makalah isbd 2
TRANSCRIPT
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada dasarnya, penduduk, masyarakat, dan kebudayaan merupakan
konsep-konsep yang pertautannya satu sama lain sangat berdekatan.
Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang
tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di wilayah
tersebut. Hal ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya,
sehingga tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk, sebab
masyarakat terbentuk karena adanya penduduk.
Begitupun hubungan antara masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan
merupakan hasil dari suatu masyarakat, kebudayaan hanya dapat lahir,
tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat. Begitupun sebaliknya, tidak ada
suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan.
Karena atas dasar itulah, sehingga dalam makalah ini akan dibahas
mengenai penduduk, masyarakat, dan kebudayaan, serta hubungan antara
ketiganya.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan yang dimaksud dengan penduduk?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan masyarakat?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan kebudayaan?
4. Bagaimana hubungan antara penduduk, masyarakat, dan kebudayaan?
3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini yaitu,
dapat mendeskripsikan tentang penduduk, masyarakat, dan kebudayaan. Serta
mengetahui hubungan antara penduduk, masyarakat, dan kebudayaan.
1
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penduduk
a. Pengertian penduduk
Penduduk, dalam pengertian luas diartikan sebagai kelompok
organisme sejenis yang berkembang biak dalam suatu daerah tetentu.
Namun penduduk yang dimaksud dalam makalah ini yaitu orang-orang
yang mendiami wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh
dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah dapat
didefinisikan menjadi dua, yaitu:
o Orang yang tinggal di daerah tersebut
o Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk
tinggal di situ.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati
wilayah geografi dan ruang tertentu.
b. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-
waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu
dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran.
Pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi
penduduk khususnya juga berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi
suatu daerah atau negara bahkan dunia pada umumnya. Pertumbuhan
penduduk yang makin cepat mendorong pertumbuhan aspek-aspek
kehidupan yang meliputi aspek-aspek sosial budaya, ekonomi, politik dan
sebagainya, mengakibatkan bertambahnya sistem mata pencaharian
hidup dari homogen menjadi kompleks.
2
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu
fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian). Fertilitas adalah tingkat
pertambahan anak yang dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu
penduduk dalam satu tahun. Sedangkan mortalitas yaitu jumlah kematian
pertahun perseribu penduduk.
c. Penyebaran penduduk
Penyebaran penduduk dapat diartikan pindahnya penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain oleh apapun sebabnya, yang akan
mengakibatkan terjadinya perubahan penduduk. Prosesnya dengan
imigrasi atau emigrasi dan transmigrasi. Perpindahan penduduk atau
migrasi selalu membawa hal-hal yang penting terhadap ciri atau
karakteristik penduduk suatu negara, secara terus menerus terjadi dengan
teratur, intensitasnya bervariasi serta di tiap bagian di dunia berbeda.
Penyebaran penduduk juga tidak terlepas dari konsep tentang
kemajuan masyarakat atau kemajuan kebudayaan manusia yang dengan
lambat berkembang dari bentuk-bentuk bersahaja ke bentuk-bentuk yang
kompleks. Mulai dari tingkat masyarakat berburu atau tingkat liar
(savage), tingkat beternak atau tingkat barbar (barbarism), dan tingat
pertanian ketika berkembang peradaban (civilization). Dengan
perkembangan kebudayaan ini, otomatis akan terjadi penyebaran
penduduk yang erat hubungannya dengan faktor ekologis. Bilamana
menemukan daerah subur, di situ peradaban akan berkembang dan
penduduk menetap.
Ada dua faktor yang mempengaruhi penyebaran penduduk, yaitu
faktor pendorong (push factor) dan faktor penarik (pull factor). Faktor
dorong dapat disebabkan oleh alasan ekonomi, alasan politis. Sedangkan
faktor penarik sifatnya umum, propaganda suatu negara untuk menarik
para imigran. Ahli lain berpendapat bahwa yang menjadi alasan migrasi
bersumber dari wilayah emigrasi, wilayah imigarsi, adanya rintangan
3
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
antara wilayah imigrasi dan emigrasi, serta alasan perseorangan.
Selanjutnya Petersen mengemukakan adanya migrasi primitif, penyebaran
yang tidak tentu seperti mencari makan (food-gathering), dan berburu
(barbar), berkelana (wandering), dan berkelompok menjalajahi suatu
wilayah (ranging). Semua migrasi ini disebabkan oleh dorongan ekologis,
sebagai hubungan antara alam dengan manusia.
d. Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk Indonesia
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia
selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1
juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025. Walaupun
demikian pertumbuhan rata-rata pertahun penduduk Indonesia selama
periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam
dekade 1990-2000 , penduduk indonesia bertambah dengan kecepatan
1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-
2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0.92 persen per tahun.
Turunnya laju pertumbuhan ditentukan oleh turunnya tingkat
kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat
dari pada penurunan karena kematian. Crude Birth rate (CBR) turun dari
sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi, sedangkan Crude Death
Rate (CDR) tetap besar 7 per 1000 penduduk dalam kurung waktu yang
sama.
2. Masyarakat
a. Pengertian masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, yang berasal dari
kata socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari
bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Istilah sosiologisnya disebut
berinteraksi. Masyarakat merupakan suatu sistem sosial atau kesatuan
hidup yang mempunyai banyak faktor dalam pembentukannya, sehingga
banyak definisi dikemukakan para ahli diantaranya sebagai berikut:
4
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
Selo Sumardjan seorang sosiolog mengemukakan bahwa
masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama
menghasilkan kebudayaan.
Koetjaraningrat mendefinisikan masyarakat sebagai kesatuan
hidup manusia berinteraksi menurut adat istiadat tertentu
bersifat kontinu, terikat rasa identitas yang sama.
Ralph Linton mengetengahkan bahwa masyarakat adalah setiap
kelompok manusia yang hidup bekerja sama dalam waktu yang
relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam hidup
bersama dan menjadi sebagai satu kesatuan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat dideskripsikan
bahwa ciri-ciri masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Manusia hidup bersama
2) Bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama
3) Setiap anggotanya menyadari dirinya sebagai satu kesatuan
4) Bersama-sama membangun suatu kebudayaan yang menjadi
pedoman dalam hidup bersama
b. Kaidah-kaidah dalam masyarakat
Ada beberapa kaidah-kaidah yang mengatur masyarakat
bertingkah laku, yaitu sebagai berikut:
Interaksi sosial.
Di dalam suatu masyarakat pasti terjadi interaksi. Faktor utama
yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial ialah imitasi,
sugesti, dan simpatik. Selain itu syarat-syarat terjadinya interaksi
sosial ialah social contact (kontak sosial) dan social communication
(komunikasi sosial). Bentuk-bentuk interaksi sosial yaitu
cooperation (kerja sama), competition (kompetisi), conflict
(konflik), dan accomodation (akomodasi) serta kontak sosial antara
sesama individu atau kelompok (Selo Soemardjan, 1974)
5
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
Pranata sosial
Pranata sosial disebut juga social institution (lembaga
kemasyarakatan) yang berarti sistem tata kelakuan (diatur nilai-
nilai dan norma sosial) berhubungan dengan aktivitas yang
bertujuan memenuhi kompleksitas kebutuhan hidup
bermasyarakat. Fungsi pranata sosial adalah sebagai pedoman
bersikap dan berperilaku dalam hidup bermasyarakat untuk
menjaga keutuhan masyarakat dan sebagai pengendalian terhadap
perilaku bermasyarakat. Menurut Selo Soemardjan, norma-norma
pranata sosial meliputi tiga aspek, yaitu:
1) Usage (cara-cara), cara yang digunakan individu
berperilaku, misalnya cara makan, minum, berpakaian
dan sebagainya.
2) Folkways (kebiasaan) misalnya memakai pakaian tertentu
pada waktu tertentu, kebiasaan melakukan upacara.
Kebiasaan seperti ini memiliki tingkatan hukum lebih
tinggi dari pada usage.
3) Mores (kelakuan), perbuatan yang mengandung nilai-nilai
moral, misalnya hormat kepada orang tua, sopan
terhadap orang lain, dan sebagainya. Apabila norma ini
dilanggar maka akan memperoleh celaan dari
masyarakat.
4) Custom (adat istiadat), berisi aturan-aturan yang
membedakan hal yang dapat dilakukan dan yang tidak
dapat dilakukan. Misalnya, perzinaan, pencurian,
pemerkosaan, kalau adat ini dilanggar mendapat
hukuman dari masyarakat secara fisik, tingkatan
hukumnya paling tinggi karena termasuk hukum adat
yang dianut masyarakat.
6
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
Ciri-ciri pranata menurut Koentjaningrat (1980) adalah:
1) Pola-pola pemikiran (gagasan) dan perilaku yang
diwujudkan dalam aktivitas beserta produknya.
2) Keberadaannya sulit berubah.
3) Memiliki tujuan tertentu.
4) Memiliki sarana dan prasarana
5) Memiliki lambang khas sesuai dengan tujuannya, yakni
sejumlah aturan baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis.
c. Cara-cara terbentuknya masyarakat
Masyarakat tidak terbentuk begitu saja secara spontanitas, tetapi
masyarakat terbentuk dengan melalui berbagai proses yang panjang dan
beberapa persyaratan. Menurut Phil Astrid Soesanto (1977), faktor
persyaratan terbentuknya masyarakat, yaitu:
1) Waktu dan zaman
2) Sebab dan tujuan pembentukannya
3) Sifat dari anggota-anggotanya
4) Cara pembentukan kelompok (dengan paksaan, kebetulan,
ataupun sukarela)
Selanjutnya Bierens De Haan mengatakan bahwa suatu kelompok
memperoleh bentuknya dari kesadaran akan keterikatan yang ada pada
anggota-anggotanya. Berdasarkan pada pendapat terbentuknya
kelompok masyarakat yang dikutip di atas, maka diuraikan cara-cara
terbentuknya masyarakat yang dapat dilihat dari tiga sudut pandang,
yaitu:
a) Masyarakat dapat terbentuk secara sengaja atau dipaksa.
Misalnya suatu masyarakat atau negara yang sengaja dibentuk.
Contoh lain misalnya transmigrasi dan masyarakat pengungsi
terbentuk karena dipaksa.
7
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
b) Masyarakat terbentuk dengan sendirinya. Misalnya suku
terasing, kelompok etnis dan sebagainya.
c) Masyarakat dapat terbentuk karena adanya hubungan dengan
lapangan usaha. Misalnya masyarakat tani, industri, dan nelayan.
Menurut Phil Astrid Soesanto (1977), faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya masyarakat yaitu:
Ada juga kesatuan sosial khusus lainnya yang terbentuk
sebenarnya termasuk bagian dari masyarakat. Kelompok ini dapat
dimasukkan ke dalam kategori peristilahan yang lazim disebut
komunitas (community).
Golongan pemuda yang mempunyai ciri-ciri ideal dengan vitalitas
yang tinggi dan masih bebas dari beban keluarga.
Komunitas yang terikat oleh sejumlah norma dan adat istiadat
yang melakukan interaksi sosial antar sesama anggota. Misalnya
sistem marga orang Batak dan Minangkabau serta masyarakat
terasing lainnya.
Kelompok masyarakat yang diberi predikat solidaritas sosialnya
yang amat tinggi dapat dipersepsikan dan disadari oleh hubungan
rasa kekeluargaan yang intim dan akrab. Ada juga perkumpulan
yang bermotif ekonomi, misalnya perkumpulan simpan pinjam,
koperasi, arisan, dan sebagainya.
Komunitas yang menempati suatu wilayah tertentu dengan terikat
oleh sistem adat dan pola hidup, seperti rural community dan
urban community.
d. Tujuan dan fungsi masyarakat
Tujuan masyarakat
1) Untuk membangun rasa senasib dan sepenanggungan di
antara mereka, khususnya manusia Indonesia, termasuk
masyarakat pada umumnya yang mewujudkan rasa
8
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
persatuan dengan memelihara kebinekaan dalam
keanekaragaman dan kesatuan visi dan misi menuju integrasi
nasional yang dicita-citakan secara ideal.
2) Agar tertanam rasa toleransi mereka, seseorang hanya
mempunyai arti bilamana ia menjadi bagian dalam kelompok.
3) Timbulnya kesadaran diantara mereka untuk memelihara
saling ketergantungan dan kepedulian sosial.
Fungsi masyarakat
1) Fungsi pemeliharaan pola. Fungsi ini berkaitan dengan
hubungan sebagai suatu sistem sosial dengan subsistem
kultur. Fungsi ini mempertahankan prinsip masyarakat sambil
menyediakan dasar berperilaku menuju realitas yang tinggi.
2) Fungsi integrasi. Fungsi ini mencakup koordinasi yang
diperlukan antara unit-unit yang menjadi bagian dari suatu
sistem sosial. Khususnya berkaitan dengan kontribusi unit-
unit organisasi dan berfungsi sebagai unit terhadap
keseluruhan sistem.
3) Fungsi untuk pencapaian tujuan. Fungsi ini mengatur
hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan
subsistem kepribadian.
4) Fungsi adaptasi. Menyangkut hubungan antara individu
dengan individu, kelompok dengan kelompok dalam
masyarakat dengan melalui jaringan sistem sosial, subsistem
organisme tindakan dengan alam psikoorganik. Fungsi ini
menyangkut kemampuan anggota masyarakat mengadakan
penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup, baik sesama
manusia maupun lingkungan alam.
9
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
3. Kebudayaan
a. pengertian kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-
pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
b. Unsur-unsur kebudayaan
Kebudayaan umat manusia mempunyai unsur-unsur yang bersifat
universal. Unsur-unsur kebudayaan tersebut dianggap universal karena
10
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa-bangsa di dunia.
Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
1) Sistem religi
2) Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
3) Sistem pengetahuan
4) Sistem keanekaragaman bahasa
5) Sistem kesenian
6) Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi
7) Sistem peralatan hidup atau teknologi.
c. Wujud dan komponen kebudayaan
Wujud kebudayaan
Menurut J. J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan
menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
1) Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,
dan sebagainya yang sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala
atau di dalam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat
tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan,
maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan
dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.
2) Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
11
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret,
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
3) Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diiantara
ketiga wujud kebudayaan.
Komponen kebudayaan
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat
digolongkan atas dua komponen utama:
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat
yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini
adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian
arkeologi: mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan
seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang,
seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,
gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng,
cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
d. Transmisi, transformasi, dan inovasi kebudayaan
1) Transmisi kebudayaan
Transmisi kebudayaan diartikan sebagai proses alih budaya yang
tidak mengadakan perubahan budaya, melainkan bertujuan
untuk melestarikan kebudayaan dari generasi tua kepada
12
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
generasi muda sebagai penerusnya. Koentjaningrat
mengklasifikasikan secara rinci tiga macam proses transmisi,
yaitu:
Internalisasi adalah proses yang dialami oleh seseorang
yang belajar untuk menanamkan nilai-nilai budaya
kepada dirinya dalam modus pembentukan
kepribadiannya berupa perasaan, hasrat, nafsu serta
emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya. Proses ini
disebut proses pembentukan kepribadian sosial atau
kolektif.
Sosialisasi kebudayaan adalah diartikan sebagai proses
belajar mengenai pola-pola perilaku yang berkaitan
dengan individu yang memiliki berbagai ragam
kedudukan dan peranan.
Proses enkultrasi budaya. Proses ini menunjukkan
anggota masyarakat mempelajari sistem norma dan
aturan/adat istiadat yang ada di dalam masyarakat.
2) Transformasi kebudayaan
Transformasi kebudayaan (alih budaya) berkaitan dengan faktor-
faktor eksternal budaya, karena adanya dua kelompok yang
bertemu (pihak A asing) dan (pihak B penerima), yang kemudian
akan menyebabkan terjadinya pertemuan dua unsur budaya
antara budaya masyarakat asing dengan budaya penerima.
Proses ini kemudian menyebabkan adanya komunikasi dari luar
masyarakat lain. Proses ini dapat dibedakan dengan jenis-jenis
transformasi tersebut di bawah ini, antara lain:
a. Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur
budaya dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya
penyebaran unsur budaya dari tempat ke tempat lain
13
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
karena adanya gerak antar ruang. Misalnya dari daerah A
datang unsur budaya ke daerah B atau sebaliknya dengan
membawa unsur budaya ke tempat bersangkutan
menyebabkan adanya proses transformasi.
b. Asimilasi kebudayaan adalah bila terjadi pertemuan
antara dua unsur budaya yang berlainan, maka terjadi
perubahan sifat-sifat khas dari unsur-unsur yang saling
bertemu kemudian memunculkan bentuk baru yang
bersifat kombinasi.
c. Akulturasi kebudayaan adalah pertemuan antara dua
unsur budaya yang berlainan, dan kemudian lambat laun
unsur budaya yang berasal dari masyarakat lain dapat
diterima tanpa menghilangkan unsur budaya aslinya.
3) Inovasi kebudayaan
Faktor lain penyebab terjadinya perubahan kebudayaan adalah
inovasi, yaitu inovasi sebagai suatu pembaharuan kebudayaan.
Amin Yatno (1998) mengutip pendapat Koentjaningrat (1979),
mengemukakan bahwa inovasi terjadi didahului oleh pertemuan.
Ada disebut discovery atau invention. Discovery adalah hasil atau
penemuan baru yang diperoleh secara kebetulan, sedangkan
invention adalah penggunaan dari pada penemuan baru tersebut
yang dilakukan secara teknik karena dianggap penting dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. Hubungan antara penduduk, masyarakat, dan kebudayaan
Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan mempunyai hubungan
yang erat antara satu dengan yang lainya. Dimana penduduk adalah
sekumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang
tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang
saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh
14
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
peraturan-peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut. Dan
masyarakat tersebutlah yang kemudian menciptakan dan melestarikan
kebudayaan, baik yang didapat dari nenek moyang mereka, ataupun
kebudayaan baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Oleh
karena itu penduduk, masyarakat, dan kebudayaan merupakan hal yang
tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan sendiri berarti hasil karya manusia
untuk melangsungkan ataupun melengkapi kebutuhan hidupnya yang
kemudian menjadi sesuatu yang melekat dan menjadi ciri khas dari pada
manusia (masyarakat) tersebut.
Masyarakat dan kebudayaan terus berkembang dari masa ke masa.
Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah dari suatu tempat ke
tempat lainnya, masyarakat yang hidup dalam keadaan yang seperti ini
disebut dengan masyarakat nomaden. Mereka berpindah ke tempat lain
jika bahan makanan yang ada di daerah tersebut telah habis. Namun,
seiring dengan berjalannya waktu mereka mulai belajar untuk
melestarikan daerah dimana mereka tinggal. Mereka mulai bercocok
tanam dan beternak untuk melangsungkan kehidupan mereka. Hingga
saat ini kegiatan bercocok tanam (bertani) menjadi ciri khusus masyarakat
Indonesia, sehingga Indonesia disebut dengan negara agraris. Dapat
disimpulkan bahwa kebudayaan tidak akan pernah berhenti untuk
berkembang selama masyarakat terus berkembang dan belajar demi
kelangsungan hidupnya.
15
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penduduk, dalam pengertian luas diartikan sebagai kelompok
organisme sejenis yang berkembang biak dalam suatu daerah tetentu.
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama menghasilkan
kebudayaan. Sedangkan kebudayaan dapat diartikan “segala hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal”.
Pada dasarnya, penduduk, masyarakat, dan kebudayaan
merupakan konsep-konsep yang pertautannya satu sama lain sangat
berdekatan. Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam
waktu yang tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat
di wilayah tersebut. Hal ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada
penduduknya, sehingga tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa
penduduk, sebab masyarakat terbentuk karena adanya penduduk.
Demikian pula hubungan antara masyarakat dan kebudayaan, kebudayaan
hanya dapat lahir, tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat.
Begitupun sebaliknya, tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung
oleh kebudayaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penduduk,
masyarakat, dan kebudayaan sesungguhnya memiliki hubungan yang
sangat erat antara satu dengan yang lainnya.
B. Saran
Dapat dipahami bahwa penduduk, masyarakat, dan kebudayaan
merupakan suatu materi yang penting untuk diketahui. Oleh karena itu,
sebagai calon guru kelas sudah seyogyanya jika kita mempelajari dan lebih
menguasai materi tentang penduduk, masyarakat, dan kebudayaan,
karena ini merupakan bekal kita untuk menjadi seorang guru kelas,
sehingga nantinya kita dapat menjadi guru yang profesional.
16
Ilmu Sosial Budaya Dasar, Kelompok II
DAFTAR PUSTAKA
Agussalim, A.M. 2005. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Muhammad, Abdul Kadir. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.
Soelaeman, Munandar. 2005. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT Refika Aditama.
www.google.com
17