makalah jadi pni

10
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang lahirnya Perserikatan Nasional Indonesia (kemudian berganti nama menjadi Partai  Nasional Indonesia; PNI) di Bandung pada tanggal 14 juli1927 Partai ini merupakan  perkembangan dari Algemeene Studie Club yang sudah berdiri sejak tahun 1925 di kota Bandung. Partai ini didirikan dan dipimpin oleh golongan terpelajar yang sudah mendapat didikan politik. Diantara para pendirinya terdapat bekas anggota Perhimpunan Indonesia.Ir. Soekarno, tamatan Technische Hooge School (ITB) diangkat sebagai ketua.Sasaran pokok PNI adalah mencapai kemerdekaan. Perkembang pesat PNI karena pengaruh Soekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat. Dalam makalah ini selanjutnya akan dijelaskan mengenai bagaimana awal berdirinya, perkembangan, hingga di  bubarkannya PNI tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Awal Terbentuknya Partai Nasional Indonesia Lama ? 2. Apa yang membuat perkembangan Partai Nasional Indonesia Lama sangat pesat ?  3. Bagaimana runtuhnya Partai Nasional Indonesia Lama ? 1.3 Tujuan 1. Menjelaskan awal terbentuknya Partai Nasional Indonesia 2. Memaparkan perkembangan Partai Nasional Indonesia 3. Menjelaskan runtuhnya Partai Nasional Indonesia

Upload: wira-putra

Post on 12-Oct-2015

910 views

Category:

Documents


402 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakanglahirnya Perserikatan Nasional Indonesia (kemudian berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia; PNI) di Bandung pada tanggal 14 juli1927 Partai ini merupakan perkembangan dari Algemeene Studie Club yang sudah berdiri sejak tahun 1925 di kota Bandung. Partai ini didirikan dan dipimpin oleh golongan terpelajar yang sudah mendapat didikan politik. Diantara para pendirinya terdapat bekas anggota Perhimpunan Indonesia.Ir. Soekarno, tamatan Technische Hooge School (ITB) diangkat sebagai ketua.Sasaran pokok PNI adalah mencapai kemerdekaan. Perkembang pesat PNI karena pengaruh Soekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat. Dalam makalah ini selanjutnya akan dijelaskan mengenai bagaimana awal berdirinya, perkembangan, hingga di bubarkannya PNI tersebut.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana Awal Terbentuknya Partai Nasional Indonesia Lama ?2. Apa yang membuat perkembangan Partai Nasional Indonesia Lama sangat pesat ?3. Bagaimana runtuhnya Partai Nasional Indonesia Lama ?

1.3 Tujuan1. Menjelaskan awal terbentuknya Partai Nasional Indonesia2. Memaparkan perkembangan Partai Nasional Indonesia3. Menjelaskan runtuhnya Partai Nasional Indonesia1.4

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Awal Terbentuknya Partai Nasional Indonesia LamaSelama kurang lebih enam bulan setelah pemberontakkan PKI, pergerakan nasional menjadi lesu.Kelesuan itu berakhir dengan lahirnya Perserikatan Nasional Indonesia (kemudian berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia; PNI) di Bandung pada tanggal 14 juli1927 Partai ini merupakan perkembangan dari Algemeene Studie Club yang sudah berdiri sejak tahun 1925 di kota Bandung. Partai ini didirikan dan dipimpin oleh golongan terpelajar yang sudah mendapat didikan politik. Diantara para pendirinya terdapat bekas anggota Perhimpunan Indonesia.Ir. Soekarno, tamatan Technische Hooge School (ITB) diangkat sebagai ketua.Sasaran pokok PNI adalah mencapai kemerdekaan. Untuk itu, semangat kebangsaan perlu dipadu menjadi kekuatannasional. Caranya ialah memperdalam keinsyafan rakyat dengan mengarahkan mereka pada pergerakan yang sadar. Dari kesadaran itu akan lahir kemauan yang satu, yakni kemauan nasional. Bila kemauan nasional sudah tersebar luas dan dihayati oleh rakyat, kemauan itu akan menjjadi perbuatan nasional. Ketiga bentuk itu disebut Trilogi: nationale geest, national will, dan nationale daad (semangat nasional, kemauan nasional, dan perbuatan nasional).(Imran, 1998)PNI menyatakan bahwa imperealisme Belanda telah menjadikan Indonesia sebagai tempat untuk mengambil bahan mentah, pasar untuk menjual hasil industrinya, dan tempat untuk menanamkan modal. Praktik yang dilakukan imperialism itu telah merusak struktur sosial, politik, dan ekonomi bangsa Indonesia. Syarat utama memperbaiki keadaan yang rusak itu ialah adanya kemerdekaan politik yang berarti berakhirnya pemerintahan Hindia belanda. Kemerdekaan itu harus dicapai dengan persatuan Indonesia tanpa membedakan agama dan kelas. Imperealisme yang berkuasa di Indonesia adalah imperealisme internasional yang juga menguasai bangsa-bangsa lain di Asia. Oleh karena itu, usaha bangsa Indonesia melwan imperealisme harus dipersatukan dengan usaha bangsa-bangsa lain di Asia.PNI khususnya pimpinannya Ir. Soekarno, mengembangkan teori tentag nasionalisme. Nasionalisme yang dimaksud Soekarno bersifat anti penjajah dan anti imperealisme yang berkembang di barat berbeda dengan nasionalisme yang berkembang di Timur, termasuk Indonesia. Nasionalisme di timur lahir dari kandugan rakyat yang tertindas. Oleh karena itu, asasnya sosialisme, anti imperialism dan anti kapitalisme. Nasionalisme Indonesia berjiwa kemanuasiaan, nasionalisme Barat berjiwa individual.PNI berusaha memperkuat diri ke dalam dan ke luar. Pekuatan diri ke dalam dilakukan antara lain dengan mengadakan kursus-kursus dan membentuk kelompok-kelompok diskusis untuk melatih para anggota memecahkan berbagai persoalan dan meningkatkan pengetahuan mereka. Perkuatan ke luar berarti mempengaruhi kelompok lain dan rakyat banyak.(Imran, 1998)2.2 Perkembangan Partai Nasional Indonesia LamaPopularitas PNI berkembang pesat karena pengaruh Soekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat. Kewibawaan dan gaya bahasa sebagai alat bagaimana pidato-pidato Soekarno sangat ditunggu-tunggu disetiap pertemuan rapat PNI. Soekarno menekadkan untuk mengejar Indonesia Merdeka di bawah panji-panji Merah Putih Kepala Banteng (Merah-keberanian, Putih-kebersihan hati, Kepala Banteng-percaya kepada kekuatan dan tenaga sendiri). Usaha propaganda dilakukan dengan membentuk serikat sekerja supir Persatuan Motoris Indonesia, Serikat Anak Kapal Indonesia, Persatuan Jongos Indonesia. Apalagi perkembangan Partai Nasional Indonesia ini mempengaruhi sebagian pegawai negeri dan anggota angkatan perang. Bagi PNI, untuk memperoleh pergerakan rakyat yang sadar, maka perkumpulan perlu mempunyai azas yang terang dan jelas, perlu mempunyai suatu teori nasionalisme yang radikal yang dapat menimbulkan kemauan yang satu, yaitu kemauan nasional. Bila kemauan nasional ini cukup tersebar dan masuk mendalam di hati sanubari rakyat, maka kemauan nasional ini menjadi suatu perbuatan, yaitu perbuatan nasional (nationale geest-nationale wil-nationale daad). Dan di dalam anggaran dasar PNI dicantumkan maksud dan tujuannya secara tegas, yaitu Indonesia Merdeka. Ini berarti PNI mengambil jalan non-kooperatif dengan pemerintah Hindia Belanda. Masa-masa awal sangat dipengaruhi oleh ideologi PNI dan mentalitas PNI dalam membentuk mesin birokrasi dan mengerahkan massa. Maka, disinilah arti penting PNI-Birokrasi menjadi eksis dalam percaturan politik yang terjadi Indonesia.(Poesponegoro)Melihat aktifitas politik PNI yang semakin meningkat, pemerintah Hindia Belanda memberi peringatan kepada pimpinan PNI pada tanggal 15 Mei 1928 di sidang pembukaan Volksraad yang diucapkan oleh Gubernur Jenderal de Graeff untuk menahan diri. Meski ada peringatan dari pemerintah Hindia Belanda, PNI tetap terus melakukan kegiatan politiknya, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan kongres yang pertama. Pada kongres yang diadakan di Surabaya, tanggal 27-30 Mei 1928, PNI memutuskan merubah namanya menjadi Partai Nasional Indonesia. Perubahan nama ini berarti meningkatnya PNI menjadi suatu organisasi yang lebih tersusun rapi, menjadi suatu partai politik yang harus mempunyai program politik, ekonomi dan sosial yang lebih baik dan berhati-hati dalam penerimaan anggota. Sebagai anggota hanya dapat diterima orang-orang yang sadar dan aktif. Di kongres kedua yang diadakan di Jakarta tanggal 18-20 Mei 1929, ketua PNI Bung Karno memberikan pidato yang berapi-api di depan peserta kongres.Bung Karno memantapkan kebulatan hati anggota PNI untuk mengejar Indonesia Merdeka dibawah panji-panji Merah-Putih-Kepala Banteng. Merah berarti keberanian, putih kebersihan hati sedangkan kepala banteng berarti percaya pada kekuatan dan tenaga sendiri. Media Propaganda PNI Pemerintah Hindia Belanda yang semakin hari bertambah cemas melihat pengaruh yang diperoleh PNI dimana-mana, mulai menunjukkan tangan besi. Tujuan kongres adalah mengsahkan anggaran dasar, program azas dan rencana kerja PNI . Selain itu kongres bertujuan untuk memperkenalkan diri lebih jauh kepada masyarakat dan dihadiri oleh wakil- wakil organisasi pergerakan. Kongres telah memilih Ir. Soekarno sebagai ketua Pengurus Besar PNI dan Mr.Sartono sebagai bendahara. Pengaruh PNI dalam usaha mempersatukan seluruh kekuatan Indonesia dan persatuan Indonesia tidak hanya dalam organisasi-organisasi politik tetapi juga dalam gerakan pemuda. Dalam Kongres Pemuda Indonesia keduadi Jakarta tanggal 26-27 oktober 1928 kelihatan pengaruh tersebut . Dan pada penutupan kongres 28 oktober diucapkan Sumpah Pemuda yang terkenal itu. Dalam tahun 1930 hampir semua perkumpulan pemuda Indonesia mempersatukan diri dalam Indonesia muda.Pada organisasi- organisasi putri pun kelihatan kecenderungan untuk bersatu ini. Dalam Kongres Wanita Indonesia yang pertama, pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta yang dihadiri oleh sejumlah organisasi wanita yang berpengaruh waktu itu , dapatlah dihasilkan suatu organisasi persatuan wanita yang berbentuk federasi. Namanya ialah Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI),dan dalam Kongres kedua tanggal 28-31Desember 1930 namanya dirubah menjadi Perserikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPPI).(Poesponegoro)Ada dua macam tindakan yang dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya didalam masyarakat , yaitu: ke dalam, mengadakan usaha- usaha terhadap dan untuk lingkungan sendiri, yaitu mengadakan kursus- kursus , mendirikan sekolah-sekolah , bank- bank dan sebagainya;keluar memperkuatkan public opini terhadap tujuan PNI , antara lain melalui rapat- rapat umum dan menerbitkan surat kabar- surat kabar Banteng Periangan (di Bandung) dan Persatoean Indonesia (di Jakarta). Kegiatan PNI yang dengan cepat dapat menarik masa itu, sangat mencemaskan pemerintah colonial. Gubernur jendral pada waktu pembukaan sidang volksraad tanggal 15 mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap nasionalisme yang extrim. Dikemukakan juga bahwa sikap non-cooperation (yang dijalankan PNI) bersifat perumusan terhadap pemerintah. Walaupun ada peringatan halu itu, cabang-cabang PNI tumbuh diseluruh Indonesia. Tujuh cabang pertama ialah di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Pekalongan dan Palembang. Empat calon cabang ialah Air-itam, (dekat Palembang) Cirebon, Parut dan Semarang. Disamping itu juga ada beberapa kring (anggota pengurus belum lengkap) disurakarta,makasar, (ujung pandang),buol dan banyuwangi. Hingga akhir tahun 1929 kandidat anggota PNI berjumlah kira-kira 10.000 orang diantaranya 6000 orang didaerah periangan. Pada tanggal 18 -20 mei 1929 diadakanlah konres PNI yang kedua dijakarta. Disamping memilih kembali pengurus PB PNI yang lama juga telah diambil keputusan:A.Bidang ekonomi/social menyokong perkembangan Bank nasional Indonesia,mendirikan koprasi-koprasi, studiefonds, dan fonds korban, atau partijfonds (untuk anggota-anggota yang kena tindakan pengamanan pemerintah), dan serikat-serikat sekerja, mendirikan sekolah-sekolah dan rumah sakit-rumah sakit.B.Bidang politik: mengadakan hubungan dengan perhimpunan Indonesia(PI) dinegri belanda dan menunjuk PI sebagai wakil PPPKI di luar negeri. Sesuatu yang menarik juga dalam kongres ini ialah disinggungnya masalah trasmigrasi untuk mengatasi kemelaratan rakyat (terutama didaerah yang berpenduduk padat).Semenjak kongres kedua ini kegiatan PNI makin meningkat,terutama untuk usaha konsolidasi kekuatan. Kepada anggota-anggota diadakan kursus-kursus yang terbagi atas dua:1.Kursus pimpinan, biasa diikuti oleh 10-12 orang. Hanya diadakan dibandung, dan guru-gurunya adalah Ir.soekarno. Mr.Isqak tjokrohadisoerjo, Mr.Ali Sastroamidjojo dan Manadi.2.Kursus biasa didaerah-daerah yang diadakan oleh cursus commissiedimana pelajaran diberikan secara sederhana dan mudah dimengerti.Semua pengikut kursus ini kemudian diuji dan bila lulus barulah mereka diterima menjadi anggota. Disamping itu diadakan klub-klub diskusi yang melatih anggota-anggota memecahkan persoalan-persoalan dan meningkatkan kemampuan pengetahuan anggota. Jelas bahwa cara-cara yang dilakukan PNI ini telah memperkuat posisi dan pengaruh PNI dikalangan masyarakat.Sukses yang dicapai ini dalam waktu yang singkat berkat filsafat PNI yaitu; marhaenisme. Kemudian marhaenisme ditafsirkan sebagai marxisme yang diterapkan sesuai dengan kondisi-kondisi dan situasi Indonesia.Bila dibandingkan dengan jumlah anggota sarekat islam,anggota PNI sampai bulan desember 1929 hanya lebih kuraang 10.000 orang. tetapi pengaruh Ir soekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah meluas dan meresap diseluruh Indonesia dan didalam seluruh lapisan masyarakat. Kemajuan-kemajuan yang diperoleh PNI dalam usahanya membawa rakyat untuk memperoleh kemerdekaan telah menguatirkan orang-orsng reaksioner belanda diindonesia,yang kemudian membentuk suatu organisasi bernama vaderlandsche club tahun 1929 , yang mendesak pemerintah agar segera mengambil tindakan tegas terhadap PNI.(Poesponegoro)2.3 Runtuhnya Partai Nasional Indonesia LamaPemerintah Hindia Belanda yang semakin hari bertambah cemas melihat pengaruh yang diperoleh PNI dimana-mana, mulai menunjukkan tangan besi. Walaupun mereka bertindak masih dalam batas kewajaran. Tetapi, Soekarno yang menulis berbagai tulisan yang menyerang Belanda. Soeloeh Indonesia Moeda, Persatoean Indonsesia dan Fikiran Rajat. Dari media tulis inilah Soekarno mencurahkan segala ide tentang nasionalisme, antiimperialisme, dan antikolonialisme hingga ide yang di gandrunginya, sosialisme.Tujuan Seokarno menulis di media tersebut adalah untuk memompa semagat nasionalisme dikalangan rakyat untuk menentang imperialisme dan kolonialisme di Tanah air. Kaum Marhaen di Fikiran Rajat dicirikan sebagai masyarakat miskin, buruh terbodohkan dan terjajah, mereka adalah masyarakat yang harus bangkit dari keterpurukannya untuk lahir kembali sebagai manusia yang merdeka di tanahnya sendiri. Sehingga pada 15 mei 1928 dalam rapat dewan rakyat, pemerintah memberikan peringatan kepada ketua PNI agar menahan diri dalam ucapan dan propagandanya. Para pemimpin PNI tidak menghiraukan hal tersebut dan keluarlah peringatan kedua dari pemerintah pada bulan juli 1929.(Partai-Nasionalis-Indonesia-PNI, 2010)Pada akhir tahun 1929 tersiar kabar yang bersifat provokasi bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan pada awal tahun 1930. Sehingga Bung Karno dan Gatot Mangkoepraja, setelah selesai menghadiri kongres PPPKI (Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangasaan Indonesa) yang kedua di Solo pada tanggal 29 Desember 1929 ditangkap pemerintah Hindia Belanda. Kemudian mereka dibawa ke Bandung dengan penjagaan yang ketat kemudian ditempatkan di penjara Sukamiskin. Begitu pula dengan beberapa pimpinan teras PNI lainnya. Setelah itu mereka diadili di pengadilan landraad pada 18 Agustus 1930 di bandung. Tuduhan yang dikenakan pemerintah Hindia Belanda adalah mereka dituduh menggangu keamanan dalam negeri dan hendak melakukkan pemberontakan dan juga tentang menyiarkan kabar dusta untuk mengangu ketertiban umum.Keputusan landraad di Bandung yang menghukum Ir.soekarno 4 tahun penjara, Gatot Mangkuprojo 2 tahun, Maskun 1 tahun 8 bulan, dan Supriadinata 1 tahun 3 bulan. Pengadilan menjatuhkan hukuman berdasarkan pasal 153 dan 169 KUHP. Keputusan itu ditetapkan oleh Raad van justitie pada 17 April 1931.(sejarah-berdirinya-pni, 2013)Hukuman terhadap pemimpin PNI ini juga mengandung pengertian bahwa barang siapa melakukan tindakan seperti pemimpin maka itu dapat dituduh melakukan kejahatan dan dapat dijatuhi hukuman. Jadi anggota yang masih meneruskan jejak dan langkah PNI ada dalam bahaya. Oleh karena itu atas pertimbangan ini khususnya dari segi keselamatan maka pengurus besar PNI memutuskan pembubaran PNI pada Februari 1931 di Jakarta. Biarpun PNI itu masih muda, tetapi pengaruhnya amatlah besar daripada pengaruh organisasi-organisasi lain.(Pni-lama-partindo-gerindo, 2010)

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanSelama kurang lebih enam bulan setelah pemberontakkan PKI, pergerakan nasional menjadi lesu. Kelesuan itu berakhir dengan lahirnya Perserikatan Nasional Indonesia (kemudian berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia; PNI) di Bandung pada tanggal 14 juli1927 Partai ini merupakan perkembangan dari Algemeene Studie Club yang sudah berdiri sejak tahun 1925 di kota Bandung. Partai ini didirikan dan dipimpin oleh golongan terpelajar yang sudah mendapat didikan politik. Diantara para pendirinya terdapat bekas anggota Perhimpunan Indonesia.Ir. Soekarno, tamatan Technische Hooge School (ITB) diangkat sebagai ketua.Sasaran pokok PNI adalah mencapai kemerdekaan. Untuk itu, semangat kebangsaan perlu dipadu menjadi kekuatannasional.PNI menyatakan bahwa imperealisme Belanda telah menjadikan Indonesia sebagai tempat untuk mengambil bahan mentah, pasar untuk menjual hasil industrinya, dan tempat untuk menanamkan modal. Praktik yang dilakukan imperialism itu telah merusak struktur sosial, politik, dan ekonomi bangsa Indonesia. Syarat utama memperbaiki keadaan yang rusak itu ialah adanya kemerdekaan politik yang berarti berakhirnya pemerintahan Hindia belanda.Nasionalisme Indonesia berjiwa kemanuasiaan, nasionalisme Barat berjiwa individual.PNI berusaha memperkuat diri ke dalam dan ke luar. Pekuatan diri ke dalam dilakukan antara lain dengan mengadakan kursus-kursus dan membentuk kelompok-kelompok diskusis untuk melatih para anggota memecahkan berbagai persoalan dan meningkatkan pengetahuan mereka. Perkuatan ke luar berarti mempengaruhi kelompok lain dan rakyat banyak.Popularitas PNI berkembang pesat karena pengaruh Soekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat. Kewibawaan dan gaya bahasa sebagai alat bagaimana pidato-pidato Soekarno sangat ditunggu-tunggu disetiap pertemuan rapat PNI. Soekarno menekadkan untuk mengejar Indonesia Merdeka di bawah panji-panji Merah Putih Kepala Banteng (Merah-keberanian, Putih-kebersihan hati, Kepala Banteng-percaya kepada kekuatan dan tenaga sendiri).Bagi PNI, untuk memperoleh pergerakan rakyat yang sadar, maka perkumpulan perlu mempunyai azas yang terang dan jelas, perlu mempunyai suatu teori nasionalisme yang radikal yang dapat menimbulkan kemauan yang satu, yaitu kemauan nasional. Bila kemauan nasional ini cukup tersebar dan masuk mendalam di hati sanubari rakyat, maka kemauan nasional ini menjadi suatu perbuatan, yaitu perbuatan nasional (nationale geest-nationale wil-nationale daad). Dan di dalam anggaran dasar PNI dicantumkan maksud dan tujuannya secara tegas, yaitu Indonesia Merdeka. Ini berarti PNI mengambil jalan non-kooperatif dengan pemerintah Hindia Belanda. Masa-masa awal sangat dipengaruhi oleh ideologi PNI dan mentalitas PNI dalam membentuk mesin birokrasi dan mengerahkan massa. Maka, disinilah arti penting PNI-Birokrasi menjadi eksis dalam percaturan politik yang terjadi Indonesia.Melihat aktifitas politik PNI yang semakin meningkat, pemerintah Hindia Belanda memberi peringatan kepada pimpinan PNI pada tanggal 15 Mei 1928 di sidang pembukaan Volksraad yang diucapkan oleh Gubernur Jenderal de Graeff untuk menahan diri.Bung Karno memantapkan kebulatan hati anggota PNI untuk mengejar Indonesia Merdeka dibawah panji-panji Merah-Putih-Kepala Banteng.Pada organisasi- organisasi putri pun kelihatan kecenderungan untuk bersatu ini. Dalam Kongres Wanita Indonesia yang pertama, pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta yang dihadiri oleh sejumlah organisasi wanita yang berpengaruh waktu itu , dapatlah dihasilkan suatu organisasi persatuan wanita yang berbentuk federasi.Pemerintah Hindia Belanda yang semakin hari bertambah cemas melihat pengaruh yang diperoleh PNI dimana-mana, mulai menunjukkan tangan besi. Walaupun mereka bertindak masih dalam batas kewajaran.Pada akhir tahun 1929 tersiar kabar yang bersifat provokasi bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan pada awal tahun 1930. Sehingga Bung Karno dan Gatot Mangkoepraja, setelah selesai menghadiri kongres PPPKI (Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangasaan Indonesa) yang kedua di Solo pada tanggal 29 Desember 1929 ditangkap pemerintah Hindia Belanda. Kemudian mereka dibawa ke Bandung dengan penjagaan yang ketat kemudian ditempatkan di penjara Sukamiskin. Begitu pula dengan beberapa pimpinan teras PNI lainnya. Setelah itu mereka diadili di pengadilan landraad pada 18 Agustus 1930 di bandung.Keputusan landraad di Bandung yang menghukum Ir.soekarno 4 tahun penjara, Gatot Mangkuprojo 2 tahun, Maskun 1 tahun 8 bulan, dan Supriadinata 1 tahun 3 bulan. Pengadilan menjatuhkan hukuman berdasarkan pasal 153 dan 169 KUHP. Keputusan itu ditetapkan oleh Raad van justitie pada 17 April 1931.

DAFTAR PUSTAKA

Imran. (1998). Sejarah Nasional dan Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Partai-Nasionalis-Indonesia-PNI. (2010, 06 29). Diambil kembali dari Partai-Nasionalis-Indonesia-PNI: amancorablog.wordpress.comPni-lama-partindo-gerindo. (2010, 11). Diambil kembali dari Pni-lama-partindo-gerindo: siebud.blgospot.comPoesponegoro, M. J. (t.thn.). Sejarah Nasional Indonesia V. PN Balai Pustaka.sejarah-berdirinya-pni. (2013, 03). Diambil kembali dari sejarah-berdirinya-pni: darielszone.blogspot.com

1