makalah konflik
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH KONFLIK KOMUNIKASI ORGANISASI
ACEH
Di susun oleh :
Nama : Dede Irawan
NIM : ST1201300910
TUGAS : MAKALAH
STMIK WIDYA UTAMA PURWOKERTO
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah konflik komunikasi organisasi Aceh.
Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas character building, sesuai dengan
ketentuan yang telah diberikan oleh bapak Ibu Heriana Eka Dewi, SH,S.PD sebagai dosen
pengajar.dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menjadi warga Negara yang
memahami betul mengenai konflik yang ada di Negara Indonesia,karena berhasil tidak nya
pembangunan nasional suatu Negara sangat ditentukan ada atau tidak nya partisipasi politik dari
rakyat dan para penerus bangsa. bertanggung jawab dalam kehidupan bernegara.serta memahami
mengenai konflik.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan para pembaca nya,mohon maaf apabila
terdapat kekurangan penyusunan makalah ini.
Purwokerto, 15 November 2013
Hormat saya
II
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………………….…… I
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….……. II
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….…… III
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………….……1
1. LATAR BELAKANG MASALAH…………………………..……………….…… 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………...………………………….……3
1. PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA ………..…...……… ………….….3
2.PEMPROV Aceh …………………..…………………………………………….…..4
3. GAM…………………………………........................................................................5
4. KPK………………………………………………………………………………....6
5.POLRI/TNI…………………………………………………………………… .……7
BAB III PENUTUP
STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK… ………………………………………………8
KESIMPULAN………………………………………………………………………………9
PENDAPAT SAYA……………………………………………………………………..….10
DAFTAR PUSTAKA…………………….………………………………………………....11
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahAnthony Reid, seorang ahli sejarah Asia Tenggara yang pernah belajar di Selandia Baru
dan Cambridge. Dalam buku yang diberi judul “Asal Mula Konflik Aceh” menyebutkan bahwa
Aceh sudah bergejolak dalam konflik sebelum bergabung bersama Indonesia hingga akhir abad
19. Saat Aceh ditetapkan menjadi salah satu wilayah Kesatuan Republik Indonesia, pun Aceh
dalam konflik.
Bicara tentang konflik Aceh harus bicara kelahiran negara Republik Indonesia. Sebab,
dari situlah kisah gerakan menuntut kemerdekaan dimulai. Lima hari setelah RI
diproklamasikan, Aceh menyatakan dukungan sepenuhnya terhadap kekuasaan pemerintahan
yang berpusat di Jakarta.Tetapi, ternyata tak semua tokoh Aceh mengucapkan janji setia. Mereka
para hulubalang, prajurit di medan laga. Prajurit yang berjuang melawan Belanda dan Jepang.
Mereka yakin, tanpa RI, mereka bisa mengelola sendiri negara Aceh. Inilah kisah awal sebuah
gerakan kemerdekaan.
Tahun 1948, ketika pemerintahan RI berpindah ke Yogyakarta dan Syafrudin
Prawiranegara ditunjuk sebagai Presiden Pemerintahan Darurat RI (PDRI), Aceh minta menjadi
propinsi sendiri. Tahun 1950 kekecewaan tumbuh. Propinsi Aceh dilebur ke Propinsi Sumatera
Utara. Rakyat Aceh marah. Apalagi, janji Soekarno pada 16 Juni 1948 bahwa Aceh akan diberi
hak mengurus rumah tangganya sendiri sesuai syariat Islam tak juga dipenuhi.
Gerakan Aceh Merdeka atau GAM lahir di era Soeharto. Saat itu, sedang terjadi
industrialisasi di Aceh. Kekayaan alam Aceh dikuras melalui pembangunan industri yang
dikuasai orang asing melalui kebijakan pusat. Sementara rakyat Aceh tetap miskin. Pendidikan
rendah, kondisi ekonomi sangat memprihatinkan.
1
Melihat hal ini, Daud Beureueh (Gubernur Militer Aceh1948-1952) dan tokoh tua Aceh
yang sudah tenang kemudian bergerilya kembali untuk mengembalikan kehormatan rakyat, adat
Aceh dan agama Islam. Pertemuan digagas tahun 1970-an. Mereka sepakat meneruskan
pembentukan Republik Islam Aceh, yakni sebuah negeri yang mulia dan penuh ampunan Tuhan.
Kini mereka sadar, tujuan itu tak bisa tercapai tanpa senjata.Setelah didirikan, GAM mendapat
dukungan rakyat. Hubungan dengan dunia internasional terus dibangun. Kekuatan bersenjata pun
disusun.
Selama 30 tahun lamanya GAM di Aceh dan Indonesia, banyak hal yang terjadi dan
menjadi liputan sejarah yang cukup bermakna bagi semua bangsa. Pada masa perang DI/TII
(Darul Islam/Tentera Islam Indonesia) tahun 1953 sampai 1963, praktik Daerah Operasi Militer
(DOM) tahun 1989 sampai 1998 dan masa Darurat Militer/Darurat Sipil tahun 2003 sampai
2005.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemerintahan Republik Indonesia
Pemerintah RI sudah mengekalkan bahwa Aceh adalah bagian tak terpisahkan dari
Negara Kesatuan Indonesia. Apapun akan dilakukan jika demi mempertahankan sejengkal tanah
NKRI ini. Klaim Indonesia terhadap Aceh sudah final: Aceh merupakan bagian dari Indonesia
yang harus dipertahankan.
Beberapa ketetapan dan kebijakan untuk Aceh yaitu diberi julukan daerah istimewa,
kebijakan syariat Islam tahun 2010, penerapan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UU PA)
juga salah satu percobaan Indonesia apakah Aceh mampu mengelola daerahnya atau tidak.
Pada awalnya Pemerintah RI di Jakarta tak begitu merespon gerakan GAM. Namun,
karena ancaman terhadap keutuhan NKRI betul-betul telah nampak di depan mata, apalagi
aktivis GAM di luar negeri sudah kembali ke Aceh dan memicu perang terbuka dengan serdadu
republic di Aceh. Mau tak mau memaksa pemerintah menggunakan kekuatan bersenjata.
Pemerintah RI menganggap perundingan dengan GAM adalah masalah dalam negeri
Indonesia, karenanya tidak menganggap GAM sebagai belligerent (pihak yang bersengketa)
sehingga dengan begitu tidak bisa dianggap sebagai subyek hukum internasional.
3
1. PEMPROP Aceh
Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan subnasional yang setingkat dengan
pemerintahan provinsi lainnya di Indonesia. Pemerintahan Aceh adalah kelanjutan dari
Pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan Pemerintahan Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Pemerintahan Aceh dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh, dalam hal ini Gubernur
Aceh sebagai lembaga eksekutif, dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh sebagai lembaga
legislatif.
Penyelenggaraan Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan Kabupaten/Kota berpedoman
pada asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki khususan yaitu dimasukkannya
asas ke-Islaman. Penyelenggara Pemerintahan Aceh terdiri atas Pemerintah Aceh dan DPRA.
Penyelenggara Pemerintahan Kabupaten/Kota terdiri atas Pemerintah Kabupaten/Kota dan
DPRK. Susunan organisasi dan tata kerja Pemerintahan Aceh dan Kabupaten/Kota diatur lebih
lanjut dalam Qanun.
Pengesahan Qanun Aceh tentang Bendera dan Lambang dilakukan Senin 25 Maret 2013
lalu. Gubernur Aceh selaku Kepala Pemerintah Aceh, Zaini Abdullah, menetapkan Qanun Aceh
Nomor 3 Tahun 2013 tentang Bendera dan Lambang Aceh pada tanggal 25 Maret 2013 dan
Qanun tersebut diundangkan/ditempatkan dalam Lembaran Aceh Tahun 2013 Nomor 3 dan
Tambahan Lembaran Aceh Nomor 49, serta II (dua) Lampiran.
Sesuai dengan UU No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh yang merupakan
turunan dari MoU Helsinki, dalam Pasal 246 yaitu : Butir ke-2, Selain Bendera Merah Putih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Aceh dapat menentukan dan menetapkan
bendera daerah Aceh sebagai lambang yang mencerminkan “keistimewaan dan kekhususan”.
Namun, Jakarta Senin 1 April 2013, Mendagri Gamawan Fauzi di Kantor Presiden
berkata, “Mestinya Pemda Aceh lebih fokus bagaimana menyejahterakan masyarakat Aceh.
Kalau begini terus kan sebentar lagi ada masalah ini, sebentar lagi masalah ini, jadi akan
menghambat percepatan kesejahteraan masyarakat Aceh”.
4
2. GAM
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) didirikan oleh Teungku Hasan Muhammad Tiro pada 4
Desember 1976. Pemberitahuan secara meluas tentang gerakan itu dilakukan di Glee Alimon
(gunung alimun) sebuah tempat bersejarah dalam pergerakan DI/TII yang dipimpin Teungku
Muhammad Dawud Beureu-eh(Gubernur Militer Aceh 1948-1952).
GAM mengkampanyekan kemerdekaan untuk Aceh. Pada mulanya kampanye lebih
diarahkan pada penyadaran ideologis rakyat Aceh sebagai bangsa yang memiliki kedaulatan.
Meski pada awalnya sangat sedikit masyarakat Aceh yang terpengaruh pada kampanye GAM ini.
Sejatinya, basis perjuangan GAM dilakukan dalam dua sisi, diplomatik dan bersenjata.
Jalur diplomasi langsung dipimpin Hasan Tiro dari Swedia. Opini dunia dikendalikan dari sini.
Sementara basis militer dikendalikan dari markasnya di perbatasan Aceh Utara-Pidie. Seluruh
kekuatan GAM dioperasikan dari tempat ini.
Mengakui atau tidak mengakui, perjuangan GAM telah membawa banyak hasil yang
amat positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat Aceh. Tentu ada malapetaka akibat perang
dalam waktu lama. Namun demikian, adanya perhatian pemerintah Indonesia yang mengawal
Aceh dari Jakarta terhadap perbaikan jalan-jalan, jambatan-jambatan, pusat-pusat pemerintahan
di Aceh, pendidikan dan sejumlah infrastruktur lainnya dalam masa 30 tahun terakhir tidak dapat
dipisahkan dengan perjuangan GAM.
5
3. KPK
Angka dugaan korupsi di Aceh ternyata mencengangkan. Dari 122 kasus dugaan
korupsi selama tahun 2011, potensi kerugian negara yang ditimbulkan mencapai Rp 1,7 triliun.
Angka tersebut menempatkan Aceh ke dalam lima besar daerah penyumbang kerugian negara
terbesar akibat korupsi di Indonesia.Uang negara yang dikorupsi tersebut antara lain berasal dari
dana otonomi khusus, APBD Aceh, APBD kabupaten dan kota.
Ada beberapa kasus menonjol yang hingga kini penanganannya masih belum tuntas,
yaitu: dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan CT scan dan MRI RS Zainal Abidin Band a
Aceh senilai Rp 18 miliar, pekerjaan proyek anggaran luncuran (DPAL) 2009-2010 APBD Aceh
Rp 489 miliar, korupsi pembangunan rumah dhuafa dalam APBD Aceh 2008 Rp 200 miliar,
pekerjaan penanganan proyek darurat (non-bencana alam) APBD Aceh 2010 Rp 250 miliar, dan
prose realisasi hibah di DPKKA dalam APBD Aceh 2010 melalui Dinas Pertanian Tanaman
Pangan, Dinas Kesehatan Hewan, dan Dinas Pen didikan Aceh senilai Rp 21 miliar.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menyatakan, seharusnya
pemimpin di Tanah Air ini menjadi teladan bagi masyarakat, bukan menjadi perampas milik
rakyat.
6
4. POLRI/TNI
Tentara Nasional Indonesia/TNI bertanggung jawab menyelenggarakan pertahanan
negara dan tugas lain di Aceh sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Prajurit Tentara
Nasional Indonesia yang bertugas di Aceh tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip universal hak
asasi manusia dan menghormati budaya serta adat istiadat Aceh.
Kepolisian di Aceh merupakan bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Kepolisian di Aceh bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum,
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan. Kebijakan ketenteraman dan ketertiban masyarakat di Aceh
dikoordinasikan oleh Kepala Kepolisian Aceh kepada Gubernur.
Namun tanggal 19 Mei 2003, Pemerintah Indonesia mengeluarkan maklumat perang
dalam bentuk pemberlakuan Darurat Militer di Aceh. Kekuatan militer dikerahkan secara besar-
besaran ke Aceh. Inilah pengerahan Militer secara besar-besaran setelah invasi ke Timor-Timur
pada Tahun 1975.
7
BAB III
PENUTUP
1. Strategi Penyelesaian Konflik
Persatuan dan kesatuan bangsa di Aceh hari ini tidak lagi berkisar antara sesama GAM,
sesama Partai Nasional, sesama Organisasi Massa dan Pemuda, sesama pegawai negeri, sesama
TNI dan POLRI atau antara satu dengan Kabupaten lainnya. Akan tetapi persatuan Bangsa di
Aceh harus wujud persatuan menyeluruh agar mendatangkan kemakmuran dan kesejakteraan
terutama untuk masyarakat Aceh.
Proses mendamaikan dan memakmurkan Aceh harus diterima oleh semua pihak, baik
kalangan Aceh sendiri maupun pihak pemerintahan RI. Jauh dari niat-niat jahat yang ingin
mengkondisikan Aceh agar terus kacau.
Aceh yang aman damai haruslah diisi dengan kemajuan pendidikan, kemajuan ekonomi,
kemajuan peradaban dan kesempurnaan sistem sosial politik. Inilah yang harus diperhatikan oleh
GAM maupun pemerintahan RI.
Organisasi pemerintahan yang adil dan mensejakterakan rakyat. Jauh dari korupsi dan
nepotisme. Organisasi pemerintahan yang transparan maupun jelas. Dimana kepercayaan
masyarakat Aceh tidak boleh dihianati oleh oknum-oknum pengeruk kekayaan pribadi yang
mengambil keuntungan dari kekacauan Aceh sekarang ini.
8
2. KESIMPULAN
Baik RI maupun GAM memiliki tafsir tersendiri terhadap solusi penyelesaian
Aceh.Pertama, tafsir pemerintah RI. Bagi pemerintah konflik Aceh dianggap selesai jika GAM
menerima otonomi dan kembali ke pangkuan NKRI. Upaya satu-satunya yang lebih cepat
membuat GAM menerima otonomi adalah melalui jalan operasi Militer. Meski, pemerintah juga
membuka dialog dengan GAM (seperti dirintis oleh Gus Dur). Tetapi, dialog juga bertujuan
meminta GAM menerima otonomi khusus dan meletakkan senjata.
Kedua, tafsir GAM. Bagi GAM konflik Aceh dianggap selesai jika Aceh Merdeka.
TNI/Polri keluar dari Aceh. GAM tak hanya mengandalkan kekuatan militer, melainkan juga
menempuh jalur diplomasi untuk mencari dukungan internasional mendukung kemerdekaan
Aceh.
Sekarang ini Pemerintahan Aceh dan Kabupaten/Kota berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam semua sektor publik kecuali urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat yaitu urusan pemerintahan yang bersifat nasional, politik
luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan urusan tertentu
dalam bidang agama.
9
3. Pendapat Saya
Berbicara tentang awal munculnya konflik di Aceh, maka tidak terlepas dari yang namanya rasa ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat Aceh, dengan kata lain Aceh selalu di jajah oleh pihak luar, sehingga wilayah ini pun tak henti-hentinya menabuh genderang perang sejak masa Hindia-Belanda, pasca kemerdekaan dengan terjadinya perang cumbok antara kaum ulee balang dan ulama, meletusnya pemberontakan DI/TII Daud Breuh 1953, hingga proklamasi kemerdekaan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 4 Desember 1976.
10
Daftar pustaka
http://www.atjehcyber.net/2011/12/asal-mula-konflik-
aceh.html#ixzz2SDlQY72N
http://handchetiga.blogspot.com/2010/12/asal-mula-gam-melawan-ri-
konflik-hasan.html
http://k3mb4r091.blogspot.com/2008/10/sejarah-asal-mula-gam-
penyebab-gerakan.html
http://holan-hukum.blogspot.com/p/gerakan-aceh-merdeka-gam.html
http://jakartagreater.com/2013/04/pro-kontra-pengibaran-bendera-
gam-di-aceh/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_Aceh
http://regional.kompas.com/read/2011/12/09/11323574/
Korupsi.di.Aceh.Mencengangkan.
http://www.slideshare.net/aiirmc/makalah-konflik-papua
http://aiirm59.blogspot.com/2012/05/konflik-papua.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Papua_Merdeka
http://www.farhan-bjm.web.id/2011/08/sejarah-singkat-terbentuknya-
organisasi.html
http://tabloidjubi.com/2013/04/18/gubernur-papua-barat-akui-
pemerintah-pusat-paham-papua/
http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/papua/papua-barat/item/
2681-masyarakat-pembentukan-kpk-papua-barat
11