proses penanggulangan bencana melalui...

136
PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI PROGRAM CBDRR OLEH KUN HUMANITY SYSTEM DI PANDEGLANG BANTEN Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Ridwan Alfarisqi NIM: 11140541000032 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 22-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI

PROGRAM CBDRR OLEH KUN HUMANITY SYSTEM DI

PANDEGLANG BANTEN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Ridwan Alfarisqi

NIM: 11140541000032

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh
Page 3: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa;

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah

saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

Universitas Islam Negeri Jakarta Syarief Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya

orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 22 November 2019

Ridwan Alfarisqi

NIM 11140541000032

Page 4: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “PROSES PENANGGULANGAN BENCANA

MELALUI PROGRAM CBDRR OLEH KUN HUMANITY

SYSTEM DI PANDEGLANG BANTEN” telah diujikan dalam sidang

munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunkasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada........ skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi

Kesejahteraan Sosial.

Jakarta,09 Juni 2020

Sidang Munaqasyah

Ketua Penguji Sekretaris

Drs. Cecep Castrawijaya, M.A. Hj. Nunung Khoiriyah, MA

NIP.196708181998031002 NIP.197307252007012018

Penguji I Penguji II

Ismet Firdaus, M.Si. Dr. Muhtadi, M.Si.

NIP.197512272007101001 NIP.197506012014111001

Dosen Pembimbing

Dr. Tantan Hermansah, S.Ag., M.Si.

NIP.197606172005011006

Page 5: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

i

ABSTRAK

Ridwan Alfarisqi. Proses Penanggulangan Bencana Melalui

Program CBDRR oleh KUN Humanity System di Pandeglang

Banten.

Indonesia merupakan negara yang rawan akan terjadinya bencana

dengan bertemunya empat lempeng tektonik di sekitar kepulauan

Indonesia. Dalam proses penanggulangan bencana yang dilakukan

Pemerintah dan lembaga non pemerintah, KUN Humanity System

juga terlibat dalam proses penanggulangan bencana melalui

program Ruang Tumbuh Bersama: CBDRR mengenalkan dan

memberikan bagaimana melakukan proses penanggulangan

bencana kepada masyarakat pasca-bencana tsunami di

Sumur,Pandeglang-Banten.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses

penanggulangan bencana bersama dengan terlibatnya masyarakat

pasca-bencana. Metode yang digunakan peneliti dalam skripsi ini

adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.

Dimana wawancara dan studi dokumentasi menjadi teknik

pengumpulan data yang peneliti gunakan. Teknik pemilihan

informan yang peneliti gunakan adalah purposive sampling dimana

penulis menunjuk Kepala program CBDRR untuk dapat

memberikan informasi yang peneliti butuhkan, lalu Staff Desa dan

juga masyarakat yang terlibat aktif dalam kegiatan program

CBDRR.

Adapun hasil penelitian yang penulis dapatkan mengenai

proses penanggulangan bencana dengan keterlibatan langsung

masyarakat pasca-bencana yang dilakukan KUN Humanity

System, sesuai dengan yang dilakukan pemerintah melalui

berbagai tahap dari tanggap darurat hingga tahap rehabilitasi.

Dengan terlibatnya masyarakat secara langsung dalam program,

KUN Humanity System menggunakan salah satu jenis partisipasi

dari tujuh jenis partisipasi dari teori Mardikanto, menggunakan

jenis partisipasi fungsional dimana masyarakat menentukan apa

yang mereka butuhkan dalam proses penanggulangan bencana.

Kata Kunci : Proses Penanggulangan Bencana, Proses

Partisipasi Masyarakat.

Page 6: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji serta syukur

penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya. Sehingga pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya, sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana strata 1. Shalawat dan

salam tak lupa penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad

SAW, beserta keluarga, sahabat dan para umatnya.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan

sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Sosial Jurusan

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis

menyadari banyak pihak yang telah membantu dalam proses

penyelesaian skripsi ini. Oleh karena ini, dengan segala

kerendahan hati penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga selesainya

penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak

langsung kepada:

1. Suparto, M.Ed., Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. Siti Napsiyah

Ariefuzzaman, MSW sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik. Dr. Sihabuddin Noor, MA sebagai Wakil

Dekan Bidang Administrasi Umum. Drs. Cecep

Sastrawijaya, M.A sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

Page 7: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

iii

2. Ahmad Zaky, M.Si., sebagai Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Hj. Nunung Khairiyah, MA sebagai Sekretaris Program

Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Dr. Tantan Hermansah, S.Ag., M.Si. sebagai dosen

pembimbing yang telah membantu mengarahkan, membina

dan selalu bersedia meluangkan waktunya sehingga penulis

bisa menyelesaikan skripsi ini.

4. Budi Rahman Hakim, MSW sebagai dosen pembimbing

akademik.

5. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak

memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis.

6. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

dan seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan

sumbangan wawasan dan keilmuan dan membimbing saya

selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, terima kasih telah membantu saya dalam

memberikan referensi buku, jurnal maupun skripsi.

8. Kedua orang tua saya tercinta Sainan dan Maimunah yang

tak henti memanjatkan doa dan memberikan dukungan

apapun kepada penulis, sehingga penulis selalu termotivasi

Page 8: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

iv

dengan kasih sayang kalian yang amat besar. Juga untuk

seluruh kakakku Robiyatul Adawiyah, Hidayatullah, Irda

Afriyani dan Yuli Fitrianti yang selalu menghibur dikala

penulis sedang mengalami kesulitan serta selalu

memberikan motivasi kepada penulis.

9. Kepada seluruh pihak Yayasan KUN Humanity System+

yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan

penelitian disana.

10. Untuk Bapak Dien Fahri Iqbal M selaku Kepala Site KUN

Banten yang telah membantu peneliti dengan memberikan

informasi yang dibutuhkan.

11. Kepada Bu Permata Andika, dan Pak Erwin selaku Kepala

program ruang tumbuh bersama dan kepala program

CBDRR yang telah meluangkan waktunya untuk

membantu peneliti dengan memberikan informasi yang

dibutuhkan.

12. Kepada Mba Catheliya, Teh Putri, Wara, Vina dan Rama

selaku bagian administrasi dan Kepala Program WASH

yang telah meluangkan waktunya dengan memberikan

informasi tambahan yang dibutuhkan peneliti, terima kasih

juga bisa menjadi teman baru selama disana.

13. Kepada seluruh informan yang telah bersedia memberikan

informasi dan waktunya sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan dengan baik dan terima kasih juga untuk

pengalaman yang diberikan yang membuat penulis paham

secara mendalam mengenai penelitian ini

Page 9: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

v

14. Sahabat saya Fabio Nur Kautsar yang telah memberikan

semangat, memberikan pemikiran positif, motivasi, waktu,

dukungan moral kepada penulis selama penyelesaian

skripsi.

15. Teman-teman Saya dari “Minions Army” M Naufal

Suwaninda, Ahmad Ilham Filli, Yusman Fadillah, Fathira

Najati, Farhan Adriyan M, Fani Fadillah, Rezha Dwi

Pangestu yang memberikan semangat, motivasi selama

mengerjakan skripsi ini, terima kasih sudah menemani

selama kurang lebih empat tahun ini.

16. Teman-teman Kesejahteraan Sosial 2014 yang telah

mengisi hari-hari penulis semasa duduk dibangku kuliah,

terima kasih atas kisah klasik yang kelak akan selalu

dikenang hingga suatu hari nanti.

17. Teman-teman “JOKER” Wahyu Kurnia, Joko Prianto,

Fikri Nurjamil, Vina Wedisa, terimakasih untuk semangat

nya selama ini.

18. Teman-teman penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

per satu yang telah memberikan masukan, do’a, dan

semangat disetiap perbincangan. Semoga skripsi ini

bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi

setiap langkah kita. Aamiin yaa Rabb al-alamin.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat

kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh

sebab itu, kritik saran yang bertujuan untuk membangun dari

berbagai pihak akan peneliti terima dengan terbuka.

Page 10: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

vi

Demikianlah skripsi ini peneliti persembahkan, peneliti

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya

maupun bagi semua pembaca.

Ciputat, Desember 2019

Ridwan Alfarisqi

Page 11: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................... vii

BAB I .........................................................................................1

PENDAHULUAN ......................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................6

C. Tujuan Penelitian .............................................................7

D. Manfaat Penelitian ...........................................................8

E. Tinjauan Pustaka ..............................................................8

F. Metode Penelitian........................................................... 12

G. Sistematika Penulisan ..................................................... 19

BAB II ...................................................................................... 21

KAJIAN TEORI ....................................................................... 21

A. Penanggulangan Bencana ............................................... 21

B. Partisipasi Masyarakat .................................................... 35

A. PROFIL ......................................................................... 46

B. SEJARAH ...................................................................... 46

C. STRUKTUR ORGANISASI .......................................... 47

D. VISI, MISI, TUJUAN ORGANISASI ............................ 48

Page 12: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

viii

E. SUPPORTING ............................................................... 48

F. PENGALAMAN ............................................................ 49

G. PROGRAM .................................................................... 50

BAB IV .................................................................................... 53

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .................................... 53

A. Proses Penanggulangan Bencana .................................... 57

B. Tahapan-Tahapan Penanggulangan Bencana .................. 58

C. PASCA BENCANA TSUNAMI .................................... 61

D. Partisipasi Masyarakat .................................................... 66

A. Proses Peangggulangan Bencana .................................... 75

B. Tahapan-Tahapan Penanggulangan Bencana .................. 75

C. Pasca Bencana Tsunami ................................................. 78

D. Partisipasi Masyarakat .................................................... 80

BAB VI .................................................................................... 99

PENUTUP ................................................................................ 99

A. Kesimpulan .................................................................... 99

B. Implikasi ...................................................................... 102

C. SARAN ........................................................................ 103

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 105

Page 13: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Transkip Wawancara

Lampiran 4 Transkip Observasi

Lampiran 5 Foto Wawancara

Lampiran 6 Foto Dokumentasi Kegiatan

Page 14: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan

yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu

lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera

Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang

memanjang dari Pulau Sumatera - Jawa - Nusa Tenggara -

Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan

dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa.

Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana

seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir

dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia

merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat

kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat

kegempaan di Amerika Serikat(Arnold,1986).

Gempa bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng

tektonik dapat menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi

di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh

pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami

tsunami. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar

disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah

subduksi dan daerah seismik aktif lainnya (Puspito, 1994).

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB) wilayah pantai di Indonesia merupakan kawasan

Page 15: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

2

yang rawan bencana. (BNPB, 2019) Bencana ini antara lain

adalah sebaran bencana tsunami terutama pantai barat

Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan

pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara

Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi.” (nurjanah,

2014, p. 21).

Dalam Al Qur’an, Allah Swt., membicarakan tentang bencana

pada Surah Ar-Rum ayat 41, yang berbunyi:

ظهر ٱلفساد فى ٱلبر وٱلبحر بما كسبت أيدى ٱلناس ليذ يقهم بعض

ٱلذى لعلهمعملوا ير جعون

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan

karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah menimpakan

kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar

mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum : 41)

Banyak pengertian atau definisi tentang bencana yang

pada umumnya merefleksikan karakteristik tentang gangguan

terhadap pola hidup manusia. Ada beragam dampak bencana

bagi manusia, dampak terhadap struktur sosial, kerusakan

pada aspek sistem pemerintahan, bangunan dan lain-lain serta

kebutuhan yang di kibatkan oleh bencana.

Definisi bencana menurut International Stratergy for

Disaster Reduction (UN-ISDR-2002,24) adalah : “Suatu

kejadian, yang disebabkan oleh alam atau karena ulah

Page 16: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

3

manusia, terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, sehingga

menyebkan hilangnya nyawa manusia,harta benda dan

kerusakan lingkungan kejadian ini terjadi di luar kemampuan

masyarakat dengan segala sumberdayanya.” (nurjanah, 2014,

p. 37)

Sedangkan menurut definisi Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2007 Pasal 1 angka 1: “peristiwa atau rangkaian

peristiwa yang mengancam dan meganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang di sebabkan, baik faktor alam

dan/atau non-alam maupu faktor manusia sehingga

megakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.”

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang sebagaimana

didefinisikan oleh undang-undang tersebut dapat di jelaskan

bahwa peristiwa bisa bersifat tunggal (peristiwa/fenomena

alam) atau bisa berupa lebih dari satu peristiwa (rangkaian

peristiwa/fenomena alam) dalam waktu hampir

bersamaan.contoh peristiwa adalah gempa tektonik, apabila

gempa tektonik tersebut diikuti tsunami, hal itu disebut

rangkaian peristiwa.

Pada tingkat pusat pemerintah telah membentuk lembaga

yang mempunyai tugas dan fungsi penyelenggaran

penanggulangan bencana yaitu BNPB. BNPB adalah lembaga

non-kementerian yang memiliki tugas pokok penanggulangan

bencana pada tingkat nasional, sedangkat pada tingkat

provinsi dan kabupaten/kota dilaksanakan oleh BPBD.

Page 17: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

4

Perkembangan pembentukan lembaga kebencanaan di

Indonesia sebagai lembaga pemerintah yang

bertanggungjawab dalam memberikan perlindungan kepada

masyarakat dari ancaman resiko, dan dampak bencana

memiliki sejarah cukup panjang. Sejak berdirinya NKRI

hingga tahun 2007 tidak adanya payung hukum dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana, lembaga yang

secara permanent/definitif belum pernah terbentuk, melainkan

secara ad-hoc. Titik berat penanggulanganpun hanya sampai

fase tanggap darurat. Sebagai akibatnya, penanggulangan

tidak efektif. Pada fase pra-bencana kurang mendapat

perhatian, dan bencana selalu terjadi tanpa ada persiapan dari

masyarakat. Sedangkan pada fase pasca bencana, pemulihan

berjalan lamban, bantuan hanya sebatas untuk tanggap darurat

sehingga pada masa transisi (dari darurat ke pemulihan) terjadi

kevakuman. (nurjanah, 2014, p. 4)

Dengan adanya UU RI No. 24 tahun 2007 tentang

penanggulangan bencana, mulailah banyak NGO (Non

Goverment Organisation) arti dari non-pemerintah adalah

lembaga yang tidak mendapat sumber dana pada pemerintah.

Perkembangan NGO di Indonesia mengambil peran se,cara

langsung dalam memecahkan pemasalahan di masyarakat, dan

NGO memberdayakan kemampuan yang masyarakat miliki.

Berkembangnya NGO di Indonesia mengalami

peningkatan yang signifikan, salah satu NGO yang

berkembang di Indonesia adalah KUN Humanity System.

Page 18: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

5

Awal KUN Humanity System terbentuk berdasarkan

kebutuhan medic di lokasi bencana alam, emergency respons

yang dilakukan KUN dalam waktu dekat ini berlokasi di

lombok, palu, dan pandeglang. KUN mulai berkembang dan

menjalankan program di luar dari fokus utama mereka di

bidang medic.

Terlepas dari penanggulangan bencana yang kurang

mendapat perhatian pada fase pasca-bencana, KUN Humanity

System menjalankan program “RUANG TUMBUH

BERSAMA: CBDRR” yang ditujukan memberdayakan

masyarakat dan lokal untuk menangani bencana sendiri

sebagai cara hidup sejak status Krakatau dan risiko tinggi dan

bahaya. Kegiatan yang Diusulkan Kesehatan Mental dan

Dukungan Psikososial. Karena sebagai suatu sistem kerja

sama KUN humanity system bekerja sama dengan instansi

masyarakat yang ada di sana, membentuk sebuah gerakan

untuk menjalankan program ruang tumbuh bersama tersebut.

Dengan kondisi masyarakat pasca-bencana di pandeglang

banten, selain dimana masyarakat membutuhankan

pengobatan akan psikologisnya masyarakat juga

membutuhkan keterampilan dalam apa yang akan dilakukan

saat bencana alam terjadi, KUN humanity system bersama

masyarakat menjalankan program ruang tumbuh bersama

yang memang masyarakat memutuhkan itu. Program CBDRR

ini juga sebagai bentuk pelatihan yag dilakukan KUN

Page 19: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

6

Humanity System kepada masyarakat pasca bencana di

beberapa wilayah Banten yang terdampak.

Melihat kesiapan yang berkaitan dengan siap siaga dalam

hal tanggap bencana, program CBDRR dengan target

masyarakat, melalui LINMAS (Lingkungan Masyarakat)

merekrut beberapa volunteer masayarakat setempat guna bisa

tersebar di sekitar desa yang terdampak. Program ini

memerikan pelaatihan bagi masyarakat alam dengan harapan

masyarakat mengetahui apa yang akan dilakukan saat tiba

bencana lain. (bnpb, 2011, hal. 9) Dengan melihat

permasalahan yang ada dalam penanggulangan bencana yang

kurang efisien, dimana pada tahap pasca-bencana masyarakat

menunggu tahap rekonstruksi dijalankan, KUN humanity

system ada bersama masyarakat, berperan sebagai pemenuh

kebutuhan di tahap recovery menuju rekonstruksi.

Berangkat dari permasalahan di atas, maka menarik untuk

dikaji bagaimana penanggulangan bencana yang dilakukan

KUN humanity system di Pandeglang Banten, Indonesia

beberapa waktu lalu. Untuk itu, studi ini dituangkan dalam

tema dan isu: “PROSES PENANGGULANGAN BENCANA

MELALUI PROGRAM CBDRR OLEH KUN HUMANITY

SYSTEM DI PANDEGLANG BANTEN.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dijabarkan diatas, untuk

tidak terjadi kesalahpahaman dan pelebaran pembahasan.

Page 20: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

7

Dengan adanya keterbatasan waktu dan kemampuan yang

dimiliki maka riset ini fokus pada penanggulangan bencana

kepada masyarakat pasca-bencana. Kajian dibatasi pada

gambaran mengenai penanggulangan bencana yang dilakukan

KUN humanity system melalui program CBDRR kepada

masyarakat pasca-bencana saja di Desa Sumur, Kecamatan

Sumur, Pandeglang Banten.

2. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut dapat dilihat sejumlah

masalah yang memungkinkan dapat dijelaskan dalam

penulisan dalam penulisan skripsi ini. Peneliti akan

merumuskan dalam permasalahan diantaranya :

a. Bagaimana proses penanggulangan bencana yang

dilakukan KUN humanity system melalui program

ruang tumbuh bersama : CBDRR di Desa Sumur?

b. Bagaimana bentuk keterlibatan masyarakat dalam

program ruang tumbuh bersama: CBDRR di Desa

Sumur?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui penanggulangan bencana yang

dilakukan KUN humanity system melalui program program

ruang tumbuh bersama : CBDRR kepada masyarakat pasca-

bencana di Desa Sumur

a. Untuk mengetahui proses penanggulangan bencana yang

dilakukan KUN Humanity System melalui proram ruang

tumbuh bersama : CBDRR di Desa Sumur

Page 21: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

8

b. Untuk mengetahui keterlibatan masyarakat dalam program

ruang tumbuh bersama : CBDRR di Desa Sumur

D. Manfaat Penelitian

a. Segi Akademis

1) Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis, berkaitan

dengan konsep dan metodologinya.

2) Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan

penelitian serupa dimasa yang akan datang.

3) Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat menjadi

dokumen perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi

rujukan bagi masyarakat yang konsentrasi pada studi sosial

dalam dimensi penanggulangan bencana.

b. Segi Praktis

1) Bahan masukan bagi lembaga atau instansi yang melakukan

proses penanggulangan bencana.

2) Menjadi bahan pertimbangan berbagai pihak terkait dengan

isu penanggulangan bencana, baik lembaga maupun

pemerintah tentang penanggulangan bencana yang dilakukan

KUN humanty system.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas

kepustakaan (literature) yang berkaitan dengan topik

pembahasan penelitian yang dilakukan peneliti skripsi kali ini,

untuk membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian yang

akan dilakukan.

Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian skripsi

ini, peneliti menggunakan literatur antara lain yaitu ;

Page 22: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

9

1. Nama : Rizal Wahyudha

Judul : Implementasi Penanggulangan

Bencana Banjir oleh BPBD

Provinsi DKI Jakarta.

Tahun : 2016

Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tentang : Penelitian ini ingin mengetahui

bagaimana implementasi penanggulangan bencana

banjir yang dilakukan oleh BNPD Provinsi DKI

Jakarta. Hasil dari penelitian ini bagaimana BNPD

Provinsi DKI Jakarta melakukan tahapan yang sesuai

dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.

BNPD Provinsi DKI Jakarta melakukan semua tahap

penanggulangan bencana yang dimulai dari pra-

bencana, tanggap darurat, dan pasca-bencana.

2. Nama : Ade Yulianto

Judul :Strategi Adaptasi Sosial dan

Ekonomi Masyarakat Pasca-

Bencana.

Tahun : 2015

Universitas : Universitas Negeri Semarang

Page 23: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

10

Tentang :Pembahasan dalam skripsi ini

tentang strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat

Desa Tangkil pasca bencana longsor yang melanda

Desa mereka. Dalam hal ini masyarakat Desa Trangkil

sudah mampu melakukan proses adaptasi dengan

perubahan perubahan yang terjadi pasca-bencana, dan

strategi adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat Desa

Trangkil adalah melalui tindakan individu maupun

kolektif, tindakan individu yang dilakukan diantaranya

perbaikan tempat tinggal, dan pembenahan keadaan

psikologis anak. Sedangkan tindakan kolektif

dilakukan masyarakat diantaranya dengan pembuatan

saluran drainase, penghijauan lahan, dan mendirikan

koperasi di Desa.

3. Nama : Muhammad Roudhotul Ulum

Judul : Partisipasi Masyarakat Kelurahan

Tinjomoyo Kecamatan

Banyumanik Kota Semarang

Terhadap Upaya Penanggulangan

Bencana Tanah Longsor

Tahun : 2017

Universitas : Universitas Negeri Semarang

Tentang :Penelitian ini menjelaskan tentang

partisipasi masyarakat yang sudah aktif dilibatkan

dalam tahapan pra bencana, saat terjadi potensi

bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana. Tanda

Page 24: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

11

partisipasi ditunjukkan melalui peran serta masyarakat

pada pra bencana berupa keikutsertaan masyarakat

dalam memberikan informasi dan aspirasi dalam

perencanaan kawasan rawan bencana berdasarkan

kearifan lokal, kepedulian saling menolong sesama

melalui bantuan sosial, gotong royong dan lain-lain.

4. Nama : Wahyudin

Judul :Analisis Partisipasi Masyarakat

dalam Pembangunan Desa di Desa

Tanah Karaeng Kecamatan

Menuju Kabupaten Gowa

Tahun : 2018

Universitas : Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar

Tentang : Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam

pembangunan di Desa Tanah Karaeng Kecamatan

Manuju Jabupaten Gowa. Dan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi

masyarakat, hasil penelitian ini menunjukan bahwa

tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Desa tergolong tinggi melihat dari empat bidang

partisipasi, yaitu dalam perencanaan, dalam

pelaksanaan, evaluasi/mentoring, dan pemanfaatan

hasil.

Page 25: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

12

Skripsi diatas menjadi dasar penelitian yang dilakukan

oleh peneliti dalam menyusun skripsi ini. Namun, dibuat

beberapa perubahan dan penambahan bagian. Salah satunya

dengan mengganti lokasi/tempat penelitian, menambahkan

berbagai macam teori, serta perubahan dalam perumusan

masalah. Perubahan ini dilakukan untuk mengembangkan

penelitian dan menjadi tolak ukur untuk membedakan skripsi

ini dengan penelitian sebelumnya.

F. Metode Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Sumur

Pandeglang Banten, dari bulan Maret sampai September tahun

2019. Peneliti menetap dilokasi penelitian sekitar tiga bulan

dari Juni hingga September 2019.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan kali ini

yaitu pendekatan Kualitatif dengan menggunakan metode

Deskriptif, (Rustanto 2015, 46) menyebutkan bahwa: “metode

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang di gunakan

untuk meneliti pada kondisi alamiah, dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi (gabungan), alasisi data bersifat induktif dan

hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi”.

Kemudian Klick dan Miler dalam Maleong

(2003,3) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif tradisi

tertentu dengan ilmu pengetahuan sosial yang secara

Page 26: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

13

fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

tersebut dalam bahasa.

Dalam penelitian kali ini adalah bagaimana proses

pemilihan informasi untuk menjadi objek penelitian penulisan.

Penulis pun berkoordinasi dengan pihak KUN Humanity

System terkait proses penanggulangan bencana dan proses

partisipasi masyarakat. Pihak KUN Humanity System pun

menyetujui dengan tujuan untuk memperoleh beberapa

informasi sebagai bahan penulisan skripsi ini.

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian

Deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan sebuah

situasi di lapangan. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka-angka. Data tersebut berasal dari

hasil wawancara secara langsung, observasi, dan dokumentasi

(bugin 2013, 39).

Berdasarkan pemahaman di atas, maka dalam

penelitian kali ini peneliti berusaha untuk menggambarkan dan

menganalisa fungsi proses penanggulangan bencana dan

proses partisipasi masyarakat melalui program CBDRR oleh

KUN Humanity System.

4. Teknik Pemilihan Informan

Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, teknik purposive sampling adalah teknik

pengambilan sample dengan pertimbangan tertentu. (sugiono

2009, 54) Artinya orang tersebut di anggap mengetahui

Page 27: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

14

tentang apa yang peneliti harapkan sehingga akan

memudahkan peneliti untuk menjelajahi objek ataupun situasi

yang di telitinya.

Informan yang akan di jadikan objek utama dalam meneliti

proses penanggulangan bencana dan proses partisipasi

masyarakat melalui prgram CBDRR oleh KUN Humanity

System. Penulis mengambil beberapa sumber karena agar

mendapatkan informasi yang lebih konkrit dalam proses

penanggulangan bencana dan partisipasi masyarakat melalui

program CBDRR.

Informan yang peneliti pilih sesuai dengan teknik

pemilihan informan adalah dengan memilih narasumber yang

kompeten dalam masyarakat serta memahami informan si

yang akan peneliti kaji. Beberapa informan yang peneliti pilih

merupakan orang-orang yang ikut andil dalam menjalankan

program CBDRR bersama KUN Humanity System yang

meliputi; Ketua KUN Humanity System, Kepala Program

CBDRR, Staf Desa Sumur, Kepala pemuda Desa Sumur, dan

Volunteer lokal. Hal tersebut akan dijelaskan dalam tabel ini :

Table 1.1 informan wawancara

N

o

Nama Status Jenis Data Metode

Page 28: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

15

Sumber didapatkan peneliti melakukan penelitian di Desa Sumur.

1 Dr.

Chandra

Sembiring

Ketua

KUN

Humanity

System

1. Program

2. Visi misi

3. Metode Program

4. Data

5. Sejarah

6. Profil Lembaga

Diskusi, studi

dokumen, dll.

2 Pak Irfan Staf Desa 1. Demografi

2. Geografi

3. Sejarah Lokal

4. Budaya

5. Nilai-nilai warga

Diskusi, studi

dokumen, dll.

3 Pak Erwin Kepala

Program

CBDRR

1. Program CBDRR

2. Tujuan Program

3. Peran Masyarakat

dalam Program

Diskusi, studi

dokumen, dll.

4 Kang Bayu Volunteer

Lokal

1. Keterlibatan

masyarakat

2. Manfaat Program

Untuk Masyarakat

3. Pandangan

Masyarakat Terhadap

KUN

Diskusi, studi

dokumen, dll.

5 Kang

Bahri

Volunteer

Lokal

1. Tantangan Dalam

Program ditengah

Masyarakat

2. Harapan Dengan

Adanya KUN di Desa

Sumur

Diskusi, studi

dokumen, dll.

Page 29: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

16

5. Sumber Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam

penyusunan skripsi ini, maka peneliti menggunakan penelitian

lapangan (field research). Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi dua macam, yaitu data primer (pokok)

dan data sekunder (Pendukung). a. Data Primer

Jumlah partisipasi masyarakat dalam kegiatan program

CBDRR mencapai 30 orang dari 3 Desa arsiran KUN

Humanity System.

Terbentuknya kelompok siaga bencana yang

disepakati oleh semua masyarakat yang berpartisipasi.

Meningkatnya aktifitas masyarakat dalam proses

penanggulangan bencana bersama para volunter lokal

dan staf Desa.

b. Data Sekunder

Dari data yang di dapat dari hasil assessment, jumlah

korban terdampak mencapai 1000 orang.

Dari keterangan staf Desa Sumur banyak masyarakat

yang mengalami trauma pasca terjadinya bencana.

Banyaknya masyarakat yang merespon baik dengan

keberadaan KUN di tengah masyarakat yang diperoleh

dari hasil wawancara.

6. Teknik Pengumpulan Data

a. Pengumpulan Data dengan Wawancara

Page 30: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

17

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat di kontruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Seperti ditegaskan oleh Lincon dan Guba antara lain,

mengontruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan kepedulian dan yang

dialami masa lalu. (j.moleong, 2012, p. 135)

Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah

secara terstruktur yaitu dengan menyusun terlebih dahulu

beberapa pertanyaan yang akan disampaikan kepada

informan. Selain itu juga peneliti menggunakan jenis

wawancara informal. Dalam jenis ini, pertanyaan sangat

tergantung pada pewawancara, jadi tergantung pada

spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada

terwawancara. Peneliti mewawancarai beberapa orang yang

berperan aktif dalam kegiatan, bukan hanya pihak lembaga

yang menjadi objek dari peneliti untuk mendapatkan informasi

melalui wawancara melainkan staff desa dan masyarakat yang

terlibat juga dalam kegiatan program ini. Sewaktu

pembicaraan berjalan, terkadang terwawancara sering kali

tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa dirinya sedang

diwawancarai.

b. Pengumpulan Data dengan Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang

dilakukan peneliti untuk mengamati suatu peristiwa dengan

penyaksian langsung dan biasanya peneliti dapat sebagai

partisipan atau observer dalam menyaksikan atau mengamati

Page 31: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

18

suatu objek peristiwa yang sedang ditelitinya. (ruslan, 2006, p.

32)

Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan

observasi langsung serta menggunakan jenis observasi

partisipastif. Dengan observasi langsung, peneliti melakukan

pengamatan untuk mencari data yang akan menjadi salah satu

sumber dalam penelitian. Dan yang observer amati ialah

bagaimana pihak lembaga menjalankan proses

penanggulangan bencana dan masyarakat yang berpartisipasi

dalam kegiatan.

c. Studi Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Studi dokumen merupakan perlengkapan dari

pengguna metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. Maksud pengumpulan dokumen ialah untuk

memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti

berbagai faktor di sekitar objek penelitian.

7. Teknik Analisis Data

Penelitian kali ini dilakukan dengan penelitian

kualitatif, yang datanya diperoleh melalui wawancara dan

pengamatan tersebut di deskripsikan dalam bentuk uraian.

Menurut Bogdam, analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

dapat dengan mudah di pahami dan temuannya dapat di

informasikan kepada orang lain. (Sugiono 2008, 54)

Page 32: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

19

Pada saat menganalisis data hasil wawancara, peneliti

mengamatinya secara detail dan dilakukan berulang-ulang dari

awal sampai akhir kemudian menyimpulkan hasilnya. Setelah

itu menganalisa kategori-kategori yang terlihat pada data-data

tersebut. Analisa data melibatkan upaya mengidentifikasi

suatu objek dan peristiwa. Kategori dari analisa data yang

diperoleh berdasarkan fenomena yang terlihat pada tempat

penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika ini terdiri dari lima bab, yang terdiri

sebagai berikut:

BAB I, Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,

pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika

penulisan

BAB II, Landasan Teori, yang terdiri dari pertama

Penanggulangan bencana, kedua NGO partisipasi masyarakat.

BAB III, Gambaran Umum KUN Humanity System.

meliputi latar belakang berdirinya KUN humanity system.

Visi dan Misi KUN humanity system, struktur organisasi,

fungsi dan divisi yang bergerak di pemberdayaan masyarakat.

BAB IV, Data dan Temuan Penelitian, Menggambarkan

proses pemberdayaan melalui program ruang tumbuh bersama

dan keterlibatan masyarakat dalam program tersebut.

BAB V, Pembahasan/Analisa, merupakan bentuk analisa

tentang strategi pemberdayaan masyarakat melalui program

ruang tumbuh bersama dan hasil dari pelatihan tersebut.

Page 33: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

20

BAB VI, Penutup, yang merupaan hasil dari penelitian.

Page 34: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

21

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penanggulangan Bencana

1. Penanggulangan

Dalam Buku Besar Bahasa Indonesia

penanggulangan adalah bagian proses, tindakan ata cara

mengantisipasi. Penanggulangan bencana menurut

Undang-Undang Republik Indonesia No. 24/ 2007 adalah

rangkaian cara yang meliputi ketetapan kebijakan

pembangunan yang beresiko terjadinya bencana, tindakan

pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan

rekontruksi. (Sembiring, 2011, p. 10)

Penanggulanan bencana berangkat dari

ketidaktahuan manusia dalam memperkirakan dan

menghadapi bencana. Jadi maksud dari penanggulangan

bencana ini justru berangkat dari sikap bencana tidak bisa

di prediksi seutuhnya. (Susanto, 2007, p. 3)

Penanggulangan bencana tidak dapat dijalankan

dengan hanya satu instansi saja, melainkan diperlukan

adanya kerja sama antar lembaga yang ada di bidang

kebencanaan. Karena dalam suatu kegiatan kerja sama,

cara ini dapat secara langsung menemukan cara menangani

program tertentu. Taoi cara ini juga dapat diartikan secara

partial atau tidak langsung, dimana saling melengkapi

Page 35: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

22

untuk penanggulangan bencana yang terjadi di suatu

daerah. (Soeladi, 1995, p. 9)

Sistematisnya, penanggulangan bencana adalah cara

mengatasi ketidaktahuan manusia dalam memprediksi dan

menangani bencana, yang kemudian diterapkan dalam

penanganan dan kebijakan dalam mempersiapkan,

mencegah dan menghadapi bencana. (Susanto, 2007, p. 18)

2. Definisi Bencana

Bencana adalah sebuah tragedi yang disebabkan oleh

faktor alam atau karena faktor manusia itu sendiri, terjadi

secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, sehingga

menimbulkan adanya korban jiwa, materi dan rusaknya

lingkungan, tragedi ini terjadi di luar keinginan dan

ketidaktahuan masyarakat dengan segala kekuatannya.

(Nurjanah, 2011, p. 10)

Sedangkan definisi menurut UU RI No.24 Tahun

2007 Pasal 1 angka 1:

“Kejadian atau peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan

masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam

dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan

dampak psikologis”.

Berdasarkan artian dari bencana, bahwa dapat

disimpulkan bahwa untuk dapat disebut bencana harus

Page 36: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

23

dipenuhi beberapa kriteria/kondisi sebagai berikut:

(Nurjanah, 2011, p. 11)

a. Adanya kejadian,

b. Terjadi disebabkan oleh alam atau non-alam,

c. Terjadi secara mendadak akan tetapi dapat juga terjadi

secara bertahap

d. Mengakibatkan adanya korban jiwa, hiangnya harta,

meruginya sosial dan ekonomi, rusaknya lingkungan,

dan lain sebagainya,

e. Tidak terjangkaunya kemampuan masyarakat dalam

mengantisipasinya.

3. Jenis-Jenis Bencana

Pada dasarnya jenis-jenis bencana dapat

dikelompokan ke dalam enam bagian berikut: (Nurjanah,

2011, p. 20)

a. Bencana geologi yaitu meletusnya gunung merapi,

bergetarnya tanah\gelombang besar,

longsor/bergesernya tanah.

b. Bencana hydro-meteorologi antara lain meluapnya air,

banjir gunung, badai/angin kencang, panceklik, rob/air

laut pasang, terbakarnya hutan.

c. Bencana biologi antara lain epidemi, sakitnya hewan

dan matinya tanaman.

d. Bencana kegagalan teknologi antara lain kegagalan

pabrik, rusaknya transportasi, kesalahan penguunaan

teknologi, ketidakmampuan manusia dalam

memanfaatkan teknologi.

Page 37: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

24

e. Bencana lingkungan antara lain tercemarnya

lingkungan, rusaknya pantai, kebakaran (urban fire),

kebakaran hutan.

f. Bencana sosial antara lain konflik antar manusia, terror

bom, dan eksodus (pengungsian secara besar-besaran).

Menurut UU RI Nomor 24 tahun 2007 tentang

penanggulangan bencana, bencana dibagi atas 3 jenis

sebagai berikut:

a. Bencana Alam

Adalah peristiwa yang terjadi dari kejadian alam seperti

gempa tektonik, meleletusnya gunung merapi, banjir,

badai, gelombang tinggi dan lain sebagainya.

b. Bencana Non-Alam

Adalah peristiwa yang terjadi oleh kejadian non-alam

seperti berupa gagalnya elektronik, gagal kemajuan

negara, epidemik, dan banyak penyakit.

c. Bencana Sosial

Adalah peristiwa yang mengakibatkan oleh peristiwa

atau rangkaian yang diakibatkan oleh orang-orang yang

meliputi konflik sosial antar kelompok, antar komunitas

masyarakat dan teror.

4. Penyebab Bencana

Yang menyebabkan bencana dapat terbagi dua yaitu

alam dan non-alam. Secara logika bencana akan pasti

terjadi di permukaan bumi, semisalnya gelombang besar,

lempengan tektonik, letusan gunung, meteorit, tidak turun

hujan pada satu lokasi pada waktu yang yang lama

Page 38: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

25

sehingga mengakibatkan bencana kekeringan dan

kebakaran hutan, sebaliknya curah hujan yang lebat di satu

wlayah dapat menimbulkan bencana meluapnya air dan

tanah longsor.

Bencana yang diakibatkan manusia adalah

banyaknya eksploitasi alam berlebih, pengalihan tata guna

lahan meningkat, meningkatnya jumlah penduduk yang

berakibat kebutuhan bahan pokok dan non-pokok naik

secara drastis. (Sjarief, 2008, p. 68) Bencana yang

diakibatkan oleh manusia, berupa banyaknya

pembangunan dikota yang tidak melihat dari sisi

lingkungan dan mengakibatkan hilangnya keseimbangan

antara manusia dan alam. (Warto, 2003, p. 11)

Salah satu faktor yang sangat penting dalam

penanggulangan bencana adalah penegakan hukum (Law

Enforcement). Peraturan perundangan-undangan yang

telah banyak dipublikasikan, tapi pada penerapannya masih

banyak dilanggar. Pelanggar tidak dikenakan dengan

sanksi maupun dijerat dalam hukum yang jelas walaupun

sudah dinyatakan dalam undang-undang. Sehingga ada

istilah yaitu Low law enforcement. (Sjarief, 2008, p. 93)

kegiatan penggunaan lahan yang berlebihan dengan

jangka waktu yang lama dapat mengakbatkan gerakan

masyarakat yang besar. Gerakan masyarakat bisa

mengakibatkan bencana adalah gerakan masa yang terjadi

pada wilayah yang berpenghuni, hal itu dapat

mengakibatkan resiko kerugian yang besar. Penggunaan

Page 39: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

26

lahan bersifat berkelanjutan, mempunyai dampak merubah

faktor-faktor topografi, kestabilan tanah, batu dan keadaan

alam, sehingga dapat mengganggu keseimbangan alam.

(Sutikna, 1992, p. 10)

5. Dampak-Dampak Bencana

Resiko dari bencana yaitu berpengaruh terhadap atau

segala sesuatu yang dapat menimbulkan bencana. Banyak

dampak yang dapat ditimbulkan dengan terjadinya bencana

adalah banyaknya korban jiwa, korban luka, rusaknya

lingkungan, hilang dan hancurnya harta, kehilangan

sumber ekonomi dan rusaknya pertanian, terganggunya

proses produksi, hancurnya gaya hidup, tidak adanya

tempat tinggal, kerusakan infrastruktur, rusaknya sistem

pemerintahan, gangguan psikologi, dan lain sebagainya.

(Sjarief, 2008, p. 146)

Variasi yang ditimbulkan akibat dari bencana

tergantung dari kondisi itu sendiri, rentannya lingkungan

yang ada dimasyrakat itu. (Hidayati, 2011, p. 65) Dengan

berjalannya waktu, kerusakan secara fisik yang diakibatkan

bencana mulai membaik dan berkurang, dengan banyaknya

bantuan dari masyarakat maupun lembaga non-pemerintah.

(Nurrachman, p. 11)

Para korban yang selamat dari bencana mengalami

masalah dalam menyesuaikan diri terhadap konflik baru,

psikologis, dan sosial yang akan ada setelah terjadinya

bencana tersebut. kondisi tersebut mengakibatkan konflik

Page 40: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

27

batin bagi korban dan masyarakat yang selamat untuk bisa

menerima kenyataan bahwa keadaan sekarang telah

berubah. (Arifin, 2008, p. 5) Bencana sebagai suatu

pengalaman traumatik, karena dalam waktu singkat

perubahan terjadi dalam lingkungan dan diri mereka sendiri

terjadi secara sangat bermakna. (Nurrachman, p. 4)

Bencana menjadi salah satu faktor yang dapat

menghambat prosesnya pembangunan negara, dalam

proses pembangunan terdapat fungsi-fungsi pembangunan,

dimana fungsi itu mempunyai tugas dan fungsi yang harus

dijalankan yaitu meningkatnya pertumbuhan ekonomi

(economic gro.wth), pera.watan masyarakat (comm,unity

care), dan pengem,bangan manusia (hu!man development).

(Suharto, 2005, p. 5) Semua fungsi pembangunan tersebut

dapat terhambat atau bahkan hilang apabila terjadi suatu

bencana. Bencana juga merupakan salah satu faktor

penyebab menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Untuk itu, berbagai unsur terkait harus menjadikan

pengurangan resiko bencana sebagia prioritas

pembangunan nasional, sehingga bencana dapat dicegah

atau paling tidak dapat dikurangi dampaknya. (Maarif,

2005, p. 47)

6. Tahapan – Tahapan Penanggulangan Bencana

Maksud dari implemtasi bencana dapat diartikan

sebagai salah satu peningkatan ataupun proses.

(kebudayaan) arti lain dari penanggulangan adalah bagian

Page 41: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

28

proses, kegiatan dan cara menanggulanginya. (kebudayaan,

p. 884) Penanggulangan bencana menurut Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 adalah

rangkaian cara penceghan yang meliputi penerapan

kebijakan pembangunan yang berisiko terjadinya bencana,

kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi

dan rekontruksi. (Sembiring, 2011, p. 10)

Para pihak yang ikut untuk mengelola

penanggulangan bencana meliputi un,sur-un,sur

pemerintah (enabler), universitas, Non-Government

Organitation (NGO), sukarelawan/ti (volunteer), donor,

kontraktor, konselor, masyarakat dan lain sebagainya.

Pemerintah ditolong oleh sepuh dalam masyarakat lainnya

sebagai partner dalam mengelola penanggulangan bencana

secara tepat. Para pihak dapat memberikan bantuan sesuai

dengan tugasnya masing-masing, dimulai dari sebelum

terjadinya bencana, saat bencana, dan pasca bencana.

(Sjarief, 2008, p. 105)

Proses Tahapan penanggulangan bencana dapat

diartikan sebagai salah satu jenjang dan berkelanjutan yang

mempunyai tujuan untuk mengurangi dampak dari

bencana, melalui proses kegiatan pencegahan bencana,

tanggap darurat, rehabilitasi dan rekontruksi, agar

menciptakan suatu kondisi yang aman namun tetap

waspada terhadap bencana. Jadi penanggulangan bencana

bukan hanya perihal memberikan bantuan kepada

masyarakat yang terdampak bencana seperti yang selama

Page 42: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

29

ini dipahami. Penanggulangan bencana harus dilakukan

jauh sebelum bencana terjadi dan juga setelah terjadinya

bencana. (Susanto, 2007, p. 9)

Penanggulangan bencana merupakan salah satu

proses berencana yang dilakukan untuk mengelola bencana

dengan baik dan aman melalui 3 (tiga) tahapan sebagai

berikut: (Haryanto, 2012, p. 20)

a. Pra Bencana

1) Siap Siaga

Kesiap siagaan merupakan rangkaian

kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan

kejadian bencana melalui pengorganisasian dengan

langkah-langkah yang baik dan benar.

Mnurut Gillespie dan Streeter, Kesiap siagaan

yaitu sebagai rencana, pencarian data, bentuk

peringatan dan pelatihan, simulasi, dan tindakan pra

bencana lainnya yang mempunyai tujuan utama

peningkatkan keamanan dan efektif selama bencana

terjadi. (Gillespie, 2016, p. 4)

Meningkatkan kesiap siagaan adalah salah

satu aspek yang penting, tapi sepenuhnya mudah

dilakukan dikarenakan menyangkut sikap mental dan

kebudaya serta disiplin ditengah masyarakat. Kesiap

siagaan adalah proses yang paling strategis karena

sangat menentukan keberhasilan atas ketahanan

relawan masyarakat dalam menghadapi datangnya

suatu bencana.

Page 43: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

30

2) Peringatan Dini

Peringatan dini adalah salah satu proses

dalam penanggulangan bencana dengan memberikan

peringatan kepada masyarakat tentang akan

terjadinya suatu bencana, seperti banjir bandang,

bergesernya lempengan tektonik, gelombang besar,

meletusnya gunung merapi, atau badai topan. (Ramli,

2010, p. 32)

Peringatan dini akan datangnya sebuah

bencana harus segera disampaikan kepada seluruh

masyarakat, khususnya mereka yang berpotensi

terkena bencana di tempat masing – masing.

Peringatan dini berdasarkan dari berbagai informasi

teknis dan ilmiah yang dimiliki, diproses atau

diterima oleh pihak yang berwenang dan

memutuskan akan terjadi bencana atau tidaknya.

3) Mitigasi

Mitigasi ialah salah satu cara untuk mencegah

atau mengurangi resiko yang disebabkan oleh suatu

bencana.

Dalam hal ini sangat jelas dan perlu diketahui

mitigasi ialah bersifat mencegahan sebelum bencana

terjadi. Mitigasi bencana dilakukan secara tersusun

dan komprehensif melalui berbagai upaya dan

pendekatan.

a) Pendekatan Teknis

Page 44: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

31

Dalam proses melakukan mitigasi bencana

bertujuan untuk mengurangi dampak suatu

bencana misalnya:

Membuat desain rumah anti gempa.

Membuat material yang tahan api.

Membuat tanggul air untuk daerah yang rawan

akan terjadinya banjir bandang.

b) Pendekatan Manusia

Pendekatan sosial bertujuan untuk

membentuk manusia agar paham dan sadar

mengenai bahaya suatu bencana. Untuk itu

manusia harus menyesuaikan perilaku dan pola

hidup dengan lingkungan yang berpotensi

terjadinya bencana.

c) Pendekatan Administratif

Pemerintah atau lembaga yang terlibat

harus melakukan pendekatan administratif dalam

proses penanggulangan bencana, terkhusus di

tahap mitigasi sebagai contoh:

Penyusunan tata ruang hidup yang stabil antar

manusia dan alam.

Sistem penganalisis akan resiko bencana.

Sosialisasi pembangunan industri yang

mempunyai resiko membuat bencana.

Memberikan pendidikan dan pelatihan terkait

penanggulangan bencana.

Page 45: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

32

Menyiapkan simulasi terkait bencana.

d) Pendekatan Kultural

Masih banyak yang beranggapan ditengah

masyarakat bahwa bencana itu ialah takdir yang

akan terjadi sehingga harus diterima apa adanya.

Tentu hal ini tidak sepenuhnya benar, karena

dengan kemampuan manusia belajar dan

menganalisis, manusia dapat berusaha

menyiapkan diri dari bencana.

b. Saat Bencana

1) Tanggap Darurat

Tanggap darurat dalam bencana adalah

rangkaian proses yang dilakukan dengan cepat dan

segera pada saat kejadian bencana dari dampak buruk

yang diakibatkan karena bencana, yang dilakukan

berupa kegiatan proses menyelamatkan dan

mengevakuasi korban bencana, harta benda,

keperluan logistik, perlindungan, mengurus

pengungsian, menyelamatkan dan pemulihan

prasarana dan sarana.

a) Menyelamatkan korban (resque).

b) Menyelamatkan benda-benda penting.

c) Menyelamatkan masyarakat umum (salvege).

2) Penanggulangan Bencana

Dalam proses tanggap darurat, yang

dilakukan adalah menanggulangi bencana yang

terjadi sesuai dengan sifat dan jenisnya.

Page 46: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

33

Penanggulangan bencana memerlukan keterampilan

dan kedekatan khusus menurut kondisi dan skala

kejadian.

Tim yang menjalankan proses tanggap

darurat diharuskan bisa memahami segala bentuk

bencana. dan karena itu tim tanggap darurat harus

terorganisir secara baik dan benar untuk dapat

menangani berbagai jenis bencana.

c. Pasca Bencana

1) Rehabilitasi

Rehabilitasi merupakan perbaikan dalam

pemulihan semua aspek pelayanan publik atau

masyarakat sampai tingkat yang memadai pada

wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk

normalisasi atau berjalannya secara wajar semua

aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada

wilayah pasca bencana. (BNPB, 2008)

2) Rekontruksi

Rekonstruksi adalah perumusan kebijakan

dan usaha serta langkahlangkah nyata yang terencana

baik, konsisten dan berkelanjutan untuk membangun

kembali secara permanen semua prasarana, sarana

dan sistem kelembagaan, baik di tingkat

pemerintahan maupun masyarakat, dengan sasaran

utama tumbuh berkembangnya kegiatan

perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum

dan ketertiban, dan bangkitnya peran dan partisipasi

Page 47: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

34

masyarakat sipil dalam segala aspek kehidupan

bermasyarakat di wilayah pasca bencana. Lingkup

pelaksanaan rekonstruksi terdiri atas program

rekonstruksi fisik dan program rekonstruksi non

fisik. (BNPB, 2008)

Kementrian sosial menyatakan bahwa

korban bencana alam berpeluang menjadi penerima

program keluarga harapan (PKH) baru. Pemerintah

menargetkan 800.000 KPM PKH tergraduasi pada tahun

ini yang dapat di isi baru. Meski demikian, mereka (korban

bencana alam) tetap akan menjalani serangkaian verifikasi

yang ketat guna memastikan kelayakan mereka dalam

menerima program keluarga harapan (PKH)

Peraturan Kementerian Sosial Republik Indonesia

nomor 01 tahun 2003 menetapkan tentang bantuan sosial

yang diterima bagi korban bencana alam pada Bab II

bagian kesatu pasal 4, tertulis : bantuan sosial dapat bersifat

sementara dan/atau berkelanjutan. Bantuan sosial

sebagaimana yang dimaksud berupa bantuan langsung,

penyediaan aksesibilitas dan penguatan

kelembagaan/masyarakat korban bencana alam. Dengan

adanya peraturan kementerian sosial terkait bantuan sosial

bagi korban bencana alam dan dengan adanya program

keluarga harapan (PKH) pemerintah bisa menjalankan

program tersebut dengan anggaran yang telah disediakan

pertahunnya.

Page 48: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

35

B. Partisipasi Masyarakat

1. Pengertian

Partisipasi menurut tata bahasanya berasal dari kata

“participate”, participation yang artinya ikut serta,

pengambilan bagian, peran serta. (KBBI, 1996)Menurut

Dr. Made Pidarta,Partisipasi adalah “pelibatan seseorang

atau beberapa orang dalam suatu kegiatan”. (Pirdata, 1990,

p. 53)

Adapun partisipasi merupakan keterlibatan atau

peran serta seseorang baik dilakukan secara individu

maupun kelompok dalam suatu kegiatan tertentu.Menurut

Santoso Sastropoetrodi kutip dari Ilmuwan Keith Davis

mendefinisikan (Sastopoetro, 1998, p. 13)

“Participation can be defined as mental and

emotional involvement of a person in a group situation

wich incourages him to contribute to group goals and share

responsibility in them”.

Selanjutnya ia mengemukakan pula bahwa “the are

three ideas in this wich are important to manager who will

practice the art of participation. . .”

Partisipasi dapat didefinisikan sebagai keterlibatan

mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang di dalam

situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan

sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai

Page 49: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

36

tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang

bersangkutan.

Namun demikian dari pikiran-pikian ahli tentang

definisi partisipasi keterlibatan dapat berupa keterlibatan

mental dan emosi serta fisik dalam menggunakan segala

kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian

tujuan dan tanggung jawab atas segala keterlibatan.

Adapun pengertian masyarakat, secara etimologi

masyarakat artinya pergaulan. Dalam bahasa latin socius

dan berubah menjadi kata sosial yang berarti “segala

sesuatu yang berhubungan dengan pergaulan hidup”.

(Daud, 1999, p. 77) Dan secara terminologi, sosial dalam

pandangan sosiologi berarti wadah pergaulan hidup

bersama manusia yang juga berfungsi sebagai tempat

persemaian dan pertumbuhan budaya manusia sebagai

mahluk sosial. (As'ari, 1993, p. 32)

2. Partisipasi Masyarakat

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam

proses penanggulangan bencana adalah berpartisipasinya

masyarakat. berpartisipasinya warga dalam program

peanggulangan bencana harus disadarkan untuk mencapai

keberhasilan suatu program. konsep partisipasi masyarakat

nebekankan hadirnya masyarakat untuk berani mengambil

pilihan pada program yang diberikan pemerintah atau

lembaga. keikutsertaan masyarakat menjadi sebuah bagian

Page 50: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

37

penting dengan berbagai bentuk partisipasi warga dalam

menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan yang

mempengaruhi kebutuhan masyarakat. (Irene, p. 34)

Keikutsertaan masyarakat merupakan bagian dalam

suatu kegiatan baik secara materi dan non-materi yang

dilakukan untuk menciptakan kebutuhan bersama. Adapun

jenis-jenis keikutsertaan masyarakat diantaranya bersifat

terlibat langsung secara sadar dan bahkan terlibat aktif

karena adanya ajakan, adanya kerjasama yang dilakukan

oleh semua masyarakat yang berpartisipasi, terdapat

perilaku yang memulai kerjasama tersebut, serta terdapat

pemberian tugas dan fungsi yang setara satu sama lain.

(Supriatna, 2000, p. 209)

Akan tetapi pada kenyataannya,masyarakat pada

umumnya tidak pernah berani mengambil kebijakan dan

keputusan untuk menentukan program yang akan

dijalankan. Hal ini yang pada akhirnya akan menyulitkan

kelangsungan program. oleh karena itu, salah satu indikator

keberhasilan suatu program ialah adanya partisipasi

masyarakat.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Dalam proses partisipasi masyarakat banyak faktor

yang mempengaruhi akan kesadaran akan keberlangsungan

program, membangkitkan kesadaran akan keikutsertaan

masyarakat menjadi poin penting dalam keberhasilan

Page 51: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

38

program, beberapa faktor yang mempengaruhi partsipasi

masyarakat: (Khairudin, 1992, p. 126)

a. Adanya Paksaan

b. Ikut Karna diajak

c. Inisiatif

Dari sumber lain, menurut Ndraha, ada beberapa

kemungkinan untuk menggerakan masyarakat agar

terdorong untuk ikut serta dalam program, yaitu:

(Soeliman, 1980, p. 9)

a. Menggunakan organisasi yang ada ditengah

masyarakat.

b. Adanya manfaat yang besar untuk masyarakat.

c. Masyarakat berperan aktif akan control sepenuhnya

terhadap program.

Selanjutnya, tumbuh kembangnya keikutsertaan

warga dalam pembangunan bisa dipengaruhi oleh tiga

faktor, yaitu:

a. Adanya kesempatan yang diberikan kepada

masyarakat untuk berpartisipasi.

b. Adanya kemauan untuk berpartisipasi.

c. Adanya kemampuan untuk berpartisipasi.

Tentang hal ini, adanya kesempatan yang diberikan,

sering merupakan faktor pendorong tumbuhnya kemauan,

dan kemauan akan sangat menentukan kemampuan.

(Mardikanto, 2013, p. 91)

4. Macam-macam Partisipasi Masyarakat

Page 52: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

39

Aktivitas yang dilakukan bersama-sama dapat

menimbulkan suatu kegiatan yang memicu keluarnya

potensi ditengah masyarakat, ada empat tipe yang dapat

dibedakan, dari jenis-jenis partisipasi masyarakat yang

meliputi itu ialah: (Ndraha, 1990, p. 105)

a. Partisipasi dalam Perencanaan

Partisipasi ini bertujuan agar masyarakat bisa

menenukan gagasan dan kesepakatan untuk

kepentingan bersama, dimana hal ini sangat penting

untuk menentukan keberhasilan program yang

dijalankan bersama dan masyarakat empunyai rasa

tanggung jawab akan suatu kebijakan yang mereka

sepkati, bentuk dari partisipasi ini seperti hadir

dalam rapat, aktif dalam diskusi, memberikan

sumbangan pemikiran, merespon hasil diskusi.

b. Partisipasi dalam Pelaksanaan

Dalam hal ini, keterlibatan pemerintah atau

lembaga terkait kelanjutan dari hasil yang telah

disepakti sebelumnya bersama masyarakat yang

berpartisipasi akan kelanjutan program yang

berikan, berkaitan dengan rencana program, egiatan

program dan hasil dari program yang telah

disepakati, pemerintah atau lembaga yang menjadi

sumber dana bagi masyarakat untuk pembangunan

menjadi pusat dari kegiatan yang akan berjalan.

Page 53: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

40

c. Partisipasi dalam Pemanfaatan

Partisipasi ini tidak terlepas dari hasil dari program

yang telah dijalankan bersama masyarakat, output

dari program yang bisa dimanfaatkan masyarakat

tidak terlepas dari kualitas program yang

dicapai,aka ada dimana hasil dari program

dipresentasikankepada masyarakat dan membagi

hasildari program kepada merek yang

berpartisipasi.

d. Partisipasi dalam Evaluasi

Masyarakat yang berperan aktif dalam

program diharuskan mengikuti ahap akhir yaitu

berpartisipasi dalam evaluasi, dimana pada tahap

ini masyarakat akan mengetahui dimana potensi

yag harus diembangkan dan memberbaiki

kesalahan dalam menjalankan program.

5. Tipologi Partisipasi Masyarakat

Tipologi partisipasi masyarakat merupakan

gambaran mengenai keterlibatan masyarakat dalam proses

partisipasi yang didasarkan pada seberapa besar kekuasaan

yang dimiliki oleh masyarakat dalam proses pengambilan

keputusan. Fungsi dari keberadaan tipologi partisipasi ini

adalah: (a) untuk membantu memahami praktek dari proses

keterlibatan masyarakat, (b) untuk mengetahui sejauh mana

upaya peningkatan partisipasi masyarakat, dan (c) untuk

menilai dan mengevaluasi keberhasilan kinerja dari pihak-

pihak yang melakukan keterlibatan masyarakat.

Page 54: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

41

Adapun tipologi partisipasi masyarakat terbagi

menjadi tujuh jenis, ialah sebagai berikut : (Mardikanto,

2013, p. 88)

a. Partisipasi pasif/manipulatif

Masyarakat diberitahu apa yang sedang atau

telah terjadi

Pengumuman sepihak oleh pelaksana proyek

tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat

Informasi yang dipertukarkan terbatas pada

kalangan profesional diluar kelompok sasaran.

b. Partisipasi informatif

Masyarakat menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian

Masyarakat tidak diberi kesempatan untuk

terlibat dan mempengaruhi proses penelitian

Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama

masyarakat.

c. Partisipasi konsultif

Masyarakat berpartisipasi dengan cara

berkonsultasi

Orang luar mendengarkan, menganalisis

masalah dan pemecahannya

Tidak ada peluang untuk pembuatan keputusan

bersama

Para profesional tidak berkewajiban untuk

mengajukan pandangan

Page 55: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

42

Masyarakat (sebagai masukan) untuk

ditindaklanjuti.

d. Partisipasi intensif

Masyarakat memberikan korbanan/jasanya

untuk memperoleh imbalan berupa

insentif/upah

Masyarakat tidak dilibatkan dalam proses

pembelajaran atau eksperimen-ekperimen yang

dilakukan

Masyarakat tidak memiliki andil untuk

melakukan kegiatan-kegiatan setelah insentif

dihentikan.

e. Partisipasi fungsional

Masyarakat membentuk kelompok untuk

mencapai tujuan proyek

Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada

keputusan-keputusan utama yang di sepakati

Pada tahap awal, masyarakat tergantung kepada

pihak luar, tetapi secara bertahap menunjukan

kemandiriannya.

f. Partisipasi interaktif

Masyarakat berperan dalam analisis untuk

perencanaan kegiatan dan pembentukan atau

penguatan kelembagaan

Page 56: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

43

Cenderung melibatkan metoda interdisipliner

yang mencari keragaman perspektif dalam

proses belajar yang terstruktur dan sistematik

Masyarakat memiliki peran untuk mengontrol

atas (pelaksanaan) keputusan-keputusan

mereka, sehingga memiliki andil dalam

keseluruhan proses kegiatan.

g. Self mobilization (Mandiri)

Masyarakat mengambil inisiatif sendiri secara

bebas (tidak di pengaruhi oleh pihak luar) untuk

mengubah sistem atau nilai-nilai yang mereka

miliki

Masyarakat mengembangkan kontak dengan

lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan

bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang

diperlukan

Masyarakat memegang kendali atas

pemanfaatan sumberdaya yang ada dan atau

digunakan.

KERANGKA BERPIKIR

Penanggulangan bencana adalah suatu proses, perbuatan

dan cara menanggulangi. Serangkain upaya yang meliputi

penetapan lebijakan pembangunan yang beresiko timbunya

bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,

rehabilitasi dan rekontruksi.

Page 57: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

44

Adapun kebijakan yang dilakukan pemerintah pada tahap

pasca bencana dalam proses rehabilitasi, pemerintah menagajak

seluruh elemen untuk berperan dala proses rehabilitasi ini. KUN

Humanity System lembaga non-pemerintah yang ikut andil dalam

proses rehabilitasi di pasca-bencana ini.

Salah satu program yang dijalankan KUN Humanity

System pada tahap pasca bencana adalah CBDRR atau

pengurangan resiko saat bencana. Program ini dibuat untuk

masyarakat, agar masyarakat tahu tanda-tanda bencana dan jenis-

jenis bencana agar masyarakat bisa mengantisipasi jika akan

terjadinya sebuah bencana.

Program ini dijalankan dengan melibatkan partispasi

masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana, memberikan

pelatihan penanganan pertama dalam keadaan darurat dan juga

memberikan edukasi bagaimana melakukan evakuasi saat bencana

terjadi. Melibatkan masyarakat tidak semata-mata langsung

meminta masyarakat ikut bergabung, tim assessment juga

mengukur faktor pendukung dan penghambat yang ada di

masyarakat, mempertimbangkan seperti culture, kebiasaan,

ekonomi hingga spiritual yang ada ditengah masyarakat.

Page 58: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

45

Tabel 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Community Development

Disaster Risk Reduction

(DRR)

Partisipasi Masyarakat

Faktor Penghambat

Partisipasi Masyarakat

Faktor Pendukung

Partisipasi Masyarakat

Penanggulangan Bencana

KUN Humanity System

Page 59: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

46

BAB III

PROFIL LEMBAGA

SISTEM KEMANUSIAAN KUN +

A. PROFIL

KUN Humanity System + menghadirkan pemberdayaan

dan gerakan kemanusiaan siapa pun yang membutuhkannya,

terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil. Untuk

sekarang kita hanya bisa bekerja di indonesia. Tim kami terdiri

dari multi-disiplin kolaborasi untuk menyediakan cara yang

paling efektif dan holistik untuk mencapai tujuan kami

penglihatan. Kami adalah organisasi nirlaba dan independen.

(Sembiring 2019)

B. SEJARAH

KUN didirikan pada Februari 2016 di Indonesia. Sepanjang

2016 - 2017 kami telah fokus dalam mitigasi bencana, yang

persiapkan masyarakat sekitar di daerah rawan bencana

menjadi yang pertama responden Daerah saat ini yang dicakup

adalah kaki Gunung Semeru dan Gunung Merapi kaki Gunung

Leuser, Gunung Gede, dan Gunung Kerinci Gunung

Manglayang. Pada 2018, bekerja sama dengan Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengembangkan

KUN WILDERNESS CENTER (klinik dan pusat informasi)

Pada Agustus 2018, sebagai tanggapan terhadap Gempa

Lombok, tim kami telah terlibat dalam program tanggap

Page 60: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

47

darurat dan rehabilitasi rekonstruksi. Akhir September 2018,

sebagai respons terhadap Gempa Bumi dan Tsunami Donggala

Palu, kami terlibat langsung dalam tanggap darurat saat ini.

(Sembiring 2019)

C. STRUKTUR ORGANISASI

Founder KUN

dr.Chandra Sembiring

Psycology expert KUN

Dien Fakhri Iqbal

Cinematography

Anggi Frischa I.C.S.

Tenaga Ahli Bidang

Kebencanaan

Onnie Rihidara

Integrative body movent

Permata Andika

ardja

Cinematography

Teguh Rahmadi

Founder WANADRI

Iwan Kweceng

Pemasaran KUN

Pras Lumbantoruan

Tenaga Ahli Navigasi Darat

Danu Pujiachiri

Page 61: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

48

D. VISI, MISI, TUJUAN ORGANISASI

Visi

Kolaborasi orang-orang dari latar belakang

multi-disiplin untuk mensinergikan manusia dengan

sifatnya.

Misi

a. Pemberdayaan masyarakat dan lingkungan

b. Kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana

c. Meningkatkan kesiapan menghadapi alam liar

Tujuan

a. Terwujudnya masyarakat mandiri di daerah pasca-

bencana

b. Tersedianya pelayanan mental health

c. Terlatihnya para volunteer tanggap darurat

d. Terwujudnya kesadaran masyarakat terhadap

konservasi alam

e. Mewadahi para penyintas mengembangkan kreatifitas

E. SUPPORTING

Kun Humanity System+ adalah lembaga non-pemerintah,

Kun menjalankan semua aksi atau semua kegiatan mulai dari

penanggulangan bencana sampai dengan pemberdayaan yang

dilakukan, Kun membangun mitra dengan beberapa Lembaga

seperti:

International Medical Corps

Caritas

Page 62: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

49

Yeu

Ciad

Selain bermitra dengan beberapa lembaga, Kun

juga kerap melakukan gerakan peduli sesama, dengan

berkeliling memutarkan film documenter “Negeri Dongeng”,

Kun juga mengeluarkan produk merchandise yang hasil

penjualannya akan digunakan untuk menjalankan program

yang ada di lokasi pasca-bencana.

F. PENGALAMAN

Melakukan pemberdayaan kepada para guide/porter di

kaki gunung tentang pelatihan pertolongan pertama

pada alam liar.

Melakukan pelatihan terkait film documenter di alam

liar.

Tanggap darurat pada bencana gempa bumi dan

tsunami di lombok.

Menjalankan program terkait mental health pada

masyarakat pasca-bencana di lombok.

Tanggap darurat pada bencana gempa bumi,tsunami

dan likuivaksi di palu.

Menjalankan program 200 huntara (hunian sementara)

di desa sigi,kulawi-palu.

Tanggap darurat pada bencana tsunami silent killer di

sumur,pandeglang-banten.

Page 63: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

50

Menjalankan program ruang tumbuh bersama pada

masyarakat pasca-bencana di banten.

G. PROGRAM

1. Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan

KUN Humanity System + bekerja sama dengan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

melalui KUN Center, yang secara langsung aktif terlibat dalam

mengembangkan akses sistem konservasi di semua Taman

Nasional di Indonesia. Pusat KUN juga membawa

pemberdayaan masyarakat kepada orang-orang yang tinggal di

sekitar kawasan konservasi dan Taman Nasional. Pusat KUN

juga berperan dalam meningkatkan kapasitas porter, pemandu

dan masyarakat sekitar. Tujuan utama KUN Center adalah

untuk memperkuat alam konservasi, mempromosikan

pemberdayaan masyarakat, meningkatkan positif pengalaman

bepergian di alam liar, dan juga secara signifikan mengurangi

jumlahnya kecelakaan di hutan belantara di Indonesia. Saat ini

lebih dari 150 kuli telah berpartisipasi dan bersertifikat dalam

WFA (Pertolongan Pertama Wilderness).

2. Manajemen dan Penanggulangan Darurat Bencana

Kami selalu merespons keadaan darurat bencana

dengan cepat. Saat angka kematian meningkat dalam waktu

singkat, tantangan utama adalah bagaimana menyelamatkan

banyak nyawa mungkin dalam waktu yang relatif

singkat. KUN Humanity System + bekerja sama dengan

Page 64: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

51

relawan dari dana organisasi lain di seluruh Indonesia sehingga

KUN dapat segera menilai situasi bencana, mengidentifikasi

masalah dan utama masalah dalam menanggapi bencana

dengan tepat, dan dengan cepat menyebarkan bencana tim

tanggap darurat. Cadangan uang tunai yang mencukupi,

memungkinkan kami untuk merespons dan kapan dan di mana

kebutuhan paling tinggi.

3. SIMAUNG (Bioskop Di Bawah Kaki Gunung)

KUN Humanity System + juga bergerak bersama

komunitas lokal dan lokal pemerintah melalui SIMAUNG

(Sinema Kaki Gunung - Cinema Under the Kaki

Gunung). SIMAUNG adalah bentuk program kesadaran

pendanaan pendidikan untuk manajemen Bencana. SIMAUNG

dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan

masyarakat lokal dan pemerintah daerah tentang bahaya yang

harus dihindari dan potensi yang memungkinkan mereka

mengatasi bencana. SIMAUNG disajikan melalui pemutaran

film di bioskop terbuka, sedang diadakan secara lokal. Sinema

Luar Ruang untuk Pengungsi di Sinabung setelah letusan

gunung berapi.

Page 65: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

52

KUN Jl. Dago Pojok No. 84, Bandung

Telp. (022) 2045 7853

www.kun.or.id

Chandra Sembiring (+6281321500755)

[email protected]

Anggi Frisca (+628112255777)

[email protected]

Permata Andhika Rahardja (+628562266608)

[email protected]

Situs web :

www.kun.or.id

Media sosial :

www.facebook.com/kun.humanitysystem

https://www.instagram.com/kun.humanitysystem/

https://www.instagram.com/aksa7art/

Page 66: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

53

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Selat Sunda dihantam tsunami pada 22 Desember 2018.

Berdasarkan data BNPB tercatat (437) orang meninggal dunia,

(9.061) orang luka, (10) orang hilang dan (16.198) orang

mengungsi. Di Kabupaten Pandeglang terdapat (296) orang

meninggal dunia, (3) orang hilang, dan (7.972) orang

mengungsi. Sebanyak (1.071) rumah rusak berat dan rusak

sedang, dan (457) rumah rusak ringan. Sedangkan di

Kabupaten Lampung Selatan tercatat (120) orang meninggal

dunia, (8.304) orang luka, dan (6.999) orang mengungsi.

Sebanyak (543) rumah rusak berat, (70) rumah rusak sedang

dan (97) rumah rusak ringan. (S, 2019). (KUN, 2019)

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam konferensi

pers Senin (24/12) menjelaskan penyebab tsunami yang

menyebabkan (373) orang meninggal, bersumber dari

longsoran sisi barat Gunung Anak Krakatau akibat erupsi.

Longsoran dianalisis setara dengan kekuatan guncangan

magnitudo 3,4. (KUN, 2019)

Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten, yang merupakan

salah satu lokasi paling parah terdampak tsunami Selat Sunda.

(7) desa yang terdampak adalah Tamanjaya, Tunggaljaya,

Cigorondong, Kertajaya, Ujungjaya, Sumberjaya, dan

Page 67: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

54

Kertamukti. Berdasarkan data BNPB tercatat terdapat (43)

orang meninggal dunia di kecamatan tersebut. (KUN, 2019)

Berada pada wilayah pesisir dan pemukiman penduduk

berada sejajar dengan garis pantai Kecamatan Sumur sangat

rentan dengan ancaman tsunami dan 22 Desember

membuktikan dengan kerusakan dan korban jiwa yang cukup

tinggi bahwa potensi ancaman tsunami ini akan terus ada

Memahami kondisi ini, sangat diperlukan pemahaman

pengurangan risiko bencana dan ketrampilan kesiapsiagaan

bagi komunitas dan juga para pihak di kec. Sumur. KUN

merespon kebutuhan ini dengan melakukan pelatihan

pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat. Dengan

dilaksanakan pelatihan ini diharapkan masyarakat mengetahui,

memahami dan mampu memetakan ancaman, kerentanan dan

kapasitas yang ada di daerah masing- masing serta mampu

memetakan upaya- upaya pengurangan resiko bencana yang

ada, sehingga dampak yang diakibatkan bencana dapat

diminimalkan. (Erwin, 2019)

Berdasarkan hasil temuan lapangan melalui metode

wawancara dan studi dokumentasi, dapat diperoleh beberapa

informasi terkait keterlibatatan masyarakat dan semua pihak

untuk menjalankan program dari penanggulangan bencana di

desa sumur,pandeglang-banten. Pada bab ini penulis

menjabarkan hasil data dan temuan penelitian mengenai

keterlibatan masyarakat dan smua elemen yang ada

dimasyarakat melalui program penanggulangan bencana yang

Page 68: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

55

dijalankan bersama KUN humanity system. Dalam

menentukan informan, peneliti menentukannya melalui

kualifikasi yakni berasal masyarakat yang tinggal di daerah

yang berpotensi bencana. Kualifikasi tersebut ditujukan untuk

empat orang yamg terlibat langsung dengan program

penanggulangan bencana. Selain para masyarakat yang

menjadi target wawancara dalam program ini, penulis juga

mewawancarai para informan pendukung yaitu ketua program

ruang tumbuh bersama yang merupakan seorang pekerja sosial

yang bertugas sebagai kepala program dan juga berprofesi

sebagai psikolog mental health dan juga sebagai penentu

kebijakan selama program berlangsung.

PROFIL INFORMAN

1. Informan Utama

a. Informan Pertama

Informan utama pertama yang penulis wawancarai

ialah bapak Irfan, beliau adalah staff kantor desa yang

menjabat sebagai kepala bagian pengembangan masyarakat

desa, pak irfan merupakan lulusan dari salah satu universitas

ternama di Bandung dan beliau menikah dengan warga sumur

sekitar tahun 2003. Pak irfan menjabat sebagai staff pembantu

di mulai pada tahun 2006 dan di angkat menjadi staff desa pada

tahun 2009. Alasan beliau menjadi informan penulis karena

pak Irfan sudah berpartisipasi aktif dalam berjalan nya program

dari awal Capacity Buillding sampai dengan kegiatan simulasi

bencana bersama masyarakat, dan pak irfan juga sebagai

Page 69: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

56

fasilitator dari pihak desa yang membantu pihak KUN bisa

diterima di tengah masyarakat.

b. Informan Kedua

Penulis mewawancarai informan kedua yang

merupakan volunteer lokal muda yang biasa disapa Kang

Bayu, beliau yang turut andil dalam terbentuknya KSB

(Kelompok Siaga Bencana) yang awalnya hanya di isi oleh

para orang tua yang seharusnya menjadi salah satu prioritas

mendapat pertolongan di saat terjadinya bencana, dan para

orang tua ini tergabung dalam LINMAS (Lingkungan

Masyarakat) yang Sekarang sudah menjadi KSB (Kelompok

Siaga Bencana). Kang bayu menjadi narasumber kedua karena

beliau menjadi salah satu contoh penting dalam bergeraknya

para kelompok pemuda di desa Cigorondong agar berperan

aktif dalam pembentukan kelompok siaga bencana ini.

c. Informan Ketiga

Informan krtiga yang di pilih oleh penulis adalah

Bapak A’ap yang berprofesi sebagai petani, dan setelah bertani

pak A’ap menjalankan tugasnya sebagai LINMAS yang

nantinya akan di ubah menjadi KSB (kelompok siaga

bencana), pak A’ap menjadi anggota LINMAS sejak tahun

2000an dan menjadi ketua LINMAS sejak tahun 2017. Pak

A’ap menjadi pilihan penulis untuk di wawancarai karena

beliau sudah paham akan situasi dan kondisi yang ada di desa,

dan beliau juga sedikit lebih paham terkait penanggulangan

bencana dari anggota LINMAS yang lain.

Page 70: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

57

2. Informan Pendukung

a. Informan Pertama

Informan Pendukung pertama ialah kepala program

CBDRR, beliau biasa di panggil Bang Erwin. Beliau sudah

berkecimpung dalam dunia disaster semenjak tahun 2004 di

kejadian bencana alam yang terjadi di Banda Aceh, dan

pengalaman lain beliau yang lain dalam bencana letusan

gunung merapi di yogyakarta, gempa dan tsunami di lombok,

dan yang terakhir di Kulawi, Palu. Sekarang beliau turun

kembali menjalankan program dari CBDRR bersama KUN di

Desa Sumur,Banten, beliau menyusun program untuk

masyarakat, memfasilitasi kebutuhan masyarakat melalui

program ini dan terctuslah sebuah ide pembentukan Kelompok

Siaga Bencana, yang sudah pernah lakukan di Lombok.

A. Proses Penanggulangan Bencana

Berdasarkan hasil temuan lapangan melalui wawancara

dan observasi, penulis mendapatkan informasi terkait proses

penanggulangan bencana yang dilakukan KUN humanity

system melalui program ruang tumbuh bersama: CBDRR di

Desa Sumur, Banten. Dengan menggabungkan data yang

didapatkan dari hasil wawancara dan observasi, penulis

mendapatkan hasil dari proses penanggulangan bencana pasca

terjadinya tsunami yang di akibatkan longsoran gunung

krakatau pada bulan desember lalu.

Page 71: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

58

B. Tahapan-Tahapan Penanggulangan Bencana

Manajemen bencana yang merupakan suatu proses

terencana yang dilakukan untuk mengelola bencana dengan

baik dan aman melalui 3 (tiga) tahapan. Dari tiga tahapan

penanggulangan bencana, KUN Humanity System hanya

melakukan ditahap saat bencana (tanggap darurat) dan tahap

pasca-bencana. Hal ini dikarenakan sulitnya memprediksi

suatu bencana, jadi KUN Humanity System hanya merespon

dimana adanya suatu bencana terjadi dengan kekuatan medic

yang mereka punya.

a. Pra Bencana

yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi,

kesiapsiagaan, serta peringatan dini. Kegiatan ini dilakukan

pemerintah setempat dengan BNPD sebagai penyelenggara,

dimana BNPD melakukan riset awal pada daerah yang dirasa

cukup rawan akan terjadinya bencana. Dalam hal ini

pemerintah dan BNPD membentuk team satuan khusus untuk

melakukan persiapan penanggulangan bencana, persiapan itu

terdiri dari kesiapsiagaan masyarakat jika memang nantinya

ada bencana yang akan datang.

Dalam hal peringatan dini, BNPD bersama satuan khusus

penanggulangan bencana sudah memasang pelampung yang

dapat mendeteksi gelombang besar di tengah laut. Pelampung

ini berjarak sekitar 300-400 meter dari bibir pantai, dan

pelampung ini bisa mendeteksi tinggi gelombang yang dirasa

cukup tinggi dan mengirimkan data tersebut ke bagian

informasi BNPD. Jika gelombang tinggi tersebut berpotensi

Page 72: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

59

tsunami, BNPD akan membunyikan sirine peringatan kepada

masyarakat, agar masyrakat bisa segera menuju titik aman

yang sudah disediakan pemerintah.

b. Tanggap Darurat

Pada tahap tanggap darurat yang dilakukan KUN pada

tanggal 24 Desember 2018. Secara singkat yang dilakukan

KUN Humanity System dalam proses tanggap bencana di Desa

Sumur, Ujung Kulon, ialah melakukan assessment di wilayah

yang terdampak akibat longsong gunung Krakatau. Bersama

team assesment ada juga team medis yang memberikan

penanganan pertama untuk masyarakat yang terluka dan butuh

pengobatan. Melalui data ini team akan menentukan jenis

bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat terdampak. Maka

ditentukanlah bantuan pada tahap pertama untuk masyarakat

terdampak ialah memberikan 3 paket logistik berupa 1 paket

food kit, 1 paket hygne kit dan 1 paket shelter kit.

Page 73: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

60

Tabel 4.1 Bantuan Logistik KUN Humanity System.

Food Kit Hygne Kit Shelter Kit

Beras Sabun Mandi Terpal

Minyak Deterjen Selimut

Mie Instant Pasta Gigi Matras

Sarden Kaleng Sikat Gigi

Kornet Kaleng Pakaian dalam pria

Biskuit Pakaian dalam

wanita

Sosis

Air Mineral

Paket yang diberikan kepada masyarakat terdampak.

Selama berjalan nya tanggap darurat, team terus melakukan

penyisiran ke desa-desa terdampak lain nya dengan membawa

team medis dan team assessment melakukan pencarian data

lebih rinci, mulai dari data desa, sejarah bencana yng pernah

terjadi di Desa Sumur, Struktur tanah, jenis tanah, hingga

pergantian musim. Hal ini dilakukan guna team nantinya akan

dapat menentukan program yang akan disusun dan diberikan

masyarakat pada pasca-bencana nanti.

Setelah masa tanggap darurat berakhir, atas kebijakan dari

pemerintah setempat yang dimana tanggap darurat dimulai

pada tanggal 22 Desember 2018 hingga 02 Februari 2019,

pemerintah merubah dari tahap tanggap darurat ke tahap

rehabilitasi ini. Dalam transisi perubahan tahap yang di

informasikan oleh pemerintah, KUN memulai kembali dengan

Page 74: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

61

data assessment yang baru, dengan data terbaru ini tim KUN

Humanity System bisa menentukan desa arsiran dan

menentukan program apa yang akan dijalankan di desa tersebut

nanti.

c. Pasca Bencana

Pasca bencana merupakan proses pemulihan masyarakat

setelah tahap tanggap darurat dinyatakan berakhir oleh

pemerintah setempat. Peran bagi pemerintah dan lembaga

yang terkait dalam proses pemulihan ini adalah proses

rehabilitasi, proses rehabilitasi ini ditujukan untuk masyarakat

dan juga akses sarana dan prasarana untuk bisa kembali

normal kembali.

Dalam proses rehabilitasi ini pemerintah ataupun lembaga

banyak yang menjalankan program mental health atau

psycososial support. Kun juga menjalankan program

psycosocial support kepada masyarakat terdampak, dengan

tujuan masyarakat yang mengalami trauma dapet

disembuhkan dan menjalankan aktifitas yang normal seperti

sebelum terjadinya bencana.

C. PASCA BENCANA TSUNAMI

Pada pasca bencana ini KUN humanity system melakukan

aksi didaerah pasca bencana dengan menyusun beberapa

program yang dirasa diperlukan oleh masyarakat, dengan

bertujuan membantu BNPB agar masyarakat bisa bangkit

setelah terjadi bencana di daerah mereka, KUN yang berfokus

Page 75: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

62

di tahap rehabilitasi melakukan proses bersama dengan

masyarakat dan staff pemerintah.

Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan untuk semua

aspek pelayanan publik dan masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah pasca-bencana. Oleh karena itu KUN

humanity system selain melakukan trauma healing kepada

masyarakat pasca-bencana, KUN juga memberikan program

capacity building terkait penanggulangan bencana untuk

masyarakat, program dan pelatihan yang diberikan KUN

kepada masyarakat bertujuan untuk memulihkan kembali

masyarakat agar bangkit setelah terjadinya tsunami akhir tahun

lalu.

Hal ini ditemukan dari hasil wawancara sebagai berikut:

”KUN berada diwilayah pasca-bencana banten ini

melakukan beberapa program, program ini dibuat setelah

kami mendapatkan data assessment pada tanggap darurat

di desember lalu dan dari data itu disepakatilah program-

program yang diantara nya adalah CBDRR ini.” (Erwin,

2019)

Upaya yang dilakukan KUN humanity system dalam

menjalankan program dalam menjalankan program ditengah

masyarakat dalam tahap rehabilitasi untuk mengembalikan

kondisi masyarakat agar bisa beraktivitas seperti sebelumnya,

KUN mengajak aparatur desa agar membantu untuk bisa lebih

dekat dengan masyarakat untuk membentuk volunteer lokal.

Page 76: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

63

Photo kegiatan sosialisasi yang dilakukan Kun, Kepala BNPD

Sumur, dan Staff Desa Sumur.

Hal tersebut juga diperkuat pada kutipan dibawah ini:

“hal yang pertama kami lakukan adalah pendekatan

terhadap masyarakat yang menjadi wilayah arsiran kami,

setelah pendekatan dengan masyarakat sekitar, kami

mencoba membentuk volunteer di wilayah arsiran

dengan dibantu oleh aparatur pemerintah.” (Erwin, 2019)

Hal ini juga diperkuat oleh pihak desa pada hasil wawancara

berikut:

“masyarakat merespon positif kegiatan ini tentunya ya,

dengan berdampingan antara pihak desa, masyarakat

tentunya akan lebih percaya dengan KUN untuk

mensukseskan program ini.” (Irfan, 2019)

Seperti juga yang diungkapkan pada penjelasan berikutnya

dalam wawancara tersebut bahwa pada pelaksanaan program,

tentunya akan ada hambatan dalam beberapa aspek yang perlu

di perhatikan, agar suksesnya program berjalan sesuai

kebutuhan masyarakat. Berikut kutipan wawancara:

Page 77: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

64

”penghambat pasti ada ya, selain pemilihan penggunaan

bahasa baku yang kurang dimengerti masyarakat, tapi

hambatan itu bisa ditutupi dengan adanya para volunteer

dan staff desa lainnya, faktor pendukung disini itu kami

beruntung punya masyarakat yang solid.” (Irfan, 2019)

Dalam wawancara kali ini, penulis menambahkan beberapa

narasumber terkait hasil dari pelatihan para volunteer KSB atau

Kelompok Siaga Bencana guna merespon erupsi gunung

krakatau yang terjadi pada tanggal 10-11 April 2020.

Ketika terjadi erupsi pada malam itu, apa ada himbauan

atau peringatan dari Kelompok Siaga Bencana yang di

bentuk oleh KUN?

“iya, ada himbauan berupa peringatan dini bahwasannya

krakatau sedang erupsi dan diharuskan menuju titik

kumpul yang aman.” (Nurhaniah, 2020)

Selain himbauan dan peringatan, apa yang mereka

lakukan pada saat evakuasi berjalan?

“saya tidak tahu persis apa yang mereka lakukan, tapi dari

beberapa orang itu ada yang menunggu dibeberapa

persimpangan yang menuju titik kumpul.” (Nurhaniah,

2020)

Pada saat kejadian dan berada di titik kumpul, apa ada

masyarakat yang terluka?

“alhamdulillah tidak ada yang terluka, dan yang mereka

lakukan di titik kumpul mencoba menenangkan

masyarakat agar kondusif.” (Nurhaniah, 2020)

Page 78: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

65

Dalam hal ini Kelompok Siaga Bencana yang terus di monitori

oleh KUN Humanity System melakukan tugasnya dengan

baik, dengan memprioritaskan kelompok rentan terlebih

dahulu. Selain membantu pemerintah dalam proses

mengevakuasi masyarakat, kelompok siaga bencana juga

harus bisa memonitoring keadaan alam sekitar dan juga

mampu menenangkan kondisi psikis masyarakat di titik

evakuasi.

Bagaimana cara kelompok siaga bencana dalam

mengevakuasi kelompok rentan?

“pada saat evakuasi berlangsung, orang tua saya yang

memang sudah sulit berjalan dijemput dengan kendaraan

di rumah dan langsung menuju ke titik aman.” (Ramin,

2020)

Dalam perjalanan menuju jalur evakuasi ke titik aman,

bagaimana situasi yang bapak lihat?

“menuju ke titik aman yang sudah ditentukan pemerintah

dan kelompok siaga bencana, saya merasa malam itu

kondusif, tidak ada nya kepanikan berlebih di masyarakat,

dan masyarakat juga sudah siap dengan barang bawaan

mereka yang dirasa dibutuhkan” (Ramin, 2020)

Page 79: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

66

Dari kutipan beberapa wawancara dan observasi yang penulis

temukan dilapangan terlihat bagaimana KUN humanity system

menjalankan peran dalam proses penanggulangan bencana dan

membantu pihak pemerintahan dalam tahap rehabilitasi dalam

bencana alam yang terjadi pada bulan desember lalu.

D. Partisipasi Masyarakat

Salah satu elemen yang penting dalam proses

penanggulangan bencana adalah partisipasi masyarakat.

Partisipasi masyarakat dalam program peanggulangan bencana

perlu dibangkitkan untuk mencapai keberhasilan suatu

program. konsep partisipasi masyarakat nebekankan

keikutsertaan masyarakat dalam pengambilan keputusan pada

suatu lembaga atau proses pemerintahan. Partisipasi

masyarakat menjadi sebuah kepedulian dengan berbagai

bentuk keikutsertaan warga dalam pembuatan kebijakan dan

pengambilan keputusan yang mempengaruhi kebutuhan

masyarakat. (Irene)

”masyarakat sangat terlibat dalam program yang

dijalankan bersama KUN, dan tentunya masyarakat juga

sangat membutuhkan program dan pelatihan ini, belajar

dari kejadian tsunami kemarin, yang tidak ada tanda-

tanda akan terjadinya tsunami seperti gempa, bencana

tsunami kemarin terjadi secara tiba-tiba yang disebabkan

longsoran dari gunung krakatau, yang tidak pernah kami

alami sebelumnya.” (Irfan, 2019)

Pak irfan yang membantu setiap proses penyelenggaraan

program yang dilakukan bersama KUN agar masyarakat

Page 80: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

67

berpartisipasi dalam program ini agar semua masyarakat tau

apa yang akan mereka lakukan nanti.

Foto kegiatan bersama para volunteer lokal dan kepala BNPD

Sumur.

Kepala BNPD Sumur menyampaikan apresiasi sebelum

kegiatan simulasi bencana.

Partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan

masyarakat dalam suatu kegiatan baik secara fisik maupun

non-fisik yang dilakukan untuk mewujudkan keinginan dan

kepentingan bersama. Adapun ciri-ciri partisipasi masyarakat

antara lain bersifat proaktif dan bahkan reaktif, terdapat

Page 81: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

68

kesepakatan yang dilakukan oleh semua yang terlibat, terdapat

tindakan yang mengisi kesepakatan tersebut, serta terdapat

pembagian kewenangan dan tanggung jawab dalam kedudukan

yang setara. (Supriatna, 2000)

Akan tetapi pada kenyataannya, Dalam persiapan dan

pengambilan keputusan terkait kegiatan program yang akan

dilakukan, masyarakat cenderung tidak pernah mengambil

bagian. Hal ini yang pada akhirnya akan menyulitkan

kelangsungan program. oleh karena itu, salah satu indikator

keberhasilan suatu program ialah adanya partisipasi

masyarakat.

Dan peran dalam partisipasinya masyarakat dalam

menjalankan program ini diperkuat oleh pertanyataan pak irfan

dalam wawancara berikut ini:

“masyarakat disini berperan penting tentunya sebagai

jembatan informasi untuk masyarakat lainnya, sebagai

linmas yang dibentuk menjadi KSB (kelompok siaga

bencana) berperan aktif sebagai fasilitator ke masyarakat

luas nanti, masyarakat sebgai volunteer yang menerima

manfaat dan berbagi kepada masyarakat yang lainnya,

bahkan bisa menjadi contoh untuk desa yang lainnya.”

(Irfan, 2019)

Page 82: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

69

Bersama masyarakat, pak Irfan menyampaikan akan kegiatan

Simulasi Bencana di tengah Masyarakat.

Dengan adanya keterlibatan masyarakat secara langsung,

diharapkan adanya perubahan yang positif bagi masyarakat,

tanpa adanya faktor-faktor yang bersifat paksaan atau

ketakutan akan sesuatu dalam berpartisipasi nya masyarakat

dalam program, karena jika adanya faktor-faktor tersebut akan

menghambat keberhasilan dari program tersebut.

Tipologi Partisipasi Masyarakat

Dalam beberapa macam model partisipasi masyarakat, Kun

menggunakan model partisipasi fungsional, dimana partisipasi

ini mementingkan pendapat masyarakat untuk menentukan apa

yang akan mereka buat (kelompok), yang kesepakatan ini telah

disetujui oleh masyarakat lain. masyarakat berdiskusi bersama

terkait kebutuhan apa saja untuk menjadi sebuah desa tanggap

bencana nantinya, setelah kesepakatn telah dibuat antar

masyarakat akan terbentuknya sebuah kelompok, partisipan

Page 83: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

70

yang nantinya akan menjadi kelompok siaga bencana masih

harus bergantung akan lembaga yang menjadi fasilitator akan

program tersebut, ketergantungan dalam masyarakat ini tidak

berlangsung terus menerus, hal ini hanya sebatas Kun yang

menjadi fasilitator memberikan capacity building akan

kebutuhan dan pengetahuan akan penanggulangan bencana.

Dalam pembentukan kelompok siaga bencana, Kun hanya

melibatkan kelompok LINMAS yang ada di desa. Ada

beberapa kelompok atau lembaga yang ada di Desa Sumur

seperti WWF dan Kelompok Peneliti Badak Cula Satu, namun

lembaga dan kelompok ini hanya berpartisipasi sebatas tukar

informasi tentang kegiatan yang akan Kun dan masyarakat

lakukan agar tidak terjadinya kesalahpahaman dan

terbenturnya agenda program dihari yang sama.

Selain masyarakat lokal yang berpartisipasi dalam kegiatan

ini, ada beberapa tokoh masyarakat yang terlibat seperti Kepala

Desa Cigorondong, Kepala Kecamatan Sumur dan Kepala

BNPD kecamatan Sumur, Dimana para tokoh masyarakat ini

mengajak masyarakat luas untuk bergabung dengan program

ini dan berharap Desa Sumur ini menjadi roll model akan Desa

tanggap bencana untuk Desa-desa yang lain.

Dalam wawancara dengan volunteer lokal akan manfaat

program ini untuk masyarakat dan harapan akan keberadaan

Kun di Desa ini:

Page 84: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

71

“program ini sangat bermanfaat,masyarakat jadi lebih tau

apa yang harus disiapkan dan apa yang akan dilakukan”

(Bayu, 2019)

“perubahan yang sangat terasa terkait program bencana

ini masyarakat jadi lebih siaga dan para warga juga terasa

aman karna ada kelompok siaga bencana ini” (Bayu,

2019)

Terkait perubahan yang terjadi di masyarakat setelah

menjalankan program juga di utaran oleh salah satu volunteer

yang berpartisipasi dalam program ini.

Observasi pertama yang penulis lakukan adalah

pada saat penyampaian materi terkait CBDRR, dimana

penyampaian ini untuk mengenal jenis-jenis bencana, tanda-

tanda bencana dan sebab akibat bisa terjadinya bencana.

Pelatihan ini di pimpin langsung oleh Pak Erwin selaku ketua

program CBDRR, pelatihan ini dihadiri oleh 3 kelompok

LINMAS dari 3 desa (Sumber Jaya, Cigorondong dan Taman

Jaya) arsiran yang menjadi titik berjalannya program dari KUN

Humanity System. Sekitar 27 orang berpartisipasi dalam

sosialisasi terkait materi pengenalan bencana ini, partisipan

yang terdiri dari setengahnya orang tua dan para pemuda

setempat, acara ini berlangsung dari pukul 13.00 WIB – 17.00

WIB, penyampai materi terkait pengenalan bencana dilakukan

hingga 15.00 WIB untuk istirahat, makan dan Sholat. Setelah

istirahat selesai para partisipan dilanjutkan dengan pelatihan

Wildernest First Aid, yaitu pelatihan penanganan pertama yang

dilakukan di saat darurat, pelatihan ini lebih fokus ke praktik

Page 85: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

72

dilapangan, dimana para partisipan bekerja sama melakukan

simulasi kepada korban bencana yang terluka, pelatihan ini

bertujuan untuk para partisipan ini yang nanti menjadi tim KSB

(kelompok siaga bencana) disetiap desa nya dapat membantu

masyarakat ditengah-tengah bencana hingga bantuan dari

pemerintah datang.

Untuk Observasi selanjutnya di kantor Desa

Cigorondong para partisipan yang hadir dalam sosialisasi dan

pelatihan penanganan pertama yang berlokasi di pesisir pantai

daplangu dikumpulkan kembali guna membicarakan agenda

selanjutnya, yaitu simulasi bencana yang akan dilakukan

bersama masyarakat desa semua. Malam ini diskusi dipimpin

oleh semua anggota LINMAS itu sendiri, ini dilakukan agar

para partisipan ini bisa mempraktekkan langsung hasil dari

pelatihan mereka pada beberapa hari yang lalu, dari pihak

KUN yaitu Pak Erwin hanya mengarahkan para partisipan

dengan beberapa point penting terkait simulasi bencana ini.

Yang ditekankan disini simulasi pengangan pertama dengan

simulasi saan bencana, disini partisipan harus mengajak

seluruh masyarakat untuk melakukan hal-hal yang harus

dilakukan saat terjadinya bencana, dimulai dari menuju titik

kumpul, menuju rute evakuasi hingga ke titik aman.

Selebihnya para partisipan yang menentukan bagaimana nanti

proses yang akan terjadi nanti, strategi ini diberikan kepada

partisipan bertujuan untuk agar masyarakat lebih berkembang

dan akan mandiri nantinya, tanpa harus menunggu pemerintah

atau NGO lain, mereka akan terus berkembang dengan

Page 86: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

73

kemauan mereka dan bisa menjadi salahsatu desa tangguh

bencana.

Observasi terakhir yang dilakukan di tengah Desa

Cigorondong tepat nya di bangunan Ruang Tumbuh Bersama

yang telah dibangun oleh Tim KUN Humanity System untuk

masyarakat melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif

dan membangun. Ruang tumbuh bersama ini menjadi salah

satu program selain CBDRR dan ditempat ini pula akan

dilaksanakan nya simulasi bencana yang sudah dipersiapkan

oleh para partisipan dari jauh hari. Penulis mulai

mengobservasi mulai dari pengumuman kepada masyarakat

dengan berjalan menggunakan sepeda motor beserta mobil

KUN, para tim KUN dan para partisipan dari program CBDRR

ini berjalan iring-iringan mengelilingi desa. Dengan

menggunakan pengeras suara, Pak Irfan selaku staff kantor

desa memberitahukan bahwa hari ini akan di adakan simulasi

bencana, himbauan ini bertujuan agar masyarakat tidak panik

nanti nya dan diharap bisa berpartisipasi dalam kegiatan

tersebut. Acara simulasi dimulai pada Pukul 10.00 WIB,

dengan aba-aba yang disiapkan oleh para partisipan dimulai

dengan tanda sirine dibunyikan, masyarakat keluar rumah

menuju titik kumpul, di titik kumpul sudah ada tim evakuasi

yang siap menunjukan arah kepada masyarakat menuju titik

aman. Melihat antusias para masyarakat hari itu yang

jumlahnya bisa mencapai 100 orang lebih dan melihat

bagaimana partisipan yang telah dilatih oleh tim KUN

menunjukan hal yang positif dimana para partisipan mampu

Page 87: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

74

mengendalikan masyarakat dan melakukan step-step apa saja

yang diharuskan saat terjadinya bencana. Dan acara ini di tutup

dengan peresmian Ruang Tumbuh Bersama dan Terbentuknya

Tim KSB (Kelompok Siaga Bencana) yang sebelumnya

bernama LINMAS.

Simulasi Pertolongan pertama saat bencana yang dilakukan

para Volunteer.

Page 88: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

75

BAB V

ANALISIS DATA TEMUAN LAPANGAN

A. Proses Peangggulangan Bencana

Menurut Soeladi terkait penanggulangan bencana tidak dapat

dilaksanakan dengan mengandalkan satu instansi, melainkan

melibatkan banyak element dari masyarakat itu sendiri,

Susanto berpandangan tentang penanggulangan bencana

bahwa penanganan bencana berangkat dari keterbatasan

masyarakat dalam hal memprediksi dan menghadapi bencana

yang akan datang. Prinsipnya terkait penanggulangan bencana

adalah mengatasi keterbatasan manusia dalam memprediksi

dan menghadapi bencana (Tertulis dalam BAB II). Program

penanggulangan bencana yang dilaksanakan KUN Humanity

System yang terfokus pada tahap rehabilitasi terhadap

masyarakat pasca-bencana yang membutuhkan pembekalan

bagaimana memprediksi dan menghadapi bencana. Dengan

berkerja sama dengan semua element masyarakat yang ada

dengan melibatkan masyarakat dalam menjalankan program

bersama KUN Humanity System. Hal tersebut terlihat dari

pelaksanaan program CBDRR oleh KUN Humanity System di

wilayah Desa Sumur yang berpotensi akan adanya bencana.

B. Tahapan-Tahapan Penanggulangan Bencana

Tahapan penanggulangan bencana dapat diartikan sebagai

suatu proses berjenjang dan berkelanjutan yang bertujuan

untuk meminimalisisr dampak suatu bencana, dikutip dari

Page 89: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

76

susanto (BAB II) tahapan penanggulangan bencana melalui

serangkaian kegiatan pencegakan akan suatu bencana, tanggap

darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Serangkaian kegiatan ini

bertujuan agar masyrakat tetap aman namun tetap waspada

terahap suatu bencana.

Dalam tulisan hayanto juga mengungkapkan bagaimana

manajemen bencana merupakan suatu proses terencana yang

dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman

melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu:

a. Pra Bencana

1) Kesiagaan

Dalam tahap pra bencana, KUN dan masyarakat membentuk

kelompok siaga bencana (KSB), dengan melalui kelompok

yang dibentuk ini dirasa merupakan langkah pertama yang

harus segera dilakukan. Sesuai dengan Gillespie dan Streeter,

dengan terbentuknya suatu kelompok yang mempunyai tujuan

utama meningkatkan keamanan dan efektifitas respon

masyarakat selama bencana. Membangun kesiagaan adalah

unsur penting, namun tidak mudah dilakukan karena

menyangkut sikap mental dan budaya serta disisplin ditengah

masyarakat.

2) Peringatan Dini

Peringatan Dini yang disepakati dari Kelompok Siaga Bencana

yang nantinya akan terbentuk menyepakati menggunakan

Page 90: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

77

sirine manual dan satu paket alat HT menggunakan baterai

yang difasilitasi oleh KUN Humanity System sebagai lembaga

yang bertanggung jawab akan kelompok ini. dengan melihat

dikejadian lalu dimana sebelum kejadian gempa bumi atau

tsunami listrik akan padam seutuhnya dan memutus jaringan

komunikasi. Dengan peralatan manual yang kelompok ini

miliki, peringatan dini sebelum terjadinya bencana bisa

disampaikan dengan segera kepada semua pihak.

3) Mitigasi

Mitigasi yang dilakukan KUN Humanity System bersama

masyarakat dan volunteer lokal ialah menyediakan jalur

evakuasi, dimana jalur ini akan ditandai berupa plang atau

papan penunjuk arah ketempat teraman saat bencana.

b. Saat Bencana

Tanggap Darurat

Merespon bencana yang terjadi di Desa Sumur, Pandeglang-

Banten. KUN Humanity System melakukan penyelamatan dan

evakuasi korban dengan kekuatan mereka dibidang medis,

bergerak dari posko ke posko lain nya, mengecek kesehatan

dan kebutuhan apa saja yang diperlukan para korban yang

tinggal dipengungsian.

c. Pasca Bencana

Rehabilitasi

Page 91: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

78

Perbaikan pemulihan semua aspek termasuk pemulihan

mental yang menjadi salah satu program utama KUN

Humanity System yaitu MHPSS, dimana KUN bekerja sama

dan membantu pihak BNPD membantu pemulihan untuk

masyarakat.

C. Pasca Bencana Tsunami

Mengutip dari laman BNPB, ada beberapa tahap yang akan

dilakukan pada lokasi terjadinya bencana, salah satunya ialah

tahap rehabilitasi. Pada tahap ini masyarakat membutuhkan

pemulihan dari semua aspek, mulai dari aspek pemulihan

publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadain hingga

semua nya bisa berjalan dengan secara wajar seperti semula.

Selain pemulihan aspek pelayan publik, masyarakat juga

membutuhkan pemulihan akan mental atau rasa trauma akan

kejadian dari bencana tersebut, KUN berfokus pada tahap

rehabilitasi untuk masyarakat. Dengan membawa program

capacity building terkait mental health psychosocial support

dan disaster risk reduction untuk masyarakat wilayah yang

terdampak bencana, diharap akan membantu masyarakat agar

bisa mengantisipasi dan menghadapi bencana nanti.

a. Rehabilitasi

Dalam proses rehabilitasi yang dilakukan KUN Humanity

System dalam rangka membantu pemerintah untuk

memulihkan masyarakat yang terdampak bencana di Desa

Sumur, Pandeglang-Banten. Hal yang dilakukan KUN

Humanity system di tahap rehabilitasi ini salah satunya adalah

Page 92: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

79

menjalankan program capacity building disaster risk reduction

(CBDRR), yang pertama dilakukan tim KUN adalah

membentuk volunteer lokal dengan memberikan penguatan

mental dan pembekalan akan penanggulangan bencana, yang

materi ini disampaikan oleh ketua pelaksana program CBDRR

yaitu pak Erwin, materi ini diberikan kepada masyarakat yang

berpartisipasi dalam program CBDRR yang nantinya akan

menjadi Kelompok Siaga Bencana (KSB), Pelatihan-pelatihan

akan penanganan pertama disaat keadaan darurat (BAB IV)

yang diberikan kepada para calon volunteer lokal.

Selain penguatan mental dan pembekalan materi yang

diberikan oleh KUN Humanity System, para volunteer juga

diajak langsung untuk mengetahui dimana titik-titik berbahaya

dan dimana titik aman jika terjadi bencana. Hal ini dilakukan

guna agar masyarakat paham akan dimana dan kemana

masyarakat akan di evakuasi jika terjadi bencana, dan nantinya

titik-titik tersebut akan dipasangkan plang atau papan jalur

evakuasi hingga ketitik aman.

Proses pembekalan materi dan pelatihan yang dilakukan

bersama masyarakat dan KUN Humanity System akan terlihat

dari kegiatan simulasi bencana yang dilakukan volunter lokal

bersama dengan seluruh element masyarakat yang terlibat

seperti staff desa, BNPD Desa Sumur dan masyrakat umum

lainnya.

Berbagai upaya penanggulangan bencana yang dilakukan

KUN Humanity System menyasar kepada seluruh element

Page 93: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

80

masyarakat secara umum. hal tersebut memungkinkan

persebaran informasi tentang bagaimana cara mengantisipasi

dan menghadapi bencana yang akan datang nantinya yang

memang menjadi salah satu program dan tanggung jawab KUN

Humanity System, hingga nantinya diharapkan desa arsiran

KUN Humanity System menjadi desa tangguh bencana.

D. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan seseorang di

dalam kelompok, berpartisipasi yang melibatkan mental dan

emosi untuk memberikan dorongan kepada kelompok untuk

mencapai suatu keberhasilan. Dalam situasi dimana

masyarakat membutuhkan banyak kekuatan untuk

mempersiapkan dan menghadapi segala kemungkinan yang

terjadi, pembentukan kelompok siaga bencana yang menjadi

acuan berjalan nya program CBDRR sangat dibutuhkan nya

partisipasi masyarakat itu sendiri.

Lebih lanjut lagi, dalam menghadapi kenyataan nya,

kurangnya partisipasi masyarakat dalam persiapan dan

pengambilan keputusan dalam suatu program yang akan

dilakukan, masyarakat cenderung tidak mengambil bagian dan

akan menyulitkan keberhasilan program. Masyarakat harus

bersifat proaktif dan reaktif, membuat kesepakatan dengan

semua masyarakat yang terlibat agar masyarakat itu sendiri

mempunyai tanggung jawab dan kewenangan dalam

kedudukan yang setara.

Page 94: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

81

Dalam proses penanggulangan bencana partisipasi

masyarakat menjadi elemen penting yang harus segera

dibangkitkan, konsep partisipasi masyarakat ditekankan agar

masyarakat bisa mengambil dan membuat keputusan dalam

proses pembuatan kebijakan yang mempengaruhi kebutuhan

masyarakat. Dalam kegiatan program CBDRR yang dilakukan

KUN Humanity System, masyarakat yang berpartisipasi

diharapkan menjadi elemen penting bagi banyak pihak, mampu

melakukan sosialisasi dan menerapkan materi dan pelatihan

yang diberikan lembaga kepada masyarakat.

Tipologi Partisipasi Masyarakat

Tipologi partisipasi masyarakat merupakan sebuah

gambaran keterlibatan masyarakat yang akan dibagi dari

beberapa kelompok. Terlibatnya masyarakat untuk

berpartisipasi dalam 3 (tiga) program KUN Humanity system

berikan. dengan melihat banyaknya kelompok yang sudah ada

di tengah masyarakat, KUN Humanity System tanpa merubah

tatanan kelompok yang sudah ada menjalankan program

CBDRR dengan kelompok LINMAS yang bertugas

menjalankan keamanan untuk masyarakat.

Dalam menjalankan program CBDRR dengan kelompok

LINMAS yang terkumpul dari desa yang menjadi arsiran

wilayah KUN Humanity System, hal ini dilakukan untuk

melihat fungsi dari keberadaan kelompok-kelompok ini.

Page 95: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

82

KUN Humanity System bersama dengan kelompok

LINMAS fokus menggunakan salah satu jenis tipologi

partisipasi masyarakat, yaitu partisipasi fungsional. Jenis

partisipasi ini dirasa perlu digunakan oleh pihak lembaga,

tujuan dari digunakannya jenis ini ialah agar masyarakat bisa

menentukan sendiri apa yang akan mereka lakukan dan

persiapkan dengan kelompok LINMAS ini.

Partisipasi Fungsional

Partisipasi fungsional terbagi dalam 3 point, antara lain

:

1) Masyarakat membentuk kelompok untuk mecapai tujuan

proyek.

Pada point ini, KUN Humanity System terfokus

dengan kelompok LINMAS yang akan menjadi kelompok

siaga bencana (KSB) nantinya, hal ini dilakukan tanpa

merubah tugas dan fungsi awal dari kelompok LINMAS.

Dalam bagian ini KUN Humanity System yang bertindak

sebagai fasilitator hanya memberikan pembekalan dan

materi akan penanggulangan bencana dan pertolongan

pertama pada disaat keadaan darurat.

2) Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada keputusan-

keputusan utama yang disepakati.

Para partisipan yang tergabung dalam kelompok

LINMAS sebelumnya menyepakati akan bergantinya

kelompok LINMAS menjadi kelompok siaga bencana

Page 96: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

83

(KSB). Point ini dilakukan dengan bertujuan para partisipan

yang tergabung bisa menentukan akan sebuah kebijakan dan

mengambil keputusan untuk kelompok yang akan menjadi

wadah mereka selanjutnya, tanpa merubah fungsi

sebelumnya dan mendapatkan tugas baru yaitu bertanggung

jawab akan melindungi masyarakat dari bencana alam.

Selain menyepakati perubahan nama, para partisipan juga

diharapkan bisa merekrut kelompok pemuda yang menjadi

generasi penerus selanjutnya.

3) Pada tahap awal, masyarakat masih tergantung kepada pihak

lembaga, tetapi secara bertahap menunjukan

kemandiriannya.

Setelah partisipan menentukan dan menyepakati

akan suatu gerakan kelompok yang akan mereka lakukan

nantinya, masyarakat masih harus bergantung dengan

lembaga yang terkait, yaitu KUN Humanity System.

Ketergantungan akan materi dan pembekalan yang

diberikan KUN Humanity System hanya bertahan di awal

hingga mereka bisa mandiri dengan yang diberikan lembaga

kepada mereka. Dengan mengikuti materi dan pelatihan

dengan kelompok sebelumnya dan tambahan tenaga dari

kelompok pemuda yang diharapkan mampu menyerap

semua kebutuhan mereka untuk kelompok mereka yang

baru. Dengan melihat partisipan dari masa pelatihan hingga

melakukan kegiatan simulasi bencana nanti, akan

terbentuklah kemandirian untuk kelompok mereka

nantinya.

Page 97: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

84

Dengan segala cara yang dilakukan KUN Humanity

System bersama dengan masyarakat yang berpartisipasi untuk

mensukseskan program CBDRR ini, diharap mampu menjadi

desa yang mandiri dan menjadi desa tangguh bencana. Dengan

bekerja sama dengan semua elemen yang ada, kelompok siaga

bencana (KSB) kelompok yang mampu menjadi roll model

akan pergerakan desa-desa lain akan pentingnya masyarakat

dalam menentukan kebijakan dan mengambil keputusan untuk

kebutuhan mereka dari kelompok-kelompok yang ada.

Page 98: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

99

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses penanggulangan bencana yang dilakukan

pemerintah daerah di Desa Sumur, Pandeglang-Banten dalam

merespon bencana alam yang diakibatkan oleh longsornya

gunung krakatau dan terjadinya gelombang besar yang

menghantam sebagian besar pesisir pantai tanjung lesung

hingga ke ujung kulon. Bersama pemerintah daerah, BNPD

Desa Sumur, Pandeglang-Banten, dan KUN Humanity System

menjalankan tahap penanggulangan bencana pada tanggap

darurat pada bulan desember 2018, melakukan assessment

kepada masyarakat yang terdampak akibat gelombang besar

yang menghantam pemukiman warga. Program

penanggulangan bencana yang dilakukan KUN Humanity

System terfokus pada tahap pra-bencana pada bagian

rehabilitasi yang melibatkan keseluruhan masyarakat untuk

berpartisipasi.

Partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan

bencana yang dilakukan pemerintah daerah dan KUN

Humanity System menjadi salah satu faktor penentu akan

keberhasilan program tersebut. Dalam hal ini masyarakat harus

berpartisipasi secara aktif dan pro-aktif untuk melakukan

pencegahan dan bersiap mengantisipasi akan menghadapi

bencana alam yang sulit di prediksi. Proses penanggulangan

Page 99: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

100

bencana yang dilakukan KUN Humanity System dimulai pada

tahap saat bencana dan pasca-bencana.

Pada tahap saat bencana, proses penanggulangan bencana

terfokus pada tanggap darurat/emergency respon, tahap ini

mempunyai jangka waktu yang nantinya akan ditentukan

langsung oemerintah daerah dan BNPD Desa Sumur,

Pandeglang-Banten.

Saat Bencana

Tim KUN Humanity System merespon bencana yang

terjadi di Daerah Banten dengan kekuatan medis yang mereka

miliki membantu pemerintah Daerah dan BNPD. Melakukan

cek kesehatan kepada seluruh masyarakat terdampak dan

melakukan tahap assessment hingga memberikan bantuan

logistik berupa hygne kit dan food kit.

Selanjutnya setelah masa tanggap darurat dinyatakan

berakhir oleh pemerintah daerah dan BNPD Desa Sumur,

Pandeglang-Banten, Tim KUN Humanity System masih

bertahan di lokasi bencana menjalankan tahap selanjutnya

yaitu tahap pra-bencana. Pada tahap ini KUN Humanity

System terfokus pada bagian Rehabilitasi, dimana pada tahap

Rehabilitasi ini berkegiatan tentang pemulihan mental di

tengah masyarakat. Rehabilitasi

Rehabilitasi merupakan tahap pemulihan dari semua aspek

yang ada dimasyarakat, KUN Humanity System menjalankan

salah satu program terkait penanggulangan bencana. Dimana

Page 100: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

101

program ini bertujuan agar masyarakat mampu menghadapi

dan mengantisipasi akan suatu bencana yang bisa datang kapan

saja.

KUN Humanity System telah memberikan dampak yang

signifikan di tengah masyarakat dengan terlibatnya KUN

Humanity System dalam membantu pemerintah daerah dan

BNPD Desa Sumur, Pandeglang-Banten. Keterlibatan KUN

Humanity System di tengah masyarakat pasca-bencana

dirasakan oleh banyak pihak, dari individu, masyarakat, dan

Desa itu sendiri. Hal ini dapat terlihat dari terbentuknya

kelompok siaga bencana (KSB) yang telah disepakati oleh

masyarakat itu sendiri, dimana kelompok ini diharapkan akan

memberikan dampak positif bagi masyarakat luas nantinya

yang mampu menghadapi dan mengantisipasi bencana lainnya.

Kenyataannya bahwa KUN Humanity System masih harus

berbenah diri dalam proses penanggulangan bencana nantinya,

dimana mereka harus bisa lebih mempersiapkan dan

memperhatikan tahapan-tahapan penanggulangan bencana.

Dalam proses penanggulangan bencana KUN Humanity

System yang tidak melakukan atau melewatkan di tahap Pra-

bencana yang dimana memang lokasi bencana sangat sulit

diprediksi.

Proses partisipasi masyarakat menjadi tolak ukur akan

keberhasilan program yang dijalankan bersama KUN

Humanity System pada Desa yang terkena gelombang besar

akibat gunung krakatau, KUN Humanity System

Page 101: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

102

menggunakan salah satu jenis partisipasi, yang digunakan

KUN Humanity System adalah jenis partisipasi fungsional.

Jenis partisipasi ini digunakan oleh KUN Humanity

System guna masyarakat mampu terlibat secara aktif,

memberikan masyarakat yang berpartisipasi agar bisa

menentukan kebijakan-kebijakan yang akan mereka gunakan

dan masyarakat sendiri juga bisa mengambil keputusan sesuai

dengan keadaan kelompok mereka nanti. Hal ini dilakukan

agar masyarakat mampu bertanggung jawab akan kebijakan

yang mereka ambil, yang nantinya masyarakat ini akan

menjadi masyarakat yang mandiri.

B. Implikasi

Proses penanggulangan bencana yang dilakukan KUN

Humanity System terfokus pada partisipasinya masyarakat

akan kesiapan mempersiapkan dan menghadapi bencana alam.

Upaya proses penanggulangan bencana dengan terlibatnya

masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana membuat

KUN Humanity System menjalankan program CBDRR pada

tahap rehabilitasi yang bertujuan agar masyarakat terdampak

mampu pulih dari kejadian bencana alam yang mereka alami.

Implikasi dalam penelitian ini menggambarkan proses

penanggulangan bencana dengan membawa program CBDRR

dari KUN Humanity System untuk masyarakat terdampak.

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, terlihat berbagai

bentuk pelatihan dan pemberian materi terkait bencana dari

KUN Humanity System yang juga melibatkan seluruh elemen.

Page 102: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

103

Program CBDRR yang dilaksanakan telah memberikan

dampak yang bermanfaat bagi individu, masyarakat, dan Desa

Sumur, dimana terlihat dari bagaimana pelatihan yang

diberikan memberikan daya kepada para volunteer lokal yang

mampu mempraktikkan simulasi bencana dengan sangat baik

dan mampu membimbing atau mengarahkan masyarakat

ketempat yang aman.

C. SARAN

Mengacu dari hasil penelitian dan analisa yang telah

dilakukan, beberapa hasil tersebut perlu dikemukakan saran

dan masukan khususnya bagi KUN Humanity System.

Sehingga upaya penanggulangan bencana yang dijalankan

KUN Humanity System dapat berjalan efektif untuk

mempersiapkan masyarakat dengan lebih baik. Beberapa saran

tersebut diantaranya yaitu:

1. Pendekatan kepada masyarakat secara menyeluruh harus

lebih dioptimalkan, dimana bukan hanya kelompok-

kelompok terpilih saja yang menjadi fokus utama demi

keberhasilan program. Hal ini dilakukan agar nanti

bertambahnya para volunteer lokal dan kelompok lain

yang bergabung dengan kelompok siaga bencana, dengan

banyaknya yang tergabung dalam kelompok siaga

bencana nantinya akan menjadi kekuatan baru untuk

kelompok ini.

2. Penguatan kapasitas dan kuantitas dari tim KUN

Humanity System itu sendiri. Dengan banyaknya tim

Page 103: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

104

KUN yang cukup untuk menjalankan suatu program akan

membantu proses penanggulangan bencana itu sendiri,

dimana makin luas daerah yang akan terjangkau nantinya

dan akan memperbanyak masyarakat yang berpartisipasi.

Page 104: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

105

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

As’ari. Syafari Imam. 1993. Sosiologi Kota dan Desa.

Surabaya: Usaha Nasional.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif

(Cet.ke-2). Jakarta: PT Grafindo Persada.

Daud Ali, Muhammad., dan Habibah Daud. 1999.

Lembaga-lembaga Islam di Indonesia. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Ghoni, M. Djunaedi, dkk. 2012. Metode Penelitian

Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Khairuddin. 1992. Pembangunan Masyarakat.

Yogyakarta: Liberty.

Mardikanto, Totok. 2013. Pemberdayaan Masyarakat

Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung:

Alfabeta.

Moloeng, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ndraha, Taliziduhu. 1990 Pembangunan Masyarakat

Jakarta: Rineka Cipta.

Nurjanah., dkk. 2012. Manajemen Bencana. Bandung: Alfa

Beta

Pirdata, Made. 1990. Perencanaan Pendidikan Partisipasi

dengan Pendekatan Sistem. Jakarta: Cipta.

Page 105: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

106

Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan

& Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta : Dian

Rakyat.

Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian: Public Relation

dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Sastopoetro, Santoso. 1998. Partisipasi, Komunikasi,

Persuasi dan disiplin dalam Pembangunan Nasional.

Bandung: Alumni.

Sembiring. Himpunan Peraturan Perundang-undangan

RI: Penanggulangan Bencana.

Soeladi. 1995. Manajemen Bencana Alam Tsunami.

Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial.

Sugiono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif Cet ke-5.

Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat

Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refia Aditama.

Supriatna, Tjahya. 2000. Strategi Pembangunan dan

Kemiskinan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Susanto. Sebuah Pendekatan Strategic Management:

Disaster Management di Negeri Rawan Bencana

Sutopo, Heribertus. 1996. Metodologi Penelitian

Kualitatif: Metodologi Penelitian Untuk Ilmu-ilmu

Sosial dan Budaya. Surakarta: Universitas Sebelas

Maret.

Warto., dkk. 2003. Ujicoba Pola Manajemen

Penanggulangan Korban Bencana Alam pada Era

Page 106: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

107

Otonomi Daerah. Yogyakarta: Departemen Sosial

RI.

B. Sumber Skripsi

Rizal Wahyudha. 2016. Implementasi Penanggulangan

Bencana Banjir Oleh BPBD provinsi DKI Jakarta.

Skripsi S1 Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial

Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah

Jakarta.

Agus Joko Haryanto. 2012. Manajemen Bencana Dalam

Menghadapi Ancaman Industri di PT. Lautan

Otsuka Chemical Cilegon. Tesis S2 Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

C. Sumber Jurnal

Arifin, Saru. 2008. Studi Model Kebijakan Mitigasi

Difabel Korban Bencana Alam (Studi Kasus di

Kabupaten Bantul, Yogyakarta). Laporan

Penelitian Fakultas Hukum Universitas Islam

Indonesia.

Gillespie, D.F., & Streeter, C.L., Conceptualizing and

Measuring Disaster Preparedness.

International Journal of Mass Emergencies and Disaters,

5 (2)

Page 107: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

108

Maarif, Syamsul. 2005. Indonesia Supermarket

Bencana,” Jurnal Perempuan No. 40.

Sutikno, dkk. 1992. Dampak Penggunaan Lahan

Terhadap Bencana Alam Akibat Gerakan Massa

Tanah/Batuan di Daerah Tamanggung, Jateng.

Laporan Penelitian Fakultas Geologi Universitas

Gajah Mada.

Yulianto, Ade. 2014. Strategi adaptasi sosial dan

ekonomi masyarakat pasca bencana (study kasus

masyarakat kampung trangkil baru kelurahan

sukorejo kecamatan gunung pati kota semarang

pasca bencana alam tanah longsor tahun 2014.

D. Sumber Undang-Undang

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan

Bencana No. 11 tahun 2011 tentang

penanggulangan bencana

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan

Becana No. 11 tahun 2008 tentang pedoman

rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 ayat 1 pasal 10

dan pasal 11 tentang Penanggulangan Bencana.

E. Sumber Internet

https://www.bnpb.go.id/home/potensi, di akses pada

18.24/ Senin, 22 januari 2019

Page 108: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

109

F. Sumber Lain

Kodoatie dan Sjarief. Pengelolaan Bencana Terpadu.

Hidayati. Panduan Siaga BencanaBerbasis Masyarakat.

Nurrachman. Pemulihan Trauma: Panduan Praktis

Pemulihan Trauma Akibat Bencana Alam.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar

Bahasa Indonesia.

Susanto. Sebuah Pendekatan Strategic Management:

Disaster Management di Negeri Rawan Bencana.

Tim Penyusun KBBI. 1996. .Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Siti Irene. Desentralisasi dan Partisipasi.

Holil Soelaiman. 1980. Partisipasi Sosial Dalam Usaha

Kesejahteraan Sosial. Bandung.

Page 109: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Lampiran

Page 110: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh
Page 111: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Transkip Wawancara

Hari/tanggal : Jum’at, 09 Agustus 2019

Waktu : 16:35 WIB

Lokasi : KUN Center Sumur,pandeglang-banten.

I. Identitas infroman

Nama : Dr. Chandra Sembiring

Jenis kelamin : Laki-Laki

Usia :

Alamat :

Informan : Ketua NGO KUN

Humanity System

II. Pertanyaan

1. (Peneliti) bagaimana awal berdirinya Kun

Humanity System ini ?

(ketua NGO) awalnya kami semua pernah

bertemu dan bekerja sama di lembaga kemanusiaan

di indonesia, mulai dari ekspedisi nusantara,

bencana tsunami di aceh dan juga letusan gunung

merapi di jawa tengah, dan pada akhirnya tanpa

disengaja saya dan beberapa orang yang pernah

bertemu dilembaga kemanusiaan waktu itu bertemu

kembali di sebuah event ekspeditor pendakian tujuh

Page 112: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

gunung di indonesia atau biasa disebut seven

summits indonesian. Setelah ekspedisi ini berakhir

di akhir 2015, kami sepakat untuk bertemu kembali

dan berbicara lebih luas lagi kedepannya.

2. (peneliti) apa tujuan dan visi misi dari KUN

Humanity System?

(ketua NGO) selain untuk memberdayakan

masyarakat di pedalaman desa yang sulit untuk

diakses, kami bertujuan menjalin hubungan dengan

warga lokal, dengan bersinergi dengan mereka kita

jadi tahu apa yang di butuhkan masyakat dan akan

kita kembangkan seluruh potensi yang ada di desa

tersebut.

3. (peneliti) apa program dan fokus utama dari KUN

Humanity System ini ?

(ketua NGO) salah satu program yang

menjadi fokus kami selain pemberdayaan

masyarakat, kami juga punya kekuatan dibidang

medic, program utama kami di wilayah pasca-

bencana adalah MHPSS atau mental health

psycosocial support dan Siap siaga bencana

CBDRR.

4. (peneliti) lalu apa yang KUN lakukan diwilayah

pasca-bencana di banten ini ?

(ketua NGO) selain aksi kemanusiaan,

yang kami lakukan disini adalah mencoba

mengembangkan potensi yang ada di wilayah

Page 113: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

pasca-bencana ini, sekiranya apa yang masyarakat

butuhkan dan apa yang masyarakat bisa lakukan

setelah bencana tsunami kemarin, dan kami

mencoba membantu memfasilitasi itu.

Page 114: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Transkip Wawancara

Hari/tanggal : Rabu, 14 Agustus 2019

Waktu : 19.30 WIB

Lokasi : Kantor Desa Cigorondong

I. Identitas infroman

Nama : Pak Erwin

Jenis kelamin : Laki-Laki

Usia :

Alamat :

Informan : Kepala Program CBDRR

II. Pertanyaan

1. (Peneliti) apa yang dilakukan KUN di wilayah

pasca-bencana ?

(kepala program) KUN berada diwilayah

pasca-bencana banten ini melakukan beberapa

program, program ini dibuat setelah kami

mendapatkan data assessment pada tanggap darurat

di desember lalu dan dari data itu disepakatilah

program-program yang diantara nya adalah

CBDRR ini.

2. (peneliti) bagaimana proses yang dilakukan KUN

untuk menjalankan program CBDRR ?

Page 115: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

(kepala program) hal yang pertama kami

lakukan adalah pendekatan terhadap masyarakat

yang menjadi wilayah arsiran kami, setelah

pendekatan dengan masyarakat sekitar, kami

mencoba membentuk volunteer di wilayah arsiran

dengan dibantu oleh aparatur pemerintah.

3. (peneliti) apa peran KUN di dalam masyarakat

melalui program CBDRR ?

(kepala program) KUN berperan sebagai

fasilitator bagi masyarakat, apa yang masyarakat

butuhkan akan coba kami bantu sebisa mungkin,

dan melalui program cbdrr ini masrakat juga

membutuhkan pengetahuan tentang bencana,

apalagi mereka tinggal diwilayah yang berpotensi

bencana.

4. (peneliti) apa tujuan menjalankan program cbdrr

ini di sumur,pandeglang-banten ?

(kepala program) dengan melihat wilayah

sumur ini, yang memiliki banyak potensi akan

terjadinya bencana seperti tsunami, letusan gunung

dan lain sebagainya, dirasa program cbdrr ini sangat

tepat dijalankan di daerah ini.

Page 116: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Transkip Wawancara

Hari/tanggal : Selasa, 20 Agustus 2019

Waktu : 14.20 WIB

Lokasi : Kantor Desa Sumur,Pandeglang-Banten.

I. Identitas infroman

Nama : Pak Irvan

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia :

Alamat :

Informan : Kepala Bagian

Pengembangan Masyarakat Desa Sumur.

II. Pertanyaan

1. (peneliti) apa masyarakat terlibat dalam program

cbdrr?

(staff kantor desa) masyarakat sangat

terlibat dalam program yang dijalankan bersama

KUN, dan tentunya masyarakat juga sangat

membutuhkan program dan pelatihan ini, belajar

dari kejadian tsunami kemarin, yang tidak ada

tanda-tanda akan terjadinya tsunami seperti gempa,

bencana tsunami kemarin terjadi secara tiba-tiba

yang disebabkan longsoran dari gunung krakatau,

yang tidak pernah kami alami sebelumnya.

Page 117: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

2. (peneliti) apa peran masyarakat di dalam program

ini ?

(staff kantor desa) masyarakat disini

berperan penting tentunya sebagai jembatan

informasi untuk masyarakat lainnya, sebagai

linmas yang dibentuk menjadi KSB (kelompok

siaga bencana) berperan aktif sebagai fasilitator ke

masyarakat luas nanti, masyarakat sebgai volunteer

yang menerima manfaat dan berbagi kepada

masyarakat yang lainnya, bahkan bisa menjadi

contoh untuk desa yang lainnya.

3. (peneliti) bagaimana respon masyarakat terhadap

program CBDRR ini ?

(staff kantor desa) masyarakat merespon

positif kegiatan ini tentunya ya, dengan

berdampingan antara pihak desa, masyarakat

tentunya akan lebih percaya dengan KUN untuk

mensukseskan program ini.

4. (peneliti) saat menjalankan program ini adakah

yang masyarakat ada yang paham terkait disaster ?

(staff kantor desa) ada beberapa orang

yang paham, tapi lebih banyak yang tidak taunya,

masyarakat tentunya harus lebih banyak belajar dan

memahami terkait disaster melalui program ini.

5. (peneliti) apakah KUN memberikan penuyuluhan

terkait jenis-jenis bencana ?

Page 118: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

(Staff kantor desa) iya, kun memberikan

penyuluhan kepada masyarakat, selain adanya

forum, KUN juga memberikan kalender yang

isinya tentang jenis-jenis bencana.

6. (peneliti) apakah ada peringatan khusus jika akan

terjadinya bencana ?

(staff kantor desa) BNPD punya alat

deteksi gempa di sekitaran gunung krakatau, tapi

beda cerita jika tsunami terjadi tanpa adanya gempa

seperti kejadian desember kemarin ya.

7. (peneliti) apa ada faktor penghambat dan

pendukung dalam menjalankan program ?

(staff kantor desa) penghambat pasti ada

ya, selain pemilihan penggunaan bahasa baku yang

kurang dimengerti masyarakat, tapi hambatan itu

bisa ditutupi dengan adanya para volunteer dan

staff desa lainnya, faktor pendukung disini itu kami

beruntung punya masyarakat yang solid.

Page 119: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Transkip Wawancara

Hari/tanggal : Selasa, 22 Agustus 2019

Waktu : 16.00 WIB

Lokasi : Ruang Tumbuh Bersama Desa Cigorondong.

I. Identitas infoman

Nama : Bayu

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia :

Alamat :

Informan : Anggota Kelompok Siaga

Bencana (volunteer lokal)

II. Pertanyaan

1. (peneliti) Apa yang dirasakan masyarakat setelah

menjalankan program?

(volunteer) program ini sangat

bermanfaat,masyarakat jadi lebih tau apa yang

harus disiapkan dan apa yang akan dilakukan.

2. (peneliti) Perubahan seperti apa yang ada

masyarakat setelah ada kun humanity system ?

(volunteer) perubahan yang sangat terasa

terkait program bencana ini masyarakat jadi lebih

siaga dan para warga juga terasa aman karna ada

kelompok siaga bencana ini.

Page 120: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

3. (peneliti) Apa yang anda tau tentang Kun humanity

system?

(volunteer) KUN ini tidak jauh beda ya

dengan WWF misalnya, tidak jauh beda dengan

WWF yang menjalankan program jangka panjang.

4. (peneliti) manfaat seperti apa yang kun humanity

system bawa ke masyarakat?

(volunteer) manfaat nya sangat banyak ya,

mulai dari menghilangkan trauma akan bencana,

kun juga memberikan pelatihan terkait sampah,

KUN memberikan banyak manfaat pastinya.

5. (peneliti Bagaimana proses penyampaian kun

kepada masyarakat terkait program ?

(volunteer) Alhamdulilah penyampaian

KUN diterima dengan baik, karna KUN juga sering

berkumpul dengan kita, jadi KUN tau apa yang

harus di ucapkan kepada masyarakat.

6. (peneliti) Bagaimana proses penerimaan

masyarakat terkait disaster management?

(volunteer) masyarakat menerima dengan

baik keberadaan KUN dengan program yang

mereka bawa ya, dengan bukti seberapa banyak nya

masyarakat sangat antusisas dengan program DRR

ini,

7. (peneliti) Apa harapan masyarakat dengan ada nya

kun humanity system di lingkungan pasca-bencana

?

Page 121: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

(volunteer) masyarakat berharap KUN ini

tidak berhenti setelah program ini berakhir ya,

masyarakat ingin KUN tetap ada di masyarakat dan

memfasilitasi masyarakat tentunya.

Page 122: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Transkip Wawancara

Hari/tanggal : Selasa, 22 Agustus 2019

Waktu : 16.00 WIB

Lokasi : Ruang Tumbuh Bersama Desa Cigorondong.

I. Identitas infoman

Nama : Bahri

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia :

Alamat :

Informan : Anggota Kelompok Siaga

Bencana (volunteer lokal)

II. Pertanyaan

1. (peneliti) Apa yang dirasakan masyarakat setelah

menjalankan program?

(volunteer) masyarakat jadi lebih semangat

ya, dengan isu-isu yang dikembangkan, masyarakat

jadi lebih peduli terhadap lingkungan.

2. (peneliti) Perubahan seperti apa yang ada

masyarakat setelah ada kun humanity system ?

(volunteer) masyarakat jadi lebih aktif dan

peka di lingkungan mereka masing-masing

Page 123: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

3. (peneliti) Apa yang anda tau tentang Kun humanity

system?

(volunteer) KUN ini sudah lama ada di

sumur ini ya, dari awal kejadian hingga sampe

sekarang ini, yang terfokus membantu masyarakat

bangkit dari bencana tsunami.

4. (peneliti) manfaat seperti apa yang kun humanity

system bawa ke masyarakat?

(volunteer) manfaat yang KUN bawa

banyaknya pastinya ya, sosialisasi dan

perkembangan program juga memang masyarakat

butuhkan.

5. (peneliti Bagaimana proses penyampaian kun

kepada masyarakat terkait program ?

(volunteer) KUN menyampaikan program

dengan sangat baik dan bisa dimengerti oleh

masyarakat, dan masyarakat mau mendengarkan

mereka.

6. (peneliti) Bagaimana proses penerimaan

masyarakat terkait disaster management?

(volunteer) masyarakat menerima KUN

berada di sekitar mereka dengan senang hati

pastinya.

Page 124: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

7. (peneliti) Apa harapan masyarakat dengan ada nya

kun humanity system di lingkungan pasca-bencana

?

(volunteer) saya berharap ya KUN ini ada

disini, tinggal dimasyarakat, karna KUN ini

bermanfaat sangat buat kita semua.

Page 125: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Hasil Obsevasi

Waktu : 06, Agustus 2019

Tempat : Pesisir pantai Daplangu, Sumur,

Pandeglang-Banten.

Observasi pertama yang penulis lakukan adalah pada saat

penyampaian materi terkait CBDRR, dimana penyampaian ini

untuk mengenal jenis-jenis bencana, tanda-tanda bencana dan

sebab akibat bisa terjadinya bencana. Pelatihan ini di pimpin

langsung oleh Pak Erwin selaku ketua program CBDRR, pelatihan

ini dihadiri oleh 3 kelompok LINMAS dari 3 desa (Sumber Jaya,

Cigorondong dan Taman Jaya) arsiran yang menjadi titik

berjalannya program dari KUN Humanity System. Sekitar 27

orang berpartisipasi dalam sosialisasi terkait materi pengenalan

bencana ini, partisipan yang terdiri dari setengahnya orang tua dan

para pemuda setempat, acara ini berlangsung dari pukul 13.00 WIB

– 17.00 WIB, penyampai materi terkait pengenalan bencana

dilakukan hingga 15.00 WIB untuk istirahat, makan dan Sholat.

Setelah istirahat selesai para partisipan dilanjutkan dengan

pelatihan Wildernest First Aid, yaitu pelatihan penanganan

pertama yang dilakukan di saat darurat, pelatihan ini lebih fokus

ke praktik dilapangan, dimana para partisipan bekerja sama

melakukan simulasi kepada korban bencana yang terluka,

pelatihan ini bertujuan untuk para partisipan ini yang nanti menjadi

tim KSB (kelompok siaga bencana) disetiap desa nya dapat

membantu masyarakat ditengah-tengah bencana hingga bantuan

dari pemerintah datang.

Page 126: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Hasil Observasi

Waktu : 08, Agustus 2019

Tempat : Kantor Desa Cigorondong

Untuk Observasi selanjutnya di kantor Desa Cigorondong

para partisipan yang hadir dalam sosialisasi dan pelatihan

penanganan pertama yang berlokasi di pesisir pantai daplangu

dikumpulkan kembali guna membicarakan agenda selanjutnya,

yaitu simulasi bencana yang akan dilakukan bersama masyarakat

desa semua. Malam ini diskusi dipimpin oleh semua anggota

LINMAS itu sendiri, ini dilakukan agar para partisipan ini bisa

mempraktekkan langsung hasil dari pelatihan mereka pada

beberapa hari yang lalu, dari pihak KUN yaitu Pak Erwin hanya

mengarahkan para partisipan dengan beberapa point penting

terkait simulasi bencana ini. Yang ditekankan disini simulasi

pengangan pertama dengan simulasi saan bencana, disini

partisipan harus mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan

hal-hal yang harus dilakukan saat terjadinya bencana, dimulai dari

menuju titik kumpul, menuju rute evakuasi hingga ke titik aman.

Selebihnya para partisipan yang menentukan bagaimana nanti

proses yang akan terjadi nanti, strategi ini diberikan kepada

partisipan bertujuan untuk agar masyarakat lebih berkembang dan

akan mandiri nantinya, tanpa harus menunggu pemerintah atau

NGO lain, mereka akan terus berkembang dengan kemauan

mereka dan bisa menjadi salahsatu desa tangguh bencana.

Page 127: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Hasil Observasi

Waktu : 22 Agustus 2019

Tempat : Desa Cigorondong

Observasi terakhir yang dilakukan di tengah Desa

Cigorondong tepat nya di bangunan Ruang Tumbuh Bersama yang

telah dibangun oleh Tim KUN Humanity System untuk

masyarakat melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif dan

membangun. Ruang tumbuh bersama ini menjadi salah satu

program selain CBDRR dan ditempat ini pula akan dilaksanakan

nya simulasi bencana yang sudah dipersiapkan oleh para partisipan

dari jauh hari. Penulis mulai mengobservasi mulai dari

pengumuman kepada masyarakat dengan berjalan menggunakan

sepeda motor beserta mobil KUN, para tim KUN dan para

partisipan dari program CBDRR ini berjalan iring-iringan

mengelilingi desa. Dengan menggunakan pengeras suara, Pak

Irfan selaku staff kantor desa memberitahukan bahwa hari ini akan

di adakan simulasi bencana, himbauan ini bertujuan agar

masyarakat tidak panik nanti nya dan diharap bisa berpartisipasi

dalam kegiatan tersebut. Acara simulasi dimulai pada Pukul 10.00

WIB, dengan aba-aba yang di siapkan oleh para partisipan dimulai

dengan tanda sirine dibunyikan, masyarakat keluar rumah menuju

titik kumpul, di titik kumpul sudah ada tim evakuasi yang siap

menunjukan arah kepada masyarakat menuju titik aman. Melihat

antusias para masyarakat hari itu yang jumlahnya bisa mencapai

100 orang lebih dan melihat bagaimana partisipan yang telah

dilatih oleh tim KUN menunjukan hal yang positif dimana para

Page 128: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

partisipan mampu mengendalikan masyarakat dan melakukan

step-step apa saja yang diharuskan saat terjadinya bencana. Dan

acara ini di tutup dengan peresmian Ruang Tumbuh Bersama dan

Terbentuknya Tim KSB (Kelompok Siaga Bencana) yang

sebelumnya bernama LINMAS.

Page 129: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

DOKUMENTASI

Dokumentasi wawancara dengan salah satu volunteer CBDRR

Page 130: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Dokumentasi Persiapan kegiatan simulasi bencana yang

dilakukan volunteer CBDRR bersama dengan aparatur

pemerintah dan masyarakat

Page 131: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Dokumentasi pelaporan kepada kepala BNPD kecamatan sumur

Page 132: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Dokumentasi sosialisi kepada masyarakat oleh pak Irfan terkait

kegiatan simulasi bencana yang akan dilakukan

Page 133: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh
Page 134: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Dokumentasi kegiatan simulasi bencana yang dilakukan oleh

Volunteer CBDRR, apparatur desa dan masyarakat

Page 135: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh
Page 136: PROSES PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51501...pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh

Dokumentasi praktek penangangan pertolongan pertama dalam

keadaan darurat dikegiatan simulasi bencana.