kode kehormatan

31
= KODE KEHORMATAN = Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas janji yang disebut Satya Pramuka dan ketentuan moral yang disebut Darma Pramuka. Satya Pramuka : 1. diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota atau calon pengurus Gerakan Pramuka pada saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus; 2. dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi demi kehormatannya untuk diamalkan; dan 3. dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Darma Pramuka : a. Nilai dasar untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia; b. Sistem nilai yang harus dihayati, dimiliki, dan diamalkan dalam kehidupan anggota Gerakan Pramuka di masyarakat; c. Landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan kepramukaan yang diwujudkan dalam kegiatan untuk mendorong peserta didik manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong; dan d. kode etik bagi organisasi dan anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan Pramuka adalah budaya organisasi yang melandasi sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan bagi Pramuka penggalang, terdiri atas: 1) Janji yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. Menepati Dasadarma. 2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma, selengkapnya berbunyi: Dasadarma 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. 3. Patriot yang sopan dan kesatria. 4. Patuh dan suka bermusyawarah. 5. Rela menolong dan tabah. 6. Rajin, trampil dan gembira. 7. Hemat, cermat dan bersahaja. 8. Disiplin, berani dan setia. 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. = SALAM PRAMUKA = Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka. Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Fungsi Salam Pramuka. Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan. Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau tidak, adalah sama yaitu dengan cara melakukan gerakan penghormatan. Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam : 1. Salam Biasa. Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka. 2. Salam Hormat. Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang kedudukannya lebih tinggi. 3. Salam Janji. Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya) Untuk Salam hormat diberikan kepada : a. Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara. b. Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan. c. Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan pejabat lainnya. d. Lagu Kebangsaan. = PANCASILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM NEGARA = Falsafah Pancasila sebagi Dasar Negara merupakan nilai dasar spiritual keagamaan, kemanusiaan, dan kesatuan bangsa yang menjadi landasan dasar dalam pembangunan bangsa baik pembangunan sumber daya manusia maupun pembangunan fisik. Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan ketrampilan. Gerakan Pramuka yang diresmikan berdirinya pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan kesinambungan gerakan kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia. Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu. Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka. Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan : A. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka B. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan Pramuka C. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda karana D. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka E. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan Gerak setiap aktifitas dalam menjalankan tatalaksana Organisasi dan manajemen di Gerakan Pramuka. = SEJARAH SINGKAT PRAMUKA INDONESIA = Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960. Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu. Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8). Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakan-nya. Karena itulah Pesiden/ Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Upload: heru-heru

Post on 02-Aug-2015

305 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kode kehormatan

= KODE KEHORMATAN =

Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas janji yang disebut Satya Pramuka dan ketentuan moral yang disebut Darma Pramuka. Satya Pramuka : 1. diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota atau calon

pengurus Gerakan Pramuka pada saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus;

2. dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi demi kehormatannya untuk diamalkan; dan

3. dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Darma Pramuka : a. Nilai dasar untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia; b. Sistem nilai yang harus dihayati, dimiliki, dan diamalkan dalam

kehidupan anggota Gerakan Pramuka di masyarakat; c. Landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan

pendidikan kepramukaan yang diwujudkan dalam kegiatan untuk mendorong peserta didik manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong; dan

d. kode etik bagi organisasi dan anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan Pramuka adalah budaya organisasi yang melandasi sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan bagi Pramuka penggalang, terdiri atas: 1) Janji yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi

Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila.

Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.

Menepati Dasadarma. 2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma, selengkapnya berbunyi:

Dasadarma 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. 3. Patriot yang sopan dan kesatria. 4. Patuh dan suka bermusyawarah. 5. Rela menolong dan tabah. 6. Rajin, trampil dan gembira. 7. Hemat, cermat dan bersahaja. 8. Disiplin, berani dan setia. 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

= SALAM PRAMUKA =

Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka. Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Fungsi Salam Pramuka. Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan. Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau tidak, adalah sama yaitu dengan cara melakukan gerakan penghormatan. Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam : 1. Salam Biasa.

Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka. 2. Salam Hormat.

Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang kedudukannya lebih tinggi.

3. Salam Janji. Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya)

Untuk Salam hormat diberikan kepada : a. Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara. b. Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan. c. Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para

menteri dan pejabat lainnya. d. Lagu Kebangsaan.

= PANCASILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM NEGARA =

Falsafah Pancasila sebagi Dasar Negara merupakan nilai dasar spiritual keagamaan, kemanusiaan, dan kesatuan bangsa yang menjadi landasan dasar dalam pembangunan bangsa baik pembangunan sumber daya manusia maupun pembangunan fisik.

Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan ketrampilan.

Gerakan Pramuka yang diresmikan berdirinya pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan kesinambungan gerakan kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia.

Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.

Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.

Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan : A. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka B. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961

Tentang Gerakan Pramuka C. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961

Tentang Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda karana

D. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka

E. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan Gerak setiap aktifitas dalam menjalankan tatalaksana Organisasi dan manajemen di Gerakan Pramuka.

= SEJARAH SINGKAT PRAMUKA INDONESIA =

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakan-nya. Karena itulah Pesiden/ Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Page 2: Kode kehormatan

Kelahiran Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang

saling berkaitan yaitu : 1) Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan

pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

2) Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.

3) Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

4) Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan

agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka

= LAMBANG GERAKAN PRAMUKA =

Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soenardjo Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972. Uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka.

Satu : Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti : penduduk aseli yang pertama, yang menurunkan generasi baru.

Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia

Dua : Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun djuga.

Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.

Tiga : Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.

Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masjarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

Empat : Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia.

Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus jakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

Lima : Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunjai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanja.

Enam : Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

= PENGERTIAN, SIFAT DAN FUNGSI KEPRAMUKAAN =

Pengertian Kepramukaan Kepramukaan pada hakekatnya adalah : Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan

bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa; Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar

lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka; Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan. Sifat Kepramukaan

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu : Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan

kepramukaan di suatunegara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama,golongan, tingkat, suku dan bangsa.

Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannyaselalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

Fungsi Kepramukaan Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai

fungsi sebagai : 1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda

Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan,dan tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.

2. Pengabdian bagi orang dewasa Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan,

tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

3. Alat bagi masyarakat dan organisasi

Page 3: Kode kehormatan

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkaladalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.

STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

Struktur gerakan pramuka adalah kemimpinan seorang pemimpin dibagiannya masing-masing dalam menentukan kebijakan-kebijankan dalam progam gerakan pramuka yang akan datang maupun itu di Gudep , Kwaran, Kwarcab, Kwarda, atau kwarnas. Posisi tertinggi di struktur gerakan Pramuka adalah Pemimpin Negara yang mana beliaulah yang sangat berhak menentukan Progam yang akan datang.

= GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA =

Pembentukan gugusdepan di dalam negeri dihimpun, dibina, dan dikendalikan oleh Kwartir Ranting Gerakan Pramuka. Kecuali gudep yang berpangkalan di Perguruan Tinggi yang dihimpun oleh Kwartir Cabang. Sedangkan untuk gudep yang berada di luar negeri di bawah pengendalian Kwartir Nasional.

Ditinjau dari kelengkapan satuannya, gugusdepan dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu gudep lengkap dan gudep tidak lengkap. Gugusdepan lengkap merupakan gudep yang memiliki anggota dari semua golongan pramuka mulai dari pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak, hingga pramuka pandega. Sehingga gudep lengkap akan memiliki satuan yang terdiri atas perindukan siaga, pasukan penggalang, ambalan penegak, hingga racana pandega. Sedangkan gudep tidak lengkap adalah gudep yang hanya memiliki anggota dari satu atau beberapa golongan saja. Sehingga gudep tidak lengkap ini bisa jadi hanya terdiri atas satu atau beberapa satuan semisal hanya memiliki pasukan penggalang, hanya memiliki perindukan siaga dan pasukan penggalang, hanya memiliki ambalan penegak dan sejenisnya.

Keanggotaan dalam gugusdepan harus menerapkan sistem satuan terpisah. Artinya, anggota pramuka putra dan putri harus dihimpun dalam gudep yang terpisah di mana masing-masing gudep berdiri sendiri. Para anggota ini hanya boleh terdaftar dalam satu gugusdepan saja. Organisasi dan Pimpinan Gudep

Sebagai tanda pengenal, gugusdepan menggunakan nomor. Gudep putra menggunakan nomor ganjil sedangkan gudep putri menggunakan nomor genap. Pemberian nomor gudep ini diatur oleh Kwartir Cabang, kecuali untuk gudep luar negeri yang pengaturannya dilakukan langsung oleh Kwartir Nasional.

Selain menggunakan nomor gugusdepan, sebagai pengenal gudep dapat juga menggunakan nama pahlawan, tokoh masyarakat atau tokoh dalam cerita rakyat, nama tempat yang bersejarah, nama benda-benda

di jagat raya, yang memiliki keistimewaan seperti galaksi dan sebagainya yang dapat memotivasi kehidupan gudepnya.

Struktur organisasi gudep lengkap (berdasarkan lampiran SK Kwarnas Nomor 231 Tahun 2007) adalah sebagai berikut :

Gudep dikelola oleh Pembina Gugusdepan yang terdiri atas Ketua

Gudep dan dibantu oleh pembina satuan dan pembantu pembina satuan. Pembina Gugusdepan dipilih dalam musyawarah gugusdepan dari para pembina Pramuka yang ada dalam Gugusdepan yang bersangkutan yang dilaksanakan minimal 3 tahun sekali. Pembina satuan terdiri atas; pembina siaga, pembina penggalang, pembina penegak dan pembina pandega.

Selain pembina gudep, dalam sebuah gugusdepan juga dibentuk Dewan Kehormatan Gudep, Badan Pemeriksa Keuangan Gudep, dan Majelis Pembimbing Gudep (Mabigus). Dewan Kehormatan Gugusdepan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Pembina Gudep sebagai badan yang menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan sanksi. Badan Pemeriksa Keuangan Gudep adalah badan independen yang dibentuk Musyawarah Gugusdepan dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gugusdepan. Sedangkan Mabigus adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang memberi bimbingan, bantuan moril, organisatoris, material dan finansial, serta konsultasi kepada gudep dengan anggota terdiri dari unsur-unsur orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat.

= KEPEMIMPINAN =

1. Pendahuluan Pemimpin merupakan faktor penentu dalam menentukan

hasil usaha yang dilakukan oleh suatu organisasi. Sehingga pada prinsipnya, pemimpinlah yang mempunyai kesempatan paling besar untuk “merubah jerami menjadi emas“ atau “merubah tumpukan uang menjadi abu“. peribahasa tersebut menjelaskan bahwa faktor pemimpin merupakan faktor utama yang dapat menentukan maju mundurnya juga bisa hidup matinya suatu usaha bersama dan kepemimpinan merupakan kunci pembuka suksesnya organisasi / usaha.

2. Teori kepemiminan Ada beberapa teori kepemimpinan dengan menonjolkan dari

latar belakang historis (sejarah), sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, syarat menjadi pemimpin, sifat-sifat utama, tugas dari seorang pemimpin, dsb.

3. Latar belakang sejarah Kepemimpinan muncul bersama-sama dengan adanya

peradaban manusia. Yaitu sejak nenek moyang manusia berkumpul bersama dan terjadi kerjasama antar manusia. Pada saat itu akan muncullah seorang manusia yang paling tua, paling kuat, paling cerdas, paling bijaksana, atau paling berani yang menjadi pemimpin. Sebab sebab munculnya seorang pemimpin : a. Teori genetis , yang menyatakan peimpin itu tidak dibuat

tetapi pemimpin itu timbul atau ada dengan sendirinya. b. Teori sosial, pemimpin itu harus dipersiapkan (melalui

pemndidikan), setiap orang bisa menjadi pemimpin bila mendapat pendidikan yang layak.

c. Teori ekologis (sintetis), pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mempunyai bakat memimpin dan kemudian

Page 4: Kode kehormatan

dikembangkan melalui usaha pemdidikan dan pengembangan pengalaman.

4. Syarat-Syarat Kepemimpnan Hal ini dikaitkan dengan 3 hal yang penting, yang harus

dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu: 1. Kekuasaan 2. Kewibawaan 3. Kemampuan

Selain itu pula harus diperhatikan penguasaan konsep-konsep, potensi yang dimiliki, serta motivasi yang dapat ditumbuhkan ( kadang-kadang ambisi juga diperlukan ). Kepemimpinan harus mempunyai unsur kemampuan untuk mempengaruhi orang lain ( bawahan atau kelompoknya ) untuk melakukan suatu pekerjaan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

5. Teknik Kepemimpinan Dengan kemampuan dan keterampilan teknis secara sosial,

seorang pemimpin dapat menerapkan teori-teori kepemimpinan dalam kegiatan sehari-harinya. beberapa teknik kepemimpinan meliputi beberapa kategori yaitu : 1. Etika profesi pemimpin yaitu kewajiban yang dimiliki seorang

pemimpin, bagaimana seharusnya tingkah laku sorang pemimpin dan pengembangan moralnya.

2. Dinamika kelompok, yaitu terjadinya interaksi ( hubungan timbal balik ) antar setiap anggota kelompoknya.

3. Komunikasi , arus informasi dan emosi yang tepat, penyampaian perasaan, pikiran dan kehendak kepada individu atau kelompok lain.

4. Pengambilan keputusan ( decision making ) adalah suatu hal yang sangat penting bagi seorang pemimpn walaupun sebenarnya cukup sulit.

5. Keterampilan berdiskusi ( melakukan kompromi ), diskusi berasal dari bahasa latin ( disccucio ) yang artinya memecahkan dalam berbagai potongan ( bagian ). artinya diskusi itu bertujuan untuk memecahkan masalah untuk mencari jalan keluarnya dengan mengambil kesimpulan.

6. Sifat - Sifat Pemimpin Pemimpin itu harus mempunyai sifat-sifat yang baik antara

lain : a. Kuat mental dan fisiknya b. Bersemangat c. Ramah-tamah dan kasih sayang d. Jujur e. Mempunyai kemampuan ( keterampilan ) f. Tegas dan cepat dalam mengambil keputusan g. Cerdas dan bijaksana h. Berpengalaman i. Dapat dipercaya j. Dapat mengendalikan emosinya ( stabil ) k. Bersifat objectif dan adil l. Bisa memberi perintah, celaan, pujian, dan koreksi m. Bisa menerima saran / kritik n. Memperhatikan kelompoknya o. Menciptakan disiplin dengan memberi contoh

7. Tipe-tipe ( Gaya ) Kepemimpinan Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, dan temperamen

watak serta kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga berbeda dengan yang lainnya. Ada beberapa tipe yang baik dan ada juga yang buruk, atau malah ada juga yang merupakan gabungan dari keduanya, seperti contoh-contoh dibawah ini : 1) Tipe Deserter ( Pembelot ), adalah tipe pemimpin yang

bermoral rendah, tidak mempunyai loyalitas ( rasa pengabdian/memiliki ) dan tidak merasa terlibat.

2) Tipe Birokrat, adalah tipe seorang pemimpin yang patut, taat, cermat, dan keras dalam menegakkan peraturan.

3) Tipe Missionaris, adalah tipe seorang pemimpin yang terbuka, penolong, ramah, dan lembut hati.

4) Tipe Developer ( Pembangun ), adalah tipe seorang pemimpin yang kreatif, dinamis baik dalam pelimpahan wewenang, juga percaya kepada para bawahannya.

5) Tipe Otokrat, adalah tipe seorang pemimpin yang tegas tetapi cenderung kasar, sedikit bersifat diktatorris, mau menang sendiri, keras kepala, angkuh dan bandel.

6) Tipe Benevolent Autocrat ( Otokrat Yang baik ), adalah tipe seorang pemimpin yang baik, lancar, dan tertib dalam melaksanakan peraturan juga ahli dalam mengorganisir.

7) Tipe Compromiser ( Pengkompromi ), adalah tipe seorang pemimpin yang sifatnya mudah berubah ( tidak tetap ) pendirian dan lemah dalam mengambil keputusan.

8) Tipe Eksklusif, adalah tipe seorang pemimpin yang dapat memberikan motivasi serta menjadi contoh, tekun, pandangan serta wawasannya cukup luas.

9) Tipe Kharismatik, adalah tipe seorang pemimpin yang mempunyai kelebihan daya tarik dan pembawaan tinggi. Dianggap oleh para pengikut/ bawahannya, bahwa pemimpin tipe ini mempunyai kelebihan, kekuatan yang luar biasa yang dapat membuat banyak orang kagum.

10) Tipe Paternalistik atau kebapakan, adalah mempunyai sifat kebapakan, suka melindungi tetapi jarang memberi kesempatan, banyak mengambil keputusan sendiri, suka berinisiatif, banyak fantasi, dan tidak mudah percaya pada orang lain.

11) Tipe Milisteristis, adalah tipe seorang pemimpin yang suka memerintah, menghendaki kepatuhan yang mutlak/ sepenuhnya dari bawahannya/ anggotanya, banyak unsur formalitas kerja serta disiplin yang kaku.

12) Tipe Administratif, adalah tipe seorang pemimpin yang baik dalam penyelenggaraan administrasi, seperti ketatausahaan yang rapih, berfikir efektif dan efisien.

= SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH =

Bendera nasional Indonesia adalah sebuah bendera berdesain sederhana dengan dua warna yang dibagi menjadi dua bagian secara mendatar (horizontal). Warnanya diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih.

Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.

Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.

Di jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.

Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.

Bendera yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera ini sebagai bendera nasional. Arti Warna

Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.

Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba. Peraturan Tentang Bendera Merah Putih UUD '45 pasal 35 Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah

Putih. Peraturan Pemerintah No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan

Republik Indonesia Bendera Pusaka

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Setelah pernyataan kemerdekaan tersebut, untuk pertama kalinya secara resmi Bendera Kebangsaan Merah Putih dikibarkan oleh Latief Hendaningrat dan Suhud. S. Bendera tersebut merupakan hasil jahitan Ibu Fatmawati Soekarno dan selanjutnya bendera inilah yang disebut “Bendera Pusaka” Bendera Pusaka berkibar siang dan malam ditengah hujan, tembakan sampai Ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta pada tahun 1946. Pada tahun 1948 Belanda melancarkan agresi militernya. Pada waktu itu Ibukota RI berada di Yogyakarta, Bapak Husein Mutahar

Page 5: Kode kehormatan

(Bapak Paskibraka-red) ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk menyelematkan Bendera Pusaka. (Penyelematan Bendera tersebut merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakan berkibarnya Sang Merah Putih di persada Ibu Pertiwi) Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka tersebut terpaksa Bapak Husein Mutahar harus memisahkan antara bagian yang merah serta putihnya. Akhirnya dengan bantuan Ibu Perna Dinata benang jahitan diantara Bendera tersebut berhasil dipisahkan. Selanjutnya kedua bagian tersebut masing-masing di simpan sebagai dasar pada kedua tas Bapak Husein Mutahar yang selanjutnya tas tersebut diisi dengan pakaian serta perlengkapan pribadi miliknya. Hal ihwal Bendera tersebut dipisahkan, karena pada waktu itu beliau mempunyai pemikiran bahwa setelah dipisah Bendera tersebut tidak lagi dapat dikatakan Bendera karena hanya sebatas secarik kain. Hal ini dilakukan guna menghindari penyitaan dari pihak Belanda. Tak lama setelah Presiden menyerahkan Bendera Pusaka, Beliau ditangkap dan diasingkan oleh Belanda bersama Wakil Presiden beserta staf kepresidenan lainnya ke Muntok, Bangka Sumatera. Sekitar pertengahan bulan Juni 1948 Bapak Husein Mutahar menerima berita dari Bapak Soejono , isi pemberitahuan itu yakni adanya surat pribadi Presiden pada dirinya yang pada pokoknya Presiden memerintahkan Bapak Husein Mutahar guna menyerahkan kembali Bendera Pusaka kepada Beliau dengan perantaraan Bapak Soejono yang selanjutnya Bendera Pusaka tersebut dibawa serta diserahkan kepada Presiden ditempat pengasingan (Muntok, Bangka).

Setelah mengetahui hal tersebut, dengan meminjam mesin jahit milik isteri seorang dokter, Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua bagian tersebut disatukan kembali persis pada posisinya semula, akan tetapi sekitar 2 cm dari ujung Bendera ada sedikit kesalahan jahit.

Selanjutnya Bendera tersebut di serahkan kepada Bapak Soejono sesuai dengan isi surat perintah Presiden.

= SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA =

PENDAHULUAN Setiap bangsa di dunia ini memiliki lagu kebangsaannya. Lagu

kebangsaan itu bukanlah sekedar merupakan lagu untuk keindahan belaka, tetapi merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Ia merupakan sublimasi api perjuangan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional dan mempertahankan kemerdekaan dan kehormatan bangsa. a. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila mendengar

lagu kebangsaannya dinyatakan dan didengungkan dan mereka menghormatinya dengan khidmat.

b. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu bangsa mempermainkan atau menghina lagu kebangsaan bangsa lain. Penghinaan terhadap suatu lagu kebangsaan dirasakan sebagai penghinaan terhadap bangsa pemilik lagu kebangsaan itu. Dalam hubungan internasional antara bangsa-bangsa di dunia, maka setiap bangsa berkewajiban untuk menghormati bangsa lain.

c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah milik bangsa Indonesia. “Indonesia Raya” merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Ia merupakan sublimasi api perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan dan Negara Indonesia. Ia merupakan pula pemersatu bangsa dan tekad bangsa Indonesia.

d. “Indonesia Raya” yang berkumandang di seluruh pelosok tanah air Indonesia selama perang kemerdekaan di Indonesia, telah mengorbankan semangat dan keberanian rakyat dan pemuda Indonesia untuk bertempur sampai titik darah penghabisan dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, meskipun mereka hanya menggunakan bambung runcing untuk melawan tentara colonial yang bersenjata modern. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih adalah kehormatan bangsa dan Negara Indonesia.

e. Gerakan Pramuka mempunyai tugas untuk menjadikan setiap Pramuka Indonesia sebagai patriot bangsa yang sanggup dan berani mempertahankan serta mempunyai rasa hormat yang tinggi terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya.

f. Oleh karena itu, kepada setiap Pramuka Indonesia harus ditanamkan dan ditumbuhkan rasa cinta dan rasa hormat terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya. Untuk itu, maka setiap Pramuka Indonesia harus mengetahui dan menghayati arti dan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam perjuangan bangsa Indonesia merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Setai Pramuka harus mampu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan benar dan baik serta memiliki rasa hormat terhadapnya.

g. Tugas Pembina Pramuka antara lain adalah untuk membina setiap Pramuka menjadi patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi abadinya Lgu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia.

h. Untuk suksesnya tugas itu, maka setiap Pembina Pramuka pertama-tama harus menjadikan dirinya sebagai patriot yang memiliki rasa

hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi abadinya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia. Dia adalah contoh hidup bagi setiap pramuka.

i. Uraian tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya beserta sejarahnya ini hanya sekedar pegangan bagi para Pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya. Namun demikian, setiap Pembina Pramuka berkewajiban untuk berusaha mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan Lagu kebangsaan Indonesia Raya.

SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA “Indonesia Raya” sebelum 17 Agustus 1945. 1. Lagu “Indonesia Raya” adalah gubahan komponis Muda Indonesia

bernama Wage Rudolph Soepratman. 2. Almarhum Wage Rudolph Soepratman adalah seorang guru dan juga

pernah menjadi wartawan surat kabar “Kaoem Moeda” dan pengarang buku. Sejak kecil Soepratman gemar sekali bermain biola.

3. Wage Rudolph Soepratman adalah putra seorang sersan Instruktur Mas Senen Sastrosoehardjo. Soepratman dilahirkan di Jatinegara pada tanggal 9 Maret 1903 dan meninggal dunia pada malam selasa tanggal 16 Agustus di Surabaya.

4. Semangat nasional telah mengisi seluruh jiwa Soepratman pada waktu itu. Semangat yang berwujud kemauan ingin menciptakan Lagu Kebangsaan. Akhirnya ia dapat menciptakan Lagu Indonesia Raya.

Lagu Indonesia Raya tiu dipersembahkan oleh Soepratman kepada masyarakat di dalam konggers Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesiche Club, Jln.Kramat 106 Jakarta. Lagu Indonesia Raya untuk pertama kali diperdengarkan dalam Konggres itu sesuai pula dengan semangat Persatuan Pemuda yang menyala-nyala pada waktu itu, maka ketika Lagu Indonesia Raya diperkenalkan kepada peserta konggres, dengan serta merta lagu itu mendapat sambutan yang hangat sekali.

Sejak tiu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu dibuka dan ditutup dengan Lagu Indonesia Raya. Semua Organisasi Rakyat Indonesia, Partai Politik, Organisasi Pemuda, Wanita, Kepanduan (Kepramukaan), seluruh rakyat Indonesia yang sadar, mengakui lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan.

Pada jaman penjajahan, Lagu Indonesia Raya sering dilarang, dihalang-halangi oleh Pemerintahan Kolonial Belanda oleh suatu ketika Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah Belanda telah pula meminta agar kata-kata dalam lagu Indonesia Raya diubah. Akan tetapi berkat semangat perjuangan dan Peraturan Rakyat dan Pemuda Indonesia segala rintangan itu dpata dilenyapkan “Indonesia Raya” setelah 17 Agustus 1945. 1. Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Lagu

Indonesia Raya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya selama perang Kemerdekaan telah merupakan sublimasi pengorbanan perjuangan rakyat dan Pemuda Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan serta menegakkan Kemerdekaan.

2. Dalam Undang-Undang Dasar sementara Republik Indonesia tahun 1950 pasal 3 ayat 2 Lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan resmi sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia.

= SEJARAH DAN KIASAN LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA =

Sepanjang orang Indonesia, siapa tak kenal burung garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila)? Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu?

Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal

12 Juli 1913. Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab --walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak --keduanya sekarang di Negeri Belanda.

Syarif menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.

Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II.

Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil daerah istimewa Kalbar dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda.

Page 6: Kode kehormatan

Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran.

Pada 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah melakukan makar di Tanah Air menawarkan “over commando” kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah gembong APRA.

Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari 1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas pengiriman pasukan TNI ke Kalbar - karena tidak mengikutsertakan anak buahnya dari KNIL.

Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang menggegerkan; Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950. Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu, Westerling sempat marah.

Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara.

Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara.

Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.

Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang.

Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan "Bhineka Tunggal Ika".

Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.

Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri.

AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “'tidak berjambul”' seperti bentuk sekarang ini.

Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950.

Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno.

Tanggal 20 Maret 1940, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.

Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak.

Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang. KIASAN LAMBANG GARUDA PANCASILA Burung Garuda melambangkan kekuatan Warna emas pada burung Garuda melambangkan kejayaan Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia

Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:

Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke-1] Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab [sila

ke-2] Pohon Beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3] Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh

Rakyat Indonesia [sila ke-5 Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional

Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan

wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia

(17 Agustus 1945), antara lain: Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17 Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8 Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19 Jumlah bulu di leher berjumlah 45 Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan

negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti "walaupun berbeda beda, tetapi tetap satu".

= SUMPAH PEMUDA (28 Oktober 1928) =

Latar Belakang Perlawanan bangsa Indonesia di daerah-daerah masih mengalami kegagalan karena kurangnya persatuan.

Para pemuda dari daerah membentuk organisasi pemuda untuk menentang penjajah.

Para pemuda merasa bahwa organisasi pemuda di daerah lemah untuk melawan penjajah.

Para pemuda berpikir bahwa persatuan merupakan sumber kekuatan untuk melawan penjajah.

Beberapa organisasi pemuda daerah di Indonesia adalah : 1. Jong Jawa berdiri di daerah pulau Jawa dengan anggota para pemuda

Jawa. 2. Jong Sumatranen Bond didirikan oleh pemuda asal daerah Sumatra.

Berdiri tanggal 9 Desember 1947 dengan tokoh-tokoh Muhammad Hatta, Mohammad Yamin, M Yansil, Bahder Johan, Assadi, Abu Hanifah.

3. Jong Minahasa didirikan oleh pemuda asal daerah Minahasa Sulawesi Utara. Berdiri tahun 1918 di Jakarta.

4. Jong Celebes didirikan oleh pemuda dan pelajar asal Sulawasi (Celebes).

5. Jong Ambon didirikan oleh pemuda asal Ambon. 6. Tri Koro Darmo adalah perkumpulan pelajar di Jakarta asal Jawa dan

Madura. Didirikan tanggal 9 Maret 1915 dengan tokoh-tokoh Satiman, Kadarman, dan Sunardi.

7. Tri Koro Darmo Jong Java yang anggotanya terdiri dari seluruh pemuda Jawa termasuk Jawa Barat.

8. Jong Bataks didirikan oleh pemuda batak. Kongres Pemuda I tanggal 20 April – 2 Mei 1926 Tujuan untuk membentuk perkumpulan pemuda yang bersifat nasional.

Maksud perkumpulan pemuda adalah : 1. Memajukan persatuan dan kebangsaan 2. Mempererat hubungan antara semua perkumpulan kebangsaan

Kongres Pemuda I belum berhasil mendirikan organisasi yang bersifat nasional tetapi menhasilkan keputusan yang menyerukan persatuan berbagai organisasi kedaerahan dalam suatu organisasi pemuda Indonesia.

Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda II diadakan dalam 3 kali rapat : 1. Bertempat di Gedung Katholieke Jongelingen Bond (Gedung Katholik)

di Lapangan Banteng.

Page 7: Kode kehormatan

2. Bertempat di Gedung Oats Java Bioscoop (Jl. Merdeka Utara 14 Jakarta).

3. Bertempat di Gedung Indonesch Clubhauls di Jl. Kramat Raya No 106 (Gedung Sumpah Pemuda)

Tokoh-tokoh 1. Sugondo Joyopuspito

Menyerukan perlunya persatuan antara para pemuda. 2. Mr Sartono

Menganjurkan para pemuda terus berjuang dalam pergerakan kebangsaan.

3. Moh Yamin Lahir tanggal 28 Agustus 1903 di Talawai. Senang berorganisasi dan membuat perkumpulan. Organisasi pertama adalah Jong Sumatranen Bond dan Indonesia Muda.

Memiliki sifat ulet, rajin, pantang menyerah, senang berorganisasi, berwawasan luas, selalu ingin berjuang demi bangsa dan negara.

Menguraikan hal penting yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia yaitu sejarah, bahasa, h ukum adat, pendidikan, dan keamanan

4. Purnomowulan Mengusulkan pendidikan di Indonesia harus mempunyai sistem sendiri.

5. S Mangunsarkoro Berpendapat bahwa pendidikan adalah pekerjaan untuk membangun dan menambah kebiasaan anak lahir dan batin.

6. Ramelan Berpidato tentang pergerakan kepanduan.

7. Mr Sunario Berpidato tentang pergerakan pemuda.

8. Th Pangemanan Berpidato tentang pentingnya kepanduan.

Hasil Kongres Ikrar Sumpah Pemuda 1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu

tanah air Indonesia 2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa

Indonesia 3. Kami putra dan putri Indonesia mengaku menjunjung bahasa

persatuan bahasa Indonesia Lagu Kebangsaan Pertama kali dinyanyikan pada Kongres Pemuda II tahun 1928. Diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman. WR Supratman lahir di Jakarta tanggal 9 Maret 1903 di Jakarta. WR Supratman adalah guru SD kemudian menjadi wartawan. WR Supratman memperdengarkan lagu Indonesia Raya melalui gesekan biola.

= PENGETAHUAN SEJARAH PRAMUKA =

A. BIOGRAFI BODEN POWELLL

Boden Powell lahir di London,Inggris pada tanggal 22 Februari 1857 Nama lengkapnya adalah Robert Stephenson Smyth Boden Powell Nama kecilnya adalah Ste, stephe / stephaenson dan baru dipanggil dengan nama Robert setelah mendapat gelar dari ksatria raja Inggris

Boden Powell mempunyai Sembilan orang Saudara yaitu; Warrington, george, augustus, Frank, Penrose, Agnes, Henrietta, Jessie dan Baden Fletcher.

Ayah dari boden powell adalah seorang Guru besar Geometri di universitas Oxford yang Bernama Prof.Domine Boden Powell,yang meninggal pada tanggal 11 juni 1860 saat boden powell berusia 3 tahun.

Ibunya Bernama Henrietta Grace Smyth seorang Putri dari admiral kerajaan Inggris yang terkenal yang bernama William T. Smyth.

Pada Tahun 1870 BP masuk kedalam sekolah yang bernama CHARTERHOUSE SCHOOL.Disana dia mengikuti banyak kegiatan seperti: Marching band, Klub menembak, teater, melukis, kiper kesebelasan sepak bola. Dan disekolah inilah dia juga maedapat julukan bathing Towell

Pada usia 19 tahun dia tamat dari sekolah itu Dan akhirnya BP bergabung dengan Dinas kemiliteran atas bantuan Pamannya Kolonel Henry Smyth.

Setelah lulus dari akademi Kemiliteran BP di tugaskan di India dengan Pangkat Pembantu Letnan

BP terkenal sebagai orang yang sangat pandai bergaul & dia memiliki seorang sahabat yang sangat dekat bernama Kenneth Mc.Laren.

Setelah berpindah –pindah dari satu kota ke kota lain bahkan dari satu negara ke negara lain akhirnya BP bertugas di Maffeking,sebuah kota di pedalaman afrika selatan.Di kota inilah

yang membuat dia terkenal dan di anggap Pahlawan oleh Bangsanya karena Jasanya memimpin pertahanan kota maffeking dari pengepungan Bangsa Boer selama kurang lebih 217 hari ( tgl 13 OKTOBER 1899 – 18 Mei 1900 ). Dan karena jasanya itu dia naik Pangkat Menjadi Mayor Jendral.

Disana Dia melakukan banyak petualangan dan karena keberaniannya itu dia mendapat julukan dari suku-suku primitif seperti suku Zulu,ashanti dan metabelle sebagai IMPESSA yang artinya serigala yang tak pernah tidur.Hal ini disebabakan karena kewaspadaan dan kecerdikannya.termasuk tindakanya yang berhasil mengambil kalung manik-manik milik kerajan dinizulu.

Pada Tahun 1901 BP kembali ke inggris dan sempat menuliskan pengalaman-pengalamanya dalam sebuah buku yang berjudul Aids To Scouting.

Pada Tahun 1907 BP mengikuti perkemahan yang pertama kali yang di adakan di Brownsea island / pulau brownsea yang dihadiri 20 orang peserta.

Pada tahun 1908 Boden Powell Menulis Buku yang berjudul Scoting For Boys.Buku ini yang nengakibatkan perkembangan gerakan kepanduan semakin pesat.

Pada tahun 1910 BP meletakkan jabatannya dengan Pangkat Terakhirnya adalah Letnan Jendral. Dan mulailah ia berkonsentrasi pada penyebaran gerakan kepanduan ke seluruh dunia.

Pada tahun 1912 BP menikah dengan Olave St. Clair Soames dan di karuniai tiga orang anak yaiitu; peter, heather dan betty

Pada 1920 Para pandu berkumpul di Olllimpia,London,Inggris untuk mengikuti Jambore dunia yang pertama.

Boden Powell di angkat sebagai Chief Scout of the World / bapak pandu dunia Pada tanggal 6 agustus 1920 atau pada akhir kegiatan jambore dunia itu.

BP juga di anugerahi gelar Lord Boden Powell of Gillwell,dengan julukan Baron oleh Raja George v.

Pada tanggal 3 Desember 1934 BP sempat berkunjung ke Batavia atau jakarta sepulangnya dari meninjau jambore di Australia.

Boden powell meninggal di Nyeri, Kenya, Afrika pada tanggal 8 Januari 1941.

B. SEJARAH KEPANDUAN DI INDONESIA Kepanduan masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh orang-orang Belanda.

Organisasinya bernama Netherland Indische Padvinders Vereniging ( NIPV )

Karena sifatnya yang universal bangsa kita mulia tertarik dengan organisasi itu dan organisasi kepanduan sangat cepat diterima oleh bangsa kita karena para remaja dan pemuda kita sangat membutuhkan organisasi yang bisa menanampung aspirasi mereka terhadap tanah airnya.

Satu hal yang membuat Pemerintah Belanda Khawatir oleh karena itu Belanda melarang Bangsa kita mengikuti NIPV

Maka pada tahun 1916 mulailah berdiri Organisasi Kepanduan yang Pertama yang bercirikan Nasionalisme dengan nama Javaanse Padvinders Organisatie (JPO) atas Prakarsa Sultan Pangeran Mangkunegara VII di Surakarta.

Berdirinya JPO membuat para pemuda merasa tertarik dengan kegiatan kepanduan yang pada waktu itu bisa dianggap sebagai salah satu cara mencapai kemerdekaan.

Kemudian lahirlah Sumpah Pemuda yang menjiwai gerakan pemuda untuk lebih bergerak maju.

Karena kekhawatirannya itu Pemerintah kolonial Belanda melarang Penggunaan istilah Padvinders bagi orang indonesia

Istilah Pandu / kepanduan dikemukakan dalam kongres SIAP tahun 1928 oleh KH. Agus Salim di Banjarnegara , Jateng.

Kemudian di masing-masing daerah mulailah berdiri bermacam gerakan kepanduan seperti; Pandu Rakyat Indonesia ( PRI ), Pandu kesultanan ( PK ), Kepanduan Bangsa Indonesia ( KBI ), Wira Tamtama, Hisbul Wathan ( HW ) dll.

Pada zaman jepang gerakan kepanduan dilarang keras lalu semua organisasi pandu harus bergabung dengan organisasi bentukan jepang.

Kemudian setelah PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI mulailah berdiri banyak lagi.

Satu peristiwa penting adalah adanya jambore Nasional kepanduan pertama (waktu itu belum jadi pramuka ) yang di adakan di Pasar minggu jakarta pada tahun 1955.

Banyaknya Gerakan Kepanduan Disadari kurang baik untuk persatuan bangsa kita dan akhirnya pemerintah indonesia mengeluarkan KEPPRES No. 238 / 61 tentang Gerakan Pramuka,sebagai dukungan pemerintah terhadap organisasi kepanduan di indonesia.

KEPPRES tersebut ditanda tangani oleh Ir. H. Juanda karena pada waktu itu Pres. Sukarno sedang mengadakan kunjungan ke Jepang.

Page 8: Kode kehormatan

Kemudian Seluruh organisasi kepanduan yang ada melebur menjadi satu dengan istilah yang kita kenal sekarang yaitu GERAKAN PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Bukanlah Badan Pemerintah,semua organisasi kepanduan bergabung kedalamnya kecuali kepanduan yang berhaluan kiri / komunis.

C. JAMBORE DUNIA Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World) Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria Tahun 1955 Jambore VIII di Nouveaux, Kanada Tahun 1957 Jambore IX di sutton Park, Inggris Tahun 1959 Jambore X di Makiling, Philipina Tahun 1963 Jambore XI di Marathon, Yunani Tahun 1967 Jambore XII di Idaho, Amerika Serikat Tahun 1971 Jambore XIII di Asagiri, Jepang Tahun 1975 Jambore XIV di Lillehammer, Norwegia Tahun 1979 Jambore XV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan Tahun 1983 Jambore XVI di Kananaskis, Alberta, Kanada Tahun 1986 Jambore XVII di Cataract Scout Park, Australia Tahun 1991 jambore XVIII di Korea Selatan Tahun 1995 Jambore XIX di Belanda Tahun 1999 Jambore XX di Chili, Amerika Selatan Tahun 2003 Jambore XXI di Thailand Tahun 2007 Jambore XXII di Manchester, Inggris Tahun 2011 Jambore XXII di Rinkaby, Swedia Tahun 2015 Jambore XXIII Kirarahama, Jepang Pada tahun 1939-1947 tidak ada penyelenggaraan jambore disebabkan situasi pada waktu itu tidak memungkinkan akibat terjadinya Perang Dunia II.

= JAMBORE NASIONAL =

Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang di Indonesia diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting (tingkat kecamatan), Jambore Cabang tingkat kota/kabupaten), Jambore Daerah (tingkat provinsi), Jambore Nasional (tingkat nasional), Jambore Dunia (tingkat dunia) Jambore Nasional dari masa ke masa : Tahun Ke- Tempat Tanggal Pelaksanaan 1973 1 Cibubur, Jakarta 1973

1977 2 Sibolangit, Sumatra Utara 1-20 Juli 1977 1981 3 Cibubur, Jakarta 18-25 Juni 1981 1986 4 Cibubur, Jakarta 21-28 Juni 1986 1991 5 Cibubur, Jakarta 15-22 Juni 1991 1996 6 Cibubur, Jakarta 26 Juni-4 Juli 1996 2001 7 Baturaden Jawa Tengah 3-12 Juli 2001 2006 8 Jatinangor, Jawa Barat 26 Juni-4 Juli 2006 2011 9 Sumatra Selatan 2011

= PRAMUKA GARUDA =

Pramuka Garuda ialah tingkatan tertinggi dalam setiap golongan Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega. Seorang peserta didik yang telah mencapai tingkatan terakhir dalam golongannya, dan telah memenuhi persyaratan SKK Garuda, berhak mengajukan permohonan kepada Kwartir melalui pembina gudepnya untuk dapat mengikuti uji kelayakan untuk dapat naik ke tingkatan Garuda. Setelah mengajukan permohonan, Kwartir akan mengevaluasi peserta didik itu tentang kelayakan, baik dalam segi mental, ataupun sisi kelayakan persyaratan. Setelah dinilai cakap dan memenuhi persyaratan, calon Pramuka Garuda akan wawancarai oleh tim penguji yang terdiri dari tokoh kwartir, gugus depan, guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.

Setelah lulus tes wawancara dan tes kecakapan, seorang peserta didik akan dilantik menjadi Pramuka Garuda. Pelantikan biasanya diselenggarakan bertepatan dengan hari yang bermakna khusus, baik bagi peserta didik tersebut ataupun bagi Gerakan Pramuka, semisal: hari ulang tahun atau Hari Pramuka. Pelantikan umumnya dihadiri oleh Tim Penguji, orang tua dan tokoh Pramuka. Syarat-syarat Pramuka Garuda untuk Pramuka Penggalang 1. Menjadi contoh yang baik dalam Pasukan Penggalang, di rumah, di

sekolah atau di lingkungan pergaulannya, sesuai dengan isi Trisatya dan Dasadarma.

2. Telah menyelesaikan SKU tingkat Penggalang Terap.

3. Telah memiliki Tanda Kecakapan Khusus untuk Pramuka Penggalang, sedikit-dikitnya sepuluh macam dari tiga bidang Tanda Kecakapan Khusus, sedikitnya satu macam TKK tingkat Utama dan dua macam TKK tingkat Madya, yaitu :

Lima buah TKK wajib yang dipilih di antara : TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. TKK Pengatur Rumah. TKK Juru Masak. TKK Berkemah. TKK Penabung. TKK Penjahit. TKK Juru Kebun. TKK Pengaman Kampung. TKK Pengamat. TKK Bidang Olah Raga.

Lima buah TKK pilihan, yang dapat dipilih di antara TKK yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Dapat menunjukkan hasta karya buatannya sendiri sedikit-dikitnya sepuluh macam dengan menggunakan sedikit-dikitnya lima macam bahan.

Pernah mengikuti Jambore, Perkemahan, Bakti dan Lomba Tingkat. Dapat membuktikan dirinya sebagai penabung yang rajin dan teratur. Dapat mempertunjukkan kecakapannya di depan umum dalam salah satu bidang seni budaya.

Dapat menjalankan salah satu cabang olah raga, misalnya atletik, renang, senam, bela diri, gerak jalan atau cabang olah raga lainnya.

= KIASAN DASAR =

Kiasan Dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang disanjung dan didambakan. Kiasan Dasar Gerakan Paramuka diambil dari romantika perjuangan besar bangsa Indonesia. Oler karena itu, kiasan ini mengambil hal-hal yang ada hubungannya dengan perjuangan bangsa, baik pada masa lalu maupun perjuangan pembangunan pada masa sekarang.

Romantika Perjuangan bangsa Indonesia. Pada masa lalu perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan, sehingga mengalami banyak kegagalan dan secara bergantian negara kita dapat dijajah oleh bangsa asing. Perjuangan dan pemberontakan bangsa Indonesia muncul di mana-mana, tetapi hasilnya percuma saja, karena belum adanya persatuan dan kesatuan bangsa. Romantika perjuangan yang mendasari Kepramukaan : 1. Tanggal 20 Mei 1908 ( Kebangkitan Nasional ) yang ditandai dengan

lahirnya Budi Utomo dimulailah perjuangan baru, perjuangan menyiagakan rakyat. Masa ini disebut masa Siaga.

2. Tanggal 28 Oktober 1928 dengan Sumpah Pemuda, diletakkan dasar penggalangan persatuan dan kesatuan bangsa. Masa ini disebut masa Penggalang.

3. Perjuangan bangsa Indonesia akhirnya membawa hasil dengan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Masa ini disebut masa Menegakkan.

4. Perjuangan selanjutnya adalah dengan Memandegani ( mengelola ) negara kita dengan pembangunan. Masa ini disebut masa Pandega.

5. Pembangunan fisik maupun non fisik dalam rangka membina bangsa Indonesia menuju kemajuan. Masa ini disebut masa Pembina.

6. Dengan lahirnya para pemimpin yang yang jujur dan bertanggung jawab serta bisa diandalkan oleh bangsa kita. Masa ini disebut masa Andalan

Dengan berdasarkan masa perjuangan bangsa Indonesia itu maka : 1. Siaga ; dimulai dengan pembangunan yang membutuhkan bantuan

dan kesadaran yang tinggi dan membutuhkan penataan yang baik. 2. Penggalang ; pembangunan diawali dengan meramu (bahan) yang

ada, kemudian kita rakit ( susun ) setelah itu baru kita terapkan (Praktekan).

3. Penegak ; pembangunan tersebut kemudian membutuhkan bantara-bantara (ajudan, pengawas, kader) pembangunan yang kuat, baik, terampil dan bermoral yang sanggup melaksanakan pembangunan bangsa.

4. Pandega ; setelah pembangunan itu berhasil maka perlu yang memandegani ( mengelola, memanage ) pembangunan tersebut.

Masa pengembangan pembangunan itu mengkiaskan tingkatan-tingkatan dalam Gerakan Pramuka yaitu : 1. Siaga 7 s.d 10 tahun Mula, Bantu, Tata. 2. Penggalang 11 s.d 15 tahun Ramu, Rakit, Terap. 3. Penegak 16 s.d 20 tahun Bantara, Laksana. 4. Pandega 21 s.d 25 tahun Pandega. 5. Pembina 26 s.d …. Tahun KMD, KML, KPD,KPL, Istilah-istilah lain : 1. Satuan Kecil untuk Siaga disebut Barung ( tempat penjaga ramuan

bangunan ). Satuan Besarnya disebut Perindukan ( tempat anak cucu berkumpul ).

Page 9: Kode kehormatan

2. Satuan Kecil untuk Penggalang disebut Regu ( gardu, pangkalan untuk meronda ). Satuan Besarnya disebut Pasukan ( barisan ).

3. Satuan Kecil untuk Penegak disebut Sangga (rumah kecil untuk orang yang diberi tanggung jawab menggarap sawah/lading, saung). Satuan Besarnya disebut Ambalan ( berduyun-duyun, berbondong-bondong untuk menempuk kemajuan ).

4. Satuan Kecil untuk Pandega disebut Reka (Mereka-reka/membuat sesuatu agar menjadi baik) Satuan Besarnya disebut Racana (pondasi, alas tiang, umpak atap).

5. Satuan-satuan itu kemudian dihimpin dalam satu Gugusdepan (kombinasi satuan-satuan yang bertugas di depan dan terdepan yang langsung menghadapi tantangan).

= WOSM ( The world organization of the scout movement) =

WOSM adalah The world organization of the scout movement. sebuah lambang atau simbol Pramuka dunia. Lambang WOSM ini mempunyai kiasan yaitu : Kompas : Melambangkan suatu peringatan bagi Pandu/ Pramuka agar selalu berbuat kebenaran dan dapat dipercaya seperti fungsi kompas, serta tetap menjaga cita-citanya dan perannya sebagai penunjuk jalan.

Treefoil / Bunga dengan Tiga Ujung : Melambangkan tiga janji Pandu / Scout Promise

Dua Bintang : melambangkan anggota Pandu/ Pramuka berupaya untuk dapat memberi penerangan dan menolong dalam kebenaran dan pengetahuan.

Tali melingkar dengan ujung membentuk simpul mati : melambangkan bahwa sesama Pandu/ Pramuka mengadakan hubungan persahabatan dan persaudaraan antar Pramuka di seluruh dunia.

Warna : Putih melambangkan jiwa yang berhati suci, sedangkan warna dasar ungu melambngkan bahwa Pandu/ Pramuka memiliki ketrampilan kepemimpinan dan suka menolong orang lain.

= KOMPAS =

Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnetbumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara,seatan,timur dan barat .Apabila digunakan bersama-sama dengan jarum, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.

Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara magnetis dari

magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan jam matahari. Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang digunakan dengan cara mengamati variasi pergerakan jarum Kompas mempunyai bagian-bagian kompas yang terpenting antara lain:

Dial tutup dial Visir Kaca pembesar jarum penunjuk

jendela pengintai Huruf penunjuk Garis derajat Derajat Cicin pengait

Cara menggunakan kompas :

Letak kompas pada tempat yang datar atau bisa di pegang seperti menembak senapan,kompas akan menunjukkan arah yang benar apabila jarum kompas tidak bergerak lagi.

Bidik sasaran melalui jendela pengintai dengan menggunakan visir. Rumus Back Azimuth/Back Reading Apabila sasaran kurang dari 180o = ditambah 180o 0o - 180o = X + 180o

Apabila sasaran lebih dari 180o = dikurang 180o 180o - 360o = X - 180o Contoh: 30o sasaran baliknya adalah 30o + 180o = 210o 240o sasaran baliknya adalah 240o - 180o = 60o

= SATUAN KARYA PRAMUKA =

Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau para pemuda usia antara 16-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang masing-masing mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Setiap Krida

memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut.

Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.

Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Daerah yang bersangkutan. Organisasi dan Pembinaan Pengorganisasian

Saka dibentuk di Kwartir Ranting, Saka dapat dibentuk di Kwartir Ranting atas kehendak dan minat yang sama dari Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, disesuaikan dengan situasi dan kondisi di wilayahnya. Saka dibentuk oleh dan berada di bawah wewenang, pengelolaan, pengendalian dan pembinaan Kwartir Ranting, sedangkan pengesahannya dilakukan oleh Kwartir Cabang. Apabila Kwartir Ranting belum mampu membentuk Saka, maka pembentukan Saka dapat dilaksanakan oleh Kwartir Cabang yang wewenang, pengelolaan, pengendalian dan pembinaannya oleh Kwartir Cabang.

Satu Saka beranggotakan sedikitnya sepuluh orang dan sebanyak-banyaknya 40 orang yang terdiri dari sedikitnya atas dua Krida yang masing-masing beranggotakan lima hingga sepuluh orang. Pengembangan jumlah anggota dan Krida disesuaikan dengan kebutuhan. Saka dalam bidang tertentu yang beranggotakan lebih dari 40 orang dibagi ke dalam beberapa Saka yang sama bidangnya. Anggota putra dan putri dihimpun dalam satuan terpisah Saka Putera dibina oleh Pamong Putera dan Saka Puteri dibina oleh Pamong Puteri.

Anggota Krida memilih Pemimpin Krida masing-masing dan pemimpin Krida menunjuk seorang Wakil Pemimpin Krida. Anggota Saka membentuk Dewan Saka yang dipilih dari Pemimpin Krida, Wakil Pemimpin Krida dan beberapa anggota. Saka membentuk Mabi Saka, yang anggotanya terdiri dari atas pejabat instansi pemerintah, tokoh masyarakat setempat dan/atau orang tua peserta didik.[1] Pembinaan

Saka dibina oleh seorang Pamong Saka. Pamong Saka adalah Pembina Pramuka, terutama Pembina Pramuka Penegak/Pandega atau anggota dewasa lainnya, yang memiliki minat dalam satu bidang kegiatan Saka sesuai dengan minat anggota Saka yang bersangkutan. Pamong Saka diangkat dan dikukuhkan oleh Ketua Kwartir Cabang, atas usul Pimpinan Saka yang bersangkutan. Bila dalam Saka yang sejenis ada beberapa orang Pamong Saka, maka dipilih salah seorang sebagai kordinatornya. Masa bakti Pamong Saka adala tiga tahun dan sesudahnya dapat diangkat kembali. Pamong Saka secara ex-officio menjadi anggota Mabi Saka dari Saka yang bersangkutan.[1] Tugas dan tanggungjawab Pamong Saka adalah : Mengelola pembinaan dan pengembangan Sakanya; Menjadi Pembina Saka dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing Sakanya;

Mengusahakan instruktur, perlengkapan dan keperluan kegiatan sakanya;

Mengadakan hubungan, konsultasi dan kerjasama yang baik dengan Pimpinan Saka, Kwartir, Majelis Pembimbing Saka, Gugusdepan dan Saka lainnya;

Mengkoordinasikan instruktur dengan Dewan Kerja Saka yang ada dalam sakanya;

Menjadi anggota Mabi Saka; Menerapkan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan serta sistem Among dalam kegiatan pembinaan Sakanya;

Melaporkan perkembangan Sakanya kepada kwartir dan Mabi Saka yang bersangkutan.

Selain daripada Pamong Saka, untuk melatih anggota Saka dalam bidang Sakanya, maka di setiap Saka diadakan Instruktur Saka. Instruktur Saka adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan, keterampilan dan keahlian khusus di bidang tertentu yang bersedia membantu Pamong Saka dalam peningkatan kemampuan dan keterampilan anggotanya. Instruktur Saka diangkat dan dikukuhkan oleh Ketua Kwartir Cabang atas usul Pamong Saka dan Mabi Saka.[1] Tugas dan tanggungjawab Instruktur Saka adalah : Melaksanakan pendidikan dan latihan sesuai dengan keahliannya bagi para aggota Saka.

Menjadi penguji SKK bagi anggota Saka sesuai dengan bidang keahliannya dan melaporkan perkembangannya kepada Pamong Saka.

Menjadi penasehat bagi Dewan Saka dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan Saka.

Page 10: Kode kehormatan

Memberi motivasi kepada anggota Saka untuk membina dan mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya.

Meningkatkan pengetahuan, kecakapan dan pengalamannya melalui berbagai pendidikan.

Mengikuti Orientasi Gerakan Pramuka. Melaporkan pelaksanaan setiap kegiatan yang menjadi tugasnya.

Berlaku Nasional Macam-macam Saka 1. Saka Dirgantara

Saka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Satuan Karya ini membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki potensi kedirgantaraan, dengan kata lain memiliki landasan udara.

Pelatihan Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di bidang kedirgantaraan, TNI AU, pihak perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu. Krida-krida dalam Saka Dirgantara, sebagai berikut. Kecakapan Khusus Kelompok Kedirgantaraan, sebagai berikut. Krida Olah Raga Dirgantara

1. Terbang Bermotor 2. Terbang Layang 3. Aeromodelling 4. Terjun Payung 5. Layang Gantung

Krida Pengetahuan Dirgantara 1. Aerodinamika 2. Pengaturan Lalu Lintas Udara (PLLU) 3. Meteorologi 4. Fasilitas Penerbangan 5. Navigasi Udara

Krida Jasa Dirgantara 1. Teknik Mesin Pesawat 2. Komunikasi 3. Aerial Search And rescue 4. Struktur Pesawat

2. Saka Bhayangkara Saka Bhayangkara adalah wadah Pendidikan guna

menyalurkan minat dan mengembangkan bakat serta pengalaman para pramuka penegak dan pandega dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kebhayangkaraan sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang baik, peduli terhadap keamanan,ketertiban masyarakat (Kamtibmas) baik lokal, nasional, maupun internasional

Saka Bhayangkara adalah Satuan Karya yang berada di bawah pembinaan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Disamping itu Saka Bhayangkara merupakan Saka terbesar dan paling berkembang di Indonesia. Hal ini Karena Saka Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di Indonesia, tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam. a. Krida-krida dalam Saka Bhayangkara, sebagai berikut : b. Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas) c. Krida Lalu Lintas (Lantas) d. Krida Pengenalan Tempat Kejadian Perkara (PTKP) e. Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (PPB)

1) Subkrida Pasukan Berkuda (Paskud) 2) Subkrida Pasukan Anjing Pelacak (Paskan) 3) Subkrida Pemadam Kebakaran (Damkar) 4) Subkrida Search And Rescue (SAR) Pimpinan Saka Bhayangkara, adalah bagian dari

kelengkapan kwartir ditingkatnya yang bertugas membantu kwartir dalam menentukan kebijaksanaan mengenai pemikiran, perencanaan dan petunjuk tekhnis mengenai kagiatan Saka Bhayangkara.

Majelis Pembimbing Saka Bhayangkara, disingkat Mabi Saka Bhayangkara adalah suatu badan dari gerakan Pramuka ditingkatnya berkewajiban memberikan bimbingan dan bantuan yang bersifat moral organisatoris, materiil dan finansial kepada Saka Bhayangkara di tingkatnya.

Pamong Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan Pramuka yang bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan Saka Bhayangkara yang menjadi tanggung jawabnya.

Instruktur Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan Pramuka atau seseorang yang bukan anggota gerakan Pramuka, karena kemampuan dan keahliannya untuk membantu pamong Saka Bhayangkara dalam melaksanakan pembinaan dan

pengembangan Saka Bhayangkara yang menjadi tanggung jawabnya.

Dewan Saka Bhayangkara, adalah badan yang dibentuk oleh anggota Saka Bhayangkara ditingkatnya yang beranggotakan dari anggota krida Saka Bhayangkara yang bertugas memimpin pelaksanaan kegiatan Saka Bhayangkara sehari-hari.

Krida, adalah satuan kecil yang merupakan bagian kecil dari Saka Bhayangkarasebagai wadah kegiatan keterampilan tertentu, yang merupakan bagian dari kegiatan Saka Bhayangkara yang beranggotakan maksimal 10 (sepuluh) orang.

Kebhayangkaraan, adalah kegiatan yang berkaitan dengan keamanan negaradalam rangka menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesian Tahun 1945.

Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, disingkat KAMTIBMAS adalah keperluan hakiki masyarakat yang mendambakan suasana aman dan tertib dalam tata kehidupannya. Keamanan akan senantiasa berkaitan dengan perasaan masyarakat yang mendambakan : Perasaan bebas dari ganguan fisik dan psikis (security) Adanya rasa kepastian dan bebas dari kekhawatiran,

keraguan dan ketakutan (surity) Perasaan ilindungi dari segala macam bahaya (safety) Perasaan damai dan tentram lahir batin (peace)

Lambang Saka Bhayangkara Bentuk : Lambang saka bhayangkara berbentuk segi lima beraturan dengan panjang masing-masing sisi 5 cm. ISI: Isi lambang saka bhayangkara terdiri atas : a. PERISAI, dengsn ukuran gambar:

Sisi atas = 3,5cm Sisi miring atas kiri = 1cm Sisi miring atas kanan = 1cm Garis tegak tinggi = 8cm Garis tegak tinggi = 8cm

b. Bintang 3 (Tiga), Masing-masing dengan garis tengah = 0,8 cm

c. Obor dengan ukuran gambar: Panjang tangkai = 1,5 cm Tinggi nyala api = 1 cm

d. Gambar Lambang Garakan Pramuka, berupa dua buah tunas kelapa dan simetris, dengan ukuran : Garis tengah kelapa = 1 cm Tinggi tunas = 2 cm Panjang akar = 0,5 cm Tulisan dengan huruf besar yang berbunyi ”SAKA

BHAYANGKARA”. e. Warna

Warna dasar saka bhayangkara ” MERAH” Warna dasar perisai bagian atas ” KUNING ” dan bagian

bawah” HITAM “ Warna tunas kelapa ” KUNING TUA “

f. Warna obor : Nyala api ” MERAH “ Tangkai obor bagian bawah ” PUTIH “ Tangkai obor bagian atas ” HITAM ” dan tengah nya

adagaris putih g. Warna tiga bintang ” KUNING TUA” h. Warna tulisan ” HITAM “ i. Warna bingkai ” HITAM “ Arti Kiasan Lambang Bhayangkara a. Bentuk segilima melambangkan falsafat pancasila b. Bintang tiga dan perisai melambangkan Tri Brata dan Catur

Prasetya sebagai kode etik kepolisian negara R.I c. Obor melambangkan sumber terang sejati d. Api yang menjulang tiga bagian melambangkan Triwikrama

(tiga pancaran cahaya) yaitu : Kesadaran Kewaspadaan Kebijaksanaan

e. Tunas kelapa menggambarkan lambang gerakan pramuka Keseluruhan lambang saka bhayangkara itu mencerminkan tingkah laku dan perbuatan anggota saka bhayangkara yang aktif berperan serta membantu usaha memelihara atau membina tertib hukum dan ketentraman masyarakat yang mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat yang mampu menujang keberhasilan pembagunan, serta mampu menjamin tetap tegak nya NKRI yang bersendikan pancasila dan UUD NRI tahun 1945.

3. Saka Bahari

Page 11: Kode kehormatan

Satuan Karya Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam. Satuan Karya ini membidangi bidang Kelautan.

Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI AL, Profesional di bidang Olahraga Air, Departemen Pariwisata dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada di wilayah yang memiliki potensi di bidang Bahari. Krida-krida dalam Saka Bahari, sebagai berikut. Krida Sumberdaya Bahari Krida Jasa Bahari Krida Wisata Bahari Krida Reksa Bahari

4. Saka Bakti Husada Saka Bakti Husada adalah wadah pengembangan

pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.

Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985, dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang kemudian dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 12 November 1985 sebagai Hari Kesehatan Nasional di Magelang. Sebagai dasar dari pelaksanaan kegiatan Saka Bakti Husada, maka diterbitkannya petunjuk penyelenggaraan nomor 053 tahun 1985.

Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya. Krida-krida dalam Saka Bakti Husada, sebagai berikut. Kecakapan Khusus Kelompok Kebaktihusadaan, sebagai berikut. 1. Krida Bina Lingkungan Sehat

1) Penyehatan Perumahan 2) Penyehatan Makanan dan Minuman 3) Pengamanan Pestisida 4) Pengawasan Kualitas Air 5) Penyehatan Air

2. Krida Bina Keluarga Sehat 1) Kesehatan Ibu 2) Kesehatan Anak 3) Kesehatan Remaja 4) Kesehatan Usia Lanjut 5) Kesehatan Gigi dan Mulut 6) Kesehatan Jiwa

3. Krida Penanggulangan Penyakit 1) Penanggulangan Penyakit Malaria 2) Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah 3) Penanggulangan Penyakit Anjing Gila 4) Penanggulangan Penyakit Diare 5) Penanggulangan Penyakit TB Paru 6) Penanggulangan Penyakit Kecacingan 7) Imunisasi 8) Gawat Darurat 9) HIV / AIDS

4. Krida Bina Gizi 1) Perencanaan Menu 2) Dapur Umum Makanan/Darurat 3) UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu 4) Penyuluh Gizi 5) Mengenal Keadaan Gizi

5. Krida Bina Obat 1) Pemahaman Obat 2) Taman Obat Keluarga 3) Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat

Adiktif 4) Bahan Berbahaya bagi Kesehatan 5) Pembinaan Kosmetik

6. Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 1) Bina PHBS di Rumah 2) Bina PHBS di Sekolah 3) Bina PHBS di Tempat umum

4) Bina PHBS di Instansi Pemerintah 5) Bina PHBS di Tempat kerja

5. Saka Keluarga Berencana (Kencana) Saka Keluarga Berencana (Kencana) adalah wadah kegiatan

dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaan Saka Kencana berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Krida-krida Saka Keluarga Berencana, sebagai berikut. 1. Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

(KB dan KR) 2. Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga

(KS dan PK) 3. Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi

dan KIE) 4. Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).

6. Saka Taruna Bumi Saka Taruna Bumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk

meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian. Pembinaan Saka Taruna Bumi dilakukan oleh Gerakan Pramuka bekerja sama dengan Departemen Pertanian, LIPI, dan Lembaga Holtikultura. SKK Bidang Taruna Bumi adalah sebagai berikut 1. Krida Pertanian Tanaman Pangan, terdiri atas 6 (enam) SKK,

yakni: 1) SKK Petani Padi 2) SKK Petani Jagung 3) SKK Petani Kacang Kedelai 4) SKK Petani kacang Tanah 5) SKK Petani Ubi Kayu 6) SKK Petani Ubi Jalar.

2. Krida Pertanian Tanaman Perkebunan, terdiri atas 11 (sebelas) SKK, yakni: 1) SKK Petani Cengkeh 2) SKK Petani Kelapa 3) SKK Petani Karet 4) SKK Petani Obat-obatan 5) SKK Petani Kopi 6) SKK Petani Panili 7) SKK Petani Coklat 8) SKK Petani Lada 9) SKK Petani Kapas 10) Petani Tembakau 11) SKK Petani Tebu.

3. Krida Perikanan, mempunyai 9 (sembilan) SKK, yakni: 1) SKK Petani Ikan Nila 2) SKK Petani Ikan Mas 3) SKK Petani Ikan Gurami 4) SKK Petani Ikan Lele 5) SKK Petani Katak 6) SKK Petani Belut 7) SKK Petani Bandeng 8) SKK Petani Udang 9) SKK Petani Ikan Hias.

4. Krida Peternakan, mempunyai 12 (dua belas) SKK, yakni: 1) SKK Peternak Kerbau 2) SKK Peternak Sapi 3) SKK Peternak Kuda 4) SKK Peternak Sapi Perah 5) SKK Peternak Kambing 6) SKK Peternak Babi 7) SKK Peternak Puyuh 8) SKK Peternak Kelinci 9) SKK Peternak Ayam 10) SKK Peternak Itik 11) SKK Peternak Lebah 12) SKK Peternak Merpati.

5. Krida Pertanian Tanaman Holtikultura, mempunyai 32 (tiga puluh dua) SKK, yakni: 1) SKK Petani Rambutan 2) SKK Petani Pisang 3) SKK Petani Mangga 4) SKK Petani Nanas 5) SKK Petani Durian 6) SKK Petani Semangka 7) SKK Petani Apel 8) SKK Petani Salak

Page 12: Kode kehormatan

9) SKK Petani Pepaya 10) SKK Petani Jeruk 11) SKK Petani Anggur 12) SKK Petani Jambu 13) SKK Petani Duku 14) SKK Petani Alpokat 15) SKK Petani Tomat 16) SKK Petani Cabe 17) SKK Petani Bayam 18) SKK Petani Kangkung 19) SKK Petani Kacang Panjang 20) SKK Petani Kubis 21) SKK Petani Sawi 22) SKK Petani Wortel 23) SKK Petani Suplir 24) SKK Petani Palma 25) SKK Petani Cemara 26) SKK Petani Anggrek 27) SKK Petani Mawar 28) SKK Petani Melati 29) SKK Petani Kaktus 30) SKK Petani Seledri 31) SKK Petani Bonsai 32) SKK Petani Bawang Putih/Merah

7. Saka Wanabakti Saka Wanabakti adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan

Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Pembinaan Saka Wanabhakti bekerjasama dengan Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan Hidup/Lembaga Profesional terkait. 1. Krida Tata Wana, terdiri atas 3 (tiga) SKK, yakni:

1) SKK Perisalah Hutan 2) SKK Pengukuran dan Pemetaan Hutan 3) SKK Penginderaan Jauh.

2. Krida Reksa Wana, terdiri atas 13 (tiga belas) SKK, yakni: 1) SKK Keragaman Hayati 2) SKK Konservasi Kawasan 3) SKK Perlindungan Hutan 4) SKK Konservasi Jenis Satwa 5) SKK Konservasi Jenis Tumbuhan 6) SKK Pemanduan 7) SKK Penulusuran Gua 8) SKK Pendakian 9) SKK Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 10) SKK Pengamatan Satwa 11) SKK Penangkaran Satwa 12) SKK Pengendalian Perburuan 13) SKK Pembudidayaan Tumbuhan.

3. Krida Bina Wana, mempunyai 7 (tujuh) SKK, yakni: 1) SKK Konservasi Tanah dan Air 2) SKK Perbenihan 3) SKK Pembibitan 4) Penanaman dan Pemeliharaan 5) SKK Perlebahan 6) SKK Budidaya Jamur 7) SKK Persuteraan Alam.

4. Krida Guna Wana, mempunyai 6 (enam) SKK, yakni: 1) SKK Pengenalan Jenis Pohon 2) SKK Pencacahan Pohon 3) SKK Pengukuran Kayu 4) SKK Kerajinan Hutan Kayu 5) SKK Pengolahan Hasil Hutan 6) SKK Penyulingan Minyak Astiri.

8. Saka Wira Kartika Saka Wira Kartika baru berupa saka rintisan yang mulai

dilaksanakan pada akhir tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan Peraturan Bersama Kepala Staf Angkatan Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan kepramukaan. Krida-krida dalam Saka Wira Kartika, sebagai berikut. 1. Krida Survival 2. Krida Pionering (Perintis) 3. Krida Mountainering 4. Krida Navigasi Darat 5. Krida penanggulangan bencana alam

9. Saka Kalpataru Kementerian Lingkungan Hidup dan Kwarnas gerakan

Pramuka telah menginisiasi lahirnya SAKA Lingkungan yang di

beri nama SAKA KALPATARU, kerjasama ini bermula dari Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 17/MENLH/11/2011 dan No. 014/PK-MoU/11/2011 tentang Pelaksanaan Program dan Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Saka Kalpataru merupakan satuan Karya Pramuka tempat meningkatkan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan kecakapan, dan kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pandega serta sebagai wadah untuk menanamkan kepedulian dan rasa tanggungjawab dalam mengelola, menjaga, dan mempertahankan dan melestarikan lingkungan untuk keberlanjutan generasi sekarang dan mendatang. Pembentukan Saka Kalpataru bertujuan untuk memberi memberi wadah pendidikan dan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyalurkan minat, mengembangkan bakat, kemampuan ,pengalaman dalam bidang pengetahuan dan teknologi serta keterampilan khususnya yang berkaitan dengan substansi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) yang menjadi bekal penghidupannya untuk mengabdi pada masyarakat, bangsa dan Negara. Satuan Karya Pramuka Kalpartaru untuk tahap awal meliputi tiga Krida yaitu : 1. Krida 3R (Reduce, Reuse, Recycle), 2. Krida Perubahan Iklim, dan 3. Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati. Untuk tahap berikutnya yaitu tahun 2014, Krida SAKA Kalpataru akan ditambahkan sesuai dengan kebutuhan dalam pengelolaan lingkungan. http://www.menlh.go.id/peningkatan-kapasitas-pamong-dan-instruktur-saka-lingkungan

Berlaku di daerah tertentu 1. Saka Bina Sosial

Saka Bina Sosial adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang usaha kesejahteraan sosial guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Saka Pustaka dapat kedudukan di Perpustakaan Umum, meskipun demikian dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwarda Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka ini.

2. Saka Kerohanian Saka Kerohanian adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang pekerjaan kerohanian menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Dulu saka ini pernah aktif di bawah binaan Kwartir Cabang Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Sekarang Saka Kerohanian sudah tidak ada lagi.

3. Saka Pandu Wisata Saka Panduwisata adalah satuan karya pramuka yang

merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang kepariwisataan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Pariwisata yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dibidang tersebut.

Berbeda dengan Saka-saka yang lain. Saka Panduwisata dapat kedudukan di Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW), meskipun dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwarda Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka ini. Krida-krida dalam Saka Panduwisata, sebagai berikut. 1. Krida Bina Obyek Wisata 2. Krida Bina Pramuwisata 3. Krida Bina Sarana Wisata 4. Krida Bina Seni Budaya

4. Saka Pekerjaan Umum (PU) Saka Pekerjaan Umum adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang pekerjaan umum guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Dulu ini adalah salah satu saka yang cukup aktif yang berada di bawah binaan Kwartir Daerah Kalimantan Selatan. Sekarang Saka Pekerjaan Umum sudah tidak ada lagi.

5. Saka Pustaka Saka Pustaka adalah satuan karya pramuka yang merupakan

wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang kepustakaan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Saka Pustaka dapat kedudukan di Perpustakaan Umum, meskipun demikian dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang.

Page 13: Kode kehormatan

Sejauh ini hanya Kwartir Daerah Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka ini.

Saka Pustaka dimotori oleh Perpustakaan Umum Kabupaten Blora, yang mendapat sambutan baik dari Kwartir Cabang Blora maupun Perpustakaan Pusat Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dan pada tanggal 29 Desember 2007 secara resmi Saka Pustaka diresmikan di Pendopo Bupati Blora dengan ditandai Pelantikan Pengurus Saka Pustaka Kwartir Daerah Jawa Tengah oleh Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah dan Pelantikan Pengurus Saka Pustaka Kwartir Cabang Blora oleh Ketua Kwartir Cabang Blora.

Lambang Saka Pustaka memiliki arti bahwa Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega (2 tunas kelapa warna coklat) yang tergabung kedalam Saka Pustaka harus mempunyai pancaran semangat (matahari) serta kemauan untuk bisa menjadi kader pembangunan dibidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi (buku) yang dapat membantu melembagakan budaya baca dan belajar bagi semua anggota gerakan pramuka dan masyarakat di lingkungannya dengan tetap berpijak pada landasan Pancasila (Segi Lima) dan sifat-sifat budi luhur manusia (persahabatan = warna biru, kesucian = bintang warna putih, keberanian = warna merah dan elegan/kesatriya = warna hitam) untuk menuju kejayaan/kemakmuran (warna kuning). Krida-krida dalam Saka Pustaka, 1. Krida Layanan Perpustakaan (Yanpus) 2. Krida Pengembangan Bahan Pustaka (Baka) 3. Krida Pengembangan Perpustakaan (Peta) 4. Krida Deposit dan Penerbitan (Debit)

6. Saka Teknologi Saka Teknologi adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang ilmu teknologi guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Sejauh ini Saka Teknologi hanya ada di Kwartir Cabang Purworejo. Berbeda dengan Kwartir Darah Nusa Tenggara Barat menamakan Saka Teknologi dengan penamaan Saka Informasi dan Teknologi.

7. Saka Telematika Saka Telematika adalah Satuan Karya Pramuka yang

membidangi masalah teknologi dan informasi, saka ini terbilang baru dan dirintis oleh Kwartir Daerah Jawa Barat dengan bekerja sama dengan Telkom sejak Maret 2011 yang lalu, Saka Telematika ditandatangani oleh Direktur Konsumer Telkom, I Nyoman G. Wiryanata bersama Ketua Kwarda Pramuka Jawa Barat Dede Yusuf Effendi di GKP Telkom di Jalan Japati 1 Bandung. Cianjur dan Bekasi adalah beberapa daerah di Indonesia yang telah membentuk saka tersebut. Tujuan dibentuknya Saka Telematika ini adalah menjadikan ikon terbaru dari Pramuka sendiri juga mendukung 3,3 juta blog Pramuka Jawa Barat, tujuan lainnya memiliki rasa cinta kepada telekomunikasi, edutainment, multimedia dan informatika Indonesia yang menjadikan Pramuka Indonesia lebih dekat dengan fitur-fitur teknologi yang semakin berkembang. Saka Telematika terdiri dari 4 krida yakni: 1. Krida Telekomunikasi

1) SKK Jaringan Telekomunikasi 2) SKK Jasa Telekomunikasi 3) SKK Interkoneksi Telekomunikasi

2. Krida Informatika 1) SKK Internet (Web) 2) SKK E-Commerce 3) SKK Social Networking

3. Krida Media 1) SKK Broadcast 2) SKK Video 3) SKK Teleconfrence 4) SKK Design Grafis

4. Krida Edutainment 1) SKK Game Online 2) SKK Content

8. Saka Widya Bakti Satuan karya gerakan pramuka Widya

Bakti (selanjutnya disingkat Saka Widya Bakti) adalah salah satu Satuan karya gerakan pramuka Gerakan pramuka (Saka) yang merupakan wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan bakti masyarakat para anggota gerakan pramuka dalam bidang pendidikan, terutama dalam hal ikut serta menunjang upaya kualitas pemebelajaran, pendidikan kecakapan hidup, media pendidikan serta percepatan, pemerataan pemberantasan buta aksara (buta huruf).

LOGO SAKA DI INDONESIA

PENGGOLONGAN, SIFAT DAN BENTUK KEGIATAN PERTEMUAN PRAMUKA

Penggolongan dan Pemisahan a. Sesuai dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan

kepramukaan, Pertemuan Pramuka itu diselenggarakan menurut golongan masing-masing, yaitu : 1) Pertemuan Pramuka untuk golongan Siaga. 2) Pertemuan Pramuka untuk golongan Penggalang. 3) Pertemuan Pramuka untuk golongan Penegak. 4) Pertemuan Pramuka untuk golongan Pandega.

b. Pertemuan Pramuka untuk anggota puteri dan untuk anggota putera diselenggarakan sendiri-sendiri dengan catatan : 1) Dimana perlu, dapat diadakan pertemuan pramuka bersama

antara anggota puteri dan anggota putera, dengan pengawasan dan tanggungjawab masing-masing Pembina yang bersangkutan.

2) Jikalau pertemuan pramuka itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin agar tempat perkemahan puteri dan tempat perkemahan putera terpisah dan berjauhan letaknya, dan masing-masing dibawah pimpinan dan pengawasan dari Pembina yang bersangkutan.

Macam dan Sifat Pertemuan Untuk Golongan Siaga a. Pertemuan Pramuka untuk golongan Siaga disebut Pesta Siaga. b. Pesta Siaga merupakan pertemuan Pramuka Siaga yang bersifat

rekreatif, senang-senang, riang gembira, dan banyak gerak, sesuai dengan perkembangan rokhani dan jasmani anak didik seusia Siaga.

Bentuk Pesta Siaga Pesta siaga dapat diselenggarakan dalam bentuk : a. Rekreasi. b. Permainan bersama, antara lain mencari jejak cara siaga. c. Pameran. d. Pasar Siaga (bazar). e. Darmawisata (piknik). f. Pesta seni budaya. g. Perkemahan siang hari (dagkamp). h. Pawai hias (karnawal). Macam dan Sifat Pertemuan Untuk Golongan Penggalang a. Pertemuan pramuka untuk golongan Penggalang disebut Pesta

Penggalang. b. Pesta penggalang merupakan kegiatan yang masih bersifat,

rekreatif, riang gembira, penuh rasa persaudaraan, tetapi juga merupakan kegiatan yang menarikdan kreatif, yang sebagian acaranya dapat berupa perlombaan yang sehat dan sportif untuk mencapai tingkat atau standar kecakapan tertentu, dan kegiatan bakti kepada masyarakat serta yang mengandung pendidikan keagamaan.

Bentuk Pesta Penggalang Pesta penggalang dapat diselenggarakan dalam bentuk : a. Latihan bersama. b. Perkemahan. c. Demonstrasi kegiatan penggalang. d. Pameran hasil karya penggalang. e. Darmawisata, widyawisata, atau karyawisata. f. Pesta seni budaya atau api unggun. g. Pesta bahari, pesta dirgantara, pesta pertanian, pesta bayangkara,

pesta olahraga, dan sebagai-nya. h. Penjelajahan ( wide game). i. Kegiatan keagamaan. j. Lomba Tingkat. k. Jambore. l. Perkemahan Bakti Penggalang, disingkat PB.

Page 14: Kode kehormatan

Sifat dan Macam Pertemuan Untuk Golongan Penegak dan Pandega a. Pertemuan Pramuka unutk golongan Penegak dan untuk golongan

Pandega pada umumnya diselenggarakan bersama-sama, tetapi untuk beberapa kegiatan tertentu para Pramuka Pandega dapat menyelenggarakan pertemuan secara sendiri.

b. Pertemuan Pramuka yang diselenggarakan bersama-sama untuk golongan Penegak dan untuk golongan Pandega, terdiri atas : 1) Pertemuan pramuka penegak dan pandega puteri dan putera

disingkat Perppanitera. 2) Pertemuan penegak dan pandega berupa seminar, lokakarya,

diskusi, latihan kepemimpin-an, dan lain-lain. 3) Pesta Karya Penegak dan Pandega, yang disingkat :

a) Takanas, untuk pesta karya tingkat nasional. b) Takada, untuk pesta karya tingkat daerah. c) Takacab, untuk pesta karya tingkat cabang. d) Takatan, untuk pesta karya tingkat kecamatan.

4) Perkemahan Wirakarya, disingkat PW yang pelaksanaannya dititikberatkan di tingkat daerah dan cabang.

5) Musyawarah Penegak dan Pandega Puteri dan Putera, disingkat Musppanitera.

c. Penyelenggaraan musppanitera diatur dalam petunjuk penyelenggaraan tersendiri.

d. Pertemuan pramuka yang hanya dihadiri oleh para pramuka pandega adalah yang berisikan kegiatan yang khusus untuk kepentingan para pramuka pandega sendiri, misalnya yang ada kaitannya dengan kegiatan kemahasiswaan (mengadakan penelitian atau penyelidikan, mengadakan kuliah kerja nyata, study tour, camp staff program dan lain-lain), proyek bakti kepada masyarakat dan lain-lain.

Kegiatan dalam Pertemuan Penegak dan Pandega a. Kegiatan dalam perppanitera merupakan kegiatan yang

dilaksanakan dalam suasana riang gembira, penuh rasa kekeluargan, dan berisi kegiatan rekreatif dan kreatif, untuk memupuk rasa persaudaraan disamping meningkatkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan.

b. Kegiatan dalam seminar, lokakarya, diskusi dan latihan kepemimpinan merupakan kegiatan bagi para penegak dan pandega dalam rangka mengembangkan kepemimpinan dan kewiraswastaan, serta melatih dan mendewasakan diri sebagai tenaga pembangunan untuk ikut membangun masyarakat.

c. Kegiatan pesta karya merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengalaman, pengetahuan, dan kecakapan juga untuk mengadakan demonstrasi dan pameran karya dibidang kedirgantaraan, kemahiran, kebayangkaraan, ketarunabumian, kebudayaan, teknologi, kesehatan, dan lain-lain yang dilakukan dalam suasana riang gembira, penuh rasa kekeluargaan, dan berisi kegiatan rekreatif dan kreatif untuk memupuk rasa persaudaraan.

d. Kegiatan dalam PW merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengalaman, pengetahuan dan kecakapan, juga untuk membaktikan diri kepada kepentingan masyarakat, dengan kegiatan gotong-royong yang dilaksanakan dalam suasana riang gembira, penuh rasa kekeluargaan, dan berisi kegiatan berisi kegiatan rekreatif dan kreatif untuk memupuk rasa persaudaraan membaktikan diri kepada kepentingan masyarakat.

e. Penyelenggaraan Perppanitera, pesta karya dan PW untuk tingkat nasional, pelaksanaannya dijadikan satu acara kegiatan.

Bentuk Kegiatan Dalam Pertemuan Pramuka Untuk Golongan Penegak dan Pandega

Kegiatan dalam pertemuan Pramuka untuk golongan Penegak dan Pandega dapat diselenggarakan dalam bentuk :

a. Latihan berama. b. Perkemahan. c. Demonstrasi. d. Pameran. e. Pelombaan. f. Ceramah, diskusi, latihan

kepemimpinan. g. Lomba olahraga. h. Pesta seni budaya.

i. Darmawisata, widyawisata, karyawisata.

j. Bakti kepada masyarakat. k. Kegiatan keagamaan. l. Anjangsana (saling

berkunjung). m. Kegiatan satuan karya. n. Perppanitera.

= MENGENAL HIPRADA =

HIPPRADA adalah singkatan dari Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda. Sejak berdirinya Gerakan Pramuka semua organisasi Pandu yang ada sebelumnya, telah menyatakan meleburkan diri ke dalam Gerakan Pramuka. Mulai saat itu kata Pandu berganti nama dengan Pramuka.

Pada Tahun 1967 muncul beberapa gagasan dari beberapa tokoh Pandu yang tidak bergabung ke Pramuka, untuk berhimpun dalam suatu wadah tersendiri dan akhirnya gagasan tersebut dikemukakan kepada Ketua Kwarnas. Alm. Sri Sultan

Hamengkubuwono IX pada waktu meninjau perkemahan Pramuka Penegak dan Pandega (Perpanitra) di Bogor pada bulan Agustus 1968.

Pada tanal 5 Mei 1972 di Kwarnas berkumpul sekitar 30 orang Pandu, untuk membentuk dewan sesepuh pandu-pandu yang diketuai oleh Bung Tomo. Setahun kemudian dalam sebuah pertemuan di kediaman Bapak Sri Sultan HB IX, tanggal 8 April 1973, usulan Pandu Wreda diterima. Akhirnya SK Ka Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor : 075/ KN/ 75 tanggal 22 Juli 1975, Himpunan Pandu Wreda ( Hiprada ) resmi terbentuk dengan ketua umum pertama Alm. Bapak Soediro ( Mantan Gubernur Sulawesi ) dan ketua harian Bapak Prof. Dr. Soetarman ( Mantan Ketua PP IPINDO).

Pada Tahun 1983, Hiprada dikembangkan dengan membuka pintu bagi anggota Pramuka Dewasa usia di atas 27 tahun menjadi anggota. Dengan langkah itu diharapkan HIPPRADA ( sudah dengan 2 P ) dapat menghimpun para anggota Pramuka Dewasa yang tidak menjadi Pembina dan Andalan dapat bergabung ke dalam Hipprada. Seperti Gerakan Pramuka, saat ini Hipprada telah memiliki AD/ ART dalam mengatur Organisasinya.

Pada Tangal 26 Juli 1977, HIPPRADA secara resmi diterima sebagai anggota The International Felloship of Former Scouts and Guides ( IFOFSAG), yakni persaudaraan para pandu tua, baik putra maupun putri. Pada Tahun 1993 HIPPRADA mendapat kehormatan sebagai tuan rumah General Assembly (GA) ke 20 IFOFSAG yang dilaksanakan di Yogyakarta.

Keberadan HIPPRADA dapat merupakan wadah untuk memelihara dan mewujudkan semboyan “ Sekali Pandu Tetap Pandu, Sekali Pramuka Tetap Pramuka, “, melalui wadah tersebut persaudaraan sesama Pandu/ Pramuka dapat dilestarikan dan pengabdian kepada masyarakat bangsa dan Negara terus dapat dilanjutkan.

Korps Pelatih dan Pelatih

Apa itu Korps Pelatih dan Pelatih ? a. Korps Pelatih adalah ikatan persaudaraan dan wadah

pembinaan para Pelatih Pembina Pramuka yang berpangkalan di Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka.

b. Pelatih Pembina Pramuka atau disingkat Pelatih adalah seorang Pembina Pramuka Mahir yang telah lulus kursus Pelatih dan diangkat oleh Kwartir Cabangnya.

Seorang Pelatih Pembina Pramuka harus memiliki SPL dan SHL : a. Surat Pengangkatan Pelatih (SPL) b. SPL merupakan surat keputusan Kwartir Cabang yang

bersangkutan tentang pengangkatan pelatih dan oleh karenanya yang bersangkutan diberi wewenang melakukan tugas sebagai Pelatih di Kwartir Cabangnya.

Surat Hak Latih (SHL) a. SHL berbentuk Kartu Tanda Pelatih yang dikeluarkan oleh Kwartir

Cabang berdasarkan surat keputusan pengangkatannya sebagai Pelatih.

b. Surat Hak Latih sekaligus berfungsi sebagai tanda anggota Korps Pelatih.

c. Syarat untuk memperoleh SHL adalah Pembina Mahir yang telah lulus Kursus Pelatih dengan baik dan dinilai layak untuk menjadi Pelatih oleh Kwartir Cabangnya

d. Masa laku SHL adalah 3 tahun dan setiap tahun diadakan peninjauan kembali. Apabila yang bersangkutan masih aktif, maka pada SHL diberikan pernyataan perpanjangan yang ditandatangani oleh Ketua Kwartir dan diberi cap Kwartir berdasarkan surat dari Kalemdika.

= BAPAK PRAMUKA INDONESIA =

Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912-Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988 ) adalah seorang Raja Kasultanan Yogyakartadan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau kita kenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Biografi Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda, disinilah beliau

Page 15: Kode kehormatan

sering mendapat panggilan “SultanHenkie”. Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan contoh bangsawan yang demokratis. Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta mengalami banyak perubahan di bawah pimpinannya. Pendidikan Barat yang dijalaninya sejak usia 4 tahun membuat HB IX menemukan banyak alternatif budaya untuk menyelenggarakan Keraton Yogyakarta di kemudian hari. Berbagai tradisi keraton yang kurang menguntungkan dihapusnya dan dengan alternatif budaya baru HB IX menghapusnya.

Meski begitu bukan berarti ia menghilangkan substansi sendiri sejauh itu perlu dipertahankan. Bahkan wawasan budayanya yang luas mempu menemukan terobosan baru untuk memulihkan kejayaan kerajaan Yogyakarta. Bila dalam masa kejayaan Mataram pernah berhasil mengembangkan konsep politik keagungbinataraan yaitu bahwa kekuasaan raja adalah agung binathara bahu dhenda nyakrawati, berbudi bawa leksana ambeg adil para marta (besar laksana kekuasaan dewa, pemeliharaan hukum dan penguasa dunia, meluap budi luhur mulianya, dan bersikap adil terhadap sesama), maka HB IX dengan wawasan barunya menunjukkan bahwa raja bukan lagi gung binathara, melainkan demokratis. Raja berprinsip kedaulatan rakyat tetapi tetap berbudi bawa laksana. Menentang penjajahan dan mendorong kemerdekaan Indonesia.

Wawasan kebangsaan HB IX juga terlihat dari sikap tegasnya yang mendukung Republik Indonesia dengan sangat konsekuen. Segera setelah Proklamasi RI ia mengirimkan amanat kepada Presiden RI yang menyatakan keinginan kerajaan Yogyakarta untuk mendukung pemerintahan RI. Ketika Jakarta sebagai ibukota RI mengalami situasi gawat, HB IX tidak keberatan ibukota RI dipindahkan ke Yogyakarta. Begitu juga ketika ibukota RI diduduki musuh, ia bukan saja tidak mau menerima bujukan Belanda untuk berpihak pada mereka, namun juga mengambil inisatif yang sebenarnya dapat membahayakan dirinya, termasuk mengijinkan para gerilyawan bersembunyi di kompleks keraton pada serangan oemoem 1 Maret 1949. Jelaslah bahwa ia seorang raja yang republiken. Setelah bergabung dengan RI, HB IX terjun dalam dunia politik nasional.

Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin.Berikut jabatan yang pernah di embannya : a. Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945) b. Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 - 27 Juni

1947) c. Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (3 Juli 1947 -

11 November 1947 dan 11 November 1947 - 28 Januari 1948) d. Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 - 4 Agustus

1949) e. Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada

Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949) f. Menteri Pertahanan pada masa RIS (20 Desember 1949 - 6

September 1950) g. Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (6 September 1950 - 27

April 1951) h. Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951) i. Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956) j. Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far

East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957)

k. Ketua Federasi ASEAN Games (1958) l. Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (5 Juli 1959) m. Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan

dan Pariwisata (1963) n. Menteri Koordinator Pembangunan (21 Februari 1966) o. Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966) p. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968) q. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968) r. Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel

Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968) s. Wakil Presiden Indonesia (25 Maret 1973 - 23 Maret 1978) Bapak Pramuka Indonesia

Semangat menyatukan berbagai organisasi kepanduan yang tumbuh di Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan terus berkobar. Hal itu membuat Presiden Soekarno lantas berkoordinasi dengan Pandu Agung, Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Pada 20 Mei 1961 terbitlah Keppres No 238 / 1961, yang melebur seluruh organisasi kepanduan pada satu wadah yaitu Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka diperkenalkan pada tanggal 14 Agustus 1961, dengan penyerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan HB IX, yang selanjutnya diperingati sebagai Hari Pramuka.

Gerakan Pramuka memang lahir dari berbagai organisasi kepanduan yang tersebar di Tanah Air. Dalam masa peralihan itu peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX sangat besar hingga Sri Sultan Hamengku Buwono IX dipercaya mendampingi perjalanan

kepengurusan Gerakan Pramuka di tingkat nasional, yaitu sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka selama 4 periode untuk masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974.

Kiprah Sri Sultan Hamengku Buwono dalam pembinaan Gerakan Pramuka tidak hanya di dalam negeri. Konsep-konsep pemikiran beliau tentang kepanduan atau Gerakan Pramuka mendapat sambutan yang luar biasa. Salah satunya pidato Sri Sultan Hamengku Buwono IX di Konferensi Kepramukaan Se dunia tahun 1971, mendapat sambutan yang luas. Ketika itu, Sultan mengajak organisasi kepanduan terlibat dalam pembangunan masyarakat. Alhasil, pidato itu menjadi arah baru pembinaan kepanduan di seluruh dunia.

Atas jasa-jasanya yang luar biasa bagi kepramukaan internasional, Sri Sultan dianugerahi Bronze Wolf Award pada tahun 1974, penghargaan tertinggi World Organization of the Scout Movement. Sri Sultan merupakan warganegara Indonensia yang pertama yang memperoleh penghargaan itu. Sebelumnya tahun 1973, beliau mendapat penghargaan dari Boy Scouts of America berupa Silver World Award.

Di dalam negeri, melalui Surat Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1988 di Dili, Timor Timur nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka, mengukuhkan almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka. Gerakan Pramuka juga memberi penghargaan tertinggi kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX berupa Lencana Tunas kencana. Penghargaan tersebut juga diterima oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia, almarhum H.M. Soeharto. Sebagai Wakil Presiden.

Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN. Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.

= LENCANA WILAYAH ATAU BADGE DAERAH JAWA TENGAH =

Arti badge (lencana) Kwartir Daerah Jawa Tengah. Badge atau logo atau lambang atau lencana Kwartir Daerah Jawa Tengah

merupakan salah satu bagian dari tanda satuan dalam Gerakan Pramuka yang menyatakan lokasi atau kwartir daerah seorang anggota pramuka tersebut bergabung. Bukan sekedar mengandung makna lokasi, badge pun memiliki arti dan makna sesuai dengan aspirasi dan cita-cita pramuka di kwartir daerah tersebut.

Setiap Kwartir Daerah, di Indonesia terdapat 33 Kwartir Daerah, memiliki lencana wilayah atau yang secara umum sering disebut juga sebagai badge daerah, lambang

kwarda, atau logo kwartir daerah. Sebagai salah satu dari tanda satuan dalam macam tanda pengenal Gerakan Pramuka, lencana kwartir daerah di pasang di baju seragam pramuka setiap pramuka yang bertempat tinggal di kwarda (provinsi tersebut). Pada seragam pramuka atribut ini dipasang di lengan baju sebelah kanan, di bawah tanda lokasi (pita wilayah) kwartir cabang dan pita nomor gugusdepan, baik pada anggota pramuka putra maupun putri.

Bagi anggota pramuka muda (siaga, penggalang, penegak, dan pandega) yang memiliki Tanda Kecakapan Khusus (TKK), sebanyak 5 TKK tersebut di pasang di bawah lencana wilayah atau badge daerah ini. Bentuk Lencana Wilayah atau Badge Daerah Jawa Tengah

Lencana wilayah atau bagde daerah atau lambang kwartir daerah Jawa Tengah berbentuk perisai segi lima dengan warna dasar coklat muda. Di dalamnya terdapat gambar bintang segi lima, padi dan kapas, sepuluh lidah api berwarna merah, keris belekuk tiga, blencong (sumber api), stupa candi, cikal (tunas kelapa) dan tulisan "JAWA TENGAH". Lambang Kwartir Daerah atau bagde Jawa Tengah diciptakan oleh Kak Subagyo. Bentuk dan gambar lencana wilayah atau bagde Kwartir Daerah Jawa Tengah adalah sebagai mana berikut ini: Arti dan Makna Lencana Wilayah atau Badge Daerah Jawa Tengah

Sebagaimana disampaikan di awal artikel ini, lencana daerah, bagde daerah, lambang atau logo kwartir daerah Jawa Tengah ini bukan sekedar berfungsi menunjukkan lokasi kwartir daerah seorang pramuka bergabung saja. Namun lambang ini juga menyiratkan aspirasi, semangat, dan cita-cita segenap anggota Gerakan Pramuka di Jawa Tengah. Adapun makna atau arti yang terkandung dalam lambang kwartir daerah Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

Page 16: Kode kehormatan

Cokelat muda sebagai dasar lambang : Melambangkan keadilan dan kemakmuran masyarakat Jawa Tengah

Huruf Jawa Tengah berwarna merah : Melambangkan keberanian Bintang segi 5 : Melambangkan

kepemimpinan luhur berdasarkan Pancasila

Sepuluh lidah api berwarna merah : Melambangkan dasadarma yang akan dipertahankan secara bersama

Padi dan kapas : Melambangkan keadilan dan kemakmuran

Keris berlekuk 3 : Melambangkan Trisatya Blencong / sumber api : Melambangkan sumber

penerangan pada tingkah laku

Stupa : Melambangkan tingginya budaya Jawa Tengah

Cikal tunas kelapa : Melambangkan Pramuka sebagai cikal bakal bangsa Indonesia

Secara keseluruhan, lambang Kwartir Daerah Jawa Tengah mengandung arti dan makna Pramuka sebagai cikal bakal bangsa Indonesia akan melaksanakan darma baktinya dengan berpegang teguh pada trisatya dan dasadarma dengan tanpa meninggalkan kepribadiannya menuju masyarakat yang adil dan makmur. Itulah bentuk, gambar, arti, dan makna badge atau lencana daerah Jawa Tengah. Dengan mengetahui makna dan arti yang terkandung di dalamnya, badge tersebut akan mampu memberikan motivasi, semangat, dan jiwa bagi setiap pemakainya. Dan bukan sekedar menjadi secarik kain yang menempel di lengan baju.

= AMISAL, MOTTO DAN SEMBOYAN =

1. Tentara Nasional Indonesia a. Angkatan Udara, Swa Bhuwana Paksa, artinya Sayap Tanah

Air b. Angkatan Laut, Jalesveva Jayamahe, artinya di Lautan kita

jaya c. Angkatan Darat, Kartika Eka Paksi, artinya prajurit yang

tiada tanding 2. Kepolisian, Rastra Sewakottama, artinya abdi utama rakyat 3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Tutwuri Handayani 4. PT KAI, Wahana Daya Pertiwi 5. Kejaksaan, Satya Adhi Wicaksana 6. Departemen Agama, Ikhlas Beramal 7. Departemen Kesehatan, Bhakti Husada 8. Departemen Kehakiman, Pengayoman 9. Departemen Keuangan, Negara Dana Reksa 10. Departemen Luar Negeri, Bhineka Tunggal Ika 11. Departemen Penerangan, Api Nan tak Kunjung Padam 12. Departemen Perdagangan, Nayaga Karma Wedhi Nagara 13. Gerakan Pramuka, Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan 14. Pembina Pramuka. Ikhlas Bakti Bina Bangsa Ber Budi Bawa

Laksana

= Istilah Gerakan Pramuka =

Sekarang hanya ada satu oraganisasi Kepanduan Nasional Gerakan Pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana, disingkat GERAKAN PRAMUKA. Di Negara-negara lain istilah pandu dan kepanduan serta organisasi berbeda-beda, walaupun maksudnya sama. Misalnya: 1. di Negara Malaysia, disebut Persekutuan Pengakap Malaysia 2. di Negara Singapura, disebut The Singapore Scout Association 3. di Negara Philipina, disebut Kapatiran Scouting Philifinas. 4. di Negara India, disebut Boys Scouts and Guides 5. di Negara Amerika disebut Boys Scouts of America (BSA) catatan: istilah Scouting, Padvinders, Kepanduan, dan kepramukaan mengandung pengertian yang sama.

= MENJERNIHKAN AIR =

Biji Kelor sebagai Penjernih Air Sungai MESKIPUN berwarna coklat karena mengandung partikel-partikel

tanah, lumpur bahkan unsur logam berat karena tercampur rembesan air limbah industri pabrik, air Sungai Mahakam hingga kini masih tetap menjadi kebanggaan warga Kalimantan Timur, khususnya Kota Samarinda dan Kutai Kartanegara.

Berdasarkan kepercayaan dan sedikit dongeng, setiap orang Kalimantan Timur meyakini, siapa pun pendatang atau tamu yang berkunjung ke Kalimantan Timur dan pernah meminum air Sungai Mahakam, diyakini pasti akan kembali lagi ke daerah tersebut, bahkan menetap. Sungai sepanjang 920 Km yang menjadi salah satu sarana transportasi sungai terpenting di propinsi Kaltim itu tak pernah sepi dari lintasan kapal motor dan kapal kontainer, yang terkadang menumpahkan limbah oli sisa ke sungai.

Masyarakat agaknya tak pernah peduli dengan warna airnya yang keruh, atau berwarna hitam ketika air sungai surut, terbukti pinggiran sungai tak pernah sepi dari aktivitas manusia yang datang dan pergi mandi, mencuci atau bahkan mengambil air dari sungai tersebut untuk dikonsumsi. Padahal masyarakat dapat memanfaatkan air sungai dengan lebih nyaman dan terjamin kebersihannya apabila mampu menerapkan hasil penelitian seorang dosen dari Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Mulawarman (Samarinda) yang diadopsi dari Negara Sudan, dan kemudian dikembangkan di wilayah tersebut.

Adalah Enos Tangke Arung, MP, dosen Fahutan Unmul yang menemukan biji kelor dan menyulapnya menjadi ''serbuk ajaib'' yang dapat mengubah air keruh dengan partikel tanah maupun unsur logam menjadi air bersih layak konsumsi, dan memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan. Endapkan Partikel Logam

Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah suspensi, dengan partikel kotoran melayang di dalam air. Penemuan yang telah dikembangkan sejak tahun 1986 di negeri Sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil dan tampungan air hujan ini di masa datang dapat dikembangkan sebagai penjernih air Sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat.

''Serbuk biji buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan kandungan unsur logam berat yang cukup tinggi dalam air, sehingga air tersebut memenuhi standar baku air minum dan air bersih,'' katanya.

Disebutkan, kandungan logam besi (Fe) dalam air Sungai Mahakam yang sebelumnya mencapai 3,23 mg/l, setelah dibersihkan dengan serbuk biji kelor menurun menjadi 0,13 mg/l, dan telah memenuhi standar baku mutu air minum, yaitu 0,3 mg/l dan standar baku mutu air bersih 1,0 mg/l.

Sedangkan tembaga (Cu) yang semula 1,15 mg/I menjadi 0,12mg/l, telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih yang diperbolehkan, yaitu 1 mg/l, dan kandungan logam mangan (Mn) yang

Page 17: Kode kehormatan

semula 0,24 mg/l menjadi 0,04 mg/l, telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih 0,1 mg/l dan 0,5 mg/l. Arang

Namun apabila air tersebut dikonsumsi untuk diminum, aroma kelor yang khas masih terasa, oleh sebab itu, pada bak penampungan air harus ditambahkan arang yang dibungkus sedemikian rupa agar tidak bertebaran saat proses pengadukan. Arang berfungsi untuk menyerap aroma kelor tersebut.

Selain itu, dari hasil uji sifat fisika kualitas air Sungai Mahakam dengan parameter kekeruhan yang semula mencapai 146 NTU, setelah dibersihkan dengan sebuk biji kelor menurun menjadi 7,75 NTU, atau memenuhi standar baku air bersih yang ditetapkan, yaitu 25NTU. Untuk parameter warna yang semula sebesar 233 Pt.Co menjadi 13,75 Pt.Co, atau telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih 15 Pt.Co dan 50 Pt.Co. Membuat Serbuk

Cara memperoleh serbuk tersebut cukup sederhana, yaitu dengan menumbuk biji buah kelor yang sudah tua hingga halus, kemudian ditaburkan ke dalam air limbah, dengan perbandingan tiga sampai lima miligram untuk satu liter air dan diaduk cepat. Dalam waktu 10 hingga 15 menit setelah pengadukan, partikel-partikel kotoran yan terdapat di dalam air akan menyatu dan mengendap, sehingga air menjadi jernih.

Enos, yang juga kepala Laboratorium Pulp dan Kertas Fahutan Unmul mengatakan, pihaknya juga telah membuat ekstraktif kelor dengan konsentrasi lima persen, yaitu dengan merebus lima gram tepung biji kelor ke dalam 100 ml air hingga mendidih dan disaring.

''Air saringan kelor ini dapat digunakan untuk menjernihkan air, caranya dengan mencampur tiga hingga lima militer ekstrak biji kelor ke dalam satu liter air dan diaduk dengan cepat,'' katanya. Disebutkan, dalam satu polong buah kelor terdapat 10 hingga 15 biji kelor dengan berat masing-masing biji sebesar 2,5 gram tanpa kulit ari, dan dari 10 biji kelor dapat dibuat menjadi serbuk untuk menjernihkan air sebanyak 40 liter. Lebih Ekonomis

Kepala laboratorium pengujian air PDAM Unit Cendana (Samarinda), Alimudin mengakui, cara tersebut lebih ekonomis dibanding menggunakan sistem penjernihan air dengan bahan baku tawas yang digunakan selama ini. Perbedaan penjernihan air dengan menggunakan tawas dan serbuk biji kelor adalah pada lamanya waktu pengendapan partikel setelah pengadukan, yaitu hanya lima menit, sedangkan dengan serbuk kelor mencapai 10 hingga 15 menit. Karena tawas jarang diproduksi di Kaltim, pihak PDAM Samarinda mendatangkan tawas dari luar daerah, yaitu dari Sulawesi (Manado) dan Kupang. Tawas tersebut dicampur dengan aluminium dan sulfat sebelum digunakan untuk menjernihkan air sungai.

Menurut Enos Tangke, penggunaan serbuk biji kelor lebih ekonomis dibanding tawas, apalagi tanaman kelor dapat dibudidayakan di Kaltim, sementara daun dan buahnya yang masih muda pun dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan. Enos yang juga dosen pengasuh mata kuliah Pengendalian Pencemaran menambahkan, tanaman kelor yang dikembangbiakkan dengan biji dan stek dapat tumbuh dengan cepat di daerah berair, sehingga dapat dimanfaatkan untuk dibudidayakan di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Mahakam.

''Dalam tiga bulan pertama tumbuhan tersebut sudah cukup besar dan enam bulan kemudian sudah berbuah dan bisa dimanfaatkan bijinya,'' katanya.

Oleh sebab itu, tambahnya, memanfaatkan kelor untuk menjernihkan air merupakan alternatif terbaik dan lebih ekonomis, efisien serta turut melestarikan lingkungan dengan membudidayakan tanaman tersebut di sekitar DAS.(Aspek-35) Penyaringan untuk Menjernihkan Air PENDAHULUAN Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri. Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain. URAIAN SINGKAT Cara penjernihan air ini sama dengan cara penyaringan I. Perbedaanya terletak pada penyusunan drum atau bak pengendapan dan bak penyaringan, serta susunan lapisan bahan penyaring. BAHAN 10 (sepuluh) kg arang 10 (sepuluh) kg ijuk pasir beton halus batu kerikil 2 (dua) buah kran 1 inci

batu dengan garis tengah 2-3 cm PERALATAN 1 (satu) buah bak penampungan 1 (satu) buah drum bekas

PEMBUATAN Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak penampungan.

Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri kran pada ketinggian 5 cm dari dasar bak. Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang tempurung kelapa, baru kerikil, dan batu-batu dengan garis tengah 2-3 cm (lihat Gambar).

PENGGUNAAN Air sungai atau telaga dialirkan ke dalam bak penampungan, yang sebelumnya pada pintu masuk air diberi kawat kasa untuk menyaring kotoran.

Setelah bak pengendapan penuh air, lubang untuk mengalirkan air dibuka ke bak penyaringan air.

Kemudian kran yang terletak di bawah bak dibuka, selanjutnya beberapa menit kemudian air akan ke luar. Mula-mula air agak keruh, tetapi setelah beberapa waktu berselang air akan jernih. Agar air yang keluar tetap jernih, kran harus dibuka dengan aliran yang kecil.

PEMELIHARAAN Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan di matahari sampai kering Pasir halus dicuci dengan air bersih di dalam ember, diaduk sehingga kotoran dapat dikeluarkan, kemudian dijemur sampai kering.

Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus, kemudian dicuci bersih dan dijemur sampai kering.

Batu yang dibersihkan sampai bersih betul dari kotoran atau tanah yang melekat, kemudian dijemur.

KEUNTUNGAN Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja misalnya : sungai, rawa, telaga, sawah dan sumur.

Cara ini berguna untuk desa yang jauh dari kota dan tempatnya terpencil.

KERUGIAN Air tidak bisa dialirkan secara teratur, karena air dalam jumlah tertentu harus diendapkan dulu dan disaring melalui bak penyaringan.

Bahan penyaring harus sering diganti. Air harus dimasak lebih dahulu sebelum diminum

= MORSE =

Kode Morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca dengan menggunakan sinyal kode. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse pada tahun 1835.

Morse sebenarnya nama orang Amerika yang menemukan sebuah cara agar setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara tersebut ditemukannya pada tahun 1837 tetapi baru dapat diterima untuk dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam Konferensi Internasional. Kode morse juga digunakan dan dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Semboyan morse dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : 1. Suara, yaitu dengan menggunakan peluit 2. Sinar yaitu dengan menggunakan senter 3. Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip (-) 4. Bendera yaitu dengan bendera morse.

Kode morse disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.

Untuk menghafalkan kode ini digunakan metode yang mengelompokkan huruf-huruf berdasarkan bagaimana huruf ini diwakili oleh kode morsenya. Pengelompokan tersebut antara lain Alphabet dengan kode morse yang berkebalikan antara titik dan garis, misalnya huruf K yang diwakili oleh -.- berkebalikan dengan huruf R yang diwakili oleh .-. dan alfabet dengan kode morse berlawanan. Misalnya, huruf A yang diwakili oleh .- dan huruf N yang diwakili oleh -..

Kemampuan menerima dan mengirimkan kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima Tanda Kecakapan Khusus. Kode morse juga digunakan sebagai kunci dalam memecahkan Sandi Rumput. Mengafal Morse dengan cepat : E = . T = _ R = ._. F = .._. I = .. M = _ _ K = _._ L = ._.. S = ... O = _ _ _ W = ._ _ Q = _ _._ H = .... KH = _ _ _ _ G = _ _. Y = _._ _ A = ._ N = _. C = _._. X = _.._ U = .._ D = _.. J = ._ _ _ P =._ _. V = ..._ B = _... Z = _ _ ..

Page 18: Kode kehormatan

= SEMAPHORE =

Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu berada dekat tangkainya. Cara menggunakan semaphore :

Peganglah 2 buah tongkat semaphora dengan posisi lengan tangan harus menyentuh tongkat semaphore yang bergunakan untuk meluruskan tongkat semaphore sehingga tongkatnya tidak miring ataupun jatuh. Main semaphore dengan huruf demi huruf dengan huruf yang sudah di tentukan

= TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA =

Pt. 4. Pengertian a. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang

dikenakan pada pakaian seragam b. Pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang Pramuka,

dan/atau Satuan, kemampuan, c. tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya dan

tanda penghargaan yang d. dimilikinya. e. Tanpa Pengenal Gerakan Pramuka secara garis besarnya

meliputi : 1) Tanda Umum

Yaitu tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang telah dilantik, putera maupun puteri, misalnya tanda tutup kepala, setangan leher, dan sebagainya.

2) Tanda Satuan Yaitu tanda yang dapat menunjukkan Satuan/Kwartir tertentu, tempat seorang Pramuka tergabung, dalam hal ini dimaksudkan mulai dari satuan terkecil di Gugusdepan sampai satuan tingkat nasional.

3) Tanda Jabatan Yaitu tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang dalam lingkungan Gerakan Pramuka.

4) Tanda Kecakapan Yaitu tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap dan usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya.

5) Tanda Penghargaan Yaitu tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia.

Pt. 5. Maksud dan tujuan a. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk

mengenal diri seorang Pramuka, satuan, tempat, wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya.

b. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka bertujuan sesuai dengan macam tanda pengenal tersbut, yaitu:

1) Mendorong seorang Pramuka untuk menggunakan haknya dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.

2) Memberi gairah dan semangat kepada seorang Pramuka untuk meningkatkan kemampuan, kecakapan, dan karyanya menurut ketentuan yang ada sesuai dengan golongan usianya.

3) Mendorong seorang Pramuka untuk bersungguh-sungguh melaksanakan isi janji dan ketentuan moral yang berbentuk Satya dan Darma Pramuka, serta mengamalkan pengetahuan dan kecakapannya sesuai tanda yang dipakainya.

4) Menanamkan rasa persaudaraan di kalangan anggota Gerakan Pramuka pada khususnya dan anggota Gerakan Kepramukaan Sedunia pada umumnya.

5) Menanamkan kesadaran ikut memiliki, memelihara dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri, satuan, organisasinya serta ikut mencapai tujuan atau cita-citanya.

6) Menanamkan kebanggaan dan percaya pada diri sendiri serta mengembangkan daya kepemimpinannya.

Pt. 6. Fungsi a. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka berfungsi sebagai:

1) Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar mereka berusaha meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.

2) Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat atau wilayah tugasnya.

3) Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta pemberian tanggungjawab, hak dan kewajiban kepada seorang anggota Gerakan Pramuka.

4) Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan tindakannya, agar yang bersangkutan selalu menjaga dan memelihara nama baik pribadi dan organisasinya.

b. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka tidak berfungsi sebagai: 1) Tanda pangkat yang menunjukkan perbedaan martabat

seseorang. 2) Perhiasan.

Pt. 7. Kelompok Berbagai macam Tanda Pengenal Gerakan Pramuka, dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu : a. Tanda Umum b. Tanda Satuan c. Tanda Jabatan d. Tanda Kecakapan e. Tanda Penghargaan

Pt. 8. Macam-macam Tanda Umum Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum, yaitu : a. Tanda Tutup Kepala b. Setangan Leher atau Pita Leher c. Tanda Pelantikan d. Tanda Harian e. Tanda Kepramukaan Sedunia

Pt. 9. Macam-macam Tanda Satuan Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Satuan, yaitu : a. Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan

terkecil lainnya. b. Tanda Gugusdepan, Kwartir dan Majelis Pembimbing. c. Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya. d. Lencana Daerah dan Tanda Wilayah. e. Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa. f. Tanda Satuan lainnya.

Pt. 10. Macam-macam Tanda Jabatan Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan, yaitu : a. Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga,

dan lain-lain. b. Tanda Pembimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan

Karya. c. Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega. d. Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang,

Penegak dan Pandega, serta e. Tanda Pembina Gugusdepan. f. Tanda Pelatih Pembina Pramuka g. Tanda Andalan dan Pembantu Andalan h. Tanda Jabatan lainnya.

Pt. 11. Macam-macam Tanda Kecakapan Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Kecakapan, yaitu : a. Tanda Kecakapan Umum

1) Untuk Pramuka Siaga : Tingkat Mula, Bantu dan Tata 2) Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Ramu, Rakit, dan

Terap 3) Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Bantara dan Laksana

Page 19: Kode kehormatan

4) Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Pandega 5) Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Mahir Dasar dan

Lanjutan. b. Tanda Kecakapan Khusus

1) Untuk Pramuka Siaga : Tidak ada tingkatan 2) Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Purwa, Madya, dan

Utama 3) Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Purwa, Madya, dan

Utama 4) Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Purwa, Madya, dan

Utama 5) Untuk Instruktur : Muda dan Dewasa 6) Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Dasar dan Lanjutan.

c. Tanda Pramuka Garuda 1) Untuk Pramuka Siaga 2) Untuk Pramuka Penggalang 3) Untuk Pramuka Penegak 4) Untuk Pramuka Pandega

Pt. 12. Macam-macam Tanda Penghargaan a. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan

GerakanPramuka untuk peserta didik, yaitu : 1) Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti

Gotong Royong, Tanda Ikut Serta 2) Kegiatan dan lain-lainnya). 3) Bintang Tahunan 4) Lencana Wiratama 5) Lencana Teladan

b. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk orang dewasa, yaitu : 1) Bintang Tahunan 2) Lencana Pancawarsa 3) Lencana Wiratama 4) Lencana Jasa :

a) Dharma Bakti b) Melati c) Tunas Kencana

c. Tanda Pengenal termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luar Gerakan Pramuka, misalnya dari : 1) Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam

atau di luar negeri sepanjang halhal tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, serta peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia yangberlaku.

2) Pemerintah Negara Lain 3) Pemerintah Republik Indonesia.

Pt. 13. Bentuk, Ukuran, Warna dan Persyaratan Bentuk, ukuran, warna dan persyaratan untuk menerima Tanda Pengenal Gerakan Pramuka diatur dalam Petunjuk Penyelenggaraan tersendiri.

PEMBERIAN DAN PEMAKAIAN TANDA PENGENAL Pt. 14. Pemberian

a. Sesuai dengan pengertian, maksud, tujuan, dan fungsi Tanda Pengenal tersebut dalam Bab III di atas, maka Tanda Pengenal Gerakan Pramuka hanya dibenarkan untuk diberikan kepada dan dipakai oleh seorang Pramuka dan bukan anggota Gerakan Pramuka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.

b. Syarat-syarat yang dimaksud dalam Pt. 14 a tersebut, diatur dalam Petunjuk Penyelenggaraan yang berkaitan dengan masing-masing Tanda Pengenal. Mereka yang tidak memenuhi syarat-syarat seperti yang dimaksud dalam Pt. 14 a dan Pt. 14 b tersebut di atas, dinyatakan tidak berhak dan tidak dibenarkan mengenakan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka pada pakaian seragam Pramuka.

Pt. 15. Pemakaian Hak atas pemakaian Tanda Pengenal Gerakan Pramuka selalu disertai dengan tanggungjawab dan kewajiban pemakainya untuk : 1. Menjaga nama baik dirinya, satuan, dan organisasi Gerakan

Pramuka. 2. Berusaha memanfaatkan dan meningkatkan kemampuannya

sesuai dengan makna tanda pengenal yang dipakainya. Berusaha mengamalkan Satya dan Darma Pramuka serta menunjukkan nilai dirinya sebagai seorang Pramuka.

Pt. 16. a. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka hanya dibenarkan dikenakan pada pakaian seragam

a. Pramuka, dan tidak dibenarkan pada pakaian lainnya (nisalnya pada pakaian sekolah, pakaian seragam organisasi lain, dan sebagainya) kecuali Tanda Harian Gerakan Pramuka.

b. Penempatan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka pada pakaian seragam Pramuka dengan rapi dan teratur sesuai dengan ketentuan yang tersebut dalam Petunjuk Penyelenggaraan.

Pt. 17. a.) Tanda Pengenal yang dapat dikenakan pada pakaian seragam Pramuka, adalah Tanda Pengenal yang sah, yaitu yang diatur dengan Petunjuk Penyelenggaraan yang berkaitan dengan petunjuk penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka ini. b.) Tanda-tanda lain yang tidak diatur, tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan isi Petunjuk Penyelenggaraan ini, tidak dibenarkan untuk dikenakan pada pakaian seragam Pramuka.

Pt. 18. a.) Tanda Pengenal yang habis masa berlakunya tidak dibenarkan untuk dikenakan pada pakaian seragam Pramuka. b) Mereka yang karena sesuatu hal, tidak berhak lagi mengenakan salah satu Tanda Pengenal, tidak dibenarkan lagi mengenakan Tanda Pengenal tersebut.

Pt. 19. Pemberian Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dilakukan menurut ketentuan yang diatur dalam Petunjuk Penyelenggaraan yang bersangkutan dengan masing-masing tanda pengenal itu.

Pt. 20. a. Pemakaian Tanda Jasa dan Tanda Penghargaan dari Negara lain, Gerakan Kepramukaan Negara lain/Sedunia, dan dari organisasi lainnya diatur oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. b) Tanda jasa dan penghargaan dari Pemerintah Negara Republik Indonesia digunakan pada pakaian seragam Pramuka sesuai dengan peraturan pemakaian tanda-tanda tersebut.

PENGATURAN PENGADAAN DAN PERUBAHAN TANDA PENGENAL Pt. 21. Pengaturan, pengadaan dan perubahan Tanda Pengenal Gerakan

Pramuka adalah wewenang Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Pt. 22. Pengadaan Tanda Pengenal tersebut dapat dilimpahkan kepada

Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang, dengan ijin tertulis dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

= PEMBALUT DAN PEMBALUTAN =

Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki. TUJUAN 1. menahan sesuatu – misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan

sebagainya – agar tidak bergeser dari tempatnya 2. menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut

tekanan) 3. menunjang bagian tubuh yang cedera 4. menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak 5. menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi. MACAM 1. Mitella (pembalut segitiga) 2. Dasi (cravat) 3. Pita (pembalut gulung) 4. Plester (pembalut berperekat) 5. Pembalut lainnya 6. Kassa steril MITELLA (pembalut segitiga) Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki

dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku,

telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.

dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.

DASI (cravat) Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya

sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.

Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir. Cara membalut: Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua

ujungnya dapat diikatkan Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara

sebelum diikat arahnya saling menarik Kedua ujung diikatkan secukupnya.

PITA (pembalut gulung) Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis.

Yang paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor.

Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya: 2,5 cm : untuk jari-jari 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan

kaki

Page 20: Kode kehormatan

10 cm : untuk paha dan sendi pinggul 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung. Cara membalut anggota badan (tangan/kaki): Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap Pastikan bahwa perban tergulung kencang Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu

ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.

Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga bagian sebelumnya.

Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.

PLESTER (pembalut berperekat) Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada

sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan plester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.

Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).

Cara membalut luka terbuka dengan plester: luka diberi antiseptik tutup luka dengan kassa baru letakkan pembalut plester.

PEMBALUT LAINNYA Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup

luka, dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.

Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.

Kassa steril Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah

disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan.

Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.

Prosedur Pembalutan: 1. Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut

dengan menjawab pertanyaan ini: Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam

pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)

Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)

Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut) Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk

menentukan perlu dibidai/tidak?) 2. Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau

kombinasi. 4. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau

dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka: Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah

ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi. Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci

dengan zat antiseptik. Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air

steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.

Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.

Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.

Kemudian berikan balutan yang menekan. Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian

pendarahan dapat dilakukan dengan cara: Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan

berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.

Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama 15 menit.

Pengikatan dengan tourniquet. Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan

dengan cara biasa. Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk

pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)

Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.

Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan dengan kasa steril.

Elevasi bagian yang terluka 5. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:

Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi

Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok

penderita. Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan

berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal. Tidak mudah kendor atau lepas.

Page 21: Kode kehormatan

= PEMBIDAIAN =

Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit. Maksud dari immobilisasi adalah: 1. Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak

merusak jaringan lemah, otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.

2. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok karena rasa nyeri yang hebat.

3. Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah terjadinya indfeksi tulang.

Pembidaian tidak hanya dilakkukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian. Prinsip pembidaian 1. Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera

(korban jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan

dugaan fraktur lebih aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.

2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur. Tanda dan gejala patah tulang: Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga

terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri. Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar

dengan tulang yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.

Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya.

Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.

3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan. Prosedur Pembidaian 1. Siapkan alat-alat selengkapnya 2. Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan

perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.

4. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat.

5. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.

6. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll) dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.

7. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.

8. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.

9. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.

= KESEHATAN =

Etiket Warna Obat : biru untuk obat luar (tidak boleh diminum), putih untuk obat dalam, merah/ hitam untuk obat-obatan beracun/ berbahaya,

Bidai (spalk'Belanda,splint-Inggris), Pembidaian/ fiksasi. Tujuan untuk mencegah pergerakan tulang yang patah, agar tidak menjadi bertambaK parah atau untuk mengurangi rasa sakit Benda yang dapat digunakan untuk bidai (darurat) adalah anggota bandan sendiri, papan bllah bambu, danan kayu, karton/majalah yang tebal,bantal,guling, selimut, air splint (bentolan udara, vacuum matras.dll. Napas buatan -.cara dari mulut kemulut.dari mulut ke hidung, Silvester, howard, schapfer, V. bassel, Hoger Nielsen dan Laborde.

= PENGETAHUAN LALU LINTAS =

A. Warna plat Nomor Kendaraan a. Plat merah adalah untuk kendaraan milik pemerintah b. Plat Hitam untuk kendaraan milik pribadi / swasta c. Plat Kuning adalah untuk kendaraan yang disewakan kepada

umum / angkutan masyarakat d. Plat putih adalah untuk kendaraan yang masih baru / ststus

Percobaan B. Tanda Nomor kendaraan Di Indonesia

DEARAH TANDA DAERAH TANDA Banten A Kedu AA

Jakarta Raya B Yogyakarta AB Bandung D Surakarta AD Cirebon E Madiun AE Bogor F Kediri AG

Pekalongan G Sumatra barat BA Semarang H Sumatra utara BB

Pati K Bengkulu BD Surabaya L Lampung BE Madura M Palembang BG Malang N Jambi BH Besuki P Sumatra Timur BK

Banyumas R Aceh BL Bojonegoro S Riau BM

Page 22: Kode kehormatan

Kalsel DA Bangka,Belitung BN Sulawesi utara DB Sumbawa EA

Sulawesi selatan DU Flores EB Maluku selatan DE Sumba ED Maluku utara DN Kalimantan barat KB

Timor DH kalimantan timur KT Bali DK Corps Diplomatik CD

Sangihe DL Corps Concul CRR Sulawesi tengah DM Kerawang T

Lombok DR Tasik S Irian Jaya DS Batam BP

Sulawesi tenggara DT C. Jalan

Berdasarkan kekuatanna menahan beban / bobot kendaran,jalan dibagi menjadi beberapa kelas yaitu ; Kelas I : Muatan sumbu paling berat 7 ton Kelas II : Muatan sumbu paling berat 5 ton Kelas III : Muatan sumbu paling berat 3 ½ ton Kelas III A : Muatan sumbu paling berat 2 ¾ ton Kelas IV : Muatan sumbu paling berat 2 ton Kelas V : Muatan sumbu paling berat 1 ½ ton

Catatan : untuk kelas 1 sampai IV adlah bagi kendaraan yang menggunakan ban hidup ( berisi angin ) Sedangkan jenis-jenis jalan berdasarkan pada siapa / Lembaga yang mengawasinya atau memelihara jalan dibagi kedalam : Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kabupaten / kotamadya Jalan desa

D. Marka jalan Marka jalan adalah Rambu-rambu lalu lintas yang dibuat di atas permukaan jalan. Contohnya : a. Zebra cross ( tempat untuk menyebrangi jalan ). b. Garis Pembatas jalan (yang dibuat ditengah yang membagi

badan jalan menjadi dua bagian,baik berupa garis lurus /putus-putus

E. SIM ( surat izin mengemudi ) SIM atau kepanjangan dari Surat Ijin Mengemudi harus dimiliki setiap pengemudi. Masa berlaku SIM adalah 5 ( lima ) tahun. Jenis-jenis SIM antara lain : SIM A , untuk mobil penumpang / barang yang kurang dari 2

ton SIM B I , untuk mobil bus / barang yang paling berat adalah 2

ton SIM B II , untuk kendaraan Traktor dan mobil gendengan SIM C , untuk pengemudi sepeda motor.

Keterangan : Untuk SIM C (minimal umur 16 tahun ), SIM A (minimal 18 tahun), SIM B (21 tahun)

TKK (TANDA KECAKAPAN KHUSUS

TINGKAT DAN BENTUK/WARNA Macam Dan Bidang a. Macam T.K.K. tidak dibatasi jumlahnya, mengingat keadaan,

kemampuan dan keperluan masyarakat setempat serta keadaan, kemampuan, keperluan, sifat minat, dan bakat anak didik.

b. Macam dan Tanda Kecakapan Khusus digolongkan dalam 5 (lima) bidang yaitu : 1) bidang agama, mental, moral, spirituil, pembentukan pribadi dan

watak, 2) bidang patriotisme dan seni budaya, 3) bidang keterampilan dan tehnik pembangunan, 4) bidang ketangkasan dan kesehatan, 5) bidang sosial, perikemanusiaan, gotong royong, ketertiban

masyarakat, perdamaian dunia dan lingkungan hidup c. Penggolongan T.K.K. menurut bidangnya, penentuan bentuk, gambar

dan warna T.K.K. ditetapkan dengan surat keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Tingkat T.K.K T.K.K. dibagi atas beberapa tingkatan sebagai berikut: a. T.K.K. untuk Pramuka Siaga diadakan dalam satu tingkat saja, karena

hanya dipergunakan sebagai perangsang dan menarik perhatian atau minat anak untuk berusaha mempelajari kecakapan tertentu.Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

b. T.K.K. untuk Pramuka Penggalang, diadakan dalam tiga tingkat, sebagai berikut: 1) Tingkat Purwa, yaitu apabila Pramuka tersebut telah tahu dan

menaruh minat atau perhatian pada kecakapan tertentu.

2) Tingkat Madya, yaitu apabila Pramuka tersebut telah memperlihatkan perhatian dan kecakapannya dalam salah satu jenis kecakapan.

3) Tingkat Utama, yaitu apabila Pramuka tersebut telah memperlihatkan kemahiran/keahliannya dan memperlihatkan penghasilannya yang didapat dari kecakapan yang dipunyainya.

c. T.K.K. untuk Pramuka Penegak dan Pandega diadakan dalam tiga tingkat, sebagai berikut: 1) Tingkat Purwa, yaitu apabila Pramuka tersebut telah tahu dan

menaruh minat atau perhatian pada kecakapan tertentu, dan telah menolong sedikitnya seorang Pramuka sehingga memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut tingkat Purwa.

2) Tingkat Madya, yaitu apabila Pramuka tersebut telah memperlihatkan perhatian dan kecakapannya dalam salah satu jenis kecakapan dan telah menolong sedikitnya seorang Pramuka sehingga memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut tingkat Purwa.

3) Tingkat Utama, yaitu apabila Pramuka tersebut telah memperlihatkan kemahiran/keahliannya dan memperlihatkan penghasilannna, serta menolong Pramuka sehingga memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut tingkat Madya.

Bentuk, Warna Dan Bingkai a. Bentuk TKK diatur sebagai berikut:

1) Untuk Pramuka Siaga adalah segitiga, dengan ukuran panjang 3 cm dan tinggi 2 cm, sedang puncaknya ada di bawah.

2) Untuk Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega adalah sebagaio berikut: a. Untuk Tingkat Purwa: lingkaran dengan garis tengah 2,5 cm

dikelilingi bingkai selebar lebih kurang 2 mm. b. Untuk Tingkat Madya: bujur sangkar dengan panjang sisi-

sisinya sepanjang 2,5 cm, dikelilingi bingkai selebar lebih kurang 2 mm.

c. Untuk Tingkat Utama: segilima beraturan dengan panjang sisi masing-masing 2 cm, dikelilingi bingkai selebar lebih kurang 2 mm.Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

b. Warna-warna TKK diatur menurut golongannya, yaitu: 1) TKK bidang agama, mental, moral, spiritual, pembentukan pribadi

dan watak berwarna dasar kuning. 2) TKK bidang patriotisme dan seni budaya berwarna dasar merah. 3) TKK bidang kesehatan dan ketangkasan berwarna dasar putih. 4) TKK bidang keterampilan dan teknik pembangunan berwarna

dasar hijau. 5) TKK bidang sosial, perikemanusiaan, gotong-royong, ketertiban

masyarakat, perdamaian dunia dan lingkungan hidup berwarna dasar biru.

c. Bentuk dan warna gambar pada TKK diatur dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

d. 1) TKK untuk Pramuka Siaga tidak berbingkai. 2) TKK untuk Pramuka Penggalang berbingkai merah. 3) TKK untuk Pramuka Penegak dan Pandega berbingkai kuning.

DAFTAR SYARAT-SYARAT KECAKAPAN KHUSUS I. Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi dan Watak 1. Sholat 2. Khotib 3. Qori

4. Muadzin 5. Penabung

II. Bidang Patriotisme dan Seni Budaya 1. Pengatur Ruangan (Siaga) 2. Pengatur Rumah 3. Pengatur Meja Makan 4. Pimpinan Menyanyi

5. Menyanyi 6. Pelukis 7. Juru Gambar 8. Pengarang

III. Bidang Ketangkasan dan Kesehatan 1. Gerak Jalan 2. Pengamat 3. Penyelidik 4. Perenang

5. Juru Layar 6. Juru Selam 7. Pendayung 8. Ski Air

IV. Bidang Ketrampilan dan Teknik Pembangunan 1. Peternak Ulat Sutera 2. Peternak Kelinci 3. Peternak Lebah 4. Juru Kebun 5. Penenun 6. Juru Bambu 7. Juru Anyam 8. Juru Kayu 9. Juru Batu 10. Juru Logam 11. Juru Kulit 12. Penjilid Buku 13. Juru Potret 14. Penangkan Ikan 15. Peternak Itik

25. Pengumpul Benda 26. Pengumpul Hewan 27. Juru Semboyan 28. Menjahit 29. Pengendara Sepeda 30. Juru Masak 31. Pencinta Dirgantara 32. Pembuat Pesawat Model 33. Pengenal Cuaca 34. Komunikasi 35. Konstruksi Pesawat Udara 36. Juru Motor Pesawat Terbang 37. Navigasi Udara 38. Evakuasi Medis Dirgantara 39. Pengenal Pesawat Udara

Page 23: Kode kehormatan

16. Peternak Ayam 17. Pemelihara Ternak 18. Pemelihara Merpati 19. Pengumpul (Khusus Siaga) 20. Pengumpul Perangko 21. Pengumpul Lencana 22. Pengumpul Mata Uang 23. Pengumpul Tanaman Kering 24. Pengumpul Tanaman Hidup

40. Petani Padi 41. Juru Peta 42. Navigasi Laut 43. Isyarat Bendera 44. Pelaut 45. Isyarat Listrik 46. Isyarat Optik 47. Perencana Kapal 48. Perahu Motor

V. Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Gotong-royong, Ketertiban Masyarakat, Perdamaian Dunia dan Lingkungan Hidup

1. Pemadam Kebakaran 2. Pengatur Lalu-Lintas 3. Keamanan Kampung 4. Penunjuk Jalan 5. Juru Bahasa 6. Pembantu Ibu (Siaga) 7. Perawatan Anak 8. Perawatan Keluarga

9. Penerima Tamu 10. Juru Penerang 11. Korespondensi 12. PPPK 13. Penyuluh Padi 14. Keadaan Darurat Udara 15. Keadaan Darurat Laut

= PEMETAAN =

PETA PITA Peta pita adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya,misalnya penjelajahan di suatu tempat maupun itu di sekitar perkampungan ataupun di dalam hutan. Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah : Pensil Teknik 2B Penggaris panjang Penghapus pensil Kertas pita peta ( kertas putih yang panjang ke bawah) Kompas bidik Meja kerja Stock (tongkat)

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita : Penentuan SkalaHal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan

ditempuh selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada. Pembuatan KeteranganKeterangan yang dimaksud adalah apa-apa

yang dilihat selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.

Penulisan Arah utara, Jarak, dan WaktuArah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan.

Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar keterangan peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

PETA LAPANGAN Peta lapangan adalah menggambarkan kondisi atau situasi daerah sekitar dalam skala yang kecil. Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini adalah : 1. Pensil Teknik 28 2. Penggaris panjang

3. Busur derajat 4. Kertas buffalo 5. Kompas bidik 6. Meja kerja Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan. Penentuan Skala. Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang

akan digambar dan kertas gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar semuanya.

Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke utara.

Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu dengan sudut yang lainnya.

Penggambaran lapangan Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar, Untuk mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan keterangan lainnya.

PANORAMA Panorama berguna untuk menggambarkan kembali situasi atau

keadaan suatu daerah pada suatu waktu, dan jika kita kembali lagi ke daerah tersebut kita akan dapat melihat perubahan-perubahan yang terjadi.

Laporan Panorama biasanya dibuat sebagai bahan penyelidikan/ pengintaian untuk menilai suatu keadaan.

Cara Membuat Panorama 1. Peralatan yang harus disediakan: Kertas Laporan, Pensil HB dan

2B untuk mengarsir, Ballpoint untuk menulis data dan keterangan, Penggaris, Kompas, Masker atau Pembidik.

2. Buatlah sebuah persegi panjang di atas sehelai kertas dengan perbandingan 2:1.

3. Bidik sasaran yang akan dijadikan objek. Lalu tandai apa yang akan kita gambar.

4. Pergunakanlah Masker/Pembidik, letakkan titik tengah pembidik kita pas pada objek yang kita tandai dengan menggunakan kompas sebelumnya.

5. Gambarlah pemandangan yang dilihat pada kotak pembidik ke kertas laporan berupa sketsa saja.

6. Janganlah menggambar yang bersifat sementara atau gambar bergerak seperti : kumpulan ternak, kendaraan, dsb.

7. Mulailah mengarsir gambar panorama, mulailah dari yang terdekat lebih dahulu baru yang jauh.

8. Selesai mengarsir lengkapilah data-data untuk ketengan gambar. Yang harus diperhatikan dalam pemuatan peta panorama ini adalah: Arah Pandang atau sudut pandang

Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuata peta panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah untuk penggambaran panorama pemandangannya. Untuk dua sutud pandang tidak menjadi masalah yang berarti karena kita tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas penggambaran panorama. Untuk satu sudut pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang yang akan kita gunakan untuk menggambar panorama kita harus menambahkan sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kin. Kemudian baru menggambar peta panoramanya.

Penggambaran Batas Daerah. Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan daerah lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau perumahan dan lain sebagainya. Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam penafsiran naati.

Pembuatan Arsiran. Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat berdekatan sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti

Page 24: Kode kehormatan

perbukitan atau jurang terjadi maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.

Pembuatan Arab Utara. Arah utara ini dtperlukan untuk mengetahui posts! menggambar kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kin atas dengan gambat anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas

Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas. Untuk sudut pandang sebelah kii dan kanan hendaknya dtcantumkan sekaligus dengan keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk memberikan penomeran pada masing-masing daerah sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan nantinya.

= MENAKSIR/ Aproksimasi (mengira-ngira) =

Menaksir adalah mengira-ngira. Oleh karena itu jika hasil penaksiran berbeda sedikit dengan kenyataan sebenarnya (dengan batas tertentu, kemudian disebut toleransi) sudah dapat dianggap baik/benar. Di bawah ini, ada beberapa cara menaksir, antara lain : MENAKSIR LEBAR SUNGAI Dengan cara Perbandingan. Tetapkan titik A di seberang sungai (bisa pohon. batu dan

sebagainya). Jadikan tern pat kita berdiri. titik B. Berjalanlah ke kiri/sisi sungai sebanyak 10 m. itu titik C. Dari titik C berjalan terus sebanyak 5 in (setengah jarak BC). Lalu dari titik D tersebut kita berjalan menjauhi sungai ke arah E.

dengan pandangan melihat ke samping. Berhentilah jika kamu sudah melihat titik C dan titik A Tepat Satu Garis.

Dengan demikian jarak lebar sungai adalah 2 x DE.

Dengan cara Sudut. Tetapkan titik A di seberang sungai. Jadikan tempat kita berdiri adalah titik B. Kita hadap kiri (90°) dan berjalan mundur di tepi sungai. dan berjalan

mundur. Berhentilah jika telah membuat sudut 45° (dengan kompas) apabila

kita melihat A. Titik tempat kita berhenti sebut titik C. Dengan demikian segitiga ABC

adalah sama kaki. maka AB = BC.

Dengan menggunakan pandangan melalui ujung topi, jika sungainya sangat lebar. Titik sasaran adalah titik A. Berdiri di titik B. Bam kita melihat ujung sungai di seberang dengan ujune topi, dan

badan kita bergeser pelan-pelan ke arah kanan/kiri ke sisi sungai (tubuh tidak boleh berubah/geser) lihat ujung topi itu ada di mana, itulah titik C.

Maka AB = BC.

MENAKSIR TINGGI POHON. Kita berjalan dari pohon sejauh 11 meter, sebut titik B. Di titik B. diam seorang kawanmu (berdiri) dengan sebatang tongkat.

Lalu kita maju 1 meter ke titik C. Di titik C, kita bertiarap dan intai ujung atas pohon dengan tongkat.

Perhatikan tinggi pohon terletak di mana pada tongkat. Sebut itu titik D. Tinggi pohon adalah titik B.

Maka tinggi pohon (AE) adalah 12 x BD. Rumus: AE = 12 DB

MENAKSIR TINGGI TIANG LISTRIK/ TIANG BENDERA. Tinggi tongkat (AB) adalah ! 60 cm. Tinggi tiang listrik dimisalkan CD. Bayangan tongkat misal 20 cm. Jadi perbandingannya adalah: 20:

160= I :8 Jika panjang bayangan tiang listrik di tanah adalah 80 cm, berapa

tinggi tiang listrik sesungguhnya ? Pergunakanlah teori kali silang (perbandingan):

= 80x8 = 640

Jadi h = 640 cm = 6,4 meter

MENAKSIR BENDA-BENDA LAIN Untuk dapat menaksir dengan baik, harus banyak berlatih. Menaksir tidak hanya tinggi atau lebar, masih banyak seperti berat, jumlah, panjang, kecepatan, dan sebagainya. Contoh : Menaksir jumlah kelerengyangada pada suatu topics. Menaksir panjang seutas tali yang dililitkan pada sebatang kayu. MENAKSIR BENDA-BENDA LAIN Untuk dapat menaksir dengan baik, harus banyak berlatih. Menaksir tidak hanya tinggi atau lebar, masih banyak seperti berat, jumlah, panjang, kecepatan, dan sebagainya. Contoh : Menaksir jumlah kelerengyangada pada suatu topics. Menaksir panjang seutas tali yang dililitkan pada sebatang kayu. Menaksir arah yang dilalui suatu kendaraan, ke barat atau arah

lainnya. Bisa kita lihat dari hekas ban (alur karet ban. atau kerikil/tanah yang terlempar karena gerak ban kendaraan).

Menaksir perangai/sifat seseorang dengan melihat wajahnya. Menaksir isi sebuah botol atau kalerig. Menaksir besar (misalnya):

Sebutir telur sebuah batu bata tain-lainnya. MENAKSIR KECEPATAN ARUS SUNGAI. Kita tentukan dua titik di tepi sungai/selokan. Sebut saja titik A dan

titik B.

Page 25: Kode kehormatan

Jaraknya jangan terlalu jauh. Bisa 2 m, 5 m, atau paling jauh 10 meter (usahan lintasan air lurus).

Lalu di titik A kita hanyutkan benda yang ringan yang mengapung. benda ini akan terbawa arus ke titik B.

Hitung waktu dari mulai titik A sampai benda itu sampai di titik B.

Rumus kecepatan Arus

Contoh : jaraknya 10 meter, dan waktu tempuhnya adalah 4 ½ detik maka kecepatan arusnya adalah 10 meter : 4 ½ : detik = 2,2 m/det.

MENAKSIR KECEPATAN ANGIN. Caranya hampir sama dengan menaksir kecepatan arus sungai. Kita

tentukan dua tempat A dan B. Dengan jarak misal 2 meter (untuk menaksir kecepatan angin, jarak jangan terlalu jauh). Lalu kita berdiri di titik A dan lemparkan cabikan kertas yang ringan. Dan sobekan kertas itu akan terbawa angin ke titik B, hitung berapa waktunya. Cara sama dengan menghitung arus sungai.

= SANDI-SANDI =

Kata sandi berasal dari bahasa Sansekerta, yang artinya rahasia.

Dan karena itu maka tulisan rahasia disebut tulisan sandi, atau tulisan-tulisan yang dirahasiakan. Huruf atau kata sandi sulit atau sukar dimengerti. Kecuali, kalau kita mengetahui kunci atau cara memecahkannya.

Asal mula sandi ini berasal dari para pahlawan jaman dulu, yang suka berkelana dan suka berpindah-pindah tempat ting-gal. Untuk itu, mereka harus mempunyai kata sandi dan bisa mempergunakan berbagai bentuk sandi-sancii tertentu untuk mengecoh/ mengelabui lawan-lawan atau musuh-musuhnya.

Baden-Powell, menyelidiki dan mempelajari tulisan sandi ini dan Baden-Powell berkesimpulan bahwa sandi ini besar manfaamya bagi para pandu. Baden-Powell menganjurkan setiap pandu untuk mempelajari sandi. Bahasa sandi dapat dibuat oleh siapa saja dan dengan corak yang aneh sampai sederhana biasa, berikut adalah contoh-contoh yang biasa dipergunakan oleh para pramuka, yaitu :

SANDI ABJAD/ BALIK

Kunci = AZ atau ZA, bisa juga ditulis a = z atau sebaliknya Contoh : GUDEP akan kita tuliskan TFWVK.

SANDI KOORDINAT Cara : Buatlah perkataan kunci, misalr.ya GUDEP SEDIA (maka kata-kata inilah yang nanti menjadi kuncinya, ingat kata kunci harus dua kata dan jumlah hurufnya 10 buah, masing-masing kata terdiri dari 5 huruf). Buatlah kubus (kotak) seperti gambar di bawah ini. Setiap kotak isi dengan huruf huruf a sampai y (huruf z tidak dimasukkan). Masukkan GUDEP SEDIA pada kotak tersebut, bisa juga dengan kata-kata lain seperti RUMAH BESAR, PANDU CERIA, dan sebagatnya. Dari gambar di bawah, dapat kita lihat koordinat-koordinatnya, huruf a akan diwakili SG (garis S, kolom G), huruf s diwakili garis I dan kolom E, jadi ditulisnya IE.

SANDI ANGKA

Pada sandi ini, angka-angkalah yang menjadi kuncinya. Misalkan kita akan menulis JALAN dengan kunci angka 1203, maka caranya adalah ditulis : JALAN dan cantumkan angka tadi di bawahnya. 12031 (begitu seterusnya, kalau sandinya banyak). Di bawah huruf J adalah angka 1, artinya kita rubah huruf J dengan 1 huruf sesudah atau sebelumnya, misal K. Lalu huruf A dengan 2 huruf sesudahnya yaitu C, begitu seterusnya. Maka JALAN akan berubah menjadi KCLDM (L tetap karena angkanya 0/noI),

SANDI NAPOLEON Sandi ini diambil dari nama Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte. Sandi ini tidak mempunyai kunci khusus, tetapi cara merangkai huruf-hurufnyalah yang menjadi sandi ini menjadi sedemikian menarik. Contoh : kita akan menulis kalimat SELAMATKAN JIWA KAMI. Cara mengerjakannya : mula-mula hitung dahulu semua huruf-nya, lalu jumlahnya kita bagi menjadi beberapa bagian yang jumlahnya sama. (ada 18 huruf, bisa kita bagi 3 atau 2 atau 6). Misalkan kita bagi 3, menjadi = 18 : 3 = 6 huruf/barisnya. Sandi Napoleon dari SELAMATKAN JIWA KAMI, adalah :

SELAMA IJNAKT

WAKAMI SANDI MORSE

(bentukan dari huruf Morse. Sebutlah Morse terapan). Banyak sekali yang kita bisa buat dari huruf Morse, dengan tahap atau tingkat kesulitan yang berbeda-beda, misalnya : Rumput : adalah sandinya menyerupai rumput (yang pendek berarti titik, rumput panjang berarti garis).

SANDI KIMIA Sandi yang penulisannya menyerupai unsur-unsur, molekul arau senyawa kimia. H20 = air, CO2 = karbon dioksida, H2 = Hidrogen, O2=Oksigen, KOH = kalium hidroksida, NaCl = natrium khlorida (garam dapur), dsb. Huruf morsenya : titik akan diganti huruf hidup (vokal), garis akan diganti huruf mati (konsonan). KAMI= -.-/.-/-./„ KOH + OH + HH + OO KOH + OH + H2 + O2 (kalau ada dua huruf atau lebih bisa disederhanakan dengan angka). contoh lain : ON2A + KOH +OH +H2 + U2N + KOH Tanda - (garis) diganti dengan strip miring (/). jika -- = //, kalau --- = /// dst contoh : menulis huruf L = . -.. menjadi 1/2 huruf H = .... menjadi 4 huruf O = - - - menjadi /// kata MICKEY= --/../-.-./-.-/./-.-- menjadi //.2./1/1./1/.1./1// keterangan : untuk pemisahan huruf pergunakan titik (.) Coba pecahkan : / 3 . 2 . 1 / 2 . 1/ 2 / 3. ///. 1 /. I/ 1 . /2 = ? . Sandi Morse vang lain dapat kamu buat sendiri! Cobalah dengan kawan-kawanmu di sekolah. Misalnya dengan kedipan mata (sebelah kanan titik dan sebelah kiri garis) atau dengan pijitan tangan lemah untuk titik dan pijatan keras untuk garis, dan sebagainya).

SANDI SEMAPHORE = SANDI MATEMATIKA (bentukkan dari huruf semaphore). Bisa juga ditulis sandi Matematika. Ditulis berupa angka-angka dan pecahan-pecahan. Posisi tangan akan diganti dengan angka-angka dari 1 sampai 7 seperti pada gambar di bawah ini. A s.d. G = 1 s.d. 7, H = ½ (posisi tangan 1 dan 2) begitu seterusnya. Catatan: untuk menulis angka atau bilangan digunakan tanda kurung misalnya jumlah 25 ditulis (25). Rumah Nomor 14 : penulisannya adalah 2/6 + 3/5 + 1/6-1 x 1/2 + 1/7 + 2/3-1/6+2/3-2/6 +(14)

SANDI JAM Untuk membuat sandi jam, kita harus menentukan terlebih dahulu jam berapa sebagai patokannya. Umpamanya pukul 07.00 sebagai

Page 26: Kode kehormatan

huruf A. Kemudian huruf B ditulis 07.05 (jika beda tiap huruf 5 menit) maka kita tinggal menggeser setiap huruf lima menit sekali. Contoh : ABDI akan ditulis 07.00 - 07.05 - 07.20 - 07.45 itu jika 5 menit bisa juga beda setiap huruf itu 10 menit, 15 menit atau lainnya.

SANDI NOMOR Sandi ini sama mudahnya dengan sandi balik, kita cukup menomori a sampai z dangan angka 1 sampai dengan 26, seperti di bawah ini:

Setelah tersusun demikian, maka kita dapat membuat sandi nomor dengan baik dan bisa kita lihat setiap huruf mempunyai nomor. Misalnya A = 1, J = 10, P = 16, T = 20, dan seterusnya.

SANDI GESER Sandi ini digeser ke kiri maupun ke kanan. Jika menulis A = N sebagai kuncinya, maka B = O, C = P, dan seterusnya. PANCASILA digeser menjadi CNAPNFVYN. Sandi ini tidak terlalu sulit, dan hampir sama dengan sandi balik. Kunci dan susunan bisa kita rubah-rubah untuk mempersukar. Contoh lain; GENERASI akan tertulis menjadi LNENARJZJ, mengapa? sebab cara pemecahannya diberikan kunci E=N dan T=Y. Pemecahannya adalah: A=R, B=Q, C=P, D=O, E=N, F=M, G=L, H=K, I=J, S=X, T=Y, U=X,V=W Sandi ini akan sukar dikerjakan jika kuncinya tidak ada, oleh karena itu jangan mudah putus asa dan terkecoh (perhatikan tanda-tanda yang mungkin merupakan kuncinya).

SANDI GAMBAR Dalam mengerjakan sandi gambar, maka kita harus hafal gambar-gambar tertentu yang masing-masing mewakili huruf-huruf, yaitu :

SANDI NAIK TURUN TINGKAT

Sandi ini dasarnya hampir mirip dengan sandi geser, hanya sandi ini digeser menurut bilangan tertentu, misalnya naik turun lima tingkat (5 t). Maka kata BELAJAR menjadi XAHWFWN. Gampang kan! Naik turunnya bisa dua, tiga, empat dan sebagainya. Pokoknya coba saja, jika diturunkan n'dak ketemu 'ya dinaikkan saja.

SANDI TANGGAL Sandi ini pada dasarnya sama dengan sandi angka/geser (bisa juga disebut perpaduannya), misalnya kita menerima sepucuk surat sandi yang hdak ada kuncinya tetapi tanggal pembuatan suratnya tertera maka itulah sandinya, misal tertulis 3-6-78 atau 3 Juni '78 arti dari tanggal itu adalah deretan angka-angka 3678 (itulah kuncinya). Buatlah contoh sendiri! Hati-hati menulis tahun, misal '78 dengan 1978 berbeda. Pada 1978, angka 19 juga dimasukkan. Hafalkan bentuk-bentuk gambar di atas, bandingkan dengan huruf sebenarnya, pasti bisa!

SANDI HURUF BERJASA Sandi ini adalah termasuk sandi yang mudah, karena tidak terdapat perubahan pada huruf-hurufnya. Sandi ini dapat kita bongkar apabila susunan huruf-hurufnya membentuk suatu bentuk huruf yang dimaksudkan oleh kunci, misalnya Z, N, L, C, G, M, V, W, dan sebagainya.

SANDI DATAR Caranya: Hitunglah jumlah huruf dalam kalimat yang akan kita buat dan bagilah menjadi beberapa bagian lalu berilah kuncinya, misalnya 8 D (artinya 8 datar/huruf mendatar). Contoh : GNRE TD AGAGU RUENU LT SSANTH AEPANGEX Kalau tidak ada kuncinya kita akan mengalami kesulitan menjawabnya! Kalau ada maka kita tinggal menyusun kata-kata

tadi menjadi beberapa baris yang setiap barisnya terdiri dari 8 huruf mendatar. Setelah itu buatlah garis bayangan untuk membaca sandi tersebut, maka kita akan dapat menjawab sandi itu : GALANG TERUS PERSATUAN DENGAN TEGUH. Catatan : Huruf x adalah untuk menambah/melengkapi saja. Contoh latihan : (kunci = 3D) DAI ADK LABX AEM NNKB AEAR ? apa maksudnya?

SANDI KOTAK 1 Terdiri dari palang-palang/kotak dan sudut-sudut.

SANDI KOTAK 2

Terdiri dari kotak-kotak saja tanpa sudut-sudut, hanya setiap kotak, sekarang diisi oleh 3 huruf,

SANDI KOTAK 3

Merupakan kombinasi dari sandi kotak 1 dengan sandi kotak 2. Lebih sukar? Tidak juga. Perhatikan huruf awal dan perputaran hurufnya!

SANDI SILANG MONAS

Sandi Jepang = Sandi Kanji

Kemudian pergunakan sandi angka; 3 = C, E = 5,14 = N, dst.

= TALI TEMALI =

J

Page 27: Kode kehormatan
Page 28: Kode kehormatan

= PERATURAN BARIS-BERBARIS (PBB) =

1. Pengertian Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan 1 tongkat dan tanpa tongkat Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memilikl tata cara tersendiri di Ungkungan Pramuka, Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat menglkuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris Militer TNI/POLRI. Apa Itu Baris Berbaris? 1) Pengertian Baris berbaris adalah suatu wujud latihaan fisik,

yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

2) Maksud dantujuan: Guna menumbubkan sikap jasmani yang tegap tangkas,

rasa disiplin dan rasa tanggung Jawab. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap Jasmani

yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.

Yang dimaksud rasa persatuan adakh adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.

Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.

Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.

2. Aba-aba Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut. Ada tiga macam aba-aba yaitu : 1) Aba-aba petunjuk 2) Aba-aba peringatan 3) Aba-aba pelaksanaan 4) Gerakan Perorangan Gerakan Dasar

a. Sikap sempurna. Aba-aba : Siap - GERAK b. Istirahat. Aba-aba: Istirahat ditempat - GERAK c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf). Aba-

aba : Lencang kartan/kiri -GERAK d. Setengah Sencang kanan/kiri. Aba-aba : Setengah

lencang kanan/kiri - GERAK e. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar). Aba-aba:

Lencang depan-GERAK f. Cara berhitung. Aba-aba : Hitung - Mulai

Page 29: Kode kehormatan

g. Hadap kanan/kiri. Aba-aba: Hadap kanan/kiri - GERAK h. Hadap serong kanan/kiri. Aba-aba: Hadap serong

kanan/kiri - GERAK i. Balik kanan. Aba-aba: Balik kanan/kiri - GERAK j. Cara berkumpul. Aba-aba: 3 bersaf/ 3 k. berbanjar kumput - Mulal l. Cara latihan meniberl norrnat Aba-aba: Hormat - GERAK m. Bubar. Aba-aba: Bubar - JALAN n. Jalan di terapat. Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK o. Membuka/menutup barisan. Aba-aba: Buka barisan-

JALAN/Tutup barisan - JALAN p. Maju - jalan. Dart sikap sempuma. Aba-aba ; Maju - JALAN q. Langkah Biasa. Aba-aba : Langkah blasa - JALAN r. Langkah Tegap. Aba-aba; Langkah tegap - JALAN s. Langkah perlahan (mengantar jenalah dalam upacara

kemiliteran). Aba-aba: Langkah perlahan maju - JALAN t. Langkah ke samping, Aba-aba : Langkah ke kanan/kiri -

JALAN u. Langkah ke belakang. Aba-aba; Langkah ke belakang -

JALAN v. Langkah ke depan. Aba-aba : Langkah ke depan - JALAN w. Langkah di waktu kiri. Dari sikap sempurna aba-aba : Lari

maju - JALAN, dari langkah biasa aba-aba: Lari – JALAN 3. Contoh Gerakan-Gerakan dalam Baris Berbaris

a. Gerakan Dasar di Tempat No Aspek 1 Berhimpun. 2 Berkumpul berbanjar. 3 Berkumpul bersaf. 4 Lencang kanan, lencang kiri dan lencang depan. 5 Setengah lengan lencang kanan dan setengah lengan

lencang kiri. 6 Berhitung dalam bentuk bersaf. 7 Berhitung dalam bentuk berbanjar. 8 Istirahat di tempat. 9 Istirahat parade.

10 Penghormatan. b. Unsur Gerakan Berjalan

No Aspek 1 Langkah ke depan dan ke belakang. 2 Langkah ke kiri dan ke kanan. 3 Maju jalan. 4 Ganti langkah. 5 Jalan di tempat. 6 Langkah biasa ke langkah tegap. 7 Langkah tegap ke langkah biasa. 8 Langkah perlahan ke langkah biasa. 9 Hormat kanan dan hormat kiri.

10 Berhenti ke langkah lari. 11 Langkah biasa ke langkah lari. 12 Langkah lari ke langkah biasa. 13 Langkah lari ke berhenti c. Unsur Gerakan Perubahan Arah

No Aspek 1 Dalam keadaan berhenti

a. Hadap kanan dan hadap kiri b. Hadap serong kanan/kiri c. Buka dan tutup barisan. d. Haluan kanan.dan haluan kiri e. Melintang kanan. f. Melintang kiri.

2 Dari berhenti ke berjalan a. Hadap kanan maju jalan. b. Hadap kiri maju jalan c. Balik kanan maju jalan d. Belok kanan maju jalan. e. Dua kali belok kiri maju jalan. f. Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan maju jalan. g. Tiap-tiap banjar dua kali belok kiri maju jalan. h. Haluan kanan maju jalan. i. Haluan kiri maju jalan. j. Melintang kanan maju jalan. k. Melintang kiri maju jalan.

3 Dari berjalan ke berjalan a. Hadap kanan maju jalan. b. Hadap kiri maju jalan. c. Balik kanan maju jalan. d. Belok kanan jalan. e. Hadap serong kanan jalan. f. Dua kali belok kiri jalan. g. Dua kali belok kanan jalan.

h. Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan jalan. i. Tiap-tiap banjar dua kali belok kiri jalan. j. Haluan kanan maju jalan. k. Haluan kiri maju jalan. l. Melintang kanan maju jalan. m. Melintang kiri maju jalan.

4 Dari berjalan ke berhenti a. Hadap kanan berhenti. b. Hadap serong kiri berhenti. c. Hadap serong kanan berhenti. d. Balik kanan berhenti. e. Haluan kanan berhenti. f. Haluan kiri berhenti. g. Melintang kanan berhenti. h. Melintang kiri berhenti.

d. Unsur Gerakan Variasi No Aspek 1 Gerakan Variasi di tempat. 2 Gerakan Variasi berjalan. 3 Gerakan Variasi berjalan dengan perubahan arah /

formasi.

= BENTUK-BENTUK BARISAN =

Berderet

Angkare

Setengah Lingkaran

Kolone Terbuka

Panah

Kolone Tertutup

Lingkaran Besar

Lingkaran Kecil

Perlombaan

Selat Terbuka

Selat Tertutup

Meroda

Page 30: Kode kehormatan

Rambu-Rambu Lalu Lintas RAMBU LARANGAN

RAMBU PETUNJUK

RAMBU PERINGATAN

RAMBU PERINTAH

Page 31: Kode kehormatan