makalah isbd

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era pasca reformasi dari pada sebelum reformasi. Pasca runtuhnya kekuasaan rejim otoriter orde baru dan masuknya era reformasi menjadikan semakin meningkatnya tuntutan terhadap penyelesaian berbagai pelanggaran HAM yang terjadi dan adanya perubahan di tataran instrumental untuk mendorong penegakan hukum dan penghormatan atas hak asasi manusia. Salah satu instrumen penting yang lahir dalam masa reformasi ini adalah munculnya mekanisme penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi manusia melalui pengadilan Hak Asasi Manusia (Pengadilan HAM). Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan

Upload: jung-kristal

Post on 21-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ISBD

TRANSCRIPT

Page 1: makalah ISBD

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia

yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak

kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi.

Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu

hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini.

HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era pasca reformasi dari

pada sebelum reformasi.

Pasca runtuhnya kekuasaan rejim otoriter orde baru dan masuknya era

reformasi menjadikan semakin meningkatnya tuntutan terhadap penyelesaian

berbagai pelanggaran HAM yang terjadi dan adanya perubahan di tataran

instrumental untuk mendorong penegakan hukum dan penghormatan atas hak

asasi manusia. Salah satu instrumen penting yang lahir dalam masa reformasi ini

adalah munculnya mekanisme penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi manusia

melalui pengadilan Hak Asasi Manusia (Pengadilan HAM).

Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri

dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan

pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan

HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat

makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul ”Hak Asasi

Manusia”.

B.  Rumusan Masalah

    

1. Apakah pengertian HAM ?

2. Bagaimana perkembangan HAM ?

3. Apa saja contoh-contoh pelanggaran HAM ?

4. Bagaimana penegakan HAM di Indonesia ?

5. Bagaimana pengadilan HAM di Indonesia ?

Page 2: makalah ISBD

C.    Tujuan

Dengan adanya rumusan masalah diatas saya dapat membuat suatu tujuan

masalah:

1. Untuk mengetahui pengertian HAM dan bagian-bagiannya.

2. Untuk mengetahui sejarah HAM

3. Untuk mengetahui HAM dalam tinjauan islam

4. Untuk mengetahui contoh-contoh pelanggaran HAM

5. Untuk mengetahui bagaimana penegakan HAM di Indonesia

6. Untuk mengetahui pengadilan HAM di Indonesia

D.    Pembatasan Masalah

            Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada

masalah dan tujuan dalam hal pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun

membatasi masalah hanya pada ruang lingkup HAM dan penegakannya di

Indonesia.

Page 3: makalah ISBD

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Dan Ciri Pokok Hakikat HAM

1.      Pengertian HAM

a) HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh maunusia, sesuai dengan

kodratnya (kaelan: 2002).

b) John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan

langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.

(Mansyur Effendi, 1994).

c) Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM

disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang

melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan

Yang Maha Esa dan merupakan anugerag-Nya yang wajib dihormati,

dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh nagara, hukum, pemerintah dan

setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat

manusia”.

d) Menurut Jan Materson dari komisi HAM PBB, Hak Asasi Manusia adalah

hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpa hak-hak tersebut

manusia mustahil dapat hidup sebagai Teaching human Rights, yang

merumuskan HAM dengan pengertian, “Human Right could be generally

defined as those rights which are inherent in our nature and without which

can not live as human being”.

e) Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak lahir

sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa, bukan pemberian dari manusia

atau pengusaha. Hak asasi manusia sifatnya sangat mendasar bagi hidup

dan kehidupan manusia yang bersifat kodrati yakni tidak bisa terlepas dari

dan dalam kehidupan manusia.

2.      Ciri Pokok Hakikat HAM

Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan

tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM, yaitu:

Page 4: makalah ISBD

a) HAM tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi. HAM adalah bagian

dari manusia secara otomatis.

b) HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,

agam, etnis, pandangan politik atau asal-usul social dan bangsa.

c) HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seoarangpun mempunyai hak untuk

membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM

walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau

melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

B. Perkembangan HAM

1. Pemikiran HAM

a) Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya

berpusat pada bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM

generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh

dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya

keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk menciptakan

sesuatu tertib hukum yang baru.

b) Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis

melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Jadi

pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan pengertian

konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi kedua,

hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi

ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi, dan

hak politik.

c) Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua.

Generasi ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi,

sosial, budaya, politik, dan hukum dalam suatu keranjang yang

disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan. Dalam

pelaksanaannya hasil pemikiran generasi ketiga juga mengalami

ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak

ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas

utama, sedangkan hak lainnya yang dilanggar.

Page 5: makalah ISBD

d) Generasi keempat yang mengkritik peranan Negara yang sangat

dominan dalam proses pembangunan yang terfokus pada

pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negatif seperti

diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program

pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat

secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok

elit. Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-

negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan

deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration of the basic

Duties of Asia People and Government.

2. Perkembangan pemikiran HAM dunia

a) Magna Charta

Pada umum nya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya

HAM di kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna charta

yang antara lain memuat pandangan bahwa raja yang tadinya

memiliki kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi

ia sendiri tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi

dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung

jawabanannya dimuka hukum (Mansyur Effendi: 1994).

b) The American declaration

Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The

American Declaration of Independence yang lahir dari paHAM

Rousseau dan montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia

adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah

logis bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.

c) The French declaration

Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration

(deklarasi perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci

lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang antara lain

berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah.

Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent, artinya

orang-orang yang ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh,

Page 6: makalah ISBD

berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan

pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia

bersalah.

d) The four freedom

Ada empat hak kebebasan bebicara dan menyatakan pendapat, hak

kebebasan memeluk agama beribadah sesuai dengan ajaran agama

yang dipeluknya, hak kebebasan dari kemiskinan dan pengertian

setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai

dan sejahtera bagi pendudukanya, hak kebebasan dari ketakutan,

yang meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak

satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan

serangan terhadap Negara lain (Mansyur Effendi: 1994).

3. Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia

a) Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol

pada Indische Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta

mendapatkan perlakukan yang sama hak kemerdekaan.

b) Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku

3 UUD dalam 4 periode, yaitu:

1. Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD

1945.

2. Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku

konstitusi Republik Indonesia Serikat.

c) Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950.

d) Periode 5 juli sampai sekarang, berlaku kembali UUD 1945.

D.    HAM dalam Perundang-Undangan Nasional

Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum tertulis

yangmemuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD Negara).

Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-Undang.

Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan

pemerintah, keputusan presiden, dan peraturan pelaksanaan lainnya.

Page 7: makalah ISBD

Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang sangat

kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi seperti

dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat dan

panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum, sedangkan

kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang

masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih

bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-

Undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan

seringnya mengalami perubahan.

E.     Penegakan HAM di Indonesia

Setiap orang dan setiap badan dalam masyarakat senantiasa menjunjung tinggi

penghargaantehadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan melalui tindakan

progresif baik secara nasional maupuninternasional. Namun manakala manusia

telah memproklamasikan diri menjadi suatu kaum atau bangsa dalam suatu

Negara, status manusia individual akan menjadi status warga Negara. Pemberian

hak sebagai warga Negara diatur dalam mekanisme kenegaraan. Berikut ini

langkah-langkah dalam upaya penegakan HAM di Indonesia adalah:

1. Mengadakan langkah kongkret dan sistematik dalam pengaturan

hukum positif

2. Membuat peraturan perundang-undangan tetntang HAM

3. Peningkatan penghayatan dan pembudayaan HAM pada segenap

elemen masyarakat

4. Mengatur mekanisme perlindungan HAM secara terpadu

5. Memacu keberanian warga untuk melaporkan bila ada pelanggaran

HAM

6. Meningkatkan hubungan dengan lembaga yang menangani HAM

7. Meningkatkan peran aktif media massa

Dalam penegakan HAM di Indonesia perangkat ideologi pancasila dan UUD 1945

harusdijadikan acuan pokok, karena secara terpadu nilai-nilai dasar yang ada

di dalamnya merupakan TheIndonesia Bill Of Human Right.

Ada sejumlah kemajuan positif yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia

dalam kerangka penegakan HAM, khususnya terkait dengan upaya perbaikan

Page 8: makalah ISBD

pada kerangka hukum dan institusi untuk mempromosikan HAM. Telah nampak

dalam kerangka hukum, pemerintah Indonesia telah melahirkan beberapa

kebijakan menyangkut HAM yang cukup positif. Pembuatan Undang-Undang

(UU) HAM serta UU Perlindungan Saksi Mata, adalah beberapa kebijakan yang

dilihatnya dapat memberi sentimen positif pada persoalan perlindungan HAM di

Indonesia. Dibentuknya beberapa institusi penegakan HAM di Indonesia, seperti

pengadilan HAM ad-hoc, Komisi Nasional HAM, Komnas Perempuan serta

sejumlah organisasi HAM lainnya, juga merupakan usaha yang telah dilakukan

pemerintah dalam upaya penegakan HAM.

Adapun program penegakkan hukum dan HAM (PP No.7 tahun 2005)

meliputi pemberantasan korupsi, antiterorisme, serta pembasmian penyalagunaan 

narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakkan hukum dan HAM

harus di lakukuan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.

Dalam upaya penegakan penegakan hak asasi manusia di Indonesia, dibutuhkan

sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana penegakan HAM di Indonesia dapat

dikategorikan menjadi dua bagian yaitu:

1. Sarana yang terbentuk institusi atau kelembagaan seperti lembaga

advokasi tentang HAM yang dibentuk oleh LSM, Komisi Nasional Hak

Asasi Manusia (KOMNAS HAM), Komisi Nasional HAM Perempuan dan

institusi lainnya

2. Sarana yang berbentuk peraturan atau Undang-Undang, seperti adanya

beberapa pasal dalam konstitusi UUD 1945 yang memuat tentang HAM,

UU RI No. 39 Tahun 1999, keputusan Presiden RI No. 50 Tahun 1993,

Keputusan Presiden RI No. 129 Tahun 1998, Keputusan Presiden RI No.

181 tahun 1998 dan Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998. Kesemua

prangkat hukum tersebut merupakan sarana pendukung perlindungan

HAM di Indonesia.

F.     Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM

            Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang

termasuk aparat Negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian

yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut

HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan

Page 9: makalah ISBD

tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum

yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk

pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu.

            Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan

maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian

kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan genosida

dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok, mengakibatkan penderitaan

fisikatau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok, menciptakan

kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik

baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan

mencegah kelahiran di dalam kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-

anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang

pengadilan HAM).

            Sementara itu kejahatan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan

sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya

bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa

pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan penduduk

secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain

secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum

internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa,

atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiyaan terhadap

suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan

paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya,agama, jenis kelamin atau alasan

lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum

internasional, penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.

            Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur maupun

bukan aparatur Negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Karena itu

penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan terhadap

aparatur Negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan bukan oleh aparatur

Negara. Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai dari penyelidikan,

penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat non-

Page 10: makalah ISBD

deskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus

yang berada dilingkungan pengadilan umum.

Sebagai salah satu upaya untuk memenuhi rasa keadilan, maka pengadilan atas

pelanggaran HAM kategori berat, seperti genosida dan kejahatan terhadap

kemanusiaan diberlakukan asas retroaktif. Dengan demikian, pelanggaran HAM

kategori berat dapat diadili dengan membentuk Pengadilan HAM ad hoc.

Pengadilan HAM ad hoc dibentuk atas usul Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

dengan keputusan Presiden dan berada di lingkungan Pengadilan Umum.

Berdasarkan UU No. 26/2000, Pengadilan HAM merupakan pengadilan

khusus yang berada dibawah peradilan umum dan merupakan lex specialis dari

Kitab Undang Hukum Pidana. Pengadilan ini dikatakan khusus karena dari segi

penamaan bentuk pengadilannya sudah secara spesifik menggunakan istilah

Pengadilan HAM dan kewenangan pengadilan ini juga mengadili kejahatan-

kejahatan tertentu. Kejahatan-kejahatan yang merupakan yurisdiksi pengadilan

HAM ini adalah kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang

keduanya merupakan pelanggaran HAM yang berat. Penamaan Pengadilan HAM

yang mengadili kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan genosida ini

dianggap tidak tepat, karena Pelanggaran HAM yang berat dengan dua jenis

kejahatan tersebut adalah kejahatan yang merupakan bagian dari hukum pidana

internasional (international crimes) sehingga yang digunakan adalah seharusnya

terminologi “pengadilan pidana.”

Selain pengadilan HAM ad hoc, dibentuk juga Komisi Kebenaran dan

Rekonsilasi (KKR). Komisi ini dibentuk sebagai lembaga ekstrayudisial yang

bertugas untuk menegakan kebenaran untuk mengungkap penyalahgunaan

kekuasaan dan pelanggaran HAM pada masa lampau, melaksanakan rekonsiliasi

dalam perspektif kepentingan bersama sebagai bangsa.

Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara

pelanggaran HAM yang berat yang dilakukan  seseorang berumur dibawah 18

tahun pada saat kejahatan dilakukan. Dalam pelaksanaan peradilan HAM,

pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara pengadilan

HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang Pengadilan HAM.

Page 11: makalah ISBD

Upaya mengungkap pelanggaran HAM dapat juga melibatkan peran serta

masyarakat umum. Kepedulian warga negara terhadap pelanggaran HAM dapat

dilakukan melalui upaya-upaya pengembangan komunitas HAM atau

penyelenggaraan tribunal (forum kesaksian untuk mengungkap dan

menginvestigasi sebuah kasus secara mendalam) tentang pelanggaran HAM.

G.    Penanggung jawab dalam penegakan (respection), pemajuan

(promotion), perlindungan (protection) dan pemenuhan (fulfill) HAM

            Tanggung jawab penegakan, pemajuan, perlindungan

danpemenuhan  HAM tidak saja dibebankan kepada Negara, melainkan juga

kepada individu warga Negara. Artinya Negara dan individu sama-sama memiliki

tanggung jawab terhadap pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM.

Karena itu, pelanggaran HAM sebenarnya tidak saja dilakukan oleh Negara

kepada rakyatnya, melainkan juga oleh rakyat kepada rakyat yang disebut dengan

pelanggaran HAM secara horizontal.

H.    Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM

Salah satu contoh pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia yaitu kasus

Marsinah. Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Perkasa

yang aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk

rasa tersebut antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa

pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggul Angin Sidoarjo. 3 Mei 1993, para buruh

mencegah teman-temannya bekerja. Komando Rayon Militer (Koramil) setempat

turun tangan mencegah aksi buruh. 4 Mei 1993, para buruh mogok total mereka

mengajukan 12 tuntutan, termasuk perusahaan harus menaikkan upah pokok dari

Rp 1.700 per hari menjadi Rp 2.250. Tunjangan tetap Rp 550 per hari mereka

perjuangkan dan bisa diterima, termasuk oleh buruh yang absen.Sampai dengan

tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama rekan-rekannya dalam

kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan. Marsinah menjadi salah

seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan

pihak perusahaan.

Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap

menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo. Di

tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh telah

Page 12: makalah ISBD

menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Marsinah bahkan

sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-

rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10

malam, Marsinah lenyap.Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah tidak

diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi mayat

pada tanggal 8 Mei 1993.

I.       Faktor-Faktor Penyebab Pelanggaran HAM

Banyak kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Kasus pelanggaran

HAM ini bukan semata-mata terjadi karena kesalahan pemerintah yang masih

belum mampu melakukan penegakan HAM di negara kita ini. Namun dalam

kenyataannya, kasus pelanggaran HAM terjadi karena ada beberapa faktor yang

mendorong seseorang untuk melakukan pelanggaran HAM. Beberapa faktor yang

menyebabkan pelanggaran HAM, yaitu:

1. Ketidak tahuannya tentang masalah penghormatan HAM orang lain

2. Adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan mengancam

kepentingan umum (dikhotomi antara individualisme dan

kolektivisme)

3. Kurang berfungsinya lembaga – lembaga penegak hukum (polisi, jaksa

dan pengadilan)

4. Pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun

militer

5. Kekuasan yang tidak seimbang

6. Masayarakat warga yang belum berdaya

7. Good Governence masih bersifat retorika

8. Corporete Governence masih bersifat retorika

9. Masih kuatnya budaya korup

10. masih kuatnya budaya paternalistik dan feudal

11. Terjadinya praktek–praktek penyalahgunaan kekuasaan

12. Interprestasi dan penerapan yang salah dari norma–norma agama dan

perintah (intruksi)

Page 13: makalah ISBD

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

            HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan

kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi

satu hal yang perlu kita ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas

HAM orang lain.

            HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam

sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat

dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Quran dan Hadits yang

merupakan sumber ajaran normative, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat

Islam.

            Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundan-

undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh

seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili

dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses

pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam

Undang-Undang pengadilan HAM.

            Penegakan HAM di Indonesia masih dirasa kurang,karena masih banyak

terjadi kasus-kasus pelanggaran HAM, baik kasus-kasus yang ringan maupun

yang dapat dikategorikan kasus pelanggaran HAM yang berat. Upaya pemerintah

dalam penegakan HAM kini mulai terasa dengan dibentuknya beberapa lembaga

HAM dan diharapkan dapat mewujudkan keadilan dalam HAM setiap warga

negara Indonesia.

B.     Saran

            Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan

memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa

menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan

pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dam diinjak-

injak oleh rang lain.

Page 14: makalah ISBD

            Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan

mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

Page 15: makalah ISBD

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Komarudin dan Azyumardi Azra. 2008. Pendidikan Kewargaan (Civic

Education) Edisi Ketiga Demokrasi Hak Asasi Manusia dan

Masyarakat Madan.Jakarta : ICCE UIN Jakarta.

Majda, El-Muhtaj. 2007. Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia.Jakarta:

Kencana.

Muzaffar ,Chandra . 1993. Hak Asasi Manusia Dalam Tata Dunia Baru. Bandung

: Mizan pustaka.

Prasetyohadi, Wisnuwardhani, Savitri. 2008. Penegakan HAM Dalam 10 Tahun

Reformasi. Jakarta : Komnas HAM.

Sayuti, Wahdi dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi,HAM &

Masyarakat Madani. Jakarta : IAIN Press.

Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Kamus Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.