makalah karsinoma payudara

24
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar dua abad yang lalu, penyakit infeksi menduduki urutan pertama sebagai penyakit yang menyebabkan kematian. Sejak pertengahan abad 19, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan kualitas hidup manusia maka pola penyakit juga berubah. Penyakit pembuluh darah dan kanker mulai menggeser kedudukan penyakit infeksi. Di Amerika Serikat, 20 % dari kematian disebabkan oleh karena kanker. Setengah dari kematian akibat kanker ini disebabkan oleh tiga macam yang tersering yaitu paru, payudara dan kolorektal. Meskipun statistik dan prevalensi penyakit kanker di Indonesia tahun 2000 mendatang akan seperti pola penyakit di negara-negara maju. Karena itu mulai saat ini perlu dipersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi tahun 2000 yang akan datang (Ampi Retnowati, 1990). Cara terbaik untuk menghadapi masalah kanker adalah dengan pencegahan atau setidaknya dengan deteksi dini. Sayangnya pasien kanker sering datang ke dokter dengan kondisi yang sudah parah (stadium lanjut), karena pada stadium dini belum dirasakan gejala yang mengkhawatirkan. Untuk kasus demikian keberhasilan penyembuhan tergantung pada keberhasilan penanganan selanjutnya (Ampi Retnowati, 1990). Salah satu cara untuk menjalankan program penemuan dini penyakit kanker secara terpadu, adalah dengan menimbulkan motivasi sudah berhasil maka diagnosis dini dapat dilakukan oleh tenaga medis (Anon, 1992). Tujuan akhir penemuan dini penyakit kanker adalah untuk memperbaiki angka kematian hidup serta angka penyembuhan sehingga harapan hidup penderita kanker yang ditemukan pada stadium dini menjadi lebih baik (Tjindarbumi, 1985). Kanker hingga saat ini merupakan salah satu penyakit yang ditakuti, karena banyak orang yang mengidap kanker berakhir dengan kematian. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa penderita-penderita yang datang ke dokter atau rumah sakit sering kali dalam keadaan terlambat, sehingga penyakit sudah stadium lanjut. Oleh karena itu dokter atau rumah sakit

Upload: magfirah-amir

Post on 19-Jun-2015

8.611 views

Category:

Health & Medicine


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Karsinoma Payudara

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekitar dua abad yang lalu, penyakit infeksi menduduki urutan pertama sebagai

penyakit yang menyebabkan kematian. Sejak pertengahan abad 19, seiring dengan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan kualitas hidup manusia maka pola

penyakit juga berubah. Penyakit pembuluh darah dan kanker mulai menggeser kedudukan

penyakit infeksi.

Di Amerika Serikat, 20 % dari kematian disebabkan oleh karena kanker. Setengah

dari kematian akibat kanker ini disebabkan oleh tiga macam yang tersering yaitu paru,

payudara dan kolorektal. Meskipun statistik dan prevalensi penyakit kanker di Indonesia

tahun 2000 mendatang akan seperti pola penyakit di negara-negara maju. Karena itu mulai

saat ini perlu dipersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi tahun 2000 yang akan datang

(Ampi Retnowati, 1990).

Cara terbaik untuk menghadapi masalah kanker adalah dengan pencegahan atau

setidaknya dengan deteksi dini. Sayangnya pasien kanker sering datang ke dokter dengan

kondisi yang sudah parah (stadium lanjut), karena pada stadium dini belum dirasakan gejala

yang mengkhawatirkan. Untuk kasus demikian keberhasilan penyembuhan tergantung pada

keberhasilan penanganan selanjutnya (Ampi Retnowati, 1990).

Salah satu cara untuk menjalankan program penemuan dini penyakit kanker secara

terpadu, adalah dengan menimbulkan motivasi sudah berhasil maka diagnosis dini dapat

dilakukan oleh tenaga medis (Anon, 1992).

Tujuan akhir penemuan dini penyakit kanker adalah untuk memperbaiki angka

kematian hidup serta angka penyembuhan sehingga harapan hidup penderita kanker yang

ditemukan pada stadium dini menjadi lebih baik (Tjindarbumi, 1985).

Kanker hingga saat ini merupakan salah satu penyakit yang ditakuti, karena banyak

orang yang mengidap kanker berakhir dengan kematian. Hal ini didasarkan atas kenyataan

bahwa penderita-penderita yang datang ke dokter atau rumah sakit sering kali dalam keadaan

terlambat, sehingga penyakit sudah stadium lanjut. Oleh karena itu dokter atau rumah sakit

Page 2: Makalah Karsinoma Payudara

tidak dapat berbuat banyak terhadap penderita-penderita kanker. Sampai saat ini umumnya

hanya penderita kanker pada stadium dini yang dapat disembuhkan (Maria L, Sartono, 1990).

Ada wanita yang tidak berani menyentuh atau meraba-raba bagian tertentu dari

tubuhnya. Maka akan kesukaran untuk tiap bulannya memeriksa payudaranya sendiri untuk

menemukan kelainan-kelainan. Ada juga wanita-wanita yang tidak mau melakukan ini oleh

karena takut menemukan sesuatu. Selain pemeriksaan sendiri itu penting dilakukan secara

teratur, ini juga membuktikan bahwa ada tanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri (Sri

Moersadik, 1981).

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada

pembaca mengenai Karsinoma Payudara.

C. Maanfaat

Dengan adanya makalah ini, pembaca dapat mengetahui bagaimana Karsinoma

Payudara itu, sehingga dapat mewaspadai terjadinya Karsinoma Payudara.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

Apa yang dimaksud dengan Karsinoma Payudara?

Siapa saja yang dapat terkena karsinoma payudara?

Mengapa karsinoma payudara dapat terjadi?

Bagaimana cara mencegah karsinoma payudara?

Page 3: Makalah Karsinoma Payudara

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.

Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun

jaringan ikat pada payudara.

Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat kanker.

Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit ini sedangkan

di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50% pasien mengalami

kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 – 30 bulan.

Kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua tipe kanker di

Indonesia, baik menurut Penyelidikan Bagian Patologi Universitas Indonesia maupun

registrasi yang terbaru dari “Proyek Penelitian Registrasi Kanker di RSCM Juli 1975-Maret

1978 (Hanifa Wiknjosastro, 1994).

Neoplasma ini 90 % berasal dari epitel ductus lactiferus dan sisanya 10% dari epitel

duktus terminal. Pertumbuhan tumor dimulai pada duktus kemudian meluas pada jaringan

stroma yang sering disertai pembentukan jaringan ikat padat, klasifikasi dan reaksi radang.

Kemudian tumor mengadakan invasi membentuk konfigurasi jari ke arah fasia dan membuat

perlengketan, sedang ke arah kulit menimbulkan kongestif pembuluh getah bening yang

membuat gambaran kulit mirip dengan kulit jeruk (Peau d’orange) yang lambat laun dapat

ulserasi pada kulit (Bani, 1995).

B. Anatomi Payudara Wanita

Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana sel-sel ganas terbentuk pada jaringan

payudara. Mari kita pelajari struktur anatomi payudara normal.

Page 4: Makalah Karsinoma Payudara

Gambar Anatomi Payudara

Payudara wanita terdiri dari kelenjar yang membuat air susu ibu (disebut lobulus),

saluran kecil yang membawa susu dari lobulus ke puting (disebut duktus), lemak dan jaringan

ikatnya, pembuluh darah, dan kelenjar getah bening. Sebagian besar kanker payudara

bermula pada sel-sel yang melapisi duktus (kanker duktal), beberapa bermula di lobulus

(kanker lobular), dan sebagian kecil bermula di jaringan lain.

C. Jenis-jenis Kanker Payudara

Terdapat beberapa jenis kanker payudara:

1. Duktal Karsinoma in situ (DCIS):

Ini adalah tipe kanker payudara non-invasif paling umum. DCIS berarti sel-sel kanker

berada di dalam duktus dan belum menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara

disekitarnya.

Sekitar 1 dari 5 kasus baru kanker payudara adalah DCIS. Hampir semua wanita

dengan kanker pada tahap awal ini dapat disembuhkan. Sebuah mamografi seringkali adalah

cara terbaik untuk deteksi dini DCIS.

Ketika terdiagnosa DCIS, ahli patologi biasanya akan mencari area dari sel-sel kanker

yang telah mati, disebut nekrosis tumor dalam sample jaringan. Bila nekrosis ditemukan,

maka tumor agaknya lebih bersifat agresif. Istilah comedocarsinoma kadang digunakan untuk

menjelaskan DCIS dengan nekrosis

Page 5: Makalah Karsinoma Payudara

2. Lobular karsinoma in situ (LCIS)

Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan sebagai tipe

kanker payudara non-invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak

berkembang melewati dinding lobulus.

Kebanyakan ahli kanker berpendapat bahwa LCIS sendiri sering tidak menjadi kanker

invasive, tetapi wanita dengan kondisi ini memiliki resiko lebih tinggi untuk berkembang

menjadi kanker payudara invasive pada payudara yang sama atau berbeda. Untuk itu,

mamografi rutin sangat disarankan. Invasif (atau infiltrating) Duktal Karsinoma (IDC): Ini

adalah kanker payudara paling umum dijumpai. Bermula dari duktus, menerobos dinding

duktus, dan berkembang ke dalam jaringan lemak payudara. Pada titik ini, itu mungkin

menyebar (bermetastasis) ke organ tubuh lainnya melalui sistem getah bening dan aliran

darah. Sekitar 8 dari 10 kanker payudara invasive adalah jenis ini. Invasif (infiltrating)

Lobular Karsinoma (ILC): kanker ini dimulai dalam lobulus. Seperti IDC, ia dapat menyebar

(bermetastasis) ke bagian lain dari tubuh. Sekitar 1 dari 10 kanker payudara invasif adalah

dari jenis ini. ILC lebih sulit terdeteksi melalui mammogram daripada IDC.

3. Kanker invasive

Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa

terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya).

Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler.

4. Karsinoma meduler

Kanker ini berasal dari kelenjar susu.

5. Karsinoma tubuler

Kanker ini berasal dari kelenjar susu.

Jenis-jenis Kanker Payudara yang Jarang Terjadi

1. Kanker Payudara Terinflamasi (IBC)

Jenis kanker payudara invasif yang jarang terjadi ini, statistiknya adalah sekitar 1-3%

dari semua kasus kanker payudara. Biasanya tidak terjadi benjolan tunggal atau tumor.

Sebaliknya, IBC membuat kulit payudara terlihat merah dan terasa hangat. Hal ini juga

Page 6: Makalah Karsinoma Payudara

membuat kulit payudara tampak tebal dan mengerut, seperti kulit jeruk. Dokter biasanya baru

mengetahui bahwa perubahan ini bukan disebabkan oleh inflamasi/peradangan atau infeksi,

tetapi karena sel-sel kanker telah memblokir pembuluh getah bening di kulit. Payudara yang

terkena biasanya lebih besar, kenyal, lembek atau gatal. Pada tahap awal, jenis kanker ini

kadang salah diartikan sebagai infeksi payudara (mastitis) dan diobati dengan antibiotic. Bila

tidak juga membaik, biasanya dokter akan menyarankan biopsy. Karena tidak terjadi

benjolan, jenis ini biasanya tidak terdeteksi saat mammogram. Jenis kanker ini biasanya

cenderung menyebar dan kelihatannya lebih buruk daripada tipe IBC ataupun ILC.

Penyakit Paget pada Puting: Jenis kanker payudara ini dimulai pada duktus dan

menyebar ke kulit puting dan kemudian ke areola (lingkaran gelap di sekeliling putting).

Jenis ini jarang terjadi (hanya sekitar 1% dari semua kasus kanker payudara). Tandanya

adalah kulit puting dan areola pecah-pecah, bersisik, dan merah, dengan adanya area

berdarah. Pasien biasanya melihat adanya area yang seperti terbakar atau gatal.

Penyakit Paget seringkali diasosiasikan dengan DCIS, atau lebih sering IDC.

Pengobatannya seringkali memerlukan mastektomi. Jika DCIS hanya ditemukan (tanpa

kanker invasif), ketika payudara diangkat, harapan sembuhnya sangat baik.

Page 7: Makalah Karsinoma Payudara

D. Faktor Risiko

Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih

mungkin menderita kanker payudara. Beberapa faktor resiko tersebut adalah:

1. Usia.

Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar

ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.

2. Pernah menderita kanker payudara.

Wanita yang pernah menderita kanker in situ kanker invasif memiliki resiko

tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena diangkat,

maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-

1%/tahun.

3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.

Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko

3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.

4. Faktor genetik dan hormonal.

Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker

payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang mwanita memiliki salah satu dari

gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat besar.

Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah p53,

BARD1, BRCA3 dan Noey2. Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker

payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami

kerusakan.

Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar

hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh

perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya

sel-sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.

5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.

Page 8: Makalah Karsinoma Payudara

Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah

menderita penyakit payudara non-kanker yang menyebabkan bertambahnya jumlah

saluarn air susu dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara (hiperplasia

atipik).

6. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55

tahun,

kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.

Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko

menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami

menarke sebelum usia 12 tahun. Demikian pula halnya dengan menopause ataupun

kehamilan pertama. Semakin lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin

besar resiko menderita kanker payudara

7. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.

Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung

kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama

efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan.

Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit

meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat jika pemakaiannya

lebih lama.

8. Obesitas pasca menopause.

Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa

penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan

karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes.

9. Pemakaian alkohol.

Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya

kanker payudara.

Page 9: Makalah Karsinoma Payudara

10. Bahan kimia.

Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai

estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin

meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

11. DES (dietilstilbestrol).

Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi

menderita kanker payudara.

12. Penyinaran.

Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa kanak-

kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

13. Faktor resiko lainnya.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim,

ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa

meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

E. Gejala

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan

payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak

teratur.

Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan

mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada

atau kulit di sekitarnya.

Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di

kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:

Benjolan atau massa di ketiak

Perubahan ukuran atau bentuk payudara

Page 10: Makalah Karsinoma Payudara

Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna

kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah)

Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola

(daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)

Payudara tampak kemerahan

Kulit di sekitar puting susu bersisik

Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal

Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara .

Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan

lengan atau ulserasi kulit.

Penggunaan mamografi secara luas telah meningkatkan jumlah temuan atas kanker

payudara sebelum mereka menimbulkan gejala, tetapi beberapa masih tidak terjawab.

Tanda paling umum kanker payudara adalah benjolan atau massa baru. Benjolan yang

tidak menyakitkan, keras, dan memiliki batas tepi tidak merata lebih cenderung kanker.

Tetapi beberapa kanker lunak, lembut, dan bulat. Jadi, penting untuk segera memeriksakan

diri ke dokter bila Anda menemukan sesuatu gejala yang tidak biasa di payudara Anda.

Tanda-tanda lain dari kanker payudara adalah sebagai berikut:

Bengkak pada seluruh atau sebagian payudara

Kulit iritasi

Payudara terasa nyeri

Puting susu nyeri atau putting melesak ke dalam

Kulit pada payudara atau putting susu berwarna : kemerahan, kulit bersisik, atau

menebal

Keluarnya cairan/darah dari puting (selain ASI)

Kadang-kadang kanker payudara dapat menyebar ke kelenjar getah bening di bawah

lengan dan menyebabkan benjolan atau pembengkakan di daerah ketiak, bahkan sebelum

tumor/benjolan pada payudara jelas terlihat/teraba.

Page 11: Makalah Karsinoma Payudara

Segera periksa ke dokter jika Anda mengalami tanda-tanda diatas. Biasanya selain

pemeriksaan fisik dan mamografi, dokter Anda mungkin perlu melakukan beberapa tes lagi,

seperti di bawah ini :

Tes Imaging Kanker Payudara

USG Payudara: USG menggunakan gelombang suara. Gema gelombang suara

diambil oleh komputer untuk membuat gambar/imaging organ tubuh di layar komputer. USG

adalah tes yang baik digunakan bersamaan dengan mammografi. USG membantu

membedakan antara kista dan massa padat pada payudara.

Ductogram (juga disebut galactogram): Ini adalah jenis X-ray khusus yang kadang-

kadang digunakan untuk menemukan penyebab keluarnya cairan dari puting. Sebuah tabung

plastik sangat tipis ditempatkan ke pembukaan duktus di puting. Bahan pewarna kemudian

disuntikkan untuk melihat tampilan duktus pada gambar X-ray. Ini membantu mendeteksi

adanya tumor dalam saluran. Biasanya cairan juga diuji untuk meneliti ada/tidaknya sel-sel

kanker.

Biopsi

Biopsi dilakukan ketika tes lainnya memberikan indikasi kuat bahwa Anda terkena

kanker payudara. Biopsi ada beberapa jenis:

Biopsi aspirasi jarum halus (fine needle aspiration biopsy): Cairan/jaringan

dikeluarkan dari benjolan lewat jarum halus untuk kemudian diteliti dibawah

mikroskop oleh ahli patologi. Jika biopsi ini tidak memberi jawaban yang jelas, atau

dokter Anda masih belum yakin, biopsi kedua atau berbagai jenis biopsi mungkin

diperlukan.

Biopsi jarum inti (Core Needle Biopsy): JARUM yang digunakan untuk tes ini

LEBIH BESAR daripada biopsi jarum halus. Hal ini digunakan untuk mengangkat

satu atau lebih jaringan inti. Biopsi ini dilakukan dengan anestesi lokal pada pasien.

Stereotactic biopsi: dilakukan sebagai prosedur rawat jalan. Tidak memerlukan

jahitan, dan hanya ada sedikit jaringan parut. Metode ini biasanya mengangkat lebih

banyak jaringan dari biopsi jarum inti.

Page 12: Makalah Karsinoma Payudara

Bedah biopsy (open biopsy): Kadang-kadang diperlukan operasi untuk mengangkat

semua atau sebagian benjolan sehingga dapat dilihat di bawah mikroskop. Seluruh

massa serta beberapa jaringan normal di sekitarnya dapat diambil keluar. Hal ini dapat

dilakukan sambil rawat jalan dan menggunakan anestesi lokal.

Jaringan yang telah diangkat melalui biopsi akan diperiksa di laboratorium oleh ahli

patologi untuk melihat apakah itu jinak (bukan kanker) atau kanker. Jika tidak kanker, maka

tidak ada perlakuan yang lebih diperlukan. Jika kanker, biopsi dapat membantu untuk

memberitahu jenis kanker dan menunjukkan apakah kankernya invasif atau tidak.

Grade Kanker Payudara

Jika kanker, sampel biopsi juga diberikan penilaian/grade 1-3. Kanker yang lebih

terlihat seperti jaringan payudara normal cenderung tumbuh dan menyebar lebih lambat.

Sebagai aturan, grade yang lebih rendah berarti kanker lebih lambat bertumbuh, sementara

grade yang lebih tinggi berarti kanker lebih cepat berkembang. Grade membantu

memprediksi hasil (prognosis) untuk wanita tersebut. Grade tumor merupakan salah satu

faktor yang nantinya dipertimbangkan untuk perawatan/treatment pasca operasi.

Status Hormon Reseptor

Reseptor adalah protein pada permukaan luar sel yang dapat melekat pada hormon

dalam darah. Estrogen dan progesteron adalah hormon yang sering melekat ke reseptor

beberapa sel kanker payudara sebagai bahan bakar bagi pertumbuhan mereka. Sample biopsi

dapat diuji untuk melihat apakah sel-sel kanker memiliki reseptor untuk estrogen dan/atau

progesteron. Jika tidak, sering disebut sebagai ER-positif. Ini berarti kanker tersebut

cenderung memiliki prognosis/hasil lebih baik dan mereka jauh lebih mungkin berespons

terhadap terapi hormon. Sekitar 2 dari 3 kanker payudara memiliki setidaknya salah satu

reseptor.

Status HER2/neu

Sekitar 1 dari 5 kanker payudara memiliki terlalu banyak protein yang disebut

HER2/neu. Tumor dengan adanya peningkatan HER-2/neu disebut "HER2-positif." Kanker

ini cenderung tumbuh dan menyebar lebih cepat daripada kanker payudara lainnya.

Page 13: Makalah Karsinoma Payudara

Pengujian HER2/neu harus dilakukan pada semua wanita yang baru ter-diagnosa

kanker payudara. Kanker dengan HER2-positif dapat diobati dengan obat-obatan target

terapi, seperti trastuzumab (Herceptin ®) dan lapatinib (Tykerb ®).

Tes laboratorium lain mungkin juga dilakukan untuk membantu mencari tahu

seberapa cepat kanker tumbuh dan opsi perawatan apa yang dapat bekerja terbaik.

Uji Pola Gen (gene patterns)

Penelitian menunjukkan bahwa melihat pola dari sejumlah gen pada saat yang sama

dapat membantu mengetahui apakah kanker payudara yang baru terdiagnosa cenderung

kembali setelah pengobatan pertama atau tidak. Hal ini dapat membantu ketika memutuskan

apakah perlakuan lebih, seperti kemoterapi ajuvan diperlukan. Sekarang ada 2 jenis bentuk

tes ini - Oncotype DX ® dan MammaPrint ®. Dokter dapat memilih menggunakan atau tidak

menggunakan jenis test ini. Riset untuk meneliti apakah uji pola gen ini benar-benar

membantu masih terus berjalan.

F. Pencegahan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI)

1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran

payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran

antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke

dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting

susu berkerut.

2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala

dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih

mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan

bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.

3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan

bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.

4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri

payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran

kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah

dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau

Page 14: Makalah Karsinoma Payudara

massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara

mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga

daerah antara kedua payudara dan ketiak.

5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting

susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.

6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan

kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan

kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan

pemeriksaan.

Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di

bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara

dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.

Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam

keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

Page 15: Makalah Karsinoma Payudara

G. Test untuk menentukan penyebaran Kanker Payudara

Dokter dapat menggunakan satu atau lebih test-test dibawah ini untuk mengetahui

apakah kankernya sudah menyebar.

X-ray dada: untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar ke paru-paru.

Scan Tulang: untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar ke tulang.

CT scan (computed tomography)

MRI (magnetic resonance imaging)

USG dan Mamografi

Page 16: Makalah Karsinoma Payudara

Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah

yang abnormal pada payudara. Para ahli menganjurkan kepada setiap wanita yang

berusia diatas 40 tahun untuk melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun

dan pada usia 50 tahun keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.

PET scan (positron emission tomography)

Penentuan Stadium Kanker dengan system TNM

Sistem yang paling umum digunakan untuk menggambarkan stadium kanker payudara adalah

sistem TNM. Sistem ini memperhitungkan ukuran tumor dan penyebaran (T), apakah kanker

telah menyebar ke kelenjar getah bening (N), dan apakah telah menyebar ke organ yang jauh

(M, untuk metastasis). Angka setelah T, N, dan M memberikan rincian tentang kanker.

• T (Tumor size), ukuran tumor :

T 0 : tidak ditemukan tumor primer

T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm

T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau

pada keduanya , dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada

benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

• N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :

N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla

N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di

mammary interna di dekat tulang sternum

• M (Metastasis) , penyebaran jauh :

Page 17: Makalah Karsinoma Payudara

M x : metastasis jauh belum dapat dinilai

M 0 : tidak terdapat metastasis jauh

M 1 : terdapat metastasis jauh

STADIUM

Setelah masing-masing faktor T,.N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung

dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :

Stadium 0 : T0 N0 M0

Stadium 1 : T1 N0 M0

Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0

Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0

Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0

Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0

Stadium III C : Tiap T N3 M0

Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1

PROGNOSIS

Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan

prognosis penyakit ini.

Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara yang telah

menjalani pengobatan yang sesuai mendekati:

- 95% untuk stadium 0

- 88% untuk stadium I

- 66% untuk stadium II

- 36% untuk stadium III

- 7% untuk stadium IV.

Page 18: Makalah Karsinoma Payudara

PENANGANAN

Dalam banyak kasus, dokter akan bekerjasama dengan pasien untuk menentukan

rencana pengobatan meskipun pengobatan tiap pasien akan di sesuaikan oleh dokter.

Tapi berikut adalah langkah-langkah umum yang dilakukan dalam pengobatan kanker

payudara :

1. Tujuan utama pengobatan kanker stadium awal adalah mengangkat tumor dan

membersihkan jaringan disekitar tumor. Jadi dokter akan merekomendasikan operasi untuk

mengangkat tumor. Umumnya kemudian akan dilakukan terapi radiasi pada jaringan

payudara yang masih ada. Untuk keadaan tertentu ( misalnya, pasien dengan problem medis

yang serius ) radiasi bisa jadi ditunda.

2. Tahapan berikut dalam menangani kanker stadium awal adalah mengurangi resiko kanker

akan kambuh dan membuang sel kanker yang masih ada. Bila tumornya lebar atau saluran

kelenjar getah bening telah terserang kanker juga, dokter akan merekomendasikan terapi

tambahan, antara lain : Terapi Radiasi, Chemotherapy, dan atau hormone terapi.

3. Sedang untuk kanker yang kambuh lagi, diperlakukan dengan bermacam-macam cara.

Ketika merencanakan pengobatan, dokter akan mempertimbangkan beberapa faktor :

* Stadium dan grade kanker

* Satus tumor hormone receptor (ER, PR) dan status HER2/neu

* Umur pasien dan kesehatannya secara umum

* Pasien sudah menopause atau belum

* Adanya mutasi dari gen kanker payudara Kondisi biologi kanker payudara memberi efek

pada tingkah laku kankernya dan pengobatannya. Beberapa tumor ukurannya kecil tapi

tumbuhnya cepat atau ukurannya besar tapi tumbuhnya lambat.

H. DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

Dengan mengamati sifat dan perilaku suatu penyakit yang berhubungan antara

pengaruh jejas dan reaksi tubuh melalui pengamatan penyakit dari segala seginya, maka

diagnosa dapat ditegakkan, dengan tetap mengingat definisi penyakit yang merupakan proses

dinamik, sehingga pemeriksaan sesaat hanyalah merupakan suatu fragmen monomental dari

Page 19: Makalah Karsinoma Payudara

proses yang berlaku, yang pada saat berikutnya dapat mengalami perubahan-perubahan lagi

(Andoko Prawiro Atmojo, 1987).

I. Pemeriksaan Klinik

Pada pemeriksaan klinik dilakukan langsung pada penderita dengan pertumbuhan

neoplasmanya, menurut cara-cara yang lazim dilakukan juga terhadap penyakit lain pada

umumnya :

a. Anamnesis

Anamnesis merupakan wawancara lansung atau melalui perantara sepengetahuan

orang terdekat lain, tentang penyakit dan penderitanya (Andoko Prawiro Atmodjo, 1987).

Adanya benjolan pada payudara merupakan keluhan utama dari penderita. Pada mulanya

tidak merasa sakit, akan tetapi pada pertumbuhan selanjutnya akan timbul keluhan sakit.

Pertumbuhan cepat tumor merupakan kemungkinan tumor ganas. Batuk atau sesak nafas

dapat terjadi pada keadaan dimana tumor metastasis pada paru. Tumor ganas pada payudara

disertai dengan rasa sakit di pinggang perlu dipikirkan kemungkinan metastasis pada tulang

vertebra. Pada kasus yang meragukan anamnesis lebih banyak diarahkan pada indikasi

golongan resiko (Gani, 1995).

Nyeri adalah fisiologis kalau timbul sebelum atau sesudah haid dan dirasakan pada

kedua payudara. Tumor-tumor jinak seperti kista retensi atau tumor jinak lain, hampir tidak

menimbulkan nyeri. Bahkan kanker payudara dalam tahap permulaanpun tidak menimbulkan

rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke sekitar sudah mulai (Hanifa Wiknjosastro,

1994).

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik payudara harus dikerjakan dengan cara gentle dan tidak boleh kasar

dan keras. Tidak jarang yang keras menimbulkan petechlenecehymoses dibawah kulit.orang

sakit dengan lesi ganas tidak boleh berulang-ulang diperiksa oleh dokter atau mahasiswa

karena kemungkinan penyebaran (Hanifa Wiknjosastro, 1994) inspeksi.

Harus dilakukan pertama dengan tangan di samping dan sesudah itu dengan tangan ke

atas, dengan posisi pasien duduk. Pada inspeksi dapat dilihat dilatasi pembuluh-pembuluh

Page 20: Makalah Karsinoma Payudara

balik di bawah kulit akibat pembesaran tumor jinak atau ganas dibawah kulit (Hanifa

Wiknjosastro, 1994).

Dapat dilihat :

- Puting susu tertarik ke dalam.

- Eksem pada puting susu.

- Edema.

- Peau d’orange.

- Ulserasi, satelit tumor di kulit.

- Nodul pada axilla (Zwaveling, 1985).

Palpasi

Palpasi harus meliputi seluruh payudara, dari parasternal kearah garis aksila ke

belakang, dari subklavikular ke arah paling distal (Hanifa Wiknjosastro, 1994).

Palpasi dilakukan dengan memakai 3-4 telapak jari. Palpasi lembut dimulai dari

bagian perifer sampai daerah areola dan puting susu.

II. Pemeriksaan Sitologi Kanker Payudara

Dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa kanker payudara melalui tiga cara :

- Pemeriksan sekret dari puting susu.

- Pemeriksaan sedian tekan (Sitologi Imprint).

- Aspirasi jarum halus (Fine needle aspiration).

III. Biopsi

Biopsi insisi ataupun eksisi merupakan metoda klasik yang sering dipergunakan untuk

diagnosis berbagai tumor payudara. Biopsi dilakukan dengan anestesi lokal ataupun umum

Page 21: Makalah Karsinoma Payudara

tergantung pada kondisi pasien. apabila pemeriksaan histopatologi positif karsinoma, maka

pada pasien kembali ke kamar bedah untuk tindakan bedah terapetik.

Terapi

Sebelum merencanakan terapi karsinoma mammae, diagnosis klinis dan histopatologik serta

tingkat penyebarannya harus dipastikan dahulu. Atas dasar diagnosis tersebut, termasuk

tingkat penyebaran penyakit, disusunlah rencana terapi dengan mempertimbangkan manfaat

dan mudarat setiap tindakan yang akan diambil.

1. Bedah Kuratif

· Mastektomi radikal

- Mastectomi radikal menurut Halsted : jaringan payudara dengan kulit dan putingya + kedua

m. pektoralis + semua limfonodi aksilla (saat ini operasi tersebut hampir tidak pernah

dilakukan lagi).

- Mastektomi radikal modifikasi : jaringan payudara + kulit dan puting + semua limfonodi

axilla.

- Ablasio mamae : jaringna payudara dengan jaringan kulit dan puting.

· Breast Conservasing Treatment : segmental mastectomy (exsisional biopsi dengan tepi yang

lebar) + diseksi Inn aksilla + radioterapi untuk jaringan payudara. Dibeberapa senter, terapi

radiasi hanya terdiri radiasi eksterna, disenter lain dikombinasikan dengan brachyterapi. BCT

hanya mungkin pada kanker payudara yang kecil tanpa metastase jauh.

2. Hormonal atau kemoterapi

- Terapi Hormonal paliatif dapat diberikan sebelum kemoterapi, karena efek terapinya lebih

lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua karsinoma mamae peka terhadap

hormonal.

Terapi hormonal paliatif dapat dilakukan pada penderita yang pra menopause dengan cara

ovarektomi bilateral atau dengan aminoglutetimid.

Page 22: Makalah Karsinoma Payudara

- Terapi hormon diberikan sebagai ajuvan kepada pasien pascamenopause yang uji reseptor

estrogennya positif dan pada pemeriksaan histopatologik ditemukan kelenjar axilla yang

berisi metastasis.

- Terapi radiasi : lokoregional atau untuk mengendalikan metastase jauh (seperti metastase

tulang yang nyeri).

Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu terbatas bila tumor sudah

tak mampu-angkat. Tumor disebut tak mampu angkat bila mencapai tingkat T4 misalnya ada

perlengketan pada dinding thoraks dan kulit.

Biasanya seluruh payudara dan kelenjar aksila dan supra klavikula diradiasi. Tetapi

penyulitnya adalah pembengkakan lengan karena limfodem akibat rusaknya kelenjar ketiak

supra klavikula.

3. Pembedahan paliative

Bedah paliatif pada kanker payudara hampir tidak pernah dilakukan. Kadang residif

lokoregional yang soliter dieksisi, tetapi biasanya pada awalnya saja tampak soliter, padalah

sebenarnya sudah menyebar, sehingga pengangkatan tumor residif tersebut tidak berguna.

4. Kombinasi dari penanganan di atas

Kemoterapi paliatif dapat diberikan pada pasienyang telah menderita metastasis secara

sistemik. Obat yang dipakai secara kombinasi, antara lain (CMF (Cyclofosfamide,

Methotrexate, Fluorouracil atau Vinkristin dan Adriamisin (VA), atau 5 Flyorouracil,

Adriamisin (Adriablastin), dan Sikklofosfamid (FAC)).

Pada kanker payudara stadium lanjut, sifat pengobatannya adalah paliatif, yaitu terutama

untuk mengurangi penderitaan penderita dan memperbaiki kualitas hidup.

Pada penderita yang sudah di operasi (mastektomi) akan timbul reaksi psikologik yang cukup

tinggi dan juga setelah operasi mereka akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-

harinya, misalnya menyisir rambut, menyapu atau juga membawa beban yang ringan/berat

(menggendong anak). Bila mereka tidak kita berikan perhatian ini sangat berat dirasakan oleh

penderita.

Page 23: Makalah Karsinoma Payudara

Disini peran serta keluarga dalam mendampingi dengan memberikan perhatian dalam

fisioterapi dan psikologis penderita.

Fisioterapi diberikan sesuai dengan akibat dari cacat mastektominya, misalnya karena akibat

dari mastektomi penderita akan mengalami kesulitan dalam menggunakan kedua tangannya,

kita berikan kepercayaan pada mereka untuk beraktivitas. Kemudian kita ikutkan dalam suatu

organisasi wanita yang pernah mengalami operasi angkat payudara, dimana disana mereka

akan bertukar pengalaman dan beraktivitas, berkreasi, berkarya dengan menghasilkan suatu

karya yang dapat dinikmati orang lain.

Ini akan memberikan rasa percaya diri mereka dalam melanjutkan kehidupannya.

Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kanker Payudara

Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari type dan stadium yang

dialami penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit kanker payudara

setelah menginjak stadiun lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya

pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk diperiksakan kedokter atas kelainan

yang dihadapinya.

1. Pembedahan, Pada kanker payudara yang diketahui sejak dini maka pembedahan adalah

tindakan yang tepat. Dokter akan mengangkat benjolan serta area kecil sekitarnya yang lalu

menggantikannya dengan jaringan otot lain (lumpectomy). Secara garis besar, ada 3 tindakan

pembedahan atau operasi kanker payudara diantaranya ;

- Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy).

Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy

direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir

payudara.

- Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar

di ketiak.

- Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan

payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

Page 24: Makalah Karsinoma Payudara

2. Radiotherapy (Penyinaran/radiasi), yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena

kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker

yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik

seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi

hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

3. Therapy Hormon, Hal ini dikenal sebagai 'Therapy anti-estrogen' yang system kerjanya

memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker

pada payudara.

4. Chemotherapy, Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk

pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini

diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar

kebagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapy adalah pasien mengalami mual dan muntah

serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

5. Pengobatan Herceptin, adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan HER2-

positive pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III dan IV dengan

penyebaran sel cancernya.