makalah kasus 2 klimakterium

36
MAKALAH KLIMAKTERIUM Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah system Reproduksi I Disusun oleh: KELOMPOK TUTOR 9 Devitha Eka S. 220110100092 Nia Sonia 220110100044 Wiwi Karlina 220110100056 Cindy HMP Simangunsong 220110100116 Ratna Ekawati 220110100068 Eka Wahyu Ningsih 220110100128 M. Zaenudin Wasilah 220110100032 Imas Rohimah 220110100008 Devi Kusniati 220110100020 Rahma Nugra Heni 220110100140 Adrian Nur Prayoga 220110100080

Upload: devi-kusniati-aurora

Post on 27-Oct-2015

304 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

maternity

TRANSCRIPT

MAKALAH

KLIMAKTERIUM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah system Reproduksi I

Disusun oleh:

KELOMPOK TUTOR 9

Devitha Eka S. 220110100092

Nia Sonia 220110100044

Wiwi Karlina 220110100056

Cindy HMP Simangunsong 220110100116

Ratna Ekawati 220110100068

Eka Wahyu Ningsih 220110100128

M. Zaenudin Wasilah 220110100032

Imas Rohimah 220110100008

Devi Kusniati 220110100020

Rahma Nugra Heni 220110100140

Adrian Nur Prayoga 220110100080

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2013

KASUS PEMICU

Chair : M Zaenudin Wasilah

Scriber 1 : Cindy HMP Simangunsong

Scriber 2 : Devi Kusniati

Kasus Klimakterium

Ny N usia 49 tahun pekerjaan IRT datang ke poli kebidanan dengan keluhan

menstruasinya tidak teratur tiap bulannya. TD 130/80 mmHg, N 88x/menit, RR

20x/menit, suhu 37,2 °C. Klien mengatakan sering timbul gatal pada vagina dan

nyeri pada waktu senggama. Klien mengatakan akhir-akhir ini sering merasa

gejolak panas sehingga sering berkeringat banyak sehingga membuatnya merasa

tidak nyaman, dan sulit untuk tidur. Klien mengatakan kalau perasaannya akhir-

akhir ini menjadi mudah tersinggung, gelisah , dan lekas marah padahal ia

merupakan ibu yang biasanya sabar. Apalagi setelah anaknya yang satu-satunya

menikah dan pindah rumah, ia merasa kalau anaknya mulai tidak peduli

kepadanya. Anaknya hanya memperhatikan istri dan cucu-cucunya saja, anaknya

mulai jarang berkunjung ke rumahnya, kalau ditelpon sering tidak diangkat. Ia

juga merasa tidak diperhatikan oleh suaminya yang usianya sama dengannya.

Suaminya lebih memperhatikan mobil barunya dibanding klien. Klien

mengatakan dengan keadaannya sekarang ia menjadi takut kalau suaminya tidak

menyukainya lagi. Apalagi ia sering menolak untuk berhubungan suami istri

karena adanya rasa nyeri. Klien mengatakan bahwa menurut tetangganya dengan

bertambahnya usia maka kehidupan seksual wanita biasanya akan berakhir,

dimana sudah tidak ada gairah lagi. Ia menjadi semakin cemas dan memikirkan

hal tersebut, apalagi tetangganya juga memikirkan bahwa makin lama seorang

wanita yang mulai menua akan mengalami sakit-sakitan dibandingkan dengan

laki-laki pada usia yang sama, dimana laki-laki akan selalu lebih sehat dan gagah.

Step 1

-

Step 2

1. Usia berapa kehidupan seksual wanita berakhir? Samakah pada setiap

wanita? (Heni)

2. Penyebab gatal dan nyeri saat bersenggama? (Wiwi)

3. Penyebab gejolak panas? (Adrian)

4. Peran perawat atasi kecemasan? (Devitha)

5. Penyebab berkeringat banyak? Hormon atau apa? (Ratna)

6. Penyebab menstruasi tidak teratur? Pada lansia sajakah? (Eka)

7. Manajemen nyeri agar nyaman saat berhubungan? (Cindy)

8. Hubungan penyakit dengan psikisnya? (Eka)

9. Bapaknya perlu di intervensikah? (Wasilah)

10. Penyebab berakhirnya kehidupan seksual wanita dengan usia? (Devi)

11. Terapi? (Wiwi)

12. Klimakterium itu apa? Dan prosesnya bagaimana? (Devitha)

13. Faktor pemicu terjadinya klimakterium? (Imas)

14. Menyerangnya di bagian anatomis yang mana? (Ibu)

15. Fase klimakterium? (Ibu)

16. Hubungan pemeriksaan fisik dengan keadaan klien? (Ratna)

17. Pencegahan dan penanganan sindrom klimakterium? (Imas)

18. Berapa lama proses klimakterium? (Wiwi)

19. Mitos pada ujian ini? (Ibu)

20. Dx keperawatan dan intervensi? (Imas)

Step 3

1. Tidak sama sesuai umur menstruasi awal (siklus menstruasi). Usia 40-50

tahun. (Wiwi)

Setelah menopause, di pramenopause (>45 tahun) →jadi kurang sensitif.

(Nia)

Bukan berakhir tapi kepuasan seksual ↓, genetik.

2. Pada masa ini, pelumas pada wanita tidak keluar atau berkurang sehingga

pada saat bersenggama wanita merasa sakit. (Devi)

6. Karena stres, makanan (Junk food), bukan hanya pada lansia → karena

pada lansia volume berkurang. (Nia)

Kurang olahraga. (Ratna)

Obesitas karena gangguan hormon.

Penyakit gagal ginjal → amnorhea (Ibu)

7. Pake pelumas buatan. (Adrian)

9. Bapaknya diberi penkes karena ini lazim pada wanita, agar mengerti

dengan keadaan istrinya saat ini, perlu diperhatikan istrinya. (Wasilah)

11. Terapi hormon estrogen, terapi → mencegah komplikasi

12. Menopause yang terlalu awal, biasanya pada masa pramenopause. Proses

rentang usia 40-50 tahun. (Imas)

1. Di anatomis tidak terganggu, tapi pada hormon estrogen yang

menyebabkan gangguan. (Wiwi)

15. Pra menopause, menopause, pasca menopause. (Imas)

Step 4

LO

Step 2

No 3, 4, 5, 8, 10, 13, 16, 17, 18, 19, dan 20.

Step 5

Mind Mapping

DO : TTV

DS : Semua keluhan yang disebutkan klien.

Pengaruh

Usia → siklus menstruasi tidak teratur → timbul tanda dan gejala Hormonal

Gg KDM

Step 7

Reporting

Definisi

Fase transisi, fungsi ovarium↓ (pre-pasca menopause). (Devitha)

Dimulai dari akhir masa reproduktif 40-65 tahun s/d non reproduktif.

(Ratna)

Etiologi

Bukan patologis, normal pada lansia (generatif), tidak peka pada

rangsangan FSH dan LH. (Heni)

Sklerosis pembuluh darah, gangguan umpan balik estrogen. (Nia)

Ketidakseimbangan hormon FSH, LH, estrogen, progesteron, FSH↑

(Imas)

Fase

1. Pra menopause : sebelum menopause 4-5 tahun, haid tidak teratur,

↓estrogen, ↑FSH

2. Menopause : berhentinya haid, ↓estrogen

3. Pasca menopause : 3-5 tahun setelah menopause (50-60 tahun), gangguan

psikologis (Wiwi)

Gangguan menopause : fertilitas↓, muncul gangguan vasomotor.

Sebelum pasca ada perimenopause : terjadi setelah 1 tahun gejala

menopause. (Imas)

Tidak haid 12 bulan (45050 tahun). (Ratna)

Manifestasi Klinis

Gangguan pola haid, gangguan vasomotor → hot flushes, keringat

>>>, palpitasi, psikologi → mood, depresi, perubahan pola seksual →

libido↓, vagina kering, penipisan dinding vagina → gatal dan nyeri

pada saat bersenggama. (Devitha)

Estrogen : menghambat enzim MAO → menghambat serotonin,

adrenalin (meningkatkan rasa senang). (Heni)

Gejala akut : hot flushes, gangguan psikis : mudah tersinggung,

gangguan psikologis : kurang percaya diri, jangka pendek : kekeringan

vagina, nyeri bersenggama, libido↓, vagina mengkerut, pH↑, jangka

panjang : osteoporosis, jantung HDL↓, kalau estrogen↓ : ↑

metabolisme lemak, enzim juga dibentuk dari kolesterol, estrogen↓ :

↓degradasi kolagen dan ↓merangsang cairan lubrikasi.

Komplikasi

Jantung koroner : ↓sirkulasi → kulit kering, TD↑

Osteoporosis : estrogen↓ → osteoblast dan osteoclastnya terganggu.

Demensia : ingatan↓, estrogen mempengaruhi sel saraf dan otak.

Gangguan berkemih : ISK (Nia)

Prolaps uterus pada ibu yang memiliki banyak anak, kemampuan

otot↓.

Pemeriksaan Diagnostik

Foto lumbal : saraf terjepit sesuai postur.

Pap smear : deteksi Ca serviks → karena pada lansia masa telomerase

jadi lebih pendek → resiko Ca. (Adrian)

X rays : diagnosis, respon pengobatan

Radiografi : identifikasi.

Penatalaksanaan

Vasomotor : sedatif, antidepresan

Makan-makanan : kacang, kedelai

Hipertensi : betabolcker, diet rendah garam

Olahraga: mengurangi jumlah deposit lemak

Tidak merokok, tidak mengonsumsi obat-obatan, hindari stres, tidur

cukup, (Devi)

Diet kolesterol, ↑asupan serat, vit A, C, D, E dan cukup serat. (Nia)

Osteoporosis : ↑kalsium 1000-1500 mg/hari, berjemur

ISK : minum 6-8 gelas/hari

Urogenital : latihan kontraksi

Diet ↓karbohidrat

Terapi sulih hormon : oral, kombinasi, topikal : gel, krim, dll.

Hal-hal sebelum dilaksanakan terapi estrogen : TD normal, uterus

normal, tidak ada varises, BB normal, tiroid normal, Hb, kolesterol,

HDL,fungsi hati normal, nyeri dada.

Pada usia < 40 tahun tidak boleh yang hormonal (karena sistemik),

sudah menopause baru boleh pemberian estrogen.

Efek : nyeri payudara, BB↑, dll (Heni)

Patofisiologi → Nia

Diagnosa Keperawatan

1) Disfungsi seksual (Adrian)

2) Kecemasan → meningkatkan RAS → susah tidur.

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Konsep Penyakit

1.1.1 Definisi

1.1.2 Etiologi

1.1.3 Fase Klimakterium

1. Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause.

Siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang

memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak dan kadang

kadang disertai nyeri haid (dismenorea).

Timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom pramenstrual

(PMS).

Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler

yang memendek, kadar esterogen yang tinggi, kadar FSH juga

biasanya tinggi, tetepi juga dapat kadar FSH yang normal. Fase luteal

tetap stabil. Akibat kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi

perangsangan ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga

kadang – kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.

2. Menopause adalah henti haid seorang wanita.

Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu

ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup.

Produksi estrogenpun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang

berakhir dengan terjadinya menopause.

Menopause tidak terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi

hormonal. Perdarahan terus terjadi selama wanita masih menggunakan

pil kontrasepsi secara siklik.

Untuk menentukan diagnosa menopause, penggunaan pil kontrasepsi

harus segera dihentikan dan satu bulan kemudian dilakukan

pemeriksaan FSH dan estradiol.

Pada awal menopause kadar estradiol rendah pada sebagian wanita,

sedangkan pada wanita gemuk, kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini

terjadi akibat proses aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam

jaringan lemak.

Diagnosis menopause merupakan diagnosis retrospektif. Bila seorang

wanita tidak haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah > 40

mIU/ml

3. Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause

Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai senilis.

Fase ini terjadi pada usia di atas 60 – 65 tahun.

Biasanya wanita beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis.

1.1.4 Manifestasi Klinis

1.1.5 Komplikasi

1. Osteoporosis.

Estrogen berfungsi untuk pengaturan remodelling (keseimbangan aktivitas

osteoblas dan osteoklas), menyebabkan penggabungan awal dari epífisis

dengan batang dari tulang panjang (yang mengakibatkan pertumbuhan

wanita biasanya terhenti beberapa tahun lebih cepat dari pertumbuhan

pria), dan mempunyai efek anabolik terhadap tulang dan kartilago. Pada

masa klimakterium terjadi penurunan jumlah estrogen yang mengaki-

batkan fungsi- fungsi nya pun akan menurun sehingga berdampak menu-

runnya aktivitas osteoblas dan meningkatnya resorbsi tulang, katabolik ter-

hadap tulang, yang di mana nantinya akan mengakibatkan terjadinya os-

teoporosis. Sebagai tambahan, ada dua faktor yang memengaruhi ter-

jadinya osteoporosis yaitu massa puncak tulang yang telah dicapai dan ke-

cepatan resorbsi tulang.

2. Penyakit Cardiovascular.

Estrogen berfungsi dalam memperbaiki fungsi vascular dan meningkatkan

metabolisme lemak (peningkatan kadar HDL dan penurunan LDL). Penu-

runan jumlah estrogen berarti berdampak pada terjadinya penurunan

metabolisme lemak yang mengakibatkan meningkat dan menumpuknya

LDL dalam vascular, ini akan meningkatkan risiko terjadinya Atheroscle-

rosis (penyumbatan pembuluh darah oleh lemak). Sebagai tambahan, pro-

gesteron yang menurun pada masa klimakterium ini juga dapat memperbu-

ruk kondisi karena progesteron berfungsi dalam penurunan agregasi

platelet dalam vascular, sedangkan progesteron sendiri tengah mengalami

penurunan jumlah.

3. Alzheimer.

Kekurangan estrogen mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi sel-sel

saraf dan pengurangan aliran darah ke otak, kekurangan dalam jangka

lama dapat menyebabkan kerusakan pada otak, yang suatu saat akan

menimbulkan demensia atau penyakit Alzheimer.

4. Kanker Kolon.

Penelitian menunjukkan bahwa estrogen memiliki efek protektif terhadap

kanker kolon, bergantung pada dosis dan lama pengobatan.

1.1.6 Pemeriksaan Diagnostik

1.1.7 Penatalaksanaan

TERAPI NON HORMON

Obat antihipertensi, obat penenang, sudah luas penggunaannya pada

perempuan dengan masalah klimakterium.

Sebagian perempuan mendapatkan manfaat relaksasi, berolahraga atau

aromaterapi atau konseling dengan perawat mungkin membantu mengatasi

gejala – gejala.

TERAPI SULIH HORMON (TSH)

Hormon yang digunakan pada terapi sulih hormon adalah estrogen dan

progesteron. Jumlah dan jenis sediaan semakin banyak sesuai dengan adanya

penemuan-penemuan terbaru. Untuk setiap hormon perlu diketahui berbagai jenis

sediaan yang tersedia, cara dan dosis penggunaan.

Estrogen Oral

Terdapat dua jenis estrogen yang tersedia yaitu sintetik dan alami. Estrogen

sintetik memiliki aktivitas estrogen yang poten tetapi secara struktural memiliki

perbedaan dengan estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. Beberapa diantaranya

adalah etinilestradiol, mestranol dan stilbestrol. Estrogen alami diantaranya

termasuk estradiol, estron dan estriol akan meningkatkan kadar estrogen dalam

plasma di mana identik dengan estrogen yang dihasilkan oleh ovarium pada masa

premenopause.

Terapi pengganti estrogen (TSH) dapat mengatasi keluhan antara lain pada

menopausal flushing, atropi vaginal atau mencegah osteoporosis bila terapi

dimulai pada waktu dini. Dosis estrogen diberikan sekecil mungkin. Untuk

sediaan yang mengandung estrogen terkonjugasi dosis adalah 0,3–1,25 mg atau

0,01–0,02 mg perhari untuk etinil estradiol. Terapi hendaknya dilakukan secara

siklik selama 21–25 hari setiap bulan di bawah pengawasan. Penambahan

progestin antara lain medroksi progesteron asetat 10 mg/hari pada hari ke 10–14

dapat mengurangi resiko karsinoma endometrium. Estradiol tablet diberikan 1–2

mg/hari.

Efek samping estrogen yang sering timbul adalah mual dan muntah. Frekuensi

timbulnya mual diduga sejajar dengan potensi estrogeniknya, sehingga beberapa

sediaan lebih jarang menimbulkan mual dibandingkan lainnya. Dapat timbul rasa

penuh pada payudara, sedangkan oedem yang disebabkan oleh retensi air dan

natrium lebih sering terjadi pada penggunaan dosis besar.

Terapi dengan estrogen oral tidak boleh diberikan pada penderita dengan

tromboemboli, tromboflebitis, hipertensi berat, gangguan fungsi hati, anemia

hemolitik kronik, hiperlipidemia, kanker payudara atau genital, varises, migren

dan payah jantung.

Kombinasi Estrogen-Progesteron Oral

Estrogen diberikan bersama dengan progesteron secara sekuensial atau

kontinyu. Secara sekuensial yaitu estrogen saja diberikan pada hari pertama

sampai hari ke-28, sedangkan progesteron diberikan dari hari ke-16 sampai hari

ke-28. Sediaan kombinasi estrogen-progesteron diantaranya adalah Diane®

(mengandung siproteron asetat 2 mg + etinilestradiol 0,035 mg) dan Yasmin®

(mengandung drospirenone 3 mg + etinilestradiol 0,03 mg).

Estrogen Topikal

Pada pertengahan abad 20, estrogen topikal telah banyak digunakan pada

berbagai kelainan kulit antara lain, keratoderma klimakterium, hidradenitis

supuratif, kebotakan pada wanita dan pria, urogenital atropi dan juga pada keluhan

vasomotor peri/paska menopause.22 Suatu penelitian menunjukkan topikal

estrogen dapat mempertahankan ketebalan kulit dan meningkatkan kolagen dan

kandungan GAG pada kulit seperti yang dihasilkan oleh Terapi Sulih Hormon

Oral. Beberapa estrogen topikal yang tersedia antara lain:

A. Estradiol gel (Oestrogel)

Dioleskan di daerah abdomen dan paha atas dan dibiarkan beberapa menit sampai

mengering sebelum menggunakan pakaian. Sediaan ini dilaporkan efektif dalam

mengobati gejala vasomotor dan atropi vagina yang timbul pada wanita

menopause.

B. Estrogen dalam bentuk krim (Estrace, Ogen)

Pemakaiannya dioleskan pada vagina. Telah terbukti efikasinya pada pengobatan

atropi vagina. Absorpsinya bervariasi tergantung dari tipe, dosis estrogen dan

vehikulum yang digunakan

C. Cincin vaginal

Cincin vaginal (Vaginal ring) diletakkan pada sepertiga bagian atas dari vagina

dan posisinya akan dipertahankan oleh tekanan dari dinding vagina. Absorpsi

secara sistemik melalui epitel vagina tergantung luas permukaan dari ring vagina.

Kadar estradiol dapat menetap dan dipertahankan sampai kurang lebih 3 bulan.

D. Tablet vaginal estradiol (Vagifem, Premarin, Ovestin, Orthogynest)

Dimasukkan ke dalam vagina dan telah dibuktikan efektif dalam mengobati atropi

vagina. Dosis dua kali perminggu dilaporkan efektif dan tidak menimbulkan efek

sistemik dan efek pada endometrium.

E. Estradiol implan

Ditanam secara subkutan pada daerah abdomen atau bokong. Implan

menimbulkan kadar estradiol yang beredar relatif stabil selama 4–12 bulan.

F. Transdermal estrogen patch (TTS)

TTS terdiri dari reservoir patch (Estraderm TTS 50) dan matrix patch (Climara)

dengan dosis harian 50–100 mg 17b-estradiol. Matrix patch ditempelkan pada

dada atau perut sekali seminggu sedangkan Estraderm patch ditempelkan 2 kali

seminggu. Keuntungan penggunaan patch ini adalah tidak melewati first pass

metabolisme di hati dan kadar estradiol yang beredar juga dipertahankan lebih

konstan dibandingkan dengan pemberian oral di mana terjadi fluktuasi kadar

estradiol dan rasio estradiol/estron setiap harinya. Efek samping yang dapat

ditimbulkan adalah efek samping sistemik seperti yang ditimbulkan oleh oral

estrogen yaitu nyeri pada payudara, sakit kepala, retensi cairan, peningkatan berat

badan, mual. Efek samping yang paling sering timbul adalah iritasi kulit,

kemerahan,gatal, dan perubahan warna kulit ditempat patch ditempelkan.

Disarankan juga pemberian progestin oral selama penggunaan. TTS untuk

mencegah hiperplasia endometrium dan perdarahan yang tidak teratur pada wanita

dengan uterus yang intak.

Tabel 1. Sediaan dan komposisi estrogen alami secara oral

Nama dagang Nama generik Kandungan

Premarin ®

Progynova ®

Harmogen ®

Hormonin ®

Ovestin ®

Estrogen equin konjugasi

Estradiol valerat

Piperazin estron sulfat

Estriol/estron/estradiol

Estriol

0,625 mg/1,25 mg

1 mg

2 mg

0,05 mg

1 mg/2 mg

NON FARMAKO

Phytoestrogen

Pengelolaan dengan non farmakologis diantaranya dengan pemberian

fitoestrogen. Fito artinya tanaman sedangkan estrogen maksudnya memiliki

struktur kimia dan khasiat biologik seperti estrogen. Struktur kimia fitoestrogen

sebagian besar bukan steroid sedangkan estrogen umumnya adalah steroid.

Fitoestrogen terdiri dari: isoflavin, coumestan, lignan.

Isoflavin banyak ditemukan dalam legumes (tumbuhan polongan, terutama

kedelai dengan produk olahannya susu, tofu, temped dan miso). Lignan dalam

buah – buahan, sayuran,padi, biji-bijian (sereal). Comestan dalam redclover, daun

semanggi, dan tauge

Phytoestrogen atau disebut dengan phytosterols/phytochemical adalah bahan

yang terkandung dalam tananaman atau makanan yang mempunyai kemiripan

dengan estrogen dalam tubuh. Gejala seperti hot flushes, kecemasan dan iritabel

dilaporkan menghilang pada beberapa wanita dengan suplemen yang mengandung

phytoestrogen. Phytoestrogen bekerja sebagai agonis estrogen dengan cara

mengisi tempat reseptor estrogen ketika tidak tersedia natural estrogen dalam

tubuh. Kelemahan dari phytoestrogen adalah akan berfungsi setelah melewati

proses pencernaan dan mengalami metabolisme untuk diubah menjadi metabolit

yang dapat diserap oleh tubuh untuk dapat menimbulkan efek. Keadaan yang

dapat mempengaruhi keseimbangan dalam sistem pencernaan antara lain stres, diit

yang kurang, asupan lemak yang tinggi dan penggunaan antibiotik.

Disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi karena dapat

membantu metabolisme phytoestrogen. Beberapa jenis bahan yang mengandung

phytoestrogen antara lain kacang kedelai, tempe, tahu, susu kedelai, sawi putih,

tomat, bengkoang, anggur merah, apel, green tea dan asparagus. Belum ada

penemuan ilmiah yang melaporkan berapa kebutuhan dan jumlah kandungan yang

diperlukan dari phytoestrogen.

Nutrisi (diet)

Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah masalah makanan dan

olahraga, pola makanan yang baik, disesuaikan dengan kebutuhan gizi usia

tersebut serta aktivitas.

Kalsium

Kebutuhan 1200mg/hari.Dapat diperoleh pada: susu,keju,daun

pepaya,bayam, teri, tahu, singkong, daun melinjo,kedelai, apel, kangkung, kacang

ijo dan pepaya,kacang tanah kupas, ikan segar, beras giling, roti putih, ayam, dan

daging sapi.

Olahraga

Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang,

biasanya ini juga membawa dampak positif, seperti :

- Menguatkan tulang

- Meningkatkan kebugaran

- Menstabilkan berat badan

- Mengurangi keluhan menopause

- Mengurangi stress akibat menopause

Jenis olahraga:

a. Olahraga tanpa beban

b. Gerakan yang dilarang:

- Melompat

- Membungkuk dengan punggung ke depan seperti gerakan

mengambil sesuatu di lantai

- Menggerakkan kaki ke samping atau ke depan melawan beban

c. Gerakan yang dianjurkan:

- Aerobik ringan

- Jalan kaki

- Berenang

Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah /mengatasi kejengkelan fisik :

a. Untuk mengatasi gatal-gatal dan rasa terbakar pada vulva : bicarakan dengan

pemberi perawatan kesehatan untuk menyingkirkan abnormalitas dermatolo-

gis untuk mendapatkan resep krim pelumas/hormonal

b. Untuk mencegah dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) : gu-

nakan lubrikan yang larut dalam air, seperti jelly K-Y, krim hromon atau

foam kontras

c. Memperbaiki otot tonus perineal dan kontrol kandung kemih dengan mem-

praktikkan latihan Kegel’s setiap hari : mengkontraksikan otot-otot perineal

seperti ketika mnghentikan ketika berkemih, tahan 5-10 detik dan bebaskan.

d. Untuk mencegah kekeringan kulit : gunakan krim dan lotion kulit

e. Untuk mencegah osteoporosis : amati asupan kalsium dengan meminum su-

plemen kalsium dan susu yang dapt membantu untuk memperlambat proses

osteoporosis

f. Untuk mencegah infeksi saluran kemih : minum 6-8 gelas air setiap hari dan

vitamin C(500 mg) sebagai cara untuk mengurangi infeksi saluran kemih

yang berhubungan dengan atrofi uretra

g. Aktivitas seksual yang sering dapat membantu untuk mempertahankan

elastisitas vagina ( Brunner & Suddarth, 2001)

2.1Patofisiologi

(Terlampir)

3.1 Asuhan Keperawatan

3.1.1 Pengkajian

Biodata

Nama : Ny. N

Umur : 49 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : -

Agama : -

Status perkawinan : Menikah

Diagnosa : Klimakterium

1. Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama : menstruasi tidak teratur tiap bulan.

Haid

Menarche : -

Lamanya : -

Banyaknya : -

Siklus : tidak teratur

Dismenore : -

Riwayat penyakit keluarga : -

Riwayat obstetri

Kehamilan : -

Abortus : -

Pemakaian obat kontrasepsi : -

Riwayat perkawinan : -

Kebiasaan hidup sehari-hari

Istirahat : sulit tidur

Pola kegiatan : -

Diet : -

Penyakit yang pernah diderita : -

Pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah yang sedang dialami : -

Keluhan-keluhan yang sedang dialami :

Keluhan mestruasi tidak teratur tiap bulannya

Klien mengatakan sering timbul gatal pada vagina dan nyeri saat sen-

ggama.

Klien mengatakan akhir-akhir ini sering merasa ada gejolak panas se-

hingga sering berkeringat banyak yang membuatnya tidak nyaman dan

sulit tidur.

Klien mengatakan jika perasaannya akhir-akhir ini mudah tersing-

gung, gelisah, dan lekas marah padahal ia merupakan ibu yang bi-

asanya sabar.

Klien mengatakan dengan keadaan yang sekarang ia menjadi takut

jika suaminya tidak menyukainya lagi.

Klien mengatakan dengan bertambahnya usia, maka kehidupan sek-

sual wanita biasanya akan berakhir dimana tidak ada gairah lagi, ia

menjadi semakin lemas memikirkan hal-hal tersebut.

Tanda –tanda vital: TD 130/80 MmHag, Nadi 88x/menit, RR 20x/menit, T

37,2℃

3.1.2 Analisa Data

N

o

Data Etiologi Masalah

1

.

DO:

-

DS:

- Klienmengatakantakutkalausuaminyati-

Usia ↑↑

Fungsiovarium ↓

Kurangnyakemampuanovari

Ansietas

dakmenyukainyalagi

- Klienmerasacemasdenganperkataante-

tangganya yang mengtakanbahwabertam-

bahnyamakakehidupanseksualwanitabi-

asanyaakanberakhir

ummenjawabransangan gonadotropin

Gangguanreaksiumpanbalik di hipotalamus

Sekresi estrogen ↓

Gangguanpsikis

Cemasdankuranginformasittgkeadaan

ANSIETAS2

.

DO:

DS:

- Klienseringmenolakketikadiajakber-

hubunganseksual

- nyerisaatbersenggama

Usia ↑↑

Fungsiovarium ↓

Kurangnyakemampuanovariummenjawabransangan

gonadotropin

Gangguanreaksiumpanbalik di hipotalamus

Sekresi estrogen ↓

Traktus urogenital

Terjadiatrofi

Sekresilendir ↓

Kekeringan vagina

Nyerisaatsenggama

Disfungsiseksual

Disfungsi

seksual

3

.

DO:

DS:

- klienmerasatidaknyaman

- sulituntuktidurpadamalamhari

Usia ↑↑

Fungsiovarium ↓

Kurangnyakemampuanovariummenjawabransangan

gonadotropin

Gangguanreaksiumpanbalik di hipotalamus

Sekresi estrogen ↓

Integument

vasodilatasikulit

Gangguan

polatidur

Alirandarah↑↑

Melebarnyapemb.darahpdwajahleher&tengkuk

Hot flushes

Berkeringatpadamalamhari

gg.polatidur

3.1.3 Diagnosa Keperawatan

1. Kecemasan berhubungandengankurangnyainformasiterhadappenyakit di

tandaidenganklienmerasacemasakankeadaannya.

2. Disfungsiseksual berhubungandenganperubahanstruktur/

fungsiseksualditandaidenganklienmengeluhnyerisaatberhubunganseksual,

danseringmenolakketikadiajakberhubungan.

3. Gangguanpolatidur berhubungandengan hot flash

ditandaidenganklienmengeluhmerasatidaknyamandansusahtidur

3.1.4 NCP

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Kecemasan berhub

ungandengankuran

gnyainformasiterha

dappenyakit di

tandaidenganklien

merasacemasakank

eadaannya.

Setelahdilakukanti

ndakankeperawat

anpadaklien,

cemasberkuranga

tauhilangdengank

riteriahasil:

- Klienmerasar-

ileks

- Klienmengerti-

tentangpenyak-

itnya

- Kliendap-

atmeneri-

madirinyaa-

paadanya

1. Kajitingkat-

pengetahuanklien-

tentangklimakteri-

umdanmenopuose

2. Beripenjelasantentang

proses menopause,

penyebab, gejala

menopause.

3. Libatkanklien-

dankeluargadalam-

prosedurpelak-

sanaandanper-

awatan

4.  Ajarkanpeng-

gunaanrelaksasi

5. Beripenjelasanpadak-

liententang proses pen-

gobatan.

1. menentukansampai di

manapenge-

tahuanklienten-

tangkeadaannyadan

proses menopause

2. memberipengetahuan-

padakliententang

menopause dankli-

makterium

3. Klien-

dankeluarga-

harusdijadikanse-

bagaisubjek, jan-

gandijadikanse-

bagiobjek

4. Teknikrelak-

sasidapatmenu-

runkantingkatke-

cemasan

5. terapipengganti estro-

gen tidakmengemba-

likansiklushaid nor-

mal tapidapatmenu-

runkan/menghi-

langkangejalapenye-

babdari menopause

2. Disfungsiseksual be

rhubungandenganp

erubahanstruktur/

fungsiseksualditand

aidenganklienmeng

eluhnyerisaatberhu

bunganseksual,

Setelahdilakukanti

ndakankeperawat

an,

klienmengungkap

kandisfungsiseksu

alteratasisetelahd

iberitindakankepe

1. Ciptakanlingkun-

gansalingper-

cayadanberike-

sem-

patankepadak-

lienuntuk-

menggambarkan-

1. ke-

banyakanklienke-

sulitanuntukber-

bicaratentang-

subjek sensitive,

tapidengantercip-

tanya rasa saling-

danseringmenolakk

etikadiajakberhubu

ngan.

rawatandengankri

teria:

- Nyerihilangbil-

aberhubungan

- Klientidak-

menolakbiladia-

jakberhubun-

gan

masalahnyadalam

kata-kata sendiri.

2. Beriinformasiten-

tangkondisiindi-

vidu

3. Anjurkanklienun-

tukberbagipikiran/

masalahdengan-

pasangan/orang

dekat.

4. Diskusikanden-

gankliententang-

penggunaancara/

teknikkhusussaat-

berhubungan

(misalnya: peng-

gunaanminyak

vagina)

Kolaborasi

5. Beri Estrogen

pengganti

percayadap-

atmenentukan/

mengetahuiapa

yang dirasakan-

pasien yang men-

jadikebutuhan-

nya.

2. informasiakan-

membantuklien-

memahamisitu-

asinyasendiri.

3. komunikasiter-

bukadapatmengi-

dentifikasi area

penyesuaianatau-

masalahdan-

meningkatkan-

diskusidanreso-

lusi.

4. mengurangikek-

eringan vagina

yang dapat-

menimbulkan

rasa sakitdaniri-

tasi, sehingga-

meningkatkanken

yamanandalam-

berhubungan.

5. Untuk-

memulihkana-

trofigenetalia,

kekeringan

vagina, uretra.

3. Gangguanpolatidur  Setelahdilakukanti Mandiri : 1. Pakaian yang

berhubungandenga

n hot flash

ditandaidenganklie

nmengeluhmerasati

daknyamandansusa

htidur

ndakankeperawat

anpadaklien,

polatidurklien

normal.

Dengankriteriahas

il :

- Kliendapattidur-

dengannyenyak

- Tidakterbangun-

saattidur

1. Anjurkanklienun-

tukmemakaipaka-

ian yang menyer-

apkeringat

2.  Anjurkanklienun-

tukmenghindari-

makananber-

bumbu, pedas,

dangoreng-goren-

gan, alkohol

3. Anjurkanklienun-

tukmenghindarib-

eraktivitas di

cuaca yang panas

4. Hindaristres

5. Anjurkanklienun-

tukmen-

cucimukasaat hot

flashes terjadi

Kolaborasi :

6. Pemberian estro-

gen

menyerap-

keringatmengu-

rangiketidaknya-

mananakibatk-

eringatberlebih

2. Mengurangi rasa

tidaknyaman

3. Menghindari trig-

ger yang mence-

tuskan hot flash

4. Stress dapatmemper-

parahgejala hot flash

5. Mengurangi rasa

panas-

dankeringatber-

lebih

6. Untukmengu-

rangigejala hot

flash

PEMBAHASAN LO

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia. 2005. PatofisiologiKonsepKlinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2.

Edisi 6. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arief. 2001. KapitaSelektaKedokteranJilid I. Jakarta: Media

Aesculapius FakultasKedokteranUniversitas Indonesia

Doengoes, Marilyinn E, Mary Frances Moorhouse. (1999),

RencanaAsuhanKeperawatan,alihbahasa Made Kariasa, EGC, Jakarta

Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar FisiologiKedokteranEdisi

9, PenerbitBukuKedokteran EGC, Jakarta

Brunner & Suddarth.2001. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah. Jakarta : EGC

Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info

Media (TIM).

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC