makalah irigassi mata

16
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata adalah salah satu indra dalam tubuh kita. Mata bisa mengalami kelainan seperti inflamasi konjungtiva, mata teriritasi oleh zat kimia dan sebagainya. Salah satu dalam peran perawat dalam menangani penyakit mata dan persiapan prosedur pembedahan adalah memberikan irigasi mata. Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing dari mata. Irigasi mata diberikan untuk mengaluarkan sekret atau kotoran dan benda asing dan zat kimia dari mata. Larutan garam fisiologis atau RL biasa dipergunakan karena merupakan larutan isotonik yang tidak merubah komposisi elektrolit yang diperlukan mata. Bila hanya memerlukan sedikit cairan, kapas steril dapat dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam mata. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana anatomi dan fisiologi mata? 2. Apa pengertian irigasi mata? 3. Apa tujuan irigasi mata? 4. Apa indikasi irigasi mata? 5. Apa kontraindiakasi irigasi mata? 6. Apa alat dan bahan irigasi mata? 7. Apa prosedur kerja irigasi mata? 8. Apa komplikasi irigasi mata? 9. Apa hal-hal yang diperhatikan irigasi mata? 1

Upload: silviaoktaherliani

Post on 15-Sep-2015

907 views

Category:

Documents


116 download

DESCRIPTION

makalah irigari mata

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGMata adalah salah satu indra dalam tubuh kita. Mata bisa mengalami kelainan seperti inflamasi konjungtiva, mata teriritasi oleh zat kimia dan sebagainya. Salah satu dalam peran perawat dalam menangani penyakit mata dan persiapan prosedur pembedahan adalah memberikan irigasi mata. Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing dari mata. Irigasi mata diberikan untuk mengaluarkan sekret atau kotoran dan benda asing dan zat kimia dari mata. Larutan garam fisiologis atau RL biasa dipergunakan karena merupakan larutan isotonik yang tidak merubah komposisi elektrolit yang diperlukan mata. Bila hanya memerlukan sedikit cairan, kapas steril dapat dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam mata.

B. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana anatomi dan fisiologi mata?2. Apa pengertian irigasi mata?3. Apa tujuan irigasi mata?4. Apa indikasi irigasi mata?5. Apa kontraindiakasi irigasi mata?6. Apa alat dan bahan irigasi mata?7. Apa prosedur kerja irigasi mata?8. Apa komplikasi irigasi mata?9. Apa hal-hal yang diperhatikan irigasi mata?

C. TUJUAN1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi mata2. Untuk mengetahui mata pengertian irigasi mata3. Untuk mengetahui tujuan irigasi mata4. Untuk mengetahui indikasi irigasi mata5. Untuk mengetahui kontraindiakasi irigasi mata6. Untuk mengetahui alat dan bahan irigasi mata7. Untuk mengetahui prosedur kerja irigasi mata8. Untuk mengetahui komplikasi irigasi mata9. Untuk mengetahui hal-hal yang diperhatikan irigasi mataD. MANFAAT1. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi dan fisiologi mata2. Mahasiswa dapat mengetahui mata pengertian irigasi mata3. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan irigasi mata4. Mahasiswa dapat mengetahui indikasi irigasi mata5. Mahasiswa dapat mengetahui kontraindiakasi irigasi mata6. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan irigasi mata7. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur kerja irigasi mata8. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi irigasi mata9. Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang diperhatikan irigasi mata

BAB IIPEMBAHASAN

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA 1. Anatomi mataMata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan. Adapun anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:a. Adneksa MataMerupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari: Kelopak mata berfungsi melindungi mata dan berkedip serta untuk melicinkan dan membasahi mata. Konjungtiva adalah membran tipis yang melapisi dan melindungi bola mata bagian luar. Sistem saluran air mata (Lakrimal) yang menghasilkan cairan air mata, dimana terletak pada pinggir luar dari alis mata. Rongga orbita merupakan rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-tulang yang kokoh. Otot-otot bola mata masing-masing bola mata mempunyai 6 (enam) buah otot yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada saat melirik (Perdami, 2005:1).b. Bola MataJika diurut mulai dari yang paling depan sampai bagian belakang, bola mata terdiri dari: Kornea disebut juga selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat mengganggu penglihatan. Kornea bekerja sebagai jendela bening yang melindungi struktur halus yang berada dibelakangnya, serta membantu memfokuskan bayangan pada retina. Kornea tidak mengandung pembuluh darah (Pearce, 1999:318). Sklera yaitu lapisan berwarna putih di bawah konjungtiva serta merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola mata (Perdami, 2005:1).

Bilik mata depan merupakan suatu rongga yang berisi cairan yang memudahkan iris untuk bergerak (Perdami, 2005:1). Uvea terdiri dari 3 bagian yaitu iris, badan siliar dan koroid. Iris adalah lapisan yang dapat bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Badan siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata, sedangkan koroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi pada bagian mata (Perdami, 2005:1).

Pupil merupakan suatu lubang tempat cahaya masuk ke dalam mata, dimana lebarnya diatur oleh gerakan iris (Perdami, 2005:1). Bila cahaya lemah iris akan berkontraksi dan pupil membesar sehingga cahaya yang masuk lebih banyak. Sedangkan bila cahaya kuat iris akan berelaksasi dan pupil mengecil sehingga cahaya yang masuk tidak berlebihan. Lensa mata adalah suatu struktur biologis yang tidak umum. Transparan dan cekung, dengan kecekungan terbesar berada pada sisi depan (Seeley, 2000:514). Lensa adalah organ fokus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina.

Lensa berada dalam sebuah kapsul elastik yang dikaitkan pada korpus siliare khoroid oleh ligamentum suspensorium. Dengan mempergunakan otot siliare, permukaan anterior lensa dapat lebih atau agak kurang dicembungkan, guna memfokuskan benda-benda dekat atau jauh. Hal ini disebut akomodasi visual (Pearce,1999:31). Badan Kaca (Vitreus) bagian terbesar yang mengisi bola mata, disebut juga sebagai badan kaca karena konsistensinya yang berupa gel dan bening dapat meneruskan cahaya yang masuk sampai ke retina (Perdami, 2005:2).

Retina merupakan reseptor yang peka terhadap cahaya. Retina adalah mekanisme persyarafan untuk penglihatan. Retina memuat ujung-ujung nervus optikus. Bila sebuah bayangan tertangkap (tertangkap oleh mata) maka berkasberkas cahaya benda yang dilihat, menembus kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus guna merangsang ujung-ujung saraf dalam retina. Rangsangan yang diterima retina bergerak melalui traktus optikus menuju daerah visuil dalam otak, untuk ditafsirkan. Kedua daerah visuil menerima berita dari kedua mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk (Pearce, 1999:319). Papil saraf optik berfungsi meneruskan rangsangan cahaya yang diterima dari retina menuju bagian otak yang terletak pada bagian belakang kepala (korteks oksipital) (Perdami, 2005:2).

Bagian mata yang sangat penting dalam memfokuskan bayangan pada retina adalah kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus. Seperti yang selalu terjadi dalam menafsirkan semua perasaan yang datang dari luar, maka sejumlah stasiun penghubung bertugas untuk mengirimkan perasaan, dalam hal ini penglihatan. Sebagian stasiun penghubung ini berada dalam retina. Sebelah dalam tepi retina, terdapat lapisan-lapisan batang dan kerucut yang merupakan sel-sel penglihat khusus yang peka terhadap cahaya. Sela-sela berupa lingkaran yang terdapat diantaranya, disebut granula. Ujung proximal batang-batang dan kerucut-kerucut itu membentuk sinapsis (penghubung) pertama dengan lapisan bipoler dalam retina. Proses kedua yang dilakukan sel-sel itu adalah membentuk sinapsis kedua dengan sel-sel ganglion besar, juga dalam retina. Axon-axon sel-sel ini merupakan serabut-serabut dalam nervus optikus. Serabut-serabut saraf ini bergerak ke belakang, mula-mula mencapai pusat yang lebih rendah dalam badan-badan khusus talamus, lantas akhirnya mencapai pusat visuil khusus dalam lobus oksipitalis otak, di mana penglihatan ditafsirkan (Pearce, 1999:320).

2. Fisiologi mataGelombang cahaya dari benda yang diamati memasuki mata melalui lensa mata dan kemudian jatuh ke retina kemudian disalurkan sampai mencapai otak melalui saaf otik, sehingga mata secara terus menerus menyesuaikan untuk melihat suatu benda (Suyatno,1995:159). Iris bekeja sebagai diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam pupil. Pada keadaan gelap pupil membesar dan pada suasana terang pupil akan mengecil. Mekanisme tersebut berjalan secara otomatis, jadi di luar kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan saraf yang lainnya masuk lebih jauh ke dalam otak dan mencapai korteks sehingga memasuki saraf kesadaran. Sistem yang terdiri dari mata dan alur saraf yang mempunyai peranan penting dalam melihat di subut alat visual. Mata mengendalikan lebih dari 90 % dari kegiatan sehari-hari. Dalam hampir semua jabatan visual ini memainkan peranan yang menentukan. Organ visual ikut bertanggung jawab atas timbulnya gejala kelelahan umum.

B. PENGERTIAN IRIGASI MATAIrigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing dari mata. Larutan garam fisiologis atau RL biasa dipergunakan karena merupakan larutan isotonik yang tidak merubah komposisi elektrolit yang diperlukan mata. Bila hanya memerlukan sedikit cairan, kapas steril dapat dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam mata. (Sosya, 2011)

C. TUJUAN1. Mengeluarkan sekret atau kotoran, benda asing, zat kimia dari dalam mata 2. Untuk membersihkan atau mengeluarkan sekret dari selaput konjungtiva3. Untuk pemberian antispetik4. Untuk memngurangi odema atau rasa tidak nyaman dengan menggunakan cairan hangat atau dingin5. Untuk melembabkan permukaan mata pasien tidak sadar

D. INDIKASI Irigasi okuler diindikasikan untuk menangani berbagai inflamasi konjungtiva, mempersiapkan pasien untuk pembedahan mata, dan untuk mengangkat sekresi inflamasi. Juga dipergunakan untuk efek antiseptiknya. Irigan yang dipakai bergantung pada kondisi pasien.Indikasinya yaitu:1. Cidera kimiawi pada mata2. Benda asing dalam mata3. Implamasi mata(Suzanne C Smeltzer. 2001)

E. KONTRAINDIKASILuka karena tusukan pada mata yang menyebabkan terkikis pada daerah mata tersebut

F. ALAT DAN BAHAN1. Anestesi topical2. Cairan irigasi steril dengan kanula3. Plester katun4. Kapas5. Bengkok6. Handuk atau laken untuk menutupi pakaian pasien7. Sarung tangan(kathleen S Oman. 2008)

G. PROSEDUR KERJA:1. Persiapan perawata. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila adab. Mencuci tanganc. Meletakan alat alat di dekat pasien dengan benar2. Persipan pasiena. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutikb. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakanpada keluarga / klienc. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan3. Persiapan Alata. Botol irigasi berisi larutan oftalmik steril (Blinx, Dacrios)b. Mangkuk lengkung kecilc. Sarung tangand. Kapas untuk menyerap cairan dan eksresie. Dispenser plastik dengan penutup dan label untuk tempat larutan

4. Prosedur perawatana. Pasien berbaring telentang atau duduk dengan kepala dicondongkan ke belakang dan sedikit miring kesamping atau kearah yang mengalami gangguan. Bila pasien duduk, mangkuk dapat dipegang oleh pasien . Bila pasien berbaring, diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat menampung cairan yang mengalir dari mata. Perawat berdiri didepan pasien. (Smeltzer C Suzanne. 2001) b. Setelah kelopak dibersihkan dengan teliti untuk mengangkat debu, sekresi dan keropeng, kelopak dipegang terbuka dengan ibu jari dan jari satu tangan, dan mata dibilas dengan lembut, mengarahkan aliran menjauhi hidung dan kornea.c. Selama irigasi, minta pasien untuk sering berkedip dan melihat kesegala arah sehingga keseluruhan permukaan mata dapat diirigasi.d. Cairan tidak boleh diarahkan kehidung karena ada bahaya kemungkinan akan mengalir ke mata sebelahnya. Prosedur dilanjutkan sampai mata bebas sama sekali dari sekresi. (Suzanne C Smeltzer. 2001)e. Harus diingat hanya menggunakan tenaga dan dorongan yang kecil saja karena bisa terjadi bahaya cedera. Untuk alasan yang sama, dan untuk mencegah kontaminasi, tak ada satu bagian irigator pun yang diperbolehkan menyentuh mata, kelopak, atau bulu mata.f. Ketika irigasi telah selesai, mata dan pipi dikeringkan dengan kapas.(Suzanne C Smeltzer. 2001)

H. KOMPLIKASI1. Kemungkinan terjadi cidera perforasi pada mata bila irigasi dilakukan dengan tidak hati-hati2. Kontaminasi silang pada mata yang sehat bila terdapat infeksi 3. Abrasi kornea dan konjungtiva

I. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN1. Kemungkinan terjadi cidera perforasi pada mata bila irigasi dilakukan dengan tidak hati-hati dan lembut.2. Kontaminasi silang pada mata yang sehat bila terdapat infeksi3. Cairan tidak boleh disemprotkan terlalu keras.4. Obat yang diberikan harus sesuai dengan program pengobatan.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULANMata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan.Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing dari mata.Tujuan: mengeluarkan sekret atau kotoran, benda asing, zat kimia dari dalam mata , untuk membersihkan atau mengeluarkan sekret dari selaput konjungtiva, untuk pemberian antispetik dan untuk memngurangi odema atau rasa tidak nyaman dengan menggunakan cairan hangat atau dingin. Indikasi: cidera kimiawi pada mata, benda asing dalam mata dan mplamasi mata (Suzanne C Smeltzer. 2001). Kontraindikasi : luka karena tusukan pada mata yang menyebabkan terkikis pada daerah mata tersebut.Dalam memberikan irigasi mata kepada pasien harus dimulai dari persiapan alat, persiapan pasien, melaksanakan prosedur, melakukan terminasi, dan dokumentasi. Komplikasi irigasi mata: kemungkinan terjadi cidera perforasi pada mata bila irigasi dilakukan dengan tidak hati-hati, kontaminasi silang pada mata yang sehat bila terdapat infeksi dan abrasi kornea dan konjungtiva. Hal-hal yang harus diperhatikan: kemungkinan terjadi cidera perforasi pada mata bila irigasi dilakukan dengan tidak hati-hati dan lembut, kontaminasi silang pada mata yang sehat bila terdapat infeksi, cairan tidak boleh disemprotkan terlalu keras dan obat yang diberikan harus sesuai dengan program pengobatan.

B. SARANDalam memberikan irigasi mata harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Adams, L George. 1997. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarata: EGC

Kathleen S Oman. 2008. Panduan belajar keperawatan emergensi. Jakarta : EGC

Kozier & Erb. 2009. Buku ajar praktik keperawatan klinis edisi 5. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :EGC

Watson, Roger. 2002. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta : EGC

8