makalah jaringan

37
UNIVERSITAS BUNDA MULIA ROUTING Nama Anggota : 32120012 – Johan Purnama Putra 32120068 – Michael Frediksen Kelas : 7PTI1

Upload: michael-frediksen

Post on 23-Jan-2017

272 views

Category:

Technology


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah jaringan

UNIVERSITAS BUNDA MULIA

ROUTING

Nama Anggota :32120012 – Johan Purnama Putra

32120068 – Michael Frediksen

Kelas :

7PTI1

Yang dimaskud ROUTERadalah :

Page 2: Makalah jaringan

 Router adalah sebuah alat yang digunakan untuk  mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan menuju tujuannya melalui proses yang disebut routing.

Router berfungsi sebagai :penghubung antara dua atau lebih jaringan yang berada pada jaringan yang berbeda supaya bisa berhubungan, proses pengambilan paket data pada perangkat jaringan  kemudian meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.Router berbeda dengan Switch karena switch merupakan suatu perangkat yang menghubungkan perangkat satu dengan perangkat yang lainnya dengan menggunakan kabel.

Yang dimaskud ROUTINGadalah :

Routing merupakan cara untuk menentukan lokasi tujuan dari suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan serta menentukan jalur tercepat untuk menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IP yang diberikan.

Untuk bisa melakukan Routing ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu :

Alamat Tujuan  yang akan dituju. Router-router   tetangga   yang   menjadi   penghubung   antara network yang berbeda.

Pemilihan   Jalur   terbaik   untuk  pengambilan   data   kemudian meneruskannya pada setiap network.

Berdasarkan pengiriman paket data Routing dibedakan menjadi :

Page 3: Makalah jaringan

Routing langsung merupakan sebuah pengalamatan secara langsung menuju alamat tujuan tanpa melalui host lain. 

Contoh: sebuah komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirimkan data ke komputer dengan alamat 192.168.1.3

Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan yang harus melalui alamat host lain sebelum menuju alamat hort tujuan. 

contoh: komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirim data ke komputer dengan alamat 192.1681.3, akan tetapi sebelum menuju ke komputer dengan alamat 192.168.1.3, data dikirim terlebih dahulu melalui host dengan alamat 192.168.1.5 kemudian dilanjutkan ke alamat host tujuan.

Router atau perangkat-perangkat lain yang dapat melakukan fungsi routing, membutuhkan informasi sebagai berikut :

Alamat Tujuan/Destination Address – Tujuan atau alamat item yang akan dirouting

Mengenal sumber informasi – Dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan

Menemukan rute – Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan

Pemilihan rute – Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan

Menjaga informasi routing – Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah diketahui dan paling sering dilalui.

Tipe Routing1. Direct Routing

Page 4: Makalah jaringan

Apabila host kita dengan tujuan berada dalam 1 jaringan. Maka data kita bila dikirimkan ketujuan akan langsung dikirimkan dengan mengenkapsulasi IP datagram pada layer phisical. Hal ini disebut dengan Direct Routing.

2. Indirect Routing

Apabila kita ingin mengirimkan suatu data ketujuan lain, dimana tujuan tersebut berada di jaringan yang berbeda dengan kita. Maka untuk itu dibutuhkan 1 IP address lagi yang digunakan sebagai IP gateway. Alamat pada gateway pertama (hop pertama) disebut indirect route dalam algoritma IP routing. Alamat dari gateway pertama yang hanya diperlukan oleh pengirim untuk mengirimkan data ke tujuan yang berada di jaringan yang berbeda.

Contoh :

Gambar 1. Direct dan Indirect Route – Host C memiliki direct route terhadap Host B dan D, dan memiliki indirect route terhadap host A melalui gateway B

Page 5: Makalah jaringan

Ada dua cara untuk memberitahu router bagaimana cara meneruskan paket ke jaringan yang tidak terhubung langsung (Indirect connected) di badan router,yaitu

Rute Statik – Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau mengupdate  rute statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork).

Rute Dinamik – Rute secara Dinamik dipelajari oleh router setelah seorang administrator mengkonfigurasi sebuah protokol routing yang membantu menentukan rute. Tidak seperti rute Statik, pada rute Dinamik, sekali seorang administrator jaringan mengaktifkan rute Dinamik, maka rute akan diketahui dan diupdate secara otomatis oleh sebuah proses routing ketika terjadi perubahan topologi jaringan yang diterima dari “internetwork” .

Table ROUTINGtabel yang menunjukan tujuan yang dapat dijangkau oleh data dari localhost ke tujuan seharusnya dari gateway yang tercantum.

Berikut adalah field dari tabel Routing IPv4.a.    DestinationDapat berupa alamat IPv4 tujuan yang akan dilewatkan pada sebuah jaringan. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination dalam display perintah route print.

b.    Network MaskSubnet  mask   digunakan   untuk  menyesuaikan   tujuan   alamat   IPv4 yang   dikirim   dari   field   destination.   Pada   windows,   kolom   ini dinamakan Netmask.

c.    Next-HopAlamat IPv4 pada sebuah jaringan yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.

Page 6: Makalah jaringan

d.     InterfaceInterface   jaringan   yang   digunakan   untuk   mengirim (meneruskan)  kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.

e.    MetricMerupakan   angka   yang   digunakan   sebagai   indikasi   penggunaan route  sehingga  menjadi   jalur  yang   terbaik  di  antara  banyak   route dengan   tujuan   yang   sama.  Metric   dapat  menunjuk   pada   banyak tujuan   atau   rute   yang   diinginkan   untuk   digunakan,   tergantung banyak link.

Tipe informasi yang ada pada table routing antara lain : Direct route yang didapat dari interface yang terpasang Indirect route yang dapat dicapai melalui sebuah atau beberapa gateway

Default route, yang merupakan arah akhir apabila tidak bisa terhubung melalui direct maupun indirect route.

JENIS – JENIS ROUTING

Routing default merupakan jalur default yang dilalui oleh paket yang mempunyai alamat network tujuan tertentu tetapi tidak terdapat table routing pada router  yang dilewati tersebut.Table routing biasanya digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual serta menambahkan beberapa router ke sebuah network tujuan yang tidak terdapat table routing ke router berikutnya. Default Routing bisanya digunakan pada jaringan yang hanya memiliki satu jalur keluar.Jika terdapat default routing yang di-set pada sebuah router, maka paket tersebut akan mengikuti rute default yang telah ditetapkan, jika tidak ada default routing maka paket akan dibuang/discard. Default routing didefiniskan dengan alamat : 0.0.0.0/0. Default routing pada routing table ditandai dengan flag “S*”.

Page 7: Makalah jaringan

Routing Static adalah routing yang setting secara manual oleh admin jaringan dengan menambahkan table Routing pada sebuah router dan dimaintenance secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router yang lainnya. Sehingga Routing static harus diisi table routing network yang akan dihubungi sehingga ketika ingin berhubungan dengan jaringan yang berbeda maka harus melalui default gateway Router  yang sekelas.

Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana di konfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus di konfigurasi untuk mengarah kepada default gateway agar dapat berhubungan pada sebuah jaringan network yang berbeda, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.Static routing terdiri dari perintah-perintah konfigurasi manual untuk setiap router secara sendiri-sendiri. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada pada  table routing. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static routing, sebuah router dapat diberitahukan kemana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.

Page 8: Makalah jaringan

Keuntungan Menggunakan Routing Static yaitu : Routing Static lebih aman karena seorang administrator dapat menentukan jalur mana yang boleh ditambahkan table routing sehingga bisa menentukan akses routing ke network tertentu saja.

CPU Router tidak mengalami Overhead (waktu pemrosesan)jika dibandingkan dengan routing dinamis.

Static routing tidak mudah di hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic pada sebuah jaringan.

Kelemahan Menggunakan Routing Static yaitu : Seorang Administrator Jaringan harus benar-benar memahami jalur network yang harus dilewati  dan administrator harus benar-benar memahami konfigurasi table routing dengan benar.

Jika sebuah network baru ditambahkan pada sebuah jaringan  , Maka Administrasi harus menambahkan sebuah table routing kesemua router secara manual.

Routing statis tidak sesuai untuk network-network skala besar karena seorang administrator akan merasa kwalahan dan harus bekerja full time bila sering terjadipenambahan network baru.

Page 9: Makalah jaringan

Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang membuat tabel routing secara otomatis (automatic), dengan cara membaca lalu lintas jaringan yang saling berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi dan memberikan informasi routing antar router satu dengan yang lainnya yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, maka router-akan mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah jaringan yang dituju dengan benar.

Dynamic router mempelajari sendiri jalur yang terbaik yang akan dilaluinnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan jalur (rute) yang harus ditempuh oleh paket-paket yang dituju akan tetapi Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan keadaan  yang didapatkan oleh router.

Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh administrator. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur terbaik dilakukan berdasarkan pada jarak yang paling dekat antara device pengirim dan device tujuan.

Page 10: Makalah jaringan

Routed dan Routing Protocol

Protocol tidak lain deskripsi formal dari set atau rule-rule dan konversi yang menentukan bagaimana device-device dalam sebuah network bertukar informasi. Berikut dua tipe dasar protocol.

Routed protocol

Merupakan protokol-protokol yang dapat dirutekan oleh sebuah router. Routed protocol memungkinkan router untuk secara tepat menginterpretasikan logical network.  Contoh dari routed protocol : IP, IPX, AppleTalk, dan DECnet.

Routing protocol

Protokol-protokol ini digunakan untuk merawat routing table pada router-router. Contoh dari routing protocol diantaranya OSPF, RIP, BGP, IGRP, dan EIGRP

RIP Routing Information Protocol.  Distance vector protocol – merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paket-paket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai  15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan kecil.

RIP memiliki 3 versi yaitu :a. RIPv1b. RIPv2c. RIPng

Page 11: Makalah jaringan

RIP version 1Menggunakan classful routing. Pembaruan routing periodik tidak membawa subnet informasi, dukungan kurang untuk subnet mask panjang variable (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki ukuran yang berbeda subnet yang sama dalam kelas jaringan. Dengan kata lain, semua subnet dalam jaringan kelas harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untukotentikasi router, membuat RIP rentan terhadap berbagai versi RIP attacks. RIP versi 1 hanya ada jumlah hop 16 (0-15). Jika ada lebih dari 16 hop antara dua router itu gagal untuk mengirim paket data ke alamat tujuan. 

 

RIP version 2Karena kekurangan dari spesifikasi asli RIP, maka RIP versi 2 (RIPv2) diciptakan kemampuan yang dimiliki untuk membawa informasi subnet, sehinga mendukung classless inter-domain routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas ke belakang, jumlah hop limit 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya interoperate dengan spesifikasi awal jika semua protokol bidang Harus Zero dalam pesan RIPv1 yang benar ditentukan. Selain itu, fitur beralih kompatibilitas berbutir interoperabilitas memungkinkan penyesuaian saja. Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu di host yang tidak berpartisipasi dalam routing, multicast RIPv2 tabel routing seluruh untuk semua router berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan RIPv1 yang menggunakan siaran. Pengalamatan unicat masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus. 

RIPngRIPng (RIP next generation) adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi berikutnya Inter Protocol.

Page 12: Makalah jaringan

Perbedaan utama antara RIPV2 dan RIPng adalah :Dukungan dari jaringan IPv6

Meskipun RIPv2 dukungan otentikasi RIPv1 update, RIPng tidak Router IPv6 adalah pada saat itu,   seharusnya menggunakan IPsec untuk otentikasi

RIPv2 memungkinkan melampirkan tag sewenang-wenang untuk rute, RIPng tidak

Mengkodekan RIPv2 hop berikutnya ke setiap entri rute, RIPng membutuhkan pengkodean khusus dari hop berikutnya untuk satu set entri rute 

Kelebihan

RIP menggunakan metode Triggered Update RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update)

Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan

Kekurangan Jumlah host Terbatas RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada

untuk jaringan yang besar dan kompleks, RIP mungkin tidak cukup. Dalam kondisi demikian, penghitungan routing dalam 

Page 13: Makalah jaringan

RIP sering membutuhkan waktu yang lama, dan menyebabkan terjadinya routing loop.

OSPF Open Shortest Path First. Link state protocol—menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan dikirim. Jika terjadi perubahan konfigurasi. OSPF cocok untuk jaringan besar.

OSPF memiliki 3 tabel di dalam router : Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya. Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.

Adjecency database, Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.

Topological database, Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu networknya/areanya.

Kelebihan Tidak menghasilkan routing loop Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat

Kekurangan Membutuhkan basis data yang besar Lebih rumit

Page 14: Makalah jaringan

EIGRP Enhanced Interior Gateway Routing Protocol. Distance vector protocol—merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.

Cara Kerja dari EIGRPEIGRP akan mengirimkan hello packet utk mengetahui apakah router2 tetangganya masih hidup ataukah mati. Pengiriman hello packet tersebut bersifat simultant, dalam hello packet tersebut mempunyai hold time, bila dalam jangka waktu hold time router tetangga tidak membalas.. maka router tsb akan dianggap mati. Biasanya hold time itu 3x waktunya hello packet, hello packet defaultnya 15 second. Lalu DUAL akan meng-kalkulasi ulang utk path2nya. Hello packet dikirim secara multicast ke IP Address 224.0.0.10.

Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur manakah yang tercepat/terpendek, EIGRP menggunakan algortima DUAL(Diffusing-Update Algorithm) dalam menentukannya.

EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya: Neighbor table : Tabel yang paling penting dari tabel2 yang lainnya. di tabel ini menyimpan list tentang router2 tetangganya. Setiap ada router baru yang dipasang, address dan interface langsung dicatat di tabel ini.

Topology table : Tabel ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari Routing table dalam 1 autonomous system (spt sistem area di OSPF). DUAL mengambil informasi dari "neighbor tabel" dan "topology table" untuk melakukan kalkulasi "lowest cost routes to each destination". Setelah melakukan kalkulasi akan 

Page 15: Makalah jaringan

ada yang namanya "successor route". Successor route ini disimpan di tabel ini.

Routing table : menyimpan the best routes to a destination. Informasi tersebut diambil dari "topology table"Internal Route : Route-route yang berasal dari dalam suatu autonomous system dari router2 yang menggunakan routing protocol EIGRP, yang menjadi anggota dari autonomous system adalah yang mempunyai ADN dari EIGRP yang sama dan mempunyai autonomous system yang sama juga. ADN internal route adalah 90.External Route : Route-route yang muncul dari luar autonomous system, baik redistribution secara manual maupun secara otomatis.

Kelebihan EIGRP Satu-satunya protokol routing yangmenggunakan route backup. Selain memaintain tabel routing terbaik, EIGRP juga menyimpan backup terbaik untuk setiap route sehingga setiap kali terjadi kegagalan pada jalur utama, maka EIGRP menawarkan jalur alternatif tanpa menunggu waktu convergence.

Mudah dikonfigurasi semudah RIP. Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pada OSPF summarization hanya bisa dilakukan di ABR dan ASBR.

EIGRP satu-satunya yang dapat melakukan unequal load balancing.

Kombinasi terbaik dari protokol distance vector dan link state. Mendukung multiple protokol network (IP, IPX, dan lain-lain).

Kelemahan EIGRP Salah satu kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco-

propritary,sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang disebut route redistribution. Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router di antara dua protocol link state (OSPF dan EIGRP).

Page 16: Makalah jaringan

BGP Merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawatpath-path ke jaringan lainnya. Up date-update dikirim melalui koneksi TCP.

Kelebihan :Sangat sederhana dalam instalasiKekurangan :Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi

Administrasi Distance.

Administrative distance (disingkat AD) digunakan untuk mengukur apa yg disebut ke-dapat-dipercaya-an dari informasi routing yang diterima oleh sebuah router dari router tetangga. AD adalah sebuah bilangan integer 0 – 255, dimana 0 adalah yang paling dapat dipercaya dan 255 berarti tidak akan lalu lintas data yang akan melalui route ini.

Jika kedua router menerima dua update mengenai network remote yang sama, maka hal pertama yang dicek oleh router adalah AD. Jika satu dari route yang di-advertised (diumumkan oleh router lain) memiliki AD yang lebih rendah dari yang lain, maka route dengan AD terendah tersebut akan ditempatkan dirouting table.

Jika kedua route yang di-advertised memiliki AD yang sama, maka yang disebut metric dari routing protocol (misalnya jumlah hop atau bandwidth dari sambungan) akan digunakan untuk menemukan jalur 

Page 17: Makalah jaringan

terbaik ke network remote. Kalau masih sama kedua AD dan metric, maka digunakan load-balance (pengimbangan beban).

Tabel berikut memperlihatkan AD yang default yang digunakan oleh sebuah router Cisco untuk memutuskan route mana yang akan ditempuh menuju sebuah jaringan remote.

Sumber route AD DefaultInterface yang terhubung langsung 0Route statis 1EIGRP 90IGRP 100OSPF 110RIP 120External EIGRP 170Tidak diketahui 255 (tdk pernah 

digunakan

Routing Protocol

Terdapat tiga klas routing protocol

Distance vector  Protocol distance-vector menemukan  jalur terbaik ke sebuah network remote dengan  menilai jarak. Route dengan jarak hop yang paling sedikit ke network yang dituju, akan ,menjadi route terbaik. Baik RIP dan IGRP adalah routing protocol jenis distance-vector. RIP dan IGRP mengirim semua routing table ke router-router yang terhubung secara lansung.

Link state  Atau disebut juga protocol shortest-path-first, setiap router akan menciptakan tiga buah table terpisah. Satu dari table ini akan mencatat perubahan dari network-network yang terhubung secara langsung, satu table lain menentukan topologi dari 

Page 18: Makalah jaringan

keseluruhan internetwork, dan table terakhir digunakan sebagai routing table. OSPF adalah sebuah routing protocol IP yang sepenuhnya link-state. Protocol link-state mengirim update-update yang berisi status dari link mereka sendiri ke semua router lain di network.

Hybrid Protokol hybrid menggunakan aspek-aspek dari routing protokol jenis distance-vector dan routing protocol jenis link-state--sebagai contoh adalah EIGRP.

Routing Protocol Jenis distance-Vector

Algoritma routing distance-vector mengirimkan isi routing tabel yg lengkap ke router router tetangga, yg kemudian menggabungkan entri-entri di routing tabel yang diterima tersebut dengan routing tabel yang mereka miliki, untuk melengkapi routing tabel router tersebut.

1. RIP

Routing Information Protocol (RIP) mengirim routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan  cara terbaik ke sebuah network remote,  tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan banyak router.

RIP v1 menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di jaringan harus menggunkan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP v2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix

Page 19: Makalah jaringan

routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route. Ini disebut classless routing

2. IGRP

Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector milik cisco (cisco-proprietary). Artinya semua router anda harus router cisco untuk menggunakan IGRP dijaringan anda.

IGRP memiliki jumlah hop maksimum sebanyak 255, denga nilai default 100. Ini membantu kekurangan pada RIP.

3. EIGRP

Enhance Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) adalah sebuah routing protocol

distance-vector milik cisco (cisco-proprietary) yang sudah ditingkatkan, yang memberi suatu keunggulan dibanding IGRP. Keduanya menggunakan konsep dari sebuah autonomous systemuntuk menggambarkan kumpulan dari router-router yang contiguous (berentetan, sebelah menyebelah) yang menjalankan routing protocol yang sama dan berbagi informasi routing. Tapi EIGRP memasukkan subnet mask kedalam update route-nya. Sehingga memungkinkan kita menggunakan VLSM dan melakukan perangkuman (summarization) . EIGRP mempunyai sebuah jumlah hop maksimum 255. Berikut fitur EIGRP yang jauh lebih baik dari IGRP

Mendukung IP, IPX, dan AppleTalk melalui modul-modul yang bersifat protocol dependent

Pencarian network tetangga yang dilakukan dengan efisien Komunikasi melalui Reliable Transport Protocol (RTP)

Page 20: Makalah jaringan

Pemilihan jalur terbaik melalui Diffusing update Algoritma (DUAL)

Routing Protocol Jenis link-state

Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protocol standar terbuka yg telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan.  Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg disebut route redistribution-sebuah layanan penerjemah antar-routing protocol.

OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yg dihasilkan dari pohon tesebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.

CONTOH KASUS :

ANALISA ROUTING DENGAN METODE EIGRP PT.CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Page 21: Makalah jaringan

Gambar 1.Topologi Jaringan Chevron Pacific Indonesia

Gambar 2.Topologi Jaringan Pekanbaru

Pekanbaru

Minas

Duri

Dumai

Page 22: Makalah jaringan

Gambar 3.Topologi Jaringan Minas

Gambar 4.Topologi Jaringan Duri

Page 23: Makalah jaringan

Gambar 5.Topologi Jaringan Dumai

PT.Chevron Pacific Indonesia menggunakkan metode routing EIGRP (Enhance Interior Gateway Routing Protocol ).

Simulasi 1 EIGRP routing dilakukan pada jaringan seperti ditunjukkan pada Gambar Testing Tracert dilakukan Di Lokasi Pekanbaru(192.168.1.67) ke Duri(192.168.3.98). Adapun hasil simulasi dengan menggunakan perintah tracert adalah sebagai berikut :

Page 24: Makalah jaringan

Simulasi 2 EIGRP routing dilakukan pada jaringan seperti ditunjukkan pada Gambar dengan perubahan pada pemberian inisiasi bandwith sesuai dengan Konfigurasi Banwidth Router Dis. Pekanbaru. Testing Tracert dilakukan di Lokasi Pekanbaru(192.168.1.67) ke Duri(192.168.3.98). Adapun simulasi routing dengan perintah tracert adalah sebagai berikut :

Simulasi 3 EIGRP routing dilakukan pada jaringan seperti ditunjukkan pada Gambar dengan perubahan pada pemberian inisiasi bandwith sesuai dengan Konfigurasi Banwidth Router Dis. Pekanbaru. Testing Tracert 

Page 25: Makalah jaringan

dilakukan Di Lokasi Pekanbaru(192.168.1.67) ke Duri(192.168.3.98). Adapun simulasi routing dengan perintah tracert adalah sebagai berikut :

Analisa EIGRP 1.Pada simulasi pertama dimana kondisi jaringan masih normal, dapat dilihat bahwa EIGRP mampu mengirimkan paket data dengan handal dan cepat. Selain karena jaringan yang masih normal, hal ini juga dikarenakan EIGRP secara default memiliki metode routing hybrid yang menggabungkan prinsip distance vector (penghitungan cost berdasarkan hop menggunakan tabel routing) yang dipakai oleh RIP dan mengadopsi sedikit metode link state (pendefinisian sebagian topologi jaringan pada tabel routing). Path tersebut dapat dilihat pada gambar yang menunjukkan routing table yang dimiliki oleh router Pekanbaru.

Page 26: Makalah jaringan

2. Pada simulasi kedua terlihat bahwa EIGRP mengubah Path yang dilaluinya berdasarkan kuota bandwidth dari masing masing jalur. Tabel routing dari router Dis. Pekanbaru yang sebelumnya melewati router Dis. Duri(192.168.21.3) kini berpindah jalur melewati router Dumai(192.168.23.3). Hal ini terjadi karena EIGRP memprioritaskan jalur dengan bandwidth terbesar, sehingga EIGRP mendahulukan jalur ke 192.168.23.3 (dengan bandwidth 1000 kilobytes) daripada jalur ke 192.168.21.3 (dengan banwidth 500 kilobytes). Jalur tersebut dapat dilihat pada gambaryang menunjukkan routing table yang dimiliki oleh router Pekanbaru.

3. EIGRP lebih memprioritaskan besar bandwidth daripada jumlah hop terpendek, jika bandwidth sebuah jaringan sama besar maka EIGRP akan memilih jalur dengan jumlah hop tersedikit, jika bandwidth sebuah jaringan bervariasi maka EIGRP akan memprioritaskan link dengan bandwidth terbesar. Hal ini terbukti pada simulasi pertama dan kedua.

4. Pada simulasi ketiga dapat dilihat pada gambar walaupun setelah salah satu jaringan diputus, EIGRP masih mengirimkan paket data dengan lancar dan tanpa pernah mengalami Request Timed Out sekalipun. Hal ini karena EIGRP melakukan updating pada table route yang dimilikinya. Sehingga EIGRP dengan cepat mampu menentukan path alternative secara cepat ketika terjadi kendala seperti pemutusan pada sebuah jaringan.

5. Penggunaan EIGRP di jaringan skala menengah seperti topologi jaringan pada penelitian ini amat sangat disarankan, hal ini dikarenakan EIGRP terbukti mampu menangani kendala seperti pemutusan jaringan secara tepat dan cepat dimana EIGRP mampu mendefinisikan path alternative dengan waktu yang singkat.

KesimpulanEIGRP adalah protokol routing yang pada metodenya mengkombinasikan distance vector dan link state dengan 

Page 27: Makalah jaringan

menggunakan DUAL Algorithm. Metode ini memungkinkan masing masing router EIGRP melakukan kalkulasi individual dalam menentukan rute berikutnya. Hal ini menyebabkan EIGRP lebih unggul dibanding static routing, terbukti dengan simulasi trace route EIGRP yang tidak mengalami 1 kali pun request timed out. EIGRP merupakan protokol routing yang handal dan amat sangat cocok untuk diimplementasikan di jaringan skala menengah hingga besar.

Penulis menyarankan penggunaan EIGRP sebagai protokol routing yang diterapkan pada jaringan dengan skala topologi yang mirip ataupun serupa dengan requirement penelitian ini. Penggunaan EIGRP terbukti secara teori maupun praktis lebih handal dan mumpuni dengan tingkat reliabilitas mencapai 99% tanpa pernah mengalami request timed out bahkan setelah pemutusan jaringan dilakukan. Selain itu konfigurasi EIGRP juga tergolong mudah.sehingga menimalisir terjadinya human error dalam proses konfigurasinya.

Page 28: Makalah jaringan