makalah klp 1 fractur os scapula

18
Makalah Anatomi Topografi DisusunOleh : Kelompok 1 Anggota : Siti Aryni Syahri Andi Tenri Gau Bangasawan Ichwani Syam Mustapa Muliani Imran PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FRACTURE OS SCAPULAE

Upload: trini-purnamasari

Post on 26-Dec-2015

262 views

Category:

Documents


42 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Klp 1 Fractur Os Scapula

Makalah Anatomi Topografi

DisusunOleh :

Kelompok 1

Anggota : Siti Aryni Syahri

Andi Tenri Gau Bangasawan

Ichwani Syam Mustapa

Muliani

Imran

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2014

FRACTURE OS SCAPULAE

Page 2: Makalah Klp 1 Fractur Os Scapula

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fraktur atau patah tulang adalah keadaan dimana hubungan atau kesehatan

jaringan tulang terputur. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang,

disebabkan karena trauma langsung misalnya fraktur tulang panjang maupun tak

langsung misalnya fraktur clavicula dan wrist joint karena jatuh menumpu tangan.

Fraktur adalah terpisanya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan

pada tulang yang berlebihan. Fraktur scapula dapat terjadi pada bagian corpus,

collum, prosesus akromion dan prosesus korakoid. Terjadi akibat trauma langsung

dengan gejala nyeri serta pembengkakan pada daerah yang terkena trauma.

Masalah yang berhubungan dengan struktur ini sangat sering terjadi dan

mengenai semua kelompok usia. Masalah sistem musculoskeletal biasanya tidak

mengancam keselamatan dari Kuda, namun mempunyai dampak yang bermakna

terhadap aktivitas dan produktivitasnya.

Trauma dari sistem musculoskeletal bervariasi dari strain otot yang sederhana

hingga patah tulang dengan kerusakan jaringan lunak yang parah. Insidens dari

trauma terhadap sistem ini meningkat, sebagian karena berkembangnya minat ke

arah latihan fisik yang rutin. Jogging, berlari, dan aktivitas-aktivitas olahraga

yang melibatkan raket dan bola mengakibatkan munculnya gangguan-gangguan

pada otot dan tulang.

Meningkatnya populasi lansia juga berkontribusi terhadap tingginya insidens

dari fraktur. Seiring dengan bertambahnya usia, seekor Kuda menjadi lebih

beresiko terhadap terjadinya penurunan dari masa tulang/ atau tulang menjadi

rapuh sehingga mudah patah saat kuda tersebut terjatuh. Pinggang, pergelangan

tangan, vertebral dan fraktur pelvis sering terjadi pada kelompok ini. Dimana hal

ini menurunkan kemampuan fisik dan psikososial seekor kuda dan merupakan

tantangan bagi dokter hewan untuk memberikan perawatan.

Page 3: Makalah Klp 1 Fractur Os Scapula

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana etiologi dari fraktur os scapula?

2. Bagaimana gejala klinis yang ditimbulkan dari fraktur os scapula?

3. Apa saja unsur anatomi yang terlibat pada fraktu os scapula?

4. Bagaimana cara mencapai organ target pada fraktur os scapula?

5. Bagaimana pengobatan yang dilakukan pada fraktur os scapula?

Page 4: Makalah Klp 1 Fractur Os Scapula

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etiologi Penyakit

1. Trauma atau benturan

Adanya 2 trauma atau benturan yang dapat mengakibatka fraktur, yaitu:

a. Benturan langsung (dikarenakan suatu benda jatuh atau di seruduk

hewan)

b. Benturan tidak langsung (benda mental)

2. Tekanan atau stres yang terus menerus dan berlangsung lama.

Tekanan kronis berulang dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan

fraktur yang kebanyakan terjadi pada tulang tibia, fibula atau mentatarsal

pada olahragawan, militer maupun penari. Contoh : seseorang yang bisa

melakukan baris berbaris dan menghentak-hentakan kakinya, maka

kemungkinan terjadi patah tulang di daerah tertentu.

3. Adanya keadaan yang tidak normal pada tulang

Kelemahan tulang yang abnormal karena adanya proses patologis seperti

tumor maka dengan energi kekerasan yang minimal akan mengakibtkan

fraktur yang pada orang normal belum dapat menimbulkan fraktur

2.2 Gejala klinis

1. Nyeri

Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma, hal ini di karenakan

adanya spaseme (mengalami perenggangan) otot, tekanan dari patahan

tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.

2. Bengkak atau Edema

Edema muncul lebih cepat dikarena cairan serosa yang terlokalisir pada

daerah fraktur dan ektravasi daerah di jaringan sekitarnya.

3. Memar atau ekimosis

Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di

jaringan sekitarnya.

Page 5: Makalah Klp 1 Fractur Os Scapula

4. Spame otot, merupakan kontraksi otot involunter yang terjadi di sekitar

fraktur

5. Penurunan sensasi, terjadi karena kerusakan saraf

6. Gangguan fungsi, terjadi karena ketidakstabilan tulang yang patah, nyeri

atau spasme otot

7. Paralysis, dapat terjadi karena kerusakan saraf

8. Krepitasi, merupakan rasa kemeretak yang terjadi pada bagian-bagian

tulang digerakan atau pada sendi.

9. Deformitas

Abnormalnya dari posisi tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma

dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang keposisi abnormal,

akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.

10. Shock hopovolemik. Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi

perdarahan hebat.

11. Mobilitas abnormal

Adanya pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi

normalnya tidak terjadi pergerakan, ini terjadi pada fraktur tulang panjang.

2.3 Pendekatan anatomi

2.3.1 Unsur anatomi yang terlibat :

1. Bagian- bagian tulang

Os scapula, Spina scapulae, tuber scapulae, processus coracoideus

2. Otot

a. Fascia superficialis di daerah bahu berupa otot yaitu m. cutaneus

omobrachialis (m. cutaneus scapulae et humeri). Ke arah leher

otot ini dilanjutkan menjadi m. cutaneus colli.

b. M. brachiocephalicus yang bersatu dengan m. trapezius pars

cervicalis berupa aponeurose yang berguna untuk menggantung

m. brachiocephalicus agar selalu berada pada tempatnya (tidak

turun), sebab otot ini tidak mempunyai titik pertautan dengan

tulang di sepanjang daerah leher.

Page 6: Makalah Klp 1 Fractur Os Scapula

c. Lapis luar selubung persendian bahu : suatu bentuk aponeurose

dari m. subclavius (m. pectoralis profundus pars praescapularis),

di sisi lateral daerah scapula dan humerus, jaringan ikat ini

menyeberang ke fascia propria dan m. deltoideus, dan kemudian

secara tidak langsung bertaut pada spina scapulae. M. deltoideus

memiliki tendo yang pendek dan kuat untuk menahan

persendian bahu agar dapat berfungsi dengan baik, karena

persendian bahu tidak memiliki ligamentum collaterale yang

menahan persendiannya.

d. M. Supraspinatus merupakan otot yang kuat di bidang lateral

bahu, mengisi fossa supraspinata dan di distal tendo insertio-nya

bercabang menjadi dua. Di antara kedua tendo insertio tersebut

menyusup origo dari m. biceps brachii. Pada bagian profundal

m. supraspinatus ditemukan n. supraspinatus yang akan

menginervasi m. supraspinatus dan m. infraspinatus.

e. M. infraspinatus memiliki dua tendo insertio. Tendo insertio

panjang yang berinsertio di tuberculum majus, di distal dari

insertion m. supraspinatus serta tendo insertio pendek yang

berinsertio di tuberculum majus bagian eminentia caudalis.

f. M. serratus ventralis sebagai pengemban tubuh sekaligus

penghubung kaki muka dengan tubuh. Di permukaan uperficial

m. serratus ventralis thoracis dilapisi oleh lapisan tendinosa

(aponeurosa) yang sangat kuat. Pada insertio dari m. serratus

ventralis thoracis menembus daun-daun urat elastis yang berasal

dari ligamentum dorsoscapulare, kemudian bertaut di os scapula.

3. Pembuluh darah

a. Arteri axillaris, merupakan lanjutan dari a. subclavia, buluh

darah ini dimulai dari os costale I ke laterodistal di daerah axilla.

Di dekat tendo insertio m. teres major, buluh darah ini

bercabang menjadi dua yaitu a. subscapularis dan a. brachialis.

b. A. thoracica externa yaitu cabang pertama a. axillaris, dan buluh

darah ini segera dicabangkan setelah a. axillaris keluar dari

Page 7: Makalah Klp 1 Fractur Os Scapula

ruang dada. Buluh darah ini segera dicabangkan setelah a.

axillaris keluar dari ruang dada. Buluh darah ini terutama untuk

m. subclavius, m. brachiocephalicus, dan m. coracobrachialis.

c. A. suprascapularis, pada kuda merupakan arteri yang besar dan

dicabangkan oleh a. axillaris untuk m. supraspinatus dan m.

subscapularis.

d. A. subscapularis berjalan di antara m. subscapularis dan m. teres

major. Buluh darah ini berjalan caudodorsal di sepanjang margo

caudal dari os scapula. Arteri subscapularis ini melepaskan

banyak cabang-cabang collateral untuk m. subscapularis, m.

teres major, m. deltoideus, dan m. triceps brachii caput longum.

e. A. thoracodorsalis merupakan cabang a. subscapularis yang

berjalan caudodorsal bersama-sama dengan n. thoracodorsalis

menuju ke m. latissimus dorsi

f. A. circumflexa humeri caudalis ini dilepaskan di awal

percabangan a. subscapularis. Buluh darah ini berukuran cukup

besar dan berjalan bersama-sama n. axillaris ke lateral untuk m.

deltoideus, m. triceps brachii, dan m. teres minor.

g. A. circumflexa scapulae membersit dari sis cranial a.

subscapularis terus menuju ke margo caudal dari os scapula,

kemudian berbagi menjadi dua cabang. Buluh darah ini

menyuplai darah untuk m. teres minor, m. supraspinatus, dan m.

infraspinatus.

4. Syaraf

a. N. suprascapularis syaraf ini membersit dari plexus brachialis

dan menyusup di antara m. supraspinatus dan m. subscapularis.

Selanjutnya, syaraf ini berjalan melingkari margo cranialis dari

os scapula ke lateral untuk menginervasi m. supraspinatus dan

m. infrasipnatus.

b. M. subscapularis terdapat 2 sampai 3 cabang pendek untuk

menginervasi m. subscapularis yang lebar seperti kipas.

Page 8: Makalah Klp 1 Fractur Os Scapula

c. N. Axillaris, syaraf ini berjalan bersama-sama dengan a.

circumflexa humeri caudalis di sebelah caudal persendian bahu.

Syaraf ini menuju ke lateral diantara m. subscapularis dan m.

teres major dan memberikan inervasi untuk otot-otot flexor

persendian bahu.

2.3.2 Cara mencapai organ target

Tentukan dahulu dua buah garis silang dengan titik silang pada

tuberculum majus. Garis pertama adalah vertikal, di sepanjang spina

scapulae, dari tuber scapulae di dorsal sampai m.pectoralis descendens di

ventral. Sedangkan garis horizontal, di sepanjang dua telapak tangan ke

anterior dan posterior. Pada kedua garis tersebut, dilakuakn penyayatan kulit

dan selanjutnya kulit dikuakkan ke luar.

Fascia superficialis (m. cutaneus omobrachialis) disayat seperti kulit

dan jika n. cutaneus antebrachii cranialis terpotong dpat disambung dengan

benang. Fascia superficialis dikuakkan ke lateral dan dikait.

Preparir lanjutan dari n. radialis kea rah distal yang akan memberikan

inervasi untuk otot-otot ekstensor carpus dan jari di daerah antibrachium.

Setelah m. brachiocephalicus dikuakkan, maka perhatikan selubung

persendian bahu yang terdiri dari 2 lapis :

1. Lapis luar : suatu bentuk aponeurose dari m. subclavius (m. pectoralis

profundus pars praescapularis), di sisi lateral daerah scapula dan humerus,

jaringan ikat ini menyeberang ke fascia propria dan m. deltoideus, dan

kemudian secara tidak langsung bertaut pada spina scapulae.

2. Lapis dalam : merupakan aponeurose dari m. pectoralis ascendens (m.

pectoralis profundus pars humeralis.

Kedua lapis selubung persendian bahu ini disayat secara proximodistal,

hingga mencapai insertio m. supraspinatus dan pangkal dari m. biceps brachii.

Selanjutnya temukan tendo insertio dari m. infraspinatus, tendo ini dipotong

melintang di sepertiga distal dan kuakkan ke proximal dan distal. Perhatikan

bursa subtendinea m. infraspinati yang terletak di antara tendo insertio

panjang dengan tuberculum majus bagian eminentia cranialis.

Page 9: Makalah Klp 1 Fractur Os Scapula

M. supraspinatus dipotong selebar 2-3 cm kira-kira di sepertiga distal

otot ini dan dikuakkan ka cranial.tendo origo m. biceps brachii juga dipotong

melintang dan dikuakkan ke proximal. Di profundal tendo origo otot ini

terdapat bursa intertubercularis yang terletak di antara tendo tersebut dengan

sulcus pangkal sulcus intertubercularis dari os humerus.

Di lateral bahu preparir pula m. teres minor dan m. deltoideus (otot

flexor persendian bahu) dan syaraf yang menginervirnya, yaitu n. axillaris,

beserta cabang syaraf ini yang menginervasi m. brachiocephalicus. Selain itu,

m. triceps brachii juga dipreparir secara keseluruhan. Caput laterale otot ini

dipotong melintang tepat di tempat munculnya n. cutaneus antibracii lateralis,

kemudian dikuakkan, sehingga tampak semua otot-otot triceps beserta n.

radialis yang menginervasinya.

2.4 Pengobatan

Pemeriksaan penunjang

1. Dengan X-ray

Pada investigasi fraktur scapula dengan foto rontgen x-ray biasanya

digunakan scintigraphy (bone scan), dilihat adakah soft tissue swelling,

kemudian dicari adakah fraktur pada os scapula dimanakah tempatnya,

apakah di infraspinatus, supraspinatus, atau daerah lainnya dari os scapula.

apakah komplit atau inkomplit, bagaimana konfigurasinya, apakah

transversal, oblik, spiral, atau kominutif, apakah hubungan antar

fragmennya displaced atau undisplaced, lalu adakah dislokasi pada

pertautan tulang-tulang tersebut

2. Penanggulangan

Umumnya dengan tindakan konservatif akan sembuh dengan baik atau

dengan dilakukan rehabilitas pada kuda. Lengan diimobillisasi dengan

memakai sling selama 2-3 minggu..

Page 10: Makalah Klp 1 Fractur Os Scapula

Bab III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Fraktur os scapula dapat terjadi karena trauma atau benturan, tekanan atau

stress yang berlangsung lama, serta adanya keadaan yang tidak normal

pada tulang.

2. Adapun gejala klinis yang ditimbulkan dari fraktur os scapula yaitu erupa

nyeri, bengkak atau edema, mema(ekiomis), spame otot, penurunan

sensasi, gangguan fungsi, paralysis, krepitasi, deformitas, dan mobilitas

sabnormal.

3. Adapun unsur-unsur anatomi yang terlibat yaitu: pada tulang (Os scapula,

Spina scapulae, tuber scapulae, processus coracoideus), otot (Fascia

superficialis di daerah bahu berupa otot yaitu m. cutaneus omobrachialis

m. cutaneus scapulae et humeri. Ke arah leher otot ini dilanjutkan menjadi

m. cutaneus colli. M. brachiocephalicus yang bersatu dengan m. trapezius

pars cervicalis Lapis luar selubung persendian bahu : suatu bentuk

aponeurose dari m. subclavius m. pectoralis profundus pars praescapularis,

M. Supraspinatus, M. Infraspinatus, M. serratus ventralis), pembuluh

darah (A. axillaris, A. thoracica externa, A. subscapularis, A.

suprascapularis, A. circumflexa scapularis, A. thoracodorsalis, A.

circumflexa humeri caudalis), syaraf (n. suprascapularis, n. subscapularis,

n. axillaris)

4. Adapun cara mencapai organ target yaitu: Tentukan dahulu dua buah garis

silang dengan titik silang pada tuberculum majus. Garis pertama adalah

vertikal, di sepanjang spina scapulae, dari tuber scapulae di dorsal sampai

m.pectoralis descendens di ventral. Sedangkan garis horizontal, di

sepanjang dua telapak tangan ke anterior dan posterior. Pada kedua garis

tersebut, dilakuakn penyayatan kulit dan selanjutnya kulit dikuakkan ke

luar.Fascia superficialis (m. cutaneus omobrachialis) disayat seperti kulit

dan jika n. cutaneus antebrachii cranialis terpotong dpat disambung

dengan benang. Fascia superficialis dikuakkan ke lateral dan dikait.

5. Adapun penanggulangan dari fraktur os scapula yaitu: dengan X-ray

Page 11: Makalah Klp 1 Fractur Os Scapula

3.2 Saran

Dengan adanya makalah fraktur os scapula ini, diharapkan dapat

memberikan wawasan bagi mahasiswa mengenai kasus-kasus yang

berhubungan dengan Anatomi topografi, serta lebih mahir lagi dalam

membuat makalah.

Page 12: Makalah Klp 1 Fractur Os Scapula

Daftar Pustaka

Cole, Peter dkk. 2012. Pdf Radiographic follow up of 84 Operatively Treated

Scapula and The Body Fractures.

Lacroix, John Victor. 2005. The Project Gutenberg eBook Veterinary. Project

Gutenberg Online Distributed Proofreading Team (http://www.pgdp.net)

Stover, Susan M.2012. Pdf Scapular Fracture and Stress Fractures in

Racehorses. Racing Injury Prevention Program

Wheeless,Clifford R.2013. Scapular Fracture Wheeless Textbook of orthopaedics.

Zone Horse.2011. Equine Scapular Fracture Incidence in Racehorses. Inglish

digital