makalah kohort dan imd.doc

35
TUGAS ASUHAN KOMUNITAS KMS/ KOHORT Disusun Oleh : 1. Virsa sandika B P P 27224013 310 2. Wiwit Putri S P 27224013 311 3. Wulan Fitri P P 27224013 312 4. Yashinta R P 27224013 313 5. Yopi Vivin P 27224013 314 6. Yulia Novita P 27224013 315 7. Yulita Putri P 27224013 316 8. Yunita Eka P 27224013 317 9. Yusfi A P 27224013 318 10. Yusi K P 27224013 319 11. Yusrina Dian P 27224013 320 Reguler C POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

Upload: riniasa

Post on 15-Jan-2016

433 views

Category:

Documents


34 download

TRANSCRIPT

TUGAS ASUHAN KOMUNITAS

KMS/ KOHORT

Disusun Oleh :

1. Virsa sandika B P P 27224013 310

2. Wiwit Putri S P 27224013 311

3. Wulan Fitri P P 27224013 312

4. Yashinta R P 27224013 313

5. Yopi Vivin P 27224013 314

6. Yulia Novita P 27224013 315

7. Yulita Putri P 27224013 316

8. Yunita Eka P 27224013 317

9. Yusfi A P 27224013 318

10. Yusi K P 27224013 319

11. Yusrina Dian P 27224013 320

Reguler C

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

DIII KEBIDANAN

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya

penyusunan makalah tantang “Kohort dan KMS” dalam mata kuliah Asuhan

Kebidanan Komunitas ini dapat diselesaikan secara baik dan tepat pada waktunya.

Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpatisipasi

dalam penyusunan makalah ini, semoga dengan adanya makalah ini dapat

meningkatkan pengetahuan tentang Kohort dan KMS

Makalah ini tidak lepas dari kekurangan, sehingga memerlukan saran dan

kritik yang membangun dari pembaca  untuk kesempurnaan makalah ini.

                                                                                                        Klaten, 3 Mei 2015

                                                                                                        Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia pada saat ini masih menghadapi masalah berbagai kendala

dalam pembangunan SDM (sumber daya manusia). Khususnya dalam bidang

kesehatan. Hal itu tampak antara lain dari masih tingginya angka kelahiran

dan kematian neonatal. Setiap tahun diperkirakan ada sejumlah 4.608.000

bayi dilahirkan dan 100.454 bayi diantaranya ternyata meninggal dunia pada

masa neonatal atau sebelum menginjak usia sebulan. Dengan kata lain setiap 5

menit satu bayi neonatal meninggal dunia di Indonesia oleh berbagai sebab.

Sungguh suatu keadaan yang  sangat memprihatinkan.

Oleh karena itu untuk tenaga medis yang berada pada lini terdepan

pelayanan kesehatan neonatal dan yang memberikan pelayanan asuhan

langsung pada bayi baru lahir, maka penggunaan pemantauan melalui kohort

bayi di harapkan dapat membantu mereka dalam praktek klinik kebidanan,

utamanya bagi kecepatan pengambilan keputusan klinik pada saat dan waktu

yang tepat. Prakteki klinik yang bermutu dan memenuhi standar, pada

gilirannya pastilah akan menurunkan angka kematian bayi baru lahir dan

neonatal di Indonesia.

Di Indonesia dan negara - negara lain, pemantauan berat badan balita

dilakukan dengan timbangan bersahaja ( dacin ) yang dicatat dalam suatu

sistem kartu yang disebut “Kartu Menuju Sehat “ (KMS). Hambatan

kemajuan pertumbuhan berat badan anak yang dipantau dapat segera terlihat

pada grafik pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang dicatat dan tertera

pada KMS tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang menderita

hambatan pertumbuhan di suatu daerah dapat segera terlihat dalam jangka

waktu periodik ( bulan ) dan dapat segera diteliti lebih jauh apa sebabnya dan

dibuat rancangan untuk diambil tindakan penanggulangannya secepat

mungkin. Kondisi kesehatan masyarakat secara umum dapat dipantau melalui

KMS, yang pertimbangannya dilakukan di Posyandu ( Pos Pelayanan

terpadu ), (Sediaoetama, 1999 ).

Indikator BB / U dipakai di dalam Kartu Menuju Sehat ( KMS ) di

Posyandu untuk memantau pertumbuhan anak secara perorangan. Pengertian

tentang “ Penilaian status Gizi ” dan “ Pemantauan pertumbuhan ” sering

dianggap sama sehingga mengakibatkan kerancuan. KMS tidak untuk

memantau gizi, tetapi alat pendidikan kepada masyarakat terutama orang tua

agar dapat memantau pertumbuhan anak, dengan pesan “ Anak sehat tambah

umur tambah berat” ( Soekirman, 2000 ).

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar penyusun makalah ini

mengetahui dan mengerti tentang manajemen pemantauan pelayanan

kebidanan kohort dan KMS pada bayi.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui definisi tentang kohort bayi

b. Mengetahui tujuan tentang kohort bayi

c. Mengetahui jenis-jenis register kohort

d. Mengetahui tentang cara penulisan

e. Mengetahui definisi tentang KMS

f. Mengetahui manfaat KMS

g. Mengetahui fungsi KMS

h. Mengetahui cara memantau pertumbuhan dan perkembangan pada

balita

i. Menengetahui cara pengisian KMS

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kohort

1. Pengertian Kohort

Kohort berasal dari kata cohort yang artinya suatu proses pengamatan

prospektif, survey prospektif terhadap suatu subjek maupun

objek.Register kohort adalah umber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas,

neonatal, bayi dan balita. Upaya  kesehatan Ibu dan Anak  adalah upaya di

bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu

hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi d an anak balita serta anak

prasekolah.

Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya

memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat

dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat.

Dalam salah satu upaya untuk kesehatan anak maka setiap bayi/anak

di suatu daerah dicatat agar resiko – resiko yang dapat terjadi dapat

dideteksi lebih dini lagi yang disebut register kohort.

Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh

komponen yang merupakan bagian dari komunitas masyarakat

bersangkutan, karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi

serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu

adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat.

Bersama-sama dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin,

neonatal, bayi dan balita dapat diIakukan.

Dengan mendata seluruh bayi  yang ada di suatu komunitas tanpa

terIewatkan yang dilakukan oleh kader dan dukun bayi kemudian bidan

desa memasukan seluruh data bayi ke dalam kohort yang telah disediakan

di Pusesmas.

2. Tujuan

Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang

terdeteksi di rumah tangga yang teridentifikasi dari data bidan

3. Jenis Register Kohort

a. Register Kohort ibu

Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan

bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir

sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya melibatkan kader dan

dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat

ini lebih difokuskan pada kesehatar ibu dan bayi baru lahir tanpa

adanya duplikasi informasi.

b. Register kohort bayi

Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk

neonatal.

c. Register kohort balita

Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan

sampai dengan 5 tahun Sumber data yang validitasnya tinggi berasal

dari pendataan yang baik. Pendataan yang baik sering kali berkaitan

langsung dengan komponen langsung dalam komunitas masyarakat

tersebut, karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi

serta keadaan dari masyarakat tersebut. Komponen langsung adaIah

Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat.

4. Kegiatan Pelayanan Bayi Dan Balita

Unit Pelayanan Bayi Balita berfungsi memelihara kesehatan bayi balita

dengan melaksanakan upaya promotif preventif agar bayi balita sehat dan

tumbuh kembang dengan optimal. Petugas Unit Pelayanan Bayi Balita

melakukan:

a. Deteksi dini kekurangan gizi dengan penim-bangan berat dan

pengukuran tinggi badan.

b. Imunisasi dasar dan booster

c. Pemberian makanan tambahan dan vitamin A.

d. Rujukan ke fasilitas kesehatan lain bila ditemui ada kelainan.

e. Pemberi layanan wajib menuliskan semua tindakan di atas di RKK

bayi balita.

f. Selanjutnya beberapa data terpilih di RKK dicatat di Buku Register

Kunjungan Bayi Balita dan setiap hari/bulan direkapitulasi di Buku

Rekapitulasi Harian/Bulanan Kunjungan Bayi Balita.

g. Buku Register Kunjungan Bayi Balita adalah register untuk mencatat

data terpilih yang ada di RKK yang dibutuhkan untuk membuat

laporan.

h. Buku Register Kunjungan Bayi Balita dan Buku Rekapitulasinya

merupakan perangkat kerja petugas Unit Pelayanan Bayi Balita yang

bertanggungjawab atas pencatatan, rekapitulasi dan pelaporan

kegiatan Pelayanan Bayi Balita.

5. Cara Pengisian Kohort Bayi  Dan Balita

a. Cara mengisi kohort yang lama

1) Kolom  1

Diisi nomor urut

2) Kolom  2.

Diisi Nama bayi dan orang tua bayi

3) Kolom  3

Diisi tanggal lahir bayi

4) Kolom 4

Diisi jenis kelamin bayi – L/P

5) Kolom 5

Diisi berat badan bayi saat lahir

6) Kolom  6

Diisi alamat

7) Kolom 7 dan 8.

Kunjungan neonatal (by umur 0-7 hr dan by umur 8- 1 bln)

8) Kolom 9-20

Diisi hasil penimbangan bayi

a) Berat badan bayi

b) Status timbang bayi : N,T,TT,O ----/ N1, N2, garis merah

dihilangkan

c) Status gizi : Baik,Kurang ,Buruk

d) Diberi warna

9) Kolom 21-27

Diisi Tanggal bayi mendapatkan pelayanan imunisasi

10) Kolom 28-31

Diisi tanggal ,jika ditemukan baayi meninggal

11) Kolom 32

Diisi bila bayi pindah atau ada yang perlu diterangkan

b. Cara pengisian kohort bayi yang baru

1) Kolom 1-13

a) Diisi tanggal dan bulan saat bayi diperiksa

b) Diisi S jika sehat,diisi klasifikas/diagnosa penyakit jika sakit

c) Diisi + jika meninggal dan tulis penyebab kematiannya

2) Kolom 14-37

a) Diisi tanggal periksa

b) Diisi N jika berat badan sesuai garis pertumbuhan

c) Diisi T jika tidak naik berat badannya,tetap,atau kenaikan

berat badannya tidak dapat mengikuti garis

pertumbuhannya.

d) Diisi O jika tidak ditimbang pada bulan lalu

e) Diisi B jika baru pertama kali di timbang

f) Diisi E 1/2/3/4/5/6 jika bayi diberi asi ekslusif

g) Diisi Ds jika dilakukan KPSP dan hasilnya sesuai

h) Diisi Dm jika dilakukan KPSP dan hasilnya meragukan

i) Diisi Dp jika dilakukan KPSP dan hasilnya ada

penyimpangan

3) Kolom 38-44

Diisi tanggal dan bulan pelayanan

4) Kolom 45

Di isi tanggal dan penyebab kemtian (Pneumonia, diare, DBD,

Tetanus, Difteri)

5) Kolom 46

Diisi keterangan baru atau pindah domisili 

  

B. KMS

1. Pengertian KMS

Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang

sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan

dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu

balita di rumah, dan harus selalu dibawa  setiap kali mengunjungi

posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan

keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi

kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak.

KMS-Balita juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas

kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan

kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan

atau memulihkan kesehatannya.

KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan,

perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul

vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian  ASI eksklusif dan

Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke

Puskesmas/RS. KMS balita juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan

dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya. KMS adalah

kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indicator perkembangan

yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita

setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga dapat

diartikan sebagai “ rapor “ kesehatan dan gizi (Catatan riwayat kesehatan

dan gizi ) balita ( Depkes RI, 1996 ).

2. Manfaat KMS

a. Sebagai media untuk  mencatat dan memantau riwayat kesehatan

balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan,

pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul

vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan

Makanan Pendamping ASI.

b. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak

c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk

menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi

KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sbb :

a. Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap

bulan

b. Semua kolom isian diiisi dengan benar

c. Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat

d. Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita

e. Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan

f. Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan 

dilakukan tindakan yang sesuai.

g. Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak

selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS

h. KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap

mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk

bidan/dokter.

3. Fungsi KMS

a. Sebagai media untuk “ mencatat / memantau ” riwayat kesehatan

balita secara lengkap.

b. Sebagai media “ penyuluhan ” bagi orang tua balita tentang kesehatan

balita

c. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan bagi petugas untuk

menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.

d. Sebagai kartu analisa tumbuh kembang balita ( Depkes RI, 1996 )

Fungsi KMS ditetapkan hanya untuk memantau pertumbuhan bukan

untuk penilaian status gizi. Artinya penting untuk memantau apakah berat

badan anak naik atau turun, tidak untuk menentukan apakah status gizinya

kurang atau baik, ( Soekirman, 2000 ).

4. Penafsiran Grafik Pertumbuhan

Grafik pertumbuhan KMS dibuat berdasarkan baku WHO – NCHS

yang disesuaikan dengan situasi Indonesia. Gambar grafik pertumbuhan

dibagi dalam 5 blok sesuai dengan golongan umur balita. Setiap blok

dibentuk oleh garis tegak / skala berat dalam kg dan garis datar skala umur

menurut bulan. Blok 1 untuk bayI berumur 0 – 12 bulan, blok 2 untuk

anak golongan umur 13 – 24 bulan, blok 3 untuk anak golongan umur 25

– 36 bulan. Grafik pertumbuhan untuk bayi dan anak sampai dengan umur

36 bulan terdapat pada halaman dalam KMS. Sedangkan untuk anak umur

37 – 60 bulan terdapat pada halaman berikutnya yang dibagi menjadi 2

blok yaitu blok ke 4 untuk anak umur 37 – 48 bulan dan blok ke 5 untuk

anak golongan yang umur 49 – 60 bulan. Dalam setiap blok, grafik

pertumbuhan dibentuk dengan garis merah (agak melengkung) dan pita

warna kuning, hijau dan hijau tua. Dasar pembuatannya sebagai berikut :

a. Garis merah (agar melengkung) dibentuk dengan menghubungkan

angka angka yang dihitung dari 70 % median baku WHO – NCHS.

b. Dua pita warna kuning di atas garis merah berturut- turut terbentuk

masing - masing dengan batas atas 75 % dan 80 % median baku WHO

– NCHS.

c. Dua pita warna hijau muda di atas pita kuning dibentuk masing –

masing dengan batas atas 85 % dan 90 % median baku WHO – NCHS.

d. Dua pita warna hijau tua di atasnya dibentuk msing - masing dengan

batas atas 95 % dan 100 % median baku WHO – NCHS.

e. Dua pita warna hijau muda dan kuning masing – masing pita bernilai 5

% dari baku median adalah daerah di mana anak – anak sudah

mempunyai kelebihan berat badan.

5. Cara memantau pertumbuhan dan perkembangan pada balita

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang,

hasil penimbangan dicatat di KMS, dan dihubungkan antara titik berat

badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil

penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut

membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat

badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan

umurnya.

Balita Naik berat badannya bila :

a. Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna, atau

b. Garis pertumbuhan-nya  naik pindah ke pita warna di atasnya

Balita Tidak naik berat badannya bila :

a. Garis pertumbuhan-nya  turun, atau

b. Garis pertumbuhan-nya mendatar, atau

c.  Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah ke pita warna di

bawahnya.

d. Berat badan balita di bawah garis merah artinya pertumbuhan balita

mengalami ganguan pertumbuhan dan perlu diperhatikan khusus,

sehingga harus langsung di rujuk ke puskesmas.

e. Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T) artinya

balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung di

rujuk ke puskesmas atau rumah sakit.

Balita tumbuh baik bila :

a. Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

Balita sehat jika :

a. Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau

pindah ke pita warna selanjutnya.

Interpretasi grafik pertumbuhan dan saran tindak lanjut

a. Interpretasi pada sekali penimbangan

Laku berat

Badan

Interpretasi Tindak lanjut

Di bawah

garis merah

Anak kurang gizi

tingkat sedang atau

berat badan atau

disebut kurang

energi dan protein

nyata ( KEP nyata )

Perlu pemberian makanan

tambahan ( PMT ) yang

diselenggarakan oleh orang

tua / petugas kesehatan

- Perlu penyuluhan gizi

seimbang

- Perlu dirujuk untuk

pemeriksanan kesehatan

Pada daerah

dua pita

warna kuning

( di atas garis

Merah)

Harus hati – hari dan

waspada karena

keadaan gizi anak

sudah kurang

meskipun tingkat

ringan atau disebut

KEP tingkat ringan

Ibu dianjurkan untuk

memberikan PMT pada

anak balitanya di rumah

- Perlu penyuluhan gizi

seimbang

Dua pita

warna hijau

muda dan

pita warna

hijau tua ( di

atas pita

kuning )

Anak mempunyai

beraat badan cukup

attau disebut gizi

baik

Beri dukungan pada ibu

untuk tetap memperhatikan

dan mempertahankan

status

gizi anak

- Beri penyuluhan gizi

seimbang

Dua pita

warna hijau

muda, dua

pita warna

Anak telah

mempunyai berat

badan yang lebih,

semakin ke atas

Konsultasi ke dokter

- Penyuluhan gizi

seimbang

- Konsultasi ke klinik gizi /

kuning (

paling atas ).

Dsb.

kelebihan berat

badannya semakin

banyak

pojok gizi di puskesmas

b. Interpretasi dua kali perimbangan atau lebih

Laku berat

Badan

Interpretasi Tindak lanjut

Di bawah

garis merah

Anak kurang gizi

tingkat sedang atau

berat badan atau

disebut kurang

energi dan protein

nyata ( KEP nyata )

Perlu pemberian makanan

tambahan ( PMT ) yang

diselenggarakan oleh orang

tua / petugas kesehatan

- Perlu penyuluhan gizi

seimbang

- Perlu dirujuk untuk

pemeriksanan kesehatan

Pada daerah

dua pita

warna kuning

( di atas garis

Merah)

Harus hati – hari dan

waspada karena

keadaan gizi anak

sudah kurang

meskipun tingkat

ringan atau disebut

KEP tingkat ringan

Ibu dianjurkan untuk

memberikan PMT pada

anak balitanya di rumah

- Perlu penyuluhan gizi

seimbang

Dua pita

warna hijau

muda dan

pita warna

hijau tua ( di

atas pita

kuning )

Anak mempunyai

beraat badan cukup

attau disebut gizi

baik

Beri dukungan pada ibu

untuk tetap memperhatikan

dan mempertahankan

status

gizi anak

- Beri penyuluhan gizi

Seimbang

Dua pita

warna hijau

Anak telah

mempunyai berat

Konsultasi ke dokter

- Penyuluhan gizi

muda, dua

pita warna

kuning (

paling atas ).

Dsb.

badan yang lebih,

semakin ke atas

kelebihan berat

badannya semakin

banyak

seimbang

- Konsultasi ke klinik gizi /

pojok gizi di puskesmas

Keterangan :

*) Interpretasi tersebut hanya berlaku bagi balitaa yang mempunyai

berat badan normal dan kurang. Bila balita yang sudah kelebihan

berat badan sebaiknya secara khusus dikonsultasikan ke dokter.

1.   Langkah – langkah pengisian KMS

Selain terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan,

dalam KMS balita terdapat juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu

tentang identitas anak, imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, kondisi

infeksi/infestasi cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian

ASI-eksklusif, MP-ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke

Puskesmas.

Agar KMS -Balita dapat dipakai untuk melakukan tindak lanjut

pelayanan kesehatan dan gizi secara tepat, maka KMS harus diisi secara

benar dengan mempertimbangkan  beberapa masalah yang sering timbul,

yaitu :

a. Ketidak-akuratan pencatatan umur anak

b. Kesulitan memperoleh informasi tanggal/bulan lahir

c. Kesalahan menimbang

d. Kesalahan penempatan titik berat badan pada grafik

e. Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan

f. Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak

g. Kesulitan melakukan tindakan yang efektif

Adapun pengisian KMS yaitu:

A. Pada Penimbangan Pertama

Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom

pada KMS yang berkaitan dengan identitas anak dan orang tua diisi

lebih dahulu, sesuai dengan Langkah pertama, Langkah kedua, dan

Langkah ketiga. 

Langkah pertama :Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran

Pada halaman muka KMS, isilah nama anak

dan nomor pendaftaran sesuai dengan nomor

registrasi yang ada di posyandu.

Langkah kedua :Mengisi kolom identitas yang tersedia pada

halaman dalam KMS-Balita

1) Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak

didaftar

2) Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak

didaftar pertama kali.

3) Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman

depan KMS

4) Kolom "Laki-laki" diisi tanda Ö apabila anak tersebut laki-laki dan

demikian pula bila perempuan.

5) Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam

keluarga (termasuk anak yang meninggal).

6) Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak. *)

7) Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat

badan anak saat dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan

Lahir" ini kemudian dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan

"0".

8) Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi

nama dan pekerjaan ayah dan ibu  anak tersebut.

9) Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap.

CATATAN *)

a. Bila ada kartu kelahiran, catat bulan lahir anak dari kartu tersebut

b. Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catat tanggal lahir

anak sesuai jawaban ibu

c. Bila ibu ingat bulan Hijriah/Jawa, perkirakan bulan nasional /

masehi-nya dan catat.

d. Bila ibu tidak ingat bulan lahir, tuntun untuk mengingat umur anak

(dalam bulan), kemudian perkirakan bulan lahir anak, dan catat.

Langkah ketiga : Mengisi kolom bulan lahir

Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada

kolom 0, kemudian isilah semua kolom bulan

secara berurutan

Misalnya

Bulan lahir anak Agustus 2000, maka cantumkan  bulan Agustus 2000

di kolom tersebut. Kemudian isi semua kolom bulan September 2000,

Oktober 2000, dan seterusnya.

Langkah keempat :Meletakkan titik berat badan pada grafik

KMS-Balita.

Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu

garis tegak (sesuai dengan  bulan penimbangan) dan garis datar (berat

badan).

Contoh:

Rudi dalam penimbangan bulan Mei 2000 berat badannya 7,5 kg.

Karena baru satu kali ditimbang, maka hanya ada satu titik berat badan

dan tidak bisa dibuat garis.

Langkah kelima :Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan

keadaan lainnya.

Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mem-

pengaruhi kesehatannya, pada garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan

bersangkutan.

Misalnya :

1. Anak tidak mau makan

2. Anak sakit panas

3. Anak diare

4. Anak diberi nasi tim

5. Ibu meninggal

6. Ayah di-PHK

7. Anak dikirim ke Puskesmas

Langkah keenam : Mengisi kolom pemberian imunisasi

Kolom ini diisi langsung oleh petugas

imunisasi setiap kali setelah imunisasi

diberikan

Langkah ketujuh :Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A

dosis tinggi

Kolom ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal pemberian

kapsul vitamin A yang diberikan kepada bayi 6-11 bulan (warna biru)

dan anak 12-59 bulan (warna merah) pada setiap bulan Februari dan

Agustus.

Langkah kedelapan :Mengisi kolom Periode Pemberian ASI

Ekslusif

a. Kolom-kolom ini terdapat di bawah  kolom-kolom nama bulan

0,1,2,3,4.

b. Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 3 bulan, maka kolom

0, 1, 2 dan 3 diisi E0, E1, E2 dan E3. Sedangkan kolom 4 diisi

dengan tanda kurang (-), karena anak sudah mulai diberi makan

bubur tim lumat.

B. Pada Penimbangan Kedua Dan Seterusnya

Lakukan langkah keempat, Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan

titik berat badan bulan ini dengan  bulan lalu dalam bentuk garis lurus.

Jika jarak antara penimbangan bulan ini dan penimbangan sebelumnya

lebih dari satu bulan, maka titik berat badan bulan ini tidak dapat

dihubungkan dengan titik berat badan sebelumnya.

Lakukan langkah kelima, catat juga semua kejadian yang dialami anak

pada garis tegak sesuai bulan bersangkutan.

a. Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam. 

b. Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul vitamin A (Februari

atau Agustus), maka jika anak diberi kapsul vitamin A, lakukan

langkah ketujuh. 

c. Apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan langkah

kedelapan.

6. Pesan – pesan penyuluhan

a. Pedoman Pemberian Makanan Yang Sehat

b. Sampai umur 4 bulan, bayi dijamin tetap sehat apabila mendapat ASI

saja, tanpa perlu ditambah makanan dan minuman lain (ASI

Eksklusif).

c. Pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai bayi berumur 24 bulan ( 2

tahun) untuk membantu tumbuh kembang, memelihara dan

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi serta menjalin kasih

sayang ibu dan bayi.

d. Setelah bayi berumur 4 bulan, ASI saja tidak memenuhi kebutuhan

gizi bayi, sehingga perlu mendapat makanan pendamping (MP – ASI)

e. MP – ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan

umur, pertumbuhan dan perkembangan bayi :

1) Umur 4 – 6 tahun : Selain ASI bayi perlu mulai diberikan makanan

lumat

2) Umur 6 – 12 bulan : Selain ASI bayi mulai diberikan makanan

lembek

3) Umut 12 – 24 bulan : Selain ASI bayi mulai dapat diberikan

makanan keluarga (makanan orang dewasa)

7. Pedoman Perkembangan Balita Sehat

Sejak tahun 1995 KMS disempurnakan dan dilengkapi contoh –

contoh pesan tentang perkembangan balitaaa berbentuk 8 gambar yang

meliputi kemampuan perkembangan balita umur :

a. 3 – 6 bulan : Mengangkat kepala dengan tegak pada posisi

telungkup

b. 9 – 12 bulan : Berjalan dengan berpegangan

c. 12 – 18 bulan : Minum sendiri dari gelas tanpa tumpah

d. 18 – 24 bulan : Mencoret – coret dengan alat tulis

e. 2 – 3 tahun : Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan dan

melepas pakaian sendiri

f. 3 – 4 tahun : Mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna

g. 4 – 5 tahun : Mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan

Untuk memudahkan pelaksanaan pemantauan perkembangan balita,

jadual kegaitan pemantauan perkembangan di Posyandu adalah sebagaI

berikut :

a. Pada bayi umur 0 – 11 bulan

Pemantauan perkembangan pada bayi dilakukan minimal 4 ( empat )

kali yaitu :

1) Bayi baru lahir, pemantauan perkembangan dintegrasikan dengan

kunjungan neonatal.

2) Bayi umur kurang dari 3 bulan, pemantauan perkembangan

dilakukan pada saat bayi berumut 3 bulan.

3) Bayi umur 3 – 6 bulan, pemantauan perkembangan dilakukan pada

saat bayi berumur 6 bulan

4) Bayi umur 6 – 9 bulan, pemantauan perkembangan dilakukan pada

saat bayi berumur 9 bulan

5) Bayi umur 9 – 12 bulan, pemantauan perkembangaan dilakukan

pada saat bayi berumur 12 bulan.

b. Pada anak balita 12 – 5 tahun

Pemantauan perkembangan dilakukan pada umur 12 bulan, 18

bulan, 24 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan, 54

bulan, dan 60 bulan. Pemantauan perkembangan di Posyandu

dilakukan di meja 4, sebelum kader memberikan penyuluhan.

1) Bila pada umurnya anak belum mencapai kemampuan seperti pada

gambar, pada kolom umur ditulis Stimulasi, yang berarti anak

perlu distimulasi. Kader memberi nasehat cara stimulasi kepada

ibu, sehingga ibu dapat melatih kemampuannya yang belum bisa

dicapai di rumah. 2. Bila anak sudah melewati batas umur namun

ia belum mampu mencapai kemampuan seperti pada gambar,

berarti anak mengalami keterlambatan perkembangan. Tuliskan

pada kolom umur dirujuk yang berarti anak perlu dirujuk ke

Puskesmas untuk mendapatkan penanganan agar keterlambatan

perkembangan dapatdiatasi.

2) Bila kemampuan anak sesuai dengan gambar, berarti kemampuan

anak sesuai dengan umurnya. Kader memberitahu agar ibu selalu

memberi perhatian dan kasih sayang kepada anak.

BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas,

neonatal, bayi dan balita. Upaya  kesehatan Ibu dan Anak  adalah upaya di

bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,

ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.

Unit Pelayanan Bayi Balita berfungsi memelihara kesehatan bayi balita

dengan melaksanakan upaya promotif preventif agar bayi balita sehat dan

tumbuh kembang dengan optimal.

Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang

sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan

pertumbuhan anak.

Cara memantau pertumbuhan dan perkembangan pada balit. Pertumbuhan

balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan

dicatat di KMS, dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil

penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini.

B. Saran

Saran bagi dosen pengajar diaharapkan  makalah ini berguna sebagai alat

pembanding dalam memberikan pembelajaran di dalam kelas khususnya bagi

mahasiswa semester IV dengan mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas

Bagi mahasiswa di harapkan agar makalah ini lebih meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan dalam pemebelajaran  Organisasi manajemen

pelayanan kebidanan tentang “Manajemen Pemantauan Pelayanan Kebidanan

Kohort dan KMS pada Bayi” serta mampu menerapkan teori secara aplikatif

sebisa mungkin yang telah di harapkan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Kosim Sholeh, Buku Panduan manajemen bayi baru lahir untuk dokter, perawat, bidan di

rumah sakit rujukan dasar, Depkes RI, Jakarta, 2005.

Abdul Bari saifudin, Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,

Yayasan bina pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2002

Kusnandi Rusmil, Pedoman pelaksanaan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh

kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Depkes RI, Jakarta 2005

http://bidanherniawati.blogspot.com/2012/10/kohort-bayi_1.htm