makalah kelestarian alam

21
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM tentang KELESTARIAN ALAM Pembimbing : Nurul Hidayati, S.Pd. Disusun Oleh: Ketua : M. Bachtiar Widya Nanda (22) Wakil : Yevi Fajar Anggriani (34) Anggota : Tri Yoga Bayu Baskara (31) Endah Nurhidayah (09) Siti Martatiani M. (28) Like Erna Liawati (18) SMA NEGERI 1 PADANGAN TAHUN AJARAN 2013-2014

Upload: nanda-arex-sambong

Post on 09-Oct-2015

689 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

tugas pendidikan agama islam kelas xi

TRANSCRIPT

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAMtentangKELESTARIAN ALAM

Pembimbing : Nurul Hidayati, S.Pd.

Disusun Oleh:Ketua:M. Bachtiar Widya Nanda(22)Wakil:Yevi Fajar Anggriani(34)Anggota:Tri Yoga Bayu Baskara(31)Endah Nurhidayah(09)Siti Martatiani M.(28)Like Erna Liawati(18)

SMA NEGERI 1 PADANGANTAHUN AJARAN 2013-2014

ii | Kelestarian Lingkungan

KATA PENGANTARPuji syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah Kelestarian Lingkungan.Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat terselesaikan kerena adanya bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah kami sekelompok menyampaikan ucapan terima kasih kepada :1. Nurul Hidayati, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.2. Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan, baik berupa ide, waktu maupun tenaga demi terselesaikan makalah ini.Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran pada semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

Padangan, Januari 2014

Tim Penyusun

DAFTAR ISIKata pengantarDaftar isiBAB IPendahuluan Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan PenulisanBAB 2Pembahasan P pengertian Kelestarian Lingkungan

....................................................................................................................................................................

..................................................................................

..................................................................................iii

1

2

i | Kelestarian Lingkungan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahAllah menciptakan manusia di muka bumi ini adalah dengan tujuan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Manusia diciptakan dengan harapan supaya manusia dapat menjaga kehidupan di muka bumi, menjaga kelestarian alam, dan dapat mengelola kekayaan alam dengan sebaik-baiknya. Namun ternyata tidak sedikit manusia yang menyalahi aturan. Mereka justru malah merusak nilai-nilai Islam, membuat kekacauan di bumi, dan merusak ciptaan Allah. Adanya masalah tersebut maka dari itu akan dibahas mengenai anjuran supaya manusia tidak merusak kehidupan dan menjaga kelestarian alam.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:1. Bagaimana bunyi dan terjemahan QS. Ar Rum: 41-42, Al-ARaf: 56-58, dan Shaad:27?2. Bagaimana tafsir mufradat QS. Ar Rum: 41-42, Al-ARaf: 56-58, dan Shaad:27?3. Apa isi kandungan QS. Ar Rum: 41-42, Al-ARaf: 56-58, Shaad:27?

C. Tujuan Penulisan1. Mengetahui bunyi dan terjemah QS. Ar Rum: 41-42, Al-ARaf: 56-58, Shaad:272. Mengetahui tafsir mufradat QS. Ar Rum: 41-42, Al-ARaf: 56-58, Shaad:273. Mengetahui isi kandungan QS. Ar Rum: 41-42, Al-ARaf: 56-58, Shaad:27

BAB IIPEMBAHASAN

Kelestarian LingkunganPengertian Kelestarian Lingkungan Menurut kamus besar bahasa indonesia kata lestari artinya tetap selama-lamanya, kekal, tidak berubah sebagai sediakala, melestarikan; menjadikan (membiarkan) tetap tidak berubah dan serasi : cocok, sesuai, berdasarkan kamus ini melestarikan, keserasian, dan keseimbangan lingkungan berarti membuat tetap tidak berubah atau keserasian dan keseimbangan lingkungan.Pelestarian lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya Allah Swt menciptakan alam semesta ini penuh dengan manfaat (hikmah). Sepanjang masa manusia pun berkreasi dan berinovasi untuk meningkatkan manfaat tersebut. Maka ditemukanlah berbagai teknologi, dan hidup manusia pun bertambah mudah dan nyaman. Di sisi lain teknologi itu juga bisa berdampak negatif (kemudaratan). Hal ini terjadi tatkala manusia serakah ataupun serampangan dalam menggunakan teknologi. Jauh-jauh hari Allah Swt sudah mengingatkan akan kerusakan ini. Nah, bagaimana Islam berbicara tentang lingkungan hidup? Apa saja yang menjadi kewajiban seorang Muslim? Silakan pelajari bab ini.

A.MembacadanMemahamiQSAr-Rum(30):41-42 1. Bacalahayatdibawahinidengantartil:

{41} {42} {: 41-42}zhahara alfasaadu fii albarri waalbahri bimaa kasabat aydii alnnaasi liyudziiqahum ba'dha alladzii 'amiluu la'allahum yarji'uuna (41)qul siiruu fii al-ardhi faunzhuruu kayfa kaana 'aaqibatu alladziina min qablu kaana aktsaruhum musyrikiina (42)2. TahsinBacaanNo.BacaanHukum BacaanCara membaca

1.TafkhimZahara (berat/berdegam)

2.TarqiqAlbarri (ringan/berdering)

3. Ikhfa syafawiHum bada (mim mati dibaca samar)

4. Izhar syafawiLaallahum Yarjiun (mim mati dibaca jelas)

5.QalqalahQabblu (dibaca seakan-akan berbunyi rangkap)

6. Idgam mutamasilainHum musyrikin

3. PemahamanTerjemahan per Katatelah tampak =

kerusakan =

di darat =

Dan di laut =

Disebabkan perbuatan=

Tangan manusia =

Supaya (Allah) merasakan pada mereka =

Sebagian yang mereka telah kerjakan =

Agar mereka kembali (ke jalan yang benar)=

Katakanlah, berjalanlah dimuka bumi=

Perhatikanlah bagaimana keadaan=

Akibat orang-orang dari sebelum itu=

Keadaan terbanyak dari mereka =

Orang-orang yang mempersekutukan (Allah)=

a. Terjemahan AyatTelah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).(Q.S. Ar-Rum: 41-42)

b. Pemahaman AyatKandungan QS Ar-Rum (30): 41-42 adalah:1) Informasi dari Allah Swt bahwasanya terjadinya kerusakan di daratan dan lautan adalah akibat ulah tangan manusia. Padahal sesungguhnya Allah Swt menciptakan alam semesta dan segala macam isinya ini untuk kepentingan manusia. Manusia sebagai khalifah di muka bumi diamanahi untuk mengurusnya agar seluruh makhluk dan terutama umat manusia sejahtera. Sekaligus dapat menjadi bekal untuk beribadah dan beramal saleh. Tapi, manusia serakah dan tidak mau mengindahkan hukum-hukum Allah. Akibabnya terjadilah kerusakan di daratan dan lautan. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Terjadinya kerusakan hutan akibat pembakaran dan penebangan hutansecara serampangan dan tidak memper-hatikan keseimbangan alam. Setelah menebang pohon (serampangan), lalu tidak lagi menanaminya (reboisasi).Gambar:Hutanrusakakibatkeserakahanmanusia.

Terjadinya banjir yang semakin meluas. Diakibatkan adanya penumpukan sampah di sungai dan selokan, penggundulan hutan, dan eksploitasi tanah, pasir serta bebatuan tanpa memperhatikan dampak lingkungan. Pendirian perumahan, perto-koan, perkantoran, mal dan bangunan-bangunan lainnya juga mengurangi daya resapan air tanah di perkotaan. Air hujan tidak segera meresap ke tanah karena lahan tanah sudah sempit dan diaspal. Sehingga selokan dan sungai tidak mampu lagi menampung air hujan yang melimpas. Terjadilah banjir.Gambar:BanjirmelandaJakarta

Di kota besar kini telah terjadi polusi udara. Apa sebabnya? Karena sumber pencemarnya bertambah banyak dan tak terkendali. Misalnya, jumlah kendaraan bermotor semakin banyak menyumbangkan polusi udara dan suara. Pendirian pabrik yang tidak memperhatikan dampak lingkungan membuang limbahnya ke sungai dan udara. Penggunaan alat-alat pendingin yang memakai freon turut mengakibatkan kerusakan ozon dan global warming. Akibatnya suhu udara semakin panas dan cuaca tidak menentu. Begitu pula pembuangan limbah sampah domestik (rumah tangga) yang tidak pada tempatnya kian menambah kerusakan di udara, tanah dan air.

Kerusakan yang ada di daratan dan lautan itu menyebabkan manusia mengalami berbagai macam penderitaan, seperti banjir, tanah longsor, pencemaran, berkurangnya hasil tangkapan, munculnya penyakit-penyakit yang sulit diobati, dan lain sebagainya. Semua musibah ini ditimpakan kepada manusia agar mereka kembali bertaubat kepada Allah Swt.

2) Perintah agar kaum Mukmin melakukan perjalanan untuk mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu yang menyekutukan Allah Swt. Allah Swt menyatakan bahwa kesudahan dari orang-orang yang menyeku-tukan Allah dan berbuat kerusakan di muka bumi adalah keburukan serta ditimpa azab Allah Swt. Mereka yang ditimpa azab pedih, seperti kaum Lut, Samud, Madyan, dan lain sebagainya.

Seharusnya manusia (umat Islam) sekarang bisa mengambil pelajaran dari sejarah umat-umat terdahulu. Bahwa bencana yang mereka alami disebabkan karena kemusyrikan mereka dan berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak mau taat kepada perintah-perintah Allah dalam kehidupan. Bila saja manusia (umat Islam)sekarang mau berkaca kepada kesudahan kaum terdahulu maka mereka tentunya tidak lagi mengalami bencana yang sama dengan kaum-kaum itu.Gambar:Ikan ikanmatiakibatpencemaran airdiDanauGuanqiao,Cina Sumber:http://t2.gstatic.com

c. Perilaku Yang Sesuai Dengan Kandungan Q.S. Ar Rum 41-421. Mencintai Alam Sekitar2. Selalu Menjaga Dan Melestarikan Kelestarian Alam3. Tidak Merusak Habitat Alam4. Tidak Melakukan Pencemaran Lingkungan Hidup5. Cinta Kepada Keindahan Dan Kebersihan

B. Membaca dan Memahami QS Al-Araf- (7): 56-58

1. Bacalahayatdibawahinidengantartil:

walaa tufsiduu fii al-ardhi ba'da ishlaahihaa waud'uuhu khawfan wathama'an inna rahmata allaahi qariibun mina almuhsiniina (56)wahuwa alladzii yursilu alrriyaaha busyran bayna yaday rahmatihi hattaa idzaa aqallat sahaaban tsiqaalan suqnaahu libaladin mayyitin fa-anzalnaa bihi almaa-a fa-akhrajnaa bihi min kulli altstsamaraati kadzaalika nukhriju almawtaa la'allakum tadzakkaruuna (57)waalbaladu alththhayyibu yakhruju nabaatuhu bi-idzni rabbihi waalladzii khabutsa laa yakhruju illaa nakidan kadzaalika nusharrifu al-aayaati liqawmin yasykuruuna (58)

No.BacaanHukum BacaanCara membaca

1 Idgam BigunnahKahaufaw-wa (Dibaca Berpadu Dengan Dengung)

2Mad IwadTamaa (Aa Dibaca Panjang Dua Harakat)

3 Idgam BigunnahQaribummina (Dibaca Berpadu Dengan Dengung)

4 IqlabBusyrambaina

5 Idgam BigunnahLiqaumiyyasykurun (Dibaca Berpadu Dengan Dengung)

2. TahsinBacaan3. Pemahamana. Terjemahan per Katadan janganlah kamu membuat kerusakan

di muka bumi

sesudah (Allah) memperbaikinya

dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut

dan harapan akan dikabulkan

dan harapan akan dikabulkan

amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik

dan Dialah yang meniupkan

angin

berita gembira

sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan)

sehingga apabila angin itu telah membawa

awan mendung awan mendung

Kami halau awan itu

ke suatu daerah tandus

kami turunkan ke daerah itu hujan

Kami keluarkan dengan sebab hujan itu

dari

Setiap

buah-buahan

seperti itulah

Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati

mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran

dan negeri (tanah) yang baik

tumbuh tanaman-tanamannya

dengan izin Tuhannya (Allah)

dan tanah yang tidak subur

tidak akan tumbuh

kecuali

(tanam-tanaman) yang merana

demikianlah

Kami mengulangi

tanda-tanda (kebesaran Allah)

bagi kaum

yang bersyukur

b. Terjemahan AyatDan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. (Q.S. Al-Araf: 56-58)

c. Pemahaman AyatKandungan QS Al-Araf (7): 56-58 adalah sebagai berikut;

1. Larangan kepada manusia untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi, yaitu melakukan perbuatan yang dapat merusak semua aspek kehidupan manusia, setelah Allah memperbaiki keadaannya.

2. Perintah dari Allah Swt agar seorang Mukmin berdoa kepada-Nya dengan penuh rasa takut jika doanya tidak diterima, dan penuh harap bahwa doanya pasti dikabulkan-Nya. Allah juga menyuruh manusia untuk berdoa kepada-Nya agar manusia tidak menjadi kaum perusak. Agar dengan doa itu, manusia menjadi golongan orang-orang yang berbuat baik. Mereka selalu melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Orang-orang seperti itulah yang akan memperoleh rahmat Allah Swt. Yaitu, rahmat-Nya amat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebaikan. Rahmat artinya karunia Allah yang mendatangkan manfaat dan nikmat.

3. Informasi bahwa Allahlah Zat yang meniup-kan angin yang membawa awan mendung. Lalu, Dia menggiringnya ke sebuah negeri. Dari mendung itu, keluarlah air hujan yang menjadikan tanah-tanah tandus tersebut mampu menumbuhkan tanaman-tanaman yang ragamnya sangat banyak; sehingga membawa manfaat yang amat banyak bagi manusia dan makhluk hidup. Dengan cara seperti ini pula, Allah SWT membangkitkan orang-orang yang telah mati.Gambar:Allahmenurunkanhujan untuk menumbuhkan tanaman. Sumber:httpahmadsamantho.files.wordpress.com

4. Menurut Ali bin Abi malhah dan Ibnu Abbas Ra, QS Al-Araf (7) ayat 58 menjelaskan bahwasanya Allah SWT membuat perumpa-maan orang Mukmin dan Kafir dengan tanah. Tanah baik yang mampu menumbuhkan tumbuh-tumbuhan adalah perumpamaan orang-orang Mukmin, sedangkan tanah tandus yang tidak bisa menumbuhkan tumbuhan-tumbuhan adalah perumpamaan bagi orang-orang kafir.

Seorang Mukmin, ketika mendapat-kan hidayah dan ilmu dari Allah, maka hatinya menjadi hidup dengan ilmu dan hidayah itu. Selanjutnya dia bisa menghidupkan hati orang lain yang belum mendapatkan petunjuk dari Allah Swt. Sebaliknya, orang kafir hatinya telah mati dan tidak bisa menerima hidayah dari Allah Swt. Hati orang kafir ibarat tanah tandus yang tidak bisa menumbuhkan tetumbuhan.

Di dalam hadis sahih dituturkan bahwasanya Nabi Saw bersabda, yang artinya: Perumpamaan hidayah dan ilmu yang disampaikan Allah kepadaku, bagaikan air hujan yang menimpa sebidang tanah. Di antara tanah-tanah itu, ada tanahyang sangat baik yang bisa menyerap air hujan, serta menumbuhkan rerumputan dan tetumbuhan yang sangat banyak. Ada pula tanah liat yang tidak bisa menyerap air, tetapi ia bisa menahan air hingga dengan perantaranya Allah memberikan manfaat kepada manusia. Manusia bisa mengambil air tersebut untuk minum, mengairi air sawah, dan bercocok tanam. Air hujan itu juga menimpa tanah jenis lain, yaitu tanah datar lagi halus (qianun). Tanah ini tidak bisa menahan air maupun menumbuhkan rerumputan. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang dipahamkan dalam urusan agama dan bisa mengambil manfaat darinya; dan dia bisa belajar dan mengamalkan ilmunya. Dan inilah perumpamaan orang-orang yang tidak bisa mengangkat kepalanya, dan tidak mau menerima hidayah Allah, di mana aku diutus dengan membawa hidayah itu.[HR Imam Muslim]Gambar:Tanamantumbuhpadatanah yang subur.Sumber:httpblontankpoer.blogsome.com

d. Perilaku Yang Sesuai Dengan Kandungan Q.S. Al Araf 56 581. Tidak Berbuat Kerusakan Di Alam2. Rajin Berdoa Allah Kepada 3. Gemar Berbuat Kebaikan4. Selalu Mengambil Itibar Dari Peristiwa Alam5. Selalu Bersyukur Kepada Allah

C. Membaca dan Memahami QS Sad (38): 27

1. Bacalahayatdibawahinidengantartil:

wamaa khalaqnaa alssamaa-a waal-ardha wamaa baynahumaa baathilan dzaalika zhannu alladziina kafaruu fawaylun lilladziina kafaruu mina alnnaari (27)

2. TahsinBacaanNo.BacaanHukum BacaanCara membaca

1 IkhfaBatilangzalika

2GunnahZannu

3Mad tabiIAllazina

4 Idgam bilagunnahFawailullil lazina

3. Pemahamandan tidaklah kami (Allah) menciptakan

langit dan bumi

dan apa-apa antara keduanya tidak bermanfaat (tanpa hikmah)

yang demikian itu

anggapan orang-orang kafir

maka selakalah bagi orang-orang kafir

dari api neraka

a. Terjemahan per Kata

b. Terjemahan AyatDan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. (Q.S. Shaad:27)

c. Pemahaman AyatKandungan QS d: 27 adalah sebagai berikut;1. Bahwasanya Allah Swt tidak menciptakan langit, bumi,dan semua yang ada di antara keduanya dengan kesiasiaan. Semua ciptaan-Nya mengandung hikmah yang sangat penting bagi manusia.

Misalnya, matahari memancarkan sinarnya berguna bagi tanaman untuk memasak makanannya. Makanan ini berguna untuk menumbuhkembangkan tanaman dan menghasilkan buah dan sayuran. Buah dan sayuran berguna bagi makhluk hidup lainnya.Gambar:AlaminipenuhhikmahSumber:http://muntohar.files.wordpress.com

Diciptakan-Nya malam agar manusia dan makhluk hidup lainnya dapat istirahat setelah pada siang hari bekerja. Diciptakan-Nya ilalang yang tumbuh liar ternyata berkhasiat obat. Diciptakan-Nya cacing tanah yang menjijikan juga bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan tanaman.

Kesemuanya itu diciptakan Allah atas kekuasaan dan kehendak-Nya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya. Bukan suatu kebetulan. Inilah yang menjadi keyakinan (keimanan) bagi orang Mukmin.

2. Orang-orang kafir menganggap bahwa penciptaan langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya tidak mengandung hikmah. Mereka mengira bahwa kehidupan dunia ini tidak disusul dengan suatu kehidupan yang kekal. Akibatnya, mereka ingkar kepada Allah Swt, Sang Pencipta alam semesta. Allah Swt telah menyediakan bagi mereka siksa yang pedih di neraka, akibat keingkaran mereka kepada Allah Swt.

d. Perilaku Yang Sesuai Dengan Kandungan Q.S. As Shaad 271. Orang Yang Beriman Gemar Menjaga Lingkungan Hidup2. Dapat Mengambil Hikmah Dari Penciptaan Alam Semesta3. Selalu Beriman Kepada Allah4. Tidak Berbuat Kerusakan Di Bumi5. Selalu Bersyukur Kepada Allah

D. Membiasakan Perilaku yang Mencerminkan Menjaga Kelestarian Lingkungan

Perilaku-perilaku yang mencerminkan menjaga kelestarian lingkungan hidup adalah sebagai berikut:

1. Membiasakan hidup bersih dan rapi.

Seorang Mukmin harus melatih dirinya sejak kecil untuk hidup bersih dan rapi. Kebiasaan hidup bersih dan rapi, akan mendorong seseorang untuk selalu memperhati-kan kelestarian, dan keasrian tempat tinggal dan lingkungan sekitarnya. Al Quran dan Sunnah telah memerintahkan kaum Muslim untuk selalu menjaga kebersihan diri, pakaian, rumah, dan lingkungan sekitar.

Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah.[QS Al-Mudassir (74):4-5]

Sesungguhnya Allah itu Maha Baik yang menyukai sesuatu yang baik; Allah itu Maha Bersih yang menyukai kebersihan. Allah SWT adalah Maha Dermawan yang menyukai kedermawanan. [HR Imam Tirmizi]

Kebiasaan untuk selalu hidup bersih akan mendorong seseorang untuk selalu memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan dari pencemaran.

2. Menghindari Perilaku Merusak dan Mencemari Lingkungan Hidup

Menghindari perilaku-perilaku yang berpotensi atau menyebabkan terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan, misalnya:a. Tidak membuang sampah di daerah aliran sungai, selokan, parit, dan sekitar pemukiman penduduk.b. Tidak merokok di tempat-tempat umum.c. Menjaga kualitas emisi kendaraan dengan cara merawat kendaraan sebaik mungkin.d. Tidak membuang puntung rokok sembarangan, atau meninggalkan bara api tetap menyala di hutan lindung.Gambar:KaliSunterpenuhsampahSumber:http://www.beritajakarta.com

e. Tidak membangun wc dekat dengan sumur atau sumber-sumber air.f. Tidak membangun perumahan atau bangunan di daerah-daerah serapan air, lereng tebing, dan lain sebagainya.

3. Menjaga Kelestarian dan Kesehatan Lingkungan Hidup

Menjaga kelestarian dan kesehatan lingkungan hidup bisa dilakukan dengan cara:a. Tidak menebang pohon di hutan secara serampangan. Penebangan pohon di hutan harus diikuti dengan penanaman kembali, agar hutan tidak gundul.b. Melakukan reboisasi, peremajaan, serta menggarap lahan-lahan tidur agar bisa lebih produktif.c . Pada saat membangun pabrik atau industri selalu memperhatik an AMDAL (analisa mengenai dampak lingkungan); di antaranya adalah membangun cerobong asap setinggi mungkin agar asap yang keluar dari cerobong tidak mencemari udara sekitar; memasukkan air limbah pabrik ke water treatment sebelum di buang di aliran sungai; melakukan penghi-jauan di sekitar areal pabrik.d. Tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan. Ini ditujukan agar kualitas tanah tetap terpelihara dan mencegah pencemaran lingkungan oleh bahan-bahan kimia berbahaya.e. Menjaga kelestarian flora dan fauna dengan cara tidak melakukan perburuan liar, atau menjadikan satwa-sat wa yang dilindungi sebagai komoditas perdagangan.

Keadaan Bumi Kita

Setiap tahun dunia kehilangan sekitar 270.000 kilometer persegi lahan subur. Secara keseluruhan 1,2 miliar area lahan telah kehilangan kesuburannya. Untuk membayangkan luas area ini, bayangkan luas wilayah Cina dan India dijadikan satu.

Buruknya sanitasi dan kesehatan yang dialami penduduk negara berkembang telah menyebabkan masalah-masalah baru. Hampir 80% dari total penyakit yang diderita oleh penduduk negara Dunia Ketiga diakibatkan karena sanitasi air yang payah. Sembilan puluh persen (90%) dari total kematian anak-anak yang jumlahnya mencapai 13 juta jiwa setiap tahunnya juga disebabkan karena masalah serupa. Meskipun begitu, jumlah penduduk yang harus hidup tanpa sanitasi dan air bersih justru terus meningkat. Pada periode antara tahun 1970 sampai tahun 1980, jumlahnya terus bertambah 135 juta jiwa.

Unsur-unsur polusi atau polutan yang memenuhi udara juga akan mengancam kesehatan penduduk negara-negara Dunia Ketiga. Polusi di dalam rumah akibat pembakaran mengancam 400 juta hingga 700 juta manusia yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Asap dan percikan debu dapur diyakini telah menyebabkan kematian 4,3 juta anak-anak setiap tahunnya sebagai akibat penyakit pernafasan akut.

Di daerah perkotaan, sumber polusi yang mengancam kesehatan lebih banyak lagi. Menurut laporan WHO, 1,3 miliar manusia yang hidup di daerah perkotaan menjalani kehidupan sehari-hari berdampingan dengan aneka rupa polutan udara yang membahayakan. Di masa mendatang kondisinya diperkirakan akan semainmengerikan, karena diprediksi pada tahun 2020 nanti jumlah pabrik di daerah perkotaan akan meningkat 600% dari jumlah yang ada sekarang ini. [Todaro, 2000]

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan1. Al-Quran surah Ar-Rum (30): 41-42 menjelaskan bahwa kebanyakan kerusakan yang ada di muka bumi disebabkan karena ulah tangan manusia. Kerusakan ini menyebabkan manusia dan makhluk hidup yang ada di daratan dan lautan terus menerus ditimpa berbagai macam musibah. Musibah-musibah itu ditimpakan kepada manusia, agar dia menyadari kesalahannya dan kembali kepada Allah Swt. Di dalam surah ini pula, Allah Swt meminta kaum Mukmin untuk memperhatikan kaum-kaum terdahulu yang telah berbuat kerusakan di muka bumi serta balasan atas perbuatan mereka; dengan tujuan agar kaum Mukmin bisa mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa itu.2. Al-Quran surah Al-Araf (7):56-58 menjelaskan bahwa Allah Swt melarangkaum Mukmin berbuat kerusakan di muka bumi, setelah sebelumnya Allah memperbaiki keadaannya. Selain itu, Allah Swt juga memerintahkan kaum Mukmin agar berdoa memohon kepadaNya dengan rasa takut dan pengharapan. Di dalam surat ini, Allah Swt menunjukkan kebesaran-Nya dengan menjelaskan bagaimana cara Dia menggiring awan ke sebuah negeri tandus dan kering. Dari awan itu tercurahlah air hujan yang menjadikan tanah tandus itu menjadi subur dan mampu menumbuhkan tanam-tanaman. Dalam surah Al-Araf (7) ayat ke 58, Allah Swt menyerupakan kaum Mukmin dengan tanah yang baik; sedangkan kaum kafir dengan tanah yang buruk. Perumpamaan ini disampaikan agar manusia bisa mengambil pelajaran.3. Al- Quran surah Sad (38): 27 menjelaskan bahwa Allah Swt tidak menciptakan langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya dengan kesiasiaan. Semua yang diciptakan Allah Swt mengandung hikmah yang sangat penting bagi manusia. Orang-orang kafir menganggap bahwa penciptaan langit, bumi, dan semua yang ada di antara k eduanya tidak mengandu ng hikmah. Akibatnya, mereka ingkar kepada Allah Swt, Sang Pencipta alam semesta. Allah Swt telah menyediakan bagi siksa yang pedih di neraka, akibat keingkaran mereka kepada Allah Swt.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada hubungannya dengan makalah ini.Terima Kasih pada semua pihak yang membantu. Teman-teman, Bu Nurul Hidayati, S.Pd. selaku guru Pendidikan Agama Islam yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini juga sumber-sumber yang telah membantu kami dalam melengkapi materi makalah ini.Kami banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami tim penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

B. Daftar PusakaAl-Qur'an dan Terjemahannya, diterbitkan dan dikeluarkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia.Abu Hanifah, Imam, Fiqh Al-Akbar, Maktabah Syamilah, 2004.Ahmad bin 'Ali al-Anshoriy, Mizaan al-Kubra, tanpa tahun, Penerbit Thaha Putra, Semarang, Indonesia.Ali Ash-Shabuniy, Shafwat at-Tafaasiir, 1420 H, Daar al-Kutub al-'Ilmiyyah, Jakarta, Indonesia.Sanqart, Fauzi, At-Taqarub Ilallahi Tariqut-Taufiqi. 1992. Tariqul Izzah. Indonesia.Todaro, Michael P, Pembangungan Ekonomi Dunia Ketiga(Terjemah). 2000, Erlangga, Jakarta.

Sumber Dari Internet:http://ahmadsamantho.files.wordpress.comhttp://www.beritajakarta.comhttp://muntohar.files.wordpress.comhttp://blontankpoer.blogsome.comhttp://t2.gstatic.com1 | Kelestarian Lingkungan