makalah kerajan islam di maluku dan nusa tenggara

23
MAKALAH SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI MALUKU DAN NUSA TENGGARA Kelompok 5 Akbar Ariyanto ( 4 ) Anisa Amalia Zulfa ( 6 ) Fanny Evelina (12) Ilham Cahyo Nugroho (16) Muhammad Arya Wicaksana (24) Salahudin Al Ayubi (32) Page 1 of 23

Upload: salahudin-ayubi

Post on 23-Jan-2018

309 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

MAKALAH

SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI MALUKU

DAN NUSA TENGGARA

Kelompok 5

• Akbar Ariyanto ( 4 )

• Anisa Amalia Zulfa ( 6 )

• Fanny Evelina (12)

• Ilham Cahyo Nugroho (16)

• Muhammad Arya Wicaksana (24)

• Salahudin Al Ayubi (32)

Page 1 of 23

Page 2: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

SMK Negeri 7 Semarang

2016 / 2017

PRAKATA

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kepada Tuhan Yang

Maha Pemurah karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat

kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam makalah ini

kami membahas tentang “Kerajaan Islam di Maluku dan Nusa

Tenggara”. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam

pemahaman tentang Kerajaan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada guru Sejarah yang

telah membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih

luas kepada teman-teman. Kami yakin makalah ini masih mamiliki

banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran akan kami

terima.

Penyusun

Page 2 of 23

Page 3: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

DAFTAR ISI

Cover ………………………………………………………………………….……………………………………………………... 1Prakata ………………………………….…………………………………………………………………………………………… 2Daftar Isi …………………………………………………………………………….……………………………………………… 3KESULTANAN TERNATE

Letak ………………………………………………………………………………………………………………….…… 5

Sumber Sejarah ……………………………………………………………………………………………….……… 5

Peninggalan …………………………………………………………………………………………………….……… 5

Masa Pemerintahan/

Pendiri …………………………………………………………………………………………………….….. 5

Masa Kejayaan ……………………………………………………………………………………………. 6

Raja Terakhir ………………………………………………………………………………………………. 6

Keruntuhan ……………………………………………………………………………………………………………. 7

KESULTANAN BACAN

Letak ……………………………………………………………………………………………………….……………… 8

Sumber Sejarah .……………………………………………………………………………………………..……… 8

Peninggalan ……………………………………………………………………………………………….…….….…. 8

Masa Pemerintahan

Pendiri ……………………………………………………………………………………………….……….. 9

Masa Kejayaan ……………………………………………………………………………………………. 9

Raja Terakhir ……………………………………………………………………………………...………. 9

Keruntuhan ………………………………………………………………………………….…………………………. 9

KESULTANAN TIDORELetak ……………………………………………..……………………………………………………………………… 10Sumber Sejarah ……………………………………………………………………………………………….…… 10Peninggalan ……………………………………………………………………………………………….……….… 10Masa Pemerintahan

Pendiri ……………………………………………………………………………………………….……… 11Masa Kejayaan ………………….………………………………………………………………………. 11Raja Terakhir ……………………………………………………………………………………………. 11

Keruntuhan ……………………..…………………………………………………………………………………… 11KESULTANAN BIMA

Letak …………………………………………………………………………………………………………………….. 13Sumber Sejarah ……………………………………………………………………………………………….…… 13Peninggalan ……………………………………………………………………………………………….……….… 13

Page 3 of 23

Page 4: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

Masa PemerintahanPendiri ……………………………………………………………………………………………….….…. 14Masa Kejayaan ……………………………………………………………………………………….…. 14Raja Terakhir …………………………………………………………………………………………….. 14

Keruntuhan …………………………………………………..……………………………………………………… 14KESULTANAN SELAPARANG

Letak ……………………………………………………………………….….………………………………………… 14Sumber Sejarah ……………………………………………………………………………………………….…… 14Peninggalan ………………………………………………………………………………………………….……… 14

Masa PemerintahanPendiri ……………………………………………………………………………………………….……… 16Masa Kejayaan …………………………………….……………………………………………………. 17Raja Terakhir …………………………………………………………………………………………….. 17

Keruntuhan …………………………………..……………………………………………………………………… 17KESULTANAN JAILOLO

Letak ……………………………………………………………………………………………………………..……… 18Sumber Sejarah ……………………………………………………………………………………………….…... 18Peninggalan ……………………………………………………………………………………………….……….... 18Masa Pemerintahan

Pendiri ……………………………………………………………………………………………….……… 18Masa Kejayaan ………………………………………………………………………………………….. 19Raja Terakhir …………………………………………………………………………………………….. 19

Keruntuhan …………………………………………………………………………………………………..……… 19

Page 4 of 23

Page 5: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

KESULTANAN TERNATE

A. Letak

Secara geografis kerajaan ternate di Kepulauan Maluku, antara sulawesi dan irian jaya letak terletak tersebut sangat strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa itu.

B. Sumber sejarah

Sumber sejarah kerajaan Ternate masih belum jelas karena tidak memiliki kutipan pada kalimat. Jadi, sumber sejarah kerajaan Ternate adalah berupa catatan kaki yang sulit diterjemahkan karena tidak memiliki kutipan yang disebut pada zaman itu, yaitu Royal Ark Ternate.

C. Peninggalan

a. Istana Kesultanan Ternate

Istana kesultanan Ternate bergaya abad ke-19, berlantai dua menghadap ke arah laut, dikelilingi perbentengan, terletak satu kompleks dengan masjid Jami Ternate.

Istana ini terletak di wilayah administratif Soasiu, Kelurahan Letter C, Kodya Ternante. Pemugaran telah dilaksanakan sebanyak dua kali antara 1978-1982 oleh DR Daoed Joesoef. Kompleks ini dijadikan sebuah Museum Kesultanan Ternate.

b. Masjid Kesultanan Ternate

Masjid Jami Kesultanan Ternate yang didirikan Sultan Hamzah, raja Ternate ke-24 ini memiliki atap bersusun tujuh, dengan luas masjid 22.40 X 39.30 m dengan tinggi keseluruhan 21.74 m.

Untuk memperkokoh bangunannya, masjid ini memiliki empat tiang utama dan 12 tiang penyokong. Masjid dikelilingi pagar tembok dengan pintu gapura beratap dua susun yang berfungsi sebagi menara azan. Masjid ini berada dalam kompleks kesultanan.

c. Benteng Kesultanan Ternate

Benteng ini dibangun pada tahun 1540 oleh Francisco Serao, seorang panglima Portugis yang pernah mendarat di Ternate.

D. Masa Pemerintahan

Page 5 of 23

Page 6: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

a. Pendiri

Ternate awal merupakan warga eksodus dari Halmahera. Awalnya di Ternate terdapat 4 kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang momole (kepala marga). Merekalah yang pertama–tama mengadakan hubungan dengan para pedagang yang datang dari segala penjuru mencari rempah–rempah. Penduduk Ternate semakin heterogen dengan bermukimnya pedagang Arab, Jawa, Melayu dan Tionghoa. Oleh karena aktivitas perdagangan yang semakin ramai ditambah ancaman yang sering datang dari para perompak maka atas prakarsa Momole Guna pemimpin Tobona diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi yang lebih kuat dan mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja.

Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai kolano (raja) pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo (1257-1272). Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang dalam perkembangan selanjutnya semakin besar dan ramai sehingga oleh penduduk disebut juga sebagai Gam Lamo atau kampung besar (belakangan orang menyebut Gam Lamo dengan Gamalama). Semakin besar dan populernya Kota Ternate, sehingga kemudian orang lebih suka mengatakan kerajaan Ternate daripada kerajaan Gapi.

b. Puncak Kejayaan

Di bawah pemerintahan Sultan Baabullah (abad XVI), Kerajaan Ternate mencapai kejayaan. Wilayah dan pengaruh nya sangat luas meliputi Mindanau (Filipina), seluruh kepulauan di Maluku, Papua dan Timor. Karena wilayahnya yang luas serta pelayaran dan perdagangan rempah-rempahnya yang maju, Sultan Baabullah mendapat gelar Yang Dipertuan di 72 pulau. Untuk menjaga keamanan wilayahnya, Ternate memiliki 100 kapal kora-kora. Bersamaan dengan itu, agama islam juga tersebar sangat luas. Kerajaan Ternate telah berhasil membangun armada laut yang cukup kuat sehingga mampu melindungi wilayahnya yang cukup luas tersebut.

Ternate pada masa jayanya adalah kerajaan yang cukup diperhitungkan dalam percaturan politik dan ekonomi. Pengaruhnya bahkan sampai saat ini masih tetap ada. Salah satunya adalah dalam hal bahasa. Sebagai pusat ekonomi dan perdagangan, Ternate mempunyai hubungan komunikasi jauh ke luar. Bahasa-bahasa yang berkembang di Ternate memperlihatkan suatu kegiatan interaktif yang kompleks antara bahasa Ternate, bahasa-bahasa etnis Non-Austronesia maupun Austronesia. Bahasa Ternate mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari.

c. Raja Terakhir

Sultan Mudaffar Sjah lahir pada tahun 1935. Setelah Sultan Iskandar Muhammad Jabir Sjah mangkat pada 1975, dewan kesultanan Bobato 18

Page 6 of 23

Page 7: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

bersidang dan memutuskan menunjuk serta mengangkat Mudaffar Sjah sebagai Sultan Ternate ke-48.

Mudaffar pernah menolak menjadi sultan Ternate karena khawatir tak mampu mengemban tanggung jawab itu. Mulai 1950, kondisi Kesultanan Ternate relatif tak normal. Pemerintah pusat saat itu memaksa sultan pindah ke Jakarta. Kegiatan Kesultanan Ternate pun vakum. Dua kali rakyat Ternate meminta Sultan kembali, tetapi hal itu tak bisa dilakukan karena besarnya tekanan politik. Upaya mengembalikan eksistensi Kesultanan Ternate dia perjuangkan lewat jalur politik, saat menjadi anggota DPRD Maluku sampai ketika ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golkar.

Mudaffar Sjah menata kembali struktur adat Kesultanan Ternate, mengisi kekosongan jabatan, dan menjalankan sejumlah hukum adat sebagai perekat masyarakat. Maka, Kesultanan Ternate mampu menggelar Legu Gam Moloku Kie Raha atau Pesta Rakyat Maluku Utara, mulai tahun 2002 setelah sempat vakum sejak 1950. Legu gam yang berlangsung selama 17 hari merangkum ekspresi seni budaya 29 suku di Maluku Utara. Sultan Mudaffar Sjah meninggal pada 19 Februari 2015.

E. Penyebab Keruntuhan

Sultan Muhammad Nurul Islam atau yang lebih dikenal dengan nama Sultan Sibori (1675 – 1691) merasa gerah dengan tindak–tanduk bangsa asing yang semena-mena. Ia kemudian menjalin persekutuan dengan Datuk Abdulrahman penguasa Mindanao, namun upayanya untuk menggalang kekuatan kurang maksimal karena daerah–daerah strategis yang bisa diandalkan untuk basis perlawanan terlanjur jatuh ke tangan Belanda oleh berbagai perjanjian yang dibuat para pendahulunya. Ia kalah dan terpaksa menyingkir ke Jailolo. Tanggal 7 Juli 1683 Sultan Sibori terpaksa menandatangani perjanjian yang intinya menjadikan Ternate sebagai kerajaan dependen Belanda. Perjanjian ini mengakhiri masa Ternate sebagai negara berdaulat.

Page 7 of 23

Page 8: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

* * *

KESULTANAN BACAN

A. Letak

Kesultanan Bacan adalah suatu kerajaan yang berpusat di Pulau Bacan, Kepulauan Maluku. Meski berada di Maluku, wilayahnya cukup luas hingga ke wilayah Papua Barat. Banyak kepala suku di wilayah Waigeo, Misool yang terletak di Raja Ampat dan beberapa daerah lain yang berada di bawah administrasi pemerintahan kerajaan Bacan.

B. Sumber SejarahBerbeda dengan Ternate dan Tidore yang banyak menghiasi rekaman-rekaman

kesejarahan, Bacan tidak banyak memiliki catatan historis. F.Valentijn, penulis Oud en Nieuw Oost Indien (vol.1b), tidak pernah menulis secara rinci mengenai Bacan, dibandingkan ketika menulis tentang Ternate atau Tidore. Bahkan, ilustrasi Valentijn tentang Makian dan Jailolo jauh lebih rinci dari pada Bacan dalam buku tersebut. Selain tulisan-tulisan Coolhaas, tulisan P. Van der Crab, De Moluksche Eilanden (Batavia, 1862), turut menyumbangkan bahan untuk bagian ini. Kedudukan awal Kerajaan Bacan bermula di Makian Timur, kemudian dipindahkan ke Kasiruta lantaran ancaman gunung berapi Kie Besi. Kebanyakan rakyat Bacan adalah orang Makian yang ikut dalam evakuasi bersama rajanya. Menurut perkiraan, Kerajaan Bacan didirikan pada 1322. Tidak jelas bagaimana proses pembentukannya, tetapi bisa ditaksir sama dengan kerajaan-kerajaan lainnya di Maluku, yakni bermula dari pemukiman yang kemudian membesar dan tumbuh menjadi kerajaan.

C. Peninggalan

a. Istana Sultan Bacan

Page 8 of 23

Page 9: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

b. Keraton / Kedaton

Bangunan tersebut merupakan kedaton atau kraton dari Kesultanan yang menjadi bangunan terakhir yang ditinggali oleh Sultan Bacan. Bangunan kraton yang sekarang ini sekilas menyerupai rumah tinggal biasa. Akan tetapi, bila diperhatikan lebih seksama

lagi, gaya arsitekturnya masih menunjukkan ciri-ciri arsitektur gaya kolonial kuno pada bagian atap dan jendela-jendela yang ada.

D. Masa Pemerintahan

a. Pendiri

Raja pertama Bacan, menurut hikayat Bacan, adalah Said Muhammad Bakir, atau Said Husin, yang berkuasa di gunung Makian dengan gelar Maharaja Yang Bertakhta Kerajaan Moloku Astana Bacan, Negeri Komala Besi Limau Dolik. Raja pertama ini berkuasa selama 10 tahun, dan meninggal di Makian.

b. Masa Kejayaan

Di masa pemerintahan Tarafannur, Bacan memperoleh lima daerah baru yang masuk ke dalam wilayah kekuasaannya, masing-masing Gane, Saketa, Obi, Foya dan Mafa (Halmahera Barat). Pada masa ini pula, Sangaji Gane membawa puterinya bernama Talimal ke Bacan untuk menjadi Ngofamanyira. Talimal adalah perempuan pertama Maluku yang menjadi Ngofamanyira. Tarafannur kemudian digantikan oleh Muhammad Sahaddin. Kelembagaan Adat dan Sosial Bacan Ketika Portugis tiba di Maluku (1512), Bacan merupakan salah satu dari empat kerajaan besar yang ada di Maluku. Dalam jajaran kesultanan Maluku, Bacan merupakan satu-satunya kesultanan yang berpenduduk heterogen. Sejak evakuasi kerajaan ini dari Makian, penduduk Bacan terdiri dari berbagai suku, terutama suku Makian, Galela dan Tobelo.

c. Raja Terakhir

Sultan Al-Abd-Al-Rahim Gary ibn Gahral (Gary Ridwan Syah) merupakan raja terakhir yang dilantik. Walaupun bergelar sultan, Sulltan Al-Abd-Al-Rahim Gary ibn Gahral ini hanya sebagai symbol budaya dan tidak melaksanakan pemerintahan sendiri di kerajaannya.

Page 9 of 23

Page 10: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

E. Keruntuhan

Dalam pertempuran dengan pasukan Kapita Laut Babullah, Don Henrique tewas dan Bacan menyerah pada 1580. Putera Don Joao, Kaicil Raxa Raudin (Alauddin II) kemudian dinobatkan menjadi Sultan Bacan. Kaicil Alauddin II semasa kecilnya telah dibaptis dan dididik secara Katolik. Akan tetapi, ketika berada di Ternate dan mendengar berita bahwa ayahnya Don Joao tewas diracun, ia segera kembali ke keyakinan Islam. Pada 1580, Alauddin II dilantik menjadi Sultan Bacan dalam usia masih muda – yakni 18 tahun. Anehnya, ketika Frater Mascarenhas tiba di Bacan pada 1581, Alauddin II masih sempat membisikkan kepada Frater bahwa rakyat Bacan ingin kembal lagi ke agama Kristen dengan syarat Portugis mengirim sebuah armada yang kuat untuk melindungi pulau Kasiruta dari serbuan Ternate. Tetapi, karena Portugis sendiri telah lemah dan sedang menanti keruntuhannya, tuntutan Alauddin II tidak dipenuhi. Sementara itu, Sangaji Labuha (pulau Bacan) yang dibaptis dengan nama Rui Pereira bersama rakyatnya pada 1557, kembali lagi ke agama Islam bersama raja mereka Alauddin II. Tetapi, pada 1580, sangaji Labuha dan rakyatnya kembali murtad dan beralih lagi ke agama Kristen.19 Rui Pereira adalah menantu Alauddin I (Don Joao). Setelah kembali ke Kristen dan karena takut penyerbuan pasukan Ternate, Sangaji Rui Pereira mengerahkan rakyatnya membangun sebuah benteng. Bersama seluruh rakyatnya yang berjumlah 200 orang, Rui Pereira berdiam di dalam benteng yang merupakan pemukiman sekaligus sarana pertahanan. Rui Pereira meninggal dunia pada 1606.

* * *

Page 10 of 23

Page 11: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

KESULTANAN

A. Letak

Awal berdirinya hingga raja yang ke-4, pusat kerajaan Tidore belum bisa dipastikan. Barulah pada era Jou Kolano Balibunga, informasi mengenai pusat kerajaan Tidore sedikit terkuak, itupun masih dalam perdebatan. Tempat tersebut adalah Balibunga, namun para pemerhati sejarah berbeda pendapat dalam menentukan di mana sebenarnya Balibunga ini. Ada yang mengatakannya di Utara Tidore, dan adapula yang mengatakannya di daerah pedalaman Tidore selatan. kerajaan ini dulunya menguasai sebagian besar Pulau Halmahera selatan, Pulau Buru, Pulau Seram, dan banyak pulau-pulau di pesisir Papua barat.

B. Sumber Sejarah

a. Berita dari Tome ‘Pires dan Antonio Galvao (Keduanya merupakan orang Portugis) dalam buku Suma Oriental

Menceritakan tentang lalu lintas perdagangan dari Timur tengah ke Maluku,karena diperkirakan pada tahun 846 M,ada utusan kerajaan abasiyah di Baghdad tiba di Tidore.dan sedang terjadi pertikaian antar para kepala suku(momole) dalam memperebutkan wilayah.

b. Catatan Kesultanan Tidore

Berisi : kerajaan ini berdiri sejak Jou Kohlano Sahjati naik tahta pada 12 Rabiul awal 502H (1108M). namun, lokasi pusat kerajaan tersebut belum diketahui. Asal usul Sahjati bisa dirunut dari kisah kedatangan Djafar Noh dari negeri Maghribi di Tidore. Kemudian Noh menikahi gadis yang bernama Siti Nursafa dan dikaruniai 4 orang putra dan 4 orang putri. Dari ke 4 orang putra tersebut antaranya Sahjati pendiri kerajaan Tidore

C. Peninggalan

a. Benteng Tidore

Benteng Tore adalah sisa peninggalan Portugis dan Belanda.

b. Keraton Tidore

Keraton ini dibangun oleh Sultan Muhammad Taher pada Tahun 1812 masa pemerintahan Sultan Syahjuan

Page 11 of 23

Page 12: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

c. Al-Qur’an tulis tangan

d. Mahkota dan keris Kesultanan Tidore

D. Masa Pemerintahan

a. Pendiri

Pendiri Kesultanan Tidore adalah Kolano Syahjati (Muhammad Naqil) (...-1081M), Anak dari Djafar Noh dari negeri Maghribi di tidore yang menikah dengan Siti Nursafa yang mempunyai 4 orang putra dan 4 orang putri,yang Naik tahta pada tahun 1081

b. Puncak Kejayaan

Muhamad Amiruddin alias Nuku adalah putra Sultan Jamaluddin (1757–1779) dari kerajaan Tidore. Nuku juga dijuluki sebagai Jou Barakati artinya Panglima Perang. Pada zaman pemerintahan Nuku (1797 – 1805), Kesultanan Tidore mempunyai wilayah kerajaan yang luas yang meliputi Pulau Tidore, Halmahera Tengah, pantai Barat dan bagian Utara Irian Barat serta Seram Timur. Sejarah mencatat bahwa hampir 25 tahun, Nuku bergumul dengan peperangan untuk mempertahankan tanah airnya dan membela kebenaran.

Page 12 of 23

Page 13: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

Dari satu daerah, Nuku berpindah ke daerah lain, dari perairan yang satu menerobos ke perairan yang lain, berdiplomasi dengan Belanda maupun dengan Inggris, mengatur strategi dan taktik serta terjun ke medan perang. Semuanya dilakukan hanya dengan tekad dan tujuan yaitu membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajah dan hidup damai dalam alam yang bebas merdeka. Cita-citanya membebaskan seluruh kepulauan Maluku terutama Maluku Utara (Maloko Kie Raha) dari penjajah bangsa asing.

c. Raja Terakhir

Sultan Husain Syah (2012-sekarang) Dinobatkan sebagai sultan pada tahun 2014 dalam upacara adat Sodorine Kolano Toma Bobato Syareat dilaksanakan di Kadato Kie.

E. Keruntuhan

Kemunduran Kesultanan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan Kesultanan Ternate yang dilakukan oleh bangsa asing (Spanyol dan Portugis) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar bahwa mereka telah diadu Domba oleh Portugal dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugal dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.

Setelah terjadi Kevakuman sejak 1967 Sultan jafar Syah menjadi sultan pertama kesultanan tidore,ia diangkaat menjadi sultan sejak 1999,ia aktif mendorong berdirinya kembali Kedaton Tidore di Soasiu Setelah runtuh pada tahun 1912,wafat karena penyakit liver di jakarta 13 april 2012 dan digantikan oleh Sultan Husein Syah.

* * *

Page 13 of 23

Page 14: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

KESULTANAN BIMA

A. Letak

Kabupaten Bima merupakan salah satu Daerah Otonom di Provinsi Nusa Tenggara Barat, terletak di ujung timur dari Pulau Sumbawa bersebelahan dengan Kota Bima (pecahan dari Kota Bima). Secara geografis Kabupaten Bima berada pada posisi 117°40”-119°10” Bujur Timur dan 70°30” Lintang Selatan.

B. Sumber Sejarah

a. Prasasti yang ditemukan di sebelah barat Teluk Bima, satu berbahasa Sansekerta dan satunya lagi berbahasa Jawa kuno. Ini menunjukkan bahwa kedua Bahasa tersebut ternyata juga pernah berkembang di Bima.

b. Bo Sangaji Kai, sebuah naskah kuno milik Kerajaan Bima yang ditulis dalam Bahasa Arab Melayu menceritakan bahwa sejarah Bima dimulai pada anad ke-14. Ketika itu, pulau Sumbawa diperintah oleh kepala suku yang disebut Ncuhi. Pulau Sumbawa tersebut dibagi atas lima wilayah kekuasaan Ncuhi: selatan, barat, utara, timur, dan tengah

C. Peninggalan

a. Mahkota Kerajaan Bima (Songko Raja)

Dibuat pada tahun Tahun 1799 oleh Pandai Emas dari Bima yang bernama Bumi Ndede La Nggadi. Mahkota ini terbuat dari Emas Murni dengan tatanan intan dan Berlian, Mahkota ini dipakai oleh Sultan pada saat upacara-upacara kebesaran istana.

b. Keris SAMPARAJA (Sampari Raja)

Dibuat pada tahun 1799 oleh Pandai Emas dari Bima yang bernama Bumi Ndede La Nggadi . Keris ini merupakan Keris Jabatan Raja dan Sultan yang menjabat. Keris ini dibuat dari Emas murni yang dihiasi dengan batu.

c. Keris TATARAPA (Keris Putra Mahkota)

Dibuat pada tahun 1799 oleh Pandai Emas dari Bima yangbernama Bumi Ndede La Nggadi . Keris ini terbuat dari Emas murni yang hanya dipakai oleh Putra Mahkota sebagai calon pengganti Sultan. Pembuatan keris ini dilakukan dengan cara tradisional begitupun dengan ukiran dan sentuhan warna yang berbeda.

d. Golok La Nggunti Rante

Dibuat pada tahun 1799 oleh Pandai Emas dari Bima yang bernama Bumi Ndede La Nggadi . Senjata ini terbuat dari Besi anti karat dihiasi dengan Emas dan Perak serta berhulu Tanduk. Senjata ini merupakan senjata yang memiliki kesaktian tingkat tinggi.

e. Buja Sere (Tombak Perwira)

Page 14 of 23

Page 15: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

Dibuat pada tahun 1799 oleh Pandai Mas dari Bima yang bernama Bumi Ndede La Nggadi . Koleksi ini terbuat dari kayu dan dilapisi dengan Emas murni, seperti pada sisik tombak. Alat ini digunakan oleh Perwira Tinggi pada saat upacara adat (sere). Tombak ini terdiri dari Tombak bercabang dua dan Tombak bercabang tiga (trisula)

D. Masa Pemerintahan

a. Pendiri

Menurut askah kuno Bo Sangaji Kai, sejarah Bima dimulai pada abad ke-14, ketika itu Pulau Sumbawa diperintah oleh kepala suku (Ncuhi). Ketika struktur Ncuhi mengalami perubahan, anak Sang Bima (Indra Zamrud) diangkat menjadi raja pertama Bima. Selanjutnya, Indra Zamrud menggunakan nama ayahnya, yaitu Bima menjadi nama kawasan di Pulau Sumbawa tersebut

b. Masa Kejayaan

Kejayaan Kerajaan Bima di masa lalu (seperti kerajaan-kerajaan lain di Nusantara) ditopang oleh kemampuan memproduksi sumber daya berbasis pertanian dan hasil hutan—serta penguasaan laut sebagai jalur perdagangan.

Kerajaan Bima adalah penguasa wilayah timur Nusantara abad ke-17 hingga abad ke-19. Kekuatan Bima bertambah setelah bersekutu dengan Kesultanan Gowa di Sulawesi lewat pernikahan. Kekuasaan Bima meliputi bagian timur Pulau Sumbawa dan area barat Flores.

Kemajuan budaya dan ekonomi berbasis maritim saat itu dapat dilihat dari adanya undang-undang Bandar Bima, dalam Bo Kerajaan Bima, yang manuskripnya tersimpan di Museum Samparaja Bima. "Undang-undang itu mengatur soal pertanian, pemerintahan, hingga pelayaran," kata Maryam.

c. Raja Terakhir

Sultan terakhir kesultanan Bima adalah Ferry Zulkarnain yang lahir pada tahun 1964 dan wafat tahun 2013. Ferry Zulkarnain dinobatkan sebagai Sultan bima ke-16 pada 4 Juli 2013 dan berakhir saat beliau wafat pada 23 Desember 2013.

E. Keruntuhan

Kesultanan Bima berakhir ketika Indonesia berhasil meraih Kemerdekaan pada tahun 1945. Saat itu, Sultan Muhammad Salahuddin, raja terakhir Bima, lebih memilih untuk bergabung dengan Negara Kesatuan Indonesia. Siti Maryam, salah seorang Putri Sultan, menyerahkan Bangunan Kerajaan kepada pemerintahan dan kini di jadikan Museum. Di antara peninggalan yang masih bisa di lihat adalah Mahkota, Pedang dan Funitur.

Page 15 of 23

Page 16: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

* * *

Page 16 of 23

Page 17: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

KESULTANAN SELAPARANG

A. Letak

Kerajaan Selaparang adalah salah satu kerajaan yang pernah ada di Pulau Lombok. Pusat kerajaan ini pada masa lampau berada di Selaparang (sering pula diucapkan dengan Seleparang), yang saat ini kurang lebih lebih berada di desa Selaparang, kecamatan Swela, Lombok Timur.

B. Sumber Sejarah

a. Kisah yang terdapat pada daun lontar

Menyebutkan bahwa berdirinya kerajaan Selaparang tidak akan pernah bisa dilepaskan dari sejarah masuknya atau proses penyebaran Islam di Pulau Lombok, NTB.

C. Peninggalan

a. Masjid Pujut

Bangunan kuno ini terletak di puncak sebuah bukit. Oleh masyarakat setempat bukit itu di sebut Gunung Pujut terletak di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, lebih kurang 6 km dari Mataram ibukota NTB ke arah selatan, Puncak bukit itu merupakan suatu dataran yang tidak seberapa luas. Masjid gunung pujut berukuran 8,6 m x 8,6, (Sasak : Putaran) terbuat dari tanah, dindingnya terbuat dari bambu (bedek), atapanya terbuat dari alang-alang. Tiang penyangga utama (saka guru) ada empat buah, didukung tiang keliling sebanyak 28 buah, yang sekaligus berfungsi sebagai tempat menempelnya dinding (“bedeq bambu”). Mendirikan bangunan yang bernilai sakral di atas bukit merupakan tradisi zaman prasejarah (tradisi megalit), yang kemudian pada zaman Hindu dan Islam. Di Gunung Pujut , masih satu komplek dengan bangunan masjid tersebut terdapat pemujaan yang di sebut Pedewa. Bangunan- bangunan masjid Pedewa digunakan oleh satu kelompok masyarakat yang sama, yaitu penganut ajaran Waktu Telu.

b. Masjid Bayan Beleq

Bangunan masjid kuno Bayan Beleq terletak di desa Bayan kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Barat. Dinamakan demikian sesuatu dengan lokasi keberadaannya, yaitu dusun Bayan Beleq. Bentuk denah bangunan masjid bujur sangkar, panjang sisinya 8,90m. Tiang utamanya ada empat buah, terbuat dari kayu nangka, berbentuk bulat dengan garis tengah 23 cm ,tinggi 4,60 m. Tiang keliling berjumlah 28 buah, termasuk dua buah tiang mihrab. Tinggi tiang keliling rata-

Page 17 of 23

Page 18: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

rata 1,25 m, dan tiang mihrab 80 cm. Tiang-tiang ini berfungsi sebagai tempat menempelkan dinding. Atap berbentuk tumpang, terbuat dari bamboo. Pada bagian puncaknya terdapat hiasan mahkota.

c. Taman Narmada

Taman ini terletak di desa Lembuak, kecamatan Narmada kabupaten daerah tingkat II Lombok barat. Berjarak lebih kurang 12 km dari pusat kota Mataram . Ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat , terletak pada ketinggian lebih kurang 127

meter diatas permukaan laut. Komplek taman ini berada ditepi jalan raya yang menghubungkan kota Mataram dengan kota-kota yang lain di pulau Lombok bagian timur. Dari mataram kurang lebih 11 km. Keberadaan

taman narmada sering di kaitkan dengan Anak Agung Gede Nurah Karangasam dari dinasti kerajaan Karangasem sewaktu berkuasa di Lombok. Fungsi utama taman ini ialah sebagai tempat peristirahatan dan pemujaan, karna di dalamnya terdapat bangunan pura.

d. Pure Meru Cakranegara

Terletak di wilayah Cakranegara Timur, kecamatan Cakranegara, kotamadya Mataram. Letaknya bersebrangan jalan dengan komplek taman mayura, karena antara keduanya merupakan satu kesatuan di dalam konsepsi tata letak pusat pemerintahan kerajaan kerajaan Cakranegara pada waktu itu. Pura Meru terletak di sebelah jalan sedangkan taman mayura di sebalah utara jalan. Antara keduanya mempunyai keterkaitan fungsi serta hubungan historis. Dari mataram hanya 2 km. Pure Meru berfungsi sebagai tempat persembahyangan bagi pemeluk agama hindu dharma. Di samping sebagai sarana kegiatan ritual keagamaan bila kita kaji latar belakang dibangunnya pura ini, secara politis berfungsi sebagai sarana pemersatu bagi orang-orang Bali yang ada di Lombok, terutama dalam hal menjalankan agama yang di anutnya. Karena pada waktu itu di Lombok terdapat beberapa buah kerajaan kecil dari orang-orang Bali.

D. Masa Pemerintahan

a. Pendiri

Ghaus 'Abdurrazzāq mendarat di Lombok Utara yang disebut dengan Bayan. Diapun menetap dan berda'wah di sana. Dia kemudian menikah dan lahirlahi tiga orang anak, ya'ni Sayyid Umar, yang kemudian menjadi datu Kerajaan

Page 18 of 23

Page 19: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

Pujut, Sayyid Amir, yang kemudian menjadi datu Kerajaan Pejanggik, dan Syarifah Qomariah atau yang lebih terkenal dengan sebutan Dewi Anjani.

Kemudian Ghaus 'Abdurrazzāq menikah lagi dengan seorang putri dari Kerajaan Sasak yang melahirkan dua orang anak, ya'ni seorang putra bernama Sayyid Zulqarnain (dikenal juga dengan sebutan Syaikh 'Abdurrahman) atau disebut pula dengan Ghaos 'Abdurrahman, dan seorang putri bernama Syarifah Lathifah yang dijuluki dengan Denda Rabi'ah. Sayyid Zulqarnain inilah yang kemudian mendirikan Kerajaan Selaparang sekaligus pula sebagai Datu (raja) pertama dengan gelar Datu Selaparang atau Sulthan Rinjani.

b. Masa Kejayaan

Setelah pusat pemerintahan dipindahkan ke agak pedalaman, tepatnya di Desa Selaparanag saat ini, Kerajaan Selaparang mengalami kemajuan pesat. Sebuah sumber mengungkapkan, Kerajaan Selaparang dapat mengembangkan kekuasaannya hingga ke Sumbawa Barat. Disebutkan pula bahwa seorang raja muda bernama Sri Dadelanatha, dilantik dengan gelar Dewa Meraja di Sumbawa Barat karena saat itu (1630 Masehi) daerah ini juga masih termasuk ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Selaparang. Kemudian dilanjutkan oleh generasi berikutnya, yaitu sekitar tanggal 30 November 1648 Masehi, putera mahkota Selaparang bernama Pangeran Pemayaman dengan gelar Pemban Aji Komala, dilantik di Sumbawa menjadi Sulthan Selaparang yang memerintah seluruh wilayah Pulau Lombok dan Sumbawa.

c. Raja Terakhir

Sultan terakhir yang tercatat adalah Pangeran Pamayaman (Putra mahkota Selaparang) yang dilantik menjadi sultan Selaparang yang memerintah seluruh wilayah Pulau Lombok dan Sumbawa.

E. Keruntuhan

Dalam upaya menghadapi masalah yang baru tumbuh dari bagian barat , yakni Kerajaan Gelgel, dan Kerajaan Mataram Karang Asem, maka secara tiba-tiba saja, salah seorang tokoh penting di lingkungan pusat kerajaan bernama Arya Banjar Getas ditengarai berselisih paham dengan rajanya, raja Kerajaan Selaparang, soal posisi pasti perbatasan antara wilayah Kerajaan Selaparang dan Pejanggik. Arya Banjar Getas beserta para pengikutnya kemudian memutuskan untuk meninggalkan Selaparang dan bergabung dengan sebuah ekspedisi militer Kerajaan Mataram Karang Asem (Bali) yang pada saat itu sudah berhasil mendarat di Lombok Barat. Kemudian dengan segala taktiknya, Arya Banjar Getas menyusun rencana dengan pihak Kerajaan Mataram Karang Asem untuk bersama-sama menggempur Kerajaan Selaparang. Pada akhirnya, ekspedisi militer tersebut telah berhasil menaklukkan Kerajaan Selaparang. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1672 Masehi. Sejak saat itu, Kerajaan Karang Asem menjadi penguasa tunggal di Lombok.

Page 19 of 23

Page 20: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

* * *

Page 20 of 23

Page 21: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

KESULTANAN JAILOLO

A. Letak

Jailolo pada masa kejayaannya menguasai hampir keseluruhan pulau Halmahera dan Pulau Seram di Maluku Tengah .

B. Sumber Sejaraha. Kitab Nagarakartagama (Ditulis oleh Mpu Prapanca)

Mengatakan bahwa kemungkinan Kolano pertama Jailolo adalah seorang perempuan yang berkuasa secara tiran dan memerintah dengan tangan besi. Wilayah kekuasaaan keraajaan Jailolo pada masa awal berdiri sebagai sebuah kerajaan yang juga tercatat dalam kitab Nagarakartagama wilayahnya belum mencakup Halmahera secara keseluruhan khususnya bagian utara sebelah barat.

b. Cerita RakyatMenurut cerita rakyat di daerah ini, perkawinan antara Ratu Jailolo dengan Raja Loloda merupakan perkawinan politik untuk memberikan akses kepada Jailolo menguasai seluruh Halmahera. Politik Jailolo berhasil, sebab sebelum tahun 1250 teritorial Kerajaan Jailolo telah meliputi hampir seluruh Halmahera termasuk Loloda Karena memerintah dengan tangan besi, terjadi perlawanan dan pembangkangan terhadap Kolano Jailolo, yang diikuti dengan eksodus para pembangkang politik ke pulau-pulau kecil disekitar Halmahera: Ternate, Tidore, Moti, dan Makian. Di pulau-pulau inilah para pemberontak Jailolo mendirikan kerajaan-kerajaan salah satu di antaranya yang terbesar dan terkuat adalah Ternate

c. Old Manuscript Silsilah keturunan raja-raja JailoloDaftar silsilah raja-raja Jailolo tersebut terdiri dari tiga bagian. Lembaran besar adalah uraian daftar sisilah yang skemanya diuraikan seperti “pohon terbalik” yang seluruh tulisan nama-namanya beraksara Arab, satu lembar lagi adalah salinan ulang yang juga dalam aksara Arab namun lebih diperinci dan diperjelas dengan melingkari tiap-tiap nama yang tertera karena lembaran aslinya sudah hampir lapuk, sedangkan satu lagi lembar kecil bertuliskan huruf arab dan yang berlafadz-kan bahasa Tidore adalah Surat Keterangan yang manjelaskan tentang daftar sisilah tersebut.

C. Peninggalan

a. Mesjid Tujuh Pangkat

Menurut Hikayat Tanah Hitu penamaan masjid tujuh pangkat diberikan oleh Empat Perdana Hitu berdasarkan tujuh negeri yang menjadi wilayah Hitu pada masa itu. Penyebutan mesjid Tujuh Pangkat ini juga secara arkeologis dibuktikan dengan tujuh susunan batu yang sisa-sisanya masih ada

b. Masjid Tua Keitetu

dibangun pada tahun 1414 M dan terletak di Desa Kaitetu yang merupakan kekuasaan Hitu

D. Masa Pemerintahan

a. PenidiriPage 21 of 23

Page 22: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

Awalnya ada seorang raja perempuannya yang kawin dengan Raja Loloda, sebuah kerajaan di bagian utara pulau Halmahera – mungkin merupakan kerajaan yang lebih tua dari Jailolo. Menurut cerita rakyat di daerah ini, perkawinan antara Ratu Jailolo dengan Raja Loloda merupakan perkawinan politik untuk memberikan akses kepada Jailolo menguasai seluruh Halmahera. Politik Jailolo berhasil, sebab sebelum tahun 1250, teritorial Kerajaan Jailolo telah meliputi hampir seluruh Halmahera, termasuk Loloda.

b. Masa KejayaanJailolo pada masa kejayaannya menguasai hampir keseluruhan Pulau Halmahera

c. Raja TerakhirPada 1611, Spanyol menyerbu dan menduduki Jailolo. Ketika itu, Ternate

tengah menggalang persekutuan dengan Belanda. Raja Jailolo (Kaicil Alam) pun diboyong ke Ternate dan sejak saat itu tidak pernah lagi bertakhta di kerajaannya. Setelah Spanyol meninggalkan Jailolo pada 1620, Ternate menjadikan Jailolo sebagai kerajaan vazal-nya. Raja Jailolo terakhir, Kaicil Alam, tetap ditempatkan di Ternate, bukan di ibukota kerajaannya. Ia dipandang sebagai anggota keluarga Kesultanan Ternate dan dinikahkan dengan Puteri Boki Gamalama, adik Sultan Sibori Amsterdam, meskipun perkawinan ini berakhir dengan perceraian. Pada 1684 Kolano Jailolo terakhir, Kaicil Alam, wafat. Sejak saat itu Jailolo hanya menjadi sebuah distrik di bawah otoritas Ternate. Kepala distrik Jailolo dipegang oleh seorang sangaji. Pada 1858, kepala distrik Jailolo bergelar Fanyira.

E. Keruntuhan

Setelah ada isyarat dari dalam benteng tentang penyerahan, Portugis memerintahkan pintu benteng dibuka untuk memperlihatkan volume persenjataan dan posisi pertahanan benteng selama beberapa hari. Menurut sumber-sumber Portugis, Katarabumi menolak menyaksikan penyerahan Jailolo. Dengan mengenakan jubah pemberian Gubernur d’Ataide, Sultan Jailolo itu menghilang pada suatu malam yang gelap dan masuk hutan. Ia menjalani hidup sebagai seorang pertapa.Tetapi, menurut suatu sumber gereja, pada saat-saat terakhir, Katarabumi ingin mengonversi agamanya menjadi Kristen Katolik. Ketika akan dibaptis dan para pastor telah siap di depannya, mereka meminta agar sebelum dibaptis Katarabumi harus menceraikan istri-istrinya dan menyisakan satu orang saja. Katarabumi menolak permintaan ini, sehingga pembaptisan gagal dilakukan. Beberapa hari kemudian, masih dalam tahun 1551, Katarabumi wafat karena minum racun. Sepeninggal Katarabumi, Jailolo kehilangan dinamika dan kekuatannya sebagai sebuah kerajaan. Ia hanya meninggalkan nama dan identitas sebagai bekas sebuah kerajaan tertua dan terbesar pada masa awal kelahiran kerajaan-kerajaan Maluku. Jailolo juga telah meninggalkan identitasnya sebagai salah satu dari empat pilar kerajaan Maluku – yakni: Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan – yang dikenal sebagai Moloku Kie Raha.

Page 22 of 23

Page 23: Makalah Kerajan Islam di Maluku dan Nusa Tenggara

* * *

Page 23 of 23