makalah kewirausahaan dan manajemen...
TRANSCRIPT
1
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
DAN MANAJEMEN INOVASI
Kesempatan Bisnis Keluarga
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kewirausahaan dan Manajemen
Inovasi yang diampu oleh Bapak Swasta Priambada, S.SOS,MAB
Disusun Oleh :
Alfiyah 115030207111112
Alvis Yudawanto 115030207111058
Cana Paranita 115030201111107
Febri Aditya 115030200111144
Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
2013
2
Daftar Isi
Halaman Judul ................................................................................................... i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................... 2
Bab II Isi ..................................................................................................... 3
2.1 Keterkaitan Keluarga dan Bisnis ................................................ 3
2.2 Budaya Bisnis Keluarga .............................................................. 7
2.3 Peran keluarga ............................................................................ 12
2.4 Ciri Khusus Bisnis Keluarga ....................................................... 17
2.5 Suksesi dalam Bisnis Keluarga ................................................... 18
Bab III Penutup ........................................................................................... 24
3.1 Simpulan ..................................................................................... 24
3.2 Saran ........................................................................................... 24
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 25
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membahas family business selalu saja menarik, karena sangat
dominannya peran perusahaan keluarga ini dalam dunia bisnis. Di negara
semaju AS saja, 90 persen dari 15 juta perusahaannya merupakan family
business. Dan kalau Anda menganggap perusahaan keluarga adalah
perusahaan kecil, Anda akan terkecoh. Bayangkan sepertiga dari 500
perusahaan yang masuk dalam daftar Majalah Fortune. Bahkan family
business telah menyumbang empat puluh persen GNP AS. Sebuah bisnis
keluarga yang dikelola biasanya salah satu di mana lebih dari setengah
saham dikendalikan oleh anggota keluarga yang sama, atau yang telah
berlalu antara generasi. Mulai, memimpin dan bekerja dalam bisnis keluarga
dapat membawa manfaat yang berharga dibandingkan dengan bisnis lain –
dari kepercayaan yang lebih besar antara staf untuk peningkatan fleksibilitas.
Namun, tanpa manajemen hati-hati ada juga dapat masalah – dari anggota
keluarga kurang keterampilan yang penting, komunikasi yang buruk untuk
bentrokan lebih dari membayar. Panduan ini menetapkan keuntungan utama
yang datang dengan menjalankan bisnis keluarga. Ini juga terlihat pada
beberapa tantangan utama dan menyarankan cara-cara ini dapat disalurkan
untuk menjadi kekuatan positif bagi pertumbuhan bisnis dan sukses.
Karakteristisk yang terdapat dalam bisnis keluarga menimbulkan beberapa
keunggulan dan kelemahan dalam pengelolaan bisnis keluarga.
Pengelolaan bisnis keluarga mempunyai tiga aspek yaitu business
management, family management dan ownership managemen. Konflik yang
membayangi perjalanan bisnis keluarga, dimulai dengan ketidakaktifan
generasi pendahulu dalam bisnis keluarga atau kematian generasi pendahulu,
yang mengakibatkan beberapa masalah. Banyak bisnis keluarga yang
berakhir akibat adanya beberapa perubahan, sehingga perlu manajemen
strategi yang baik, sebagai arahan bagi perkembangan bisnis keluarga.
4
Melihat pentingnya pengetahuan seorang pengusaha ataupun
entrepreneur, terkait pengetahuan tentang bagaimana cara memulai,
menjalankan, megembangkan serta mempertahankan bisnis keluarga, maka
dalam makalah ini akan membahas budaya, peran, ciri khusus serta suksesi
dalam bisnis keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana keterkaitan antara bisnis dengan keluarga ?
2. Bagaimana budaya dalam bisnis keluarga ?
3. Apa saja peran keluarga dalam menjalankan bisnis keluarga ?
4. Apa ciri khusus manajemen dalam bisnis keluarga ?
5. Bagaimana proses suksesi manajerial dalam bisnis keluarga ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keterkaitan antara bisnis dengan keluarga.
2. Untuk mengetahui aneka budaya dalam bisnis keluarga.
3. Untuk mengetahui peran keluarga dalam menjalankan bisnis
keluarga.
4. Untuk mengetahui ciri khusus manajemen dalam bisnis keluarga.
5. Untuk mengetahui proses suksesi manajerial dalam bisnis keluarga.
5
BAB II
ISI
2.1 Keterkaitan Keluarga dan Bisnis
2.1.1 Pengertian Bisnis Keluarga
Yaitu sebuah perusahaan yang dimiliki ,dikontrol,dan dijalankan
oleh anggota sebuah atau beberapa keluarga. Meskipun demikian,bukan
berarti bahwa semua pekerja dalam perusahaan harus merupakan anggota
keluarga. Banyak perusahaan keluarga,terutama perusahaan-perusahaan
kecil,mempekerjakan orang lain untuk menentukan posisi
rendahan,sementara posisi tinggi (top manager) dipegang oleh dari dalam
keluarga pemilik perusahaan.
Banyak bisnis keluarga disusun diatas dasar keluarga dan bisnis,
Meskipun keluarga dan bisnis adalah institusi yang terpisah baik
anggota,tujuan dan dinilai masing-masing. Mereka menjadi satu dalam
perusahaan, didalam perusahaan keluarga. Bagi kebanyakan orang,dua
institusi yang saling terkait ini adalah bagian yang paling penting dalam
hidup mereka.keluarga dan bisnis muncul dengan alasan mendasar yang
berbeda. Fungsi pokok keluarga berhubungan dengan perhatian dan
pendidikan anggota keluarga,sedangkan bisnis berkaitan dengan produksi
dan pendistribusian barang dan jasa. Tujuan keluarga adalah pengembangan
penuh yang mungkin dilakukan tiap anggota keluarga yang berkaitan dengan
keterbatasan kemampuan yang dimilikinya,serta pembagian kesempatan dan
penghargaan yang sama untuk tiap anggota.Tujuan bisnis adalah keuntungan
dan ketahanan hidup.
Tiap pribadi yang terlibat,langsung atau tidak,dalam perusahaan
keluarga memiliki kepentingan dan pandangan yang berbeda dengan situasi
yang ada. Model keterkaitan antara kepemilikan,keluarga dan bisnis dapat
menjadi tumpang tindih satu sama lainnya. Seorang anggota keluarga yang
6
bekerja diperusahaan,tetapi tidak mempunyai hak dalam kepemilikan
perusahaan,memilih pekerjaan dan kesempatan berkembang yang lebih
banyak bagi keluarga daripada anggota keluarga yang memiliki bagian bisnis
tapi bekerja ditempat lain. Kepentingan yang berbeda dapat menciptakan
ketegangan dan menyebabkan konflik hubungan diantara anggota keluarga
yang memiliki bagian bisnis tapi bekerja ditempat lain. Kepentingan yang
berbeda dapat menciptakan ketegangan dan menyebabkan konflik hubungan
diantara anggota keluarga dalam bisnis bersifat lebih sensitif dari pada
hubungan antara para karyawan yang tidak memiliki hubungan sama sekali.
2.1.2 Strategi Memilih dan Memulai Usaha Keluarga
Salah satu hal yang paling sulit didunia ini adalah memilih,tentunya
bukan memilih untuk urusan percintaan atau urusan jodoh.memilih dalam
konteks tulisan ini adalah memiliki usaha yang paling tepat untuk keluarga.
Usaha keluarga relative melibatkan lebih dari diri calon pengusaha itu sendiri
namun melibatkan pasangan dan anak. Tentu pilihan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi seluruh anggota keluarga.
5 faktor yang harus diperhatikan dalam memilih dan memulai usaha
keluarga,yaitu antara lain:
Tujuan usaha keluarga: jika usaha keluarga ini merupakan hanya
salah satu sumber income keluarga maka usaha keluarga yang dipilih
berupa usaha yang memiliki timing rendah atau usaha-usaha yang
memiliki tempo-tempo tertentu,seperti usaha pertanian,usaha online
ataupun usaha berupa investasi pada saham,reksadana maupun
produk bursa lainnya. Namun jika usaha direncanakan menjadi tulang
punggung perekonomian keluarga maka usaha yang dipilih lebih luas,
Selain usaha seperti tersebut diatas,namun usaha juga dapat berupa
usaha rutin seperti perdagangan maupun manufacture.
Man behind the gun: ”orang yang menggerakkan usaha” hal ini
penting mengingat kunci sukses sebuah usaha adalah pada unsur
pengelolaan,artinya faktor manusia yang menggerakkan usaha.
7
Apakah usaha keluarga yang akan dipilih akan dikelola oleh salah
satu pasangan atau dikelola oleh kedua pasangan. Tentunya
pengelolaaan oleh dua orang memudahkan pilihan.
Keahlian : usaha dapat berjalan dengan baik jika disokong oleh
keahlian dalam bidang.
Usaha yang akan digeluti. Keahlian tidak berarti harus menguasai
seluruh pekerjaan dalam usaha,namun keahlian berarti mengerti
seluruh proses usaha itu berjalan dari mulai
produksi,inventori,pemasaran,dan laporan. Keahlian inilah yang
membatasi seseorang dalam memilih.menyesuaikan dengan keahlian
yang dimiliki akan mempercepat usaha keluarga akan bergerak.
Hindarilah usaha yang anda benar-benar tidak mengerti,atau baru saja
mengerti,gali lebih banyak informasi mengenai usaha anda.
Pesaing : bukan berarti melemahkan strategi melihat tingkat
persaingan dapat membantu dalam proses memilih. Hindari usaha-
usaha yang mudah dimasuki pesaing seperti usaha warnet,cuci
steam,warung kelontong kecuali anda benar-benar mengerti seluk-
beluk usaha tersebut dan memiliki nilai tambah yang sulit diikuti oleh
pesaing.
Modal : walau bukan sesuatu yang penting dalam memulai usaha
namun aspek modal harus diperhatikan.karena pilihan mengenai jenis
usaha tertentu akan berdampak pada besarnya dana keluarga yang
harus dikeluarkan untuk memulai usaa tersebut.
Dengan memperhatikan kelima aspek tersebut diharapakan usaha
bukan suatu ajang uji coba yang mungkin dapat menghamburkan uang
keluarga,namun menjadi sumber penghasilan baru bagi keluarga
2.1.3 Memulai Bisnis Keluarga
Memulai usaha kecil bersama keluarga – dengan suami, anak, atau
sanak saudara bisa menjadi tantangan yang unik. Di sisi lain, ini juga sangat
membantu untuk urusan kepercayaan dan cara yang bagus untuk mengajak
8
semua anggota keluarga untuk bersama-sama demi keamanan generasi
selanjutnya.
Keuntungan utama dari menjalankan bisnis dengan keluarga adalah
adanya kepercayaan yang tidak didapatkan dari bisnis yang tidak berorientasi
pada keluarga. Karena adanya kepercayaan dan hubungan keluarga inilah,
anggota keluarga bisa bekerja lebih giat dan tidak membutuhkan kontrak
legal dan permasalahan lain yang berkaitan dengan karyawan. Keuntungan
lain adalah, terlepas dari banyaknya argumen, keluarga memiliki
kecenderungan untuk tetap bersatu dalam masa-masa sulit. Hal ini
disebabkan karena setiap anggota memiliki pemahaman yang lebih terhadap
anggota keluarga yang lain, dan memiliki argumen, kerja sama, dan
pengalaman negatif bersama-sama.
Terlepas dari semua keuntungan memiliki bisnis keluarga, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan:
1. Mencampuradukkan bisnis dengan urusan pribadi dan keluarga bisa
berdampak buruk pada hubungan keluarga. Pastikan anda membuat batasan-
batasan yang jelas tentang dimana dan kapan anda bisa berbicara tentang
bisnis.
2. Pastikan bahwa komunikasi tidak menjadi halangan. Adakanlah
pertemuan rutin untuk membahas perkembangan dan perbedaan pendapat.
3. Perlakukan bisnis keluarga sebagaimana mestinya. Masalah yang
sering terjadi dalam bisnis keluarga adalah terlalu berfokus pada „keluarga‟
daripada bisnis.
4. Pastikan bahwa setiap orang memiliki peran yang jelas. Ini akan
membantu untuk menumbuhkan lingkungan bisnis.
5. Anggota keluarga yang berada di dalam bisnis harus diperlakukan
secara adil. Tidak boleh ada pilih kasih dalam bisnis. Gaji dan keuntungan
yang adil dapat menjadi poin awal yang bagus.
9
6. Berusahalah untuk memngembangkan rencana pergantian. Siapa
yang akan mengambil alih bisnis setelah anda pensiun? Contohnya, apakah
anak saudara anda atau anak anda? Ini dengan asusmsi bahwa saudara anda
dan anda memiliki saham kepemilikan atas perusahaan.
7. Jika anak anda akan bergabung dalam bisnis, usahakan agar mereka
mendapat pengalaman di luar bisnis keluarga selama 3-5 tahun sebelum
mereka bergabung. Hal ini akan memberi mereka perspektif atau pandangan
yang berharga tentang bagaimana bisnis seharusnya dijalankan di luar setting
keluarga.
2.2 Budaya Bisnis Keluarga
Sebuah bisnis keluarga banyak yang akhirnya gagal karena
manajemen yang tidak profesional dan tidak memiliki landasan budaya
perusahaan yang kuat. Seperti organisasi lainnya, bisnis keluarga
mengembangkan cara tertentu dalam menjalankan usahanya yang
memberikan keunikan tersendiri pada perusahaan. Pola perilaku yang khusus
dan unik akan membentuk budaya perusahaan. Budaya perusahaan yaitu pola
perilaku dan keyakinan yang membentuk karakteristik perusahaan
(Longenecker,2001).
2.2.1 Pola-pola Budaya
Budaya perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan keyakinan yang
berbeda-beda. Budaya perusahaan akan menjelaskan cara berfungsinya suatu
perusahaan. W.Gibb Dyer dalam Longenecker (2001), telah mengidentifikasi
suatu tatanan pola budaya yang mempergunakan tiga fase perusahaan
keluarga yaitu; bisnis sesungguhnya, keluarga dan pemerintah. Pola bisnis,
pola keluarga dan pola pemerintah membentuk konfigurasi budaya secara
keseluruhan sebagai budaya perusahaan keluarga.
Contoh pola bisnis adalah sistem keyakinan dan perilaku perusahaan
yang berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan. Pimpinan
10
memberikan pengertian kepada seluruh karyawan agar selalu menjaga
kualitas produk dan menjaga hubungan baik dengan konsumen. Karyawan
memandang hal ini sebagai nilai-nilai budaya bisnis. Melalui keputusan dan
praktek perusahaan yang menempatkan prioritas utama pada pelayanan
konsumen, pimpinan bisnis keluarga dapat membangun pola bisnis
berdasarkan komitmen yang kuat untuk memproduksi produk yang
berkualitas tinggi.
2.2.3 Contoh Budaya Bisnis Keluarga
Contoh 1
Sukses berkat filosofi bambu
Kita semua tahu dan melihat bahwa sebagian besar warga keturunan etnis
Tionghoa pandai dalam menjalankan usaha bisnisnya. Dan bila mereka
berkecimpung dalam dunia pendidikan sebagian besar mendapat prestasi
yang bagus, seperti menjadi juara dalam ajang lomba sains internasional.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? cap sukses yang ditujukan kepada mereka
memang cukup beralasan, walaupun hal tersebut tidak dapat digeneralisasi.
Bila kita mengenal ajaran budaya leluhur mereka yaitu ajaran Konfusionis
bahwa “orang yang terhormat adalah orang yang terpelajar” maka bila
dikaitkan dengan bisnis yang dijalankan mereka mempraktekkannya untuk
hidup berdisiplin.
Bisnis keluarga etnis Tionghoa yang sukses tidak terlepas dari prinsip
berdagang yang diterapkan sejak mereka masih kecil. Sejak anak-anak
mereka terbiasa terlibat dalam usaha keluarga, contohnya membantu orang
tua menjadi kasir di toko, sehingga naluri bisnis sudah terlihat sejak kecil.
11
Keluarga etnis Tionghoa juga menerapkan filosofi bambu. Bambu
adalah pohon yang memiliki daya tahan hidup tinggi karena mampu bertahan
dalam 4 musim berbeda dan mudah tumbuh di mana saja. Inti dari filosofi ini
diterapkan dalam budaya bisnis mereka dengan kedisiplinan, kemampuan
bersosialisasi, serta kreativitas yang tinggi. Maka tidak mengherankan bahwa
bisnis keluarga yang dirintis dari bawah akhirnya akan sukses.
Tentunya dari keturunan etnis manapun dapat mengambil contoh
serta menerapkan budaya dan filosofi bisnis tersebut.
Contoh 2
Sadarkah Anda bahwa BMW, Ford, S. A. Peugeout adalah
perusahaan keluarga? Demikian pula dengan Carrefour, Wal Mart, Cargill,
Samsung dan LG? Perusahaan keluarga acap dianggap memiliki gaya
manajemen kelas dua, dibandingkan dengan perusahaan yang bukan
keluarga. Padahal fakta membuktikan banyak perusahaan keluaraga yang
menjadi raksasa. Tentu mereka mempunyai beberapa kelebihan, di samping
kekurangan-kekuarangan yang ada.
Seperti apa yang dikatakan Manfred Kets De Vries, dibandingkan
perusahaan publik perusahaan keluarga pada umumnya cenderung memiliki
sudut pandang jangka panjang terhadap bisnisnya. Hal ini agak berbeda
dengan perusahaan publik yang seringkali banyak bertumpu pada
pertimbangan-pertimbangan jangka pendek karena terkait dengan fluktuasi
saham. Pemimpin dalam perusahaan keluarga mungkin memiliki pandangan
yang berbeda dibandingkan karyawan, pelanggan, komunitas, maupun
stakeholders penting lainnya, yang memberi dampak positif terhadap kualitas
produk mereka. Memiliki nama dan produk membuat para pemimpin lebih
sadar terhadap posisi mereka dalam komunitas, yang mendorong mereka
untuk menjaga reputasi mereka.
Di dalam banyak kasus, perusahaan dan produknya sangat
mempengaruhi identitas anggota keluarga. Sehingga jika diasosiasikan
dengan produk yang inferior atau cacat, seakan-akan merefleksikan diri
12
mereka. Sehingga barangkali sebuah keluarga tidak tertarik untuk
memperoleh keuntungan finansial jangka pendek yang dapat menodai
kedudukan perusahaan. Misalkan suatu keluarga memproduksi anggur,
dalam beberapa generasi anggota keluarga mempunyai kebanggaan terhadap
produk mereka.
Tentu saja perusahan keluarga juga mempunyai aspek-aspek yang
merugikan. Misalnya munculnya confusing organization, organisasi yang
membingungkan karena distribusi power anggota keluarga yang tidak sesuai
struktur organisasi yang ada dan berakibat pada pengambilan keputusan.
Dominasi keluarga acap pula menimbulkan alasan yang tidak berada dalam
logika bisnis (family reason over business logic) dalam pengambilan
keputusan bisnis. Juga munculnya sindrom anak manja (spoiled child
syndrome), yang berupa toleransi terhadap anggota keluarga yang tidak
kompeten. Dan yang terpenting adalah munculnya konflik keluarga yang
membelah perusahaan. Kekeluargaan dapat menyatukan mereka, tetapi
sekaligus dapat menciptakan konflik yang sifatnya sangat subyektif dan
mendalam. Dan jika ini terjadi, seringkali sulit untuk melakukan resolusi.
Dari sisi budaya organisasi, semangat keluarga menentukan nilai,
norma, dan sikap yang berlaku dalam perusahaan. Sementara nilai anggota
keluarga mengekspresikan penciptaan suatu tujuan umum bagi karyawan dan
membantu terbentuknya rasa identifikasi dan komitmen. Dalam perusahaan
keluarga yang berjalan secara berkesinambungan, karyawan memiliki
perasaan sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya akan
menciptakan atmosfir lebih peduli. Juga karena relatif tidak birokratif, akses
kepada manajemen senior lebih mudah dan pengambilan keputusan lebih
cepat dan lebih efektif.
Budaya perusahaan sebuah perusahaan keluarga memang sangat
dipengaruhi oleh nilai-nilai keluarga sang pemilik. Sehingga latarbelakang
budaya sang pemilik akan sangat menentukan. Tak pelak latar belakang etnik
juga sering memberi nafas kepada budaya perusahaan yang diperantarai oleh
nilai yang diyakini oleh sang pemilik
13
Contoh 3
Lebih spesifik, penuturan Sid Lowe dalam menggambarkan Overseas
Chinese Family Business (OCFB) di Hongkong patut disimak. Mereka
melakukan hibridisasi budaya antara modernis barat dan tradisionalis timur.
OCFB melakukan pendekatan secara eklektik ide-ide barat maupun
ide-ide timur, yang bercirikan jejaring entrepreneurial berlandaskan
ketrampilan dalam membangun kepercayaan dan fleksibilitas yang dapat
menjadi modal organisasi virtual dan post modern yang sukses di abad
keduapuluhsatu di Barat.
Hibridisasi nilai-nilai dari kedua budaya merupakan ciri khas
sekaligus merupakan salah satu keunggulan budaya OCFB. Apalagi juga
menyerap nilai dan budaya dari masyarakat setempat, yang mempermudah
dalam beradaptasi dan mengembangkan usaha dalam konteks budaya dimana
mereka berada.
Nilai-nilai ini juga nampak pada Chinese Family-owned Enterprise
(CFEs) di Singapura yang berhasil dalam menghadapi krisis ekonomi dan
kemudian bangkit menjadai motor penggerak ekonomi.
Beberapa karakteristik CFEs tidak semua dianggap cocok bagi
manajemen modern. Diantaranya adalah tiadanya pemisahan antara
kepemilikan dan pengawasan, nepotisme, manajemennya konservatif,
ketidakpercayaan terhadap bukan anggota keluarga, derajat otorianisme yang
tinggi, berlandaskan hemat dan kerja keras, penerapan jalur patrilinear, dan
bisnis etik Cina khususnya Xinyong (saling percaya). Menurut Francis
Fukuyama beberapa ciri keluarga ini dapat menghambat pertumbuhan bisnis
keluarga Cina. Demikian pula Gordon Redding menyatakan bahwa bentuk
bisnis keluarga Cina mengandung suatu hambatan untuk tumbuh.
Kenyataannya banyak bisnis keluarga Cina yang masih eksis, sehingga
pendapat mereka terkesan pesimistik.
14
Perkembangan dan kesinambungan CFEs di Singapura terutama
merupakan hasil dari kesuksesan peralihan kepemilikan, pengawasan, dan
pengelolaan dari generasi pertama anggota keluarga menuju kepada anggota
keluarga generasi kedua, dan dalam kasus lainnya menuju ke generasi ketiga.
Anggota generasi kedua ini, telah terlatih secara profesional dan terbuka
terhadap teori manajemen baru yang digabungkan ke dalam nilai-nilai
kultural Cina seperti hemat dan sederhana, gigih, dan memodifikasinya ke
dalam dunia kerja yang berada di dalam konteks modern yang berubah cepat.
Mereka dipandu oleh nilai-nilai dan standar profesional dari contoh-contoh
manajemen yang ditunjukkan oleh manajer profesional bukan keluarga.
Sementara generasi kedua anggota keluarga tetap giat untuk
mempertahankan fungsi entrepreneurial dalam perusahaan mereka. Juga
mampu merubah nilai-nilai Cina tradisional yang tidak menaruh kepercayaan
terhadap bukan anggota keluarga dan mengikis ketidakpercayaan terhadap
tanggung jawab administratif. Mereka memberikan tanggung jawab kepada
manager profesional bukan keluarga yang terlatih dan memiliki kapabilitas.
Tampaknya perusahaan keluarga yang dapat bertahan dan
berkembang dapat meramu budaya perusahaan yang paling tepat bagi
perusahaan menghadapi berbagai perubahan. Mereka mempertahankan nilai-
nilai yang dianggap menguntungkan dan mendukung eksistensi perusahaan,
membuang yang dianggap tidak relevan dan mengadopsi nilai-nilai baru
untuk dicangkokkan dalam budaya perusahaan keluarga.
2.3 Peran keluarga
2.3.1 Peran keluarga terhadap bisnis
Membahas family business selalu saja menarik, karena sangat
dominannya peran perusahaan keluarga ini dalam dunia bisnis. Di negara
semaju AS saja, 90 persen dari 15 juta perusahaannya merupakan family
business. Dan kalau Anda menganggap perusahaan keluarga adalah
perusahaan kecil, Anda akan terkecoh. Bayangkan sepertiga dari 500
15
perusahaan yang masuk dalam daftar Majalah Fortune. Bahkan family
business telah menyumbang empat puluh persen GNP AS.
Berdasarkan survei Universitas Monash, 71 persen family business di
Australia dipegang oleh generasi pertama, generasi kedua memegang 20
persen dan sisanya oleh generasi berikutnya. Sedangkan dari sisi
kesejahteraan, survei ini juga menunjukkan bahwa family business
merupakan penopang ekonomi Australia.
Apa artinya ? Walaupun bisnis keluarga mempunyai peran yang besar
sebagai penopang ekonomi di AS maupun Australia, keberlangsungan bisnis
keluaraga merupakan tanda tanya besar.
Suksesi memang merupakan penyakit utama bisnis keluarga. Coba
tengok survei yang dilakukan oleh Gallup : hanya 28 persen dari family
business di AS yang benar-benar mempunyai perencanaan suksesi. Lainnya
melakukan suksesnya lebih karena terpaksa karena tidak menemukan
alternatif lain. Kenyataan lain menunjukkan hanya 7 persen family business
yang mempunyai penasehat profesional.
Family Business memang selalu menarik perhatian, karena selalu saja
ada fakta baru untuk dibahas. Misalnya pa perbedaan antara Family-owned
Enterprise dan Family Business ? Meskipun sama-sama dimiliki oleh
keluarga, Family-owned Enterprise bisa dijalankan baik oleh anggota
keluarga maupun professional, sementara Family Business dimanajemeni
sebagian besar oleh anggota keluarga yang memegang posisi kunci dalam
organisasi.
Ciri khas bisnis ini dibandingkan bisnis lainnya terutama terletak
pada kepemimpinan dan kontrol yang akan diwariskan pada generasi
berikutnya. Kepemilikan yang signifikan oleh keluarga terjadi jika keluarga
tersebut memilikinya secara keseluruhan atau sebagian besar dari bisnis dan
memegang peranan aktif dalam penyusunan strategi dan dalam operasional
sehari-hari.
16
Mengapa perusahaan keluarga mempunyai peran dominan ? Karena
ciri positif yang dimiliki : keterlibatan anggota keluarga, komitmen yang
tinggi, dan saling ketergantungan yang tinggi pula. Dibandingkan perusahaan
publik, perusahaan keluarga pada umumnya cenderung memiliki sudut
pandang jangka panjang terhadap bisnisnya. Hal ini agak berbeda dengan
perusahaan publik yang seringkali banyak bertumpu pada pertimbangan-
pertimbangan jangka pendek karena terkait dengan fluktuasi saham.
Pemimpin dalam perusahaan keluarga mungkin memiliki pandangan yang
berbeda dibandingkan karyawan, pelanggan, komunitas, maupun
stakeholders penting lainnya, yang memberi dampak positif terhadap kualitas
produk mereka. Memiliki nama dan produk membuat para pemimpin bisnis
keluarga lebih sadar terhadap posisi mereka dalam komunitas, yang
mendorong mereka untuk menjaga reputasi mereka.
. Dari sisi budaya organisasi semangat keluarga menentukan nilai,
norma, dan sikap yang berlaku dalam perusahaan sementara nilai dari
anggota keluarga mengekspresikan penciptaan suatu tujuan umum bagi
karyawan dan membantu terbentuknya rasa identifikasi dan komitmen.
Dalam perusahaan keluarga yang berjalan terus, karyawan memiliki perasaan
sebagai bagian dari keluarga yang menciptakan atmosfir lebih peduli. Juga
karena relatif tidak birokratif akses kepada manajemen senior lebih mudah
dan pengambilan keputusan lebih cepat dan lebih efektif.
Sedangkan ciri negatifnya adalah kurangnya formalitas, pemisahan
yang kaburnya urusan personal dan bisnis, serta kepimimpinan ganda. Selain
itu, hubungan interpersonal yang emosional tampak menonjol. Family
business ini secara organisasional juga sering membingungkan. Dominasi
oleh keluarga mengakibatkan alasan keluarga berada di atas perhitungan
bisnis, sehingga melemahkan profesionalisme. Alasan ini pula yang
menyebabkan toleransi kepada anggota keluarga yang tidak kompeten, yang
dapat melemahkan sendi-sendi kompetensi perusahaan. Sistem reward yang
tidak berimbang, juga mempersulit merekrut manajemen yang profesional.
17
Struktur family business seperti apa yang sebaiknya dipilih ? Sole
Proprietorship, General Partnership, Limited Partnership, atau Corporation
? Secara baku tidak ada bentuk terbaik, karena kebutuhan setiap perusahaan
bersifat khas. Sehingga untuk memilih jenis struktur yang.akan diterapkan
harus disesuaikan terlebih dahulu antara sasaran bisnis dan tipe struktur
bisnis. Jika bisnis yang digeluti beresiko tinggi, akan lebih penting untuk
membatasi liabilitasnya. Selain itu bagaimana peluang mendapatkan modal
dan derajat fleksibilitas perggantian bentuk juga perlu dipertimbangkan.
2.3.2 Selaraskan harmoni keluarga dengan bisnis
Apa yang menjadi stereotip Anda mengenai bisnis keluarga? Tidak
jarang jawabannya adalah tidak efektif, penuh dengan nepotisme dan konflik
keluarga, ataupun tidak menarik. Riset yang dikemukakan dalam Journal of
Finance menemukan bahwa bisnis keluarga mengalahkan perusahaan publik
dalam hal harga saham dan return on equity.
Bisnis keluarga memiliki kelebihan yang unik dan kekurangannya
dibanding perusahaan publik. Kelebihannya antara lain memiliki visi jangka
panjang, nilai yang kuat, dan kepemilikan dengan komitmen yang kuat.
Kekurangannya, membutuhkan perhatian, perencanaan dan tata kelola yang
lebih. Inilah masalahnya: perusahaan keluarga lazimnya tidak mengantisipasi
kelemahan yang sebenarnya dapat diatasi.
Di sisi lain, bisnis keluarga sebenarnya merupakan “kontradiksi”.
Pada dasarnya keluarga adalah mengenai kasih sayang, sedangkan bisnis
adalah mengenai uang. Dalam menyelaraskan antara kebutuhan bisnis
dengan harapan keluarga, perusahaan keluarga harus memperhatikan faktor
5C: Control (bagaimana membuat keputusan), Career (bagaimana membagi
posisi), Culture (nilai apa yang mendorong visi dan perilaku), Capital
(bagaimana membagi sumber daya), dan Connection (bagaimana melindungi
hubungan keluarga). Kunci suksesnya, memastikan bahwa keluarga dan
bisnis memiliki sistem perencanaan yang menyelaraskan keputusan dan aksi.
18
Ide perencanaan bisnis keluarga yang diajukan makalah ini disebut
sebagai Parallel Planning Process, alat strategis lima langkah untuk
mengklarifikasi peranan keluarga dalam bisnis keluarga. Kelima langkah itu
adalah menetapkan nilai, visi, strategi, investasi dan tata kelola. Masing-
masing langkah dibagi menjadi dua bagian: keluarga dan bisnis. Dengan
demikian, akan terdapat nilai keluarga dan nilai bisnis, visi keluarga dan
budaya perusahaan, strategi partisipasi dan strategi bisnis, investasi modal
manusia dan modal finansial, serta persetujuan keluarga dan dewan direksi.
Langkah pertama adalah mengklarifikasi nilai keluarga. Nilai
keluarga sangat menentukan visi, strategi, investasi dan tata kelola. Selain
sebagai “lem” yang sangat kuat untuk keluarga dan bisnis, nilai ini juga akan
menjadi kemudi dan navigasi untuk perubahan dan turbulensi. Budaya
perusahaan sangat dipengaruhi oleh nilai keluarga, serta perilaku pemilik dan
pemimpin bisnisnya.
Membangun shared value sangat krusial untuk mengartikulasi
pemikiran dan mengembangkan konsensus akan strategi bisnis dan keluarga
yang hendak dijalankan. Keluarga dengan visi memandang bisnis sebagai
sumber dividen dan kekayaan tidak akan memandang bisnis dengan cara
yang sama sebagaimana keluarga dengan visi menginvestasikan ulang
keuntungannya buat memperkuat posisi strategis. Visi ini juga akan
mengubah kerangka berpikir keluarga dari “apa yang bisa saya dapatkan”
menjadi “bagaimana saya dapat memberikan kontribusi”.
Sesudah penetapan visi, perumusan strategi partisipasi dan strategi
bisnis merupakan langkah berikutnya.
Strategi partisipasi bagi keluarga dimaksudkan untuk mempersiapkan
anggota keluarga berpartisipasi dalam bisnis keluarga sebagai eksekutif,
pemilik, direksi dan sebagainya. Perumusan strategi ini juga mempersiapkan
anggota keluarga untuk mempelajari keahlian dan pengetahuan yang
dibutuhkan, serta memastikan adanya sumber daya kepemimpinan dalam
bisnis keluarga itu. Strategi partisipasi ini juga merupakan langkah yang
19
penuh tantangan mengingat perencanaannya melibatkan emosi, perbedaan
talenta dan motivasi, serta hubungan keluarga. Berbeda dari perencanaan
bisnis yang melibatkan logika dan hanya jangka pendek, perencanaan strategi
perusahaan melibatkan emosi dan permanen untuk jangka panjang. Selain
itu, keluarga biasanya menghindari – bukan menghadapi dan mengatasi – isu
sensitif seperti suksesi kepemimpinan puncak, kepemilikan dan sebagainya.
Kendati demikian, perencanaan ini sangat krusial untuk membangun
profesionalisme dalam interaksi seiring jumlah keluarga dan masalah bisnis
yang makin kompleks.
Mendesain strategi bisnis yang selaras dengan visi keluarga akan
memastikan semua orang memperoleh gambaran masa depan perusahaan dan
sumber daya yang dibutuhkan. Perencanaan keuangan yang bagus akan
memastikan bisnis mereka memperoleh komitmen dari keluarga pemiliknya
untuk mengeksploitasi potensi pasar yang muncul. Pada saat Godiva –
perusahaan cokelat premium – akan dijual, keluarga pemilik Ulkers
(perusahaan pembuat cokelat dan biskuit di Turki) bersatu padu untuk
mengalahkan tawaran global lainnya, karena keluarga ini menyadari nilai
strategis dari akuisisi tersebut.
Berghmans dari Lhoist Group Belgia menjelaskan bahwa rahasia
sukses bisnis keluarganya terletak pada komitmen keluarganya berinvestasi
dan kemampuan bekerja sebagai eksekutif ataupun direksi. Terdapat empat
skenario strategi investasi: investasi, pertahankan, panen dan jual. Berbeda
dari pendapat umum (terutama di Indonesia), buku ini berpendapat bahwa
menjual bisnis keluarga bukanlah hal yang tabu, misalnya karena ekonomi
yang melemah, berkurangnya komitmen keluarga ataupun konflik yang
kronis.
Koran Financial Times (13 Desember 2010) telah memberikan ulasan
yang positif untuk buku ini. Buku ini bukanlah sebuah buku how to yang
sangat teknis, tetapi penuh dengan studi kasus dan sharing dari keluarga
bisnis yang sukses (dan tidak sukses) dari seluruh dunia yang dapat menjadi
bahan refleksi dan referensi.
20
Walaupun Dr. Carlock adalah profesor warga negara Amerika Serikat
yang mengajar di INSEAD Eropa dan John Ward adalah profesor di Kellogg
AS, buku ini juga memuat studi kasus dari Asia dan Timur Tengah, bahkan
Indonesia. Sharing pengalaman Ibu Shanty Poesposoetjipto dari keluarga
Soedarpo (PT Samudra Indonesia Tbk.) juga dikutip (halaman 85 dan 113).
Dari keseluruhan isi makalah ini, refleksi utamanya dapat dikatakan ada di
halaman 102. Yakni, pertanyaan akhir yang harus dijawab oleh semua bisnis
keluarga adalah mengenai komitmen. Apakah keluarga bersedia bekerja
sama untuk melestarikan kepemilikan keluarga dalam bisnis ini?
2.4 Ciri Khusus Bisnis Keluarga
Ciri khas bisnis ini dibandingkan bisnis lainnya terutama terletak
pada kepemimpinan dan kontrol yang akan diwariskan pada generasi
berikutnya. Kepemilikan yang signifikan oleh keluarga terjadi jika keluarga
tersebut memilikinya secara keseluruhan atau sebagian besar dari bisnis dan
memegang peranan aktif dalam penyusunan strategi dan dalam operasional
sehari-hari.
Mengapa perusahaan keluarga mempunyai peran dominan ? Karena
ciri positif yang dimiliki : keterlibatan anggota keluarga, komitmen yang
tinggi, dan saling ketergantungan yang tinggi pula. Dibandingkan perusahaan
publik, perusahaan keluarga pada umumnya cenderung memiliki sudut
pandang jangka panjang terhadap bisnisnya. Hal ini agak berbeda dengan
perusahaan publik yang seringkali banyak bertumpu pada pertimbangan-
pertimbangan jangka pendek karena terkait dengan fluktuasi saham.
Pemimpin dalam perusahaan keluarga mungkin memiliki pandangan yang
berbeda dibandingkan karyawan, pelanggan, komunitas, maupun
stakeholders penting lainnya, yang memberi dampak positif terhadap kualitas
produk mereka. Memiliki nama dan produk membuat para pemimpin bisnis
keluarga lebih sadar terhadap posisi mereka dalam komunitas, yang
mendorong mereka untuk menjaga reputasi mereka.
21
Di dalam banyak kasus perusahaan dan produknya sangat
mempengaruhi identitas anggota keluarga. Sehingga jika diasosiasikan
dengan produk yang inferior atau cacat, seakan-akan merefleksikan diri
mereka. Jadi sebuah keluarga kemungkinan tidak tertarik untuk memperoleh
keuntungan finansial jangka pendek yang dapat menodai kedudukan
perusahaan. Jika suatu keluarga memproduksi anggur, untuk beberapa
generasi anggota keluarga mempunyai kebanggaan terhadap produk mereka.
Dari sisi budaya organisasi semangat keluarga menentukan nilai,
norma, dan sikap yang berlaku dalam perusahaan sementara nilai dari
anggota keluarga mengekspresikan penciptaan suatu tujuan umum bagi
karyawan dan membantu terbentuknya rasa identifikasi dan komitmen.
Dalam perusahaan keluarga yang berjalan terus, karyawan memiliki perasaan
sebagai bagian dari keluarga yang menciptakan atmosfir lebih peduli. Juga
karena relatif tidak birokratif akses kepada manajemen senior lebih mudah
dan pengambilan keputusan lebih cepat dan lebih efektif.
Sedangkan ciri negatifnya adalah kurangnya formalitas, pemisahan
yang kaburnya urusan personal dan bisnis, serta kepimimpinan ganda. Selain
itu, hubungan interpersonal yang emosional tampak menonjol. Family
business ini secara organisasional juga sering membingungkan. Dominasi
oleh keluarga mengakibatkan alasan keluarga berada di atas perhitungan
bisnis, sehingga melemahkan profesionalisme. Alasan ini pula yang
menyebabkan toleransi kepada anggota keluarga yang tidak kompeten, yang
dapat melemahkan sendi-sendi kompetensi perusahaan. Sistem reward yang
tidak berimbang, juga mempersulit merekrut manajemen yang profesional.
2.5 Suksesi dalam Bisnis Keluarga
Banyak pakar ekonomi berpendapat bahwa perusahaan keluarga tidak
akan bisa bertahan lama sampai generasi ketiga. Ada pula pameo yang
berkembang dalam masyarakat bahwa “generasi pertama membangun bisnis,
generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”.
22
Namun hal itu dibantah oleh Syukur Pujiadi, pendiri Grup Jayakarta,
sebuah kelompok perusahaan yang bergerak dalam bidang properti. Ia telah
menekuni bisnis properti selama kurang lebih 40 tahun, dan merupakan salah
satu pengusaha yang mampu bertahan dari krisis moneter (krismon) Tahun
1998 lalu.
Banyak bisnis keluarga yang akhirnya goyah karena para penerusnya
tidak akur, namun Grup Jayakarta yang kini dikelola oleh kelima anaknya
justru makin berkibar. Menurut salah satu menantu Pujiadi, wibawa orang
tua dan rasa hormat para ipar kepada orangtuanya menciptakan iklim yang
sejuk di lingkungan mereka dan setiap perbedaan selalu diselesaikan dengan
mencari jalan keluar yang terbaik bagi semuanya. Di kalangan para
pengusaha, Pujiadi dikenal sebagai salah seorang pengusaha yang mampu
mencetak kader.
Bisnis keluarga yang gagal untuk tumbuh disebabkan oleh tidak
adanya perencanaan jangka pendek (short term) maupun perencanaan jangka
panjang (long term). Tidak sedikit perusahaan yang hancur karena “gagal
dalam proses suksesi”. Berdasarkan penelitian sangat jarang para pengusaha
tersebut mempersiapkan generasi pengganti, sehingga bila tiba-tiba pemilik
(owner) tidak dapat menjalankan aktivitasnya maka akan terjadi “perebutan”
perusahaan. Untuk itulah diperlukan perencanaan secara matang dan
menyiapkan berbagai alternatif solusi
2.5.1 Manajemen Estafet
Suksesi merupakan hal yang sangat krusial dalam mempertahankan
kelanggengan perusahaan keluarga. Paul Karofsky menemukan bahwa rata-
rata umur perusahaan keluarga hanya 24 tahun. Suksesi sering diartikan
sebagai peralihan pimpinan puncak saja. Suksesi kepemimpinan menjangkau
berbagai lapisan manajerial.
23
2.5.2 Pola Suksesi Manajemen Puncak
Planned Succesion
Perencanaan suksesi yang terfokus pada calon yang telah dipersiapkan
untuk menduduki posisi kunci.
Informal Planned Succession
Perencanaan suksesi yang lebih mengarah pada pemberian pengalaman
dengan cara memberikan posisi di bawah “orang nomor satu” dan secara
langsung menerima perintah dan petunjuk dari orang tersebut.
Unplanned Succesion
Peralihan pimpinan puncak kepada penerusnya berdasarkan keputusan
pemilik dengan mengutamakan pertimbangan-pertimbangan pribadi.
2.5.3 Pendiri dan Regenerasi
Mayoritas pendiri perusahaan keluarga adalah pemilik usaha
sekaligus motor penggeraknya. Pendiri menyamakan identitas bisnis
perusahaan dengan identitas pribadi. Regenerasi ini membutuhkan waktu .
Dan membutuhkan adanya figur “perintis kemerdekaan” akan membantu
mempercepat regenerasi.
2.5.4 Isu-Isu Multigenerasi
24
2.5.5 Perencanaan Suksesi
Perencanaan suksesi merupakan sesuatu yang pelik dan membuat
pendiri enggan untuk melakukannya. Keengganan pendiri, disebabkan
karena:
Kekhawatiran akan matinya perusahaan
Ketakutan akan hilangnya identitas diri
Perasaan cemburu atau rivalry terhadap penerusnya
Pendiri merasa generasi muda tidak tertarik untuk berpartisipasi di
perusahaan
Sulit menentukan anak mana yang berkompetensi untuk meneruskan
bisnisnya.
Rencana suksesi Anda harus mencakup:
Anda kunci tujuan untuk proses suksesi
Jadwal tahapan transisi, dari mengidentifikasi pengganti dipentaskan
dan kemudian mentransfer penuh tanggung jawab
25
Rencana kontingensi dalam kasus tak terduga terjadi, seperti
pengganti Anda dimaksudkan menurun peran
Pertanyaan Anda harus bertanya pada diri sendiri meliputi:
Apakah pengganti saya dimaksudkan memiliki keterampilan yang
tepat dan kemampuan?
Apakah pengganti saya dituju benar-benar ingin mengambil alih?
Apakah rencana saya adil untuk semua anggota keluarga?
Apakah meminimalkan potensi konflik?
Apakah suksesi keluarga akan pajak efisien? Gunakan alat interaktif
kami untuk menyelidiki masalah pajak dan hukum saat menjual atau
menutup bisnis Anda.
Apakah suksesi keluarga pilihan terbaik atau akan strategi keluar
alternatif – seperti penjualan perdagangan atau manajemen buy-out –
menjadi pilihan yang lebih baik?
Mengapa ini penting?
o Karena kontinuitas penting sekali disiapkan agar tidak terjadi Prince
Charles Syndrome
o Jika generasi pertama pensiun atau telah tiada, perusahaan diharapkan
tetap bagus dan berjalan lancar
o Untuk menjaga harmoni keluarga
Enam Langkah dalam Proses Suksesi
1. Mengevaluasi struktur kepemilikan
2. Mengembangkan gambaran struktur yang diharapkan setelah suksesi
3. Mengevaluasi keinginan keluarga dan contingency plan
26
4. Mengembangkan proses pemilihan, melatih, dan mentoring masa
depan
5. Menciptakan dewan direksi yang efektif
6. Memasukkan penerus pada saat terbaik.
2.5.6 Tahap-tahap dalam Proses Suksesi
Fase-fase di dalam proses berpindahnya kepemimpinan dari orang tua
ke anak dalam bisnis keluarga terdiri dari beberapa tahapan, yaitu;
1. Tahap prabisnis , dalam tahap pertama ini, orang tua
memperkenalkan anaknya atau seorang pengganti pada bisnis
keluarga. Langkah ini dilakukan untuk membentuk fondasi bagi tahap
selanjutnya.
2. Tahap pengenalan, tahap dua ini orang tua mengenalkan anaknya
pada orang-orang tertentu yang berkaitan secara langsung maupun
tidak langsung dengan perusahaan dan aspek bisnis lainnya, misalnya
pihak bank sebagai pemberi modal.
3. Tahap pengenalan fungsi, pada tahap ini anak-anak dapat
mengembangkan pengalamannya dengan orang-orang yang bekerja di
perusahaan, seperti dari organisasi lainnya.
4. Tahap pelaksanaan fungsi, dimulai ketika seorang pengganti potensial
telah menjadi karyawan tetap.
5. Tahap pengembangan fungsi, posisi pada tahap ini melibatkan
pengarahan kerja orang lain, tetapi tidak mengelola keseluruhan
perusahaan dan bertugas sebagai pengamat.
6. Tahap pergantian awal, dalam tahap ini pengganti orang tua disebut
presiden atau general manager bisnis. Di dalam perusahaan ia
27
bertindak sebagai kepala bisnis, namun orang tua masih berperan di
belakang layar.
Tahap kedewasaan pengganti, tahap ini dicapai ketika proses transisi
dilengkapi. Pengganti memimpin perusahaan sesuai dengan jabatan yang ada
padanya. Pada umumnya tahap ini dimulai dua atau tiga tahun setelah
pengganti tersebut mendapat jabatan.
2.5.7 The Four P’s
Perusahaan yang sukses menyadari adanya kontradiksi antara
keluarga dan bisnis. Untuk mengurangi friksi dan kontradiksi inilah, maka
Ward menciptakan “4P” sebagai berikut: Policies before the need, Sense of
purpose, Process, Parenting.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bisnis Keluarga yaitu sebuah perusahaan yang dimiliki ,dikontrol,dan
dijalankan oleh anggota sebuah atau beberapa keluarga. Bisnis keluaraga
adalah sebuah bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh satu atau lebih orang
yang masih dalam satu keluar, secara termonologi, dapat digolongkan
menjadi yaitu (1) Family Owned dan (2) Family Business Enterprize.
Karakteristisk yang terdapat dalam bisnis keluarga menimbulkan beberapa
keunggulan dan kelemahan dalam pengelolaan bisnis keluarga. Pengelolaan
bisnis keluarga mempunyai tiga aspek yaitu business management, family
management dan ownership managemen. Konflik yang membayangi
perjalanan bisnis keluarga, dimulai dengan ketidakaktifan generasi
pendahulu dalam bisnis keluarga atau kematian generasi pendahulu, yang
mengakibatkan beberapa masalah.
3.2 Saran
28
Banyak bisnis keluarga yang berakhir akibat adanya beberapa
perubahan, sehingga perlu manajemen strategi yang baik, sebagai arahan
bagi perkembangan bisnis keluarga. Sebaiknya, perusahaan mempertahankan
eksistensi perusahaan keluarga, adalah jika penerus bisnis keluarga, yang
ditunjuk mengelola bisnis keluarga, menguasai pengetahuan mengenai bisnis
keluarganya dengan baik, atau bahkan lebih baik dari generasi
pendahuluanya. Langkah pertama yang dapat dilakukan oleh manajemen
bisnis keluarga dalam mempertahankan eksistensi bisnis keluarga hingga
bertahan pada generasi berikutnya adalah menentukan perencaan strategis
bagi pengelolaan bisnis keluarga, hal inilah yang masih kurang dilakukan
oleh kebanyakan pengelola bisnis keluarga.
Daftar Pustaka
http://gooshop.wordpress.com/menjalankan-bisnis-keluarga/ diunduh pada
17/10/2013 jam 06.47
http://rezpectorpecintait.blogspot.com/2011/11/makalah-home-industri-
bisnis-keluarga.html ( diunduh pada 29/9/2013 jam 08.30)
http://swa.co.id/business-strategy/selaraskan-harmoni-keluarga-dengan-
kesuksesan-bisnis ( diunduh pada 29/9/2013 jam 08.56)
http://www.ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=
2753:bisnis-keluarga-turun-temurun-edit-mar&catid=69:makalah-
kewirausahaan&Itemid=69 ( diunduh pada 29/9/2013 jam 09.00)
http://www.jakartaconsulting.com/ ( diunduh pada 29/9/2013 jam 09.30)
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma4111/ekma4111a/budaya_bisnis_kel
uarga.htm ( diunduh pada 29/9/2013 jam 10.30)
29