasil pemikiran dan pengamatan dari orang-orang terdahulu, bilamana
mungkin kita dapat ikut memberi iuran pemikiran maupun menciptakan alat
bantu pengamatan yang lebih canggih sehingga dapat memperbaiki produk-
produk IPA yang ada. Produk-produk IPA dari fakta-fakta sampai teori-teori.
Dengan demikian, pembelajaran mengenai alam semesta ini tidak
hanya dari pemikiran-pemikiran saja tetapi juga dari hasil pengamatan yang
dituangkan dalam teori-teori menurut para ahli yang telah menelitinya
berdasarkan masing-masing acuan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
1) Bagaimana terbentuknya alam semesta?
2) Apa saja bentuk dan macam-macam galaksi yang ada di alam semesta?
3) Bagaimana terbentuknya susunan tata surya?
4) Apa saja struktur lapisan penyusun bumi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui bagaimana terbentuknya alam semesta.
2) Untuk mengetahui apa saja bentuk dan macam-macam galaksi yang ada di
alam semesta.
3) Untuk mengetahui bagaimana terbentuknya susunan tata surya.
4) Untuk mengetahui apa saja struktur lapisan penyusun bumi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alam Semesta
2.1.1 Terbentuknya Alam Semesta
Alam semesta tidak terbentuk begitu saja melainkan melalui
proses yang sangat panjang. Menurut para ahli, terbentuknya alam
semesta melalui beberapa tahapan. Ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang alam semesta adalah astronomi. Pengetahuan lebih lanjut yang
dilakukan oleh para ahli astronomi dengan menggunakan alat-alat atau
instrumen mutakhir menunjukkan bahwa alam semesta ini terdapat
bintang-bintang beredar mengikuti suatu pusat yang berupa suatu kabut
gas pijar yang sangat besar, dikelilingi oleh kelompok-kelompok
bintang yang sangat dekat satu sama lain dan juga dikelilingi oleh
gumpalan-gumpalan kabut gas pijar yang lebih kecil dari pusatnya dan
ribuan bintang yang tersebar. Semua itu disebut galaksi. Galaksi ini
terdiri dari ribuan bintang dan salah satu bintang itu adalah matahari
kita. Galaksi dimana matahari kita bertindak diberi nama Milky Way
(Bhima Sakti).
Suatu teori yang sampai sekarang dianggap paling penting dalam
menjelaskan terbentuknya alam semesta adalah :
1) Teori Ledakan Hebat (Big Bang)
Georges Lemaitre (1930), teori ini berawal dari hasil pengamatan
terhadap bintang-bintang di langit selama ratusan tahun. Dari hasil
pengamatan yang cermat ternyata posisi bintang-bintang itu tidak tetap
satu terhadap yang lain, tampak semakin menjauh. Hipotesisnya adalah
bahwa ada suatu massa yang sangat besar dengan berat jenis yang
sangat besar, meledak dengan hebat, melemparkan semua jasad
kesegala arah menjauhi pusat ledakan berupa massa pijar karena
memiliki energi yang sangat besar. Massa pijar itu dikenal dengan
bintang-bintang atau kelompok-kelompok bintang. Gagasan ini semakin
terkenal setelah mendapat dukungan dari Edwin Hubbel yang
3
menjelaskan bahwa bintang-bintang itu ternyata berubah warnanya
cenderung ke arah warna merah. Dengan menggunakan “efek dopler”,
ia membenarkan bahwa semua bintang bergerak saling menjauh. Efek
dopler terjadi ketika benda bercahaya saling mendekat terjadi
peningkatan frekuensi cahaya sehingga warnanya menjadi cenderung ke
biru, sebaliknya bila saling menjauh terjadi penurunan frekuensi cahaya
sehingga warnanya cenderung menjadi merah. Fakta menjauhnya
bintang-bintang dapat digambarkan sebagai balon karet yang ditiup, di
mana setiap permukaan akan menjauh.
2) Teori Ekspansi-Kontraksi
Herman Bondi, Thomas Gold dan Fred Hoyle (1948) mengatakan
bahwa alam semesta dalam keadaan diam hanya mengalami siklus
“masa ekspansi” (mengembang) dan masa kontaraksi (mengerut).
2.2 Galaksi
2.2.1 Pengertian Galaksi
Galaksi adalah
sebuah sistem yang
terikat oleh gaya
gravitasi yang terdiri
atas bintang (dengan
segala bentuk
manifestasinya), antara lain bintang neutron dan lubang hitam, gas dan
debu kosmik medium antar bintang, dan kemungkinan substansi
hipotesis yang dikenal dengan materi gelap. Kata galaksi diturunkan
dari istilah bahasa Yunani untuk galaksi kita, galaxias. Kata ini berarti
“lingkaran susu”, sesuai dengan penampakannya di angkasa. Dalam
mitologi Yunani, Zeus menempatkan anak laki-lakinya yang dilahirkan
oleh manusia biasa, bayi Heracles, pada payudara Hera ketika Hera
sedang tidur sehingga bayi tersebut meminum susunya dan karena itu
menjadi manusia abadi. Hera terbangun ketika sedang menyusui dan
4
kemudian menyadari ia sedang menyusui bayi yang tak dikenalanya; ia
mendorong bayi tersebut dan air susunya menyembur mewarnai langit
malam, menghasilkan pita cahaya tipis yang dikenal dalam bahasa
Inggris sebagai Milky Way (jalan susu). Dalam ilmu astronomi galaksi
diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari bintang-bintang, gas dan
debu yang amat luas, dimana anggotanya mempunya gaya tarik menarik
(gravitasi). Matahari bersama-sama 9 buah planet yang mengitarinya
merupakan anggota dari sebuah galaksi yang diberi nama Galaksi Bima
Sakti.
Bertolak dari ledakan hebat, maka serpihan yang terlempar ke
segenap penjuru itu berupa massa yang pijar. Satu gumpalan massa
pijar membentuk satu sistem bintang atau galaksi yang terdiri dari
nebula gas pijar dan nebula bintang (nebula=gumpalan seperti kabut).
Bruno adalah seorang ahli bintang juga pandai membuat teropong
bintang. Semakin canggih teropong yang digunakan semakin banyak
bintang yang dapat dilihatnya, sehingga Bruno berkesimpulan bahwa
“jagat raya ini tidak ada batasnya”. Kemungkinan terdapat lebih dari
100 milyar (1011) galaksi pada alam semesta teramati. Sebagian besar
galaksi berdiameter 1000 hingga 100.000 parsec dan biasanya
dipisahkan oleh jarak yang dihitung dalam jutaan parsec (atau
megaparsec). Ruang antar galaksi terisi dengan gas yang memiliki
kerapatan massa kurang dari satu atom per meter kubik. Sebagian besar
galaksi diorganisasikan ke dalam sebuah himpunan yang disebut
klaster, untuk kemudian membentuk himpunan yang lebih besar yang
disebut superklaster. Struktur yang lebih besar ini dikelilingi oleh ruang
hampa di dalam alam semesta. Meskipun belum dipahami secara
menyeluruh materi gelap terlihat menyusun sekitar 90% dari massa
sebagian besar galaksi. Data observasi menunjukkan lubang hitam
supermasif kemungkinan ada pada pusat dari banyak (kalau tidak
semua) galaksi.
5
2.2.2 Bentuk-bentuk Galaksi
Secara garis besar, menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi
tiga tipe, yaitu : tipe galaksi spiral, galaksi elips, dan galaksi tak
beraturan. Galaksi-galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para
astronom sejauh ini terdiri dari sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi
elips, dan 5% galaksi tak berarturan. Namun ini bukan berarti galaksi
spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat di alam semesta ini.
Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini
adalah galaksi elips. Jika kita mengambil volume ruang angkasa yang
sama kita akan menemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi
spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang amat redup, sehingga
amat sulit untuk diamati.
1) Galaksi yang berbentuk spiral
Galaksi spiral
merupakan tipe yang
paling umum dikenal
orang. Mungkin karena
bentuk spiralnya yang
indah. Jika kita
mendengar kata galaksi, biasanya yang terbayang adalah galaksi tipe
ini. Galaksi kita termasuk galaksi spiral. Bagian-bagian utama galaksi
spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk lengan spiral), dan bulge
(bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi spiral adalah
bintang-bintang muda dan tua. Bintang-bintang tua terdapat pada
gugus-gugus bola yang tersebar menyelimuti galaksi.
Gugus bola adalah kumpulan bintang-bintang yang berjumlah
puluhan sampai ratusan ribu bintang yang lahir bersama-sama,
mengumpul membentuk bola. Gugus-gugus bola inilah yang
membentuk halo bersama-sama dengan bintang-bintang yang tidak
terdapat di lubang galaksi. Bintang-bintang muda terdapat di lengan
spiral galaksi yang berada di bidang galaksi. Bintang-bintang muda ini
6
masih banyak diselimuti materi antar bintang, yaitu bahan yang
membentuk bintang itu. Bulge pada galaksi spiral adalah bagian yang
paling padat. Pada Bima Sakti, pusat galaksi terletak di arah Rasi
Sagittarius, tetapi kita tidak dapat mengamatinya dengan mudah, karena
materi antar bintang banyak menyerap cahaya yang berasal dari pusat
galaksi itu.
Galaksi spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar
dari galaksi elips. Kecepatan rotasinya yang besar itulah yang
menyebabkan galaksi ini memipih dan membentuk bidang galaksi.
Besar kecilnya kecepatan rotasi pada galaksi spiral ini bergantung pada
massa galaksi tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral
sendiri tidaklah sama. Semakin kearah pusat galaksi, kecepatan
rotasinya semakin besar. Contoh lain galaksi spiral selain dari Bima
Sakti adalah galaksi Andromeda.
Bila kita melihat galaksi Bima Sakti dari luar, kita akan
melihatnya seperti bentuk galaksi Andromeda. Ukuran galaksi
Andromeda sedikit lebih besar dari Bima Sakti. Galaksi Andromeda
bersama-sama dengan Bima Sakti termasuk galaksi spiral raksasa. Jarak
galaksi Andromeda ini sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Untuk mengarungi
jarak sejauh itu, cahaya memerlukan waktu 2,5 juta tahun. Ini berarti
cahaya yang kita terima dari galaksi ini adalah cahaya yang dikirimnya
2,5 juta tahun yang lalu yang menggambarkan keadaan galaksi tersebut
pada waktu itu.
Jarak yang merentang antara Bima Sakti dan Andromeda sejauh
2,5 juta tahun cahaya itu dalam ukuran astronomi masih terhitung
dekat. Jarak ke galaksi-galaksi lainnya jauh lebih fantastis. Bahkan ada
yang sampai milyaran tahun cahaya.
Galaksi ini meliputi jumlah 80% dari semua galaksi yang sudah
diketahui. Galaksi bentuk S terlihat seperti pusaran api raksasa dan
mempunyai struktur yang paling teratur. Pada umumnya galaksi itu
mempunyai 3 bagian yang dapat dibedakan dengan nyata, yaitu :
a) Pusat roda
7
b) Selubung bulat yang membungkus pusat, terdiri dari lintang dan
gugus bintang
c) Piringan dengan lengan spiral yang mengelilingi pusat di daerah
khatulistiwa.
Bentuk beberapa galaksi spiral lebih rumit bila pusatnya tidak
bulat tetapi berbentuk cerutu dan kedua ujungnya berbentuk spiral
seperti percikan api dari pusatnya yang menyala.
2) Galaksi yang berbentuk elips
Sesuai dengan namanya,
penampakan galaksi ini seperti
elips. Tetapi, bentuk yang
sebenarnya tidak diketahui
dengan pasti, karena belum
diketahui sesungguhnya arah
pandang kita dari depan, atau atas
dari galaksi tersebut. Tipe galaksi
ini adalah mulai dari galaksi yang
berbentuk bundar sampai galaksi yang berbentuk bola pepat. Struktur
galaksi tipe ini tidak terlihat dengan jelas. Galaksi tipe elips sangat
sedikit mengandung materi antar bintang, dan anggotanya adalah
bintang-bintang tua. Contoh galaksi tipe ini adalah galaksi M87, yaitu
galaksi elips raksasa yang terdapat di Rasi Virgo. Galaksi ini meliputi
jumlah 17% dari semua galaksi yang sudah diketahui. Galaksi bentuk
elips terlihat lebih terang seperti bola lonjong besar yang bersinar. Jika
dibandingkan dengan galaksi spiral, maka galaksi bentuk elips
merupakan bangunan yang sederhana karena hanya terdiri dari pusat
roda dan selubung yang membungkus pusat. Galaksi elips agak pipih
dan kerapatan bintang-bintang pada pusatnya bergantung gravitasi
massanya.
8
3) Galaksi yang tak beraturan
Galaksi tak
beraturan adalah
tipe galaksi yang
tidak simetri dan
tidak memiliki
bentuk khusus, tidak
seperti dua tipe
galaksi yang
lainnya. Anggota dari galaksi tipe ini terdiri dari bintang-bintang tua
dan muda. Contoh dari galaksi tipe ini adalah Awan Magellan Besar
dan Awan Magellan Kecil, dua buah galaksi tetangga terdekat Bima
Sakti, yang hanya berjarak sekitar 180.000 tahun cahaya dari Bima
Sakti. Galaksi tak beraturan ini banyak mengandung materi antar
bintang yang terdiri dari gas dan debu-debu. Galaksi ini meliputi jumlah
kurang dari 3% dari semua galaksi yang sudah diketahui. Galaksi TB
terlihat sebagai gumpalan datar atau onggokan bintang yang semakin
menebal, sebagian menipis dalam batas-batas yang tidak jelas.
2.2.3 Ciri-ciri Galaksi
Beberapa pendapat mengatakan bahwa galaksi merupakan
gabungan dari konstelasi-konstelasi bintang. Konstelasi adalah
kumpulan atau gabungan sejumlah tata surya, dimana sebagai contoh
bahwa tata surya kita berada di dalam galaksi Bima Sakti. Galaksi-
galaksi itu ada yang besar dan ada yang kecil, setiap galaksi
mengandung planet yang jumlahnya jauh lebih banyak lagi. Jumlah
bintang dan planet itu akan meningkat terus seiring dengan
9
perkembangan “Daya Lihat” manusia. Adapun ciri-ciri galaksi sebagai
berikut.
1) Galaksi mempunyai cahaya sendiri bukan cahaya pantulan.
2) Galaksi-galaksi lainnya dapat dilihat berada di luar galaksi Bima
Sakti.
3) Jarak antara galaksi satu dengan yang lainnya jutaan tahun cahaya.
4) Galaksi mempunyai bentuk-bentuk tertentu. Misalnya, bentuk spiral,
bentuk elips, dan bentuk tidak beraturan.
2.2.4 Macam-macam Galaksi
Ada beberapa macam galaksi di semesta ini, antara lain sebagai
berikut.
1) Galaksi Bima Sakti
Merupakan galaksi di mana bumi berada. Galaksi ini memiliki
bentuk spiral dengan diameter kira-kira 100.000 tahun cahaya. Galaksi
ini juga disebut Milky Way (Inggris) dan De Melkweg (Belanda).
Galaksi ini dibentuk secara kasar seperti sebuah jam tangan, bundar dan
datar. Jika kita dapat naik di atasnya dan melihat ke bawah, galaksi itu
akan tampak seperti sebuah jam tangan yang luar biasa. Tetapi, kita
sekarang berada di dalam galaksi ini, dan jika kita melihatnya ke atas
berarti kita memandang ke arah tepi dari dalam “jam tangan” itu. Jadi,
kita melihat tepi yang mengelilingi kita itu. Oleh karena terdapat jutaan
bintang di dalamnya, kita melihat galaksi itu sebagai Bima Sakti. Akan
memerlukan waktu selama delapan menit bagi cahaya dari matahari
untuk mencapai bumi. Akan memerlukan waktu kira-kira 27.000 tahun
bagi cahaya yang ada di pusat galaksi untuk mencapai matahari.
Galaksi berputar pada pusatnya seperti sebuah roda. Dari posisi kita di
10
dalam galaksi, akan memerlukan waktu kira-kira 200.000.000 tahun
hanya untuk membuat satu putaran.
Galaksi Bima Sakti termasuk galaksi spiral berbentuk seperti
cakram, garis tengahnya kira-kira 100.000 tahun cahaya (30.600 pc).
Bintang yang lebih tua ditemukan di pusat tonjolan dengan ketebalan
20.000 tahun cahaya (6.100 pc). Bintang yang lebih muda ditemukan di
lengan spiral. Pusat galaksi berada dalam gugusan bintang Sagitarius.
Kutub utaranya di Coma Berenices, Kutub selatan di Sculptor. Matahari
ada di sudut dalam lengan spiral CarinaCygnus kira-kira 32.000 tahun
cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan galaksi berumur 12-
14 biliun tahun dan terdiri dari 100 biliun bintang.
Untuk membayangkan bagaimana kira-kira bentuk galaksi ini,
kita dapat membayangkan dua buah telur mata sapi yang bagian
bawahnya disatukan. Istilah tahun cahaya dapat menggambarkan jarak
yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun. Dengan kecepatan
300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh jarak
sekitar 9,5 juta juta kilometer. Jadi satu tahun cahaya adalah 9,5 juta
juta km. Ini berarti garis tengah galaksi kita sekitar 100.000 x 9,5 juta
juta km, atau 950 ribu juta juta km (950 diikuti oleh 15 buah nol di
belakangnya). Untuk memudahkan perhitungan, maka digunakan
satuan jarak yaitu tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat
galaksi ini sekitar 10.000 tahun cahaya.
Matahari terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima
Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa, tetapi hanyalah salah
satu dari 200 milyar buah bintang anggota Bima Sakti. Bintang-bintang
anggota Bima Sakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang ke
bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat
dengan matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga
bintang: Alpha Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke
arah pusat galaksi, jarak antar binttang semakin dekat, atau dengan kata
lain kerapatan galaksi ke arah pusat semakin besar.
11
Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam
semesta ini. Dalam alam semesta, ada begitu banyak sistem seperti ini,
yang mengisi setiap sudut langit sampai batas yang bisa dicapai oleh
teleskop yang paling besar. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat
dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm di Mt Palomar mungkin
sampai kira-kira satu milyar buah galaksi. Maka tidak salah jika kita
mengira bahwa jika kita mempunyai teleskop yang lebih besar, kita
akan dapat melihat jauh lebih banyak lagi. Sebelum kita memiliki
metode pengukuran jarak yang cukup baik, para astronom mengira
Bima Sakti adalah keseluruhan alam semesta. Bercak-bercak cahaya
yang tampak di langit pada mulanya diklasifikasikan sebagai nebula
(kabut), yang juga adalah anggota Bima Sakti. Pada waktu itu, dikenal
ada dua macam nebula, yaitu nebula gas dan nebula spiral. Harlow
Shapley dan George Ellery Hale, dua orang astronom yang amat berjasa
membangun pengertian kita tentang galaksi. Shapley inilah yang
mengembangkan metode untuk mengukur jarak yang diterapkan untuk
mengukur diameter Bima Sakti.
Sedangkan Hale amat besar perannya dalam pengembangan
teleskop-teleskop besar, yang digunakan untuk pengamatan bintang-
bintang dan nebula. Atas jasa mereka sekarang kita tahu bahwa yang
semula disebut nebula spiral itu adalah galaksi yang juga seperti Bima
Sakti, terdiri dari ratusan juta sampai milyaran bintang, dan berada amat
jauh dari kita, jauh di luar Bima Sakti. Dan melalui jalan yang telah
mereka rintis, kita menyadari bahwa Bima Sakti hanyalah satu dari
begitu banyak galaksi-galaksi yang bertebaran di alam semesta yang
maha luas ini.
Terdapat banyak bintang, nebula, dan gugus bintang yang bisa
diamati di langit setiap malamnya. Semua objek tersebut berada di
dalam galaksi kita. Di beberapa bagian bintang nampak padat sehingga
ketika langit cerah, bersih dari awan, dan kondisi sekitar yang gelap,
kita bisa melihat pita berwarna putih yang memanjang dan melintasi
beberapa rasi seperti Sagittarius (arah pusat galaksi), Scorpius,
12
Opciucus, Aquila, Xassiopeia, Auriga, Crux, dan Ceantaurus.
Sementara di bagian yang lain tampak celah-celah gelap yang
menunjukkan adanya materi antar bintang yang tebal. Itulah bidang
galaksi yang kita tinggali. Bentuknya yang seperti itu kemudian
menginspirasi orang untuk menamakannya dengan sebutan Milky Way.
Bentuk galaksi Bima Sakti seperti dua buah piring cekung yang
ditangkupkan, bagian tengahnya tebal dan semakin pipih ke arah tepi,
dan terdapat lengan-lengan spiral di dalamnya. Oleh karena itu Galaksi
kita digolongkan ke dalam galaksi spiral. Berdasarkan klasifikasi
galaksi Hubble, galaksi Bima Sakti termasuk dalam kelas SBbc.
Artinya, Galaksi kita adalah galaksi spiral yang memiliki “bar” atau
palang di bagian pusatnya, dengan kecerlangan bagian pusat yang
relatif sama dengan bagian piringan, dan memiliki struktur lengan spiral
yang agak renggang di bagian piringannya.
2) Galaksi Andromeda
Galaksi ini
menurut Hubble
memiliki keganjilan,
dimana pusat
galaksi ini tidak
terurai menjadi
bintang-bintang
terpisah dan gugus bulatnya empat kali lebih redup daripada gugus
bulat Bima Sakti.
Dengan mata telanjang galaksi ini tampak seperti lilin dengan
panjang 30 (garis tengah Bulan) dan lebar 15. Dengan teleskop kecil
sudah dapat dilihat intinya di tengah-tengah kabut dan bila
menggunakan teleskop 100 inci yang telah dilakukan di observatory
Mt. Wilson ternyata Galaksi Andromeda ini berbentuk spiral biasa.
Keadaan lain dari Galaksi Andromeda ini adalah sebagai berikut.
13
a) Galaksi Andromeda dari bumi berjarak lebih dari 2 juta tahun
cahaya.
b) Spiralnya terdiri dari 7 lengan membelit ketat dan tergores debu serta
bernyala biru akibat cahaya bintang muda bermasa besar.
c) Intinya sangat terang dan berwarna putih, tetapi disekitarnya tampak
sejumlah gugus bintang-bintang selubung yang sudah tua dan
berwarna merah jambu.
d) Dua satelit Andromeda yakni Galaksi NGC 205 dan NGC 221
terlihat di sebelah kiri pusat Andromeda dan di sebelah kanan bawah
pusat tersebut (NGC = Newa General Cataloque).
e) Bentuk kabut M31 seperti lensa atau cakram, jari-jarinya paling
sedikit 50.000 tahun cahaya, tebal di bagian tengah 15.000 tahun
cahaya.
3) Galaksi Awan Magelan (Magellanic Clouds)
Gugus
bintang disebut
kabut Magellan
karena ditemukan
oleh Magellan
pada tahun 1519,
berupa galaksi-
galaksi yang terletak di konstelasi Dorado dan Tucan. Kabut yang
terang dan besar disebut Magellan besar dan yang kecil disebut
Magellan kecil. Teori kosmologi baru mengatakan bahwa:
a) Kedua kabut bermasa kecil ini akhirnya akan tersedot ke dalam
galaksi Bima Sakti dan pecah terhambar ke dalam gugus galaksi
Bima Sakti.
b) Kabut-kabut ini telah terjebak perangkap Bima Sakti setidaknya 1
miliar tahun yang lalu dalam pertemuan jarak dekat yang menarik
sebagaimana awan-awan gas hidrogen dari piringan Galaksi Bima
Sakti sendiri.
14
Bintang-bintang yang terang benderang dalam kabut Magellan
mempunyai jutaan kali kebenderangan matahari kita, masing-masing
disebut Supergiant atau super rasksasa diantaranya S. Dorados dan
Super raksasa NGC 1910.
4) Galaksi Dolar Perak (Silvery Coint)
Galaksi dolar
perak berbentuk galaksi
priral pipih NGC 253
kira-kira sejauh 13 juta
tahun cahaya. Karena
demikian “dekat”,
kecepatan lajunya
mengalahkan kecepatan pemuaian kosmos. Ini merupakan salah satu
dari beberapa galaksi yang mendekati Galaksi Bima Sakti.
5) Galaksi Roda Biru (Blue Pin Whee) M33
Galaksi yang bergasing
(berputar) di daerah
trianggulum, kira-kira sejauh 2
juta tahun cahaya. Sebagai
Galaksi spiral Sc yang kecil
dan paling dekat, sehingga para
astronom dengan jelas dapat
melihat bintangnya yang termasuk nova maha raksasa dan Cepheid.
6) Galaksi Pusaran Air
Sebagai
galaksi spiral yang
terlentang dan
didampingi oleh
pengiring yakni
15
sebuah galaksi tidak teratur. Lengannya diterangi oleh bintang maha
besar. Diantaranya dengan yang berupa debu dan gas terdapat cahaya
lemah, pengiring kecil NGL 5195 termasuk kelas tidak beraturan.
Keduanya saling bersentuhan menjauhi Bima Sakti dengan kecepatan
yang sama, maka berada pada jarak yang sama pula, yakni 14 juta tahun
yang sama.
2.3 Tata Surya
2.3.1 Pengertian Tata Surya
Tata surya
berarti adanya
suatu organisasi
pada matahari
sebagai pusat
peredaran dan
dikelilingi oleh planet-planet, satelit, asteroid, komet, dan meteor.
Semua pengikut matahari tersebut bergerak mengelilingi matahari
dalam garis edar yang tertentu, di bawah gaya gravitasi matahari.
Matahari adalah bintang yang menghasilkan cahayanya sendiri.
Matahari adalah salah satu dari 100 miliyar bintang di dalam galaksi.
Sebagai pusat tata surya, matahari berada pada jarak 30 tahun cahaya
dari pusat Bima Sakti.
Pada zaman Yunani Kuno seorang ahli filsafat bernama
Clausius Ptolomeus mengemukakan pendapatnya bahwa bumi adalah
pusat tata surya. Menurut pandangan ini, matahari, bulan, planet-planet,
beredar mengelilingi bumi yang tetap diam sebagai pusatnya. Teori ini
disebut teori geosentris. Pandangan geosentris ini 14 abad dianut orang.
Susunan planet-planet yaitu : Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan
Saturnus.
Pada abad ke-16 seorang ilmuan Polandia bernama Nicolas
Copernicus berhasil mengubah pandangann tersebut. Menurut
Corpenicus, bumi adalah planet dan seperti halnya planet-planet
16
lainnya, bumi beredar mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya.
Teori ini disebut teori heliosentris. Pandangan ini didasari oleh adanya
hasil pengamatan yang diteliti serta perhitungan sistematis.
Kesemuanya itu berkat bantuan teropong sebagai alat pengamat dan
juga telah berkembangnya Matematika dan Fisika sebagai sarana
penunjang. Susunan planet-planet dalam sistem tata surya mulai dari
planet yang terdekat dengan matahari, yaitu: Merkurius, Venus, Bumi,
Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
2.3.2 Teori Terbentuknya Tata Surya
1) Teori Pasang Surut
Teori psang surut dikemukakan oleh James Jeans dan Horold
Jeffreys pada tahun 1917. Menurut teori ini, terbentunya tata surya
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pada saat matahari mash muda, melintaslah bintang besar di dekat
matahari sehingga terjadi efek pasang surut pada kutub matahari.
Akibatnya, gaya tarik menarik antar dinding bintang tersebut
menyebabkan sebagian kabut matahari keluar menyerupai bintang sabit.
Selanjutnya, kabut itu pecah dan berputar. Bersamaan dengan itu, juga
terjadi proses kondensasi (pendinginan) sehingga kabut yang telah
pecah itu berubah menjadi planet dan satelit-satelitnya.
2) Teori Kabut atau Teori Nebula
Menurut teori ini, tata surya terbentuk dari kabut atau nebula yang
terdiri atas Helium dan Hidrogen. Itulah sebabnya, teori ini disebut teori
nebula. Beberapa teori yang mendukung teori kabut adalah sebagai
berikut.
a) Teori Immanuel Kant
Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant (1749-1827), seorang
ilmuwan kebangsaan Jerman. Menurut teori ini, di angkasa terdapat
kelompok-kelompok gas yang berisi bermacam-macam gas.
Kelompok gas yang bermassa besar akan menarik kumpulan gas di
17
sekelilingnya sehingga kelompok gas ini mebentuk kabut besar.
Akhirnya, kabut besar itu membentuk matahari. Jumlah kelompok
gas yang banyak menyebabkan bola kabut yang terbentuk juga
banyak, sehingga antar bola kabut yang terbentuk itu saling
bertumbukan. Akibatnya, bola kabut menjadi panas dan berputar-
putar. Karena pengaruh lingkungan, kabut itu menjadi dingin dan
perputarannya semakin cepat. Akibat perputaran ini, pada bagian
ekuator yang berputar paling cepat akan melontarkan sebagian
kabutnya. Lontaran kabut tersebut kemudian mendingin dan
akhirnya terbentuk planet-planet.
b) Teori Pierre Simon de Laplace
Teori ini beranggapan bahwa sejak semula kabut gas raksasa telah
berputar dan dalam keadaan panas. Kabut raksasa yang panas itu
selalu memancarkan panasnya ke alam semesta sehingga berangsur-
angsur menjadi dingin dan menyusut. Akibatnya perputaran kabut itu
makin cepat, bagian kutubnya menjadi pepat dan daerah ekuatornya
terjadi penumpukan gas akibat perputaran yang makin cepat,
sebagian kabutnya terlempar keluar, mendingin, dan akhirnya
terbentuklah planet-planet.
c) Teori Planettesimal
Teori planettesimal dikemukakan oleh dua orang ilmuan dari
Amerika yang bernama Chamberlin dan Moulton pada tahun 1905.
Seperti halnya teori Kant dan Laplace, namun teori ini menganggap
bahwa susunan tata surya terjadi dari kabut atau nebula. Namun,
bentuk kabutnya bukan merupakan bola, melainkan merupakan
bentuk spiral atau merupakan kabut pilin. Kabut pilin terdiri atas
butir-butir benda padat dan dingin yang dinamakan planettisimal.
Kabut pilin ini berputar mengelilingi pusatnya. Adapun bentuk
lintasannya bukan merupakan satu bidang datar melainkan tidak
teratur sehingga terjadi tumbukan antar planettisimal. Karena
tumbukan yang terjadi berulang-ulang dan adanya gaya tarik-
menarik satu sama lain (hukum Gravitasi Newton), terjadilah
18
penumpukan-penumpukan planettisimal kecil secara terus-menerus.
Penumpukan terbesar terjadi di tengah. Permukaan di tengah
akhirnya membentuk matahari, sedangkan inti-inti kecil di luar
matahari menjadi planet-planet.
3) Teori Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred
Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa
dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama
ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan
serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi
bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya sehingga
terbentuklah tata surya.
4) Teori Proto Planet
Teori yang popular saat ini adalah teori proto planet (proto
berasal dari bahasa Yunani yang berarti primitive). Teori ini pada
mulanya dikemukakan oleh seorang astronom Jerman bernama Carl
Von Weizsaeker pada tahun 1940, yang kemudian disempurnakan lagi
oleh astronom lain, yaitu Gerard P. Kuiper (1950), Subrahmanyam
Chandrashekar, dan lain-lain.
Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa tata surya terbentuk
dari gumpalan awan gas dan debu (teori ini dikenal dengan nama teori
awan debu). Dasar pikiran itu didukung dengan banyaknya gumpalan
awan. Lebih dari 5 miliar tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu
mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu, partikel-partikel
debu tertarik ke dalam menuju pusat awan, membentuk gumpalan bola,
dan mulai berotasi. Karena rotasi begitu cepat maka gumpalan gas
mulai memipih (mendatar) menyerupai bentuk cakram, yaitu tebal di
bagian tengah dan tipis di bagian tepi. Hukum ketiga Kepler
19
menyatakan bahwa bagian tengah harus berotasi lebih cepat dari bagian
tepinya. Akibatnya partikel-partikel di bagian tengah saling menekan
sehingga menimbulkan panas dan berpijar. Bagian tengah yang berpijar
ini adalah protosun (bahan matahari) yang akhirnya menjadi matahari.
Bagian tepi (bagian yang lebih luar) berotasi sangat cepat, sehingga
terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih
kecil. Gumpalan kecil ini (proto planet) juga berotasi, akhirnya
membeku menjadi planet-planet serta satelit-satelitnya.
Jika teori ini merupakan gambaran yang sercara tepat
melukiskan asal-usul tata surya, maka dapat dipercaya jika kita
katakana bahwa ada banyak tata surya lain di alam semsta ini, dan
kemungkinan beberapa diantaranya memiliki planet yang sifat-sifatnya
mirip dengan planet kita.
2.3.3 Susunan Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dan benda-benda
lain seperti planet, satelit, meteor, komet, debu, dan gas antar planet
mengelilinginya. Keseluruhan sistem ini bergerak mengelilingi pusat
galaksi.
Sebelum kita mengenal masing-masing planet tersebut secara
lebih mendalam, sebaiknya kita bicarakan dahulu matahari sebagai
pusat tata surya.
1) Matahari
Matahari
merupakan anggota tata
surya yang paling besar.
Matahari merupakan bola
gas yang terdiri dari 94%
atom hidrogen, 5,9% atom
helium, dan sisanya
20
campuran dari unsur-unsur karbon dan atom lainnya. Matahari sangat
penting bagi kehidupan di bumi karena matahari merupakan sumber
cahaya dan panas (energi), serta mengontrol peredaran planet-planet,
yang berarti mengontrol terjadinya siang dan malam, petgantian hari,
minggu, bulan, dan tahun.
Matahari terdiri dari tiga lapisan kulit yaitu fotosfer, kromosfer,
dan korona. Lapisan bola matahari bagian dalam disebut fotosfer
(berasal dari bahasa Yunani, photos = cahaya, sphaira = bola) artinya
“bola bercahaya memancar”. Tebalnya kira-kira 220 mil. Dari
semburan ini terdapat semburan api yang berasal dari suatu ledakan.
Semburannya mencapai ketinggian 140.000 mil. Lapisan luar dari
fotosfer desebit kromosfer. Warnanya kemerahan berasal dari hidrogen
yang berpijar. Lapisan ini mempunyai lidah-lidah api menjilat keluar.
Tebal kromosfer kira-kira 9000 mil. Lapisan lebih luar dari kromosfer
adalah korona. Korona merupakan sinar kemilauan yang tebalnya
kadang-kadang melebihi garis tengah matahari itu sendiri. Korona
tampak jelas saat terjadi gerhana matahari.
Menurut J.R. Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor
yang berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari.
Sedangkan menuut teori Kontraksi H. Helmholz, panas itu berasal dari
menysutnya bola gas. Alhi lain Dr. Bothe menyatakan bahwa panas
tersebut berasal dari reaksi-reaksi nuklir yang disebut reaksi hidrogen
helium sintetis.
2) Planet
Planet adalah benda angkasa yang mengelilingi matahari pada
lintasan tertentu. Ada tiga cara pengelompokan planet-planet, yaitu
sebagai berikut.
Pertama, planet-planet dikelompokkan dengan Bumi sebagai
pembatas, yaitu: planet inferior dan planet superior. Planet inferior
adalah planet-planet yang orbitnya terletak di dalam orbit Bumi
mengitari Matahari. Kelompok planet yang ternasuk planet inferior
21
adalah Merkurius dan Venus. Planet superior adalah planet-planet yang
orbitnya terletak di luar orbit Bumi mengitari Matahari. Kelompok
planet yang ternasuk planet superior adalah Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.
Kedua, planet-planet dikelompokkan dengan lintasan Asteroid
sebagai pembatas, yaitu: planet dalam dan planet luar. Planet dalam
adalah planet-planet yang orbitnya di sebelah dalam lintasan asteroid.
Kelompok planet yang termasuk planet dalam adalah Merkurius,
Venus, Bumi, dan Mars. Planet luar adalah planet-planet yang orbitnya
di sebelah luar lintasan asteroid. Kelompok planet yang termasuk
planet luar adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
Ketiga, planet-planet dikelompokkan berdasarkan ukuran dan
komposisi bahan penyusunnya, yaitu: planet Terrestrial dan planet
Jovian. Planet Terrestrial atau planet kebumian adalah planet-planet
yang ukuran dan komposisi penyusunnya (batuan) mirip dengan Bumi.
Kelompok planet yang termasuk planet Terrestrial adalah Merkurius,
Venus, Bumi, dan Mars. Planet Jovian atau planet raksasa adalah
planet-planet yang ukurannya besar dan komposisi penyusunnya mirip
Jupiter, yaitu terdiri dari sebagian besar es dan gas hidrogen. Kelompok
planet yang termasuk dalam kelompok planet Jovian adalah Jupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Anggota planet yang diakui sampai saat ini adalah Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Sedangkan Pluto ternyata tidak memenuhi persyaratan sebagai planet,
seperti tetap berada pada lintasan tertentu. Menurut para ilmuan
diketahui bahwa lintasan Pluto memotong lintasan planet Neptunus.
a) Merkurius
Merupakan planet
terkecil dan terdekat
dengan matahari.
Merkurius dapat dilihat
sesaat sebelum terbit
22
dan terbenamnya matahari. Sebelum terbit matahari, planet ini disebut
sebagai bintang pagi dan sebelum matahari terbenam disebut sebagai
bintang sore. Rotasinya sangat lambat karena dekat dengan matahari
sehingga planet tersebut hanya membuat tiga putaran penuh selama dua
kali berevolusi mengelilingi matahari. Inilah mengapa salah satu sisi
merkurius sangat panas sedangkan sisi lainnya sangat dingin. Perbedaan
malam dan siang pada Merkurius sebesar 1, (1,800 .
Lingkungan seperti ini tak mendukung adanya kehidupan dan
Merkurius tidak memiliki satelit.
b) Venus
Orang Yunani
menamakan planet ini
sesuai dengan dewi
kecantikan mereka yaitu
Venus. Venus sering disebut
bintang kejora yang bersinar
terang pada waktu sore dan
pagi hari. Rotasi Venus berlawanan dengan rotasi bumi. Bumi berotasi
dari Timur - Barat sedangkan Venus dari Barat - Timur. Venus tidak
memiliki satelit tapi mempunyai atmosfer. Venus merupakan bintang
paling terang setelah matahari dan bulan. Kebalikan dari planet-planet
lainnya, Venus sangat panas. Suhu permukaannya mencapai 450
, melebur segala sesuatu. Ciri lain dari Venus adalah
ketebalan atmosfernya yang terdiri atas lapisan karbon dioksida. Selain
itu, atmosfer Venus memiliki lapisan asam setebal beberapa kilometer.
Tidak ada satupun makhluk hidup yang dapat hidup di sana walaupun
hanya sedetik.
23
c) Bumi
Bumi merupakan
urutan ketiga terdekat dari
matahari. Bumi memiliki
satelit yaitu bulan. Bumi
merupakan satu-satunya
planet yang ada
kehidupannya. Bumi
adalah planet bagian dalam
yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang diketahui memiliki
aktivitas geologi dan satu-satunya planet yang diketahui memiliki
makhluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah ciri khas di antara
planet-planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang
diobservasi memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda
dibandingkan dengan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh
keberadaan makhluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi
memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet
kebumian di dalam Tata Surya.
d) Mars (Planet Merah)
Planet ini diberi nama
sesuai dengan Dewa Perang
orang Yunani. Planet ini
berwarna kemerah-merahan
karena banyak mengandung
oksida besi di
permukaannya. Mars
memiliki dua satelit yaitu
Phobos dan Deimos dan Mars juga memiliki atmosfer. Permukaan
planet Mars sangat dingin, kering, banyak sinar ultraviolet, tidak ada
bahan organik, sering terjadi badai dan banyak pasir.
24
Tidak ada kehidupan di Mars. Ada beberapa alasan: Pertama,
atmosfer Mars merupakan campuran mematikan yang mengandung
karbon dioksida pekat. Kedua, tak ada air disana. Ketiga, suhu di Mars
sekitas 53 . Terakhir, terdapat angin yang sangat kuat serta
badai pasir yang terjadi setiap saat.
e) Yupiter
Merupakan planet
terbesar dalam tata
surya. Rotasinya
tercepat, gravitasinya
2,64 kali rotasi gravitasi
bumi. Yupiter memiliki
12 satelit, 3 diantaranya
beredar berlawanan arah
dengan 9 lainnya. Yupiter adalah planer yang besarnya 11 kali planet
bumi. Keadaan planet inipun tidak sesuai untuk hidup, dan merupakan
tempat yang sangat dingin.
f) Saturnus
Merupakan planet
terbesar kedua setelah
Yupiter. Keunikan dari
planet ini adalah ada
kabut yang mengikuti
secara simetris yang
disebut cincin Saturnus.
Cincin ini terbuat dari gas, batu-batu, dan es. Suhu planet ini tidak
25
sesuai bagi kehidupan manusia: -178 . Saturnus memiliki
10 satelit, yang paling besar adalah Titan.
g) Uranus
Planet ini adalah
planet pertama yang
ditangkap teleskop yang
letaknya cukup jauh dari
matahari dan ukurannya
tidak terlalu besar. Sama
seperti Venus, rotasinya
berlawanan dengan
rotasi Bumi. Uranus
adalah plnet terbesar ketiga di Tata Surya. Suhunya -214
, berarti planet ini sudah cukup dingin untuk membekukan
kita dalam sedetik. Atmosfernya mengandung gas beracun yang
tentunya tidak akan memberikan kehidupan.
h) Neptunus
Planet ini bila
dilihat dari bumi
kelihatan kebiru-
biruan. Dari spektrum
cahayanya planet ini
diketahui memiliki
atmosfer yng sebagian
besar terdiri dari gas
metana. Neptunus memiliki 13 satelit yang diketahui. Yang terbesar,
Triton. Triton, geologinya aktif, dan memiliki geyser nitrogen cair.
26
Triton adalah satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah
(retrogade). Neptunus juga didampingi beberapa planet minor pada
orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki
resonansi 1:1 dengan Neptunus.
Perbandingan antar Planet
NamaGaris tengah (km)
Massa (
kg)
Kalarotasi
Kala revolusi
Jarak rata-rata
ke matahari (
km)
Merkurius 4878 0,33 59 hari 88 hari 58Venus 12102 4,88 243 hari 224,7 hari 108Bumi 12 758 5,98 23,9 hari 365,3 hari 150Mars 6 787 0,64 24,6 jam 687 hari 228
Jupiter 142800 1899 9,9 jam 11,9 tahun 778Saturnus 120 540 568,5 10,7 jam 29,5 tahun 1427Uranus 51 200 86,9 17,2 jam 84 tahun 2870
Neptunus 49 500 102,4 161 jam 164,8 tahun 4497
3) Benda-benda Angkasa Lain
Selain planet-planet yang mengitari matahari ada juga benda-
benda angkasa lain yang mengitari matahari, di antaranya sebagai
berikut.
a) Asteroid
Asteroid
merupakan benda
angkasa kecil mirip
planet yang jumlahnya
ribuan, lintasannya
antara planet Mars dan
Yupiter. Pada 1 Januari 1801 Seorang astronomi dari Italia, Piazzi
melakukan pengamatan dengan menggunakan teleskop menemukan
sebuah titik cahaya yang berpindah-pindah tempat di sekitar lintasan
27
planet Mars dan Jupiter. Piazzi menduga titik cahaya itu berasal dari
sebuah komet. Tetapi seorang astronomi lain, bernama Johan Elert
Bode, menyebut benda itu sebuah planet. Karena belum diketahui pasti
jenisnya, para astronom menamai benda langit itu dengan sebutan
Ceres, yang diambil dari nama dewi pertanian bangsa Romawi.
Penelitian selanjutnya berhasil menemukan ukuran garis tengah
Ceres hanya 750 km, jauh lebih kecil dari ukuran sebuah planet yang
garis tengahnya bisa mencapai belasan ribu kilometer. Oleh karena
benda tersebut berukuran sangat kecil, para astronom berpendapat
bahwa benda ini pasti sangat banyak jumlahnya. Pendapat itu terbukti
beberapa tahun kemudian dengan ditemukannya tiga buah benda serupa
yang diberi nama Vesta, Juno, dan Pallas yang ukurannya lebih kecil
dari Ceres.
b) Komet (Bintang Berekor)
Komet berasal
dari bahasa Yunani
“kometes” yang
berarti “berambut
panjang”. Komet
dalah benda antar
planet yang terdiri
dari es sangat padat dan ketika mendekati matahari mengeluarkan gas
berbentuk kepala yang bercahaya dan semburan yang terlihat seperti
ekor. Meskipun komet disebut bintang berekor tapi komet bukan
tergolong bintang alam karena komet mengelilingi matahari dan
menerima cahaya dan energi dari matahari. Ketika melintas di dekat
bumi dengan cepat benda angkasa ini menampakkan ekornya yang
panjang. Pada saat jauh dari matahari komet bergerak lambat dan makin
dekat dengan matahari geraknya makin cepat. Pada saat mendekat ke
matahari gas pada inti komet mulai menguap menjulur pada arah yang
tetap artinya apabila komet bergerak mendekat ke arah matahari
28
ekornya menjauh dari matahari. Apabila komet bergerak menjauh dari
matahari ekornya tetap menjauh dari matahari. Hal ini akibat angin
matahari.
Komet terbentuk dari gas dan debu-debu terpadatkan. Kadang-
kadang orbitnya membawa mereka mendekati matahari. Ketika komet
mendekati matahari, pemukaannya menjadi menguap karena panas.
Penguapan ini menimbulkan cahaya terang. Bola besar dari gas dan
debu muncul disekitar inti. Bola gas dan debu ini disebut “coma”.
Terdapat juga ekor gas dan debu yang terhubung ke “coma”. Komet
yang paling terkenal saat ini adalah Komet Halley. Komet ini diberi
nama sesuai dengan nama penemunya yaitu Edmund Halley (1656-
1742), seorang astronomi Inggris. Periode revolusi komet ini adalah 76
tahun.
c) Meteor (Bintang Berlin)
Meteor adalah
batu-batuan di
angkasa. Biasanya,
mereka teramati
diantara orbit Mars
dan Yupiter.
Beberapa diantara
mereka, diameternya
mencapai 1,000 kilometer (620 mile). Meteor tidak mengeluarkan
cahayanya sendiri. Pada malam hari kadang-kadang terlihat seperti
bintang beralih tempat, orang menyebutnya sebagai bintang jatuh atau
bintang beralih. Peristiwa itu merupakan masuknya benda angkasa ke
dalam atmosfer bumi benda tersebut akan bergesekan dengan udara
sehingga suhu meteor akan naik kemudian memijar lalu menguap. Pada
umumnya benda tersebut sudah habis terbakar sebelum mencapai
permukaan bumi. Benda angkasa yang masuk atmosfer bumi disebut
29
meteorid sedangkan peristiwa pemijaran disebut meteor. Meteorid yang
tidak terbakar dan sampai kepermukaan bumi disebut meteorit.
d) Satelit
Kata satelit berasal dari bahasa latin (satelles) yang berarti
seorang pelayan atau pengiring. Satelit didefinisikan sebagai benda
kecil yang mengitari sebuah planet sebagai pengiring. Ada dua buah
satelit yaitu satelit alamiah dan satelit buatan. Satelit alamiah adalah
satelit yang sudah ada dalam tata surya, contohnya bulan. Satelit buatan
adalah satelit yang disengaja dibuat oleh manusia, contohnya satelit
komunikasi.
Nama-nama Satelit
Nama Planet Nama SatelitMerkurius -Venus -Bumi Bulan Mars Phobos dan DeimosJupiter Metis, Adrastea, Amalthea, Thebe, Io, Europa,
Ganymede, Janus, Leda, Himalia, Lysithea, Elara,
Ananke, Carme, Pasiphae, dan SinopeSaturnus Pan, Atlas, Prometheus, Pandora, E[imetheus, Janus,
Mimas, Enceladus, Tethys, Telesto, Calypso, Dione,
Helena, Rhea, Titan, Hyperion, Lepetus, dan PhoebeUranus Cordelia, Ophelia, Bianca, Cressida, Desdemona,
Juliat, Portia, Rosalind, Belinda, 1986U10, Puck,
Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, Oberon, Caliban,
1999U1, Sycorax, dan 1999U2Neptunus Naida, Thalassa, Despina, Galatea, Larisa, Proteus,
Triton, dan Nerei
2.4 Bumi
2.4.1Struktur Bumi
Struktur
bumi merupakan
bagian-bagian
30
yang menjadi penyusun bumi. Bumi tersusun dari beberapa bagian yang
terdiri dari: Kerak benua, Kerak lautan, Asthenosfer, Litosfer, Mantel
atas, Mantel bawah, Teras Cecair, dan Teras Pepejal. Permukaan bumi
berupa daratan dan lautan. Secara keseluruhan bumi terbagi menjadi
empat aspek yaitu: atmosphere (udara), hydrosphere (air), lithosphere
(batuan solid) dan biosphere (kehidupan organik).
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara
menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Hidrosfer adalah
lapisan air yang ada di permukaan bumi. Litosphere adalah akumulasi
massa dari batuan-batuan padat yang membentuk selubung yang
mengelilingi bagian cair bumi yang panas (magma). Biosphere
merupakan sistem kehidupan paling besar terdiri dari gabungan
ekosistem yang ada di planet bumi. Keempat komponen tersebut
berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam siklus
biogeokimia dari berbagai unsur kimia yang ada di bumi, proses
transfer panas dan perpindahan materi padat.
2.4.2 Bagian-bagian Struktur Lapisan Bumi
Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu sebagai berikut:
1) Kerak Bumi (Crust)
Crust merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Crust
merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batuan-batuan basa dan
masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk
hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 C. Lapisan
kerak bumi dan dibagian bawahnya hingga kedalam 100 km dinamakan
litosfer. Crust adalah bagian paling atas dari lithosphere dan
membentuk lempeng benua dan lempeng samudera. Fluida seperti air,
minyak dan gas berada pada lempeng-lempeng ini. Ketebalan crust
bervariasi mulai dari 5 km sampai 60 km. Terdiri dari batuan dan
mineral berbagai tipe. Klasifikasi dasar dari batuan berdasarkan asal
31
usul terbentuknya terdiri dari tiga macam batuan, diantaranya sebagai
berikut :
a) Igneous Rock (Batuan Beku), terkristalisasi dari bekuan magma.
b) Sedimentary (Batuan Sediment), endapan dari hasil pengikisan
batuan permukaan.
c) Metamorphic (Batuan Ubahan), hasil dari alterasi batuan dan
mineal lain.
Crust, selagi dalam bentuk solidnya bersifat mobile dan
mengapung diatas cairan magma. Menurut teori tektonik lempeng,
terjadi arus konveksi dibawah lapisan crust ini memaksa magma
(batuan panas/cair, yang bergerak plastis) untuk bergerak keatas. Pada
titik-titik tertentu (biasanya pada mid-ocean) magma membentuk
celah/palung dan menerobos ke permukaan. Hal ini akan menyebabkan
lempeng saling bergerak menjauh atau saling bertabrakan secara
gradual. Jika pergerakan ini terjadi dengan tiba-tiba, dapat
mengakibatkan gempa.
2) Selimut (Mantel)
Lapisan mantel paling luar sekitar 200 km dinamai dengan
asthenosphere. Pada lapisan ini tekanan dan suhu berada pada kondisi
berimbang sehingga lapisan ini bersifat plastis. Asthenosphere
merupakan sumber dari aktivitas volkanik dan seismik (gempa).
Selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan
kerak bumi. Tebal lapisan selimut bumi mencapai 2.900 km dan
merupakan lapisan batuan padat. Suhu dibagian bawah selimut bumi
mencapai 3.000 C. Mantel, bagian dekat kerak bersifat keras tapi
semakin dalam semakin lunak, materialnya disebut magma, didominasi
oleh ferrum-magnesium-silikat. Pada bagian ini terjadi konveksi yang
menggerakan lempeng (gaya horizontal pada pergerakan lempeng).
Bagian ini 84% dari volume total. Mantel dibagi dua, menjadi mantel
32
dalam dan luar. Batas antara mantel dan litosfer disebut Diskontunuitas
Mohorovicic.
3) Inti Bumi (Barisfer)
Inti bumi yang terdiri dari metrial cair, dengan penyusun utama
logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalam
2.900-5.200 km. lapisan ini dibagi menjadi lapisan inti luar dan lapisan
inti dalam. Lapisan inti luar bersifat liquid, tersusun atas alloy besi dan
nikel. Bagian ini dipercaya penyebab timbulnya medan magnet bumi
(berdasarkan Teori Dinamo). Suhu sekitar 4000 C. Batas antara mantel
dan inti luar disebut Diskontinuitas Gutenberg, tebalnya sekitar
2.000km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 C. Inti
dalam merupakan pusat bumi berbentuk bole dengan diameter sekitar
2.700km. Inti dalam bersifat solid,terdiri dari nikel dan besi yang
suhunya menacapai 4.500 C. Inti bumi menyebabkan adanya sifat
kemagnetan dari bumi. Bumi merupakan magnet raksasa dengan kutub
utara magnet terletak dibagian utara bumi, meskipun ternyata tidak
tepat berada pada kutub bumi, menyimpang 17 dilihat dari pusat bumi.
4) Kulit Bumi (Lithosphere)
Lithosphere berasal dari bahasa yunani yaitu lithos yang artinya
batuan, dan sphera artinya lapisan. Lithosphere merupakan lapisan
kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan
rata-rata 1.200km. Lithosphere adalah lapisan kulit bumi paling luar
33
yang berupa batuan padat. Lithosphere tersusun dalam dua lapisan,
yaitu kerak dan selu bung, yang tebalnya 50-100km. Lithosphere
merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan
pergeseran benua. Penyusun utama lithosphere adalah batuan yang
terdiri dari campuran antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang
saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan pembentuk
lithosphere adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat
tinggi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan mengalami
beberapa proses perubahan sampai menjadi batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf.
Litosfer terdiri dari dua lapis utama, yaitu lapisan sial dan lapisan
sima.
a) Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam
silisium dan aluminium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.
Pada lapisan sial (silisium dan aluminium) ini anatar lain terdapat
batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan
batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan
juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata
35km.
b) Lapisan sima (silisium dan magnesium) yaitu lapisan kulit bumi
yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam
bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis
yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan
magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt.
Lapisan sima merupakan bahan yang bersifat elastis dan
mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian, dapat disimpulan sebagai berikut.
1. Suatu teori yang sampai sekarang dianggap paling penting dalam
menjelaskan terbentuknya alam semesta adalah teori ledakan hebat (big
bang) dan teori ekpspansi-kontraksi.
2. Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri
atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya). Secara garis besar,
menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu : tipe galaksi
spiral, galaksi elips, dan galaksi tak beraturan. Galaksi-galaksi yang
diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri dari sekitar
75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak berarturan.
Adapun ciri-ciri galaksi adalah mempunyai cahaya sendiri bukan cahaya
pantulan, dapat dilihat berada di luar galaksi Bima Sakti, jarak antara
galaksi satu dengan yang lainnya jutaan tahun cahaya, mempunyai bentuk-
bentuk tertentu misalnya, bentuk spiral, bentuk elips, dan bentuk tidak
beraturan. Macam-macam galaksi yang berada di alam semesta adalah
Galaksi Bima Sakti, Galaksi Andromeda, Galaksi Awan Magelan
(Magellanic Clouds), Galaksi Dolar Perak (Silvery Coint), Galaksi Roda
Biru (Blue Pin Whee), dan Galaksi Pusaran Air.
35
3. Tata surya berarti adanya suatu organisasi pada matahari sebagai pusat
peredaran dan dikelilingi oleh planet-planet, satelit, asteroid, komet, dan
meteor. Ada beberapa teori yang menyatakan terbentuknya tata surya,
yaitu Teori Pasang Surut, Teori Kabut atau Teori Nebula, Teori Bintang
Kembar, dan Teori Proto Planet. Susunan tata surya terdiri dari matahari,
planet (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus), dan benda-benda angkasa lainnya seperti asteroid, meteor dan
komet.
4. Struktur bumi merupakan bagian-bagian yang menjadi penyusun bumi.
Bumi tersusun dari beberapa bagian yang terdiri dari: Kerak benua, Kerak
lautan, Asthenosfer, Litosfer, Mantel atas, Mantel bawah, Teras Cecair,
dan Teras Pepejal. Permukaan bumi berupa daratan dan lautan. Secara
keseluruhan bumi terbagi menjadi empat aspek yaitu: atmosphere (udara),
hydrosphere (air), lithosphere (batuan solid) dan biosphere (kehidupan
organik). Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu Kerak Bumi (Crust), Selimut (Mantel), Inti Bumi (Barisfer), dan
Kulit Bumi (Lithosphere).
3.2 Saran
Perlu sekali pengenalan pembelajaran bumi dan alam semesta ini
diberikan kepada calon guru, karena ini sangat berguna untuk menambah
wawasan serta pengetahuan mahasiswa terhadap teori-teori serta fakta-fakta
yang tidak diketahui oleh peserta didik mengenai alam semesta ini. Melalui
pembelajaran ini, diharapkan calon guru mampu membelajarkan peserta didik
mengenai bumi dan alam semesta dengan baik.
36