makalah kelompok dewan kehormatan guru · pdf filedan pelaksanaan kode etik guru indonesia...

16
MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru Indonesia Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ke-PGRI-an Dosen Pengampu: Drs. Soepoyo R. Disusun oleh: Kurnia Widyastanti (14144600189) Nurul Hasanah (14144600202) M. Ichsanudin (14144600181) Novi Trisna A. (14144600199) Nurmiati (141444600214) Riana Asti F. (14144600213) A5-14 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGI YOGYAKARTA 2014

Upload: buiquynh

Post on 01-Feb-2018

268 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

MAKALAH KELOMPOK

Dewan Kehormatan Guru Indonesia

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ke-PGRI-an

Dosen Pengampu: Drs. Soepoyo R.

Disusun oleh:

Kurnia Widyastanti (14144600189) Nurul Hasanah (14144600202)

M. Ichsanudin (14144600181) Novi Trisna A. (14144600199)

Nurmiati (141444600214) Riana Asti F. (14144600213)

A5-14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGI YOGYAKARTA

2014

Page 2: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ke-PGRI-an

“Dewan Kehormatan Guru Indonesia” ini untuk melengkapi tugas dalam

pembelajaran mata kuliah ke-PGRI-an Universitas PGRI Yogyakarta.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang mencurahkan rahmat dan petunjukNya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

2. Bapak Drs. Soepoyo R. yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada

penulis dalam penyusunan makalah ini.

3. Semua pihak yang telah membantu penulis.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini dengan

harapan dapat memberi manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun

sangat dibutuhkan penulis untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata, penulis

mengucapkan terimakasih dan berharap semoga Allah memberikan imbalan yang

setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan, serta menjadikan ini sebagai

ibadah. Amin.

Yogyakarta, Nopember 2014

Tim Penulis

ii

Page 3: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………….……………...…………………………i

KATA PENGANTAR…………………………….…………..………………………....ii

DAFTAR ISI……………………………………….…………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………........…………………………….1

1.2 Rumusan Masalah…………………………….……………………………...2

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan…………………...……………….......……..2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………….……………………......3

BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA………………………………..………………………….……...13

iii

Page 4: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru memegang peranan penting dalam pendidikan formal maupun

pendidikan non formal. Melalui campur tangan guru diharapkan generasi muda

sebagai penerus perjuangan bangsa dapat memperoleh pengetahuan yang

bermanfaat bagi diri sendiri, agama, lingkungan, dan bangsa.

Pada umumnya dalam masyarakat atau sebuah komunitas sebutan “guru”

selalu dihubungkan dengan perbuatan yang baik yakni digugu, dipuja, dan ditiru

oleh siapapun, baik siswa maupun masyarakat sekitarnya. Sehingga segala tindak

tanduk guru menggambarkan segala bentuk kebaikan. Layaknya guru merupakan

sebuah model standar etika dan moral yang diterima oleh masyarakat.

Flashback sekitar era orde lama (zaman pemerintahan Presiden Soekarno)

dan orde baru (zaman pemerintahan Presiden Soeharto), guru sangat dibanggakan

karena jasa-jasanya tanpa pamrih terhadap bangsa Indonesia. Sehingga pada

kedua era tersebut guru merupakan pejuang tanpa tanda jasa yang mana segala

jerih payah dan pengorbanan guru tidaklah selalu identik dengan uang. Guru akan

bangga ketika dialunkan tembang manis “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Namun

sayangnya, semua itu akan buyar dan hilang ketika guru melakukan sebuah

kesalahan terhadap anak didik seperti yang sering kita dengar, lihat dan baca

dalam berbagai media masa yang menyoroti perlakuan seorang guru yang

dianggap tidak etis ketika melakukan tindak kekerasan terhadap anak didik

(siswa) . Dan tidak menutup kemungkinan bagi orangtua siswa yang mengetahui

anaknya mendapat tindakan kekerasan (dipukul, ditampar) tidak segan-segan

kasus ini di bawa ke ranah hukum khususnya pidana. Dalam kasus seperti ini,

yang dihadapi oleh guru (oknum) terkadang tidak ada perlindungan yang

diberikan pada oknum tersebut. Dengan kata lain perlindungan terhadap profesi

guru sangat lemah padahal kita ketahui bahwa guru juga berhak mendapatkan

perlindungan hukum meskipun telah melakukan pelanggaran kode etik profesi

guru. Secara yuridis, undang-undang tentang perlindungan guru telah termuat

Page 5: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

2

dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini terlihat jelas pada

Bab VII pasal 39 yang menyebutkan bahwa pemerintah, masyarakat, organisasi

profesi, dan atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap

guru dalam pelaksanaan tugas. Hal ini terlihat bahwa eksistensi undang-undang

tersebut telah memuat perlindungan terhadap guru atas profesinya. Namun

implementasi dalam kehidupan belum terlaksana.

Dari latar belakang tersebut diatas, penulis mencoba menggali dan mengulas

sejauh mana perlindungan guru terimplementasikan ketika guru dihadapkan

dengan berbagai dilema dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di sekolah

yang selalu di kelilingi dan dihadapkan berbagai pelanggaran-pelanggaran yang

dilakukan oleh siswa .

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dewan kehormatan guru?

b. Bagaimanakah keorganisasian dan tata cara pembentukan DKGI?

c. Bagaimana status, keududukan, susunan pengurus dan syarat menjadi anggota

DKGI?

d. Apa saja tugas dan wewenang, garis hubungan kerja, dan tujuan DKGI?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:

a. Mendapatkan gambaran dan informasi pentingnya dewan kehormatan guru

difungsikan.

b. Untuk mengetahui keorganisasian dan tata cara pembentukan DKGI?

c. Untuk mengetahui status, keududukan, susunan pengurus dan syarat menjadi

anggota DKGI?

d. Untuk mengetahui apa saja tugas dan wewenang, garis hubungan kerja, dan

tujuan DKGI?

Page 6: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

a. Dewan Kehormatan Guru Indonesia adalah perangkat kelengkapan organisasi

PGRI yang dibentuk untuk menjalankan tugas dalam memberikan saran,

pendapat, pertimbangan, penilaian, penegakkan, dan pelanggaran disiplin

organisasi dan etika profesi guru.

b. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah

c. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan

diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

2.2 Keorganisasian DKGI

Keorganisasian DKGI merupakan pedoman pelaksanaan yang dijabarkan dari

anggaran dasar PGRI bab XVII pasal 30 dan ART PGRI BAB XXVI 20 pasal 92

tentang status, kedudukan, tugas, dan wewenang dalam rangka penegakan

disiplin Kode Etik Guru.

2.3 Tata Cara Pembentukan

a. Dewan Kehormatan Guru Indonesia berada ditingkat pusat sebagai DKGI

Pusat, ditingkat provinsi sebagai DKGI Provinsi, dan ditingkat

kabupaten/kota sebagai DKGI Kabupaten/Kota yang dibentuk oleh badan

pimpinan organisasi PGRI.

b. Untuk kepentingan pertimbangan khusus dalam pengesahan organisasi

DKGI, pengurus PGRI Provinsi dan atau kabupaten/kota harus mengirimkan

informasi tentang:

1. Data organisasi dan anggota secara lengkap dan menyeluruh.

2. Hal-hal yang berkaitan dengan urgensi pembentukan DKGI dimaksud.

Page 7: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

4

2.4 Status

a. Status DKGI Pusat maupun Provinsi dan atau Kabupaten/Kota dalam

organisasi PGRI sebagai badan otonom.

b. Pengelolaan tugas dan wewenang DKGI terpisah dari tugas dan wewenang

Pengurus Besar PGRI sampai ke Provinsi dan atau Kabupaten/Kota.

2.5 Susunan Pengurus

Keanggotaan DKGI terdiri dari unsur:

1. Dewan Penasihat

2. Badan Pimpinan Organisasi

3. Himpunan Profesi dan Keahlian Sejenis

Pengurus DKGI sekurang-kurangnya terdiri dari:

1. Ketua dan wakil ketua

2. Sekretaris dan bendahara

3. 5-10 orang anggota pusat

4. 7 orang anggota daerah

2.6 Tata Cara Penyusunan Pengurus dan Anggota

1. Ketua DKGI Pusat dipilih melalui Konferensi Pusat PGRI dan ketua di

provinsi dan atau kabupaten/kota melalui Konferensi Kerja PGRI Provinsi

dan atau Kabupaten/Kota.

2. Ketua DKGI terpilih berkewajiban untuk menetapkan sekretaris, bendahara,

dan anggota secara lengkap.

3. Apabila salah seorang anggota DKGI meninggal dunia atau mengundurkan

diri atau diberhentikan sebagai anggota maka penggantiannya dilakukan oleh

ketua DKGI atas musyawarah.

2.7 Syarat-syarat Pengurus dan Anggota

a. Beriman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Berjiwa nasionalisme yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

c. Memiliki kepribadian yang dapat diterima dan disegani serta memiliki

kredibilitas profesi kependidikan yang cukup tinggi.

Page 8: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

5

d. Royalitas yang tinggi terhadap organisasi PGRI, peka terhadap

perkembangan permasalahan yang muncul di lingkungan kependidikan

maupun kemasyarakatan.

e. Menguasai masalah kependidikan, guru, dan tenaga kependidikan.

f. Bersih, jujur, adil, sabar, terbuka, dan berwibawa.

2.8 Masa Jabatan

Masa jabatan kepengurusan DKGI sama dengan masa jabatan pengurus PGRI

yaitu selama 5 tahun dan berlaku setelah adanya pengesahan secara

keorganisasian dari pengurus besar PGRI dan pengurus PGRI pada daerah

tersebut.

2.9 Tugas dan Wewenang

a. Memberikan saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pelaksanaan,

penegakkan, pelanggaran organisasi, dan Kode Etik Guru Indonesia.

b. Pelaksanaan tugas bimbingan, pembinaan, penegakkan disiplin, hubungan

dan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI

disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan.

c. Pelaksanaan tugas penilaian dan pengawasan pelaksanaan kode etik profesi

dilakukan melalui masing-masing DKGI di semua tingkatan organisasi.

2.10 Pertanggungjawaban

a. DKGI Pusat bertanggungjawab kepada Pengurus Besar PGRI melelui

Kongres dan Kompus PGRI.

b. DKGI PGRI Provinsi dan Kabupaten/kota bertanggungjawab kepada

pengurus PGRI Provinsi dan Kabupaten/kota melalui Konprov/Konkeprov

dan Konkab/Konkot atau Konkerkab/Kot di Provinsi atau di Kabupaten/kota.

2.11 Ketentuan Persidangan

a. DKGI dalam melaksanakan persidangan harus bersifat tertutup.

Page 9: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

6

b. Ketua DKGI menjadi pimpinan sidang, dan apabila berhalangan hadir maka

penggantinya adalah wakil ketua, dan apabila masih juga berhalangan maka

persidangan sementara ditunda.

c. Sekretaris bertanggungjawab atas seluruh pencatatan dan laporan hasil sidang.

2.12 Keputusan Persidangan

a. Keputusan diambila atas dasar musyawarah dan mufakat atas dasar

perhitungan suara terbanyak.

b. Perhitungan suara dilakukan secara bebas dan rahasia dari setiap anggota

yang memiliki hak bicara atau hak suara.

c. Keputusan yang diambil harus diteruskan ke pengurus PGRI yang setingkat

untuk segera ditindaklanjuti seperlunya.

2.13 Garis hubungan Kerja

a. Garis hubungan kerja antara DKGI Pusat dengan Provinsi dan atau

Kabupaten/kota adalah bersifat kosultatif.

b. Keputusan DKGI harus menjadi keputusan pengurus PGRI, dan pengurus

PGRI harus melaksanakan keputusan DKGI yang setingkat dengan

pengurus PGRI.

2.14 Administrasi dan Pendanaan

a. Administrasi DKGI dikelola oleh sekretaris, dan tata laksana perkantoran

berpedoman/mengikuti dan ditunjang oleh pengurus PGRI.

b. Pengelola sekretaris DKGI harus bertanggung jawab atas jaminan

kerahasiaan seluruh berkas-berkas persidangan dan yang lainnya.

c. Pendanaan yang dibutuhkan untuk kelancaran dalam menjalankan fungsi

dan tugas DKGI menjadi tanggung jawab pengurus PGRI.

2.15 Pembinaan dan Pemasyarakatan

a. Tujuannya untuk meningkatkan mutu pengabdian profesi guru dan

tenaga kependidikan lainnya dalam pempercepat tercapainya tujuan

pembangunan nasional, khususnya program pembangunan pendidikan.

Page 10: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

7

b. Sasaran yang ingin dicapai

1. Guru dan tenaga kependidikan lainnya dapat menjalankan

pengabdian khususnya di bidang pendidikan dengan baik.

2. Terjadinya pemahaman tentang etika guru bagi calon guru dan

tenaga kependidikan lainnya yang berada di lembaga kependidikan.

3. Tumbuhnya pengakuan dari pemerintah dan masyarakat secara luas

akan pengabdian profesi kependidikan dan Kode Etik Guru

Indonesia.

c. Jenis kegiatan

1. Menyelenggarakan berbagai pertemuan professional dalam

membahas dan mengkaji berbagai aspek Etika Guru.

2. Menyebarluaskan informasi secara tertulis tentang Kode Etik Guru

Indonesia terhadap calon guru dan guru serta tenaga kependidikan

lainnya.

3. Menyelenggarakan berbagai kegiatan lainnya yang dinilai tidak

mengikat dan dapat mencapai pemasyarakatan dan pembinaan Kode

Etik Guru Indonesia.

d. Materi pemasyarakatan dan pembinaan

1. Kode Etik Guru Indonesia.

2. Lafal pengucapan janji dan sumpah guru dan tenaga kependidikan.

3. Hukum, aturan, dan ketentuan yang ada kaitannya dengan

kependidikan.

4. Status guru.

5. Materi-materi lain yang dinilai meunjang terhadap tercapainya

permasyarakatan dan pembinaan Kode Etik Guru Indonesia.

2.16 Penanganan Pelanggaran Kode Etik Guru

a. Tujuan

1. Memecahkan berbagai masalah pelanggaran terhadap Kode Etik Guru.

2. Menegakkan kebenaran dan keadilan bagi seluruh guru dan tenaga

kependidikan lainnya sebagai pelaksanaan pengapdian profesi guru.

b. Sasaran yang ingin dicapai

Page 11: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

8

1. Menangani berbagai perilaku yang menyimpang dari Kode Etik Guru

sewaktu melaksanakan pengabdian profesi kependidikan.

2. Penenganan menyimpang baru dapat dilakukan ababila terjadi

pengaduan permintaan dari pengurus PGRI.

c. Proses pengaduan

1. Para pihak yang menemukan terjadinya pelanggaran terhadap Kode Etik

Guru Indonesia dapat mengajukan melalui surat pengaduan kepada

DKGI tempat terjadinya masalah.

2. Apabila di daerah kejadian belum ada DKGI Kab/Kota maka surat

pengaduan diajukan ke DKGI privinsi, dan apabila belum ada, maka

diajukan ke DKGI Pusat.

3. Surat pengajuan pengaduan dianggap sah apabila diajukan secara

tertulis dan dilengkapi dengan berbagai identitas pengaduan yang

diajukan dan bukti yang memperkuat.

4. Apabila surat pengaduan pertama kali bukan diterima oleh pengurus

DKGI Provinsi dan Kabupaten/kota, maka paling lambat dua minggu

setelah diterima harus segera diteruskan kepada DKGI Kabupaten/kota

dimana terjadinya kejadian tersebut diajukan.

d. Pengkajian

1. Setiap pengajuan yang diajukan karena pelanggaran terhadap Kode Etik

Guru Indonesia harus dikaji terlebih dahulu secara berhati-hati dan

seksama.

2. Kegiatan pengkajian untuk tahap pertama menjadi tugas dan wewenang

pengurus DKGI PGRI Kabupaten/kota dengan langkah-langkah berikut:

a) Mempelajari idntitas pengajuan yang diajukan.

b) Mempelajari berkas-berkas sebagai bukti tertulis yang diajukan.

c) Mengmbil kesimpulan sementara abash dan setidaknya surat

pengaduan tersebut.

d) Mempelajari masalah lebih dalam dan lebih luas lagi.

e) Melakukan sidang DKGI secara lengkap untuk

bermusyawarahdalam menentukan persiapan sidang-sidang

selanjutnya.

Page 12: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

9

e. Barang Bukti

1. Pada waktu pemanggilan saksi dan kunjungan-kunjungan ke tempat

kejadian, maka pada waktu itu pula akan diminta untuk memperlihatkan

berbagai barang bukti.

2. Apabila pengadu dan teradu serta saksi menolak memperlihatkan barang

bukti dan pengambilan suara dan gambar maka dapat dicatat untuk

dijadikan bahan pertimbangan pada waktu pengambilan seputusan.

3. DKGI tidak berwenang melakukan penyitaan terhadap barang bukti yang

diajukan, melainkan bisa melalui pihak yang berwenang sesuai dengan

ketentuan undang-undang yang berlaku.

g. Kegiatan Pembelaan

1. Pada waktu proses pengkajian dan sidang maka pihak teradu memiliki

hak untuk didampingi oleh pembela. Pembela adalah Lembaga Konsultasi

Bantuan Hukum PGRI.

2. Hak yang dimiliki harus terlebih dahulu dikemukakan jauh sebelum

sidang dimulai.

3. Mengingat sifat kejadian yang ditangani menyangkut etika guru sangat

khusus dan lebih pelik.

h. Penunjukan Saksi Ahli

1. Dalam penanganan pelanggaran Kode Etik Guru, orang yang

bersangkutan diminta kehadirannya dalam setia sidang forum DKGI.

2. Saksi ahli menjadi wewenang sepenuhnya dari DKGI.

3. Saksi pertama diambil dari lingkungan organisasi PGRI, jika tidak ada

diambil dari luar PGRI.

i. Kegiatan Persidangan

1. Cara persidangan DKGI di daerah harus sesuai dengan yang ditentukan

DKGI pusat.

2. Apabila membutuhkan bantuan dan memanfaatkan jasa dari LKBH PGRI

maka harus memberitahukan LKBH PGRI Provinsi dan pusat.

3. Jika pengkajian telah selesai maka sebelum diambil keputusan hendaknya

LKBH PGRI diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya

tentang kejadian tersebut.

Page 13: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

10

j. Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan keputusan harus sesuai dengan yang ditentukan DKGI

Pusat.

2. Penanganan pelanggaran Kode Etik Guru harus dinyatakan dengan jelas

bersalah atau tidak bersalah bagi teradu.

3. Adanya pembedaan antara kesalahan ringan, sedang, dan berat.

4. Jika pelanggaran tersebut berhubungan dengan hukum maka, keputusan

DKGI ditunda sampai dengan keputusan hokum.

5. DKGI harus mampu mencegah tumbuhnya proses hokum di pengadilan

dengan upaya persidangan DKGI tersebut.

k. Pemberian Sanksi

1. Keputusan oleh instansi terkait berupa pemberhentian dengan hormat atau

tidak hormat maksudnya adalah dalam waktu sementara melalui waktu

yang telah ditentukan, pada masa ini diadakannya pembinaan dari pihak

DKGI.

2. Jika dalam waktu pemberhentian sementara tidak ada perbaikan maka

ditetapkan pemecatan dan pemberhentian dari pengurus PGRI.

l. Banding

1. Jika kedua belah pihak tidak puas dengan keputusan maka, bisa

mengajukan naik banding.

2. Tata cara pengkajian dan pengambilan keputusan pada pelaksanaan

sidang-sidang pada dasarnya sama

3. Keputusan yang diambil DKGI Pusat merupakan keputusan final tidak

bisa diganggu gugat, kecuali datangnya keputusan lain melalui kongres

PGRI.

m. Perbaikan dan Pemulihan

1. Perbaikan dan pemulihan akan dilakukan jika penerima sanksi tidak

bersalah.

2. Surat pernyataan perbaikan dan pemulihan disampaikan kepada penerima

sanksi, instansi tempat bekerja serta masyarakat umum.

Page 14: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

11

3. Penerbitan surat keputusan dilakukan oleh pengurus PGRI dimana

masalah tersebut ditangani kepada pengurus PGRI yang lebih tinggi dan

yang dibawahnya kepda DKGI yang bersangkutan.

n. Administrasi

1. Setiap surat pengaduan dan identitas pengadu diperlakukan sebagai surat

rahasia, dan untuk dirahasiakan.

2. Pemanggilan terhadap pengadu, teradu, dan sanksi harus dilakukan secara

tertulis dan paling banyak 3 kali.

3. Jika salah satu dari mereka ada yang tidak datang tanpa alasan yang sah,

maka penanganan masalah tersebut harus dilanjutkan tanpa kehadirannya.

4. Surat pernyataan dibuat dan ditanda tangani di atas material yang cukup

di depan DKGI yang berisi keterangan yang benar.

5. Apabila pihak-pihak tersebut tidak bersedia mendatangani surat

pernyataan, maka akan menjadi catatan khusus sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan keputusan.

6. Semua keterangan yang berhubungan dengan sidang DKGI harus

terdokumentasikan secara lengkap dan sempurna.

Page 15: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

12

BAB III

KESIMPULAN

Dewan Kehormatan Guru Indonesia adalah perangkat kelengkapan

organisasi PGRI yang dibentuk untuk menjalankan tugas dalam memberikan

saran, pendapat, pertimbangan, penilaian, penegakkan, dan pelanggaran

disiplin organisasi dan etika profesi guru. Keorganisasian DKGI merupakan

pedoman pelaksanaan yang dijabarkan dari anggaran dasar PGRI bab XVII

pasal 30 dan ART PGRI BAB XXVI 20 pasal 92 tentang status, kedudukan,

tugas, dan wewenang dalam rangka penegakan disiplin Kode Etik Guru.

Untuk menjadi pengurus atau anggota harus memenuhi syarat beriman dan

taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa nasionalisme yang

berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, memiliki kepribadian yang dapat

diterima dan disegani serta memiliki kredibilitas profesi kependidikan yang

cukup tinggi, royalitas yang tinggi terhadap organisasi PGRI, peka terhadap

perkembangan permasalahan yang muncul di lingkungan kependidikan

maupun kemasyarakatan, menguasai masalah kependidikan, guru, dan tenaga

kependidikan, bersih, jujur, adil, sabar, terbuka, dan berwibawa.

Page 16: MAKALAH KELOMPOK Dewan Kehormatan Guru  · PDF filedan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia bersama pengurus PGRI disegenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan. c

13

DAFTAR PUSTAKA

Sugito. 2012. Pendidikan Sejarah Perjuangan dan Jatidiri PGRI. Jakarta:

YPLP/PPLP PGRI Pusat.

www.pgri.or.id (diakses pada 22 Nopember 2014 pukul 13.00 WIB)